i
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN LARI BOLAK BALIK MEMINDAHKAN
BENDA PADA ANAK KELAS 1A SD NEGERI JARAKAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Robinson Bara Inna NIM 11108249001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v MOTTO
“Nilai sebuah kesuksesan : dedikasi, kerja keras, serta pengabdian pada hal-hal
yang ingin kau capai”.
vi
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibuku Tercinta ( Markus Bara, S.Sos. dan Ruth) .
2. Almamaterku tercinta Universitas Negeri Yogyakarta.
vii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN LARI BOLAK BALIK MEMINDAHKAN
BENDA PADA ANAK KELAS 1A SD NEGERI JARAKAN
Oleh
Robinson Bara Inna NIM 11108249001
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda pada anak kelas 1A SD Negeri Jarakan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 1A SD Negeri Jarakan yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Metode yang digunakan dalam mengambil data yaitu observasi dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif pada kemampuan motorik kasar.
Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah diterapkannya permainan lari bolak-balik memindahkan benda kemampuan motorik kasar siswa mengalami peningkatan pada kemampuan berlari, teknik gerak lengan dan teknik gerak. Permainan ini juga dapat menumbuhkan semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti permainan lari bolak-balik. Langkah-langkah dalam bermain permainan lari bolak balik memindahkan benda sehingga hasil yang diperoleh mengalami peningkatan yaitu: (1) guru memperagakan gerakan berlari dengan teknik gerak lengan dan gerak kaki membentuk 90 derajat (2) media yang digunakan menarik perhatian siswa, (3) guru memberi motivasi dengan melombakan siswa dengan temannya saat berlari. Hasil penelitian kemampuan motorik kasar terlihat pada nilai rata-rata KKM pada awalnya hanya sebesar 69% pada siklus I, meningkat pada akhir siklus II menjadi 92%. Peningkatan kemampuan motorik kasar melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda dapat dilihat dari kondisi awal ke siklus I sebanyak 18 siswa dan dari siklus I ke siklus II sebanyak 24 siswa.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan kuasa-Nya, sehingg peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi
yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak
Melalui Permainan Lari Bolak Balik Memindahkan Benda Pada Kelas 1A SD
Negeri Jarakan”
Penyusunan skipsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan
dari semua pihak. Oleh karena itu , pada kesempatan ini peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dekan FIP UNY Bapak Dr. Haryanto, M.Pd. yang telah memberikan ijin
penelitian demi terselesaikan tugas akhir ini.
2. Ketua Jurusan PSD FIP UNY Ibu Hidayati, M.Hum. yang telah memberikan
rekomendasi permohonan ijin penelitian.
3. Bapak Sudarmanto, M.Kes. selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk, serta pengarahan selama penulisan skipsi ini.
4. Bapak Banu Setyo Adi, M.Pd. yang telah bersedia menjadi expertjudment
dalam penyusunan instrumen penelitian.
5. Bapak Suparman, S.Pd.Jas. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Jarakan yang
telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
6. Bapak Sugeng Rahardja, S.Pd. selaku Guru olahraga kelas 1A SD Negeri
Jarakan yang telah banyak membantu mendampingi dalam pelaksanaan
ix
7. Bapak Suparlan, M.Pd.I. bersama keluarga, selaku kepala Asrama mahasiswa
FIP UNY kampus UPP II yang telah membimbing dan mendidik kami dengan
tulus.
8. Bapak Markus Bara, S.sos. dan mama Ruth yang telah melahirkan dan
membesarkan saya dengan penuh kasih sayang.
9. Elsa Monita yang selalu membantu dalam memberikan dukungan dan
mencurahkan bantuan tenaga.
10. Teman-teman PPGT UNY 2011 yang banyak memberikan saran, motivasi
serta inspirasi demi kelancaran studiku.
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir Skripsi.
Peneliti sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 27 Juni 2015
x
2. Tujuan Pengembangan Motorik Kasar. ... 11
3. Fungsi Pengembangan Motorik Kasar... 12
4. Model Pembelajaran Pada Motorik Kasar ... 12
xi
1. Pengertian Permainan Lari Bolak Balik MemindahkanBenda ... 14
2. Manfaat dan Fungsi Bermain bagi Perkembangan Anak ... 16
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Bermain Pada Anak ... 18
4. Karakteristik Permainan Anak ... 18
5. Pembelajaran Kemampuan Motorik Kasar dengan Permainan Lari Bolak Balik Memindahkan Benda ... 19
C.Anak Usia SD ... 20
1. Karakteristik Masa Usia Sekolah Dasar ... 20
2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD ... 21
3. Karakteristik Model Pengembangan Fisik Anak Usia SD ... 23
D.Kerangka Pikir ... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 40
1. Lokasi dan Subjek Penelitian... 40
xii
3. Hasil Penelitian Tindakan ... 44
B.Pembahasan ... 74
C.Keterbatasan Penelitian ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 79
B.Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81
xiii
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Kisi-kisi instrumen ... . 35
Tabel 2. Instrumen Observasi Kemampuan Berlari ... 35
Tabel 3. Instrumen Observasi Teknik Gerak Lengan ... 35
Tabel 4. Instrumen Observasi Teknik Gerak Kaki ... 36
Tabel 5. Rubrik Penilaian Kemampuan Lari ... 36
Tabel 6. Rubrik Penilaian Teknik Gerak Lengan ... 36
Tabel 7. Rubrik Penilaian Teknik Gerak Kaki ... 37
Tabel 8. Hasil Observasi Pra Tindakan dalam Persentase ... 41
Tabel 9 .. Persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM pada Pra tindakan ... 44
Tabel 10. Hasil Observasi Penelitian Siklus I dalam Persentase ... 56
Tabel 11. Persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM pada siklus I ... 79
Tabel 12. Hasil observasi Tindakan Siklus II dalam Persentase ... 72
xiv
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1. Permainan Lari Bolak Balik Memindahkan Benda Wira Indra
Satya (2006:20) ... 16
Gambar 2. Kerangka Pikir dalam Penelitian Tindakan Kelas untuk
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar ... 25
Gambar 3. Model Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis dan Mc.
Taggart Suharsimi Arikunto (2006: 93) ... 29
Gambar 4. Grafik Hasil Rekapitulasi Kemampuan Motorik Kasar
xv
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1. Surat Validasi Instrumen Penelitian ... 84
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian ... 86
Lampiran 3. Jadwal Penelitian ... 91
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 93
Lampiran 5. Hasil Penelitian ... 117
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong
perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan
penalaran, dan penghayatan nilai-nilai (yang berimplikasi pada sikap,
mental, emosional, spiritual, dan sosial), serta pembiasaan pola hidup
sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
yang seimbang dan utuh sebagai manusia, baik secara jasmani maupun
rohani Heri Rahyubi (2014: 352). Motorik kasar merupakan gerakan tubuh
yang menggunakan otot-otot besar. Gerakan berlari adalah perkembangan
dari gerakan berjalan. Gerakan dasar anggota tubuh saat berlari
menyerupai gerakan berjalan. Perbedaanya terletak pada irama ayunan
langkah pada lari iramanya lebih cepat dan saat-saat kedua kaki tidak
menginjak tanah.
Komponen motorik merupakan kemampuan dasar gerak fisik atau
aktivitas fisik dari tubuh manusia Wira Indra Satya (2006: 16).
