• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Media sosial kini telah berkembang dari komunikasi satu arah menjadi platform

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Media sosial kini telah berkembang dari komunikasi satu arah menjadi platform"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Media sosial semakin menarik dan cukup mencuri perhatian masyarakat Indonesia untuk saling berkomunikasi. Banyak masyarakat Indonesia, khususnya di perkotaan, yang sudah merasakan keuntungan dari pemanfaatan media sosial.

Media sosial kini telah berkembang dari komunikasi satu arah menjadi platform komunikasi dua arah yang memungkinkan keterlibatan pengguna secara aktif (Chou et al., 2010). Pengguna media sosial dapat mengakses informasi tentang berbagai hal dan hampir setiap saat sehingga memudahkan penggunanya untuk mendapatkan informasi (Court et al., 2012).

Menurut Ellison (2007), media sosial merupakan layanan berbasis web yang memungkinkan individu untuk membangun profil publik dalam sistem yang dibatasi, serta menampilkan daftar pengguna lainnya dan dengan siapa mereka biasa berkomunikasi. Selama beberapa tahun terakhir media sosial telah lebih popular dari pada situs lain, terutama di kalangan mahasiswa dan generasi muda.

Media sosial memungkinkan individu untuk dapat dilihat oleh orang lain dan membangun atau mempertahankan hubungan dengan orang lain (Samir, 2013).

Fungsi utama dari media sosial adalah sebagai sarana komunikasi dan berbagi gambar (Joinson, 2008). Media sosial yang awalnya hanya digunakan untuk sarana komunikasi jarak jauh ataupun sekedar mengunggah foto-foto pribadi untuk diperlihatkan pada orang lain, kini memiliki fungsi lain yang lebih

(2)

menguntungkan bagi penggunanya. Fungsi lain yang kini sedang marak di dunia maya yaitu belanja online melaui media sosial. Media sosial kini telah digunakan sebagai sarana pemasaran suatu produk dan untuk menjualnya, bahkan media sosial telah dianggap sebagai suatu alat pemasaran yang efektif. Kini pesan dan insentif dapat dikembangkan dan disampaikan dalam format elektronik, sehingga setiap pemasar pada setiap tingkat ingin terlibat di dalamnya (Evans, 2010).

Penelitian ini akan berfokus pada salah satu media sosial yang kini digunakan sebagai sarana belanja online yaitu Instagram. Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang dapat memungkinkan penggunanya untuk dapat mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan media sosial lainnya. Beberapa media sosial lainnya yang mendukung berbagi foto dari Instagram yaitu Facebook, Twitter, Tumblr, Flickr, dan juga Foursquare (Instagram.com, 2014). Foto yang di unggah ke Instagram juga dapat dilihat dari berbagai media sosial lainnya.

Instagram pertama kali diluncurkan pada Oktober 2010 oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger, Pengguna Instagram tercatat sebesar 100 juta pengguna dan 4 miliar foto telah diunggah. Pada akhir tahun 2012, Instagram bahkan mengungguli Twitter dalam penggunaan aktif harian pada ponsel.

Instagram memiliki 7,2 juta pengguna harian dalam sebulan sedangkan Twitter hanya memiliki 6,9 juta pengguna. Selain itu, waktu rata-rata yang dihabiskan oleh pengguna di Instagram ternyata jauh lebih lama yaitu 257 menit dari waktu orang yang menggunakan Twitter yaitu 170 menit (ComScore dalam Mashable, 2012). Menurut Bowman (2013) seorang Internet Marketing Manager di Bond

(3)

University Library, alasan mengapa banyak orang menghabiskan waktu untuk menggunakan Instagram yaitu kembali pada filosofi dibalik penciptaan Instagram yaitu memenuhi keinginan pengguna untuk mengambil foto dengan menggunakan ponsel mereka. Selain itu, Instagram dapat menghubungkan penggunanya pada saat itu juga dengan orang-orang terdekat mereka melalui foto yang mereka unggah. Kehadiran Instagram ini merupakan kesempatan besar untuk menggunakan media yang tidak dikenakan biaya apapun untuk melakukan kegiatan yang berharga dan dapat dijadikan kenangan tersendiri.

Pada bulan September 2012, Instagram diakuisisi oleh Facebook (Instagram.com, 2014). Seperti yang kita ketahui Facebook sendiri sudah lama muncul jika dibandingkan dengan Instagram. Namun dalam sebuah survei yang dilakukan oleh firma penelitian pemasaran GlobalWeb Index yang dilakukan di 32 negara dengan jumlah responden hingga 170 orang, terungkap bahwa pengguna Instagram memiliki pertumbuhan pengguna aktif yang lebih pesat dibanding Facebook. Dalam survei yang dilakukan pada kuartal empat 2013 dan dipublikasikan pada Januari 2014 tersebut, tercatat Facebook hanya memiliki pertumbuhan pengguna aktif sebesar 3 persen saja, sementara Instagram mencapai 23 persen (Digital Trends dalam Kompas.com, 2014).

