• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN RENCANA PENGEMBANGAN GURU MADRASAH (STUDI KASUS DI MTS NEGERI 2 MEDAN).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN RENCANA PENGEMBANGAN GURU MADRASAH (STUDI KASUS DI MTS NEGERI 2 MEDAN)."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN RENCANA PENGEMBANGAN GURU

MADRASAH

( Studi Kasus di MTs Negeri 2 Medan)

TESIS

Oleh

EFENDI SIPAYUNG NIM: 071188130003

Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal 23 Mei 2012 Dan Dinyatakan Telah Memenuhi

Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelas Magister Administrasi Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRACT

Thesis, EFENDI SIPAYUNG (2011); The Accomplishment of Improving Teacher’s Quality Planning of Madrasah. (Case Study at MTs Negeri 2 Medan). The research aims to know the

accomplishment of improving techer’s quality planning at MTs 2 Medan. Therefore, this

research is done by using qualitative method. To collect the data which is needed in this research is used deep inteview technique, observation, and document literary. The data of research is analyzed by the some steps of data reduction, explaining data and taking the conclusion. The accuracy ofdata is checked by the credibility technique, transparency, dependability, and confirmability.

There are four finding in this research, they are:

The arrengement of improving teacher’s quality planning at MTs Negeri 2 Medan is

done by agreement which is involved those staff, teachers, committee of Madrasah with the purpose of all personals that have the capability of teaching, commitment and responsibility.

The formulation of improving techer’s planning involve MGMP activities.(workshop, training)

activity of class supervising, and training of teacher and staff. The accomplishment of teacher’s improving program at MTs Negeri 2 Medan involve MGMP program (the Agreement of teachers) by doing workshop and training of teaching capability of teachers to increase professionally to get the effectivity of learning. The accomplishment of class supervision is done to help teachers in finding and solving the learning problem in the class. In the case, class supervision is created by the headmaster by supporting of supervisior,the deputy of headmaster, and the committee of Madrasah. The accomplishment of mental upgrading as one of axpedient of

improvement of teacher’s personality is done by presenting Religious figure, education and scientist mainly to increase the teacher’s quality at MTs Negeri 2 Medan. To maximally the reach of increasing quality of teacher that is earned by following BINTAL (Bimbingan Mental) at every one month which cover many level of education. The school has already done the corporation to those teachers, school committee, government office, religious Departement of

North Sumetera to arrange and doing those education program and the increasing of teacher’s

(5)

ABSTRAK

Tesis, EFENDI SIPAYUNG (2012); PELAKSANAAN RENCANA PENGEMBANGAN GURU MADRASAH (Studi Kasus di MTs Negeri 2 Medan). Penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan rencana pengembangan guru di MTs Negeri 2 Medan. Karena itu, penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan kajian dokumen. Data penelitian dianalisis dengan langkah-langkah reduksi data, pemaparan data dan penarikan kesimpulan. Keterpercayaan data diperiksa dengan teknik kredibilitas, transperabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.

Ada empat temuan dalam penelitian ini, yaitu :

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Kuasa yang telah menganugerahkan nikmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga

penulisan tesis ini dapat diselesaikan sebagaimana diharapkan.

Tesis ini berjudul :” PELAKSANAAN RENCANA PENGEMBANGAN GURU

MADRASAH (STUDI KASUS DI MTs NEGERI 2 MEDAN

”.

. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebahagian syarat

memperoleh gelar Magister Pendidikan dalam bidang Administrasi Pendidikan ada

Program Pascasarjana UNIMED Medan. Dalam penyelesaian tesis ini, penulis banyak

menerima bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang sangat besar

manfaatnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. H.

Saiful Sagala, M.Pd. dan bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd. selaku Pembimbing I

dan Pembimbing II yang berkat bimbingan dan waktu yang diberikan mereka berdua

sehingga tesis ini dapat diselesaikan untuk memenuhi persyaratan meraih gelar

Magister dalam bidang Administrasi Pendidikan.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Prof. Dr. Belferik

Manullang selaku Direktur PPS UNIMED Medan, Prof. Dr. H. Saiful Sagala, M.Pd

selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan UNIMED Medan, para staf

pimpinan, dosen, dan pegawai PPS UNIMED Medan yang juga banyak memberikan

bimbingan, pengarahan dan pelayanan kepada penulis selama menyelesaikan

(7)

Demikian pula disampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Nursalimi,

M.Ag, selaku Kepala MTs Negeri II Medan, para guru dan pegawai yang banyak

memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam mendukung penyelesaian

penelitian tesis ini.

Kemudian kepada semua pihak dan rekan sejawat yang turut memberikan

dukungan moril dan materil dalam rangka penyelesaian kuliah dan penulisan tesis,

penulis ucapkan juga terima kasih yang tiada terhingga.

Kepada istri tercinta Sri Bowati dan anak-anak tersayang Ikhwan Syahnain,

Trisna Afifah, dan Habib Shahibi, yang dengan penuh kesabaran, berkorban waktu

dan perasaan dengan segala kesibukan penulis selama menyelesaikan kuliah dan

penelitian ini. Sungguh pengorbanan dan motivasi yang mereka berikan selama ini

menjadi motivasi bagi penulis untuk sungguh-sungguh menyelesaikan perkuliahan pada

PPS UNIMED Medan.

