• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan. rahmat dan hidayah-nya, sehingga pemerintah Kabupaten Soppeng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan. rahmat dan hidayah-nya, sehingga pemerintah Kabupaten Soppeng"

Copied!
234
0
0

Teks penuh

(1)

Kata Pengantar i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pemerintah Kabupaten Soppeng dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan ini berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Secara substantif Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng merupakan sarana pelaporan kinerja dalam rangka mengimplementasikan sistem pemerintahan, pelaksanaan kebijakan, serta pencapaian sasaran dalam mewujudkan tujuan, misi dan visi Pemerintah Kabupaten Soppeng.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 merupakan media pertanggungjawaban kinerja didasarkan pada Penetapan Kinerja 2015 dan Peraturan Bupati Soppeng Nomor 36/PERBUP/XII/2012 tentang Indikator Kinerja Utama RPJMD Tahun 2011-2015

(2)

Kata Pengantar ii sebagaimana ditetapkan dalam Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015, hal ini sebagai perwujudan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel, serta menciptakan Clean Goverment dan Good Governance. Hasil pencapaian kinerja penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Soppeng tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras semua pihak yakni masyarakat, swasta dan aparat pemerintah daerah baik dalam perumusan kebijakan, implementasi maupun pengawasannya.

Akhir kata, semoga Laporan Kinerja ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai bahan tambahan masukan bagi pengelolaan dan penataan serta peningkatan kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan prima terhadap masyarakat.

Watansoppeng, 30 Maret 2016 BUPATI SOPPENG

H.A.KASWADI RAZAK, SE

(3)

Ikhtisar Eksekutif iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, pemerintah Kabupaten Soppeng berupaya menyelenggarakan pemerintahan dengan berprinsip pada tata kelola kepemerintahan yang baik dan berorientasi kepada hasil (resul oriented government) sesuai dengan kewenangannya. Manajemen pemerintahan memiliki aspek penting yang perlu diimplementasikan yaitu akuntabilitas kinerja.

Akuntabilitas kinerja setidaknya harus memuat visi, misi, tujuan dan sasaran yang memiliki arah dan tolak ukur yang jelas atas rumusan perencanaan strategis organisasi sehingga gambaran hasil yang ingin dicapai dalam bentuk sasaran dapat terukur, dapat diuji dan diandalkan.

Tahun 2015 merupakan tahun kelima dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD 2011-2015, secara umum pencapaian sasaran indikator-indikator sasaran menunjukkan keberhasilan untuk mewujudkan misi dan tujuan sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 3 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten Soppeng dan Peraturan Bupati Soppeng Nomor 36/PERBUP/XII/2012 tentang Indikator Kinerja RPJMD Tahun 2011-2015.

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Soppeng telah berhasil mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 318 indikator sasaran, disimpulkan bahwa :

Pertama, Sasaran 1 Meningkatnya Pendapatan Perkapita Masyarakat terdiri atas 50 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 118,84% termasuk dalam kategori sangat baik.

Kedua, Sasaran 2 Menurunnya Angka Penduduk Miskin terdiri atas 29 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 116.19% termasuk kategori sangat baik.

(4)

Ikhtisar Eksekutif iv Ketiga, Sasaran ketiga Terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat terdiri atas 4 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 530.21% termasuk kategori sangat baik.

Keempat, Sasaran keempat Membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terdiri atas 141 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 89.18% dengan kategori sangat baik.

Kelima, Sasaran Kelima Membaiknya Sarana dan Prasarana Wilayah terdiri atas 17 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 139.77% dengan kategori sangat baik.

Keenam, Sasaran keenam Meningkatnya Investasi Swasta terdiri atas 2 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 478.62% dengan kategori sangat baik.

Ketujuh, Sasaran Ketujuh Membaiknya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup terdiri atas 17 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 123.22% dengan kategori sangat baik.

Kedelapan, Sasaran kedelapan Terselenggaranya Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik yang lebih baik terdiri atas 37 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 131.54% dengan kategori sangat baik.

Kesembilan, Sasaran kesembilan Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah terdiri atas 2 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 100% dengan kategori sangat baik.

Kesepuluh, Sasaran kesepuluh Membaiknya kehidupan sosial dan meningkatnya aktivitas keagamaan terdiri atas 19 Indikator dengan rata-rata capaian sebesar 102.60% dengan kategori sangat baik.

Untuk meningkatkan capaian kinerja di masa mendatang Pemerintah Kabupaten Soppeng telah menetapkan beberapa strategi, antara lain dengan meningkatkan kualitas perencanaan dengan memperhatikan sumber daya yang ada dan koordinasi dengan pihak- pihak terkait; mendorong upaya peningkatan profesionalisme aparatur pemerintah daerah dan memperkuat fungsi pengawasan

(5)

Ikhtisar Eksekutif v internal; dan mengembangkan sistem informasi pengumpulan data kinerja dalam rangka penyempurnaan penetapan indikator kinerja.

Laporan Kinerja ini diharapkan dapat memberikan motivasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean government) menuju pemerintahan yang baik (good governance).

Watansoppeng, 30 Maret 2016 BUPATI SOPPENG

H. A. KASWADI RAZAK, SE

(6)

Daftar isi vi DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ………. iii

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL………... vii

DAFTAR GRAFIK………... x

DAFTAR LAMPIRAN………... vi

BAB I PENDAHULUAN I-1

1.1 Latar Belakang...

1.1.1. Satuan Kerja Perangkat Daerah Kab.Soppeng...

1.1.2. Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kab. Soppeng…….

1.1.3. Sarana dan Prasarana……….

1.2 Aspek Demografi Kabupaten Soppeng...

1.3 Pertumbuhan Ekonomi/PDRB……...

1.4 PDRB Per Kapita...

1.5 Kemiskinan………...

1.6 Kesejahteraan Sosial...

1.7 Potensi Wilayah………

B. Permasalahan dan Isu Strategis………..

I-1 I-2 I-4 I-4 I-5 I-7 I-11 1-13 1-15 1-17 1-21 BAB II PERENCANAAN KINERJA……… II-1 2.1 Perencanaan Kinerja Tahun 2015………... II-1

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III-1

A. Capaian Kinerja Organisasi…………..………...

B. Realisasi Anggaran...

C. Saran da Perbaikan Kedepan………...

III-1 III-170 III-174 BAB IV PENUTUP ………... IV-1

LAMPIRAN :

Lampiran I Penetapan Kinerja Lampiran II Pengukuran Kinerja

Lampiran III Laporan Hasil Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kab.Soppeng Tahun 2015

(7)

Daftar isi vii DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 1.1

Tabel 1.2

Tabel 1.3

Tabel 1.4

Tabel 1.5

Tabel 1.6

Tabel 2.1

Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3

Tabel 3.4

Tabel 3.5

Tabel 3.6

Tabel 3.7

Tabel 3.8

Tabel 3.9

Neraca Kabupaten Soppeng per 31 Desember 2015...

