• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PERAJIN BATIK DALAM MELESTARIKAN BATIK SUKAPURA DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PERAJIN BATIK DALAM MELESTARIKAN BATIK SUKAPURA DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN TASIKMALAYA."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PERAJIN BATIK DALAM MELESTARIKAN BATIK SUKAPURA DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN

TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Oleh

Yeti Supartika 0900164

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

UPAYA PERAJIN BATIK DALAM MELESTARIKAN BATIK SUKAPURA DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN

TASIKMALAYA

Oleh Yeti Supartika

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Yeti Supartika 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

YETI SUPARTIKA

UPAYA PERAJIN BATIK DALAM MELESTARIKAN BATIK SUKAPURA

DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN TASIKMALAYA

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. Maman Tocharman, M. Pd NIP.194812251974121001

Pembimbing II

Dra. Tity Soegiarti, M. Pd. NIP. 195509131985032001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

YETI SUPARTIKA

UPAYA PERAJIN BATIK DALAM MELESTARIKAN BATIK SUKAPURA DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN TASIKMALAYA

Disetujui dan disahkan oleh penguji :

Penguji I

Dr. Ayat Suryatna, M. Si NIP. 196401031989011001

Penguji II

Drs. Taswadi, M. Sn. NIP. 196501111994121001

Penguji III

Bandi Sobandi, M. Pd. NIP. 197206131999031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK………….………... i

KATA PENGANTAR……….……… ii

UCAPAN TERIMAKASIH………... iii

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR GRAFIK ……….... viii

DAFTAR TABEL ………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. x

DAFTAR GAMBAR ………... xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang………. 1

B. Perumusan Masalah………. 3

C. Tujuan Penelitian………. 3

D. Manfaat Penelitian………... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi……….. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….. 7

A. Konsep Melestarikan Batik……..………... 7

1. Pengertian Melestarikan……….... 7

2. Pengertian Batik……… 7

3. Sejarah Perkembangan batik………. 8

4. Fungsi Batik……….. 14

5. Teknik Batik……….. 19

6. Ragam Hias Batik Nusantara……….... 23

7. Warna……… 32

B. Konsep Mempromosikan Batik………... 41

1. Pengertian Promosi……… 41

2. Pameran Sebagai Media Promosi...………... 42

3. Pengelolaan Usaha Kecil…..……… 49

BAB III METODE PENELITIAN……….. 53

A. Lokasi dan Waktu Penelitian………. 53

1. Lokasi Penelitian………. 53

(6)

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Waktu Penelitian………. 54

B. Metode Penelitian………. 54

C. Definisi Operasional………. 55

D. Instrument Penelitian……… 56

1. Draf Wawancara………. 56

2. Catatn dan Alat Dokumentasi (Kamera)………. 57

E. Teknik Pengumpulan Data……… 58

1. Observasi………. 58

2. Wawncara……… 59

3. Studi Dokumentasi……….. 61

F. Teknik Analisis Data………. 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….... 63

A. Deskripsi Hasil Penelitian……… 63

1. Gambaran Lokasi Penelitian……….... 63

2. Kondisi Batik Sukapura dan Pembatiknya..……….... 70

3. Upaya Perajin dalam Mempertahankan Eksistensi Batik Sukapura……… 74

4. Upaya Perajin Batik dalam Mempromosikan Batik Sukapura………. 88

B. Pembahasan Hasil Penelitian……..………. 98

1. Kondisi Batik Sukapura dan Pembatiknya……… 98

2. Upaya Perajin dalam Mempertahankan Eksistensi Batik Sukapura…. 99 3. Upaya Perajin dalam Mempromosikan Batik Sukapura………... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 112

A. Kesimpulan……… 113

B. Saran dan Rekomendasi... 115

DAFTAR PUSTAKA………. 117

DAFTAR ISTILAH……… 119

(7)

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Judul : UPAYA PERAJIN BATIK DALAM MELESTARIKAN BATIK

SUKAPURA DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN

TASIKMALAYA

Batik Sukapura merupakan salah satu batik tulis asal Kabupaten Tasikmalaya yang sudah ada sejak abad ke 19. Batik Sukapura memiliki ciri khas yang berbeda dari batik Tasikmalaya lainnya yakni dari segi pewarnaannya didominasi oleh warna-warna gelap seperti warna merah, hitam, putih, coklat, dan putih. Keberadaannya batik Sukapura di Kabupaten Tasikmalaya ini, menjadi sebuah daya tarik bagi penulis untuk meneliti dan menggali lebih mendalam tentang berbagai upaya perajin batik dalam melestarikan batik Sukapura. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul “Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya”. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu perajin batik di Kampung Pasarkolot yakni Bapak Enung yang beralamat di Jl. Pasarkolot No. 53 Desa Sukapura. Disamping itu ada pula tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa upaya perajin batik dalam melestarikan batik Sukapura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan metode deskriftif. Dikarenakan dalam penelitian ini data yang diperlukan berupa data-data tertulis dan dokumentasi-dokumentasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini di antaranya menggunakan teknik wawancara dan observasi. Hasil penelitan ini dapat penulis simpulkan bahwa: batik Sukapura hingga saat ini masih diproduksi oleh beberapa perajin di Desa Sukapura. Karya batik yang diproduksi para perajin walaupun sudah ada pengembangan, namun ciri khas batik Sukapura tetap dipertahankan yakni warna-warna gelap seperti merah tua, coklat, dan hitam. Kini, perajin batik di Desa Sukapura tersisa hanya 10 orang lagi, itupun sudah tergolong warga yang sudah lanjut usia. Adapun upaya perajin dalam mempertahankan eksistensi karya batik Sukapura di antaranya mempertahankan motif, warna, fungsi tradisional kain batik Sukapura yang dipakai sejak dulu. Selain itu, terdapat juga upaya perajin dalam mengembangkan motif batik Sukapura yang meliputi pengembangan motif, warna, dan teknik batik. Selanjutnya upaya yang dilakukan perajin dalam mempromosikan karya batik Sukapura selain pemasaran di daerah setempat juga adanya promosi batik melalui kegiatan pameran. Setelah diteliti, ditemukan salah satu faktor menurunnya pamor batik Sukapura yakni kurangnya pengelolaan dan pengembangan perajin dalam membentuk usaha dengan memiliki nama sentra batik di desa Sukapura. Karena hal ini dapat meningkatkan promosi batik Sukapura.

