• Tidak ada hasil yang ditemukan

model pembelajaran berbasis masalah dalam kegiatan menulis teks eksplantasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "model pembelajaran berbasis masalah dalam kegiatan menulis teks eksplantasi."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Yohana Vionita Panjaitan

NIM 1000065

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)
(3)

TEKS EKSPLANASI (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII

SMP Kartika XIX-2 Bandung)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila

di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim

dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2014

Yang membuat pernyataan,

Yohana Vionita Panjaitan

(4)

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN KEGIATAN MENULIS TEKS EKSPLANASI ... 8

A. Ihwal Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 17

1. Pengertian PBM ... 17

2. Manfaat PBM... 18

3. Ciri-ciri Model PBM ... 18

4. Tahapan PBM ... 20

5. Keunggulan dan Kelemahan PBM ... 25

6. Penerapan di Kelas ... 26

B. Kegiatan Menulis Teks Eksplanasi ... C. Definisi Operasional ... 29

D. Anggapan Dasar ... 29

E. Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Metode Penelitian ... 31

(5)

D. Instrumen Penelitian ... 33

E. Teknik Penelitian ... 40

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Deskripsi Data ... 47

1. Deskripsi Data Prates Menulis Teks Eksplanasi di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 48

2. Deskripsi Data Pascates Menulis Teks Eksplanasi di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55

B. Deskripsi Pengolahan Data ... 62

1. Analisis Nilai Rata-rata Prates dan Pascates Menulis Teks Eksplanasi ... 62

2. Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 68

3. Analisis Data Tes Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 81

4. Analisis Data Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 85

5. Analisis Nilai Indeks Gain... 90

C. Deskripsi Pengolahan Data Hasil Angket ... 94

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 100

A. Simpulan... 100

B. Saran... 101

DAFTAR PUSTAKA BIOGARFI

(6)

iii

Yohana Vionita Panjaitan, 2014

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM KEGIATAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Yohana Vionita Panjaitan 1000065

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Kegiatan Menulis Teks Eksplanasi (Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014). Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: 1) Bagaimana kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung sebelum dan setelah guru menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (PBM); 2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung sebelum dan setelah guru menerapkan model PBM.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi dengan rancangan prates dan pascates pada satu kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih secara acak. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah kelas VII-B sebagai kelas eksperimen sebanyak 31 orang siswa dan kelas VII-A sebagai kelas kontrol sebanyak 31 orang.

(7)

iii

Yohana Vionita Panjaitan, 2014

kesimpulan bahwa model PBM dalam kemampuan teks eksplanasi siswa dapat memberikan pengaruh positif terhadap penguasaan kemampuan tersebut.

A Model of Problem Based Learning in Writing Explanation Text

(A research of Quasi-Experimental study towards the students of 7th grade in the second

semester of SMP Kartika XIX-2 Bandung in term of 2013/2014)

Yohana Vionita Panjaaitan

1000065

ABSTRACT

This study entitled A Model of Problem Based Learning (PBL) in Writing Explanation

Text. (A research of Quasi-Experimental study towards the students of 7th grade in the

second semester of SMP Kartika XIX-2 Bandung in term of 2013/2014). It aimed to

answer these questions: 1) How does the comprehension of the students of SMP Kartika

XIX-2 Bandung in writing explanation text look like 2) is there any significant difference

of SMP Kartika XIX-2 students' comprehension before and after the model is

implemented.

This study used quasi-experimental where the pre-test and post-test were included in

experimental and control group that had been chosen randomly. The population of this

study is the students of SMP Kartika XIX-2 Bandung in term of 2013/2014). The sample

that was used in this study taken from class VII-B as an experimental group with

consisted of 31 students and class VII-A as a control group which consisted of 31

students.

The use of PBL in learning of wiriting explanation text was statistically effective. It was

proven by the result of the mean scores from experimental group 58,9 in pre-test and it

was getting increased in post-test with the score of 78,3. Meanwhile the mean scores of

pre-test from control group was 57,5 and the post-test was 72,4. Based on the analysis and

the testing of Non-parametric test (Wilcoxon Test), it can be seen from the calculation of

pre and post-test in experimental and control group where the significance value was

(8)

iii

Yohana Vionita Panjaitan, 2014

significant difference in post-test scores in experimental and control group. Meaning that,

there was a students' significant difference of understading before and after the use of

PBL. The significance of this result was firstly tested and the truth was credible. Therfore,

it can be concluded that the use of PBL in the comprenhending of explanation test could

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Di bidang pendidikan dan pengajaran, Bahasa Indonesia dipelajari sejak sekolah

dasar sampai perguruan tinggi. Meskipun demikian,masih terdengar keluhan para

guru mengenai kemampuan berbahasa Indonesia siswa belum memuaskan.