Rata – rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kab. Soppeng Tahun 2015...

Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kab.Soppeng Tahun 2015...

Distribusi PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten

Soppeng Tahun 2010-2014 (dalam persen)………..

PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 Kabupaten Soppeng 2010-2014………

Angka Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin

Dan Kinerja Penurunan Kemiskinan Nasional, Sul-Sel dan Kab. Soppeng Tahun 2011-2015………

Perencanaan Kinerja Kabupaten Soppeng Tahun 2015………...………

Kerangka Pengukuran Kinerja………

Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja………

Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 : Meningkatnya Pendapatan Perkapita Masyarakat………...

Pencapaian Sasaran 2 : Menurunnya Angka Penduduk Miskin………

Capaian Kinerja untuk jumlah anak perkeluarga Tahun 2011–2015……….

Capaian Kinerja untuk Indikator Cakupan PUS yang Isterinya dibawah 20 tahun pada Tahun 2011–

2015……….………..

Capaian Kinerja untuk Ratio Akseptor KB Selama Tahun 2011–2015……….………

Capaian Kinerja untuk Indikator Cakupan Anggota BKB yang Ber-KB Tahun 2011 – 2015……….

Capaian Kinerja Indikator Cakupan Anggota UPPKS yang

I-5

I-7

I-8

I-12

I-13

I-15

II-2 III-1 III-2

III-3

III-30

III-32

III-33

III-34

III-38

(8)

Daftar isi viii Tabel 3.10

Tabel 3.11

Tabel 3.12

Tabel 3.13

Tabel 3.14

Tabel 3.15

Tabel 3.16

Tabel 3.17

Tabel 3.18

Tabel 3.19 Tabel 3.20

Tabel 3.21

Tabel 3.22

Tabel 3.23

Tabel 3.24

Tabel 3.25

Tabel 3.26

ber-KB Tahun 2011 – 2015………

Capaian Kinerja untuk Ratio PLKB Tahun 2011 – 2015……

Capaian Kinerja untuk Indikator Ratio PLKB Tahun 2011–

2015………...

Capaian Kinerja Persentase Penduduk Miskin Tahun 2011 – 2015………

Capaian Kinerja untuk Indikator Rata-rata jumlah Kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Tahun 2011 – 2015..………

Capaian Kinerja untuk Indikator Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Tahun 2011 – 2015………

Capaian Kinerja untuk Indikator LPM Berprestasi Tahun 2011-2015……….

Capaian Kinerja untuk Indikator Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2011- 2015………

Jumlah Ketersediaan dan Rata-Rata Ketersediaan Pangan Utama Penduduk di Kabupaten Soppeng Tahun 2013 dan Tahun 2015………

Perbandingan Ketersediaan Kalori dan Protein Tahun 2011- 2015 perkapita/hari………...

Perbandingan Skor PPH Tahun 2011-2015………..

Evaluasi Pencapaian Sasaran 3Terpenuhinya Hak-Hak Dasar Masyarakat………

Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 Membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)………

Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 Membaiknya Sarana dan Prasarana Wilayah………

Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi TAHUN 2011- 2015 Kab.Soppeng………

Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 Meningkatnya Investasi Swasta………

Jumlah perizinan yang diterbitkan Dari Kantor Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Soppeng………..

Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 Membaiknya Pengelolaan

III-41 III-42

III-43

III-44

III-50

III-50

III-51

III-52

III-54

III-55 III-61

III-64

III-71

III-121

III-122

III-134

III-135

(9)

Daftar isi ix Tabel 3.27

Tabel 3.28

Tabel 3.29

Tabel 3.30

Tabel 3.31

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup………

Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 Terselenggaranya Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik yang Lebih Baik………

Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah………

Evaluasi Pencapaian Sasaran 10 Membaiknya Kehidupan Sosial dan Meningkatnya Aktivitas Keagamaan………

Realisasi Capaian Keuangan Kabupaten Soppeng Tahun 2015………...

Rekapitulasi Anggaran dan Belanja SKPD

Kabupaten Soppeng Tahun 2015………...

III-137

III-147

III-159

III-161

III-166

III-168

(10)

Daftar isi x DAFTAR GRAFIK

Hal.

Grafik I.1

Grafik 1.2

Grafik 1.3 Grafik 1.4

Grafik I.5

Grafik I.6

Grafik 3.1

Grafik 3.2

Grafik 3.3 Grafik 3.4

Grafik 3.5

Grafik 3.6 Grafik 3.7 Grafik 3.8

Grafik 3.9

Grafik3.10 Grafik 3.11

Grafik 3.12

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Soppeng Tahun 2010- 2014………...

Pola Struktur Ekonomi Kabupaten Soppeng Tahun 2010- 2014………...

Garis Kemiskinan (Rp) Tahun 2011-2014 Kab. Soppeng……

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Tahun 2011-2014 Ka.Soppeng ……….

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2011-2014 Kab.Soppeng ………

Indeks Pembangunan Manusia Kab.Soppeng, Sulawesi dan Nasional Tahun 2011-2014……….

Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya Tahun 2011-2015………

Peningkatan Populasi Ternak sapi, Ternak Kambing, Ternak Unggas & Produksi Daging Tahun 2011-2015 ……...

Produksi Ikan pada Tahun 2011-2015...

Konsumsi Ikan di Kab.Soppeng Tahun 2011- 2015...

Cakupan Bina Kelompok Nelayan pada tahun 2011- 2015………...

Jumlah Kunjungan Wisata Tahun 2011-2015…………...

Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2011-2015………...

Persentase Keluarga Pra Sejahtera Dan KS I Tahun 2011- 2015………

Pencapaian Sasaran Kinerja Meningkatnya partisipasi perempuan di lembaga pemerintah dan swasta, serta partisipasi angkatan kerja perempuan………...

Rasio KDRT Tahun 2011 – 2015………..

Persentase Ketersediaan Kalori dan Energi Perkapita/hari...

Tahun 2011 s/d Tahun 2015………

Perbandingan Tingkat Ketersediaan Pasokan Harga dan Akses Pangan Tahun 2011 s/d Tahun 2015...