Kepada Ayahanda Jakenan Sipayung dan Ibunda Panim Damanik yang telah

membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dan berkat doanya jualah penulis masih

dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang program Strata dua (S2) dan menjadi

kekuatan semangat untuk terus menuntut ilmu pengetahuan pada Program

Pascasarjana UNIMED Medan.

Akhirnya, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak atas kemungkinan adanya kekeliruan dalam karya ilmiah ini. Semua

kemungkinan adanya kekeliruan merupakan kekurangan dan keterbatasan penulis.

Karena itu, penulis tetap mengharap petunjuk dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha

(8)

Medan, Februari 2012

Penulis

EFFENDI SIPAYUNG

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

BAB I:PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Fokus Penelitian 15

C. Perumusan Masalah 15

D. Tujuan Penelitian 15

E. Kegunaan Penelitian 16

BAB II:KAJIAN PUSTAKA 17

A. Hakikat Manajemen Sumberdaya Tenaga Kependidikan 17 B. Peran Manajemen Sumberdaya Tenaga Kependidikan 19 C. Perencanaan Sumberdaya Tenaga Kependidikan 21 D. Pelatihan & Pengembangan Sumberdaya Tenaga Kependidikan 29

BAB III:METODOLOGI PENELITIAN 40

A. Pendekatan Penelitian 40

B. Latar Penelitian 42

C. Sumber Data 43

D. Teknik Pengumpulan Data 44

E. Teknik Analisis Data 47

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data 49

BAB IV:TEMUAN DAN PEMBAHASAN 54

A. Temuan umum 54

1. Sejarah Berdirinya 54

2. Perkembangan Madrasah 57

3. Lokasi, Sarana dan Prasarana Madrasah 59

4. Keadaan Tenaga Pengajar 61

5. Keadaan Fasilitas 63

6. Keadaan Siswa 65

B. Temuan Khusus 66

1. Penyusunan Rencana Pengembangan Guru 66 2. Pelaksanaan Rencana Pengembangan Guru 77 3. Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran 85

4. Pelaksanaan Pembinaan Mental Guru 90

C. Pembahasan Hasil Penelitian 93

BAB V: PENUTUP 103

A. Kesimpulan 103

B. Saran-Saran 104

DAFTAR PUSTAKA 106

(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Secara faktual tidak bisa dibantah bahwa sumberdaya manusia

adalah bahagian yang terpenting dari unsur manajemen.

Bagaimanapun faktor manajemen merupakan proses pengelolaan

dalam organisasi yang mencakup unsur sumberdaya manusia,

material, uang, metode, pasar dan waktu yang berkontribusi terhadap

pencapaian tujuan organisasi. Dalam konteks ini ketersediaan

sumberdaya manusia atau personil yang profesional dalam suatu

organisasi sangat signifikan dalam proses manajemen untuk dijalankan

dengan baik. Karena itu, bidang sumberdaya manusia harus

difungsikan dalam setiap organisasi untuk membantu orang-orang dan

organisasi mencapai tujuannya. Dalam perkembangan kini,

pendayagunaan sumberdaya manusia menghadapi banyak tantangan

yang muncul dari tuntutan kebutuhan pegawai, organisasi dan

masyarakat.

Dalam dunia baru abad ke-21, kompetisi global dan perubahan

teknologi komunikasi dan transportasi masa kini telah tiba. Tidak hanya

ada satu alasan mengapa akhirnya perubahan terjadi, tetapi

perubahan mungkin dapat diidentifikasi dengan beberapa kunci

perubahan. Sumberdaya manusia telah dikenali sebagai hal yang

sangat penting dan menjadi elemen universal dalam efektivitas

organisasi dan kunci sumber keuntungan kompetitif (Lawler III dan

(11)

mencakup: (1) pertumbuhan cepat dalam bidang ilmu dan teknologi

adalah penggerak yang memberi kontribusi pertumbuhan penting

modal manusia (human capital), (2) ledakan pertumbuhan teknologi

informasi tahun 1990-an dan bakat yang dicapai oleh modal manusia,

(3) pertumbuhan pengakuan bahwa nilai pasar yang semakin lebih

besar dalam hal modal manusia. Karena itu pengetahuan adalah hal

utama dalam mencapai efektivitas organisasi telah diubah sangat

esensial bagi organisasi. Apa yang dilakukan oleh perangkat

sumberdaya manusia dan bagaimana melakukan perubahan

organisasi, semua terkait dalam merespon lingkungan dan pesaing

baru yang muncul dalam dunia global.

Menurut Sulaksana (2003:8) sejak industrialisasi produksi,

kebangkitan industri jasa dan ledakan teknologi informasi, kecepatan

perubahan lingkungan berbagai perusahaan yang beroperasi menjadi

begitu tidak dapat dihindari. Mengacu kepada Clarke, dikemukakannya

bahwa dalam dekade terakhir ini dapat disaksikan perubahan yang

belum ada presedennya dalam sejarah. Dari segala penjuru belahan

dunia terjadi perubahan besar-besaran di dunia bisnis, dan sektor

komputer sampai jasa keuangan, dari sektor telekomunikasi hingga

layanan kesehatan”.