Keluhan dan keresahan mengenai kurangnya keterampilan berbahasa Indonesia

yang meliputi kemampuan membaca, kemampuan menulis, kemampuan

mendengar, dan kemampuan berbicara perlu ditingkat di setiap sekolah.

Setiap keterampilan itu berhubungan erat sekali. Dalam memperoleh keterampilan

berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula

pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu

kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum

memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan

suatu kesatuan, catur tunggal.

Selanjutnya, setiap keterampilan itu berhubungan erat pula dengan proses berpikir

yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin

terampil seorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan

banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan

berpikir (Tarigan 2008:1).

Menurut Tarigan (1994:21), menulis ialah menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seorang,

sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau

(10)

(2008:1497)menjelaskan menulis ialah melahirkan pikiran dan perasaan (seperti

mengarang, membuat surat) dengan tulisan.

Menulis merupakan suatu keterampilan bahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan,

keterampilan-keterampilan khusus dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis (Tarigan

1994:3,8). Salah satu hasil menulis adalah teks eksplanasi.

Teks eksplanasi merupakan salah satu teks yang digunakan pada kurikulum 2013.

Berdasarkan kemunculan kurikulum 2013 yang masih baru ini, teks tersebutpun

masih sangat baru digunakan sehingga masih banyak yang kurang memahami

tentang teks itu. Teks eksplanasi adalah teks yang menerangkan atau menjelaskan

mengenai proses terjadinya suatu fenomena/peristiwa, baik fenomena alam

maupun fenomena sosial.

Dalam proses belajar mengajar, tentunya sangat diperlukan model pembelajaran

agar mendukung kegiatan di kelas. Model pembelajaran merupakan landasan

praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar

yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan

implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Dengan demikian, model

pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas maupun tutorial.

Menurut Arends (2007:10) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang

akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap

dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Model pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

(11)

Salah satu model yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalahPembelajaran

Berbasis Masalah yang berarti sebuah model pembelajaran yang menawarkan

teknik pembelajaran yang baru dan berbeda agar pembelajaran tidak lagi

berlangsung secara kaku dan monoton. Model ini sangatlah sesuai dengan pola

pendekatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

(PAIKEM) dan cocok digunakan dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi

sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik.

Pembelajaran menggunakan model PBM merupakan suatu proses pembelajaran

yang menuntut siswa belajar secara aktif untuk membuat suatu penyelidikan

mengenai suatu permasalahan dan dengan itu mencoba memecahkan masalahnya

sendiri.

Model PBM ini merupakan salah satu model yang disarankan untuk Kurikulum

Berbasis Teks dengan menawarkan kebebasan siswa dalam proses pembelajaran.

Wena (2009:85) mengatakan dalam pembelajaran dengan menggunakan model

PBM, siswa diharapkan untuk terlibat dalam proses penelitian yang

mengharuskannya mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan

menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah. Sama halnya dengan

mencari sumber untuk menulis teks eksplanasi dan menggunakan sumber tersebut

menjadi suatu permasalahan sehingga bisa jadi suatu teks yang aktual.

Sebelumnya penerapan model PBM sudah pernah dilakukan oleh beberapa orang,

diantaranya Nur Apriyani dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam Pembelajaran Menulis Poster (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri

16 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)”. Hasil penelitian tersebut dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis poster. Hal itu dapatdilihat dari

hasil prates rata-rata siswa mendapatkan nilai 67,56 sedangkan pascates rata-rata

(12)

Peneliti kedua, Virly Shiva Laviani dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Menulis Teks Berita melalui Model Problem Based Learning ( Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII D SMPN 12 Bandung

Tahun Ajaran 2011/2012)”. Hasil yang diperoleh menunjukan siklus sudah baik.

Pelaksanaan setiap siklus dapat dikatakan baik karena nilai rata-rata setiap siklus

cukup besar dan selalu mengalami peningkatan. Nilai rata-rata Siklus I sebesar

63,32, Siklus II sebesar 82,23, dan Siklus III sebesar 88,52.