Instagram yang dulunya hanya digunakan penggunanya untuk berbagi foto-foto pribadi kini telah berubah menjadi sarana berjualan online. Instagram saat ini memiliki fungsi lain bagi sebagian orang. Selain untuk berkomunikasi dengan orang-orang terdekat, Instagram juga menjadi pilihan untuk lapak berjualan. Alasan mengapa banyak orang mulai menggunakan Instagram sebagai

(4)

sarana belanja online yaitu mudah untuk digunakan dan pengguna media sosial tidak terbatas jumlahnya (Mediabisnisonline.com, 2014). Para pemilik toko online ini pun membuat akun berdasarkan nama toko onlinenya dan mengunggah segala jenis produk yang mereka miliki. Mereka memasarkan produk dengan beberapa cara seperti memasang hashtag dari jenis barang tersebut ataupun dengan meng- endorse artis-artis ternama yang memiliki banyak pengikut.

Instagram yang kini digunakan sebagai sarana belanja online dapat memudahkan pengguna jasa belanja online, karena Instagram yang biasanya hanya digunakan sebagai media sosial untuk berbagi foto kini dapat digunakan sebagai sarana belanja online pula. Namun terdapat masalah yang biasa terjadi jika pengguna jasa belanja online berbelanja melalui Instagram. Masalah yang terjadi yaitu kemungkinan munculnya fake account atau akun palsu yang digunakan untuk menipu calon pembeli (Okezone.com, 2013). Oleh karena itu, jika pengguna jasa belanja online ingin berbelanja melalui Instagram harus selalu berhati-hati dalam memilih akun Instagram yang terpercaya.

Berdasarkan masalah diatas, maka Instagram perlu dievaluasi untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesuksesan suatu sistem tersebut dalam pemanfaatan di kegiatan bisnis. Untuk melakukan evaluasi penggunaan Instagram sebagai sarana belanja online ini, maka pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini akan menggunakan model yang dikembangkan oleh DeLone and Mclean Information System Success Model tahun 2003. Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesuksesan suatu sistem informasi. Terdapat 7 variabel yang terdapat dalam DeLone and

(5)

Mclean Information System Success Model yaitu Information Quality, System Quality, Service Quality, Intention to Use, Use, User Satisfaction, dan Net Benefit (DeLone & McLean, 2003).

Objek pada penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Gadjah Mada pengguna jasa belanja online. Penulis memilih mahasiswa sebagai objek karena mahasiswa merupakan salah satu target pemasaran produk (Evans, 2010).

Mahasiwa Universitas Gadjah Mada dipilih sebagai objek penelitian karena menurut hasil riset “Gaya Hidup Mahasiswa” yang disampaikan oleh Social Movement Institute, kebanyakan dari mahasiswa yang melanjutkan studi di Universitas Gadjah Mada merupakan mahasiswa konsumtif yang harus membeli kebutuhannya sendiri (Mahkamahnews.org, 2014).

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengevaluasi penggunaan media sosial sebagai sarana belanja online oleh mahasiswa pengguna jasa belanja online.

Dengan menggunakan pendekatan DeLone and Mclean Information System Success Model, peneliti dapat memperoleh hasil dari evaluasi Instagram yang diukur melalui 7 variabel dalam pendekatan tersebut. Dari 7 variabel yang terdapat dalam DeLone and Mclean Information System Success Model, peneliti dapat melihat seberapa besar tingkat kesuksesan suatu sistem yang ada pada Instagram.

1.2. BATASAN PENELITIAN

Pada penelitian ini, fokus penelitian yaitu pada evaluasi penggunaan dari media sosial khususnya Instagram dalam kegiatan berbelanja online oleh

(6)

mahasiswa yang menggunakan media sosial Instagram sebagai salah satu sarana belanja online.

1.3. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah tersebut. Rumusan masalah yang akan diteliti penulis adalah sebagai berikut:

1. Apakah Kualitas Informasi akan berpengaruh positif terhadap Penggunaan media sosial sebagai sarana berbelanja online?

2. Apakah Kualitas Sistem akan berpengaruh positif terhadap Penggunaan media sosial sebagai sarana berbelanja online?

3. Apakah Kualitas Pelayanan akan berpengaruh positif terhadap Penggunaan media sosial sebagai sarana berbelanja online?

4. Apakah Kualitas Informasi akan berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pemakai media sosial sebagai sarana berbelanja online?

5. Apakah Kualitas Sistem akan berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pemakai media sosial sebagai sarana berbelanja online?

6. Apakah Kualitas Pelayanan akan berpengaruh positif terhadap Kepuasan Memakai media sosial sebagai sarana berbelanja online?

7. Apakah Penggunaan media sosial sebagai sarana berbelanja online berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pemakai?