(8)

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Title: EFFORTS BATIK ARTISANS OF PRESERVING BATIK SUKAPURA IN SUKARAJA DISTRICT DISTRICT TASIKMALAYA TALBOT

Batik Sukapura is one of the origins of batik Tasikmalaya district which has existed since the 19th century Sukapura Batik has a characteristic that is different from the other Tasikmalaya batik dyeing terms dominated by dark colors such as red, black, white, brown, and white. Its presence in Tasikmalaya batik Sukapura this, became an attraction for writers to research and dig deeper about the various efforts to preserve batik batik artisans in Sukapura. Therefore, this study entitled "Preserving Efforts Craft Batik In Sukapura In District Tasikmalaya Talbot". This study was conducted in one of the batik artisans in the village Pasarkolot Mr. Enung is located at Jl. Pasarkolot No. 53 Village Sukapura. Besides, there is also the purpose of this study was to determine some of the efforts to preserve batik batik artisans in Sukapura. The method used in this research is descriptive method qualitative approach. Because in this study the necessary data in the form of written data and documentations. Data collection techniques in the study of which uses interviews and observation techniques. The results of this research can be the authors conclude that: batik Sukapura is still produced by some artisans in the village of Sukapura. The work produced batik crafters although there has been development, but characteristic of batik Sukapura maintained that dark colors such as dark red, brown, and black. Now, batik artisans in the village of just 10 people remaining Sukapura again, that would have been classified as residents who are elderly. The efforts of artisans in maintaining the existence of batik works Sukapura them maintain motif, color, function Sukapura traditional batik cloth worn long ago. In addition, there are also efforts in developing batik artisans Sukapura which includes the development of motifs, colors, and batik techniques. Furthermore, the efforts made in promoting the work of batik artisans Sukapura besides marketing presence in the local area also through the promotion of batik exhibitions. After investigation, it was discovered one of the factors decreasing prestige batik Sukapura the lack of management and development of artisans in shaping the business by having the name of the village center of batik in Sukapura. As this can increase the promotion of batik Sukapura.

(9)

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman

kekayaan alam, kesenian, dan budaya yang masih dipelihara dan dilestarikan oleh

masyarakatnya. Salah satu warisan budaya Indonesia yang harus tetap

dipertahankan oleh bangsa Indonesia ialah batik. Sebagaimana kita ketahui bahwa

batik Indonesia telah berkembang di berbagai pelosok Nusantara. Beberapa

daerah penghasil batik di Jawa Barat ialah Cirebon, Indramayu, Garut, Ciamis,

dan Tasikmalaya.

Batik Tasikmalaya umumnya “…memiliki corak berbagai variasi parang

dengan warna sogan kemerah-merahan dan hitam dengan latar kuning muda

kemerah-merahan…di samping masyarakat Sunda menyukai warna-warna cerah –

maka lahirlah kreasi-kreasi menurut selera setempat” (Djoemena, 1990, hlm. 26).

Oleh karena itu, tidak heran bila masyarakat Tasikmalaya saat ini lebih

mengedepankan warna-warna cerah untuk karya batiknya, karena pada dasarnya Tasikmalaya merupakan warga Tatar Sunda “…yang kreatif dan dinamis” (Djoemena, 1990, hlm. 26). Dari Sekian banyak jenis batik khas Tasikmalaya

yang diproduksi oleh beberapa kecamatan di Tasikmalaya, terdapat salah satu

jenis batik dari kecamatan Sukaraja yaitu batik tulis Sukapura. Disamping itu,

Tasikmalaya juga dikenal sebagai penghasil berbagai kerajinan tangan.

Batik Sukapura merupakan batik tulis yang memiliki motif tidak jauh

berbeda dengan batik tulis pesisir Jawa Tengah seperti pada batik Banyumas dan

Pekalongan. Karena dalam perkembangannya batik Sukapura mendapat pengaruh

dari batik-batik Jawa tengah. Berdasarkan hasil temuan bapak Ucu Husaeni dalam

(10)

2

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“...batik Sukapura dibuat dengan cara tradisional, hanya saja warna-warna yang digunakan pada kain batik Sukapura cenderung warna-warna gelap dan mampu bertahan lama. Dikarenakan kain bahan dasar direndam dalam campuran minyak kacang tanah dan sapu merang (sapu yang terbuat dari tangkai padi) selama kurang lebih dua pekan” (Husaeni, 2010, hlm. 3).

Berdasarkan hasil penemuan di atas, dapat dipahami bahwa keberadaan

batik Sukapura merupakan warisan budaya Indonesia turun-temurun yang perlu

dilestarikan dan dipertahankan eksistensinya oleh masyarakat Tasikmalaya pada

khusunya serta masyarakat Indonesia pada umumnya.

Dari waktu ke waktu, pemasaran batik di Indonesia memiliki peran penting

terhadap perkembangan batik, khususnya pada batik Sukapura. Sebagaimana

diberitakan oleh media cetak Kompas Cirebon pada awal tahun 2013 (Senin, 22

Maret 2013, hlm. 22) bahwa “...Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya menargetkan

peningkatan produksi batik Sukapura menjadi 100 persen pada 2014. Caranya

dengan meningkatkan promosi melalui pameran dan pelatihan bagi perajin batik”.