Peneliti ketiga, Saepul dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis

Cerita Pendek Siswa Melalui Strategi Belajar Berbasis Masalah (Problem Based Learning) (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMAN 1 Lembang

Tahun Ajaran 2008/2009)”.Hasil yang diperoleh menunjukan peningkatan pada

setiap siklusnya, yaitu pada siklus I nilai rata-rata kemampuan siswa sebesar 58,5

dan pada siklus II nilai rata-rata kemampuan siswa sebesar 76,6. Hal ini juga

dibuktikan dengan adanya presentase hasil jawaban angket yang menunjukan

bahwa sebanyak 100% siswa menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis

masalah berhasil membuat mereka menjadi terampil dalam menulis cerita pendek

dan sebanyak 93% siswa juga menyatakan bahwa dengan adanya model

pembelajaran berbasis masalah dapat membantu mereka untuk mengungkapkan

ide dalam penulisan cerpen.

Hasil observasi dari setiap pembelajaran yang dilakukan peneliti dapat

disimpulkan kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis sebagai berikut;

(1) siswa kesulitan dalam menuangkan gagasan yang ada dalam benaknya

menjadi sebuah tulisan; (2) proses belajar menulis disetiap jenjang pendidikan

yang belum optimal (perlunya inovasi model); (3) latar belakang siswa yang

berbeda-beda sehingga membuat tingkat kemahiran siswa dalam menulis pun juga

berbeda.

Dengan keadaan seperti itu dan semakin banyaknya tuntutan agar setiap siswa

(13)

penelitian dengan judul Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam

Kegiatan Menulis Teks Eksplanasi adalah model yang diadaptasi dari pendekatan

kooperatif yaitu model Problem Based Learning yang sangat tepat digunakan untuk menulis teks eksplanasi sesuai dengan tuntutan Kurikulum Berbasis Teks

(KBT).

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, hasilnya mengalami peningkatan.

Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan

terletak pada penggunaan teks, yaitu teks eksplanasi. Jadi jelas kalau penelitian ini

juga belum pernah diteliti karana baru hadirnya teks tersebut dan peranannya juga

akan sangat diharapkan untuk memberikan stimulus yang positif kepada guru

maupun siswanya.

Harapan kita semua siswa dapat mengembangan idenya melalui tulisan, maka

peneliti memberikan salah satu solusi untuk meningkatkan kemampuan menulis

siswa melalui model PBM. Semoga dapat meningkatkan minat dan bakat siswa

dalam menulis sesuai harapan kita semua.

B.Identifikasi Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai

berikut.

1. Pembelajaran menulis sulit bagi sebagian siswa karena susahnya menuangkan

ide pokok tersebut terutama kesulitan mengembangkan tema menjadi sebuah

teks.

2. Pembelajaran menulis saat ini masih kurang kreatif (monoton) jadi perlu

adanya perubahan model yang hendaknya dapat membuat pembelajaran lebih

aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam meningkatkan

semangat siswa untuk menulis.

3. Pengajar masih terlihat kaku dalam melaksanakan proses belajar mengajar

sehingga respon yang diberikan siswa juga tidak sesuai dengan yang

(14)

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas VII SMP Kartika

XIX-2 Bandung sebelum dan setelah guru menerapkan model PBM?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks

eksplanasi siswa kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung sebelum dan setelah

guru menerapkan model PBM?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain untuk

menjelaskan:

1. kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi sebelum dan setelah guru

menerapkanmodel PBM;

2. perbedaan yang cukup signifikan antara kemampuan menulis teks eksplanasi

siswa sebelum dan setelah guru menerapkan model PBM.

E.Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian ini tercapai, manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan dan

kemajuan pendidikan di Indonesia. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan pengetahuan kepada para peneliti dalam pemilihan model dan

teknik yang sesuai dalam pembelajaran menulis.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, guru,

(15)

a. Bagi peneliti: penelitian ini diharapkan dapat lebih memahami praktik

mengajar, mengidentifikasikan penyebab masalah yang terjadi, serta

memberikan solusi terhadap masalah tersebut.

b. Bagi guru: model PBMdapat menjadi pembelajaran yang tidak kaku lagi.

Guru dapat menggunakan model ini sebagai inovasi baru yang cocok

digunakan dalam proses pembelajaran menulis teks eksplanasi.

c. Bagi siswa: penelitian ini mampu merubah siswa dalam kemampuan

menulisnya. Dengan menggunakan model PBM, siswa diharapkan tidak

kesulitan lagi menuangkan gagasan yang ada di benak mereka menjadi

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode penelitian

merupakan prosedur dan langkah kerja. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian eksperimen semu. Adapun desain penelitian ini menggunakan “The

Randomized Prates-pascates Control Desain”. Metode ini membagi penelitian menjadi dua, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tujuan

pengambilan eksperimen untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Adapun

sebuah metode penelitian bertujuan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran

atas suatu gejala setelah mendapatkan perlakuan (Kosasih dan Wawan, 2012:195).