I-9

I-11 I-15

I-17

I-18

I-19

III-7

III-12 III-15

III-16

III-17 III-25 III-36

III-38

III-47 III-48

III-55

III-57

(11)

Daftar isi xi Grafik 3.13

Grafik 3.14

Grafik 3.15

Grafik 3.16 Grafik 3.17 Grafik 3.18 Grafik 3.19 Grafik 3.20 Grafik 3.21

Grafik 3.22

Grafik 3.23 Grafik 3.24 Grafik 3.25

Grafik 3.26 Grafik 3.27

Grafik 3.28

Grafik 3.29

Grafik 3.30 Grafik 3.31 Grafik 3.32 Grafik 3.33 Grafik 3.34

Grafik 3.35

Grafik 3.36

Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Tahun 2011 s/d Tahun 2015 ………..

Perbandingan Tingkat Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan Tahun.2011 s/d Tahun 2015………...

Perbandingan Tingkat Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Tahun 2011 s/d Tahun 2015...

Persentase Rumah Tangga Bersanitasi………...

Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih………..

Rumah Layak Huni Tahun 2011-2015………...

Capaian Angka Partisipasi Kasar Paud Tahun 2011-2015….

Angka Partisipasi Murni TAHUN 2010 – 2015……….

Perkembangan Angka Partisipasi Murni SMP/Mts Paket B Kab. Soppeng Tahun 2011-2015……….

Capaian Angka Partisipasi Kasar SMP/MTS Tahun 2010- 2015………...

Angka Putus Sekolah SD/MI 2011-2015 ………..

Angka Putus Sekolah SMP/MTs 2011-2015 ………..

Angka Kelulusan SD/MI,SMP/MTs dan SMA/SMK/MA 2011-2015………..

Angka Melanjutkan SD/MI KE SMP/MTs 2011-2015 …….

Angka Melanjutkan SMP/MTs/Paket B ke SMA/SMK/MA Tahun.2010-2015……….

Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA Tahun 2011-2015 ………..………..

CAPAIAN ANGKA PARTISIPASI KASAR SMA/SMK/MA TAHUN 2010-2015……….

Capaian Angka Melek Huruf Tahun 2011-2015 ……….

Angka Putus Sekolah Menengah Tahun 2011-2015 …………

Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/DIV ……….

Rasio Ketersediaan Sekolah………

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Tahun 2011 -2015 Kab.Soppeng……….

Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang ditangani Tahun 2011-2015 Kab.Soppeng………..

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

III-60

III-62

III-63 III-65 III-68 III-70 III-77 III-78

III-79

III-79 III-80 III-81

III-82 III-83

III-84

III-85

III-86 III-88 III-89 III-90 III-91

III-92

III-94

(12)

Daftar isi xii Grafik 3.37

Grafik 3.38

Grafik 3.39 Grafik 3.40 Grafik 3.41

Grafik 3.42

Grafik 3.43 Grafik 3.44 Grafik 3.45 Grafik 3.46 Grafik 3.47

Grafik 3.48 Grafik 3.49 Grafik 3.50 Grafik 3.51

Grafik 3.52 Grafik 3.53 Grafik 3.54

Grafik 3.55

Grafik 3.56 Grafik 3.57 Grafik 3.58

Grafik 3.59 Grafik 3.60

yang memiliki kompetensi kebidanan Tahun 2011-2015 Kab.Soppeng………....

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Tahun 2011-2015 Kab.Soppeng……….

Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang ditangani Tahun 2011 -2015 Kab.Soppeng ………

Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2011-2014 Kab.Soppeng...

Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2011-2015 …….…………

Cakupan pelayanan anak balita Tahun 2011 -2015

Kab.Soppeng ………

Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Tahun 201-2015 ….………….………

Cakupan Desa Siaga Aktif Tahun 2011 -2015 ………

Perkembangan IPM Kab.Soppeng Tahun 2011-2015………...

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik…………

Proporsi Panjang jalan kabupaten dlm kondisi baik………

Persentase Panjang Jalan Kabupaten yang Memiliki Trotoar dan Drainase……….

Sempadan Jalan yang dipakai Bangunan Liar ………

Persentase Drainase dalam Kondisi Baik ………..

Pembangunan Turap di Wilayah Jalan Penghubung ……….

Persentase Luas Irigasi dalam kondisi baik dari tahun 2011- 2015 ………..

Persentase Capaian Angkutan Darat Tahun 2011-2015 …….

Persentase Penangan Sampah Tahun 2011-2015 ……….

Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal tahun 2011–2015……….

Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Tahun 2011-2015 ……….

Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Tahun 2011-2015 ……..

Kerusakan kawasan hutan Tahun 2011-2015 ………..

Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Tahun 2011- 2015 ………..

Rasio RTH per satuan luas HPL/HGB Tahun 2011-2015…….

Persentase Bangunan ber IMB per satuan bangunan Tahun

III-96

III-98

III-100 III-101 III-102

III-105

III-111 III-113 III-118 III-121 III-121

III-122 III-123 III-124 III-125

III-129 III-129 III-136

III-137

III-138 III-140 III-141

III-141 III-142

(13)

Daftar isi xiii Grafik 3.61

Grafik 3.62 Grafik 3.63

Grafik 3.64

Grafik 3.65

2011-2015 ……….

Indikator Kepemilikan KTP Tahun 2011-2015 ………

Dana Perimbangan Tahun 2011-2014………

Realisasi PAD terhadap Realisasi Total Pendapatan Tahun 2011-2015 ………...

Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kab.Soppeng Tahun 2011-2015 ………

Realisasi PAD Terhadap Potensi PAD Kab.Soppeng Tahun 2011-2015………..

III-143 III-147 III-151

III-153

III-154

III-155

(14)

BAB I Pendahuluan I-1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Terselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita- cita berbangsa dan bernegara. Dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari KKN.

Dalam rangka perwujudan pertanggung jawaban Pemerintah Kabupaten Soppeng menuju good governance dan clean government itulah maka jajaran Pemerintah Kabupaten Soppeng berusaha menyajikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah untuk kegiatan tahun 2015. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng ini disusun didasarkan atas Peraturan Menteri Negara Aparatur Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja tahunan Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2015 ini disusun dalam empat bab masing-masing Bab I merupakan Pendahuluan, Bab II berisi Perencanaan Kinerja, Bab III berisi Capaian Kinerja dan Bab IV adalah Penutup.

Materi yang disajikan pada laporan ini didasarkan atas dokumen RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2015. Dokumen Laporan Kinerja Tahun 2015 dan pengukuran kinerjanya didasarkan atas data dan kenyataan dari berbagai program serta sektor/sub

(15)

BAB I Pendahuluan I-2 sektor yang dihasilkan oleh instansi pemerintah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Soppeng selama tahun 2015.