Berdasarkan berita tersebut, perlunya upaya meningkatkan promosi batik

Sukapura akan membawa dampak positif terhadap perkembangan batik Sukapura

di masa yang akan datang. Dan kunci berkembangnya batik Sukapura tersebut

tergantung bagaimana kepedulian masyarakat setempat terhadap batik Sukapura.

Berdasarkan pemaparan di atas, masalah-masalah tersebut harus

dipublikasikan kepada masyarakat melalui berbagai media informasi atau dengan

cara mengangkat kembali nama batik Sukapura ke dalam sebuah karya tulis

ilmiah. Hal itulah yang mendorong penulis untuk mengkaji masalah tersebut dan

mengangkatnya ke dalam rumusan masalah penelitian, dikarenakan apabila

masalah-masalah ini dibiarkan dan tidak diteliti akan semakin tidak diketahui oleh

masyarakat umum serta batik Sukapura dapat terancam punah.

Adapun dampak positif apabila kondisi batik dan pembatiknya (perajin),

serta upaya perajin dalam mempertahankan juga mempromosikan batik Sukapura

(11)

3

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khususnya serta warga Indonesia pada umunya, bahwa masyarakat desa Sukapura

merupakan warga yang peduli terhadap batik yakni sebagai warisan budaya

bangsa yang patut dilestarikan dan dikembangkan.

Sebaliknya, jika beberapa permasalahan di atas dibiarkan, akan berdampak

pada kelangsungan batik Sukapura di perindustrian batik Nusantara. Salah satunya

ada penurunan pamor atau eksistensi batik Sukapura dan perkembangan promosi

yang masih berkisar dalam lingkungan pasar daerah setempat.

Oleh karena itu, sebagai mahasiswa seni rupa yang sadar akan budaya

bangsa, penulis berminat meneliti batik Sukapura untuk dijadikan sebuah karya

tulis skirpsi. Selain penulis tertarik terhadap keunikan karya batik Sukapura, juga

berharap dengan adanya penelitian ini dapat mengangkat kembali eksistensi batik

Sukapura di wilayah Nusantara. Dengan demikian, penelitian ini akan diberi judul “UPAYA PERAJIN BATIK DALAM MELESTARIKAN BATIK SUKAPURA DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN TASIKMALAYA.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis akan

membuat perumusan masalahnya berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi pembatik Sukapura dan hasil karyanya?

2. Bagaimana upaya perajin dalam mempertahankan eksistensi karya batik

Sukapura?

3. Bagaimana upaya promosi yang dilakukan perajin batik untuk mencapai

sasaran/cita-citanya?

C. Tujuan Penelitian

Setelah menemukan beberapa permasalahan di atas, selanjutnya penulis

akan merumuskan tujuan mengadakan penelitian ini di antaranya sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi pembatik Sukapura dan hasil karyanya.

(12)

4

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengetahui upaya promosi yang dilakukan perajin dalam mencapai sasaran

atau cita-citanya.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat

khususnya bagi penulis, lembaga pendidikan, sentra atau perajin batik dan

masyarakat.

1. Bagi Penulis

a. Dapat mengetahui kondisi pembatik Sukapura dan hasil karyanya.

b. Dapat mengetahui berbagai upaya perajin dalam mempertahankan eksistensi

batik Sukapura.

c. Dapat mengetahui berbagai upaya promosi yang dilakukan perajin dalam

mencapai sasaran atau cita-citanya.

d. Dapat menjalin kerjasama antara peneliti dengan lembaga pendidikan,

lembaga pemerintahan, dan kriyawan.

2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa

a. Sebagai referensi untuk bahan ajar kriya batik atau kepustakaan tentang

“UPAYA PERAJIN BATIK DALAM MELESTARIKAN BATIK

SUKAPURA DI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN

TASIKMALAYA”.

b. Menjadikan Jurusan Pendidikan Seni Rupa UPI sebagai salah satu jurusan

dari perguruan tinggi negeri di Indonesia yang menjungjung serta

mengangkat warisan budaya bangsa, salah satunya budaya batik.

3. Bagi Pengusaha, Pengelola, Perajin Batik

(13)

5

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Dapat memperkenalkan beberapa pengusaha, pengelola, ataupun perajin batik

Sukapura kepada masyarakat Indonesia.

4. Bagi Pemerintah Daerah

a. Agar termotivasi untuk melestarikan batik Sukapura dengan melibatkan

pendidikan, seperti mengadakan workshop batik kepada siswa-siswi SD,

SMP, dan SMA.

b. Agar mengetahui perkembangan kerajinan batik yang ada dikawasan

Tasikmalaya khususnya wilayah perajin batik Sukapura.

4. Bagi masyarakat.

Diharapkan dengan banyaknya referensi tentang kerajinan batik di Indonesia

khususnya di daerah Tasikmalaya, masyarakat dapat tergugah dan termotivasi

untuk ikut serta dalam melestarikan dan mengembangkan budaya batik Sukapura

agar pamor batik Sukapura pada beberapa puluh tahun kebelakang yang sudah

dikenal oleh masyarakat luar pulau Jawa dapat terulang kembali.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penyususnan karya tulis ini, peneliti akan menguraikan struktur

organisasi skripsi sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, bab ini berisi tentang uraian Latar Belakang Masalah

Penelitian yang akan di teliti. Kemudian menentukan Rumusan Masalah,

menuliskan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi

Skripsi.

BAB II: Kajian Pustaka, bab ini menguraikan landasan teori atau kajian

pustaka sebagai landasan teoritik untuk menganalisis temuan hasil penelitian yang

akan diuraikan pada Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan. Adapun teori yang

akan dipaparkan pada bab ini meliputi teori-teori serta dalil-dalil hasil temuan

(14)

6

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III: Metodologi Penelitian, pada bab ini akan diuraikan secara rinci

mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis sesuai jenis penelitiannya.

Selanjutnya menguraikan cara-cara yang akan ditempuh peneliti ketika

melaksanakan penelitian. Selain itu, dalam bab ini juga menjelaskan bagaimana

peneliti menentukan Lokasi dan Subjek penelitian, Definisi Operasional,

Instrument Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data.