B.Desain

Tabel 3.1

Desain Metode Penelitian Eksperimen

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

E O1 X1 O2

K O3 O4

(Sugiyono, 2008:112)

Keterangan:

E : Kelas Eksperimen

K : Kelas Kontrol

O1 : Tes Awal Kelas Eksperimen

O2 : Tes Akhir Kelas Eksperimen

X1 :Perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran dengan

menggunakan model PBM

O3 : Tes Awal Kelas Kontrol

(17)

Dalam desain ini terdapat kedua kelompok yang dipilih secara random, kemudian

diberi tes awal dengan tes yang sama (O1 dan O3). Kemudian kelompok E

sebagai kelas Eksperimen diberi perlakuan khusus yaitu penerapan model

Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi (X).

Sementara itu, kelompok K sebagai kelas Kontrol tidak diberi perlakuan khusus

tetapi pembelajaran tetap dilakukan secara optimal sebagaimana pembelajaran

biasa dengan menggunakan buku teks. Setelah itu, kedua kelompok diberi tes

yang sama sebagai tes akhir (O2 dan O4). Hasil dari keduanya kemudian

dibandingkan atau diuji perbedaannya. Perbedaan yang signifikan antara kedua

hasil tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompokm kontrol menunjukan

pengaruh dari perlakuan yang diberikan.

C.Sumber Data

1. Populasi

Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek

atau obyek itu (Sugiyono, 2008:117). Populasi yang dijadikan objek dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas VII Semester II SMP Kartika

XIX-2 Bandung Tahun Ajaran XIX-2013/XIX-2014.

2. Sampel

Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk

populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representatif (Sugiyono, 2008:118). Yang menjadi sampelnya adalah dua kelas

dari seluruh kelas VII yang ada di SMP Kartika Chandra, VII-B sebagai kelas

eksperimen dan VII-A sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan

dengan cara membuat undian nama dari setiap kelas yang akan dilakukan

(18)

D.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati (Sugiyono, 2008:148). Instrumen dalam penelitian ini,

meliputi instrumen perlakuan dan instrumen pengumpulan data. Lebih lanjut

penjelasan mengenai instrumen dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai

berikut.

1. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan adalah alat yang digunakan untuk memberikan perlakuan

dalam penelitian. Instrumen perlakuan dalam penelitian ini adalah Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan acuan peneliti dalam proses

belajar mengajar. Proses belajar yang ideal adalah proses pembelajaran yang telah

direncanakan sebelumnya.

Dengan menyusun RPP, diharapkan kegiatan belajar mengajar dapat lebih

optimal. Mengingat rencana pembelajaran adalah rancangan pembelajaran yang

digunakan dalam menyajikan suatu bahan pembelajaran dengan memperhatikan

tujuan, pemilihan bahan, metode, teknik, dan alat evaluasi.

a. Perencanaan

Hal yang penulis lakukan dalam menyusun perencanaan pembelajaran adalah

membuat RPP. RPP diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses

belajar mengajar. Dalam RPP terdapat kompetensi inti, kompetensi dasar,

indikator, tujuan pembelajaran, dan hal lain yang dapat menunjang

pembelajaran. Dalam RPP ini disajikan kebutuhan yang relevan dengan

pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai siswa, yaitu menulis teks

eksplanasi.

RPP yang penulis rumuskan yaitu untuk pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar di kelas VII SMP Kartika Chandra XIX-2 Bandung sebagai kelas

(19)

b. Pelaksanaan

Setelah RPP disusun, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan proses

belajar mengajar sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Adapun

langkah-langkahnya yaitu mengadakan prates, menyajikan materi dan memberikan

perlakuan, dan mengadakan pascates.

1) Pelaksanaan Prates

Langkah pertama dalam pelaksanaan pembelajaran ini adalah mengadakan

prates. Hal ini dimaksudkan agar penulis memperoleh data hasil menulis teks

eksplanasi siswa sebelum mendapatkan perlakuan menulis teks eksplanasi

dengan menggunakan model PBM.

2) Penyajian Materi dan Pemberian Perlakuan

Setelah dilaksanakan prates, kegiatan selanjutnya adalah menyajikan materi

dan pemberian perlakuan sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam

RPP. Penyajian materi ini dilaksanakan dengan memberikan penjelasan

mengenai teks eksplanasi. Materi ini disajikan dalam bentuk media ceramah

dan gambar. Selanjutnya, pemberian perlakuan kepada siswa, yaitu dengan

menggunakan model PBM. Siswa diberi pemaparan keterkaitan model PBM

dengan menulis teks eksplanasi. Pikiran siswa diarahkan pada stimulus yang

diberikan sehingga siswa mulai memahami bagaimana menulis teks eksplanasi.

