• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS COMMON SIZE PADA LAPORAN KEUANGAN PT SEPATU BATA, TBK TAHUN OLEH: FALDO H SIHOTANG NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS COMMON SIZE PADA LAPORAN KEUANGAN PT SEPATU BATA, TBK TAHUN OLEH: FALDO H SIHOTANG NIM"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH:

FALDO H SIHOTANG NIM. 182101019

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Analisis Common Size Pada Laporan Keuangan PT Sepatu Bata, Tbk Tahun 2018 – 2020” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, peneliti menyadari tanpa adanya bantuan, pengarahan, bimbingan, serta motivasi dari berbagai pihak, penulisan tugas akhir ini tidak akan mungkin terselesaikan dengan baik. Oleh karena kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Fadli SE, MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Raja Bongsu Hutagalung, SE, M.Si selaku Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara 3. Ibu Yasmin Chairunnisa Muchtar, SP, MBA selaku Sekretaris Program

Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang membantu peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Ibu Magdalena Linda Leonita Sibarani S.E., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk Tugas Akhir ini.

(5)

6. Seluruh Bapak/Ibu pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

7. Orangtua peneliti dan kedua kakak yang sudah memberikan dukungan, doa dan dorongan baik moril maupun materil, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Seluruh teman-teman dekat peneliti dan seluruh mahasiswa stambuk 2018 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi DIII Keuangan yang tidak bisa saya sebut satu persatu.

Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati dan membalas segala kebaikan semua pihak yang membantu peneliti dalam penyusunan tugas akhir ini. Peneliti berharap semoga tugas akhir ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2021 Peneliti

Faldo H Sihotang NIM. 182101019

(6)

iii

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Jadwal Penelitian ... 5

1.6 Sistematika Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan ... 7

2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 10

2.3 Struktur Organisasi ... 11

2.4 Job Description ... 11

2.5 Produk Perusahaan ... 14

2.6 Jaringan Usaha ... 14

2.7 Kinerja Usaha Terkini ... 15

2.8 Rencana Usaha ... 16

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 17

3.2 Tujuan Laporan Keuangan... 18

3.3 Manfaat Laporan Keuangan... 19

3.4 Jenis Laporan Keuangan ... 19

3.5 Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan... 20

3.6 Pengertian Analisis Common Size ... 21

3.7 Rumus Menghitung Analisis Common Size ... 22

3.8 Tujuan Analisis Common Size ... 23

3.9 Manfaat Analisis Common Size ... 23

3.10 Laporan Keuangan PT Sepatu Bata, Tbk... 24

3.11 Analisis pada Laporan Neraca (Aktiva)... 28

3.12 Analisis pada Laporan Neraca (Pasiva) ... 31

3.13 Analisis pada Laporan Laba Rugi ... 34

(7)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ... 36 4.2 Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA ... 41

(8)

v

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Ikhtisar Data Keuangan PT Sepatu Bata, Tbk ... 2

1.2 Jadwal Kegiatan ... 5

3.1 Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) ... 24

3.2 Laporan Laba Rugi ... 26

3.3 Analisis Common Size Laporan Posisi Keuangan ... 28

3.4 Analisis Common Size Laporan Posisi Keuangan Lanjutan ... 31

3.5 Analisis Common Size Laporan Laba Rugi ... 34

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Logo PT Sepatu Bata, Tbk ... 10 2.2 Struktur Organisasi PT Sepatu Bata, Tbk ... 11

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan yang berdiri dan bergerak di bagian industri, jasa dan perdagangan adalah perusahaan yang memiliki masing-masing tujuan tertentu.

Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah memperoleh laba dan keuntungan yang optimal dan banyak agar dapat bertahan dan melangsungkan hidup perusahaan tersebut. Dalam menghadapai persaingan dan perkembangan perusahaan di era global saat ini, perusahaan harus memiliki data dan laporan keuangan yang sehat dan efisien untuk mengoptimalkan pendapatan dan laba.

Menurut Kasmir (2017:66), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan Keuangan disusun guna menyelesaikan informasi terkait dengan posisi keuangan, perubahan posisi keuangan dan kinerja suatu entitas sehingga laporan keuangan tersebut memberikan manfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan. Laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi atau suatu perusahaan meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan.

Dari penjelasan diatas, diketahui bahwa begitu pentingnya laporan keuangan tersebut dimiliki oleh perusahaan dan penting untuk memastikan kondisi laporan keuangan tersebut sehat atau tidak untuk melangsungkan kegiatan perusahaan tersebut.

(11)

Menurut Munawir (2014:37), Common Size Statement adalah suatu metode analisa untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya dan masing-masing pasiva terhadap total pasivanya serta laba rugi terhadap total penjualannya. Analisis Common Size disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Laporan keuangan dalam persentase perkomponen menyatakan masing- masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, sehingga akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding.

Common Size bermanfaat untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan antar perusahaan. Perbandingan common size statement dengan pesaing dapat mengungkapkan perbedaan akun dan distribusinya dalam neraca. Dengan demikian analis dapat mengevaluasi alasan mengapa terjadi perbedaan kinerja antar perusahaan. Analisis ini dapat melihat kekuatan pada setiap akun seperti angka penjualan pada laba rugi dan pembentukan aktiva pada laporan posisi keuangan.

Tabel 1.1

Ikhtisar Data Keuangan PT Sepatu Bata,Tbk Tahun 2018, 2019 dan 2020

(Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun Total Aset Lancar

Total Aset Tidak Lancar

Liabilitas Jangka Pendek

Liabilitas Jangka Panjang

Ekuitas Laba

2018 574.455.391 302.400.834 194.538.478 45.510.388 636.807.359 992.696.071 2019 544.652.375 318.494.179 164.585.862 45.309.366 653.251.326 931.271.436 2020 343.779.513 431.545.424 248.721.907 48.658.851 477.944.179 459.584.146

(12)

3

Dari Tabel 1.1 berisikan ikhtisar data keuangan tahun 2018, 2019 dan 2020 yang memberikan gambaran perubahan posisi keuangan PT Sepatu Bata, Tbk.

Setiap tahun terlihat perubahan pada laporan keuangan perusahaan tersebut, ada yang mengalami kenaikan dan ada yang mengalami penurunan. Salah satu contoh perubahan laporan keuangan pada PT Sepatu Bata, Tbk adalah laba. Laba yang didapatkan perusahaan mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahun berjalan. Selain itu, juga terdapat perubahan naik turunnya jumlah baik aset lancar maupun aset tidak lancar. Gambaran yang diberikan pada tabel diatas membuat peneliti tertarik untuk mengukur laporan posisi keuangan suatu perusahaan menggunakan analisis common size. Sebab, peneliti ingin mengetahui secara rinci tiap – tiap komponen laporan keuangan perusahaan beserta fenomena dan kegiatan operasional apa yang terjadi di lingkungan perusahaan dan peneliti menyimpulkan analisis common size adalah metode analisis yang tepat karena dapat memberikan gambaran pada tiap komponen kedalam bentuk persentase sehingga pembaca dapat dengan mudah mengetahui setiap perubahan laporan keuangan secara rinci.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Laporan Keuangan PT Sepatu Bata Tbk dan menuliskannya dalam bentuk Tugas Akhir dengan judul “Analisis Common Size pada Laporan Keuangan PT Sepatu Bata, Tbk pada Tahun 2018-2020”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(13)

1. Bagaimana tingkat perkembangan laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan common size pada PT Sepatu Bata, Tbk ditinjau dari neraca?