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini menjelaskan pemaparan

dan pembahasan data hasil penelitian tentang Upaya Perajin Batik dalam

Melestarikan Batik Sukapura di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya.

Pada bagian pemaparan, penulis menjelaskan ringkasan singkat hasil temuan

selama penelitian di lapangan, juga menuliskan kembali tujuan penelitian.

Selanjutnya pada bagian pembahasan, penulis membahas hasil temuan di

lapangan dengan cara menghubungkan data penelitian dengan teori yang telah

ditulis pada Bab Kajian Pustaka.

BAB V: Kesimpulan Dan Saran (rekomendasi), dalam bab ini menguraikan

ringkasan singkat atau intisari dari pembahasan bab-bab sebelumnya, dan

merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada rumusan

masalah. Selain itu menguraikan beberapa saran dan rekomendasi dari penulis

(15)

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Daerah yang dipilih penulis untuk dijadikan tempat penelitian ialah

Kampung Pasarkolot, Desa Sukapura, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten

Tasikmalaya. Di daerah tersebut terdapat beberapa perajin batik tulis Sukapura

yang sudah berkarya sejak lama. Oleh sebab itu, penulis tertarik melakukan

penelitian di Kampung Pasarkolot ini yang nantinya akan di angkat ke dalam

sebuah karya tulis ilmiah skripsi.

2. Subjek Penelitian

Saat ini perajin batik Sukapura di Kampung Pasarkolot, Desa Sukapura,

Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, yang masih menekuni batik tersisa

hanya 10 orang lagi. Itu pun rata-rata sudah berusia di atas 50 tahun, di antaranya

adalah Pak Enung, Ibu To’ah, Pak Uyung Sopyan, Ibu Uun, Pak Dadan, Ibu Siti,

Pa Amun, Pa Barjah, Ibu Nonok, dan Ibu Jua.

Untuk menentukan subjek penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan

wawancara kepada pihak pemerintah Desa Sukapura mengenai beberapa perajin

batik Sukapura yang berada di Kampung Pasarkolot. Usai wawancara, penulis

meminta rekomendasi dari pihak pemerinatah untuk dipilihkan perajin sebagai

tempat penelitian yang berharap dapat menjawab semua rumusan masalah

penelitian . Berdasarkan rekomendasi dari pemerintah desa Sukapura, perajin

yang dipilih sesuai kriteria tersukses dalam melestarikan batik Sukapura ialah

Bapak Enung.

Dengan demikian, penulis memilih Bapak Enung sebagai subjek penelitian

karena beliau diketahui memiliki perbedaan dalam melestarikan batik Sukapura

(16)

pertanyaan-54

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan rumusan masalah penelitian ini. Adapun tempat tinggal Pak Enung

tepatnya di Jalan Pasarkolot No. 53, dan letak geografis tempat tinggal beliau

cukup strategis, karena lokasi rumahnya berada di pinggir jalan Pasar Kolot,

sehingga dapat dijangkau dengan kendaraan umum. Hal ini dapat memberi

kemudahan bagi penulis selama melakukan penelitian.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan kurang lebih enam bulan, mulai dari bulan Agustus

2013 sampai bulan Januari 2014. Waktu penelitian terhitung sejak penulis

melakukan observasi ke lokasi penelitian sampai dengan selesai penelitian dan

menyusun laporan. Penulis mulai melakukan penelitian setelah mendapatkan SK

(Surat Keputusan) mengenai pengesahan Judul Skripsi dari Fakultas Pendidikan

Bahasa dan Seni (FPBS) UPI. Dengan adanya Surat Keputusan (SK) tersebut,

dapat memudahkan penulis untuk melakukan penelitian-penelitian berikutnya.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Ciri-ciri penelitian kualitatif dapat dilihat dari sifat

dan bentuk laporannya. Dimana, laporan tersebut merupakan laporan yang berisi

pemaparan kajian hasil penelitian. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif

disusun dalam bentuk narasi yang bersifat deskripsi dan menampilkan

dokumentasi hasil penemuan-penemuan selama penelitian.

Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, penulis dianjurkan untuk

mengetahui serta memahami terlebih dahulu bagaimana definisi dan sifat metode

penelitian yang dipilih. Hal ini dilakukan agar pada saat terjun ke lapangan tidak

lagi kebingungan untuk melakukan penelitian, karena sebelumnya penulis sudah

mempelajari jenis dan sifat penelitian yang dipakai. Metode penelitian yang

dimaksud, dikemukakan oleh Nazir (1988, hlm. 64) bahwa penelitian deskriptif :

(17)

55

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kerja peneliti, bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data digunakan teknik wawancara, dengan menggunakan schedule questionair ataupun interview guide.

Berdasarkan pendapat di atas, metode deskriptif dibutuhkan dalam

penelitian ini. Karena pada proses penelitiannya, penulis akan meneliti

permasalahan-permasalahan di suatu kelompok masyarakat mengenai upaya yang

dilakukan perajin batik di desa Sukapura dalam melestarikan batik Sukapura.

Sebagaimana dijelaskan dalam kutipan di atas, bahwa penelitian kualitatif dengan

metode deskriptif umumnya penulis dapat memberikan gambaran terhadap

fenomena-fenomena di lapangan. Selain itu teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik wawancara dan survei atau observasi.

Untuk mencapai keberhasilan dalam penelitian kualitatif, di sini penulis

akan mengumpulkan data-data faktual melalui wawancara dan observasi. Penulis

dapat mengumpulkan berbagai data mulai dari dokumen yang relevan dalam

bentuk hasil wawancara, dokumentasi foto, dan hasil rekaman. Data tertulis yang

didapat penulis tidak hanya dari pemberi informan, tetapi ada sebagian data dari

pihak pemerintah setempat yakni Desa Sukapura, dan dari Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan (DISPARBUD) Kabupaten Tasikmalaya. Kemudian pada tahap

akhir, data penelitian akan dianalisis dan dibahas sesuai rumusan masalah.

