• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PELAKSANAAN KEWENANGAN KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL (KOMPOLNAS) DALAM PENGAWASAN KEPOLISIAN RI BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN

ARTIKEL

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

MIKE ARIGA ELSAYRAFL 1310012111318

Program Kekhususan Hukum Tata Negara

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG 2017

(2)

2 FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BUNG HATTA

PERSETUJUAN ARTIKEL/JURNAL

Nama : Mike Ariga Elsayrafl

NPM : 1310012111318

Program Kekhususan : Hukum Tata Negara

Judul Skripsi : Pelaksanaan Kewenangan Komisi Kepolisian Nasional

(KOMPOLNAS) Dalam Pengawasan Kepolisian RI Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian

Telah disetujui pada hari Kamis tanggal Dua Puluh Dua bulan Juni tahun Dua Ribu Tujuh

Belas untuk dipertahankan di hadapan penguji:

1. Nurbeti, S.h., M.H ( Pembimbing I ) _________________

2. Suamperi, S.H., M.H. ( Pembimbing II ) _________________

Mengetahui :

Dekan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta

Ketua Bagian Hukum Tata Negara

(3)

1

IMPLEMENTATION OF AUTHORITY OF “KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL

(KOMPOLNAS) IN POLICE OBSERVATION UNDER BASED ON LAW NUMBER

2 OF 2002 ABOUT THE POLICE

Mike Ariga Elsayrafl1, Nurbeti1, Suamperi1

1) Study Program law, Faculty Law. Bung Hatta of University

Email : mikeariga26@gmail.com

ABSTRACT

The duties and authorities on Kompolnas are to assist the President of determining the direction the Police of the Republic of Indonesia's policies and collecting, analyzing the data as data onto suggestions for the President in relation to the Police budget, the Police human resources and the development of facilities and infrastructure of the Police, but the implementation is still not effective. National Police Commission or abbreviated Kompolnas is a national police institution in Indonesia which is under and responsible to the President of the Republic of Indonesia Formulation of the problem : 1) What is the position of the National Police Commission as a State Institution? 2) What are the obstacles faced by Kompolnas Republik Indonesia ? 3) What is the effort to overcome the obstacles faced by Kompolnas? The research method that writer use of writing this thesis is research of sociological law that is research conducted directly to field by way of document study, observation and interview to get primary data, data collected in analysis with qualitative analysis. The results of the study are : 1) The position of the National Police Commission as a State Institution Based on Law no. 2 Year 2002 About Police is a branch of executive power which its establishment based on the provisions of law. 2) Constraints on the Implementation of Duties and Functions of the National Police Commission Based on Law Number 2 of 2002 on Police no complaints coming from the community to the office Kompolnas. 3) Efforts In Overcoming Constraints In The Implementation Of The Functions And Tasks Faced By Kompolnas Under Law No. 2 of 2002 about the Police : office, empathy for the community, apology, attention to the society.

Keywords: Implementation, Authority, National Police Commissions

PENDAHULUAN

Kepolisian merupakan salah satu lembaga pemerintahan yang mempunyai peran yang penting dalam negara hukum. Kepolisian nasional di Indonesia yang bertanggung jawab secara langsung di bawah presiden. Polisi juga mengemban tugas-tugas kepolisian di seluruh wilayah Indonesia yakni memelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat, menegakkan hukum, dan

memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Kinerja Polri yang belum optimal juga bias dilihat dari budaya pelayanan Polri yang selama ini diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan. Banyak sikap

dan perilaku anggota Polri ketika

(4)

2 kepada masyarakat terkesan kurang ramah bahkan terlihat arogan dan menakutkan. Beberapa peristiwa menunjukkan bahwa

Polri dan jajarannya belum mampu

memberikan pelayanan dengan baik dan memuaskan kepada masyarakat. Pelayanan tersebut berupa Polri yang belum optimal dalam kualitas penyajian layanan, terutama dari sudut etika, seperti arogan, tidak sopan, lamban dan tidak memperlakukan orang lanjut usia, anak-anak, dan wanita secara patut.