Kemampuan dan keterampilan motorik merupakan sisi penting kehidupan
karena dari sinilah manusia bisa mengekspresikan dan mengaktualisasikan
potensi, bakat, kelebihan, dan talentanya. Pembelajaran motorik yang
digelar di berbagai lembaga pendidikan merupakan bagian penting dari
upaya membentuk karakter, moralitas, dan sikap sosial yang menjadi saah
2
yang lebih baik dan semakin baik. Yaitu bangsa dan negara yang mampu
meraih dan mewujudkan kegemilangan dan kejayaanya.
Heri Rahyubi (2014: 222-223) Aktivitas motorik merupakan
pengendalian gerakan tubuh melalui aktivitas yang terkoordinir antara
susunan syaraf, otot, otak, dan urat syaraf tulang beakang (spiral cord).
Aktivitas motorik kasar adalah keterampilan gerak atau gerakan tubuh
yang memakai otot-otot besar sebagai dasar utama gerakanya.
Perkembangan motorik, khusunya pada anak usia 6-7 tahun, lebih
teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung
mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi
pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Jika
seorang anak melakukan aktivitas di dalam ruangan, maka pemaksimalan
ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang
bebas bagi anak untuk berlari, melompat, dan menggerakkan seluruh
tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Stimulasi-stimulasi
tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar namun pada
perkembangan motorik kasar anak kelas 1A SD Negeri Jarakan yang
seharusnya sudah terampil kemampuan berlari, teknik gerak lengan, dan
teknik gerak kaki masih banyak anak yang belum mampu melakukannya.
Pada kegiatan berlari anak masih belum bisa melakukannya dengan benar.
Olahraga memberi manfaat bagi perkembangan motorik anak.
Selain untuk perkembangan fisiknya, olahraga juga amat baik untuk
3
kecerdasan sangat mempengaruhi perkembangan motorik kasar dan halus.
Untuk melakukan suatu aktivitas motorik, dibutuhkan ketersediaan energi
yang cukup banyak. Tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari
melibatkan suatu mekanisme yang mengeluarkan energi dan protein
biasanya selalu terlambat dalam perkembangan motoriknya.
Piaget (Slamet Suyanto, 2005: 124) anak terlahir dengan
kemampuan refleks, kemudian ia belajar menggabungkan dua atau lebih
gerak refleks, dan pada akhirnya ia mampu mengontrol gerakannya.
Melalui bermain anak belajar mengontrol gerakannya menjadi
terkoordinasi.
Rebecca Isbel (Wira Indra Satya, 2006: 40) Bermain merupakan
pekerjaan anak-anak dan anak-anak sangat gemar bermain. Dalam
bermain anak mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
dengan mencoba berbagai cara dengan mengerjakan sesuatu dan memilih
dan menentukan cara yang paling tepat. Dalam bermain anak
mengembangkan mentalnya dan menumbuhkan kemampuanya untuk
memecahkan masalah dalam hidupnya (perkembangan sosial) dan
meningkatkan kebugaran komponen motoriknya Mary Mayesky (Wira
Indra Satya, 2006:40). Bermain adalah kegiatan yang terjadi secara ilmiah
pada anak, anak tidak perlu dipaksa untuk bermain.
Bermain berguna untuk membantu anak-anak memahami dan
mengungkapkan dunianya baik dalam tahap berpikir maupun perasaan
4
melalui bermain anak dapat meningkatkan kemampuanya dan
mengembangkan dirinya. Namun, tidak semua anak memiliki tempo yang
sama dalam bermain. Ada anak yang dengan cepat dapat mengerti apa
yang akan dilakukanya dengan alat permainan tertentu. Tetapi ada pula
anak yang lebih lambat Marzollo & Lloyd (Mayke Sugianto T., 1995: 85).
Setiap bentuk kegiatan bermain pada anak sekolah dasar pada dasarnya
merupakan sesuatu yang sangat berguna untuk mengembangkan
keterampilan fisik, motorik, bahasa, emosi, kognitif, sosial, dan
perkembangan kepribadianya. Upaya melalui bermain memberikan
kesempatan pada anak untuk bereksplorasi, berkreasi, dan menemukan hal
baru. Belajar menjadi lebih menyenangkan dan juga dapat
mengekspresikan perasaan anak. Anak sangat suka bermain karena
bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak setiap hari baik
dilakukan di rumah maupun di sekolah, dengan bermain akan membuat
anak senang dan memberikan kepuasaan tersendiri pada anak.
Kemampuan motorik kasar bisa dikembangkan, misalnya dengan
berbagai permainan yang kreatif dan menyenangkan dengan cara bermain
lari bolak balik memindahkan benda . Permainan yang dimainkan di
lingkungan luar ruangan sangat baik untuk perkembangan motorik kasar
anak usia SD. Perkembangan kemampuan motorik kasar dapat distimulasi
dengan berbagai permainan, salah satunya melalui permainan lari bolak
balik memindahkan benda. Dengan melakukan permainan lari bolak balik
5
kemampuan yaitu berlari. Kelebihan permainan lari bolak balik
memindahkan benda yaitu kreatif dan menyenangkan, permainan yang
dapat dilakukan dalam waktu singkat, dan menarik. Menyenangkan
karena kegiatannya bermain jadi anak tidak merasa bosan serta anak tidak
merasa terganggu saat diteliti dalam bermain, waktu yang dibutuhkan
dalam bermain 10 menit, serta menarik karena permainan lari bolak balik
memindahkan benda termasuk permainan yang jarang di mainkan di
sekolah SD Negeri Jarakan.
Berdasarkan hasil observasi yang ada di SD Negeri Jarakan
kemampuan motorik kasar anak masih rendah. Hal ini dapat dilihat saat
anak bermain kucing dan tikus anak kurang bisa berlari dalam mengubah
arah dengan cepat, sehingga banyak anak yang cepat tertangkap saat
melakukan permainan tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, alat
permainan luar kelas yang masih terbatas serta fasilitas sekolah yang
mendukung dalam pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan
motorik kasar anak masih sangat minim sehingga hasil pada proses
pembelajaran belum maksimal.
Selain itu guru juga dalam memberikan pembelajaran kegiatan
motorik kasar kurang bervariasi yang menjadi salah satu faktor yang
berdampak pada kurangnya kemampuan motorik kasar anak terlihat pada
saat observasi guru belum menggunakan media yang menarik . Salah satu
cara yang dapat dilakukan unuk meningkatkan kemampuan motorik kasar
6
Berdasarkan data hasi observasi di Sekolah Dasar Negeri Jarakan,
Sewon, Bantul, Yogyakarta. Maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di sekolah dasar tersebut dengan judul “Upaya Meningkatkan
Kemampuan pada Motorik Kasar Melaui Permainan Lari Bolak-balik
Memindahkan Benda Pada Anak Kelas 1A SD Negeri Jarakan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
didapatkan identifikasikan permasalahan sebagai berikut.
1. Kemampuan motorik kasar anak kelas 1A SD Negeri Jarakan masih
rendah.
2. Penggunaan metode guru kurang bervariasi dalam memberikan
kegiatan pembelajaran motorik kasar.
3. Alat dan fasilitas untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar
masih terbatas.
C. Batasan Masalah
Dari berbagai identifikasi masalah di atas, permasalahan pada
penelitian ini hanya pada kemampuan motorik kasar pada anak kelas 1A
SD Negeri Jarakan.
D. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan, maka dapat
7
“Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik kasar anak
melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda pada anak kelas
1A SD Negeri Jarakan” ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
yaitu untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan
lari bolak balik memindahkan benda pada anak kelas 1A SD Negeri
Jarakan.
F. Manfaat Penelitian
Dari pembahasan ini penulis berharap laporan penelitian ini bermanfaat
bagi:
1. Guru
Membantu guru untuk dapat lebih terampil dalam memberikan
kegiatan pembelajaran motori kasar pada anak.