C. Definisi operasional

Untuk mmperjelas judul penelitian, penulis akan merumuskan definisi

operasionalnya atau penjelasan istilah sebagai berikut :

1. Upaya

Maksud dari kata upaya dalam penelitian ini adalah usaha dari beberapa

perajin dalam melestarikan atau mempertahankan eksistensi batik.

(18)

56

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Merupakan seseorang atau sekelompok orang yang menekuni kerajinan

batik dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menghasilkan kain batik baik

itu jenis batik tulis maupun batik cap.

3. Melestarikan

Melestarikan adalah upaya sekelompok orang, masyarakat atau lembaga

dalam menjaga dan mempertahankan sesuatu hal yang berharga dan bernilai untuk

dipelihara juga dikembangkan. Dalam judul penelitian ini, yang dimaksud

melestarikan ialah bagaimana cara perajin dalam melestarikan budaya membatik

agar kerajinan batik tidak punah. Karena pada dasarnya, batik merupakan warisan

budaya turun temurun dari nenek moyang yang harus dilestarikan dari masa ke

masa.

4. Batik Sukapura

Batik Sukapura merupakan salah satu jenis batik tulis asli dari Tasikmalaya

yang sudah ada sejak zaman penjajahan hingga sekarang, denga ciri khas

warna-warna gelap seperti warna-warna hitam, biru tua, coklat, dan soga (merah).

5. Desa Sukapura

Desa sukapura adalah salah satu desa yang berada dikecamatan Sukaraja

Kabupaten Tasikmalaya. Daerah tersebut menjadi lokasi penelitian, karena di

dalamnya terdapat beberapa perajin batik Sukapura.

D. Instrumen Penelitian

Pada sebuah penelitian, instrumen sangat dibutuhkan karena merupakan

salah satu alat untuk mengumpulkan data-data yang sesuai dengan kenyataan di

lapangan. Beberapa instrumen yang digunakan oleh penulis selama penelitian

ialah sebagai berikut :

(19)

57

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Draft wawancara di sini diartikan sebagai serangkaian pertanyaan yang

sudah disusun penulis sebelumnya, agar pada saat wawancara berlangsung penulis

mempunyai acuan topik pertanyaan yang akan diberikan kepada narasumber.

Sehingga tidak keluar dari permasalahan-permasalahan yang ingin di tanyakan.

Pada penelitian ini, penulis melakukan wawancara kepada dua belah pihak yakni

dari pihak pemerintah desa Sukapura dan perajin batik Sukapura. Tujuan penulis

dalam mwawancarai pihak pemerintah desa ialah untuk mendapatkan

rekomendasi perajin batik yang akan dijadikan objek penelitian. Adapun daftar

pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun penulis, antara lain sebagai berikut :

a. Daftar pertanyaan untuk perajin batik Sukapura

1) Sejak kapan bapak/ibu mulai membatik?

2) Apakah ada upaya yang bapak/ibu lakukan dalam melestarikan batik

Sukapura sehingga batik Sukapura ini masih bertahan hingga sekarang?

3) Apakah ada kendala pada saat melakukan upaya pelestarian batik Sukapura ?

4) Bagaimana menghadapi beberapa kendala yang ditemui pada saat melakukan

upaya pelestarian batik Sukapura?

5) Apakah ada pelatihan membatik dari ibu/bapak kepada keluarga dan

masyarakat?

6) Kemana saja bapak/ibu memasarkan kain batik Sukapura?

7) Upaya apa saja yang bapak/ibu lakukan dalam mempromosikan batik

Sukapura selain memasarkan di pasar lokal?

b. Daftar Pertanyaan untuk informan dari desa Sukapura

1) Menurut catatan pemerintah desa, jumlah perajin batik yang ada di Desa

Sukapura ada berapa?

2) Dari sekian banyak perajin, ada berapa perajin batik yang masih aktif

menekuni batik Sukapura hingga sekarang?

3) Menurut hasil survei dari desa, perajin mana yang paling maju atau sukses

(20)

58

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Catatan dan Alat Dokumentasi (kamera)

Selain menggunakan draft wawancara, pada penelitian ini penulis juga

menggunakan catatan kecil untuk menulis keterangan atau jawaban dari

narasumber. Selanjutnya, alat yang digunakan adalah kamera. Alat ini berfungsi

untuk mengambil gambar dalam bentuk foto dan merekam video apabila

diperlukan.

E. Teknik Pengumpula Data

Agar data-data penelitian dapat terkumpul dengan lengkap, sesuai jenis

penelitian ini yakni penelitian kualitatif maka penulis menggunakan teknik

observasi dan wawancara.

1. Observasi

Teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan pada tahap awal sebelum

melakukan wawancara. Melalui observasi, penulis dapat menemukan objek

penelitian yang akan diwawancara. Observasi yang digunakan pada penelitian ini

adalah observasi langsung ke lapangan. Sebagaimana dikemukakan Nazir (1988,

hlm. 212) bahwa ”Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan

pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata

tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan terbesut”.

Berdasarkan pendapat di atas, dalam penelitian ini ketika penulis melakukan

observasi dapat mengamati langsung bagaimana keadaan objek yang akan diteliti

di lapangan. Menurut Nazir (1988, hlm. 213), menggunakan pengamatan

langsung dapat memberikan keuntungan bagi penulis antara lain sebagai berikut :

a. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi.

(21)

59

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu melalui kegiatan observasi yang dijelaskan pada kutipan di

atas, penulis dapat menemukan gambaran umum keadaan di lapangan.

Selanjutnya, data-data yang tidak diduga bisa saja diketahui setelah melakukan

observasi langsung.

Cara yang paling efektif dalam menggunakan metode observasi adalah

melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument.

Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang

digambarkan akan terjadi.

Pengamatan langsung dalam penelitian ini dilakukan kepada salah satu

perajin batik Sukapura yakni bapak Enung. Lokasinya di Jalan Pasarkolot No. 53,

Desa Sukapura, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya. Melalui kegiatan

wawancara dengan perajin tersebut, penulis dapat mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya. Tetapi sebelumnya, penulis terlebih dahulu melakukan observasi

kepada pemerintah desa untuk meminta rekomendasi perajin mana yang akan

dijadikan tempat penelitian. Adapun data yang didapat oleh penulis merupakan

data penting mengenai penjelasan-penjelasan upaya perajin batik dalam

melestarikan batik Sukapura. Kemudian dengan pengamatan ini, penulis juga bisa

mendapatkan dokumentasi-dokumentasi yang di ambil dari perajin. Di samping

itu juga mendapatkan data-data tertulis lain yang berkenaan dengan jumlah perajin

batik Sukapura beserta potensi-potensinya, serta data dari pemerintah desa

setempat.

2. Wawancara

Pada sebuah penelitian, hal utama yang dibutuhkan oleh penulis ialah data.

Begitu juga dalam prosesnya, penulis harus meneliti sedalam-dalamnya objek

penelitian. Sehingga pada saat melaksanakan penelitian, masalah yang diteliti

dapat terjawab. Melalui teknik wawancara, penulis dapat mengumpulkan data dari

(22)

60

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Ratna (2010, hlm. 222) dalam bukunya yang berjudul Metodologi

Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya

mengemukakan bahwa “Wawancara (interview) adalah cara-cara memperoleh

data dengan berhadapan langsung, bercakap-cakap, baik antara individu dengan

individu maupun individu dengan kelompok”.

Berdasarkan pandangan tersebut, bisa dipahami bahwa ketika melakukan

wawancara selama penelitian, komponen yang dibutuhkan di antaranya topik

wawancara, jumlah responden yang siap diwawancarai, penetapan waktu sesuai

kesiapan narasumber atau responden.

Maksud dari responden dalam penelitian ini yaitu meliputi pihak-pihak yang

dinilai dapat memberikan informasi secara relevan (valid) tentang batik Sukapura

dan upaya pelestariannya. Adapun pihak-pihak responden yang dapat memberikan

informasi selama penelitian ini di antaranya dari pihak perajin batik Sukapura

(Bapak Enung), Pemerintah Desa Sukapura, Dinas KOPERINDAG (Koperasi,

Perindustrian, dan Perdagangan) san DISPARBUD (Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan) Kabupaten Tasikmalaya.

Untuk melancarkan kegiatan wawancara, penulis terlebih dahulu membuat

rancangan poin-poin inti percakapan dalam bentuk beberapa pertanyaan dengan

bahasa yang sederhana. Tujuannya ialah untuk mempermudah narasumber ketika

menjawab beberapa pertanyaan dari peneliti. Suasana wawancara yang diciptakan

penulis tidak formal melainkan seperti obrolan-obrolan santai, agar poin-poin dari

pertanyaan bisa dikembangkan mengikuti alur pembicaraan. Meski bentuk

wawancaranya seperti obrolan biasa, namun penulis tetap membatasi obrolan

dengan narasumber agar topik pembicaraannya tidak keluar dari apa yang sudah

direncanakan.

Sebelum penulis memulai wawancara, terdapat beberapa hal yang

dipersiapkan penulis demi kelancaran kegiatan wawancara yakni meliputi catatan

kecil untuk menulis, pedoman wawancara berupa draft pertanyaan, dan biodata

(23)

61

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ada pun beberapa hal yang dilakukan penulis sebelum memulai wawacara

di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Menerangkan tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan oleh penulis.

b. Memberikan penjelasan mengapa narasumber menjadi pilihan yang

diwawancara.

c. Menjelaskan kepada narasumber bahwa hasil wawancara akan diangkat ke

dalam sebuah karya tulis skripsi.

Setelah menjelaskan beberapa hal tersebut, kemudian penulis memulai

kegiatan wawancara dengan memberikan pertanyaan demi pertanyaan

sebagaimana rancangan dalam pedoman wawancara.

3. Studi Dokumentasi

Sugiyono (2013, hlm. 329) mengemukakan bahwa studi

dokumentasi/dokumen merupakan “…pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif”. Sasaran dari studi ini ialah

dokumen. Kembali dijelaskan oleh Sugiyono (2013, hlm. 329) bahwa :

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.

Pada penelitian ini, tentunya sangat membutuhkan studi dokumentasi,

karena dalam pelaksanaannya banyak hal yang harus didokumentasikan yaitu

berupa foto serta rekaman suara atau video.

Maka dari itu, dalam menggunakan metode penelitian ini, peneliti dapat

meneliti dokumen-dokumen penting kemudian mencatat benda-benda tertulis

(24)

62

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumen-dokumen yang didapatkan oleh penulis tidak hanya dari perajin

batik saja, tetapi ada pula dari Dinas KOPERINDAG (Koperasi, Perindustrian,

dan Perdagangan), DISPARBUD (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) Kabupaten

Tasikmalaya. Dokumen yang didapat dari kedua Dinas ini, kaitannya erat dengan

batik Sukapura yakni data-data perajin batik dan sejarah perkembangan batik

Sukapura. Selanjutnya penulis mendapat dokumen dari pemerintah Desa

Sukapura.

F. Teknik Analisis Data

Hal terpenting dalam sebuah penelitian disamping teknik pengumpulan data

ialah teknik analisis data. Dikarenakan teknik analisis data dalam sebuah

penelitian merupakan kegiatan memeriksa keabsahan data-data yang sudah

terkumpul sebelum data tersebut disusun menjadi laporan. Di sini, penulis dapat

memeriksa ulang apakah data yang dikumpulkan selama penelitian di lapangan itu

dapat menjawab rumusan masalah penelitian atau sebaliknya.

