• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan sebuah rindu tak pernah menemukan tepian. Yang di rasakannya hanyalah sebuah bait kata yang tak mampu untuk di ungkapkan kepada siapapun dia dan bahkan kepada seorang kakak yang begitu sangat sayang padanya selama ini.

Dan bahkan kedua orang tua yang juga begitu sangat sayangi. Akhir-akhir ini timbul masalah dengan dirinya hingga ia begitu banyaklah diam dari pada ia harus mengungkap semua isi hati kepada mereka yang mau mendengarkan curahan hatinya.

Dia seperti sendirian mengarungi dunia yang begitu luas hingga ia tak tahu harus kemana mengadukan perasaannya, ketika ia belum menemukan seseorang untuk di mintai pendapat.

Mungkin ia tak mampu bercerita kepada mereka dalam seisi rumah tapi ia juga tak mampu untuk mencurahkan itu semua kepada mereka para sahabat yang ia kenal baik sejak dulu. Maka jadilah ia yang lebih banyak diam menghabiskan waktu berada di dalam kamar untuk berdiam diri serta membayangkan yang tak dapat ia terjemahkan dengan logika sampai-sampai ia tak mampu untuk menjawabnya. Mungkin ia hanya butuh waktu untuk membuktikan kepada siapa

(2)

seharusnya ia menceritakan hal paling rahasia itu.

Bisa jadi ia akan menyimpan semua itu dalam relung hati paling dalam hingga nanti akan ada jawaban yang akan melegakan penantiannya selama ini.

Setelah makan malam bersama dengan keluarga kecilnya, ia kemudian masuk ke dalam kamar yang tampaknya menjadi tempat menyendiri selama ini. Tak banyak yang ia lakukan kecuali membaca buku yang ada di atas meja.

Mengambil dan membawa kursi di dekat jendela kamar dan mulailah ia membaca buku itu. Ia mulai membuka buku itu dengan tanda lipatan kecil di dalamnya. Bibirnya juga seirama dengan kata hati yang terus mengungkap kata di dalam buku itu serta memahami setiap kalimatnya. Seperti ingin hilangkan penat malam dalam kesepian di antara gemerlip bintang di langit sana. Sesekali berhenti sejenak untuk menggerakkan badan seraya menengok ke luar jendela berharap ada bintang jatuh dari langit hingga ia akan berdoa sejenak di antara garis terang bintang jatuh. Karena menurut mitos bahwa berdoa saat bintang jatuh akan di kabulkan doanya.

Tak ada, kata dalam hati melihat suasana langit yang tampak cerah akan taburan bintang malam. Kembali ke tempat duduk dan kemudian membaca kembali sebuah buku yang tampaknya seru untuk di baca malam ini.

“Oki...,” sapa Minaru dari luar kamar.

“Iyaa kak.”

(3)

Minaru kemudian masuk kedalam kamar seperti kebiasaan tiap malam untuk ngobrol sejenak sebelum tidurnya.

“Lagi ngapa?”

“Baca buku.”

Memandangi seisi ruangan serta adiknya,

“Beberapa hari ini kamu ada yang lain dari biasanya?, ada apa. Cerita donk sama kakak.”

Menyembunyikan sesuatu dari perasaannya, seperti tak ingin semua orang tau walau itu kakaknya sendiri. Aoki yang tadinya begitu menerima kedatangan Minaru menjadi seperti tak mengharapkan kehadirannya karena merasa bukan saat yang tepat

“Entahlah.”

Jawaban yang tentunya menjadi penentuan untuk sebuah tema tentang kebenaran yang sedang di alami oleh Aoki. Dan bagaimanapun juga, Minaru hanyalah seorang kakak yang begitu perhatian dengannya adiknya walau terkadang ia juga harus menerima bagaimanapun ungkapan hati sang adik yang tak mau berkata jujur padanya.

“Apa masih bingung menentukan pilihan antara Ria atau Rhea. Walau sebenarnya memang bingung sich memilih di antara mereka berdua,”

ujar Minaru.

Ketika seseorang berpendapat tentang sebuah pilihan untuk dirinya dan di saat itu juga Aoki mulai merasa bahwa ia di minta untuk menentukan pilhan.

“Mereka berdua bukan untuk di pilih,”

(4)

jawabnya. “Mereka hanyalah teman baik yang selalu ada dan di mintai pendapat saat Oki tak bisa menentukan pendapat.”

Walau dalam hati Aoki telah meraba menentukan sebuah pilihan dari yang terbaik di antara mereka. Telintaskan sebuah bayang semu ketika harus menjawab, sebuah pertanyaan kepada dirinya tentang sebuah kebaikan. Mungkin tak pernah ada jawaban pasti karena yang ada hanyalah saling melengkapi.

“Tak apa,” ucap Minaru padanya.

“Mungkin pendapat kakak memang salah.”

Mungkin seperti kelebihan kata jika seorang kakak mempertanyakan hal yang demikian itu kepada adiknya. Sebuah perasaan di dalam hati yang tentunya dapat memilih dengan cepatnya jika di antara dua pilihan itu sudah saling melengkapi.

Jauh sebelum sebuah rencana yang teramat indah itu sudah di rencanakan oleh Tuhan untuk di jalani serta di nikmati dahulu, bagaimana kelanjutannya nanti, Tuhan akan membisikkan di antara yang terbaik.