Begitu pula peran strategis sumberdaya manusia profesional

dalam konteks manajemen pendidikan nasional. Peningkatan mutu

pendidikan nasional ditentukan oleh faktor ketersediaan sumberdaya

guru profesional pada setiap satuan pendidikan. Bagaimanapun, guru

(12)

dalam pusat-pusat pelatihan guru yang bermutu. Karena itu

manajemen pendidikan nasional perlu membenahi pusat pelatihan

guru, karena keberadaan pusat pelatihan guru sangat menentukan

percepatan perbaikan profesi guru seiring dengan implementasi UU

Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

Bagaimanapun, mutu adalah inti pendidikan. Saat ini, apakah

mutu sudah memasuki ruang kelas dan lingkungan pembelajaran pada

sekolah dan madrasah? Jawaban atas pertanyaan tersebut

merupakan hal yang penting dan fundamental dalam menentukan

masa depan anak-anak, remaja dan peran orang-orang dewasa.

Dengan demikian kualitas pendidikan dapat dipahami sebagai suatu

hal yang memuaskan kebutuhan dasar pembelajaran, dan

memperkaya kehidupan pelajar serta pengalaman hidup mereka dalam

pembelajaran dalam memaksimalkan pengembangan potensi secara

berkelanjutan.

Perubahan menuju peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya

kebutuhan pribadi guru untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi

dalam perspektif sosial, ekonomi dan politik, akan tetapi perubahan

pendidikan merupakan keperluan organisasi bahkan manajemen untuk

mengusahakan dan melibatkan individu personil sekolah yang

berkiprah dan terkait untuk memajukan pendidikan yang

mencerdaskan bangsa. Jika suatu bangsa sibuk membangun secara

pisik dan ekonomi, namun masih banyak mengorbankan hak asasi

warga negara, itu artinya pendidikan belum sepenuhnya mampu

(13)

Bagaimanapun, peningkatan kualitas organisasi sangat

tergantung pada peran manajemen. Tegasnya, manajemen hanya

akan berfungsi dengan baik manakala dijalankan oleh para manajer

dan sumberdaya manusia yang berkualitas dan profesional. Fungsi

manajemen mencakup perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

dan pengawasan dalam bidang tugas sekolah, yaitu manajemen

kurikulum atau pengajaran, personil, kesiswaan, keuangan, sarana

dan prasarana, material, dan manajemen hubungan dengan

masyarakat. Fungsi perencanaan dilaksanakan oleh kepala sekolah

beserta staf dan guru-guru dalam merencanakan kegiatan apa saja

yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Kemudian dalam tahap pengorganisasian, kepala sekolah menetapkan

dan memfungsikan setiap orang dalam sekolah untuk melaksanakan

kegiatan. Pada tahap pengerahan, kepala sekolah menggerakkan

seluruh orang yang terkait untuk segera bersama-sama melaksanaan

kegiatan sesuai dengan tugas masing-masing.

Dalam konteks ini ditekankan bahwa kepala sekolah harus

bekerja secara akrab dengan masyarakat dan warga sekolah.

Disamping harus memiliki manajemen dan kepemimpinan sekolah

sebagai tanggung jawab utama dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsi, juga sekaligus merancang dan mengarahkan perubahan

sekolah ke arah yang lebih baik. Pelaporan siswa menjadi

tangggungjawab mereka, menata kegiatan administrasi, kepemimpinan

pendidikan, dan memiliki kemampuan berhubungan dengan mayarakat

(14)

sekolah dalam hal penyusunan anggaran, koordinasi kurikulum dan

pengembangan staf. Selanjutnya para guru bertanggungjawab

menjalankan kegiatan belajar dan mengajar secara baik (Syafaruddin,

2002:110).

Para guru harus bekerja sama dalam meningkatkan kualitas

pendidikan dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen

pendidikan di sekolah, baik manajemen kurikulum/pengajaran,

ketenagaan/personalia, keuangan, sarana dan prasarana, maupun

kesiswaan yang dirancang kepala sekolah. Demikian pula para

manajer atau kepala sekolah harus berfungsi sebagai bagian dari kerja

sama dalam lembaga untuk menjamin perubahan dalam lingkungan

pendidikan era kekinian. Manajemen peningkatan kualitas guru

haruslah memiliki pemimpin pendidikan yang profesional, sebab jika

tidak, maka manajemen sekolah tidak akan berjalan dengan baik.

Untuk menghasilkan kualitas yang baik maka perlu manajemen yang

baik.

Kepala sekolah harus memiliki konsep tentang mutu pendidikan.

Paling tidak kepala sekolah harus menyusun visi, misi, strategi dan

tujuan sekolah dalam menjangkau masa depan, serta kewenangan

dan pengawasan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Strategi

peningkatan kualitas guru dimulai dari perubahan manajemen sekolah

yang operasional rutinitas kepada manajemen peningkatan mutu

secara strategis. Intinya adalah diperlukan pembaharuan dalam

konsep mutu, pembiayaan, metode dan pelayanan pendidikan

(15)

dan industri atau stakeholders. Karena itu, disamping kepemimpinan

yang kuat diperlukan peran serta masyarakat untuk peningkatan

kualitas guru secara berkelanjutan.

Sekolah yang unggul senantiasa memberikan peluang bagi setiap

guru yang efektif untuk mengembangkan keinginan dan kreativitasnya

demi peningkatan mutu proses belajar-mengajar (Moedjiarto, 2002:70).