Dalam kondisi umum Kabupaten Soppeng ini akan diuraikan mengenai kondisi Pemerintah Kabupaten Soppeng sebagai penyelenggara Pemerintah.

1.1 Satuan Kerja Perangkat Daerah Kab.Soppeng

Organisasi perangkat daerah sebagai wadah penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan haruslah kokoh. Struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Soppeng mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi kepemerintahan, Pemerintah Kabupaten Soppeng telah menetapkan Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) instansi pemerintah, dilingkungan Pemerintah Kabupaten Soppeng dengan Peraturan Daerah (Perda) yaitu;

 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 02 Tahun 2008, tentang Penataan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli Pemerintah Kabupaten Soppeng.

 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008, tentang Pembentukan dan Penataan Organisasi dan Tata Kerja Dinas daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng

 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 20048 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng

 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2008, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kabupaten Soppeng.

(16)

BAB I Pendahuluan I-3

 Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2013, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng

Adapun SKPD yang dimaksud dalam Perda diatas adalah sebagai berikut :

Sekretaris Daerah 1. Sekretaris Daerah 2. Sekretaris DPRD

Dinas-Dinas

1. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, 2. Dinas Kesehatan,

3. Dinas Pekerjaan Umum,

4. Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air, Pertambangan dan Energi,

5. Dinas Kebersihan dan Pertamanan,

6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, 7. Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, 8. Dinas Sosial,

9. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan, 10. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,

11. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah,

12. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 13. Dinas Peternakan dan Pertanian,

14. Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Lembaga Teknis Daerah 1. Inspektorat Daerah

2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) 3. Badan Kepegawaian Daerah (BKD),

(17)

BAB I Pendahuluan I-4 4. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana

5. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

6. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan,

7. Badan pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa

8. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, 9. Kantor Lingkungan Hidup

10. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 11. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 12. Kantor Layanan Terpadu

13. Rumah Sakit Umum Daerah

8 Kecamatan dan 22 Kelurahan

Dengan komposisi perangkat daerah diatas diharapkan dapat mendukung dan melaksanakan serta mensukseskan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Soppeng.

1.2 Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kabupaten Soppeng

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pemerintah Kabupaten Soppeng didukung oleh sumber daya aparatur yang cukup memadai.

Berdasarkan Data Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Soppeng, Tahun 2015 jumlah aparatur negara (Pegawai Negeri Sipil) yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Soppeng sebanyak 6.338 orang yang terdiri dari 2.658 PNS Laki-Laki dan 3.680 PNS Perempuan yang tersebar pada berbagai unit kerja.

Dari sebanyak 6.338 PNS meliputi: PNS golongan I sebanyak 52 orang, PNS Golongan II sebanyak 930 orang, PNS golongan III sebanyak 2.931 orang, dan PNS Golongan IV sebanyak 2.425 orang. Sedangkan pejabat struktural mulai dari eselon tertinggi

(18)

BAB I Pendahuluan I-5 yaitu Eselon IIa sebanyak 1 orang, Eselon IIb sebanyak 27 orang, Eselon IIIa sebanyak 51 orang dan Eselon eselon IIIb sebanyak 87 orang, Eselon IVa sebanyak 431 orang dan Eselon IVb sebanyak 165 orang dan Jumlah pejabat fungsional di Kabupaten Soppeng pada bulan Desember 2015 adalah sebanyak 4041 orang.

1.3 Sarana dan Prasarana

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemerintahan, maka sarana dan prasarana sangat diperlukan guna keberhasilan program-program yang telah ditentukan bersama antara eksekutif dan legislative. Berdasarkan hasil rekapitulasi barang ke neraca per 31 Desember 2015. Neraca Kekayaan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2015 dengan rincian sebagai berikit :

Tabel 1.1

Neraca Kabupaten Soppeng per 31 Desember 2015

Nama Barang Nilai (Rp.)

Aset Tetap 1,230,918,820,514.35

Tanah 250,439,493,644.63

Peralatan Mesin 223,465,187,298.14

Gedung Bangunan 572,707,290,200.77

Jalan, Irigasi dan Jaringan 700,842,468,577.95

Aset Tetap Lainnya 14,380,670,550.60

Konstruksi Dalam Pekerjaan 55,318,266,051.00

Aset Lainnya 21,064,473,677.44

Sumber Data :DPPKAD Kab.Soppeng

Saldo Aset per 31 Desember 2015 berdasarkan Laporan Keuangan Kabupaten Soppeng 2015 pra Audit BPK RI adalah Rp. 1.398.708.734.772,38

(19)

BAB I Pendahuluan I-6 1.4 ASPEK DEMOGRAFIS KABUPATEN SOPPENG

Berdasarkan data KTP-El dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, jumlah penduduk Kabupaten Soppeng dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 251.102 jiwa terdiri dari 121.617 jiwa penduduk laki-laki dan 129.485 jiwa penduduk perempuan atau 48,43% penduduk laki- laki dan 51,57% penduduk perempuan.Kondisi ini, memerlukan kebijakan pembangunan yang mengarah pada pemberdayaan perempuan. Sedangkan penyebaran penduduk Kabupaten Soppeng tahun 2015 di dominasi di Kecamatan Marioriwao sebanyak 21,09 % yang merupakan kecamatan dengan jumlah desa dan kelurahan terbanyak. Sebaran terbanyak kedua sebesar 19,97 % berada di Kecamatan Lalabata yang merupakan ibu kota Kabupaten atau pusat pemerintahan. Sedangkan distribusi penduduk yang paling rendah di Kecamatan Citta sebesar 3,5 %. Dengan luas wilayah sebesar 1.500 Km², kepadatan penduduk Kabupaten Soppeng pada tahun 2015 sebesar 168 jiwa/Km². Kecamatan Liliriaja merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi sebesar 309 jiwa/Km², sementara kepadatan terendah berada di Kecamatan Marioriawa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 94 jiwa/Km². Rata-rata kepadatan Penduduk Kab.