2. Siswa
Kemampuan motorik kasar anak dapat berkembang secara optimal.
3. Sekolah
Dengan penelitian ini diharapkan sebagai masukan maupun bahan
pertimbangan dalam proses pembelajaran supaya lebih memperhatikan
perkembangan motorik kasar anak dengan berbagai motode dan
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Motorik Kasar
1. Pengertian Motorik Kasar
Motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
gerakan-gerakan tubuh Zulkifli (2002: 31). Sumantri (2005: 271) Motorik
kasar merupakan keterampilan yang bercirikan gerak yang melibatkan
kelompok otot-otot besar sebagai dasar utama gerakanya. Gerak
merupakan pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan
manusia. Gerak tidak hanya terdapat pada denyutan-denyutan di seluruh
tubuh manusia yang memungkinkan manusia hidup, tetapi gerak juga
terdapat pada ekspresi dari semua pengalaman emosial manusia Kamtini
& Husni Wardi Tanjung (2005: 67). Anak pada umumnya mereka dapat
melakukan kegiatan-kegiatan pergerakan menirukan. Jika ditunjukan
kepada anak suatu action yang dapat diamati (observable), maka anak
akan mulai membuat tiruan terhadap action itu sampai pada tingkat
otot-ototnya dan dituntut oleh dorongankata hati untuk meniruhkannya.
Corbin (Sumantri, 2005: 48) mengemukakan bahwa perkembangan
motorik adalah perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa
yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Aspek
perilaku dan perkembangan motorik saling mempengaruhi.
Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian
gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, dan otot yang terkoordinasi
9
Perkembangan motorik meliputi perkembangan otot kasar dan otot
halus. Otot kasar atau otot besar ialah otot-otot badan yang tersusun oleh
otot lurik. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan dasar tubuh yang
terkoordinasi oleh otak, seperti berjalan, berlari, melompat, menendang,
melempar, memukul, mendorong dan menarik Slamet Suyanto (2005: 51).
Gerakan dasar ke dalam gerakan lokomotor ini termasuk gerakan-gerakan
seperti berjalan, berlari, melompat, mengguling, melayang, dan
sebagainya.
Zulkifli (2002: 32) mengemukakan ada gerakan yang merupakan
akibat dari kemauan, ada gerakan yang terjadi di luar kemauan dan
biasanya kurang disadari karena gerakan itu dilakukan secara otomatis.
Gerakan-gerakan itu di bagi ke dalam tiga golongan meliputi: (a) Motorik
Statis, (b) Motorik Ketangkasan, (c) Motorik Penguasaan.
Sumantri (2005: 75) gerakan berlari merupakan perkembangan dari
gerakan berjalan. V. Gregory Payne & Larry D. Isaacs (2012: 358) berlari
dapat diartikan sebagai perpanjangan alami dari berjalan. Dengan kata
lain, berlari adalah suatu gerakan yang berpindah dari satu tempat ke
tempat lain. Pada anak usia 2 tahun pergelangan kaki membentuk sudut
sedikit, kurang dari 90 derajat dalam menyentuh tanah. Sedangkan, anak
usia 4 sampai 6 tahun anak mencapai 98 derajat pergelangan kaki dengan
jari-jari yang menunjuk ke arah tanah. Keterlibatan pinggul, lutut, dan
pergelangan kaki memberikan efek yang menghasilkan dorongan yang
10
bertambahnya usia seperti peningkatan derajat dukungan lutut lepas tandas
antara anak berusia 2 tahun (33.67 derajat), anak berusia 4 tahun (19.25
derajat), dan anak-anak berusia 6 tahun (15.20 derajat).
Lengan juga mempunyai peran penting dalam memberikan
pengaruh untuk berjalan dan berlari dalam membantu keseimbangan. Siku
tertekuk di 90 derajat, dan tindakan pemompaan yang kuat pada lengan
membuat tubuh mendorong maju kedepan.
V. Gregory Payne & Larry D. Isaacs (2012: 363) hasil study
DiNucci, (1976) anak usia 6 tahun dapat berlari dengan jarak 10 meter,
dapat berlari dengan waktu 3,34 detik, serta kecepatan rata-rata 8.98 detik.
Sedangkan anak usia 7 tahun dapat berlari dengan jarak 10 meter, dapat
berlari dengan waktu 3.15 detik, serta kecepatan rata-rata 9.52 detik.
Heri Rahyubi (2014: 212) menjelaskan Unsur-unsur kemampuan
fisik antara lain.
1) Kekuatan adalah kemampuan seseorang untuk membangkitkan tegangan (tension) terhadap suatu tahanan (resisten).
2) Ketahanan atau daya tahan (endurance) adalah kemampuan tubuh menyublai oksigen yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas, khususnya aktivitas yang bersifat fisikal.
3) Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara cepat.
4) Fleksibilitas atau kelenturan adalah kualitas yang memungkinkan suatu segmen bergerak semaksimal mungkin menurut kemaungkinan rentang geraknya (range of movement).
5) Ketajaman indera yang sangat membantu keterampilan gerak, terutama berkaitan dengan fungsi penglihatan dan pendengaran.
Bouchard,dkk (Wira Indra Satya, 2006: 39) membagi dalam 4 faktor utama antara lain.
11
b) Keseimbangan (balance) adalah hal yang berhubungan dengan kemampuan neuromuscular system untuk mempertahankan suatu posisi atau sikap tubuh yang effisien ketika tubuh dalam keadaan diam (static) atatu sedang bergerak (dynamic).
c) Koordinasi(coordination) adalah suatu kemampuan motorik yang sangat kompleks dan erat hubunganya dengan teknik, taktik, kecepatan, kekuatan, daya tahan, fleksibilitas.
d) Kecepatan gerak (speed movement) adalah kemampuan bagian atau anggota-anggota gerak tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan sejenis secara berturut-turut dan berkesinambungan dalam waktu sisingkat-singkatnya.
Dari teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan
memadukan gerakan-gerakan terpisah pada beberapa bagian tubuh dapat
mencapai tujuan, termasuk tujuan membentuk pola dalam pembelajaran
gerak.
Berdasarkan unsur-unsur motorik kasar diatas, maka penelitian ini
akan dibahas tentang kemampuan berlari, teknik gerak lengan, dan teknik
gerak kaki dikarenakan kemampuan motorik kasar khususnya berlari pada
anak kelas 1A SD Negeri Jarakan masih rendah. Kemampuan berlari anak
pada pengamatan di sekolah, juga dapat dilihat dari sikap percaya diri
yang ada pada tujuan pengembangan motorik kasar.
2. Tujuan Pengembangan Motorik Kasar
Pada dasarnya tujuan dari pengembangan motorik kasar pada anak,
yaitu: (a) mampu meningkatkan keterampilan gerak; (b) mampu
memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani; (c) mampu
menanamkan sikap percaya diri; (d) mampu bekerjasama; (e) mampu
12
3. Fungsi Pengembangan Motorik Kasar
Pengembangan motorik kasar sangat mempengaruhi perkembangan
anak usia sekolah menuju kedewasaanya. Sumantri (2005: 10)
menyampaikan beberapa fungsi pengembangan motorik kasar yaitu:
a) Sebagai alat pemacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan kesehatan anak.
b) Sebagai alat untuk membantuk, membangun dan memperkuat tubuh anak.
c) Sebagai alat melatih keterampilan dan ketangkasan gerak juga daya pikir anak.
d) Sebagai alat untuk meningkatkan perkembangan emosional. e) Sebagai alat untuk meningkatkan perkembangan sosial.
f) Sebagai alat untuk menumbuhkan perasaan senang dan memahami manfaat kesehatan pribadi.