Menjadi sekolah yang bermutu secara terpadu berarti

memerlukan hubungan erat dengan pihak berkepentingan

(stakeholders). Pendidikan memberikan jasa yang berpotensi untuk

memecahkan sejumlah persoalan penting masyarakat saat ini. Para

profesional pendidikan publik mesti mengembangkan cara baru, cara

yang sudah diperbaiki, dalam mengajar. Bila sistem pendidikan

mutakhir bertahan dalam krisis sekarang ini pertama-tama harus

mampu menyelesaikan persaingan yang ada dalam masyarakat.

Bagaimanapun, para siswa memiliki masalah yang berbeda, dan

sayangnya sekolah memiliki sumber daya yang terbatas. Hal yang

harus dilakukan adalah mencoba memecahkan semua masalah yang

dihadapi para siswa, tetapi para pendidik memfokuskan perhatian

pada pemecahan masalah tertentu atau yang dipilih secara tepat.

Mengidentifikasi masalah secara tepat merupakan salah satu

tantangan besar yang dihadapi para guru dan administrator sekarang

ini. Dalam bidang pendidikan, masalah yang tepat itu adalah masalah

membawa siswa untuk berprestasi di dalam kelas.

Namun hal yang paling penting adalah bagaimana kepala sekolah

(16)

mereka dengan baik, sehinggga tujuan pendidikan berjalan sesuai

dengan apa yang diinginkan.

Dalam lingkungan pendidikan sekarang ini terus mengalami

perubahan dari era sebelumnya, karena itu yang hanya bersifat

konstan hanyalah perubahan. Sebagian sekolah dapat secara efektif

mengelola perubahan, sekolah-sekolah tersebut secara berkelanjutan

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka, strategi, sistem

dan budaya untuk kelangsungan hidup dan bahkan lebih baik

meskipun ada trauma atau gelombang keterkejutan disebabkan

adanya perubahan kekuasaan di dalam dan kebanyakan faktor

eksternal terhadap institusi

Proses pembinaan guru adalah rangakaian kegiatan

rekrutmen, seleksi, dan penempatan guru. Manajemen seperti ini

adalah merupakan manajemen personil guru yang dikelola oleh

pemerintah dan lembaga pendidikan yang mengutamakan kualitas.

Untuk memastikan bahwa hanya calon-calon guru yang memiliki

kelayakan akademik dan kualifikasi pendidikan yang sesuai yang

direkrut sebagai guru, maka rekrutmen seorang guru harus

berdasarkan kepada hasil seleksi yang mengutamakan mutu calon

yang dibuktikan oleh skor tes seleksi dengan menggunakakn

perangkat instrumen yang standard dan teruji secara indeks

prestasinya. Perangkat instrumen meliputi penguasaan bidang

studi/mata pelajaran dan kependidikan

Seorang yang profesional akan terus-menerus meningkatkan

(17)

pendidikan dan pelatihan bagi guru secara sederhana dipahami sebagi

proses pembinaan.

Bagaimanapun, modal utama organisasi pendidikan bermakna

bahwa staf atau personalia adalah kunci investasi lembaga.

Perkembangan kompleksitas lembaga pendidikan bermuara kepada

institusi, atau yayasan besar yang memiliki banyak sekolah, atau

sekolah yang besar dengan diminati banyak masyarakat. Perencanaan

dan pengembangan efektivitas staf dan sumberdaya tenaga

kependidikan merupakan syarat esensial bagi pencapaian dan

maksimalisasi pencapaian tujuan (Law dan Glover, 2000:189).

Pembinaan guru adalah serangkaian usaha bantuan kepada guru

terutama layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah,

penilik sekolah/pengawas untuk meningkatkan kemampuan mengajar

yang bermuara kepada peningkatan mutu lulusan.

Pendapat lain dijelaskan oleh Beach dan Reinhartz (2000)

pengembagan staf (guru) adalah proses memelihara dan melatih untuk

menigkatkan kualitas personil. Jadi diperlukan adanya program

pengembangan profesional guru sehingga para guru mendapatkan

informasi baru, baik berupa pengetahuan, keterampilan, pembinaan

sikap dan komitmen mengajar sebagi tugas profesional yang mulia.

Menurut Gueskey dan Huberman (Syafaruddin, 2005:257)

proses pembinaan guru dapat dilakukan melalui pelatihan guru.

Karena pelatihan/penataran guru memberikan implikasi sebagai

(18)

profesional hanya akan efektif bila dikaitkan dengan pengalaman tugas

di lapangan dan pengetahuan dan keperluan profesional guru.

Hasil penelitian Wiyono (2000:71) menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan semangat kerja guru dalam melaksanakan tugas jabatan

guru di bawah gaya kepemimpinan kepala sekolah yang berbeda.

Semangat kerja guru dalam melaksanakan tugas jabatan guru di

sekolah dasar cenderung lebih tinggi di bawah gaya kepemimpinan

kepala sekolah yang berorientasi tinggi pada tugas dan hubungan

manusia (integrated) dari pada di bawah gaya kepemimpinan kepala

sekolah yang berorentasi tinggi pada tugas (task oriented).

Sebagai bagian konstelasi pendidikan nasional, madrasah juga

diliputi berbagai problema sumberdaya, manajemen dan

kepemimpinan. Madrasah perlu bangkit dari keterbelakangan.