2. Bagaimana tingkat perkembangan laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan common size pada PT Sepatu Bata, Tbk ditinjau dari laporan laba rugi?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah:

1. Untuk menganalisis tingkat perkembangan laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan common size pada PT Sepatu Bata Tbk ditinjau dari neraca.

2. Untuk menganalisis tingkat perkembangan laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan common size pada PT Sepatu Bata Tbk ditinjau dari laporan laba rugi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

a. Bagi PT Sepatu Bata Tbk

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kondisi keuangan perusahaan sehinga dapat memberikan gambaran dan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengambil keputusan di masa yang akan datang serta dapat membantu dalam mengambil keputusan terkait dengan masalah keuangan yang dihadapi.

(14)

5

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang keuangan serta sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh mengenai analisis common size untuk menilai kinerja keuangan.

c. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan dan perbandingan serta referensi bagi peneliti selanjutnya dalam kajian yang sama.

1.5 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis pada perusahaan PT Sepatu Bata Tbk melalui website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) yang berlangsung pada bulan Mei sampai dengan Juli 2020 yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian No Kegiatan

Mei Juni Juli

Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke I II III IV I II III IV I II III IV 1 Persiapan

2 Pengumpulan Data

3 Penulisan

(15)

1.6 Sistematika Penelitian

Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir terdiri dari 4 bab, antara lain : BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini peneliti menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jadwal penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Dalam bab ini peneliti menjelaskan tentang sejarah ringkas perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, strategi usaha perusahaan dan produk perusahaan.

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti membahas tentang pengertian laporan keuangan, pengertian common size, tujuan laporan keuangan, tujuan common size, manfaat laporan keuangan, manfaat common size, jenis laporan keuangan, pihak yang memerlukan laporan keuangan, rumus menghitung analisis common size, penyajian laporan keuangan serta analisis common size pada PT Sepatu Bata, Tbk.

BAB IV PENUTUP

Dalam bab ini peneliti mencoba menyimpulkan hasil penelitian yang didapat dengan menganalisa data yang tersedia serta memberikan saran yang dianggap penting untuk perbaikan di masa yang akan datang bagi perusahaan

(16)

7 BAB II

PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan

Pada saat ini, industri manufaktur sudah berkembang pesat di Indonesia.

Banyak perusahaan bermunculan dan melakukan suatu kegiatan manufaktur dan proses produksi. Perusahaan-perusahaan tersebut setiap waktu berusaha untuk meningkatkan kualitas hasil produksi. Perusahaan bersaing untuk mendapat pasar yang lebih banyak dan berupaya mendapat perhatian dari para konsumen.

PT Sepatu Bata, Tbk didirikan di Indonesia pada tanggal 15 Oktober 1931 oleh akta notaris Adriaan Hendrick Van Ophuijsen. Peresmian pengoperasiannya dilakukan pada tahun 1931. PT Sepatu Bata, Tbk adalah anggota Bata Shoes Organization (BSO) yang mempunyai kantor pusat di Lausanne, Switzerland.

BSO adalah produsen terbesar penghasil sepatu di dunia yang telah beroperasi di banyak negara, menghasilkan serta menjual jutaan pasangan sepatu setiap tahunnya. Fasilitas produksi perusahaan terletak di Purwakarta. Perusahaan bergerak dibidang usaha memproduksi sepatu kulit, sepatu dari kain, sepatu untuk santai dan olahraga, sandal serta sepatu khusus untuk industri, dan impor dan distribusi sepatu. Perusahaan juga aktif melakukan kegiatan ekspor sepatu.

Perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta, memperkerjakan 1086 karyawan tetap.

Bata atau T&A Bata Shoe Company terdaftar di Zlin, Cekoslowakia oleh dua bersaudara Tomáš Anna dan Antonín Bata (1894). Perusahaan sepatu raksasa.

keluarga ini mengoperasikan empat unit bisnis internasional: Bata Eropa, Bata

(17)

Asia Pasifik-Afrika, Bata Amerika Latin, dan Bata Amerika Utara. Produk perusahaan ini hadir di lebih dari 50 negara dan memiliki fasilitas produksi di 26 negara. Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini telah menjual sebanyak 14 miliar pasang sepatu

Di Indonesia pengoperasian penjualan sepatu Bata dijalankan oleh PT Sepatu Bata, Tbk. Pabrik perusahaan ini pertama kali berdiri pada tahun 1931, dan saat ini berada di dua tempat, yaitu Kalibata dan Medan. Keduanya menghasilkan 7 juta pasang alas kaki setahun yang terdiri dari 400 model sepatu, sepatu sandal, dan sandal baik yang dibuat dari kulit, karet, maupun dan plastik. Sebelum tahun 1978, status Bata di Indonesia adalah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA), sehingga dilarang menjual langsung ke pasar. Bata menjual melalui para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi. Status para penyalur tersebut diubah dan pada 1 Januari 1978, yaitu saat izin dagang Bata "dipindahkan" kepada mereka dan PT Sepatu Bata menjadi perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Merek berlisensi Perusahaan, selain merek Bata utama, termasuk North Star, Power, Bubblegummers, Marie-Claire dan Weinbrenner. Perusahaan ini juga tetap sebagai anggota dari Organisasi Sepatu Bata Internasional. Perusahaan ini berkantor pusat dulunya di Jalan TMP Kalibata, tetapi sekarang berpindah di daerah jalan T.B Simatupang karena proyek Kalibata City. Pada tahun 1995 pabrik baru di buka di Purwakarta Jawa Barat. Sampai saat ini perusahaan ini adalah pelopor perusahaan alas kaki di Indonesia. Agar tetap dapat bersaing di pasar global, maka semua upaya dilakukan seperti perbaikan teknologi dan

(18)

9

efisiensi produksi agar tetap dapat bersaing. Salah satu yang tetap harus dipertahankan adalah kinerja keuangan perusahaan. Kondisi keuangan harus selalu berada dalam standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan PT Sepatu Bata adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri alas kaki dan juga mengacu kepada standar industri sejenis. Corporate initiatives, menjadikan Bata sebagai lembaga internasional yang memiliki gagasan dan kreativitas yang tinggi serta menciptakan kondisi yang merangsang untuk berfikir secara internasional. Bata Culture menciptakan kesempatan yang sama bagi semua karyawan untuk mendapatkan promosi atau pelatihan dan pendidikan. Dengan mendapatkan training tersebut, diharapkan karyawan memperoleh keahlian yang pada akhirnya bisa mendapatkan promosi untuk level internasional. Culture perusahaan Bata memiliki tradisi untuk menjadi perusahaan yang berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat disekitar kegiatan usaha perusahaan. Bata bekerja keras untuk membangun hubungan jangka panjang dengan supplier dan distributornya.

kegiatan Usaha Bata di seluruh dunia, dipastikan dilaksanakan secara etis Perkembangan PT Sepatu Bata Tbk. Di Indonesia dari tahun ke-tahun:

1. Tahun 1931, didirikan di Indonesia sebagai importir sepatu.

2. Tahun 1940, produksi dimulai di pabrik Kalibata di Jakarta Selatan.

3. Tahun 1982, tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 24 Maret.

4. Tahun 1994, menyelesaikan pembangunan pabrik Purwakarta.

5. Tahun 2004, memperoleh Lisensi Import dan Distribusi Umum.

6. Tahun 2008, pabrik tanah Kalibata dijual dan produksi dipindahkan ke Purwakarta.

(19)

7. Tahun 2008, administrasi dan kantor pemasaran dipindahkan ke Graha Bata, Cilandak Barat, Jakarta.

8. Tahun 2009, pembukaan toko Bata terbesar dan menjadi unggulan di Mall Artha Gading Jakarta, Indonesia.

9. Tahun 2010, membuka konsep kios baru dengan merek PataPata.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan 2.2.1 Visi

“Memperkuat posisi Bata sebagai pemimpin bisnis alas kaki di Indonesia dan meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka pendek dan jangka panjang”

2.2.2 Misi

“Untuk sukses sebagai organisasi dunia yang paling dinamis, fleksibel dan mengerti kondisi pasar alas kaki sebagai bisnis utamanya.”

2.2.3 Logo Perusahaan

Sumber: www. Sepatu Bata.com, 2021 Gambar 2.1

Logo PT Sepatu Bata, Tbk

(20)

11

2.3 Struktur Organisasi

Sumber: https://www.bata.id/about-us, tahun 2019 Gambar 2.2

Strutur Organisasi PT Sepatu Bata Tbk 2.4 Job Description

1. Presiden Direktur

Jabatan ini memiliki fungsi yang menentukan jalannya perusahaan yang ditinjau dari segala aspek, baik itu menentukan jalannya produksi, pemasaran dan manajemen perusahaan perusahaan secara keseluruhan.

(21)

Dalam hal ini, Presiden Direktur lain dari departemen-departemen yang ada dalam perusahaan tersebut.

2. Production

Bagian produksi merupakan bagian yang merealisasikan seluruh planning dan konsep yang ingin di hasilkan menjadi suatu produk jadi yang akan dikeluarkan ke pasaran. Bagian ini bertanggungjawab atas jalannya proses produksi yang dihasilkan dengan memenuhi estimasinya.

3. Purchasing

Bagian ini berfungsi dimana melakukan pembelian dan pemesanan.

Pembelian dan pemesanan dilakukan bagian purchasing antara lain dalam hal pembelian material. Bagian purchasing yang melakukan pemesanan material yang dibutuhkan untuk keperluan produksi. Dan tentunya pembelian dan pemesanan yang dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan.

4. Product Development Support

Product Development Support sebagai bagian yang berfungsi untuk merancang dan mengembangkan produk yang sudah ada, agar produk tersebut dapat mengikuti perkembangan tren mode terkini. Dimulai dengan membuat konsep hingga menjadi sebuat prototype produk yang dikembangkan. Setelah itu produk diajukan untuk menjadi produk yang akan dibuat masal dan dipasarkan.

5. Marketing

Marketing merupakan bagian yang menjalankan tugas pemasaran produk yang telah dihasilkan terhadap konsumen. Bagian marketing juga membuat

(22)

13

suatu Production Estimate yang diberikan ke bagian produksi.dimana ddalamnya berisi mengenai berapa banyaknya jumlah produk yang diestimasikan dalam produksi.

6. Financial

Departement financial memiliki fungsi sebagai accounting perusahaan ini.

Kemudian bagian finansial berfungsi sebagai pemegang pengendalian data, baik hal penjualan maupun pembelian.

7. Human Resources

Bagian ini merupakan divisi yang berkaitan dengan segala hal mengenai sumber daya manusia didalam pabrik. Baik itu hal perekrutan pegawai, kesejahteraan pegawai sampai denga pemberhentian masa kerja pegawai.

8. Merchandising

Bagian merchandising memiliki tugas untuk menyerap tren pasar untuk diterapkan kedalam produksi. Bagian ini juga bertugas untuk membuat Sales Report, dimana laporan ini digunakan sebagai dasar pembuatan planning kedepan serta dipakai untuk penyeleksi produk produk yang akan dijual untuk waktu yang akan datang.

9. Costing

Bagian costing berfungsi untuk merincikan jumlah pengeluaran biaya yang dikeluarkan untuk keperluan dalam menghasilkan produk, sebagai contoh biaya-biaya material yang harus dikeluarkan dan hal itu semuanya tertuang didalam costing ticket.

(23)

2.5 Produk Perusahaan

Bata tidak hanya menjual produksi sepatu bata di Toko Bata, ada juga produk yang lain. Brand (merek) yang di jual di toko bata :

1. Bubblegummer adalah merek terkemuka di amerika latin dan telah berekspansi ke seluruh asia dan eropa. Merek ini ditujukan bagi anak sampai umur 10 tahun dengan karakter lucu dan warna yang menarik.

2. Power, merek ini ditujukan untuk olah raga antara lain bola basket, sepakbola ataupun olah raga lainnya.

3. Marie Claire, merupakan merek dagang yang ditujukan bagi wanita yang mementingkan fashion sebagai gaya hidupnya.

4. North Star, dikhususkan untuk produk sepatu canvas yang casual untuk penggunaan diwaktu santai.

5. Weinbrenner, khusus produk sepatu kulit ataupun sendal gunung, dan sepatu boot yang ditujukan untuk pria.

6. Comfit, dengan motto “Get Comfertable Today” produk ini ditujukan untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya.

7. B First, Ditujukan bagi anak-anak sekolah, yang menjadikan “collection of School Shoes” sebagai motto penjualannya.

2.6 Jaringan Usaha

PT Sepatu Bata Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri sepatu dan sandal yang di mana perusahaan ini mengkhususkan diri untuk bisa memproduksi sepatu dan sandal yang bermutu dan berkualitas, namun juga mengutamakan keselamatan dari pemakai itu sendiri. Selama tahun 2018,

(24)

15

Perusahaan melanjutkan dengan membuka toko baru, merenovasi dan meperbaharui toko lama dengan konsep yang baru. Ada 30 toko baru dan 76 toko renovasi sehingga jumlah toko pada akhir 2018 adalah 529 toko yang tersebar diseluruh Indonesia.

2.7 Kinerja Usaha Terkini

Dalam berbagai usaha, perusahaan menginginkan untuk dapat memberikan Service Excellent yang merupakan hal penting bagi setiap perusahaan baik interen yang merupakan hubungan dengan karyawan ataupun eksteren yang merupakan hubungan antara perusahaan dengan pengguna produk. Service Excellent ini berkaitan dengan interaksi antar manusia.Hubungan timbal balik yang ada di dalamnya yakni pengharapan untuk ingin selalu dihargai merupakan kebutuhan setiap individu. Perusahaan percaya bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) akan menjadi kunci keberhasilan Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan berkomitmen untuk mengelola SDM dengan tepat. Keberadaan SDM yang baik akan memudahkan Perseroan untuk mewujudkan visi dan misi serta tujuan. Pencapaian Perusahaan tentu saja juga merupakan pencapaian seluruh karyawan. Perusahaan telah menjalankan beberapa program untuk meningkatkan profesionalisme dan kemampuan karyawan dan manajer toko. Tahun 2018 masih fokus seperti tahun sebelumnya, yakni peningkatan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Perusahaan yakin dengan program ini akan mendukung dalam meningkatkan kinerja Perusahaan.