Soppeng Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

(20)

BAB I Pendahuluan I-7 Tabel 1.2

Rata – rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2015

Kecamatan Luas

Area

Penduduk

Laki-Laki Perempuan Jumlah

Marioriwawo 300 26.026 27.087 53.113

Liliriaja 96 14.328 15.501 29.829

Lilirilau 187 20.069 21.782 41.851

Lalabata 278 24.691 25.590 50.281

Marioriawa 320 14.685 15.477 30.162

Donri-Donri 222 12.151 13.308 25.459

Ganra 57 5.800 6.491 12.291

Citta 40 4.165 4.650 8.815

TOTAL 1.500 121.915 129.886 251.801

Sumber: Dinas Kependudukan, Capil, Nakertrans

Potensi tenaga kerja dapat dicermati dari komposisi penduduk menurut umur karena umur seseorang sangat mempengaruhi kemampuan fisiknya sehingga akan menetukan produktivitasnya. Penduduk dengan usia yang sangat mudah (umur 0-14 tahun) umumnya belum produktif karena selain kemampuan fisiknya yang masih kurang, juga karena mereka pada umumnya masih sekolah dan belum bekerja. Begitu pula penduduk yang berusia lanjut (umur 60 tahun keatas), produktivitasnya sudah menurun dan bahkan sebagian dari mereka sudah tidak bekerja lagi. Bila di hitung jumlah penduduk pada kelompok usia produktif (15-59 tahun) yaitu sebesar 158.480 jiwa maka dapat diketahui bahwa pada umumnya penduduk Kabupten Soppeng masih dalam usia produktif. Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel 1.3.

(21)

BAB I Pendahuluan I-8 Tabel 1.3

Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Soppeng Tahun 2015

Golongan Umur Jumlah Penduduk Laki-

Laki+Perempuan Laki-Laki Perempuan

1 2 3 4

0 – 4 7.732 7.156 14.888

5 – 9 9.393 8.848 18.241

10 – 14 11.029 10.368 21.397

15 – 19 11.885 11.219 23.104

20 – 24 9.301 9.257 18.558

25 – 29 8.068 7.977 16.045

30 – 34 8.426 8.621 17.047

35 – 39 8.704 9.137 17.841

40 – 44 9.082 9.846 18.928

45 – 49 9.048 9.640 18.688

50 – 54 6.461 7.844 14.305

55 – 59 6.258 8.074 14.332

60 – 64 4.719 5.710 10.429

65 – 69 4.244 5.573 9.817

70 – 74 3.171 4.233 7.404

75+ 4.394 6.383 10.777

Jumlah 121.915 129.886 251.801

Sumber: Dinas Kependudukan, Capil, Nakertrans

1.5 Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

Salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi. Indikator ini mengukur tingkat pertumbuhan output dalam suatu perekonomian, dan memberikan indikasi keberhasilan aktivitas perekonomian yang terjadi pada suatu periode di suatu daerah.

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang dihasilkan suatu daerah pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya. Nilai PDRB yang digunakan merupakan pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan pertumbuhan ekonomi

(22)

BAB I Pendahuluan I-9 Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi kabupaten Soppeng tercatat sebesar 6,76 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dimaknai bahwa nilai total barang dan jasa yang dihasilkan Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 meningkat sebesar 6,76 persen dibanding tahun 2013, dengan catatan tidak ada faktor perubahan harga (menggunakan konstan tahun dasar 2000).

Capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2014 ini menurun sebesar 0,48 persen dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang berada pada anga 7,24 persen. Menurunya pertumbuhan ekonomi tahun 2014 ini bukan disebabkan karena adanya perubahan tahun dasar, akan tetapi karena telah terjadi penurunan diantara 9 sektor penyusun PDRB dari 17 sektor.

Perekonomian Kabupaten Soppeng selama lima tahun terakhir tumbuh positif dengan besaran yang cukup fluktuatif seperti terlihat pada grafik dibawah ini. Fluktuasi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng ini dipengaruhi oleh peranan sektor pertanian yang memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB Kabupaten Soppeng. Atau dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng tergantung pada pertumbuhan sektor pertanian.

Grafik I.1:

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Soppeng Tahun 2010-2014 (dalam persen)

Sumber: BPS Kab.Soppeng Tahun 2015

(23)

BAB I Pendahuluan I-10 Selain laju pertumbuhan ekonomi, hal lain yang dapat diperoleh dari hasil perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku menurut sector, yang menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sector ekonomi suatu daerah. Semakin besar persentase pembentukan PDRB suatu sector semakin besar pula pengaruh sector tersebut dalam perekonomian daerah itu sendiri. Sektor- sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu daerah. Sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sector primer yang meliputi Pertanian, Kehutanan, dan perikanan; dan Pertambangan dan Penggalian; sector sekunder meliputi Industri pengolahan;

pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; dan Konstruksi serta sector tersier yang terdiri atas Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum;

Transportasi dan Pergudangan; Informasi dan Komunikasi;

Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib;

Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa Lainnya.

Pada periode 2010 hingga 2014 struktur perekonomian Kabupaten Soppeng didominasi oleh sector tersier, yang berarti bahwa basis perekonomian Kabupaten Soppeng ada sector tersier. Kontribusi sector pertanian makin menurun dari tahun ke tahun. Padahal sector Pertanian menyumbang share tertinggi diantara 17 sektor PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2014. Namun, ternyata jika sector-sektor tersebut dikelompokkan kedalam share sector tersier, maka hasilnya lebih banyak dari sector pertanian yaitu sebesar 44,86 persen. Dengan kondisi tersebut, mengindikasikan telah terjadi transformasi ekonomi di Kabupaten Soppeng. Transformasi ekonomi kearah perekonomian berbasis industry dan jasa

(24)

BAB I Pendahuluan I-11 berlangsung seiring dengan perkembangan teknologi, informasi serta peningkatan taraf hidup masyarakat.

Kontribusi sector primer terhadap pembentukan PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Soppeng pada tahun 2010 sebesar 34,86 persen, angka ini menurun tiap tahunnya hingga pada tahun 2014 berada di level 32,37 persen. Penurunan kontribusi sector primer ini dibarengi degan peningkatan kontribusi sector sekunder dari 21,25 persen pada tahun 2010 menjadi 22,89 pada tahun 2014.