Menurut Arikunto (2010, hlm. 280) mengemukakan bahwa “Analisis data

adalah mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan

satuan uraian sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerjakan (ide) seperti yang disarankan oleh data”. Dengan demikian dalam

menganalisis data, penulis akan menyusun data-data yang sudah dikumpulkan

sesuai dengan perumusan masalah.

Selanjutnya penulis dapat melakukan analisis data, melalui tahapan-tahapan

berikut :

1. Mengumpulkan seluruh data hasil temuan di lapangan.

2. Sebelum disusun dengan sistematis, data-data hasil penelitian dicek ulang dan

dibandingkan dengan data hasil penemuan orang lain.

3. Mengelompokkan data sesuai rumusan masalah penelitian. Tujuannya agar

(25)

63

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Menganalisis keterkaitan antara data yang satu dengan yang lainnya. Apabila

ditemukan data yang kurang akurat atau diragukan, maka akan dilakukan

pengecekan ulang ke lapangan.

5. Setelah penyaringan dan pengelompokkan data, kemudian di susun kedalam

sebuah laporan secara sistematis, dengan cara membahas dan mendeskripsikan

hasil temuan di lapangan yang sesuai dengan perumusan masalah sehingga

menjadi sebuah laporan yang ilmiah dan relevan.

6. Selanjutnya, menyimpulkan hasil dari penelitian sesuai poin-poin dalam

(26)

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Batik merupakan salah satu budaya khas Indonesia yang patut dijaga,

dikembangkan, dilindungi, dan dilestarikan. Sebagai warga Indonesia yang peduli

terhadap budaya, senantiasa harus memajukan batik baik dari segi motif dan

ragam hiasnya, atau pun memperluas kembali pemasarannya. Hal ini tentunya

akan berpengaruh terhadap kelangsungan batik Indonesia kedepannya.

Berkaitan dengan hal itulah penulis meneliti tentang “ Upaya Perajin Batik

dalam Melestarikan Batik Sukapura di Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Tasikmalaya”. Berdasarkan hasil penelitian mengenai judul tersebut, maka dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Kondisi Batik dan Pembatik Sukapura

a. Kondisi Batik Sukapura

Batik Sukapura merupakan jenis batik tulis khas Tasikmalaya yang

diperkirakan mulai ada sejak tahun 1819 (abad ke 19) dengan penamaan batiknya

merujuk kepada sebuah tempat yakni Desa Sukapura. Batik ini masih tergolong

batik tradisional, dikarenakan pada proses pembuatannya alat-alat dan samara

(racikan warna) yang digunakan oleh perajin batik Sukapura masih tradisional.

Hingga sekarang batik ini diproduksi oleh beberapa perajin di Kampung

Pasarkolot, Desa Sukapura. Adapun motif-motif batik Sukapura yang tetap

diproduksi hingga saat ini didominasi motif yang sudah ada sejak dahulu dari

leluhurnya. Walaupun ada sedikit pengembangan pada motif, namun ciri khas

batik Sukapura tetap dipertahankan yakni didominasi warna-warna gelap seperti

(27)

114

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kondisi Pembatik Sukapura

Status perajin batik Sukapura hingga kini masih dikategorikan sebagai home

Industry. Adapun perajin yang masih berkarya hingga saat ini kurang lebih 10

orang, hal ini dikarenakan kurangnya regenerasi dari para pemuda-pemudi warga

Desa Sukapura. Perajin yang masih aktif memproduksi batik Sukapura sampai

saat ini rata-rata berusia di atas 50 tahun atau bisa disebut warga lanjut usia.

Beberapa perajin tersebut di antaranya adalah Bapak Enung, Ibu To’ah, Bapak

Uyung Sopyan, Ibu Uun, Bapak Dadan, Ibu Siti, Bapak Amun, Bapak Barjah, Ibu

Nonok, dan Ibu Jua.

2. Upaya Perajin Batik Dalam Mempertahankan Eksistensi batik Sukapura

Upaya yang dilakukan bapak Enung selaku perajin batik Sukapura dalam

mempertahankan Eksistensi Batik Sukapura di antaranya adalah mempertahankan

fungsi tradisonal kain batik Sukapura, mempertahankan motif batik Sukapura

yang sudah ada sejak dulu, dan mempertahankan warna khas batik Sukapura.

Pada zaman dahulu, fungsi kain batik sukapura ialah sebagai keperluan

snadang seperti sarung dan kain panjang (Sinjang). Adapun motif-motif batik

Sukapura yang masih dipertahankan oleh Bapak Enung hingga saat ini di

antaranya motif kumeli, motif kupat beulah, motif suplir, motif pisang bali, Motif

rereng jaksa, motif balimbing ombak banyu, Motif daun taleus, motif gambir

saketi, dan motif renville. Selain itu warna yang digunakan oleh nenek moyang

perajin batik Sukapura pada zaman dahulu ialah warna merah, hitam, putih, dan

biru.

Disamping perajin mempertahan motif, warna, dan fungsi yang sudah

dipakai oleh terdahulunya juga mengembangkan dan menciptakan motif batik

Sukapura. Upaya pengembangan motif batik Sukapura yang dilakukan Bapak

(28)

115

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

batiknya terdapat dua teknik yang berbeda, adanya menambahkan warna dengan

warna cerah, dan menciptakan motif baru yang terinspirasi dari lingkungan sekitar

desa Sukapura.

Perlu diketahui juga bahwa dalam mempertahankan batik tidak hanya

mempertahankan motif saja. Tetapi pengelolaan usaha batik juga diperlukan, agar

batik dapat dipasarkan dengan baik. Mengingat hal ini, pada tahun 2012 Bapak

Enung mendirikan sebuah nama usaha batik yaitu “Sabda Palon”. Dua kata ini di

ambil dari Gunung Sabda dan nama istilah dari leluhur batik.