“Jalani dengan persahabatan kalian.”

Tak ada jawaban dari Aoki seperti isi kepalanya sedang mengaduk sebuah nama yang tiap kali hadir dalam dalam batinnya juga.

“Sudahlah.”

“Kak, mau minjam buku yang boleh di pinjam,”

ungkap kepada Minaru.

Seperti mengalihkan pembicaraan kali ini dan dengan cepat ia bergegas untuk mengambil buku

(5)

yang ingin ia pinjam walau yang punya belum memberikan jawabannya.

“Ambil sendiri sana,” Jawab Minaru ketika Aoki sudah di luar kamar.

Langkah kakinya kemudian menghilang di antara jawaban dan pertanyaan yang tak pernah di pertemukan. Minaru juga beranjak dari tempatnya dan ingin menyendiri juga di dalam rumah yang mulai hening. Tak di lihatnya lagi Aoki di dalam kamarnya hingga ia bisa sendiri tanpa ada tujuan pasti ketika rencana awal untuk bercerita di malam ini dengan Aoki yang sedang tak sependapat dengannya. Berdiam diri di dalam ruangan dengan temaran seperti dengan suasana hatinya sekarang ini.

Di depan rumah sana, Aoki mulai sibuk dengan sebuah buku yang di ambil dari tempat kakaknya barusan. Tak banyak sekali tinggah ketika yang di dapatnya sudah ada di depan mata dan bibirnya seperti merapal mantra ketika bait demi bait kalimat kata mulai merasuk di dalam angannya.

Aoki, tak banyak orang tahu bagaimana jalan pikirannya berjalan bersama dengan waktu yang terus menanjak tajam dan iapun bisa mengikuti dengan pasti. Lebih banyak diam dan memikirkan setiap ungkapan seseorang hingga ia bisa mendeklamasikan dengan tepatnya. Di antara gempita malam yang terus saja hadirkan sebuah impian yang begitu terkenang, ia masih saja duduk diam dengan suasana hati riang bukan kepalang

(6)

walau raut wajahnya tak mengatakan dengan demikian. Dan jauh dari dalam serta cahaya yang temaran, tak banyak yang dapat di ceritakan dari seorang remaja yang mulai mencari arti sebauh nama tentang dirinya. Pada baik ungkapan kata yang mulai di perdengarkan oleh mereka yang selalu sembunyi di balik awan senja berwarna jingga yang juga merindukan keberadaaanya.

Kisah itu akan di jaganya sampai pada sampai saat yang tunggu telah tiba sebagaimana yang sudah di rencanakan oleh orang tua yang sudah membesarkannya. Membiarkan dia tetap pada mimpinya bagaimana ia akan mencari kemana sebuah kerinduan penuh dengan arti yang ketika malam telah tiba, ia hanya bisa menahannya dengan bibir penuh dengan mantra ataupun doa akan kebenaran yang selama ini di sudah di sembunyikan darinya. Ketika harus memutar waktu di masa lalu yang tampaknya begitu jauh untuk di ceritakan kepadanya. Dalam hati orang tuanya masih tersimpan tentang bagaimana kisah cinta yang sebenarnya terjadi tentang dia.

Pada dirinya sekarang yang telah tumbuh menjadi dewasa hingga rasanya tak membutuhkan waktu lama untuk menentukan kebenaran. Ada kalanya menentukan waktu yang tepat itulah yang terkadang cukup sulit hingga lalu terlupakan sepanjang waktu menjadikannya dewasa hingga menyadari segala rahasia tentang dia akan menjadi penerimaan bijaksana. Terperangkap dalam anomali dirinya sendiri dan terkurung dalam

(7)

lembaran bait sajak malamnya.

Terkait dengan histori, tentangnya tak ada yang tahu dan seluruh nyanyian masa kecil tak akan pernah terulang kembali. Masih cukup lama untuk membuka kembali nyanyian itu yang telah luput dan hilang dalam bayangan tatapan mata bersinar terang saat bulan purnama.

Referensi

Dokumen terkait

Secara konsepsional, inti dan arti penegakan hukum terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan

Penelitian Ekologi Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei) pada Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica) di Kabupaten Pakpak Bharat telah dilaksanakan pada bulan Maret 2010 –

(1) Sistem mengimplementasikan fitur – fitur seperti Input data supplier dan Input bobot tiap kriteria data kriteria tiap – tiap supplier menggunakan metode AHP serta output

Meskipun deskripsi tujuan, prosedur audit dan opini atas kontrol yang merupakan hasil review adalah elemen penting dalam laporan audit internal, manajemen akan mngevaluasi

Gambar 2 menunjukkan struktur program sistem pemantauan kinerja jaringan GSM yang mempunyai 5 buah tampilan utama yaitu tampilan Menu Utama, Network Monitoring, Analyzer, Help

Simulasi dan Latihan • Buat skala bobot jabatan untuk industri yang telah ditentukan/dipilih. • Evaluasi jabatan yang ada dengan skala yang

Proses pembuatan biodiesel menggunakan minyak jelantah dengan katalis asam meliputi proses transesterifikasi, recovery metanol, penghilangan katalis, pencucian, dan

Kematian jentik nyamuk Aedes aegypti adalah perhitungan jumlah jentik nyamuk yang mati pada waktu diberi perlakuan akibat paparan konsentrasi ekstrak etanol kulit