Pada saat ini masyarakat ingin mendapatkan informasi dengan jujur dan pelayan yang baik, namun ternyata sampai saat ini jajaran Polri belum mampu mewujudkannya.

Komisi Kepolisian Nasional

bertugas, 1) membantu presiden dalam menetapkan arah kebijakan Kepolisian

Negara Republik Indonesia, dan 2)

memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan dan pemberhentian Kapolri.

Kompolnas juga berwenang untuk 1)

mengumpulkan dan menganalisis data

sebagai bahan pemberian saran kepada Presiden yang berkaitan dengan anggaran Polri, pengembangan sumber daya manusia

Polri. 2) memberikan saran dan

pertimbangan lain kepada Presiden dalam upaya mewujudkan Polri yang professional dan mandiri. 3) menerima saran dan keluhan

masyarakat mengenai kinerja kepolisian dan menyampaikan kepada Presiden.

Untuk bisa menjadi professional, maka pemerintah Indonesia harus berani

untuk memberi kewenangan kepada

Kompolnas untuk memeriksa anggota

kepolisian yang bersalah melakukan

pelanggaran kode etik dan pelanggaran pelaksanaan tugas lainnya. Pengawasan terhadap kepolisian pada dasarnya adalah pengawasan terhadap pemerintah, oleh karena itu maka pemerintah tidak akan mau untuk membuat suatu aturan yang pada akhirnya akan menjerat diri sendiri. Itulah

sebabnya ketika pembicaraan tentang

pembentukan Komisi Kepolisian Nasional ketika perancangan Undang-undang Nomor

2 Tahun 2002 tentang Kepolisian,

pemerintah hanya menginginkan kompolnas yang dibentuk tersebut berfungsi sebagai pembantu Presiden dalam menentukan arah dan kebijakan Polri ketimbang berfungsi sebagai Komisi Independen yang mandiri untuk mengawasi pelanggaran kode etik dan pelanggaran tugas kepolisian lainnya di lapangan

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis yaitu penelitian berupa studi

empiris untuk menemukan teori-teori

mengenai proses terjadinya dan mengenai

(5)

3 masyarakat. Penulis mendapatkan sumber data yaitu bahan hukum primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama (responden) dengan cara mengadakan wawancara, bahan hukum sekunder yaitu data yang berasal dari buku-buku, bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan mengenai bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus kamus hukum, ensiklopedia dan indeks kumulatif.

Dalam pengumpulan data pada

penelitian dan penulisan ini, maka teknik pengumpulan yang dilakukan oleh penulis yaitu wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancara.

Studi dokumen adalah teknik

pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukkan kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh informasi terkait objek penelitian. Analisis data adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh penulis untuk

menentukan penyelesaian permasalahan

penelitian yang menjadi objek kajian penulisan.

Penulis melakukan analisa data

dengan menggunakan analisis data yang

tidak menggunakan angka, melainkan

memberi gambaran-gambaran, dan

mengutamakan mutu atau kualitas dari data, dan bukan kuantitas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kedudukan Komisi Kepolisian Nasional Sebagai Lembaga Negara Berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian

Kedudukan Kompolnas sebagai

Lembaga Negara berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang

Kepolisian, mengenai lembaga negara

terlebih dahulu harus mengetahui istilah kedudukan suatu lembaga negara, bahwa kedudukan suatu lembaga negara, pertama sebagai posisi lembaga negara dibandingkan dengan lembaga negara lain. Kedua, posisi lembaga negara didasarkan pada fungsi utamanya.

Dari pengertian ini, dapat ditekankan pada posisi dari suatu lembaga negara, baik itu dibandingkan dengan lembaga negara lain maupun didasarkan pada fungsi utamanya, namun dapat ditarik pemahaman bahwa kedudukan adalah suatu posisi dan apabila itu kedudukan suatu lembaga, maka diartikan posisi dari suatu lembaga.