4. Model Pembelajaran Pada Motorik Kasar
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi, model
pembelajaran cenderung preskriptif (memberi petunjuk dan bersifat
menentukan), yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran
Heri Rahyubi (2014: 251).
Selain memperhatikan hal-hal yang rasional dan teoretis, tujuan
dan hasil yang ingin dicapai, model pembelajaran seharusnya memiliki
lima unsur dasar, yaitu (a) syntax, adalah langkah-langkah operasional
pembelajaran, (b) social system, adalah suasana dan norma yang berlaku
dalam pembelajaran, (c) principles of reaction, menggambarkan
bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespons
13
lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan (e) instrucsional
dan nurturant effects, adalah hasil belajar yang diperoleh langsung
berdasarkan tujuan yang didasar (instrucsional effects) dan hasil belajar di
luar yang disasar (nurturant effects).
Model inquiry training memiliki tiga prinsip kunci, yaitu
pengetahuan bersifat tentatif (sementara), manusia memiliki sifat ingin
tahu yang alamiah, dan manusia mengembangkan individualitasnya
secara mandiri. Prinsip pertama menghendaki proses penelitian secara
berkelanjutan. Prinsip kedua mengindikasikan pentingnya siswa
melakukan eksplorasi.
Model inquiry training memiliki lima langkah pembelajaran, yaitu:
(1) menghadapkan masalah ( menjelaskan prosedur penelitian, menyajikan
situasi yang saling bertentangan), (2) menemukan masalah (memeriksa
hakikat obyek dan kondisi yang di hadapi, memeriksa tampilnya masalah),
(3) mengkaji data dan melakukan eksperimen (mengisolasi variabel yang
sesuai, merumuskan hipotesis), (4) mengorganisasikan, merumuskan, dan
menjelaskan, dan (5) menganalisis proses penelitian untuk memeroleh
prosedur yang lebih efektif.
Sistem yang mendukung model inquiry training adalah kerjasama,
kebebasan intelektual, dan kesamaan derajat. Dalam proses kerjasama,
interaksi anak harus didorong dan digalakkan. Sebagai dampak
14
Berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa model pembelajaran
ini dapat membuat pembelajaran efektif dan memberikan pengaruh besar
terhadap pembelajaran serta memberikan pengaruh langsung seperti
halnya terhadap perkembangan gerak motorik kasar anak.
B. Permainan Lari Bolak Balik Memindahkan Benda
1. Pengertian Permainan Lari Bolak Balik Memindahkan Benda
Permainan adalah sebuah aktivitas yang menyenangkan dengan
terlibat di dalamnya, ketika fungsi serta bentuknya bervariasi Jhon W.
Santrock (2011: 123-124). Zulkifli L. (2002: 38) permainan merupakan
kesibukan yang dipilih sendiri tanpa ada unsur paksaan, tanpa didesak oleh
rasa tanggung jawab. Permainan tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
permainan terletak dalam permainan itu sendiri dan dapat dicapai pada
waktu bermain. Bermain merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan
oleh semua orang, dari anak-anak hingga oragn dewasa, tak terkecuali para
penyandang cacat M. Thobroni & Fairuzul Mumtaz (2011: 42).
Marzollo & Lloyd (Mayke S. Tedjasaputra, 2001: 104) bermain
adalah belajar bagi anak, karena melalui bermain, anak dapat
meninggkatkan kemampuannya dan mengembangkan dirinya. Bermain
(play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti
utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan
yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa
15
Bermain bagi anak adalah apa yang mereka lakukan sepanjang hari,
adalah kehidupan dan kehidupan adalah bermain. Anak-anak tidak
membedakan antar bermain, belajar, dan bekerja. Anak-anak adalah
pemain alami, mereka menikmati bermaindan dapat berkonsentrasi dalam
waktu yang lama untuk sebuah keterampilan. Ljublinskaja (Siti Rahayu
Haditono, 2006:133) mengemukakan permainan sebagai pencerminan
realitas, sebagai bentuk awal memperoleh pengetahuan. Bermain
merupakan motivasi intrinsik bagi anak dan tidak ada seorangpun yang
dapat mengatakan apa yang dilakukan dan bagaimana melakukanya Wira
Indra Satya (2006: 39).
Bettelheim (Mayke S. Tedjasaputra, 2001: 60) permainan dan
olahraga adalah kegiatan yang ditandai oleh aturan serta
persyaratan-persyaratan yang disetujui bersama dan ditentukan dari luar untuk
melakukan kegiatan dalam tindakan yang bertujuan. Olahraga selalu
berupa kontes fisik sedangkan permainan berupa kontes fisik atau juga
kontes mental.
Wira Indra Satya ( 2006: 45 - 46) permainan lari bolak balik dalam
tes kemampuan motorik kasar anak usia SD dapat dimodifikasi dengan
menambahkan pemberian tugas yang dapat mengembangkan kemampuan
motorik dan tingkat inteligensi anak. Permainan lari bolak balik yang di
modifikasi dengan menambahkan tugas seperti permainan lari bolak balik
16
Berdasarkan uraian tersebut, maka permainan lari bolak balik
memindahkan benda digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Permainan Lari Bolak Balik Memindahkan Benda Wira Indra Satya (2006:20)
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa permainan
merupakan suatu aktivitas anak yang menyenangkan dan mampu
mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Permainan yang
dimainkan anak harus mengandung unsur nilai pendidikan karena melalui
permainan tersebut anak dapat belajar mengembangkan aspek kepribadian.
2. Manfaat dan Fungsi Bermain bagi Perkembangan Anak
M. Thobroni & Fairuzul Mumtaz (2011: 43) mengemukakan
bahwa masing-masing permainan memiliki kebermanfaatanya sesuai jenis,
metode, dan caranya. Namun secara umum, kebermanfaatan bermain dapat
dalam disimpulkan sebagai berikut: (a) aspek fisik, (b) aspek
perkembangan motor kasar dan halus, (c) aspek sosial, (d) aspek bahasa,
(e) aspek emosi dan kepribadian Tahap Perkembangan Bermain Anak.
Cara memanfaatkan kegiatan bermain untuk mengembangkan
17
sosial, (d) emosi, (e) kepribadian, (f) kognisi, (g) ketajaman, (h)
penginderaan, (i) keterampilan olah raga, (j) menari Mayke S.
Tedjasaputra (2001: 38).
Slamet Suyanto (2005: 119-121) bermain memiliki peran penting
dalam perkembangan anak pada hampir semua bidang perkembangan
antara lain:
a. Kemampuan Motorik
Pada saat bermain anak berlatih menyesuaikan antara pikiran dan gerakan menjadi suatu keseimbangan.
b. Bermain Mengembangkan Kemampuan Kognitif
Bermain menjembatani anak dari berpikir konkret ke berpikir abstrak. c. Kemampuan Afektif
Bermain akan melatih anak menyadari adanya aturan dan pentingnya mematuhi aturan. Hal itu merupakan tahap awal dari perkembangan moral (afeksi).
d. Kemampuan Bahasa
Saat bermain anak menggunakan bahasa, baik untuk berkomunikasi dengan temannya maupun sekedar menyatakan pikiranya (thinking aloud).
e. Kemampuan Sosial
Pada saat bermain anak berinteraksi dengan anak yang lain yang mengajarkan anak cara merespons, memberi dan menerima, menolak atau setuju dengan ide dan perilaku anak yang lain.