3) Pelaksanaan Pascates

Pelaksanaan pascates merupakan langkah akhir dari kegiatan-kegiatan

sebelumnya. Siswa diberikan pascates untuk mengetahui keberhasilan

pembelajaran yang sudah dilakukan. Pelaksanaan pascates ini sama dengan

waktu dan siswa pelaksanaan prates.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yan digunakan untuk mengumpulkan

data dalam suatu penelitian. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini

berupa soal, lembar observasi, dan daftar pertanyaan.

a. Soal yang digunakan yaitu berupa tes subjektif kemampuan menulis teks

(20)

1) Kelas Eksperimen

Prates

Buatlah teks eksplanasi dengan ketentuan dibawah ini:

a) Ketentuan jumlah kata 150-300

b) Tema karangan “Bencana Alam”

Pascates

Buatlah teks eksplanasi dengan ketentuan dibawah ini:

a) Ketentuan jumlah kata 150-300 kata

b) Tema karangan “ Bencana Alam” dengan memerhatikan gagasan dan

ketentuan yang telah diberikan.

2) Kelas Kontrol

Prates

Buatlah teks eksplanasi dengan ketentuan dibawah ini:

a) Ketentuan jumlah kata 150-300

b) Tema karangan “Bencana Alam”

Pascates

Buatlah teks eksplanasi dengan ketentuan dibawah ini:

a) Ketentuan jumlah kata 150-300 kata

b) Tema karangan “ Bencana Alam” dengan memerhatikan gagasan dan

ketentuan yang telah diberikan.

Beberapa aspek yang dinilai dalam tes menulis teks eksplanasi antara lain: (1)

diksi (pemilihan kata); (2) ejaan dan tanda baca; (3) kalimat efektif; (4) kohesi dan

koherensi paragraf; (5) kesesuaian judul dengan isi; (6) isi teks eksplanasi.

Hasil kerja siswa berupa teks akan dinilai berdasarkan pada aspek penilaian tes

(21)

Tabel 3.2

Kriteria Aspek Penilaian Tes Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Penilaian Subjektif

dengan isi. Diksi baik dan

mudah dipahami

Pilihan kata yang rancu 1-4

(22)

1

pokok dan tidak ada kalimat

yang menyimpang dari ide

3 Memuat judul, pendahuluan,

(23)

subaspek

Isi sesuai dengan tema yang

diberikan dan cukup jelas

Isi kurang sesuai dengan

tema yang diberikan dan

kurang jelas

Isi tidak sesuai dengan tema

yang diberikan dan tidak

Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan kategori penilaian tes penulisan teks

ekaplanasi, maka cara penghitungannya adalah dengan menjumlahkan seluruh

poin yang didapatkan dari setiap aspek dibagi emnat, gambaran rumus

penghitungannya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

(24)

0 - 39 E KurangSekali (KS) (Nurgiyantoro, 2009:5)

b. Daftar pertanyaan, refleksi dari setiap pembelajaran kepada siswa. Isi lembar

daftar pertanyaan ini berupa tangggapan siswa terhadap proses belajar

mengajar yang berlangsung.

Tabel 3.4

Pertanyaan Angket Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Pertanyaan Akternatif

Jawaban Skor

1. Apakah Anda suka menulis teks/wacana? Ya

Tidak

3. Bagi Anda, menulis teks eksplanasi itu? Mudah

Sedang

eksplanasi dengan menggunakan metode yang

baru oleh gurumu?

Ya

Tidak

1

1

No Pertanyaan Alternatif

Jawaban Skor

1. Apakah sekarang Anda lebih menyukai kegiatan

menulis teks eksplanasi dibandingkan

sebelumnya?

Ya

Tidak

1

1

2. Apakah Anda menyukai model pembelajaran

berbasis masalah dalam menulis teks eksplanasi? Ya

Tidak

1

1

3. Apakah model pembelajaran berbasis masalah

dapat membantu meningkatkan

Ya

Tidak

1

(25)

kemampuan/minat siswa dalam menulis teks

eksplanasi?

4. Apakah dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah siswa dapat

dengan mudahnya memecahkan masalah serta

berpikir kritis?

Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi pengumulan data berupa tes.