8. Apakah Penggunaan media sosial sebagai sarana berbelanja online berpengaruh positif terhadap Manfaat Bersih?

(7)

9. Apakah Kepuasan Pemakai media sosial sebagai sarana berbelanja online berpengaruh positif terhadap Manfaat Bersih?

1.4. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menguji keefektifan Kualitas Informasi yang terdapat dalam media sosial terhadap Manfaat Bersih melalui Penggunaan dan Kepuasan Pemakai jasa media sosial sebagai sarana berbelanja online.

2. Menguji keefektifan Kualitas Sistem yang terdapat dalam media sosial melalui Penggunaan dan Kepuasan Pemakai jasa media sosial sebagai sarana berbelanja online.

3. Menguji keefektifan Kualitas Pelayanan yang terdapat dalam media sosial melalui Penggunaan dan Kepuasan Pemakai terhadap Manfaat Bersih pengguna jasa media sosial sebagai sarana berbelanja online.

1.5. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi dan bermanfaat:

1. Bagi penulis, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru mengenai bagaimana cara mengevaluasi suatu sistem untuk mengetahui tingkat kesuskesannya dengan menggunakan DeLone and Mclean Information System Success Model.

(8)

2. Bagi pengguna belanja online, manfaat yang didapatkan dari penelitian ini yaitu untuk melihat kualitas sistem belanja online di Instagram dari hasil evaluasi yang dipaparkan. Sehingga pengguna belanja online dapat memutuskan untuk menggunakan Instagram sebagai sarana belanja online atau tidak.

3. Bagi industri bisnis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi mengenai cara baru melakukan pemasaran produk yang mereka miliki dan mahasiswa sebagai target utama. Selain itu, dengan melihat hasil evaluasi industri bisnis dapat memutuskan untuk menggunakan Instagram sebagai sarana pemasaran produk atau tidak.

1.6. METODE PENELITIAN

a. Data yang Akan Dikumpulkan

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang diberikan pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada sebagai pengguna media sosial untuk belanja online. Data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, dan literatur lainnya sebagai referensi penelitian.

b. Metode Sampling

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Dalam purposive sampling ini, populasi yang digunakan yaitu mahasiswa Universitas Gadjah Mada dan sampel yang digunakan yaitu

(9)

mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang telah menggunakan media sosial sebagai jasa belanja online.

c. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Structural Equation Model (SEM) dengan aplikasi statistik yaitu AMOS.

1.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Penelitian ini akan disusun dalam beberapa bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bagian ini dimuat latar belakang penulis melakukan penelitian, batasan penelitian yang akan diteliti, rumusan permasalahan dari penelitian, tujuan dilakukannya penelitian, manfaat yang akan diperoleh dari penelitian, serta metodologi penelitian.

Bab II Landasan Teori

Pada bagian ini berisi teori-teori yang digunakan sebagai dasar acuan penelitian yang didapat dari studi kepustakaan. Teori-teori ini akan digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh.

Bab III Metode Penelitian

Pada bagian ini menguraikan tentang identifikasi objek penelitian, penetapan populasi dan sampel, metode pengumpulan data, teknik analisis data, dan metode pengujian data yang digunakan.

(10)

Bab IV Analisis dan Pembahasan

Pada bagian ini berikan tentang analisis penerapan serta perbandingan dari data yang diperoleh kemudian membahas data yang diperoleh untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini

Bab V Kesimpulan dan Saran

Merupakan bagian akhir dari penelitian yang berisi mengenai kesimpulan serta saran dari penulis. Saran dan kesimpulan diberikan berdasarkan analisis dari penelitian yang telah dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini terdapat faktor tingkat income seseorang yang berpengaruh ke dalam pengambilan keputusan untuk berlangganan pay TV, sehingga dapat dikatakan mereka yang kontra

Selain untuk memperoleh data melalui tes formatif, juga diadakan observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap proses pembelajaran Matematika di kelas 4 dengan

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Total Asset salah satunya adalah Profit Joint Venture dan Cash Flow Operation merupakan faktor penting yang

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan hikmat, kekuatan, dan pertolongan-Nya sehingga penulisan skrpsi dengan judul Analisis Pengaruh

Hasil kuesioner didapat 3 faktor signifikan yang mempengaruhi kualitas label kulit sapi, yaitu temperatur proses embossing (berhubungan dengan skala potensiometer), lamanya waktu

Penggunaan Media Sosial sebagai Komunikasi Politik dalam Tanda Informasi Dalam proses penggunaan media sosial yang dilakukan oleh DPW PSI Jakarta, perlu adanya

a) Memisahkan siswa-siswi yang mempunyai hak pilih dan tidak mempunyai hak pilih. Siswa yang mempunyai hak pilih sebanyak 20siswa, dan yang tidak mempunyai hak pilik

Sehingga interaktivitas dalam media sosial terjadi apabila ada pertukaran informasi di dalamnya sebagai bagian dari proses komunikasi yang selanjutnya platform media