Permainan lari bolak balik memindahkan benda termasuk
permainan outdoor (luar ruangan) dan biasa dimainkan dengan jumlah
anggota yang tidak sedikit serta membutuhkan ruang yang luas untuk
gerak leluasa bagi anak. Beberapa keuntungan yang didapatkan dari
permainan outdoor ini adalah anak dapat mengenal dan bersentuhan
langsung dengan alam, lebih banyak memberikan rasa nyaman terhadap
anak untuk bergerak dan membuat anak tidah jenuh karena banyak hal
18
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat bermain
adalah menumbuhkan kemampuan anak dalam hidupnya dan anak
mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak serta dapat
meningkatkan kebugaran komponen motoriknya.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Bermain Pada Anak
Elizabeth B. Hurlock (1978: 327) menyatakan ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kegiatan bermain pada anak adalah sebagai berikut:
(1) kesehatan, (2) perkembangan motorik, (3) intelegensi, (4) jenis
kelamin, (5) lingkungan, (6) status sosioekonomi, (7) jumlah waktu bebas,
(8) peralatan bermain.
4. Karakteristik Permainan Anak
Elizabeth B. Hurlock (1978: 322-326) menyebutkan beberapa
karakteristik permainan anak meliputi: (1) bermain dipengaruhi tradisi,
(2) bermain mengikuti pola perkembangan yang dapat diramalkan, (3)
ragam kegiatan permainan menurun dengan bertambahnya usia, (4)
bermain menjadi semakin sosial dengan meningkatnya usia, (5) jumlah
teman bermain menurun dengan bertambahnya usia, (6) bermain semakin
lebih sesuai dengan jenis kelamin, (7) permainan masa kanak-kanak
berubah dari tidak formal menjadi formal, (8) bermain secara fisik kurang
aktif dengan bertambahnya usia, (9) bermain dapat diramalkan dari
19
Karakteristik bermain dan permainan anak juga harus diperhatikan
agar permainan yang disampaikan dapat mengembangkan kemampuan
yang dimiliki anak.
5. Pembelajaran Kemampuan Motorik Kasar dengan Permainan Lari
Bolak Balik Memindahkan Benda
Permainan lari bolak balik memindahkan benda merupakan
permainan yang dapat dimainkan secara beregu atau perorangan yang
berlari mengambil benda yang di tentukan dan kembali membawa benda
tersebut kembali ke posisi semula. Pembelajaran yang baik membutuhkan
perencanaan yang baik. Perencanaan yang dibuat oleh guru untuk
memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak
agar tujuan dapat tercapai. Pembelajaran anak usia sekolah pada dasarnya
masih menggunakan pembelajaran yang berorientasi pada bermain sambil
belajar dan belajar sambil bermain.
Permainan lari bolak balik memindahkan benda ini dipilih dalam
penelitian karena melalui permainan ini dapat mengembangkan
kemampuan fisik terutama melatih kemampuan motorik kasar pada anak.
Permainan ini dilakukan sesuai dengan karakteristik anak sehingga anak
akan merasa senang dalam melakukan kegiatan permainan lari bolak balik
20
C. Anak Usia SD
1. Karakteristik Masa Usia Sekolah Dasar
Haryu Islamuddin (2012: 39) Menjelaskan bahwa Masa usia
sekolah adalah masa matang untuk belajar maupun masa matang untuk
sekolah. Disebut masa sekolah, karena anak sudah menamatkan taman
kanak-kanak, sebagai lembaga persiapan bersekolah yang sebenarnya.
Disebut masa matang untuk belajar, karena anak sudah berusaha untuk
mencapai sesuatu, tetapi, perkembangan aktivitas bermain hanya bertujuan
untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan aktivitasnya itu
sendiri. Disebut masa matang untuk bersekolah, karena sudah
menginginkan kacakapan-kecakapan baru, yang dapat diberikan oleh
sekolah.
Suryobroto (Haryu Islamuddin, 2012: 40-41) mengemukakan Masa
kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6 atau 7 sampai 9 atau 10
tahun yaitu: (1) adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan
kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah, (2) adanya sikap
yang cenderung untuk memamtuhi peraturan-peraturan permainan
tradisional, (3) ada kecenderungan memuji sendiri, (4) suka
membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau hal itu dirasanya
menguntungkan untuk meremehkan anak lain, (5) kalau tidak dapat
menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting, (6)
21
rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas
diberi nilai baik atau tidak.
Jadi dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
anak usia SD antara umur 6 sampai 7 anak telah mengalami
perkembangan yang dapat membantu anak untuk dapat menerima
pembelajaran dari gurunya. Pada anak usia SD anak juga sudah dapat
membedakan baik dan buruk dari perbuatan yang di buatnya dalam
kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah, dan lingkungan tempat anak
berada.
2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD
Pada usia SD anak sebagian besar menjalani kehidupanya di
sekolah, yaitu SD, mulai dari 6 sampai 12 tahun. Pada fase pertumbuhan
fisik anak tetap berlangsung. Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, dan
lebih kuat, dan juga lebih banyak belajar berbagai keterampilan. Beberapa
karakteristik perkembangan fisik anak usia SD antara lain.
a. Perubahan Tubuh
Perkembangan yang terjadi pada otot anak usia SD adalah
pertambahan kekuatan otot. Perkembangan otot ini dipengaruhi oleh faktor
keturunan dan latihan. Dalam perkembangannya, kekuatan otot tubuh anak
usia SD menjadi dua kali lebih besar dari sebelumnya Nandang Budiman
22
b. Kesehatan
Kebanyakan penyakit yang menyerang anak pada usia ini adalah
penyakit saluran pernafasan, influensa, infeksi alat pencernaan makanan
(gastrointestinal), radang paru-paru dan penyakit infeksi lainnya. Selain
itu, penyakit pada gigi juga cukup tinggi frekuensinya, karena sebagian
mereka seringkali lupa untuk mengosok gigi secara teratur. Anak usia SD
juga sering mengalami kecelakaan fisik.
Anak terkadang sering jatuh baik dari sepeda maupun sedang
berjalan, bertabrakan ketika berlari-larian, keseleo, dan sebagainya
sehingga kesehatannya terganggu. Kecelakaan seperti ini sering dialami
anak disebabkan sedikitnya oleh dua hal. Pertama, karena gerakan motorik
anak usia SD, terutama anak usia SD kelas awal, belum begitu seimbang.
Kedua, karena keterbatasan berpikir logisnya mereka kurang hati-hati
dalam bertindak dan bergerak. Misalnya anak berjalan sambil tidak
melihat yang diinjaknya.
c. Perbedaan Individual dalam Perkembangan Fisik
Terdapat perbedaan dan keanekaragaman dalam perkembangan
fisik anak, dan itu terjadi secara individual, namun keanekaragaman
tersebut dapat digolongkan kedalam tiga bentuk tubuh. Ketiga golongan
bentuk tubuh itu adalah bentuk tubuh endomorf yang cenderung menjadi
gemuk dan berat, lalu bagun tubuh mesomorf yang cenderung menjadi
anak yang kekar, berat, dan segitiga, kemudian bagun tubuh ekstomorf
23
3. Karakteristik Model Pengembangan Fisik Anak Usia SD
Model stimulasi perkembangan fisik terutama diarahkan kepada
dua tujuan, yakni untuk medorong pertumbuhan fisik yang sehat dan
meningkatkan berbagai kemampuan fisik. Kemampuan fisik ini berfungsi
untuk membangun kekuatan anggota-anggota tubuh sebagai dasar untuk
melakukan garakan-gerakan, baik gerakan sederhana maupun kompleks.
D. Kerangka Pikir
Motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang menggunakan
otot-otot besar. Gerakan berlari adalah perkembangan dari gerakan berjalan.