(25)

2.8 Rencana Usaha

Untuk mencapai tujuan perusahaan untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen dan dilakukan suatu rencana kerja seperti :

1. Pelatihan Karyawan Seiring dengan perkembangan era globalisasi dan peningkatan pembangunan di segala sektor kehidupan, maka tentunya diperlukan pula kualitas SDM yang andal dan profesional di bidangnya.

Menyikapi kondisi tersebut, tenaga kerja lokal yang ada di lingkungan PT Sepatu Bata Tbk, telah dididik dan dilatih melalui program pelatihan kerja dapat berperan secara total dan profesional.

2. Produksi Perusahaan akan menerapkan strategi untuk meningkatkan campuran produk dengan nilai tambah yang dihasilkan dari pabrik sendiri, sehingga jumlah produksi akan meningkat. Oleh karena itu, akan mengurangi pembelian luar untuk meminimalkan risiko mata uang asing.

(26)

17 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Rodoni dan Ali (2014:13), laporan keuangan adalah sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk para pemegang sahamnya.

Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat mengenai prospek-prospek perusahaan dimasa mendatang. Disisi lain menurut Fahmi (2017:2), laporan keuangan merupakan yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Menurut Syahyunan (2015:28), laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung-jawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan diluar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan perusahaan. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya.

Menurut Kasmir (2017:66), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini

(27)

adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu untuk (laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan.

Sementara itu, untuk laporan yang lebih luas dilakukan setahun sekali. Disamping itu dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut.

3.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan perusahaan menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah sebagai berikut :

1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan psosisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan memenuhi kebutuhan bersama sebagai besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi secara umum, menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan non keuangan.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah

(28)

19

dilakukan atau pertanggungjawabkan manajemen tersebut demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.

3.3 Manfaat Laporan Keuangan

Manfaat laporan keuangan yang disediakan pihak manajemen perusahaan sangat membantu pihak pemegang saham dalam proses pengambilan keputusan, dan sangat berguna dalam melihat kondisi pada saat ini maupun dijadikan sebagai alat untuk memprediksi kondisi masa yang akan datang. Dengan begitu, kesimpulan yang bisa diambil sebagai alat ukur usaha, sebagai pedoman untuk mengambil keputusan sebagai dasar penilaian peningkatan perusahaan.

3.4 Jenis Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2015:29) Jenis laporan keuangan utama menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut :

1. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan yang berupa aset, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Aset disajikan dalam kriteria lancar dan tidak lancar. Kewajiban disajikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan. Dalam perseroan terbatas (PT), ekuitas dapat diklasifikasikan sebagai setoran modal oleh pemegang saham, penyisihan/pencadangan laba dan saldo laba yang tidak dicadangkan serta selisih penilaian.

(29)

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.

Perusahaan dapat mengklasifikasikan pendapatan dan beban atas dasar sifat atau fungsi dalam perusahaan.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas, operasi, investasi dan pendanaan.

3.5 Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Menurut Sjahrial dan Purba (2013 : 9) Pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan tersebut yaitu :

1. Pemilik atau pemegang saham (Stock holder)

Mereka ini sangat berkepentingan untuk melihat kondisi perusahaan saat ini, sekaligus melihat kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan sebelumnya. Artinya berkaitan erat dengan sukses tidaknya perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham.

(30)

21

2. Manajemen (Management)

Secara garis besarnya sebagai cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain jika mencapai atau memperoleh target yang ditetapkan, berarti ada penghargaan dan jika sebaliknya ada teguran bahkan pemutusan hubungan kerja.

3. Kreditor (Creditor)

Apakah dana yang dipinjam perusahaan serta konsekuensinya (bunga) dapat dibayar dan pokok pinjaman yang harus dikembalikan.

4. Pemerintah (Goverment)

Apakah perusahaan jujur melaporkan keuangan sesungguhnya, berkaitan dengan kewajiban pajak yang dibayar kepada pemerintah / negara secara adil dan jujur.

3.6 Pengertian Analisis Common Size

Analisis common size disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam Laporan laba rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Laporan keuangan dalam persentase per komponen (common size) menyatakan masing masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya. Penyajian dalam bentuk analisis common size mempermudah untuk melakukan analisis laporan keuangan dengan memperhatikan perubahan perubahan yang terjadi dalam neraca dan laporan laba rugi. Menurut Sawir (2017:46) Analisis vertikal (common size statement) adalah analisis yang dilakukan dengan jalan menghitung proporsi pos- pos dalam neraca dengan suatu jumlah tertentu. Laporan laba rugi dengan jumlah

(31)

tertentu dari laporan laba rugi. Misalnya proporsi persediaan terhadap jumlah aktiva lancar, proporsi aktiva lancar terhadap jumlah aktiva, proporsi harga pokok terhadap total pendapatan dan hasil usaha.

3.7 Rumus Menghitung Analisis Common Size

Apabila laporan keuangan disajikan dalam persentase-persentase, yaitu persentase dari masing-masing pos aktiva terhadap total aktivanya masing-masing pos pasiva terhadap total pasivanya serta pos-pos laba rugi terhadap total penjualan netonya, maka akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding. Laporan yang disajikan atau dinyatakan dalam persentase-persentase ini disebut common size statement atau “laporan dengan persentase per komponen” karena tiap-tiap komponen atau pos dinyatakan dalam persentase. Menurut Harahap (2016:57) Metode untuk merubah jumlah- jumlah rupiah dalam suatu laporan keuangan menjadi persentase-persentase tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Nyatakan total aktiva, total pasiva, serta total penjualan neto masing-masing dengan 100%.

2. Hitunglah rasio dari masing-masing unsur laporan keuangan dengan totalnya, dengan cara membagi jumlah rupiah masing-masing unsur laporan keuangan itu dengan totalnya. Dari tahapan diatas maka rumus dapat dilihat sebagai berikut:

(32)

23

a) Laporan Neraca a. Aktiva

Aktiva = Komponen Aktiva

x100%

Total Aktiva Sumber: Munawir (2014:59) b. Pasiva

Liabilitas = Komponen Liabilitas

x100%

Total Pasiva Sumber: Munawir (2014:59) c. Ekuitas

Ekuitas = Komponen Ekuitas

x100%

Total Pasiva Sumber: Munawir (2014:59) b) Laporan Laba Rugi

Laba Rugi = Komponen Laba Rugi

x100%

Pendapatan Sumber: Munawir (2014:59)

3.8 Tujuan Analisis Common Size

Tujuan dari analisis common size adalah untuk memperoleh gambaran tentang:

1. Komposisi dan proporsi investasi pada setiap jenis aktiva.

2. Struktur modal dan pendanaan.

3. Distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba.

Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan (operasi, investasi, dan pendanaan) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan

(33)

di masa yang akan datang. Menurut Sugiono dan Untung (2016, hal.11) Menyatakan bahwa tujuan dari analisis common size mengkonversikan satuan yang terdapat dalam laporan keuangan ke dalam satuan persen.