Komisi Kepolisian Nasional

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dibentuk dengan Keputusan Presiden pula, oleh karena itu pembentukan Komisi Kepolisian Nasional atas keputusan presiden dan bertugas sebagai pembantu Presiden dalam menetapkan arah kebijakan Kepolisian Negara Republik

(6)

4 Indonesia dan memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan dan

pemberhentian Kapolri, maka

konsekuensinya adalah keanggotan Komisi

Kepolisian Nasional di angkat dan

diberhentikan oleh Presiden dengan surat Keputusan Presiden.

Kendala-Kendala Dalam Pelaksanaan Tugas dan fungsi Komisi Kepolisian Nasional Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian.

Banyak kendala yang dihadapi oleh Kompolnas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi komisi kepolisian. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua dari Kantor Kemitraan Kompolnas mengatakan bahwa

tidak beroperasinya Kantor Kemitraan

Kompolnas yang berada di Universitas Andalas sejak berdirinya kantor tersebut dikarenakan kurang efektif, dan letak yang sangat jauh dari kota, sehingga tidak adanya pengaduan dari masyarakat yang masuk ke Kompolnas.

Kendala lainnya jika adanya suatu pengaduan yaitu, kesediaan untuk diawasi dan kesediaan untuk berubah oknum anggota Polri.Bahwa oknum Polisi yang bermain kotor biasanya mengelak dan menutup diri ketika Kompolnas meminta laporan atas kejadian yang sebenarnya terkait suatu kasus pelanggaran.Karena kalau sudah ada niat bermain kotor atau menyimpang maka Kompolonas tidak punya cukup daya untuk

melakukan upaya yang lebih dalam mencari tahu mengenai kejadian yang sebenarnya.

Apabila pelanggaran terjadi dalam tingkat kasus Kompolnas hanya dapat menegur secara lisan oknum polisi yang berbuat salah dan untuk hukuman disiplin, kode etik, ataupun pidana yang dijatuhkan

akan diserahkan kepada pihak yang

berwenang. Apabila terjadi kejanggalan dalam proses tindak lanjut atas pelanggaran yang dilakukan oleh anggota polisi maka Kompolnas akan meminta bantuan itwasum

dan divpropam untuk memperbaiki

kesalahan tersebut dan Kompolnas akan terus mengawasi jalannya perbaikan tersebut.

Upaya Dalam Mengatasi Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Kompolnas

Bahwa dalam mengatasi kendala yang dihadapi, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh Kompolnas, yaitu :

1. Kantor

Tempat dan letak kantor yang strategis sangat berpengaruh terhadap kinerja Kompolnas agar masyarakat

dapat dengan mudah melakukan

interaksi dengan pihak anggota dalam menyampaikan keluhan.

2. Empati kepada penyampai keluhan Empati merupakan hal yang penting dalam penanganan keluhan, dengan sikap ini kita dapat memperoleh sikap yang sama dengan menyediakan

(7)

5

lebih banyak waktu untuk

mendengarkan keluhannya.

3. Kecepatan dalam memberikan

tanggapan

Kecepatan dalam memberikan tanggapan adalah hal yang di upayakan oleh pihak Kepolisian, karena hal inilah yang penting dalam menangani keluhan masyarakat.

4. Permintaan maaf

Secara umum pengeluh

mengharapkan permintaan maaf, dan hal ini seharusnya selalu dilakukan apabila masyarakat menyampaikan keluhan atas dasar ketidakpuasan terhadap apa yang pengeluh harapkan.

5. Perhatian

Perhatian merujuk pada interaksi

antara kita dengan penyampai

keluhan.Perhatian merupakan sebuah

dimensi yang kompleks kerena

tergantung pada kepercayaan pada

orang, bukan kepercayaan pada

prosedur.