Pemberdayaan personil menjadi kata kunci untuk mengeliminir

berbagai kelemahan. Mengacu kepada pendapat Rahim (2001:63)

masa depan pendidikan Islam di Indonesia ditentukan oleh faktor

internal dan eksternal. Secara internal, dunia pendidikan Islam masih

menghadapi problem pokok rendahnya kualitas sumberdaya manusia

pengelola pendidikan. Hal ini terkait dengan program pendidikan dan

pembinaan tenaga kependidikan yang masih lemah dan pola

rekrutmen tenaga pegawai yang kurang selektif. Secara eksternal,

pendidikan Islam dipengaruhi globalisasi, demokratisasi dan liberalisasi

Islam.

Hasil penelitian Townsend (1994:94) menunjukkan bahwa

(19)

melaksanakan pengembangan kebijakan sekolah yang sesuai,

menggunakan informasi dan metode terbaik dalam pengembangan

sekolah serta staf bertanggung jawab menjamin kebijakan terlaksana

dalam cara yang mempermudah kemungkinan mencapai keberhasilan

sekolah.

Hasil penelitian Reynold dan Sullivan, dikemukakan Saran dan

Trafford, (1990:15) bahwa sekolah efektif dalam perspektif

pengorganisasian sekolah, menerapkan keseimbangan

pemberdayaan, rendahnya tingkat hukuman pisik, kepala sekolah

membagi kekuasaan, hubungan sekolah dengan orang tua terbuka,

staf dan guru memiliki harapan positif terhadap siswa, dan bentuk

organisasi yang melibatkan siswa secara akademik dan secara sosial,

serta menghindari sikap memaksa.

Dalam penelitian Suyatno (2003:88) menemukan bahwa

integritas kepala sekolah berhubungan dengan kualitas sekolah.

Semakin tinggi kualitas integritas kepala sekolah maka akan semakin

tinggi kualitas sekolah. Integritas kepala sekolah merupakan kapasitas

kepala sekolah memberikan: (1) komitmen pengabdiannya pada

sekolah yang dipimpinnya, tangggung jawab, daya inovasi,

kepercayaan, (2) nilai-nilai- kejujuran, keyakinan, sikap adil,

memelihara dan menepati janji, (3) konsisten dalam tindakan dan

keputusannya tercermin pada sikap konsekuen dan teguh dalam

melaksanakan visi dan misi sekolah.

Modal utama organisasi pendidikan bermakna bahwa staf atau

(20)

kompleksitas lembaga pendidikan bermuara kepada institusi, atau

yayasan besar yang memiliki banyak sekolah, atau sekolah yang besar

dengan diminati banyak masyarakat. Perencanaan dan

pengembangan efektivitas staf dan sumberdaya tenaga kependidikan

merupakan syarat esensial bagi pencapaian dan maksimalisasi

pencapaian tujuan (Law dan Glover, 2000:189).

Masyarakat konsumen dalam dunia pendidikan menuntut

kualitas produksi yang tinggi terus menerus diperbaiki. Oleh sebab itu,

profesionalisme merupakan syarat mutlak di dalam kehidupan global.

Bagaimanapun di dalam sekolah, tujuan harus dirumuskan, kebijakan

perlau dibuat, program dikembangkan, personil dipekerjakan, fasilitas

diperkirakan, segala peralatan diusahakan, dan semua unsur terpisah

harus dikoordinasikan. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh orang-orang

tenaga ahli terdidik, tenaga non pengajar, pustakawan, psikolog,

psikiater, pengacara, manajer bisnis dan pegawai (Castetter, 1981:5).

Dewasa ini, pendidikan merupakan bidang kerja yang

membutuhkan komitmen pribadi tingkat tinggi semua elemen

sumberdaya tenaga kependidikan secara profesional. Oleh karena itu,

semua pribadi yang terkait dengan pendidikan harus memandang

bahwa perubahan pendidikan merupakan keharusan bagi

mengantisipasi kebutuhan bangsa, pemerintah, pihak terkait pad masa

kini dan mendatang. Bahkan perubahan pendidikan berkenaan

dengan masa depan umat manusia dalam menata kehidupan dan

kebudayaannya supaya lebih berkualitas dan bermartabat. Tanpa

(21)

strategik, maka pendidikan menjadi sesuatu yang stagnan, dan

diragukan kemampuannya membuat yang baru untuk kemajuan bagi

formulasi kebudayaan kontemporer.

Berdasarkan kajian di atas bahwa konteks MTs Negeri 2 Medan

sebagai penyelenggara satuan pendidikan jenjang sekolah menengah

pertama, yang dikelola Kementerian Agama memiliki peran strategis

dalam pengembangan sumberdaya guru. Karena itu, sistem

perencanaan sumberdaya manusia khususnya tenaga guru terkait

dengan peran guru sebagai pendidik profesional yang diperlukan untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional, khususnya tujuan pembelajaran

di Tsanawiyah.

Semakin baik perencanaan maka akan menghasilkan rencana

yang diharapkan. Dalam merespon keperluan peningkatan mutu guru,

maka pelaksanaan rencana pengembangan sumberdaya guru menjadi

faktor penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen madrasah.

Proses penyusunan rencana merupakan tahap awal dalam

pelaksanaan rencana yang diharapkan. Bergitu pula dengan

pelaksanaan rencana kegaiatan MGMP, pelaksanaan supervisi, dan

pembinaan mental dan pembinaan personil lainnya memungkinkan

sumberdaya guru semakin meningkat kualitasnya.