3. Upaya Perajin Batik dalam Mempromosikan Batik Sukapura

Salah satu upaya mempromosikan batik Sukapura yang dilakukan oleh

bapak Enung selaku perajin Batik Sukapura selain memasarkan batik di

lingkungan pasar setempat ialah melalui media pameran. Jenis pameran yang

diikutinya umunya meliputi pameran lokal dan pameran Nasional. Disamping itu,

motif yang sering diikutsertakan ke dalam pameran merupakan motif-motif yang

sudah ada sejak zaman nenek moyang perajin batik Sukapura.

Adapun keuntungan dari mempromosikan batik Sukapura melalui media

pameran yakni dapat memperkenalkan batik Sekpaura kepada masyarakat di luar

Tasikmalaya, mendapatkan keuntungan jika ada yang melelang kain batik, dan

tentunya menabah link dengan Dinas Perbatikan yang ada di Indonesia.

B. Saran dan Rekomendasi

Setelah melakukan penelitian mengenai batik Sukapura, didalamnya masih

banyak yang perlu diteliti oleh peneliti selanjutnya. Oleh karena itu, dalam tulisan

ini penulis akan menguraikan saran dan rekomendasi di bawah ini.

a. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan

mengenai upaya pelestarian batik Sukapura.

b. Bagi Jurusan Pendidikan seni rupa, diharapkan hasil penelitian ini dapat

(29)

116

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagi peneliti lainnya, yang berminat meneliti batik ini disarankan untuk

mengkaji lebih dalam mengenai seluk-beluk batik Sukapura.

d. Bagi perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat memotivasi untuk

mengembangkan inovasi baru mengenai produk batik dari segi motif dan

teknik pengerjaan.

e. Bagi pemerintah daerah, diharapkan hasil penelitian ini menjadi bahan

masukan sebagai tambahan referensi tentang potensi budaya dan kerajinan

yang ada di kabupaten Tasikmalaya. Dan hal ini perlu dukungan dari

pendidikan formal mulai dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah menengah

(30)

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: PT. Rineka Cipta.

Banawati. (2010). Kajian Visual Motif “Batik Tradisiku” di Kota Bogor. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Darmaprawira, S. (2002). Teori Warna dan Kreatifitas Penggunaannya. Bandung: ITB.

Djoemena, S. Nian. (1990). Batik dan Mitra. Jakarta : Djambatan Anggota IKAPI

Erlangga, N. Y. (2010). Kajian Estetik Motif Batik Paseban Cigugur. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Evelina, L. (2005). Event Organizer Pameran. Jakarta: PT INDEKS

Handoyo, Joko Dwi dan Suci Taswati. (2008). Batik dan Jumputan. Yogyakarta: KTSP.

Hasanudin. (2001). Batik Pesisiran, Melacak Pengaruh Etos Dagang Santri pada Ragam Hias Batik. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Hoop, D. V. (1949). Ragam-ragam Perhiasan Indonesia. Bandung: Gedrukt door N. V. v/h A. C. Nix & Co.

Husaeni, U. (2010). Kajian makna Simbolik Motif Batik Tulis Sukapura (Studi Kasus Motif Batik Tulis Karya Perajin Batik Tulis Sukapura Kampung Pasar kolot, Desa Sukapura, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya). Tesis pada Pascasarjana UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Johar, M. (2000). Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta : KAINSIUS

Kartadinata, S. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

(31)

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Musman, A. dkk. (2011). Batik Adiluhung Nusantara. Yogyakarta : C.V ANDI OFSET.

Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia, Indonesia.

Ratna, K. N. (2010). Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya, Denpasar : Pustaka Pelajar

Situngkir, H. dkk. (2009). Fisika Batik (Implementasi Keatif Melalui Sifat Fraktal pada Batik Secara Komputasional). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suhersono, H. (2009). Desain Bordir Motif Batik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Susanto, M. (2004). Menimbang Ruang Menata Rupa Wajah & Tata Pameran Seni Rupa. Yogyakarta: Galang Press (Anggota IKAPI).

Swasty, W. (2010). A-Z Warna Interior Rumah Tinggal. Bandung: PT. Niaga Swadaya.

Tim Beranda Agency. (2009). Desain Kaos Batik dengan CorelDRAW. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Wulandari, A. (2011). Batik Nusantara: makna filosofis, cara pembuatan &industry batik. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET

Dari Internet

(32)

Yeti Supartika, 2014

Upaya Perajin Batik Dalam Melestarikan Batik Sukapura Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya

Referensi

Dokumen terkait

Batik adalah kain yang bergambar (bercorak) yang pembuatannya dengan cara tertentu, mula-mula ditulis atau ditera dengan lilin atau diwarnakan dengan soga

Berdasarkan pembahasan, dapat diketahui bahwa pemerintah Kabupaten Kebumen telah melakukan berbagai upaya dalam pemberdayaan perajin batik di Kebumen.

Peneliti menemukan beberapa nilai kerohanian yang muncul ketika praktik membuat Batik Sukapura di kelas V SDN 2 Sukamanah Kota Tasikmalaya. Nilai kerohanian atau

Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa para perajin batik di desa Babagan masih tetap memproduksi dan menjaga ke-otentikan batik tulis khas Lasem seperti yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Saluran pemasaran padi organik pada Kelompok Tani Putra Mandiri di Desa Linggaraja Kecamatan Sukaraja

Hasil penelitian yang dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa upaya pemerintah daerah dalam melestarikan budaya rimpu mpida di Kecamatan Sape Kabupaten Bima

Meskipun industri batik di Kelurahan Nagarsari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya berkembang dari tahun-ketahun, nyatanya tidak semua pengusaha batik mempunyai

Upaya-upaya mitra sebagai perajin kria anyam yang berbahan baku dari tanaman bambu, mendong dan pandan yang terdapat di Kecamatan Rajapolah Tasikmalaya tersebut