Gerakan dasar anggota tubuh saat berlari menyerupai gerakan berjalan.
Perbedaanya terletak pada irama ayunan langkah pada lari iramanya lebih
cepat dan saat-saat kedua kaki tidak menginjak tanah.
Untuk meningkatkan motorik kasar pada anak diperlukan beberapa
upaya dari pendidik dan orang tua. Banyak sekolah yang masih monoton
dalam pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan motorik kasar,
sehingga anak akan merasa cepat bosan dan perkembanganya tidak
optimal. Melalui kegiatan yang menarik, anak akan lebih antusias untuk
melakukan kegiatan yang disampaikan oleh guru. Melalui permainan lari
bolak balik memindahkan benda diharapkan dapat memberi dampak
positif terhadap kegiatan pembelajaran, yakni meningkatkan aktivitas guru
dan anak dalam pembelajaran, serta dapat meningkatkan kemampuan
24
Dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar pada anak usia
SD, perlu dilakukan dengan cara yang menyenangkan, karena dengan
suasana yang menyenangkan anak akan lebih mudah tersimulasi
kemampuan-kemampuannya. Salah satu cara yang digunakan adalah
dengan permainan.
Melalui permainan, anak aktif melakukan segala hal yang
diinginkan. Anak bebas dalam berkreasi melalui permainan, salah satunya
yaitu dengan permainan lari bolak balik memindahkan benda. Melalui
permainan inilah anak akan berinteraksi dengan anak lain dan
berpartisipasi aktif. Untuk meningkatkan kemampuan berlari dapat
dilakukan melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda.Cara
bermain lari bolak balik memindahkan benda yaitu dengan berlari ke arah
tempat yang telah disediakan benda-benda dan mengambil salah satu
benda tersebut dan berlari kembali ke posisi semula dan diikuti oleh
seluruh anggota kelompok lainnya sampai giliran semua kelompok usai.
Bila anak sudah tertarik dan aktif dalam pembelajaran maka anak juga
lebih mudah dalam menerima dan menguasai materi yang diajarkan.
Perkembangan kemampuan motorik kasar khususnya kemampuan
fisik anak akan meningkat sehingga memudahkan dalam melalukan
aktivitas kesehariannya dengan lingkungan sekitar. Dengan menggunakan
permainan lari bolak balik memindahkan benda dapat membantu anak
25
berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat bagan sebagai
berikut.
Gambar 2. Kerangka Pikir dalam Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar
E. Definisi Operasional
1. Kemampuan Motorik Kasar
Motorik kasar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
kemampuan motorik kasar pada anak usia SD. Motorik kasar adalah
gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar. Gerakan motorik kasar
anak lebih melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh anggota
tubuh anak. Pada usia SD perkembangan fisik motorik anak lebih
ditekankan pada koordinasi gerakan tubuh anak seperti , memanjat,
melompat, bergantung, melempar, berlari, dan mejaga keseimbangan. Keadaan Awal Kemampuan motorik kasar
anak kurang
Tindakan
Penerapan permainan lari bolak balik memindahkan benda dalam pembelajaran
26
2. Permainan Lari Bolak balik
Permainan lari bolak balik adalah suatu aktivitas yang
menyenangkan yang dapat dilakukan secara individu ataupun kelompok
dengan berlari dari tempat yang satu ke tempat lain yang telah ditentukan
dan membawa benda yang dipindahkan.
Setelah anak selesai bermain permainan lari bolak balik, guru dapat
memberikan penghargaan berupa pujian kepada anak yang telah mengikuti
kegiatan permainan lari bolak balik memindahkan benda.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang di ajukan dalam penelitian ini adalah
“melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak pada siswa kelas 1A SD
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research). Suharsimi Arinkunto (2007:
3) Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama.
Penelitian tindakan kelas ini dikemas dalam bentuk penelitian
tindakan kelas kolaboratif dengan bekerjasama dengan guru kelas dalam
bentuk merencanakan, mengobservasi, dan merefleksikan tindakan yang
telah dilakukan. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian peneliti
senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mengumpulkan data,
menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian dengan dibantu
kolaboratornya.
B. Subjek Penelitian
Pengertian subjek penelitian adalah subjek atau orang yang akan
ditingkatkan kemampuan atau kompetensinya (Suharsimi Arikunto, 2010:
56). Adapun subjek yang diambil adalah pada siswa kelas 1A SD Negeri
Jarakan tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah sebanyak 26 siswa, yang
28
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Jarakan yang
berada di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Penelitian dilakukan pada saat jam pembelajaran olahraga.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada bulan April-Mei
2015 pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.
D. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Jarakan,
dimana di sekolah tersebut perkembangan kemampuan motorik kasar pada
anak khususnya kelas 1A masih kurang, sehingga diperlukan pembelajaran
yang dapat mendukung perkembangan kemampuan motorik kasar pada
anak. Setting penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah di luar
kelas. Setting di luar kelas dalam lingkup sekolah ini dimaksudkan untuk
mempermudah pelaksanaan tindakan yang dilakukan.
Pemilihan setting di luar kelas agar anak tidak kesulitan dalam
keadaan di luar kelas. Mengingat anak usia sekolah jika tidak diawasi
penuh anak tidak dapat berkonsentrasi dengan baik dan anak mudah
mengalihkan perhatianya. Dengan demikian pelaksanaan pembelajaran
dalam kegiatan kemampuan motorik kasar anak melalui permainan lari
29
E. Prosedur Penelitian
Masing-masing siklus terdiri dari empat komponen pokok yaitu:
perencanaan, perlakukan/tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat
komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan
berulang seperti pada gambar berikut.
Refleksi
Perencanaan
Perlakuan & Pengamatan Keterangan: Siklus I: Taggart Suharsimi Arikunto (2006: 93)
Berdasarkan prosedur penelitian diatas, maka tindakan penelitian
kelas untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak dimulai dari
perencanaan, perlakuan dan pengamatan, dilanjutkan dengan refleksi.
Setelah melalui refleksi dan mendapatkan data mengenai kemampuan
30
memaksimalkan peningkatan kemampuan motorik kasar anak tersebut
dilakukan pada tindakan siklus selanjutnya.
Sesuai dengan desain penelitian diatas maka empat komponen
diatas dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan
memulai tindakanya (Suharsimi Arikunto 2010: 17). Penyusunan rencana
merupakan tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
motorik kasar.
Sebagai tahap persiapan awal, peneliti mengadakan observasi
mengenai keadaan sekolah secara umum, sarana prasarana pendukung,
proses pembelajaran, aktivitas anak selama pembelajaran, dan kegiatan
proses pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai dasar penyusunan
perencanaan yang dilakukan oleh peneliti berkerjasama dengan guru.
Peneliti membuat rencana atau rancangan tindakan yang akan
diberikan pada anak yaitu: standar kompetensi (SK), kompetensi dasar
(KD), strategi pembelajaran, media, aktivitas anak, aktivitas guru, hal-hal
yang akan diobservasi dan evaluasi kegiatan. Persiapan yang akan
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berkut:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang kegiatan
fisik motorik melalui permainan lari bolak balik memindahkan benda
31
b. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai aktivitas
anak selama kegiatan motorik kasar,
c. Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan berupa foto,
d. Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah
dibuat ( Suharsimi Arikunto 2010: 18). Dalam tindakan ini dilakukan
dengan menggunakan prosedur perencanaan yang telah dibuat dan dalam
pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap
perubahan-perubahan. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru kelas sebagai
kolaborator melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telas
dibuat oleh peneliti. Peneliti yang bekerja sama dengan kolaborator
membantu mengamati keterlibatan anak dalam proses pembelajaran yang
berhubungan dengan kemampuan motorik kasar.