3.9 Manfaat Analisis Common Size

Common size bermanfaat untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan antar perusahaan, karena laporan keuangan beberapa perusahaan dapat diubah dalam bentuk format common size. Perbandingan common size statement dengan pesaing dapat mengungkapkan perbedaan akun dan distribusinya dalam neraca.

Dengan demikian analis dapat mengevaluasi alasan mengapa terjadi perbedaan kinerja antar perusahaan. Analisis ini dapat melihat kekuatan pada setiap akun seperti angka penjualan pada laba rugi dan pembentukan aktiva pada laporan posisi keuangan.

3.10 Laporan Keuangan PT Sepatu Bata, Tbk Tabel 3.1

PT Sepatu Bata, Tbk Laporan Posisi Keuangan Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2018 – 2020

(Dalam Jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI

KEUANGAN

Komponen 31 Desember 2018

31 Desember 2019

31 Desember 2020 Aset

Aset lancar

Kas dan setara kas 4.688.596 7.685.512 58.567.735 Piutang usaha

Piutang usaha pihak

ketiga 29.834.451 24.065.410 16.012.998

Piutang usaha pihak

berelasi 2.864.543 2.708.437 1.991.724

Piutang lainnya pihak

ketiga 2.095.172 4.070.108 2.307.099

(34)

25

Piutang lainnya pihak

berelasi 877.431 519.222 354.001

Persediaan 377.713.945 342.406.771 192.307.851 Biaya dibayar dimuka

lancar 68.495.249 80.529.208 3.866.892

Jaminan 4.909.840 8.832.060 8.217.766

Pajak dibayar dimuka

lancar 75.858.131 63.793.217 46.013.696

Klaim atas

pengembalian pajak lancar

5.860.416 Aset non-keuangan

lancar lainnya 7.118.033 10.042.430 8.279.335 Jumlah aset lancar 574.455.391 544.652.375 343.779.513 Aset tidak lancar

Biaya dibayar dimuka

tidak lancar 39.265.362 32.921.547 369.210

Pajak dibayar dimuka

tidak lancar 6.155.915 27.012.400 25.147.531

Aset pajak tangguhan 23.152.621

Aset tetap 240.000.026 244.793.436 219.328.611 Aset tak berwujud

selain goodwill 148.828.237

Aset tidak lancar non-

keuangan lainnya 16.979.531 13.766.796 14.719.214 Jumlah aset tidak

lancar 302.400.834 318.494.179 431.545.424 Jumlah aset

876.856.225 863.146.554 775.324.937

Liabilitas 2018 2019 2020

Liabilitas jangka pendek

Pinjaman jangka

pendek 20.000.000 28.000.000

Utang usaha pihak

ketiga 94.204.401 49.653.865 92.507.282

Utang usaha pihak

berelasi 10.825.619 26.186.876 44.336.783

(35)

Liabilitas keuangan

jangka pendek lainnya 41.267.657

Beban akrual jangka

pendek 13.384.321 10.955.226 23.281.524

Liabilitas imbalan pasca

kerja jangka pendek 4.366.723 1.857.370 2.708.729

Utang pajak 1.554.585 661.148 1.379.852

Liabilitas non-keuangan

jangka pendek lainnya 50.202.829 47.271.377 43.240.080 Jumlah liabilitas

jangka pendek 194.538.478 164.585.862 248.721.907 Liabilitas jangka

panjang

Kewajiban imbalan pasca kerja jangka panjang

24.728.438 23.231.037 17.142.277

Liabilitas pengampunan

pajak tidak lancar 20.781.950 22.078.329 Liabilitas keuangan

jangka panjang lainnya 31.516.574

Jumlah liabilitas

jangka panjang 45.510.388 45.309.366 48.658.851 Jumlah liabilitas 240.048.866 209.895.228 297.380.758 Ekuitas

Saham biasa 13.000.000 13.000.000 13.000.000

Komponen ekuitas lainnya

(596.587) 3.807.042 6.260.925 Saldo laba (akumulasi

kerugian)

Saldo laba yang telah ditentukan

penggunaannya

176.000 226.000 276.000

Saldo laba yang belum ditentukan

penggunaannya

624.227.946 636.218.284 458.407.254 Jumlah ekuitas yang 636.807.359 653.251.326 477.944.179

(36)

27

pemilik entitas induk

Jumlah ekuitas 636.807.359 653.251.326 477.944.179 Jumlah liabilitas dan

ekuitas

876.856.225 863.146.554 775.324.937

Tabel 3.2

PT Sepatu Bata, Tbk Laporan Laba Rugi Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember Tahun 2018 – 2020

(Dalam Jutaan Rupiah) Laporan laba rugi dan

penghasilan komprehensif lain

31 Desember 2018

31 Desember 2019

31 Desember 2020 Penjualan dan

pendapatan usaha 992.696.071 931.271.436 459.584.146 Beban pokok penjualan

dan pendapatan (516.928.103) (502.693.372) (361.651.349) Jumlah laba bruto 475.767.968 428.578.064 97.932.797 Beban penjualan (270.485.988) (273.444.270) (195.058.433) Beban umum dan

administrasi (115.792.384) (116.845.897) (105.258.027)

Pendapatan keuangan 168.363 140.752 654.767

Beban keuangan (2.832.683) (2.361.949) (13.372.797) Pendapatan lainnya 192.569 (162.114) (1.632.973)

Beban lainnya (33.673) (28.150) (130.953)

Keuntungan (kerugian)

lainnya 5.893.933 (18.623) (8.176.173)

Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan

92.878.105 35.857.813 (225.041.792) Pendapatan (beban) pajak (24.933.238) (12.416.475) 47.280.762 Jumlah laba (rugi) dari

operasi yang dilanjutkan 67.944.867 23.441.338 (177.761.030) Laba (rugi) dari operasi

yang dihentikan 0 0 0

Jumlah laba (rugi) 67.944.867 23.441.338 (177.761.030) Pendapatan komprehensif

lainnya, setelah pajak Pendapatan komprehensif lainnya atas pengukuran kembali kewajiban manfaat pasti, setelah pajak

8.091.764 4.403.629 2.453.883

(37)

Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak

8.091.764 4.403.629 2.453.883 Jumlah laba rugi

komprehensif 76.036.631 27.844.967 (175.307.147) Laba (rugi) yang dapat

diatribusikan ke entitas induk

67.944.867 23.441.338 (177.761.030) Laba rugi komprehensif

yang dapat diatribusikan ke entitas induk

76.036.631 27.844.967 (175.307.147) Laba rugi komprehensif

yang dapat diatribusikan ke kepentingan non-pengendali

0 0 0

Laba (rugi) per saham

dasar 52,27 18,03 (136,74)

3.11 Analisis pada Laporan Neraca (Aktiva) Tabel 3.3

Analisis Common Size Pada Laporan Neraca Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember Pada Tahun 2018 - 2020

Laporan posisi keuangan

2018 2019 2020

Aset

Aset lancar

Kas dan setara kas 0,53% 0,89% 7,55%

Piutang usaha

Piutang usaha pihak ketiga 3,40% 2,78% 2,06%

Piutang usaha pihak berelasi 0,32% 0,31% 0,25%

Piutang lainnya pihak ketiga 0,23% 0,47% 0,29%

Piutang lainnya pihak berelasi 0,10% 0,06% 0,04%

Persediaan 43,07% 39,60% 24,80%

Biaya dibayar dimuka lancar 7,81% 9,32% 0,49%

Jaminan 0,55% 1,02% 1,05%

Pajak dibayar dimuka lancer 8,65% 7,39% 5,93%

Klaim atas pengembalian pajak lancar

0 0 0,75%

Aset non-keuangan lancar lainnya

1,14% 1,16% 1,06%

(38)