Setidaknya dengan begitu arah pengembangan individu dan karir

guru juga semakin jelas. Soalnya, mutu guru menjadi tolok ukur

pengembangan SDM berkualitas yang diharapkan. Begitu pula pada

(22)

mutu guru yang jelas dalam mengantisipasi peningkatan mutu

berkelanjutan di madrasah.

Sebagai madrasah yang diminati masyarakat, keberadaan

madrasah ini telah mengembangkan kelas unggulan sejak tahun

pelajaran 2006-2007. Setiap tahun madrasah ini menerima dua kelas

siswa untuk program kelas unggulan. Perkembangan peminat masuk

ke MTs Negeri 2 Medan dalam tiga tahun terakhir menunjukkan

peningkatan sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 1

Perkembangan Siswa MTs Negeri 2 dari tahun 2007-2012

Nomor Tahun Pendaftar Diterima

1 2007/2008 918 335

2 2008/2009 668 341

3 2009/2010 826 341

4 2010/2011 815 316

5 2011/2012 827 329

Sumber: Data MTs Negeri 2 tahun 2011

Dari data di atas dapat dipahami bahwa setiap seleksi siswa baru,

maka lebih dari 300-an orang tidak mendapat kesempatan belajar di

MTs Negeri 2 karena tidak lulus seleksi. Fakta ini menunjukkan

peminat MTs Negeri 2 Medan masih tetap menjadi pilihan masyarakat

dalam melanjutkan pendidikan anak-anaknya.

Dalam kaitan ini, keberadaan MTs Negeri 2 Medan merupakan

jenjang pendidikan dasar yang sangat menentukan pemerataan

(23)

diperlukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi atas

pengembangan sumberdaya guru dalam menangani program

pembelajaran efektif dan unggulan secara totalitas di madrasah ini.

Dengan begitu akan tersedia guru-guru profesional (kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan

kompetensi sosial) yang diperlukan madrasah ini dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran dan mutu lulusan yang unggul. Fenomena

menunjukkan bahwa pengembangan mutu guru cenderung

dilaksanakan melalui kegiatan MGMP, kegiatan pembinaan mental,

pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan pendidikan lanjutan.

Sebagai madrasah yang diminati masyarakat, saat ini madrasah

ini sudah memiliki guru 83 orang, terdiri atas 7 orang berpendidikan

S2, 3 orang lagi sedang mengikuti pendidikan S2, dan 73 orang

berpendidikan S1. Dalam perkembangannya saat ini, selain guru-guru

mengikuti pendidikan lanjutan pada jenjang S2, manajemen madrasah

juga melaksanakan kegiatan pelatihan keahlian guru melalui

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), supervisi pengajaran,

pembinaan keagamaan/mental dan manajemen madrasah juga

melaksanakan penyertaan guru dalam berbagai pelatihan oleh Diklat

Keagamaan Medan dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Faktor lain yang menjadi alasan bagi pentingnya penelitian ini

adalah karena keberadaan madrasah ini termasuk madrasah

berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

(24)

proses pelaksanaan rencana pengembangan sumberdaya guru dalam

meningkatkan efektivitas tugas organisasi di MTs Negeri 2 Medan.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan rencana

pengembangan sumberdaya guru di Madrasah Tsnawiyah Negeri 2

Medan. Fokus penelitian ini dibatasi dalam kajian pelaksanaan

rencana pengembangan sumberdaya guru, berkenaan dengan proses

penyusunan rencana, formulasi rencana, pelaksanaan program dalam

kegiatan MGMP, supervisi pembelajaran dan pembinaan mental para

guru.

C. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana penyusunan rencana pengembangan sumberdaya

guru di MTs Negeri 2 Medan?

2. Bagaimana pelaksanaan rencana pengembangan sumberdaya

guru melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di

MTs Negeri 2 Medan?.

3. Bagaimana pelaksanaan Supervisi Pembelajaran dalam upaya

pengembangan sumberdaya guru di MTs Negeri 2 Medan?

4. Bagaimana pelaksanaan pembinaan mental keagamaan dalam

upaya pengembangan sumberdaya guru di MTs Negeri 2 Medan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus dan permasalahan penelitian sebagaimana

(25)

1. Mengetahui penyusunan rencana pengembangan sumberdaya

guru di MTs Negeri 2 Medan.

2. Mengetahui pelaksanaan rencana pengembangan sumberdaya

guru melalui kegiatan MGMP di MTs Negeri 2 Medan.

3. Mengetahui pelaksanaan Supervisi Pembelajaran dalam upaya

pengembangan sumberdaya guru di MTs Negeri 2 Medan.

4. Mengetahui pelaksanaan pembinaan mental keagamaan dalam

upaya pengembangan sumberdaya guru di MTs Negeri 2 Medan.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Medan dalam

mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pengembangan kualitas

sumberdaya guru di MTs Negeri 2 Medan.

2. Bagi para Mapenda di Kantor Kementerian Agama kota Medan

sebagai masukan dalam membenahi manajemen peningkatan

kualitas derajat profesionalisme guru dalam pelaksanaan

perencanaan sumberdaya guru di Kantor Kementerian Agama kota

Medan.

3. Secara konseptual hasil penelitian ini bermanfaat dalam

mengembangkan model pelaksanaan perencanaan dalam

(26)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dari data yang penulis peroleh

dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Penyusunan rencana pengembangan kualitas guru di MTs Negeri

2 Medan ini dilakukan dengan cara musyawarah yang melibatkan

para staf, guru, komite madrasah dengan tujuan agar personil

madrasah memiliki komitmen tugas dan tanggung jawab

melaksanakan program untuk meningkatnya mutu madrasah.