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau

tingkat penguasaan materi pembelajaran. Hasil tes diolah secara kuantitatif. Proses

pelaksanaan tes hasil belajar dilakukan setelah berakhir pembahasan satu pokok

bahasan atau setelah selesai satu catur wulan/satu semester.

Pengumpulan data dalam bentuk tes ini, baik sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan berupa penggunaan model PBM ini disertai dengan adanya tim

observasi selama proses belajar mengajar berlangsung. Setelah tes berjalan

dengan baik, selanjutnya diberikan angket berupa pertanyaan tentang tanggapan

mereka setelah mengikuti proses belajar mengajar yang telah berlangsung.

2. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data pada penelitian ini dilakukan melalui perhitungan

kuantitatif. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui silsilah rata-rata nilai

prates dan pascates untuk masing-masing aspek yang dinilai sebagai indikator

efektivitas perlakuan berupa penggunaan model PBMdalam kegiatanmenulisteks

eksplanasi. Hasil perhitungan tentu lebih lanjut harus diinterpretasikan sehingga

menghasilkan suatu kesimpulan yang komprehensif, benar, dan akurat.

Adapun langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai

(26)

a. Menganalisis dataprates dan pascates. Langkah-langkah analisis data dilakukan

dengan cara mengubah skor pratesdan pascatesmenjadi nilai dengan rumus.

∑ skor siswa

X 100

∑ skor total

b. Mengujireliabilitasantarpenimbang.

Ujireliabilitasantarpenimbangdilakukanuntukmengetahuitingkatpenilaian yang

satudengan yang lainnya.Denganmenggunakanprinsip-prinsip ANAVA maka

data-data penilaiandimasukkankedalam format ANAVA sebagaiberikut.

Tabel 3.5 Format ANAVA

SumberVariansi SS Dk Varians

Siswa SSt∑dt² N-1 SSt∑dt2

N-1

Penguji SSp∑d²p K-1 -

Kekeliruan SSk∑d²kk (N-1) (K-1) SSk∑d²kk

(N-1) (K-1)

Selainitu, dilakukanperhitunganreliabilitasdenganrumusberikut.

r11 =

(Gery dalam Leni, 2008 :38)

Keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari

Vt = variandarites Nilai =

(27)

Vkk = variandarikekeliruan

Setelahitu, disesuaikandengan table Guilford.

Tabel 3.6 Tabel Guilford

Nilai KualitasKorelasi

<dari 0.20 Sangatrendah

0,20 – 0,40 Rendah

0,40 – 0,60 Cukup

0,60 – 0,80 Tinggi

0,80 – 1,00 Tingkat tinggi

(Arikunto, 2010:245)

c. Uji normalitas nilai pratesdan pascates

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data prateskelas

eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal

atau tidak. Perumusan hipotesis untuk uji normalitas dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

Ho : data prates berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : data pascatesberasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

Uji normalitas data prates yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikan (α) sebesar 0,05. Kriteria

pengujiannya adalah H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05, dan H0 ditolak

jika signifikansi < 0,05. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan softwareIBM SPSS versi 20.0

(28)

Uji homogenitas varians bertujuan untuk melihat apakah kelas eksperimen dan

kelas kontrol berasal dari populasi yang memilki variansi yang homogen atau

tidak. Hipotesis yang diuji adalah sebagi berikut.

H0 : �2 = �2

H1 : �2≠ �2

Keterangan :

��2 : data populasi kelas eksperimen.

��2 : data populasi kelas kontrol

Uji homogenitas varians data pratesyang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Lavene Test dengan taraf signifikan (α) sebesar 0,05. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS versi 20.0. Kriteria pengujian hipotesisnya sebagai berikut.

Jika nilai signifikan lebih dari 0,05, maka H0 diterima.

Jika nilai signifikan kurang dari 0,05 maka H0 ditolak.

Analisis uji homogenitas varians menggunakan software IBMSPSS 20.0.

e. Uji kesamaan dua rata-rata data pratesdan pascates

Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan rata-rata kemampuan prates kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Karena data prates danpascatespada kedua kelas penelitian berdistribusi normal

dan mempunyai varians yang homogen, maka pengujiannya dilakukan dengan

menggunakan uji t’ namunapabilapratesdanpascatestidakmemiliki data yang

normal makadigunakanuji t’ (Wilcoxon) dengan rumus hipotesis pengujiannya sebagai berikut.