29

Aset tidak lancar

Biaya dibayar dimuka tidak lancar

3,75% 3,81% 0,04%

Pajak dibayar dimuka tidak lancar

0,70% 3,12% 3,24%

Aset pajak tangguhan 0 0 2,98%

Aset tetap 27,37% 28,36% 28,28%

Aset takberwujud selain goodwill

0 0 19,19%

Aset tidak lancar non-keuangan lainnya

1,93% 1,59% 1,89%

Jumlah aset tidak lancar 34,48% 36,89% 55,65%

Jumlah aset 100% 100% 100%

Sumber: Data Diolah,2021

Pada tabel 3.3 Analisis Common Size Pada Laporan Neraca (Aktiva) PT Sepatu Bata dapat dilihat bahwa persentase jumlah aset lancar mengalami penurunan tiap tahunya terhadap total aset pada tahun periode 2018 – 2020. Pada tahun 2018 persentase total aset lancar sebesar 65,51%, pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 63,10% dan pada tahun 2020 mengalami penurunan yang signifikan menjadi 44,34. Hal ini membuktikan bahwa total aset lancar yang diperoleh oleh PT Sepatu Bata, Tbk mengalami penurunan tiap tahunnya pada periode 2018 -2020. Hal ini berbanding terbalik pada kas yang dimiliki oleh perusahaan dimana pada tahun 2020 jumlah kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan paling tinggi dibanding tahun – tahun sebelumnya. Kas adalah uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan. Meskipun tidak ada secara fisik atau masih tersimpan di bank, uang ini tetap disebut aset lancar.

Jumlah kas dan setara kas yang tiap tahun semakin besar persentase nominalnya pada periode 2018 – 2020 dengan penurunan total aset lancar yang

(39)

diterima oleh perusahaan pada tahun 2018 – 2020 terjadi karena kurangnya kinerja perusahaan terhadap aset lancar dengan menggunakan kas yang ada sehingga perusahaan harus mengalami penurunan pada akhir periodenya. Kas yang dimiliki oleh perusahaan tidak sebanding dengan piutang yang diterima oleh perusahaan. Sebaliknya kas yang dimiliki oleh perusahaan banyak dimanfaatkan untuk kelancaran aset tetap, seperti mempertahankan bangunan dan outlet – outlet maupun toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Diharapkan dengan peningkatan jumlah kas yang dimiliki perusahaan dapat sejalan dengan perolehan total aset lancar pada akhir tahun periode, namun yang terjadi pada perusahaan malah sebaliknya. Total aset lancar yang diterima perusahaan pada akhir tahun 2020 merupakan total aset yang terkecil dibandingkan total aset lancar pada tahun 2018 dan pada tahun 2019. Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari penurunan total aset lancar setiap tahunnya. Dengan penurunan total aset lancar, perusahaan akan kesulitan untuk membiayai atau membayar kewajiban jangka pendeknya. Jika perusahaan dianggap tidak mampu membiayai atau membayar kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan tersebut harus diwaspadai kinerja bisnisnya.

Tentunya hal ini akan mengganggu sistem kinerja keuangan perusahaan yang sudah berjalan.

Persentase aset tidak lancar terhadap total aset mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2018 persentase aset tidak lancar sebesar 34,48% dan tahun 2019 sebesar 36,89% , kemudian pada tahun 2020 sebesar 55,65%. Pada tahun 2020, pada komponen penerimaan aset tidak lancar perusahaan pada persentase aset tidak berwujud selain goodwill perusahaan meningkat pesat

(40)

31

sebesar 19,19%. Aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Beberapa hak yang termasuk dalam kategori aset tidak berwujud adalah hak cipta, hak paten, hak merek dagang, hak franchise, hak sewa dan hak eksklusif sedangkan goodwill adalah aset tidak berwujud yang muncul ketika bisnis diakuisisi oleh orang lain, dimana harga pembelian suatu bisnis seringkali melebihi nilai bukunya. Kesenjangan antara harga beli dan nilai suatu bisnis dikenal sebagai goodwill. Peningkatan aset tidak lancar perusahaan juga terjadi karena perusahaan banyak menggunakan kas yang dimiliki untuk kelancaran aset tetap, seperti mempertahankan bangunan dan outlet – outlet maupun toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Kinerja keuangan perusahaan pada aset tidak lancar dinilai pada peningkatan total aset tidak lancar setiap tahunnya. Apabila setiap tahunnya aset tidak lancar mengalami peningkatan, maka diharapkan kinerja keuangan akan mampu bekerja lebih optimal guna mendapatkan laba yang maksimal.

3.12 Analisis pada Laporan Neraca (Pasiva) Tabel 3.4

Analisis Common Size Pada Laporan Neraca (lanjutan) Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember Pada Tahun 2018 - 2020

Liabilitas dan ekuitas

Liabilitas 2018 2019 2020

Liabilitas jangka pendek

Pinjaman jangka pendek 2,28% 3,24% 0

Utang usaha pihak ketiga 10,74% 5,75% 11,93%

Utang usaha pihak berelasi 1,23% 3,03% 5,71%

Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya

0 0 5,32%

(41)

Beban akrual jangka pendek 1,52% 1,26% 3,00%

Liabilitas imbalan pasca kerja

jangka pendek 0,49% 0,21% 0,34%

Utang pajak 0,17% 0,07% 0,17%

Liabilitas non-keuangan jangka pendek lainnya

5,72% 5,47% 5,57%

Jumlah liabilitas jangka pendek

22,18% 19,06% 32,07%

Liabilitas jangka panjang Kewajiban imbalan pasca kerja jangka panjang

2,82% 2,69% 2,21%

Liabilitas pengampunan pajak tidak lancar

2,37% 2,55% 0

Liabilitas keuangan jangka

panjang lainnya 0 0 4,06%

Jumlah liabilitas jangka panjang

5,19% 5,24% 6,27%

Jumlah liabilitas 27,37% 24,31% 38,35%

Ekuitas

Saham biasa 1,50% 1,50% 1,50%

Komponen ekuitas lainnya 0,06% -0,44% 0,80%

Saldo laba (akumulasi kerugian) Saldo laba yang telah ditentukan

penggunaannya 0,02% 0,02% 0,03%

Saldo laba yang belum

ditentukan penggunaannya 71,18% 73,70% 59,12%

Jumlah ekuitas yang

diatribusikan kepada pemilik entitas induk

72,62% 75,68% 61,64%

Jumlah ekuitas 72,62% 75,68% 61,64%

Jumlah liabilitas dan ekuitas 100% 100% 100%

Dari tabel 3.4 liabilitas jangka pendek terhadap total liabilitas dan ekuitas dari PT Sepatu Bata, Tbk berfluktuatif. Pada tahun 2018, jumlah liabilitas jangka pendek sebesar 22,18%, pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 19,06%,

(42)

33

menjadi 32,07%. Penurunan total liabilitas jangka pendek pada tahun 2019 dikarenakan perusahaan telah melakukan pembayaran atas seluruh saldo terutang.