Terlebih lagi, peran sector tersier juga cukup meningkat dari 43,89 persen untuk tahun 2010 menjadi 44,73 persen. Sebagaimana dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 1.2

Pola Struktur Ekonomi Kabupaten Soppeng Tahun 2010-2014

Secara detail, pada tahun 2014 kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan nilai total PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Soppeng sekitar 30,25 persen. Sektor lain yang cukup besar peranannya terhadap perekonomian di Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 masing-masing adalah sektor konstruksi sebesar 12,91 persen, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 12,26 persen. Sedangkan penyumbang terkecil terhadap total PDRB Kabupaten Soppeng tahun 2014 adalah sektor pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

(25)

BAB I Pendahuluan I-12 Limbah dan Daur Ulang sebesar 0,05 persen, sebagaimana dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel I.4

Distribusi PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Soppeng Tahun 2010-2014 (dalam persen)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014

% % % %

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 31.41 30.07 30.07 30.25 Pertambangan & Penggalian 3.18 3.23 3.45 3.91

Industri Pengolahan 8.78 9.07 9.43 10.35

Pengadaan Listrik, dan Gas 0.11 0.11 0.10 0.09

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,, Limbah dan Daur Ulang

0.07 0.05 0.06 0.05

Konstruksi 12.33 2.99 13.36 2.91

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

13.12 13.52 13.01 12.26

Transportasi dan Pergudangan 2.65 2.62 2.76 3.03

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.47 1.57 1.53 1.54

Informasi dan Komunikasi 2.89 3.27 3.26 2.88

Jasa Keuangan dan Asuransi 2.85 3.40 3.45 3.45

Real Estat 4.79 5.04 5.26 5.44

Jasa Perusahaan 0.20 0.20 0.20 0.20

Administasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

7.98 7.65 7.13 6.85

Jasa Pendidikan 5.79 4.88 4.66 4.51

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.72 1.68 1.61 1.62

Jasa Lainnya 0.67 0.66 0.66 0.67

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

* Sumber : BPS Kab. Soppeng

1.6 PDRB PerKapita

Peningkatan pendapatan masyarakat merupakan salah satu sasaran pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan, baik sebagai pendukung maupun yang langsung dirasakan oleh masyarakat sebagai peningkatan kesejahteraan. Salah satu indikator pengukuran tingkat kesejahteraan penduduk suatu

(26)

BAB I Pendahuluan I-13 wilayah adalah PDRB per kapita. Besaran PDRB per kapita memberikan gambaran rata-rata pendapatan yang dihasilkan oleh setiap penduduk selama satu tahun disuatu wilayah.

Tabel I.5

PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 Kabupaten Soppeng 2010-2014

Tahun PDRB perkapita (juta Rupiah) Pertumbuhan (%) Harga berlaku Harga

Konstan

Harga berlaku Harga Konstan

(1) (2) (3) (4) (5)

2010 16,55 16,55 20,10 9,24

2011 19,05 17,72 15,08 7,06

2012 21,15 18,92 11,03 6,75

2013* 23,95 20,26 13,26 7,08

2014** 27,36 21,61 14,25 6,67

Rata-Rata Pertumbuhan (2010-2014) 14,74 7,36

* Angka sementara (sumber Buku PDRB Kab.Soppeng Tahun 2014)

Selama periode 2010-2014 PDRB perkapita Kabupaten Soppeng terus mengalami peningkatan. PDRB perkapita Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 ADHB telah mencapai Rp.27.360.000,- atau meningkat sebesar 65,32% disbanding pada tahun 2010 yang hanya sebesar Rp.16.550.000,-. Hal ini menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2014 tiap penduduk diwilayah Kabupaten Soppeng mampu memberikan kontribusi nilai tambah secara ekonomi sebesar 27,60 juta rupiah.

Nilai PDRB perkapita Kabupaten Soppeng secara riil dapat dilihat dari nilai PDRB Perkapita ADHK yang pada tahun 2014 mencatatkan kenaikan sebesar 30,57persen dibanding tahun 2010 atau dari nilai PDRB Perkapita sebesar 21,61 juta rupiah pada tahun 2014 menjadi 16,55 juta rupiah pada tahun 2010.

Meskipun demikian pada kenyataannya kenaikan PDRB perkapita menunjukkan adanya peningkatan harga barang dan jasa terutama

(27)

BAB I Pendahuluan I-14 yang dikonsumsi oleh public, baik secara langsung maupun tidak langsung kenaikan harga barang-barang dan jasa tersebut pasti dirasakan masyarakat sehingga mengakibatkan perlunya kemampuan yang lebih terutama dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup.

1.7 Kemiskinan

Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang/rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar, baik untuk makanan maupun non makanan. Kemiskinan dapat dilihat dari dua ukuran makro yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Data kemiskinan absolut adalah data kemiskinan yang merefleksikan suatu standar seperti kebutuhan pokok minimal. Kemiskinan absolut diukur berdasarkan indikator bersifat uang (garis kemiskinan) dengan pendekatan kebutuhan dasar.

Kemiskinan merupakan masalah pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat yang berkaitan dengan berbagai bidang pembangunan lainnya yang ditandai oleh pengangguran, keterbelakangan, dan ketidakberdayaan. Oleh karena itu kemiskinan merupakan masalah pokok daerah yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesejahteraan sosial.

Pada kurun 2011-2014, tingkat kemiskinan Kabupaten Soppeng masih berada dibawah nasional dan Sulawesi Selatan.

Pada tahun 2014 angka kemiskinan Kabupaten Soppeng sebesar 8,76 persen lebih rendah dibanding angka kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 9,54 persen dan angka kemiskinan Nasional yang sebesar 10,96 persen. Rata-rata angka kemiskinan Kabupaten Soppeng tahun 2011-2014 sebesar 9,16 persen dengan rata-rata kinerja penurunan kemiskinansebesar 0,2 persen.

(28)

BAB I Pendahuluan I-15 Tabel 1.6

Angka Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin

Dan Kinerja Penurunan Kemiskinan Nasional, Sul-Sel dan Kab.

Soppeng Tahun 2011-2015

TAHUN

ANGKA KEMISKINAN (%) JUMLAH PENDUDUK MISKIN (JIWA)

KINERJA PENURUNAN KEMISKINAN (%) Nasional SULSEL KAB.

SOPPENG Nasional SULSEL KAB.

SOPPENG

Nasion

al SULSEL KAB.

SOPPENG

2011 12.4 10.27 9.36 30,018,930 840,290 21,220

2012 11.7 9.82 9.12 28,594,600 812,270 20,600 -0.7 -0.45 -0.24 2013 11.5 10.32 9.43 28,553,930 863,230 21,300 -0.19 0.5 0.31 2014 11 9.54 8.76 27,727,780 806,350 19,780 -0.51 -0.78 -0.67

2015 11.1 10.12 28,510,000 864,510

* Sumber : BPS Kab. Soppeng

Meskipun jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan di Kabupaten Soppeng berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun garis kemiskinan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin ternyata cenderung mendekati garis kemiskinan. Sehingga perbaikan tingkat pengeluaran penduduk miskin harus terus dioptimalkan meskipun pada kenyataannya masalah yang dihadapi sangat kompleks. Pada tahun 2014 garis kemiskinan di Kabupaten Soppeng sebesar Rp.207.084,- , meningkat sebesar 10 persen dibanding tahun 2011 yang sebesar Rp.188.257,-.