Jadi, Kompolnas masih belum

sepenuhnya efektif dalam melaksanakan tujuannya karena, solusi Kompolnas untuk menghadapi hambatan yang dialami belum sepenuhnya efektif. Solusi yang diberikan masih mempunyai kelemahan yang cukup besar karna daya ubahnya yang lama.

SIMPULAN

1. Kedudukan Komisi Kepolisian Nasional

sebagai Lembaga Negara Bahwa,

pertama, sebagai posisi lembaga negara dibandingkan dengan lembaga negara lain. Kedua, posisi lembaga negara

didasarkan pada fungsi utamanya.

Kompolnas merupakan cabang

kekuasaan eksekutif yang mana

pembentukannya berdasarkan ketentuan

Undang-Undang akan tetapi

penyelenggaraannya ditujukan untuk

kepentingan Presiden dalam menentukan arah kebijakan Lembaga Negara.

2. Kendala yang dihadapi oleh Kompolnas dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsinya bahwa, Kendala-kedala yang dihadapi oleh Kompolnas khususnya yang berada di Padang adalah tidak adanya satupun keluhan atau laporan dari masyarakat yang masuk ke Kantor Kemitraan Kompolnas. Adapun pengaduan dari masyarakat itupun dilimpahkan ke LBH padang dan Polda karena Kompolnas

pernah berada di Padang untuk

melakukan pengawasan dan

penyelidikannya.

Demikian, Ketua dari Kantor Kemitraan Kompolnas tersebut menutup kantornya dan membentuk kantor lain yaitu Kantor Pengawasan KPK.

3. Upaya dalam mengatasi kendala yang dihadapi oleh Kompolnas bahwa,

(8)

6 b. Empati kepada penyampai keluhan

c. Kecepatan dalam memberikan

tanggapan d. Permintaan maaf e. Perhatian

Saran

Penulis menyarankan perlu adanya sosialisasi yang dilakukan oleh Kompolnas tentang keberadaannya agar masyarakat mengetahui bahwa ada suatu lembaga yang

bisa menerima setiap keluhan dari

masyarakat tentang kinerja Kepolisian.

Ucapan terima kasih

Dalam penyusunan skripsi ini penulis

banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada Ibu Nurbeti, S.H.,M.H. selaku Pembimbing I dan Bapak Suamperi, S.H., M.H. selaku pembimbing II

yang telah banyak membantu dan

memberikan nasehat maupun saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu. Dwi Astuti Palupi, S.H., M.H., Dekan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta.

2. Ibu Dr.Sanidjar Pebrihariati, S.H.,

M.H., Wakil Dekan Fakultas Hukum

Universitas Bung Hatta.

3. Ibu Dr. Uning Pratimarati, S.H,

M.Hum, selaku Penasehat Akademik.

4. Bpk/Ibu Dosen Fakultas Hukum

Universitas Bung Hatta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan semangat kepada penulis selama ini. 5. Penguji I, yaitu Ibu Dr. Sanidjar

Pebrihariati R, S.H., M.H., Bapak Boy Yendra Tamin, S.H., M.H., selaku

Penguji II. dan Bapak Drs. Suparman

Khan, M.Hum, selaku Penguji III.

6. Tenaga Kependidikan Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta yang telah memperlancar jalannya administrasi. 7. Karyawan/i perpustakaan Universitas

Bung Hatta, perpustakaan Fakultas

Hukum Universitas Bung Hatta.

8. Khusus bagi kedua orang tua Papa

Raflis Ariga dan Mama EliMarni yang

tidak pernah lelah memberikan doa serta dukungan baik moril maupun materil demi kesuksesan anaknya. Semoga perjuangan selama ini bisa memberikan kebahagiaan bagi papa dan mama, Amiin.

9. Untuk seluruh sahabat-sahabat

seperjuangan Hukum Tata Negara:

Phoni Septia, Muhammad Fadly, Satrya Darma Bahri, Rini Syafitri Yuwinda dan kawan-kawan di program

kekhususan Hukum Tata Negara yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. 10. Untuk sahabat-sahabat tercinta : Dini

(9)

7

Yarsina, yang masih setia sampai saat

ini terima kasih atas kebersamaannya dan yang telah banyak memberikan doa serta semangat dalam penulisan skripsi ini. 11. Untuk seluruh teman-teman angkatan

2013 Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta.