Sementara pada tahun 2020 persentase total liabilitas jangka pendek mengalami peningkatan karena adanya peningkatan pembayaran utang usaha pihak ketiga dan beban yang perlu dibayarkan berupa utang gaji karyawan dan lain-lain. Sehingga perusahaan membutuhkan dana lebih untuk kegiatan operasional perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari persentase total liabilitas jangka pendek pada tahun 2019 cukup baik karena perusahaan masih mampu membayar hutang – hutangnya. Sementara pada tahun 2020 kinerja keuangan perusahaan kurang baik karena perusahaan mengalami kesulitan dalam membayar hutang – hutangnya.

Persentase liabilitas jangka panjang terhadap total liabilitas dan ekuitas yang terjadi pada tahun 2018 hingga tahun 2020 meningkat. Pada tahun 2019 liabilitas jangka panjang mengalami peningkatan sedikit dibanding tahun sebelumnya sebesar 5,24%. Peningkatan ini terjadi dikarenakan perusahaan dikenakan kewajiban terhadap aset pengampunan pajak yang timbul dari pengampunan pajak berdasarkan surat keterangan pengampunan pajak. Pada tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 6,27% peningkatan terjadi karena pada tahun 2020 perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak ketiga seperti pinjaman bank jangka panjang dan utang obligasi dengan jangka waktu melebihi 1 periode.

Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari persentase total liabilitas jangka panjang pada tahun 2018 – 2020 kurang baik karena perusahaan melakukan pinjaman atau transaksi kredit dengan perjanjian pelunasan melebihi 1 periode. Hal ini terjadi

(43)

karena perusahaan sedang berusaha meningkatkan aset sehingga kegiatan operasionalnya dapat terdanai dengan baik

Persentase total ekuitas terhadap total liabilitas dan ekuitas yang terjadi pada tahun 2018 hingga tahun 2020 berfluktuatif. Pada tahun 2018 persentase ekuitas sebesar 72,62%, dan pada tahun 2019 naik menjadi 75,68%,kemudian pada tahun 2020 turun menjadi 61,64%. Total ekuitas mengalami peningkatan pada tahun 2019 karena sumber modal mengalami peningkatan juga. Sementara pada tahun 2020 total ekuitas mengalami penurunan karena sumber modal perusahaan juga mengalami penurunan. Kinerja keuangan dilihat dari persentase total ekuitasnya cukup baik. Dengan peningkatan ekuitas perusahaan akan memudahkan perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.

3.13 Analisis pada Laporan Laba Rugi Tabel 3.5

Analisis Common Size Pada Laporan Laba Rugi Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember Pada Tahun 2018 - 2020

Laporan laba rugi dan

penghasilan komprehensif lain COMMON SIZE

Komponen Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Penjualan dan pendapatan

usaha 100% 100% 100%

Beban pokok penjualan dan

pendapatan -52,07% -53,97% -78,69%

Jumlah laba bruto 47,92% 46,02% 21,30%

Beban penjualan -27,24% -29,36% -42,44%

Beban umum dan administrasi -11,66% -12,54% -22,90%

Pendapatan keuangan 0,02% -0,02% 0,14%

Beban keuangan -0,28% -0,25% -2,90%

Pendapatan lainnya 0,02% -0,02% -0,35%

(44)

35

Dari tabel 3.5 dapat dilihat bahwa persentase laba tahun berjalan terhadap penjualan dan pendapatan pada tahun 2018 – 2020 mengalami penurunan. Pada tahun 2018 laba tahun berjalan yang diperoleh PT Sepatu Bata, Tbk sebesar 6,84%, pada tahun selanjutnya perusahaan mengalami penurunan laba tahun berjalan sebesar 2,51% dan pada tahun 2020 perusahaan mengalami kerugian sebesar 38,67%. Hal ini disebabkan karena penjualan neto PT Sepatu Bata, Tbk

Beban lainnya 0,00% 0,00% -0,02%

Keuntungan (kerugian) lainnya 0,59% 0,00% -1,77%

Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan

9,35% 3,85% -48,96%

Pendapatan (beban) pajak -2,51% -1,33% 10,28%

Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan

6,84% 2,51% 38,67%

Laba (rugi) dari operasi yang dihentikan

0 0 0

Jumlah laba (rugi) 6,84% 2,51% -38,67%

Pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak

Pendapatan komprehensif lainnya atas pengukuran kembali

kewajiban manfaat pasti, setelah pajak

0,81% 0,47% 0,53%

Jumlah pendapatan

komprehensif lainnya, setelah pajak

0,81% 0,47% 0,53%

Jumlah laba rugi komprehensif 7,65% 2,98% -38,14%

Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas induk

6,84% 2,51% -38,67%

Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk

7,65% 2,98% -38,14%

Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke

kepentingan non-pengendali

0 0 0

Laba (rugi) per saham dasar 0,00% 0,00% 0,00%

(45)

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dimana pada tahun 2019 tercatat sebesar 931,27 miliar dan pada tahun 2020 tercatat hanya sebesar 459,58 miliar.

Hal ini diakibatkan dari lesunya penjualan baik domestik (pihak ketiga) maupun ekspor (pihak – pihak berelasi). Penurunan penjualan yang signifikan menandakan berkurangnya permintaan pasar terhadap produk perusahaan.

Persentase beban pokok penjualan memburuk setiap tahunnya. Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari persentase laba tahun berjalan buruk karena perusahaan mengalami penurunan penjualan dan bahkan mengalami kerugian tiap tahunnya.

Jika hal ini tidak segera diatasi maka perusahaan akan berada diambang kebangkrutan.

(46)

37 BAB IV PENUTUP

Setelah dilakukan analisis dan evaluasi terhadap laporan keuangan PT Sepatu Bata, Tbk maka penulis mengambil beberapa kesimpulan dan saran yang dianggap sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam penyempurnaan dan pencapaian di masa yang akan datang

4.1 Kesimpulan

1. Hasil analisis common size yang dilihat dari persentase total aset lancar terhadap total aset mengalami penurunan yang terjadi pada tahun 2018 hingga tahun 2020. Penurunan persentase total aset lancar terjadi karena adanya penurunan kinerja perusahaan terhadap total aset lancar dan sebaliknya kas yang dimiliki oleh perusahaan banyak dimanfaatkan untuk kelancaran aset tetap. Dengan penurunan total aset lancar, perusahaan akan kesulitan untuk membiayai atau membayar kewajiban jangka pendeknya.

Jika perusahaan dianggap tidak mampu membiayai atau membayar kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan tersebut harus diwaspadai kinerja bisnisnya.

2. Hasil analisis common size yang dilihat dari persentase total aset tidak lancar terhadap total aset mengalami peningkatan yang terjadi pada tahun 2018 hingga tahu 2020. Terjadinya peningkatan keadaan aset tidak lancar ini disebabkan karena PT Sepatu Bata, Tbk telah memanfaatkan kas perusahaan untuk kepentingan mempertahanakan bangunan – bangunan yang dimiliki perusahaan sebagai strategi penjualan agar tetap mampu

(47)

bersaing dan perusahaan juga mengalami peningkatan total aset tidak lancar karena adanya peningkatan di sektor aset tidak berwujud selain goodwill yang mencakup adalah hak cipta, hak paten, hak merek dagang, hak franchise, dan hak sewa. Peningkatan total aset tidak lancar akan mendukung kegiatan operasional perusahaan agar bisa memperoleh laba yang maksimal.