3. Observasi/Pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah proses mencermati jalannya
pelaksanaan tindakan (Suharsimi Arikunto 2010: 18). Obsevasi
dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, guru olahraga
sebagai kolaborator melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang
32
membantu mengamati keterlibatan anak dalam proses pembelajaran yang
berhubungan dengan kemampuan motorik kasar.
Adapun aspek yang akan diamati dari kemampuan motorik kasar
dalam penelitian ini meliputi kemampuan berlari, teknik gerak lengan, dan
teknik gerak kaki.
4. Refleksi
Refleksi atau peristiwa perenungan adalah langkah mengigat
kembali kagiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru maupun
siswa (Suharsimi Arikunto 2010: 19). Refleksi dilakukan pada akhir tiap
siklus dan berdasarkan refleksi inilah dapat diketahui apakah tindakan
yang diberikan sudah sesuai dengan harapan peneliti serta untuk
mengetahui apakah diperlukan atau tidaknya tindakan siklus selanjutnya.
Data yang telah diperoleh pada pada lembar instrumen observasi
dianalisis kemudian peneliti bersama kolaborator melakukan refleksi
terhadap hasil observasi yang bertujuan untuk melakukan penilaian
terhadap proses yang terjadi serta segala hal yang berkaitan dengan
tindakan yang telah dilakukan. Refleksi ini juga bertujuan untuk menyusun
rencana tindakan perbaikan untuk tindakan siklus selanjutnya apabila
33
F. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh
peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan (Suharsimi Arikunto
2010: 175). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah antara lain.
1. Obsevasi
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data yang dilakukan
dengan cara mengamati kejadian yang berlangsung dan mencatatnya
dengan alat observasi tentang hal yang akan diamati dan diteliti. Observasi
yang dilakukan guru untuk memantau siswa. Dalam pengamatan ini
menggunakan lembar observasi tentang kemampuan motorik kasar anak
dalam bermain permainan lari bolak balik memindahkan benda.
Pengamatan yang dilakukan adalah seberapa besar kemampuan anak
dalam berlari serta posisi teknik gerak lengan dan teknik gerak kaki saat
berlari.
2. Dokumentasi
Pada saat pelaksanaan tindakan hasil kegiatan di dokumentasikan
agar terlihat jelas pelaksanaan tindakan ini yaitu dalam bentuk foto hasil
penelitian, pengambilan foto diambil pada saat kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
34
sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2002: 136). Dalam
penelitian ini yang digunakan adalah bentuk check list. Check list
merupakan daftar pedoman observasi yang akan digunakan oleh peneliti
untuk mengamati aspek apa saja yang akan diobservasi, berisikan daftar
aspek yang akan diobservasi, sehingga tugas sebagai observer tinggal
memberi tanda (√ ) pada bagian yang diobservasi. Check list yang telah
dibuat dilakukan terhadap anak dalam indikator kemampuan anak dalam
melakukan gerakan berlari dengan melihat teknik gerak lengan dan teknik
gerak kaki saat anak mempraktikan kegiatan lari bolak balik memindahkan
benda.
Dalam penelitian tindakan kelas ini instrumen yang digunakan
adalah lembar observasi pada saat kegiatan. Lembar observasi bertujuan
untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan permainan lari bolak
balik memindahkan benda untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar
pada anak usia SD. Observasi dilakukan untuk memantau jalannya proses
belajar mengajar, dengan menggunakan lembar observasi. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan kegiatan belajar mengajar, sehingga
tergambar aktivitas guru dan anak selama kegiatan mengajar berlangsung.
Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi
pembelajaran motorik kasar. Lembar observasi digunakan peneliti sebagai
pedoman ketika melakukan pengamatan untuk mendapatkan data yang
35
apakah pengetahuan tentang gejala anak sudah mengalami peningkatan
atau belum.
Lembar obeservasi diisi berdasarkan pada aktivitas anak saat
melakukan kegiatan pembelajaran. Anak yang sudah mampu memenuhi
kriteria dengan baik diberikan skor tiga, anak yang mampu memenuhi
kriteria sedang diberikan skor dua, dan anak yang kurang mampu
memenuhi kriteria atau rendah diberikan skor satu. Adapun instrumen
kisi-kisi, instrumen lembar observasi dan rubrik penilaian yang akan digunakan
dalam penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen
Variabel Sub variabel Indikator Kemampuan Motorik
Tabel 2. Instrumen Oservasi Kemampuan Lari
No Inisial Nama Kemampuan Berlari Keterangan
3 2 1
Keterangan :
Cepat : 3 (Tiga) Kurang Cepat : 2 (Dua) Belum Cepat : 1 (Satu)
Tabel 3. Instrumen Observasi Teknik Gerak Lengan
No Inisial Nama Teknik Gerak Lengan Keterangan
36
Keterangan :
Mampu : 3 (Tiga) Kurang Mampu : 2 (Dua) Belum Mampu : 1 (Satu)
Tabel 4. Instrumen Observasi Teknik Gerak Kaki
No Inisial Nama Teknik Gerak Kaki Keterangan
3 2 1
Keterangan :
Mampu : 3 (Tiga) Kurang Mampu : 2 (Dua) Belum Mampu : 1 (Satu)
Tabel 5. Rubrik Penilaian Kemampuan Berlari
Skor Deskripsi Keterangan
3
Anak dapat berlari dengan cepat dan melaksanakan instruksi guru
Anak dapat lari tetapi waktu yang diperlukan lebih lama
Tabel 6. Rubrik Penilaian Teknik Gerak Lengan
37 lengan yang tidak tertekuk dan belum begitu paham melakukan
Tabel 7. Rubrik Penilaian Teknik Gerak Kaki
38
H. Teknik Analisis Data
Untuk melaporkan hasil penelitian, maka data yang diperoleh harus
terlebih dahulu dianalisis. Data penelitian yang telah didapat kemudian
dianalisis dengan deskriptif kuantitafif dan kualitatif. Deskriptif kuantitafif
digunakan untuk menganalisis data berupa angka. Deskriptif kualitatif
dimaksudkan mengambarkan hasil pengamatan peneliti dan kolaborasi
dengan guru olahraga tentang kemampuan berlari bertujuan untuk
megetahui upaya meningkatan kemampuan motorik kasar melalui
permainan lari bolak balik memindahkan benda. Data observasi yang
diperoleh di hitung kemudian di ukur dalam persentase. Dengan itu akan
terlihat bagaimana peningkatan yang dicapai. Analisis data ini digunakan
sebagai rencana perbaikan selanjutnya.
Acep Yoni (2010:176) data yang berhasil dikumpulkan oleh
peneliti dikumpulkan dianalisis untuk mengetahui target pencapaian
pembelajaran dengan menggunakan rumus :
Acep Yoni (2010:175 - 176) menyatakan data yang
diinterprestasikan ke dalam persentase sebagai berikut:
1. Sangat Baik, apabila nilai yang diperoleh anak 75% - 100%
2. Baik, apabila nilai yang diperoleh anak 50% - 74,99%
3. Cukup, apabila nilai yang diperoleh anak 25% - 49,99%
4. Kurang, apabila nilai yang diperoleh anak 0% - 24,99% Persentase
39
I. Indikator Keberhasilan
Tindakan dalam penelitian ini anak dikatakan berhasil jika
kemampuan motorik kasar anak mengalami peningkatan sebesar 75% dari
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jarakan, Panggungharjo,
Sewon, Bantul,Yogyakarta. Sekolah ini memiliki enam buah ruang kelas ,
yakni ruang kelas I hingga kelas III berada di SD Jarakan bagian utara
sedangkan kelas IV hingga kelas VI yang berada di SD Jarakan bagian
selatan. Penelitian yang dilakukan bertempat di lapangan sepak bola yang
sering digunakan untuk kegiatan berolahraga anak SD Negeri Jarakan desa
Kweni dengan jumlah murid kelas 1A berjumlah 26 siswa, terdiri dari 11
siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian ini berlangsung pada
bulan April – Mei 2015.