12. Untuk Rahmat Febriansyah, S.Pd,

M.Pd yang selalu memberikan keceriaan,

semangat dan memotivasi serta

mendampingi selama 1 tahun belakangan ini sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan, terimakasih.

Penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Maka dengan segala kerendahan hati penulis sangat menghargai kritik serta saran yang bersifat membangun

dari barbagai pihak sebagai usaha

penyempurnaan ke arah yang lebih baik lagi.

Penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas semua kebaikan dan ketulusan hambanya, Amin.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Abdussalam, 2009, Hukum kepolisian

Sebagai Hukum Positif Dalam Disiplin Hukum, Restu Agung,

Jakarta.

Amirudin dan Zainal

Asdikin,2016,Pengantar Metode

Penelitian Hukum, PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sadjijono,2009,Memahami Hukum

Kepolisian, Laksbang Pressindo,

Yogyakarta.

Suwarni,2009,Perilaku Polisi Studi Atas

Budaya Organisasi dan Pola

Komunikasi, Nusa Media,

Bandung.

Pudi Rahardi, 2014, Hukum Kepolisian,

Kemandirian, Profesionalisme dan Reformasi Polri, Laksbang

Grafika, Surabaya.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia..

Peraturan Presiden No. 1 Tahun 2003

tentang Pemberhentian dan

Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2011

Perubahan Pertama Atas

(10)

8 2005 tentang Komisi Kepolisian

Nasional (KOMPOLNAS)

C. Sumber Lain

Kompolnasblog,2012, Kedudukan, Tugas

dan Wewenang Kompolnas,

https://kompolnas.wordpress.co

m/tentang- kompolnas/kedudukan-tugas-dan-wewenang-kompolnas/

Joko Nugroho,2014, Pengaduan

Masyarakat Ke Kompolnas, Sumbar.antaranews, http://www.antarasumbar.com/be rita/97028/pengaduan- masyarakat-masuk-ke-kompolnas-menurun.html

Dahlil Marjon, 2012, Pembentukan

Komisi Kepolisian

Nasional,http://dahlil-marjon.blogspot.co.id/2012/0

4/kompolnas-perlukah.html?=1

Syaiful Qulub, 2010, Kedudukan Dan

Fungsi Komisi Kepolisian Nasional

,http://rangerwhite09-artikel.blogspot.co.id/2010/03 /kedudukan-dan-fungsi-komisi-kepolisian.html?m=1

Referensi

Dokumen terkait

RENCANA UM UM PENGADAAN BARANG/ JASA PEM ERINTAH SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2013.. PA/ KPA

Bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu untuk melakukan pembuktian kualifikasi terhadap dokumen penawaran yang diaploud di LPSE UNM atau yang diisi dalam tabel

Jika daya yang dimasukkan 1300

Secara umum, kondisi hidrotopografi lahan Tipe C dan D dimana air saluran/parit tidak Tipe C dan D dimana air saluran/parit tidak dapat menggenangi lahan tetapi sebatas

Gelombang dari laut dalam yang bergerak menuju pantai akan bertambah kemiringannya sampai akhirnya tidak stabil dan pecah pada kedalaman tertentu yang disebut dengan

Hal ini tentunya menjadi ajang hiburan bagi penonton sekaligus tempat menuangkan kreasi bagi pemain// bukan tidak mustahil jika dalam pembuatan ketapel menghabiskan

merupakan suatu model pembelajaran yang intinya membantu guru untuk mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi siswa mengkaitkan antara

Banyak yang mengaitkan masalah Ahok dengan politik dikarenakan terdapat orang – orang yang terlibat dalam politik juga turut bersuara dalam aksi 411 tersebut.. Meskipun