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

Grafik 1.3

Garis Kemiskinan (Rp) Tahun 2011-2014 Kab. Soppeng

(29)

BAB I Pendahuluan I-16 Kompleksitas masalah kemiskinan ini tentu tidak bisa dijawab melalui program pembangunan yang bersifat parsial apalagi kontradiktif, tetapi diperlukan sebuah rumusan kebijakan yang bersifat holistik, ada keterkaitan satu sama lain meskipun tidak bisa menghindari pendekatan sektoral. Rumusan kebijakan pembangunan hendaknya disatukan oleh dua isu sentral dan mendasar yaitu penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja. Penciptaan lapangan kerja inilah yang akan menggerus tingkat pengangguran di Kabupaten Soppeng.

Pengangguran mempengaruhi daya beli masyarakat dikarenakan dengan tidak adanya pekerjaan yang dimiliki maka tidak ada pula pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut yang menyebabkan kemiskinan pada masyarakat.

Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) secara tidak langsung dapat menggambarkan kondisi ekonomi di suatu wilayah. Tinggi rendahnya angka ini memiliki kepekaan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat maupun keamanan dan stabilitas regional. Pada tahun 2014, TPT di Kabupaten Soppeng sebesar 2,4 persen yang mana mengalami penurunan yang signifikan apabila dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 6,56 persen. Apabila dirinci menurut jenis kelamin, TPT perempuan lebih rendah dari laki-laki pada tahun 2014. TPT perempuan sebesar 2,28 persen mengalami penurunan yang drastis dari tahun 2013 yang sebesar 8,5 persen, sedangkan TPT laki-laki sebesar 2,52 persen juga mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 5,54 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penyerapan angkatan kerja penduduk usia kerja di Kabupaten Soppeng, baik laki-laki maupun perempuan semakin baik di tahun 2014 sehingga angka pengangguran terbuka mengalami penurunan. Walaupun

(30)

BAB I Pendahuluan I-17 demikian, angka pengangguran penduduk laki-laki lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan di tahun 2014 meskipun tidak berbeda signifikan.

1.8 Kesejahteraan Sosial

Pembangunan daerah dibidang kesejahteraan sosial berkaitan dengan kualitas manusia di Kabupaten Soppeng yang tercermin dari aspek pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Aspek pendidikan diukur dari Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Aspek kesehatan diukur dari angka kematian bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), dan balita gizi buruk. Aspek ekonomi diukur dari tingkat daya beli dan kesempatan kerja/penduduk yang bekerja.

Angka capaian IPM Kabupaten Soppeng dari tahun ke tahun selalu meningkat. Peningkatan IPM ini disebabkan karena mulai membaiknya pelayanan pada bidang pendidikan, kesehatan dan komponen daya beli. Rata-rata kenaikan IPM Kab. Soppeng periode 2010-2014 sebesar 0,31 poin per tahun. Rata-rata angka pengeluaran perkapita selama periode 2010-2014 sebesar 644.402 rupiah, rata-rata lama sekolah 6,88 tahun, rata-rata

Grafik 1.4

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Tahun 2011-2014 Kab. Soppeng

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

(31)

BAB I Pendahuluan I-18 harapan lama sekolah 11,39 tahun, dan rata-rata angka harapan hidup selama 68,25 tahun.

IPM Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 yang sebesar 64,74 poin lebih rendah 3,75 poin dibanding IPM provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 68,49 poin diakibatkan oleh kesenjangan pada komponen angka harapan hidup (AHH) dimana pada tahun 2014 AHH Kab. Soppeng sebesar 68,42 tahun sedangkan AHH Provinsi Sulawesi Selatan 69,60 tahun.hal ini menunjukkan bahwa kedepan diperlukan upaya peningkatan status kesehatan masyarakat. Selain itu Rata-Rata Lama Sekolah Kab. Soppeng pada tahun 2014 sebesar 7,04 tahun lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014 yang sebesar 7,49 tahun. Selanjutnya pengeluaran perkapita Kab. Soppeng pada tahun 2014 sebesar 654.820 rupiah lebih rendah dibandingkan pengeluaran perkapita provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 677.300

Grafik 1.5

Indeks Pembangunan Manusi (IPM) Tahun 2011-2014 Kab. Soppeng

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

(32)

BAB I Pendahuluan I-19 rupiah. Meskipun demikian Angka Melek Huruf Kab. Soppeng pada tahun 2014 yang sebesar 97,12 persen lebih tinggi dibanding Angka Melek Huruf Provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar 93,61 persen.Namun demikian, diperlukan kebijakan meningkatkan Ipm melalui peningkatan akses dan pemerataan pendidikan serta perubahan pola pikir masyarakat sebagai bagian dari revolusi mental.

1.9 Potensi pengembangan wilayah

Kabupaten Soppeng memiliki potensi pengembangan wilayah cukup prospektif. Potensi ini dituangkan dalam kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Soppeng (RTRW Kabupaten Soppeng 2012-2032) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng Tahun 2012-2032.

Arah pengembangan wilayah Kabupaten Soppeng sebagai berikut:

1. Kawasan peruntukan pertanian sebagai berikut:

 Kawasan pertanian tanaman pangan seluas kurang lebih 46.491 ha yang terdapat tersebar di seluruh kecamatan;

 Kawasan pertanian hortikultura seluas kurang lebih 21.549 ha yang terdapat tersebar di seluruh kecamatan;

Grafik 1.6

Indeks Pembangunan Manusia Kab. Soppeng, Sulawesi Selatan dan Nasional Tahun 2011-2014

Sumber : BPS Kab. Soppeng, 2015

(33)

BAB I Pendahuluan I-20 Kawasan perkebunan terdiri atas :

 kawasan perkebunan kakao dan kelapa terdapat tersebar di seluruh kecamatan;

 kawasan perkebunan kopi, terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau, Donri-Donri;

 kawasan perkebunan cengkeh, terdapat di di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, dan Citta;

 kawasan perkebunan lada terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau, Donri-Donri;

 kawasan perkebunan aren terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Citta, Lilirilau, Donri- Donri, Marioriawa;

 kawasan perkebunan jambu mente terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Citta, Lilirilau, Donri- Donri, Marioriawa;

 kawasan perkebunan Kemiri terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa, Citta;

 kawasan perkebunan tembakau terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Lilirilau, Donri- Donri, Marioriawa;

 kawasan perkebunan kelapa sawit terdapat di Kecamatan Marioriawa dan Donri-Donri; dan

 tanaman murbei tersebar di Kecamatan Marioriawa dan Donri-Donri

2. Kawasan peruntukan perikanan sebagai berikut:

(34)

BAB I Pendahuluan I-21

 Kawasan peruntukan perikanan tangkap tersebar di Kecamatan Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Ganra, Citta dan Marioriawa;

 Kawasan peruntukan budidaya perikanan tersebar diseluruh wilayah kecamatan;

 Kawasan pengolahan ikan ditetapkan dan dikembangkan diseluruh wilayah Kecamatan;

 Kawasan pengembangan Balai Benih Ikan (BBI) ditetapkan akan dikembangkan di BBI Ompo Kecamatan Lalabata, BBI Lajoa Kecamatan Liliriaja dan BBI Citta Kecamatan Citta.

3. Kawasan peruntukan industri sebagi berikut:

 Kawasan peruntukan industri sedang terdiri atas industri penggilingan padi tersebar di setiap Kecamatan, industri pemintalan sutra alam di Kecamatan Donri-donri dan industri tembakau di Kecamatan Lilirilau;

 Peruntukan industri rumah tangga terdiri atas indusri pembuatan gula merah tersebar di Kecamatan Lalabata, Marioriwawo, Citta, Lilirilau, Donri-donri, Marioriawa, industri pertenunan di Kecamatan Donri-Donri, Lilirilau, Marioriawa, Lalabata.

4. Kawasan peruntukan pariwisata sebagai berikut:

 Peruntukan pariwisata budaya atau sejarah terdiri atas :

 Villa Yuliana atau Museum Latemmammala, Kawasan Makam Kuno Jera Lompoe, Kompleks Istana Datu Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid (Tuang Uddungeng), Makam Petta Bulu Matanre, Situs Megalitik Lawo, Tinco, Sewo dan Umpungeng, Makam Petta Seppang, Kompleks Makam Datu Soppeng, Makam Tuang Uddungeng, Gereja Khatolik Patung Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu Laiya, Kompleks Makam Jera’Caddie, Menhir Latemmamala, Di Kecamatan Lalabata;

(35)

BAB I Pendahuluan I-22

 Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta Abbaraningnge, Makam Petta Balubue, Bulu Bottingnge, Appejenge di Kecamatan Donri-Donri;

 Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario, Situs Tampaning, Makam Kuno Padali, Makam Petta Kajuara di Kecamatan Marioriawa;

 Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe, Makam Petta Sara’e, Makam Sullewatang dan Petta Karame, di Kecamatan Ganra;

 Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto, Kompleks Makam Datu Salaonro, Makam Arung Baringeng, Makam Abbanuange, Situs Megalitik Samoling, Situs Paleolitik Jampu di Kecamatan Lilirilau;

 Situs Talepu, Lonrong, Lenrang, Kompleks Makam Abbanuangnge, Kompleks Makam Datu Pattojo, Benteng Pattojo, Saoraja Seng, Gua Lakaroci di Kecamatan Liliriaja;

 Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di Kecamatan Citta;

 Makam Kalokoe Watu, Makan Lato Garimpang, Situs Goarie, Situs Megalitik Madenra, Sumur Tua Tettikenrarae, Makam Arung Sekkang, Rumah Arrajang di Kecamatan Marioriwawo;

 Peruntukan pariwisata alam berupa Taman Wisata Alam (TWA) meliputi : TWA Lejja, TWA Danau Tempe (Kecamatan Marioriawa), TWA Citta (Kecamatan Citta), TWA Lereng Hijau Bulu Dua (Kecamatan Marioriwawo), Goa Coddong (Kecamatan Citta), Populasi Kalelawar di pusat kota watansoppeng (Kecamatan Lalabata), dan Kawasan Pesutraan Alam (Kecamatan Donri-Donri);

 Peruntukan pariwisata buatan di Kawasan Wisata Ompo;

(36)

BAB I Pendahuluan I-23

 Peruntukan wisata agro di Desa Mariorilau dan Desa Gattareng Kecamatan Marioriwawo.

5. Kawasan Strategis Kabupatendengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi,terdiri atas:

 Kawasan strategis perkotaan dan pusat pemerintahan ditetapkan di Kecamatan Lalabata;

 Kawasan strategis simpul transportasi dan perdagangan ditetapkan di Kawasan Cabenge Kecamatan Lilirilau;

 Kawasan strategis pengembangan lahan pertanian dan kawasan agropolitan ditetapkan di Kecamatan Liliriaja, Marioriwawo, Ganra;

6. Kawasan Strategis Kabupaten dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup terdiri atas;

 Kawasan Danau Tempe di Kecamatan Marioriawa

 Kawasan wisata alam Lejja di Kecamata Marioriawa;

dan

 Kawasan hutan lindung yang meliputi Kecamatan Marioriawa, Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Citta.

Dari potensi pengembangan wilayah, maka pengembangan wilayah yang sesuai dengan penataan ruang yang berwawasan lingkungan hidup dan konsisten dalam pemanfaatan ruang sesuai rencana tata ruang yang ada.

dan Litosol;

B. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

Dalam mengemban tugas dan fungsi serta kewenangannya, Pemerintah Kabupaten Soppeng menghadapi berbagai permasalahan dan isu-isu strategis yang masih perlu diatasi dan diantisipasi.

Referensi

Dokumen terkait

Analisa dilakukan dengan sistem pembanding dari 2 stasiun penelitian yaitu stasiun 1 adalah tambak wanamina dan stasiun 2 merupakan tambak konvensional (tanpa

Komunikasi hasil penelitian mempunyai arti tersendiri, karena bagaimanapun baiknya suatu penelitian yang telah dilakukan, tapi tanpa dilakukan komunikasi kepada orang

Melihat fenomena perilaku konsumtif pada remaja maka mendorong untuk dilakukannya penelitian tentang bagaimana cara mereduksi perilaku konsumtif pada remaja melalui teknik

Menurut Houglum (2005), prinsip rehabilitasi harus memperhatikan prinsip- prinsip dasar sebagai berikut: 1) menghindari memperburuk keadaan, 2) waktu, 3) kepatuhan, 4)

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Bank Rakyat Indonesia KCP Gatot Subroto Medan harus tepat dalam membuat dan menyusun pemasaran kredit dengan benar dan baik agar target pemasaran kredit dapat tercapai sesuai

Pada evaluasi struktur model level dua dengan koefisien acak diperoleh hanya variabel penjelas S 1 (pendidikan guru kelas) berpengaruh signifikan terhadap β 0jk

 Panteisme : Panteisme, berasal dari kata pan (seluruh) dan teisme (paham ketuhanan), suatu kepercayaan bahwa Tuhan berada dalam segala sesuatu, dan bahwa segala sesuatu adalah