3. Hasil analisis common size yang dilihat dari persentase liabilitas jangka pendek terhadap total liabilitas dan ekuitas yang terjadi pada tahun 2018 – 2020 berfluktuatif. Pada tahun 2018, jumlah liabilitas jangka pendek sebesar 22,18%, pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 19,06%, akan tetapi pada tahun 2020 mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi 32,07%. Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari persentase total liabilitas jangka pendek pada tahun 2019 cukup baik karena perusahaan masih mampu membayar hutang – hutangnya. Sementara pada tahun 2020 kinerja keuangan perusahaan kurang baik karena perusahaan mengalami kesulitan dalam membayar hutang – hutangnya.

4. Hasil analisis common size yang dilihat dari persentase liabilitas jangka panjang terhadap total liabilitas dan ekuitas berfluktuatif pada tahun 2018 sampai dengan 2020. Persentase liabilitas jangka panjang terhadap total liabilitas dan ekuitas yang terjadi pada tahun 2018 hingga tahun 2020 meningkat. Peningkatan ini terjadi dikarenakan perusahaan dikenakan kewajiban terhadap aset pengampunan pajak yang timbul dari pengampunan pajak berdasarkan surat keterangan pengampunan pajak dan perusahaan

(48)

39

banyak melakukan pinjaman kepada pihak ketiga seperti pinjaman bank jangka panjang dan utang obligasi. Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari persentase total liabilitas jangka panjang pada tahun 2018 – 2020 kurang baik karena perusahaan masih belum melunasi hutang – hutangnya.

5. Persentase total ekuitas terhadap total liabilitas dan ekuitas yang terjadi pada tahun 2018 hingga tahun 2020 berfluktuatif. Total ekuitas mengalami peningkatan pada tahun 2019 karena sumber modal mengalami peningkatan juga. Sementara pada tahun 2020 total ekuitas mengalami penurunan karena sumber modal perusahaan juga mengalami penurunan. Kinerja keuangan dilihat dari persentase total ekuitasnya cukup baik. Dengan peningkatan ekuitas perusahaan akan memudahkan perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.

6. Hasil analisis common size yang dilihat dari persentase laba tahun berjalan terhadap penjualan menurun dari tahun 2018 hingga tahun 2020 disebabkan oleh menurunnya pendapatan neto yang diterima perusahaan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena penurunan penjualan baik domestik (pihak ketiga) maupun ekspor (pihak – pihak berelasi). Kinerja keuangan perusahaan dilihat dari persentase laba tahun berjalan buruk karena perusahaan mengalami penurunan penjualan dan bahkan mengalami kerugian tiap tahunnya. penjualan baik domestik(pihak ketiga) maupun ekspor (pihak – pihak berelasi). Penurunan penjualan yang signifikan menandakan berkurangnya permintaan pasar terhadap produk perusahaan.

Persentase beban pokok penjualan memburuk setiap tahunnya. Kinerja

(49)

keuangan perusahaan dilihat dari persentase laba tahun berjalan buruk karena perusahaan mengalami penurunan penjualan dan bahkan mengalami kerugian tiap tahunnya. Jika hal ini tidak segera diatasi maka perusahaan akan berada diambang kebangkrutan.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. PT Sepatu Bata, Tbk harus mampu meningkatkan aset lancarnya agar perusahaan mampu membayar atau membiayai kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan bisa meningkatkan aset lancarnya dengan cara menyeimbangkan penggunaan kas untuk digunakan kepada piutang usaha dan pembiayaan aset tidak lancar

2. PT Sepatu Bata, Tbk harus menjaga kestabilan aset tidak lancarnya karena akan mendukung kegiatan operasional perusahaan agar menjadi lebih baik.

Manajer bisa meluncurkan produk – produk baru yang akan menambah penerimaan aset tidak lancar melalui hak merek dagang, franchise dan hak sewa.

3. PT Sepatu Bata, Tbk diharapkan mampu melunasi hutang –hutangnya agar liabilitas perusahaan meningkat sehingga keuangan perusahaan stabil berangsur – angsur membaik dan total aset perusahaan meningkat sehingga perusahaan dapat melancarkan aktivitas produksi dan penjualannya

4. PT Sepatu Bata, Tbk harus mampu meningkatkan ekuitasnya agar perusahaan bisa dengan mudah mengembangkan bisnisnya. Perusahaan

(50)

41

harus meningkatkan aktivitas produk dan penjualan guna meningkatkan penerimaan modal untuk tahun berikutnya, sehingga aktivitas perusahaan ditahun berikutnya bisa memperbaiki kerugian yang diterima perusahaan.

5. PT Sepatu Bata, Tbk diharapkan mampu meningkatkan hasil penjualan produknya agar tidak mengalami kerugian dan memaksimalkan perolehan laba. PT Sepatu Bata, Tbk bisa menggunakan strategi penjualan produk dengan harga jual yang lebih murah agar dapat bersaing dengan produk lainnya.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Rodoni dan Herni Ali. 2014. Manajemen Keuangan. Jakarta. Mitra Wacana Media

Fahmi, Irham. 2017. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2016. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta.

Rajawali Pers.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada.

Munawir. 2014. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat. Cetakan Ketiga belas.

Yogyakarta. Liberty.

Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat. Cetakan Kelima.

Yogyakarta. Liberty.

Sawir, Agnes. 2017. Analisis Kinerja Keuangan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama

Sjahrial, Dermawan dan Djahotman Purba. 2013. Analisis Laporan Keuangan.

Jakarta. Mitra Wacana Media.

Sugiono, Arief dan Edy Untung. 2016. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan Edisi Revisi, Grasindo. Jakarta.

Syahyunan. 2015. Manajemen Keuangan 1. Medan. USU Press.

https://www. SepatuBata.com/17 Juli 2021/11.06 WIB https://www.idx.co.id/17 Juli 2021/12.07 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana menurut adik para ustaz di Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Waad Da’wah Al-Ihsan 2 Putra ini, adakah ustaz yang menjadi idola?. Apa

Sedangkan pada kondisi peningkatan tingkat inflasi yang diatasi perusahaan dengan kebijakan meningkatkan tata kelola (meningkatkan jumlah anggota direksi, presentasi jumlah

Linen kotor terinfeksi: Adalah linen yang terkontaminasi dengan cairan, darah dan feses terutama yang berasal dari infeksi TB paru, infeksi salmonella dan shigella ( sekresi

Pembebasan tanah oleh pemerintah untuk kepentingan pemerintah untuk kepentingan umum umum juga harus m juga harus melalui proses- elalui proses-   proses pembayaran

Dalam hal lokasi para konsumen memberikan penilaian terendah mengenai lokasi Koperasi BMT Shar’ie mudah dijangkau konsumen, yang perlu disikapi dengan membuka

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa panic buying merupakan perilaku belanja konsumen yang didorong oleh rasa kekhawatiran dan ketakutan akan

Parameter yang sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan di mana informasi keuangan diambil dari laporan

Penurunan ini disebabkan oleh kas yang digunakan untuk aktivitas investasi dan kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan mengalami penurunan karena adanya kenaikan