2. Program pengembangan guru di MTs Negeri 2 Medan ini

mencakup supervisi kelas, kegiatan Bintal (Pembinaan Mental)

pada1 bulan sekali, Mengusulkan diadakannya pelatihan guru ke

Kanwil SU, Mengaktifkan MGMP (Musyawarah Guru Mata

Pelajaran) di MTs Negeri 2 Medan, dan menganjurkan untuk

mengikuti seminar-seminar yang berhubungan dengan pendidikan,

Diklat, Perlombaan guru profesional, dan ESQ (Emosional Spiritual

Quetion).

3. Pelaksanaan supervisi kelas dilaksanakan dalam membantu guru

dalam menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di

kelas. Dalam hal ini supervisi kelas dilaksanakan oleh kepala

sekolah dengan dukungan pengawas, wakil kepala madrasah dan

komite madrasah.

4. Pelaksanaan kegiatan pembinaan mental keagamaan sebagai satu

(27)

menghadirkan para tokoh keagamaan, pendidikan, dan para

cendekiawan terutama upaya peningkatan kualitas guru di MTs

Negeri 2 Medan. Memaksimalkan pencapaian peningkatan kualitas

guru yang didapatkan guru dengan mengikuti Bintal (Bimbingan

Mental) pada setiap 1 bulan sekali yang meliputi berbagai bidang

pendidikan. Sekolah telah melakukan kerjasama dengan guru-guru,

komite sekolah, Kanwil, Depag SU untuk menyusun dan

melaksanakan program-program pendidikan dan peningkatan

kualitas guru, sehingga para guru dapat memahami arti manajemen

yang sebenarnya. Kemudian sekolah mengadakan kerjasama

dengan komite sekolah yang merupakan pilar ketiga dalam

memajukan pendidikan yaitu negara, masyarakat dan sekolah,

kemudian sekolah memusyawarahkan dalam hal penanggulangan

masalah yang dihadapi kepada pilar ketiga untuk peningkatan

kualitas pendidikan melalui para guru dan staf-stafnya.

B. Saran-Saran

1. Kepala sekolah MTs Negeri 2 Medan ini diharapkan dapat

menerapkan sistem manajemen yang lebih baik sehingga para guru

dan staf-stafnya dapat membantu kepala sekolah dalam

melaksanakan program pendidikan untuk mencapai tujuan

pendidikan yang diinginkan.

2. Hendaknya kepala sekolah memberikan kesempatan yang luas

kepada para guru dan dalam mengembangkan diri melalui

pendidikan lanjutan dan latihan tambahan, sehingga

(28)

3. Kepala sekolah MTs Negeri 2 Medan diharapkan dapat memotivasi

para guru dalam pelaksanaan manajemen peningkatan kualitas

atau pengembangan guru, agar para guru dapat memaksimalkan

kompetensinya dalam proses belajar mengajar dengan

meningkatkan insentif guru supaya pelaksanaan manajemen

peningkatan kualitas guru dapat tercapai dengan baik.

4. Hendaknya semua bidang pengembangan mutu madrasah

melakukan pencatatan terhadap setiap kegiatan pertemuan untuk

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar,Saiful, dkk. Dasar-Dasar Kependidikan, Bandung: CitaPustaka Media, 2006.

Alfonso, Robert J, Gerald F. Fierth, and Richard F. Neville, Instructional Supervision, London: Allyn and Bacon, Inc, 1982.

Arcaro, Joremo S. Pendidikan Berbasis Mutu, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005.

Armstrong, Michael, Manajemen Sumberdaya Manusia , Jakarta: PT Elek Media Komputindo, 1994.

Bafadal, Ibrahim, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Beare, Hedley, Brian J. Caldwell, And Ross H. Millikan, Creating Excellenct School, Routledge Education, 1989.

Bogdan, Robert C. and Sari Knop Biklen, Qualitative Research for Education ,London: Allyn and Bacon, Inc, 1982.

Bramham, John. Human Resources Planning. Kuala Lumpur: Golden Books Center SDN.BHD, 2000.

Bush, Tony and Marianne Coleman. Leadership and Strategic Management in Education. Terjemahan Fachrurozi,Yogyakarta: Ircisod, 2000.

Casio, Wayne F. Managing Human Resources. Boston: McGraw Hill, 2006.

Castetter, William B. The Personnel Function in Educational Administration. New York: Macmillan Publishing Company, 1981.

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. Diponegoro, 2000.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2001.

Duke, Daniel L and Robert Lynn Canady, School Policy, New York: McGraw-Hill, Inc, 1991.

Gall, Meredith D, Joyce R. Gall dan Walter R. Borg, Educational Research, Amerika: Pearson Education, Inc, 2003.

(30)

Glesne, Corrine and Alan Peshkin, Becoming Qualitative Researchers,

London: Longman Pubishing Group, 1992.

Guskey, T. R. & Huberman, M. Profesional Development in Education.

New York : Teachers College Press, 1995.

Imron, Ali, Pembinaan Guru di Indonesia.Jakarta: Dunia Pustaka Jaya,1995.

Jalal, Fasli dan Supardi. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah, Yokyakarta : Adi Cita Karya Nusa, 2001.