2. Deskripsi Observasi Awal
Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu penelti mengajukan
izin secara lisan untuk melakukan observasi pada kepala sekolah dan guru
olahraga pada tanggal 27 Maret 2015. Setelah diijinkan, disepakati bahwa
peneliti dapat segera melakukan observasi terhadap pembelajaran
Olahraga. Observasi ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 30 Maret 2015,
pukul 07.30-09.00 WIB. Sebelum peneliti menguraikan dalam
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelas 1A melalui
permainan lari bolak balik memindahkan benda, terlebih dahulu peneliti
memaparkan kondisi awal pembelajaran yaitu sebelum dilakukanya
41
pengamatan terhadap kemampuan awal motorik kasar anak. Pengamatan
ini dilakukan pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan permainan
lari bolak balik memindahkan benda tetapi tanpa adanya pengarahan
khusus bagi anak. Hasil persentase dari pra tindakan ini nantinya akan
dibandingkan dengan persentase yang diperoleh sesudah adanya tindakan.
Dengan adanya perbandingan tersebut diharapkan peningkatan
kemampuan motorik kasar siswa di SD Negeri Jarakan anak akan lebih
jelas suatu peningkatan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.
Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap seluruh anak diperoleh
hasil observasi pra tindakan kemampuan motorik kasar siswa SD Negeri
Jarakan Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015 dapat dilihat dari tabel
berikut.
Tabel 8. Hasil Observasi Pra Tindakan dalam Persentase
No. Aspek yang diamati Skor Jumlah Anak Persentase %
Dari perolehan data diatas maka dapat diketahui bahwa pencapaian
motorik kasar siswa di SD Negeri Jarakan masih rendah dan masuk dalam
kriteria kurang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya anak yang
42
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil pra tindakan
kemampuan motorik kasar siswa di SD Negeri Jarakan pada kegiatan
berlari yang sudah memenuhi kriteria dengan mendapatkan skor 3 yaitu
anak yang dapat berlari dengan cepat dan melaksanakan instruksi yang
diberikan oleh guru dengan benar berjumlah 7 anak dengan persentase
27% tergolong dalam kriteria kurang. Kegiatan berlari digolongkan dalam
kriteria kurang karena masih banyak anak yang belum mampu mengikuti
instruksi yang diberikan guru dengan benar dan masih banyak anak yang
lambat dalam berlari dan belum mampu berlari dengan waktu yang
singkat.
Dari teknik gerak lengan, anak yang sudah memenuhi kriteria
dengan memperoleh skor 3 yaitu anak yang teknik gerakan lengannya
menekuk kurang dari 90 derajat, saat berlari dengan instruksi yang
diberikan oleh guru berjumlah 4 anak dengan persentase 15% tergolong
kedalam dalam kriteria kurang. Teknik gerak lengan digolongkan dalam
kriteria kurang karena masih anak yang belum mampu mengikuti instuksi
dari guru dan masih belum serius dalam mengikuti pembelajaran.
Sedangkan pada teknik gerak kaki yang telah memenuhi kriteria dengan
memperoleh skor 5 anak dengan persentase 19% tergolong dalam kriteria
kurang. Pada teknik gerakan kaki digolongkan dalam kriteria kurang
karena masih banyak anak yang belum mampu mengikuti instruksi yang di
berikan oleh guru dengan benar dan masih banyak yang anak yang belum
43
Berdasarkan data pra tindakan , maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan motorik kasar anak pada kemampuan berlari, teknik gerak
lengan, dan teknik gerak kaki belum berkembang secara optimal. Hal ini
dapat dilihat dari hasil persentase anak yang masih rendah dalam
memperoleh skor 3 dan beberapa pembelajaran di sekolah yang
mengembangkan motorik kasar jarang sekali dilakukan di sekolah.
Berdasarkan hasil observasi peningkatan kemampuan motorik
kasar anak di SD Negeri Jarakan masih rendah. Hal ini yang menjadi
tujuan peneliti untuk melakukan peneliti yang bertujuan untuk
meningkatkan motorik kasar anak melalui permainan lari bolak balik
dengan mengumpulkan data serta informasi mengenai kemampuan
motorik kasar anak. Maka peneliti membuat perencanaan untuk
memperbaiki kemampuan motorik kasar anak agar lebih maksimal dalam
melakukan gerakan-gerakan, yaitu dengan cara permainan lari bolak balik
memindahkan benda. Permainan lari bolak balik ini dibuat sedemikian
bervariasi, dengan harapan anak menjadi lebih tertarik dan lebih tertantang
dalam pembelajaran motorik kasar serta kemampuan motorik kasar anak
44
Adapun hasil dari observasi pra tindakan siswa yang mencapai
KKM adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Persentase Jumlah Siswa yang memenuhi KKM pada pra tindakan
Kriteria Jumlah Siswa Persentase %
Mencapai KKM 9 35
Belum mencapai KKM 17 65
Jumlah 26 100
3. Hasil Penelitian Tindakan
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1) Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus I yaitu
merencanakan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ke 1, 2, dan
ke 3. Dalam perencanaan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.
(1) Menentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Peneliti dalam menentukan standar kompetensi dalam proses
pembelajaran yang akan digunakan yaitu dengan menyesuaikan standar
kompetensi yang ada di SD Negeri Jarakan. Standar Kompetensi yang
akan digunakan adalah mempraktikkan gerak dasar ke dalam aktivitas
jasmani dan nilai yang terkandung di dalamnya. Sedangkan Kompetensi
Dasar yang digunakan adalah mempraktikan gerak dasar jalan, lari dan
lompat ke berbagai arah dengan berbagai pola dalam permainan sederhana,
serta nilai kerjasama, kejujuran, tanggung jawab dan toleransi.
(2) Menyusun Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)
Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
45
berkolaborasi dengan guru olahraga kelas 1 SD Negeri Jarakan untuk
mempersiapkan sesuatu yang dibutuhkan dalam melakukan perbaikan
pembelajaran dan merencanakan tindakan-tindakan dalam kegiatan
tersebut. Persiapan yang pertama adalah menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk mata pelajaran Olahraga. Peneliti dan guru
sepakat untuk menjadikan permainan lari bolak balik memindahkan benda
menjadi kegiatan inti pada hari tersebut. Permainan lari bolak balik ini
tidak hanya mengembangkan aspek fisik tetapi saling dikaitkan sehingga
aspek perkembangan anak lainya dapat dikembangkan.
(3) Menyiapkan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam peneltian ini berupa
lembar observasi. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mencatat
hasil pengamatan perkembangan motorik kasar selama berlangsungnya
kegiatan bermain lari bolak balik memindahkan benda. Setiap siswa
diamati kemudian dinilai dan dimasukan dalam lembar observasi. Dalam
hal ini aspek yang diamati adalah aspek kemampuan lari, teknik gerakan
lengan dan teknik gerakan kaki.
(4) Menyiapkan Media yang akan digunakan sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan, peneliti menyiapkan bahan dan alat yang
akan digunakan.
(5) Menyediakan Alat yang akan digunakan untuk mendokumentasikan