H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan prateskelas eksperimen

dan kelas kontrol

H1 : terdapat perbedaan rata-rata kemampuan prateskelas eksperimen dan

(29)

Uji statistik yang digunakana adalah uji statistik dengan mengambil taraf

signifikan (α) = 0,05 . Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai signifikan ( 2-tailed) > (α) = 0,05 , maka H0 diterima atau jika nilai signifikan (2-tailed) <

(α) = 0,05, maka H0

ditolak.

Pada kelas eksperimen, jika Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kemampuan menulistekseksplanasi siswa dengan

menggunakan model

PBMdengankemampuanmenulistekseksplanasitanpamenggunakanmodel

PBM.Model PBM tidak efektif diterapkan dalam

pembelajaranmenulistekseksplanasi.

Jika Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan

menulistekseksplanasisiswadengan menggunakan model

PBMdengankemampuanmenulistekseksplanasitanpamenggunakanmodel

PBM. Model PBMefektifditerapkan dalam

pembelajaranmenulistekseksplanasi.

f. Analisis nilai indeks gain

1) Uji normalitas indeks gain

Uji Normalitas indeks gain dilakukan untuk mengetahui apakah nilai indeks

gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari sampel yang

berdistribusi normal atau tidak.

Uji statistik yang digunakana adalah uji Kolmogorov-Smirnov dengan mengambil taraf signifikan (α) = 0,05 . Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai

signifikan > (α) = 0,05 , maka H0 diterima. atau jika nilai signifikan < (α) = 0,05, maka H0 ditolak.

2) Uji homogenitas indeks gain

Uji homogenitas varians bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas

(30)

homogen atau tidak. Uji homogenitas varian data prates yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji Lavene Statistic Test dengan taraf signifikan (α)

sebesar 0,05.

3) Uji hipotesis kesamaan dua-rata indeks gain

Uji kesamaan hipotesis dua rata-rata nilai indeks gain dilakukan untuk

mengetahui peningkatan nilai rata-rata di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hipotesis yang diuji adalah sebagi berikut.

H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata indeks gain antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

H1 : rata-rata indeks gain kelas eksperimen lebih baik daripada kelas control.

Uji statistik yang digunakan adalah uji t’ dengan Levene’s Test dengan taraf

signifikan (α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai signifikansi

(2-tailed)> 0,05, maka H0 diterima atau jika jika nilai signifikansi (2-tailed)< 0,05, maka H0 ditolak.

g. Menghitung hasil pengamatan berupa angket

Pengolahan dan penganalisisan angket dinilai dengan menghitung dan

mempresentasekannya

sesuai dengan rumus berikut ini.

Keterangan:

P : presentase

Fo : frekuensi responden yang menjawab pilihan setiap pertanyaan

N : jumlah responden

Angket dalam penelitian ini digunakan sebagai data pendukung penelitian.

Angket yang berisi lima pertanyaan pada masing-masing kelas dan bersifat

(31)

campuran

ini disebarkan

kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil angket dihitung

presentasenya dengan ketentuan rumus berikut.

Keterangan:

N : presentase hasil angket

JJ :keseluruhan jawaban yang dipilih responden tiap satu pertanyaan

JR : jumlah responden keseluruhan

Adapun Kriteria yang digunakan oleh peneliti adalah skala Likert sebagai

berikut.

75%-100% = Sangat baik

50%-74% = Baik

25%-49% = Sedang

0%-24% = Kurang

(32)

Yohana Vionita Panjaitan, 2014

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasanpadabab IV,

makadapatdiambilsimpulandanjuga saran untukpenelitianberikutnya.

A. Simpulan

Berikut ini simpulan yang penulis peroleh dari hasil penelitian ini.

1. Berdasarkanhasilperhitungan yang telahdilakukansebelumnya, diketahui

rata-rata tesawalmenulistekseksplanasisiswa di

kelaseksperimensebelummenggunakan model PBMadalah58,9dan di

kelaskontroladalah 57,5 dan dapat dikategorikan cukup.

Adapunhasilperhitungan yang telahdilakukansebelumnya, diketahui rata-rata

tesakhirnilaimenulistekseksplanasisiswadi kelas eksperimen

setelahmenggunakanmodel PBMadalah78,3 dan dikelaskontroladalah 72,4

dan dapat dikategorikan baik.

2. Terdapatperbedaan yang

signifikanantarakemampuanmenulistekseksplanasisiswakelas VII SMP

Kartika Chandra XIX-2 Bandung sebelumdansetelah guru menerapkan model

PBM. Dari hasil uji hipotesis kedua kelas, diperoleh nilai signifikan sebesar

0,008. Karena 0,008< (α) = 0,05. Maka H0 ditolak. Hal

inimenunjukkanbahwaterdapatperbedaan rata-rata

nilaipascateskelaseksperimendankelaskontrol.Artinyaadaperubahanpemahama

nsiswasebelumdansesudahperlakukanterhadapkelas yang

menggunakanmetode PBM.