Johnson, Richard, A, Fremont E. Kast, dan James E. Rosenzweig, Teori Sistem dan Penerapannya dalam Management, Jakarta: Ichtiar Baru, 1980.

Komaruddin. Manajemen Berdasarkan Sasaran, Jakarta : Bumi Aksara, 1990.

Lawler III, Edward. E dan Christopher G. Worley, Built to Change: How to Achieve Sustained Organizational Effectiveness, San Fransisco: Jossey Bass, 2006.

Lincoln, Yvonna S. and Egon G.Guba, Naturalistiq Inquiry, California: Sage Publications, 1985.

Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman, Analisi Data Kualitatif,

terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Moedjiarto, Sekolah Unggul, Jakarta: CV. Duta Graha Pustaka, 2002.

Mondy, RW dan M Noe Roberth, Human Resourcesw Management, New Jersey: Prentice Hall-englewood Cliffs, 1996.

Mondy, R. Wayne dan Shane R. Premaux, Management: Concepts, Practices and Skills,New Jersey: Pretice Hall Cliffs, 1995.

Matutina, Doni C. Manajemen Personalia, Jakarta : Rineka Cipta, 1993.

Mites, A Metthew. B. dan Huberman, Mihcael. Analisis Data Kualitatif, Jakarta : Universitas Indonesia, 1992.

Moleong, L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005.

(31)

Mulyasa E. Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : PT. Remaja Rosda Karaya, 2002.

Nawawi, Hadar. Administrasi Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung, 1997.

Nurkholis. Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta : Grasindo , 2003.

Patton, Michael Quinn, Qualitative evauation Method, London: Sage Publications Beverly Hils, 1980.

Rahim, Husni, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Logos, 2001.

Rivai, Veitzhal, Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Perusahaan dari Teori Ke Peraktek, Jakarta: Murai Kencana, 2004.

Safri, Rachmat. Al-Hadist, Aqidah, Akhlaq, Sosial, dan Hukum, Bandung : Pustaka Setia, 2000.

Saleh Abd, Rosyat. Manajemen Dakwah Islam, Jakarta : Bulan Bintang , 1993.

Siahahan, Amiruddin. Tarbiyah Jurnal Pendidikan dan Kesenian, Medan : IAIN-SU, 2003.

Sagala, Saiful, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,

Bandung: Alfabeta, 2007.

Sagala, Saiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2006.

Saran, Rene dan Vernon Trafford, Research in Educational Management and Policy: Retrospect and Prospect, New York: The Falmer Press, 1990.

Siagian, Sondang P, Manajemen Sumberdaya Manusia , Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Siagian, S.P.Filsafat Administrasi.Jakarta: Gunung AGung.1985.

Spradley, James P, Participant Observation, New York: Holt Rinehart and Winston, 1980.

Strauss, Anselm and Juliet Corbin, Basic of Qualitative Research,

California: Sage Publication, Inc, 1990.

(32)

Suyatno, Thomas, Paramaeter No.17 Th XX, Juni 2003,Jakarta:UNJ, 2003.

Syafaruddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Press, 2005.

Syafarudin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan, Jakarta : Grasindo, 2002.

Syafaruddin dan Irwan Nasution. Manajemen Pembelajaran, Jakarta : Quantum Teaching, 2005.

Syafe’i, Sofyan. Manajemen Kontemporer, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 1996.

Terry, George R, The Principles of Management, Illionis:1973.

Walker, James, Human Resource Planning, Amerika: McGraw Hill, Inc, 1999.

Winardi. Dasar-Dasar Manajemen.Bandung: Sinar Baru.sarana, 1990.

Wiyono, Bambang Budi, Gaya kepemimpinan kepala Sekolah dan Semangat Kerja Guru dalam Melaksanakan Tugas Jabatan di Sekolah Dasar, Malang: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2000.

Gambar

Tabel 1 Perkembangan Siswa MTs Negeri 2 dari tahun 2007-2012

Referensi

Dokumen terkait

Kode bahasa intelek tersebut menggunakan (1) penambahan bentuk –isasi dan -isme pada nomina yang seharusnya merupakan bentuk serapan dari bahasa asing, (2)

Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh penambahan PEG400 pada ciri bioplastik polihidroksialkanoat (PHA). PHA diperoleh dengan mengkultivasikan Ralstonia

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa atribut-atribut Kelembagaan Formal, Kelembagaan Informal, Partisipasi Masyarakat, Edukasi dan Potensi lokal terkait dengan kelestarian

PENGUJIAN BATAS SUSUT TANAH PROYEK Asal Sampe NO Sampel Tugas Akhir Kebumen 2... GRAIN SIZE ANALYSIS Project

Hal yang sangat tepat dilakukan program pengabdian di Kecamatan Beutong untuk meningkatkan pendapatan petani dengan menerapkan lebih dari satu jenis yaitu padi dan ikan

Dari hasil penelitian ternyata didapat bahwa (x7)= memiliki kredibilitas mempunyai pengaruh paling besar dibandingkan dimensi lainnya yaitu 80,8% sehingga pimpinan

Proses bisnis merupakan prosedur kerja dari perusahaan untuk menangani permintaan bisnis dan serangkaian kegiatan yang terlibat baik di dalam maupun di luar organisasi

Kawasan yang paling sesuai untuk rekreasi pantai adalah Pantai Kasim, sedangkan empat lokasi lainnya masuk kategori sesuai bersyarat (SB) untuk rekreasi pantai, yakni Pantai