• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Penelitian Terdahulu

Dwiastuti dan Dillak (2019) dengan judul, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan”. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan sampel yang digunakan yaitu periode laporan keuangan tahun 2013-2017 atau selama 5 tahun. Dalam menguji kelayakan sebelum digunakannya untuk memprediksi penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif, analisis regresi data panel, koefisien determinasi, uji simultan, dan uji parsial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, kebijakan hutang, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. sedangkan secara parsial ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap nilai perusahaan. kebijakan hutang tidak berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap nilai perusahaan.

profitabilitas berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap nilai perusahaan.

Ramdhonah et al. (2019) dengan judul “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017)”. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan sampel yang digunakan yaitu periode laporan keuangan tahun 2011-2017 atau

(2)

selama 7 tahun. Dalam menguji kelayakan sebelum digunakannya untuk memprediksi penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi data panel dan uji F. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, serta secara simultan ditemukan bahwa struktur modal, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Martini dan Sunarto (2018) dengan judul “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2014-2016”. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dan sampel yang digunakan yaitu periode laporan keuangan tahun 2014-2016 atau selama 3 tahun. Dalam menguji kelayakan sebelum digunakannya untuk memprediksi penelitian ini menggunakan deskriptif data, analisis regresi berganda, uji t parsial dan koefisien determinansi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, kebijakan hutang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, dan good corporate governance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Saputra (2018) dengan judul “Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan”. Populasi pada penelitian ini adalah

(3)

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013- 2015 atau selama 3 tahun. Dalam menguji kelayakan sebelum digunakannya untuk memprediksi penelitian ini menggunakan uji hipotesis dan menggunakan analisis regresi berganda dengan alat bantu yaitu SPSS 22. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel corporate social responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Piristina dan Khairunnisa (2019) dengan judul “Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen, Keputusan Investasi Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan”. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007-2017 atau selama 10 tahun. Dalam menguji kelayakan sebelum digunakannya untuk memprediksi penelitian ini menggunakan uji hipotesis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan secara parsial kebijakan dividen, keputusan investasi dan keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Damanik et al. (2018) dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan sub sector farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2016 atau selama 5 tahun. Dalam menguji kelayakan sebelum digunakannya untuk memprediksi penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Dalam menganalisis data

(4)

menggunakan uji asumsi klasik, regresi linier berganda, koefisien korelasi, koefisien determinasi, uji F, dan uji t. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas, leverage dan profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Setiawan et al. (2021) dengan judul “Pengaruh Struktur Modal, Perputaran Modal Kerja, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan”. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2018 atau selama 5 tahun. Dalam menguji kelayakan sebelum digunakannya untuk memprediksi penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial struktur modal, perputaran modal kerja, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. sedangkan secara simultan struktur modal, perputaran modal kerja dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Ningsih dan Waspada (2019) dengan judul “Pengaruh Suku Bunga, Struktur Modal, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan: Studi Empiris Pada Perusahaan di Indonesia”. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2015-2017 atau selama 3 tahun. Dalam menguji kelayakan sebelum digunakannya untuk memprediksi penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda yang disertai serangkaian uji. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan

(5)

terhadap nilai perusahaan sedangkan struktur modal tidak berpengaruh signifikan dan negative terhadap nilai perusahaan.

Ovami dan Nasution (2020) dengan judul “Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Indeks LQ 45”. Populasi pada penelitian ini adalah LQ 45 yang merupakan indeks yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2015-2017 arau selama 3 tahun. Dalam menguji kelayakan sebelum digunakannya untuk memprediksi penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.

B. Landasan Teori dan Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori signal menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan dan berfokus terhadap penurunan asimetri informasi antara dua pihak. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. (Ulum et al., 2021)

Teori sinyal menjelaskan apa sebab perusahaan tersebut memiliki keinginan untuk membagikan informasi laporan keuangannya kepada pihak eksternal. Hal

(6)

tersebut dikarenakan, agar pihak perusahaan bisa meyakinkan pihak eksternal perusahaan agar menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut (Susila dan Prena, 2019). Selain itu teori sinyal juga membahas tentang manajer yang memanfaatkan akun dalam laporan keuangan untuk memberikan sinyal tentang prospek perusahaan dimasa depan (Sugiyarti dan Ramadhani, 2019). Sehingga seluruh informasi keuangan maupun non keuangan perlu diungkapkan oleh perusahaan.

Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan (Ulum et al., 2021).

2. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah suatu keadaan tertentu yang sudah didapatkan oleh suatu perusahaan sebagai gambaran masyarakat yang telah mempercayai perusahaan tersebut setelah perusahaan menjalani suatu proses kegiatan dalam beberapa tahun dari sejak perusahaan tersebut didirikan sampai sekarang (Marwa et al., 2017). Dengan kepercayaan tersebut, maka masyarakat akan rela untuk membeli saham perusahaan dengan harga tertentu sesuai dengan persepsi dan kepercayaan mereka. Suatu perusahaan yang bisa meningkatkan nilai

(7)

perusahaannya adalah perusahaan memiliki prestasi yang baik. Hal ini dikarenakan dengan meningkatkan nilai perusahaan maka kesejahteraan semua yang memiliki perusahaan tersebut juga akan meningkat (Martini dan Sunarto, 2018).

Terdapat beberapa macam Pengukuran pada nilai perusahaan. pengukuran tersebut antara lain rasio harga terhadap laba (Price to Earning Ratio), hasil laba (Earning Yield), hasil dividen ( Dividen Yield), tingkat pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio), dan harga terhadap nilai buku (Price to Book Value) (Damanik et al., 2018). Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur menggunakan Price to Book Value (PBV). Pemilihan Price to Book Value (PBV) dikarenakan PBV sangat penting bagi investor dalam penentuan strategi investasi di pasar modal. PBV adalah rasio antara harga per lembar saham terhadap nilai buku perlembar saham. Jika perusahaan memiliki PBV yang tinggi maka tinggi pula kepercayaan masyarakat terhadap prospek perusahaan, sehingga menjadi daya tarik para investor untuk membeli saham. Dengan naiknya permintaan pembelian saham maka otomatis harga saham juga akan naik. PBV diperoleh dengan cara membagi antara harga perlembar saham dengan nilai buku per lembar saham. Nilai buku per lembar saham diperoleh dengan cara membagi total ekuitas perusahaan pada periode tertentu dengan jumlah saham perusahaan tersebut.

3. Profitabilitas

Pengertian profitabilitas merupakan kemampuan dari perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Dwiastuti dan Dillak, 2019). Profitabilitas juga dapat dikatakan sebagai

(8)

alat ukur atas keberhasilan suatu perusahaan. Apabila perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas maka para calon investor akan percaya dan yakin apabila mereka ingin berinvestasi di perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan para investor pastinya mengharapkan tingkat return yang terbaik sehubungan dengan investasi yang mereka tanamkan (Ramdhonah et al., 2019).

Salah satu cara untuk mengetahui dan membantu para investor dalam pengambilan keputusan investasi yaitu dengan mengetahui rasio pengukuran tingkat profitabilitas dalam suatu perusahaan. Adapun jenis pengukuran dalam profitabilitas antara lain:

a. Gross Profit Margin (GPM), merupakan salah satu rasio yang digunakan sebagai alat ukur efisiensi pengendalian harga pokok (biaya produksi), selain itu juga untuk mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam memproduksi secara efisien. Rumus GPM yaitu sebagai berikut:

b. Operating Profit Margin (OPM), merupakan salah satu rasio yang digunakan sebagai alat ukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume perusahaan. Rumus OPM yaitu sebagai berikut:

c. Net Profit Margin (NPM), merupakan salah satu rasio yang digunakan sebagai alat ukur laba bersih setelah pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Rumus NPM yaitu sebagai berikut:

(9)

d. Return on Investment (ROI), merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari asset yang digunakan. Rumus ROI yaitu sebagai berikut:

e. Return on Equity (ROE), merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham. Rumus ROE yaitu sebagai berikut:

Pengukuran profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return on Equity (ROE). Dapat diasumsikan bahwa semakin tingginya Return on Equity (ROE) maka akan semakin baik bagi perusahaan karena laba yang akan dihasilkan perusahaan akan semakin meningkat, dan sebaliknya apabila Return on Equity (ROE) di perusahaan rendah maka laba yang akan dihasilkan oleh perusahan juga akan ikut rendah. Return on Equity (ROE) dipergunakan untuk mengetahui tingkat efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan terjadinya kenaikan tersebut maka harga saham juga akan ikut naik. (Dhani dan Utama, 2017) Naiknya harga saham maka return saham yang diperoleh investor perusahaan juga akan semakin besar serta dapat meingkatkan nilai perusahaan.

Alasan Menggunakan Return on Equity (ROE) sebagai pengukuran profitabilitas karena dalam Return on Equity (ROE) menunjukkan bahwa semakin

(10)

tingginya Return on Equity (ROE) maka perusahaan tersebut semakin efisien dalam menggunakan modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba investor yang ditanamkan pada perusahaan.

4. Struktur Modal

Struktur modal merupakan suatu perbandingan antara hutang dengan modal yang terdapat pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan dalam keadaan yang baik dan ingin mempercepat perkembangan perusahaan maka dapat menggunakan hutang sebagai modal usahanya. Dengan menggunakan hutang sebagai modal usaha tentunya perusahaan tersebut harus mampu mengoptimalkan operasional usahanya agar mendapatkan return sesuai yang diinginkan. Hal tersebut bisa menjadikan investor beranggapan bahwa perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi maka perusahaan tersebut memiliki prospek usaha yang bagus sehingga dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Ramdhonah et al., 2019).

Kebutuhan dana perusahaan bisa terpenuhi dari sumber modal perusahaan itu sendiri yang berasal dari modal saham, laba ditahan, serta cadangan. Apabila suatu perusahaan mendanai dari modal sendiri tetapi masih mengalami kekurangan maka perusahaan tersebut harus mempertimbangkan pendanaan perusahaan dari luar. Pendanaan dari luar itu bisa berupa hutang. Akan tetapi untuk memenuhi kebutuhan dana, perusahaan perlu mencari alternatif pendanaan efisien. Terbentuknya pendanaan yang efisien ini akan terjadi apabila perusahaan tersebut memiliki struktur modal yang optimal (Setiawan et al., 2021).

Struktur modal adalah perbandingan antara hutang beserta modal yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan pengukuran struktur

(11)

modal yaitu Debt to Equity Ratio (DER), merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur tingkat penggunaan hutang terhadap total modal yang dimiliki perusahaan.

5. Kebijakan Dividen

Dividen adalah membagi keuntungan dari perusahaan yang terjadi pada periode tertentu kepada para pemegang saham. Naik turunnya harga saham dipengaruhi oleh dividen. Jika pembayaran dividen pada perusahaan cenderung tinggi maka nilai perusahaan juga ikut tinggi. Sebaliknya, apabila pembayaran dividen pada perusahaan cenderung rendah maka nilai perusahaan juga ikut rendah. Sedangkan kebijakan dividen merupakan keputusan untuk pembagian laba perusahaan para pemegang saham atau penahanan laba perusahaan yang akan digunakan untuk pendanaan investasi di masa yang akan datang (Pangaribuan et al., 2019).

Menggunakan dividen sebagai kode berupa pengumuman yang menyatakan bahwa suatu perusahaan yang berani memutuskan untuk menaikkan dividen per lembar saham, maka dapat diartikan oleh pihak penanam modal bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan baik (Kurnia, 2017). Hal tersebut dikarenakan dividen per saham yang lebih tinggi membuktikan bahwa perusahaan benar-benar percaya bahwa arus kas dalam periode selanjutnya akan cukup besar dalam menanggung tingkat dividen yang tinggi. Kebijakan atas pembayaran dividen adalah keputusan yang penting sekali bagi suatu perusahaan. Kebijakan tersebut akan melibatkan kedua belah pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda.

(12)

Kedua belah pihak itu antara lain pihak pertama yaitu semua pemegang saham dan pihak kedua yaitu pemilik perusahaan (Martini dan Sunarto, 2018).

Dalam penelitian ini kebijakan dividen diukur menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan rasio yang membuktikan banyaknya laba sekarang yang akan dibayarkan perusahaan sebagai dividen ketimbang ditahan untuk diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan (Pangaribuan et al., 2019).

C. Perumusan Hipotesis

Dapat disimpulkan mengenai hipotesis dari pengaruh profitabilitas, struktur modal, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas merupakan suatu kemampuan dalam perusahaan untuk menghasilkan laba. Menurut signaling teory profitabilitas dianggap sebagai sinyal bagi para investor untuk menilai baik buruknya suatu perusahaan. Penerapan profitabilitas dimana kegiatan operasional yang efektif dalam menghasilkan laba adalah sinyal positif kepada investor, bahwa manajemen telah menghasilkan profitabilitas yang tinggi sehingga membuat investor tertarik untuk menginvestasikan modalnya kepada perusahaan. Investor dapat menerima sinyal tersebut dan dapat menyimpulkan bahwa manajemen mengelola kegiatan operasional untuk dapat menghasilkan laba. Margin keuntungan perusahaan dapat menjadi sinyal bagi investor tentang tingkat pengembalian yang dapat diberikan perusahaan. Semakin tinggi imbal hasil, semakin banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya pada saham perusahaan. hal ini dibuktikan dengan

(13)

kenaikan harga saham seiring dengan kenaikan nilai perusahaan. sehingga profitabilitas sangat penting bagi perusahaan. hal ini dikarenakan akan sulitnya menarik minat investor apabila perusahaan mengalami kerugian.

Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan Return on Equity (ROE).

Return on Equity (ROE) mencerminkan tingkatan hasil dalam pengembalian investasi bagi pemilik saham. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemilik saham. Semakin tingginya profitabilitas perusahaan maka laba per lembar saham juga akan meningkat (Setyani, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh (Dwiastuti dan Dillak, 2019) mengatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. sehingga dapat disusun hipotesis mengenai profitabilitas terhadap nilai perusahaan sebagai berikut :

H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Struktur modal merupakan hubungan antara hutang jangka panjang serta modal yang dijalankan oleh perusahaan yang secara signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan mempengaruhi risiko dan pengendalian perusahaan. Semakin tinggi hutang pada perusahaan maka akan semakin besar pula resiko yang ditanggung oleh perusahaan tersebut. Hal tersebut dapat mempengaruhi kepercayaan investor dengan perusahaan serta dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Ningsih dan Waspada, 2019).

(14)

Hal ini berkaitan dengan teori sinyal (signalling theory) yang menyatakan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan, Perusahaan yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan penggunaan hutang tinggi sehingga akan mengusahaan memiliki hutang yang normal. Sinyal yang dikeluarkan perusahaan berupa informasi keuangan yang menjelaskan kinerja keuangan dalam perusahaan akan membantu investor menilai suatu perusahaan. Struktur modal yang memiliki hutang lebih tinggi daripada ekuitas perusahaan akan memberikan sinyal bagi investor bahwa nilai hutang perusahaan yang terlalu tinggi akan memberikan dampak buruk terhadap nilai perusahaan dan sebaliknya.

Persepsi investor tentang struktur modal yang menggambarkan kebijakan manajemen berikut kinerja keuangan yang dicapai berbasis aset maupun ekuitas bisa dilihat dari respon para investor mengenai harga saham perusahaan tersebut di pasar modal. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai pasar saham adalah nilai atas persepsi investor yang berkaitan dengan kelangsungan kinerja perusahaan.

nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari hutang serta ekuitas perusahaan (Santiani, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh (Ramdhonah et al., 2019) mengatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. sehingga dapat disusun hipotesis mengenai struktur modal terhadap nilai perusahaan sebagai berikut :

H2 : Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

(15)

3. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan

Kebijakan dividen dalam suatu perusahaan akan baik apabila dividen yang dibagikan tinggi. Hal ini dikarenakan perusahaan yang membagikan dividen secara tunai merupakan perusahaan yang mendapatkan laba dalam suatu periode tertentu. Sehingga, semakin tingginya kebijakan dividen bisa menarik investor agar berinvestasi jangka panjang. Sehingga berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham (Pangaribuan et al., 2019).

Kebijakan dividen bisa dilihat melalui nilai Divident Payout Ratio (DPR) yang merupakan bagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan sebagai dividen. Menurut signaling theory kebijakan dividen dianggap sebagai sinyal bagi para investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal tersebut disebabkan karena kebijakan dividen dianggap bisa membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan (Setiawati, 2021). Permintaan saham yang tinggi di pasar saham akan mempengaruhi book value suatu perusahaan sehingga apabila price book value (PBV) suatu perusaaahn itu tinggi, maka dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan.Penelitian yang dilakukan oleh (Martini dan Sunarto, 2018) mengatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. sehingga dapat disusun hipotesis mengenai kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan sebagai berikut :

H3 : Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

(16)

D. Kerangka Fikir Penelitian

Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitan ang berjudul “pengaruh profitabilitas, truktur modal, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan”, yaitu sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa variable independen dalam penelitian ini dengan keterangan sebagai berikut:

X₁ : Profitabilitas X₂ : Struktur Modal X₃ : Kebijakan Dividen Y : Nilai Perusahaan

Profitabilitas (X₁)

Struktur Modal (X₂)

Kebijakan Dividen (X₃)

Nilai Perusahaan (Y)

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan saham dalam Penawaran Umum, Pemegang Saham Penjual memberikan opsi kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek untuk dapat 1)

Ezeket a szezonáli- san korrigált adatsorokat felhasználva, a /3/ és /4/ egyenletek alapján újrabecsültük az átmenetvalószín ű ségeket: az S belépési (állásvesztési)

Peningkatan pada aspek merumuskan hipotesis ini terjadi karena hipotesis disusun oleh peserta didik berdasarkan rumusan masalah, ketika peserta didik mampu

Sementara itu Menurut Robbins dan Judge (2010) Kepribadian adalah organisasi dinamik dari sistem-sistem psikologis dalam individu yang menentukan kemampuan seseorang

Jasa pihak ketiga yang menjadi perantara dalam penyelesaian sengketa di luar pengadilan dapat dibentuk baik oleh pemerintah maupun masyarakat, tanpa mengesampingkan syarat-syarat

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pencemaran airtanah oleh senyawa hidrokarbon yang berasal dari bahan bakar minyak bensin

7) Algery (2013) yang meneliti pengaruh profitabilitas, financial leverage dan harga saham terhadap praktik perataan laba. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa hanya

73 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat XXX XXX 74 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya XXX XXX 75 Pembayaran Pokok Pinjaman