Penelitianinimemberikanhasilbahwapembelajaranyang tidak diberikan

treatment khususdapatmemberikankenaikannilai rata-rata dalamkemampuanmenulistekseksplanasi. Namun,motodepembelajaranyang

diberikanpadakelaseksperimenyaitudenganmodelPBMdapatmemberikankenai

(33)

Yohana Vionita Panjaitan, 2014

lebihsignifikandibandingkanpembelajaranyang tidak diberikan treatment

khusus. Hasilinitelahdiujisignifikansidanterujikebenarannya.

Sehinggadapatdiambilkesimpulanbahwamodel PBMdalamkemampuan

tekseksplanasi

siswadapatmemberikanpengaruhpositifterhadappenguasaankemampuantersebu

t.

B. Saran

Berdasarkanpenelitian yang telahdilakukan, penulismengemukakanbeberapa saran

sebagaiberikut.

1. Guru Bahasa dan Sastra Indonesi dapat memanfaatkan model pembelajaran

PBM dalam kegiatan menulis teks eksplanasi karena model ini cukup baik

digunakan dalam kegiatan menulis terlihat dari hasil penelitian ini.Dalam

kegiatan belajar mengajar hendaknya guru dapat memilih dan menggunakan

model yang tepat agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif,

kontekstual, komunikatif, dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai dengan optimal.

2. Untukpenelitianlebihlanjut, penulismenyarankan agar

tidakhanyamembandingkandua model saja,sepertiresiprokaldanbiasa,

tetapidapat pula menambahkan model pembelajaran lain yang kemudianketiga

model tersebutdapatdiujisecarabersama-samauntukmendapatkan model yang

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Apriyani, Nur. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam pembelajaran menulis poster. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung.

Arends, R. I. 2008. Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Zaenal, dkk. 2009 Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Badudu, J.S. 1985. Pelik Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima. Bagus Putrayasa, Ida. 2009. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika).

Bandung: Refika Aditama.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka.

Kosasih, E, dkk. 2013.Mandiri Bahasa Indonesia SMP. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kosasih, E, dkk. 2013. Mandiri Bahasa Indonesia SMA. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kosasih, E. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan. Bandung: CV. Yrama Widya. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Nuh, Mohammad. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta: Politekni Negeri Media Kreatif.

(35)

Nurgiyantoro, Burhan.2001 (ed. pertama). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Bandung: Pustaka Setia.

Rahardi, Kunjana. 2010. Teknik-Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Riduwan. 2008. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sadikin, Muhammad. 2011. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Bekasi: Laskar Aksara.

Saepul. 2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Siswa Melalui Strategi Belajar Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung.

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sastromiharjo, A. 2009. Inovasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia., dalam Bahasa dan Sastra dalam Perspektif Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Shiva, Virly. 2012. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita melalui Model Problem Based Learning. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning ( Teori dan Aplikasi PAIKEM).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarigan, Henry G. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

(36)

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wena, Made, 2009. Startegi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Keong Sawah ( Bellamya Javanica ) dengan Metode Simultan Presipitasi Pengadukan

Masing-masing fraksi dimonitor komponen kimianya dengan KLT menggunakan fase diam silikagel GF 254 dan fase gerak n -heksana : etilasetat (7:3).. Fraksi yang memiliki profil

ditugaskan membantu dosen dalam kegiatan praktikum, persyaratan asisten adalah lulus mata kuliah yang bersangkutan dengan minimal B atau mahasiswa yang

Dari uraian di atas maka penulis merancang penelitian ini dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Motivasi Pembelajaran Permainan Sepak Bola

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi komunitas Saksi Yehuwa dalam upayanya mempertahankan keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat yang majemuk sifatnya

surat dinas dari Satuan Organisasi yang akan dikirim melalui kantor pos Polri harus dicatat ke dalam buku ekspedisi, kemudian Paktir menyerahkan buku ekspedisi

Utang, berarti semua jumlah uang yang dari waktu ke waktu terutang oleh PI HAK KEDUA kepada PI HAK PERTAMA berdasarkan Perjanjian Kredit, yang meliputi jumlah utang pokok

Baperjakat tingkat Satuan Induk Organisasi berwenang memberikan rekomendasi kepada pejabat yang berwenang dalam pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam