• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. mengungkapkan gagasan, pemikiran-pemikiran ataupun ide. Gagasan atau ide

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. mengungkapkan gagasan, pemikiran-pemikiran ataupun ide. Gagasan atau ide"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bahasa merupakan alat atau sarana yang dipakai manusia untuk mengungkapkan gagasan, pemikiran-pemikiran ataupun ide. Gagasan atau ide tersebut dapat diungkapkan melalui sebuh karya sastra. Bahasa yang digunakan dalam sebuah karya sastra yaitu bahasa yang penuh dengan keindahan dan kiasan yang dapat menarik perhatian setiap penikmat karya sastra. Dalam hal ini yaitu sebuah karya sastra yang berupa lirik lagu, dimana sang pencipta banyak menggunakan bahasa-bahasa yang sangat indah, yang mudah dipahami dan memiliki krakteristik sehingga dapat membangun daya tarik penikmat lagu.

Setiap pengarang memiliki kekhasan tersendiri, baik dari diksi atau gaya bahasa yang digunakan. Begitu juga dengan lirik lagu campursari yang diciptakan oleh Dhimas Tedjo. Beliau menciptakan lagu menggunakan bahasa-bahasa yang begitu bagus dan mudah dipahami oleh para penikmatnya dan digunakan sebagai ungkapan-ungkapan apa yang sudah dialaminya. Dalam lagu yang diciptakan oleh pengarang terdapat diksi atau pilihan kata yang bagus, gaya bahasa yang menarik, dan kata-kata yang digunakan di dalamnya penuh dengan imajinasi peristiwa yang dialami atau objek yang dimaksud.

Lirik lagu yang diciptakan oleh pengarang ini akan dikaji atau diteliti dari unsur stilistikanya. Menurut Edi Subroto (1992) study atau pengkajian stilistika terhadap karya sastra atau susastra, baik Indonesia maupun daerah, pada umumnya

(2)

belum banyak dilakukan secara tuntas atau memadai. Dengan kata lain pengkajian karya sastra Indonesia atau daerah kurang memperoleh perhatian secukupnya.

Menurut Sudiro Satoto dalam sutejo (2010:2) mengatakan bahwa, kajian stilistika mendefinisikan sebagai bidang linguistik yang mengungkapkan teori dan metodologi pengkajian atau penganalisisan formal sebuah teks sastra, dalam pengertian extended. Artinya, suatu sifat pandangan yang mencakup bidang kajian yang menggunakan bahasa sebagai unsur penting dan menerima teori linguistik sebagai sesuatu yang amat relevan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa stilistika merupakan salah satu kajian linguistik yang memiliki beberapa unsur. Dari situlah unsur-unsur itu perlu dikaji atau diteliti. Pada hakikatnya sebuah karya sastra pasti memiliki karakteristik tersendiri sehingga banyak unsur stilistika yang dipakainya.

Oleh karena itu peneliti akan meneliti kumpulan lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo, karena lagu lagu ciptaan beliau dianggap memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dikaji secara stilistika. Lirik lagu ini dapat diteliti dari beberapa aspek, akan tetapi peneliti hanya ingin meneliti dari segi persamaan bunyi ( purwakanthi ), diksi atau pilihan kata, dan gaya bahasa.

B. PEMBATASAN MASALAH

Yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian yang berjudul kajian stilistika dalam lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo” yaitu unsur- unsur stilistika itu sendiri. Unsur yang di teliti yaitu purwakanthi (persamaan bunyi), diksi atau pilihan

(3)

kata, dan gaya bahasa atau majas. Alasannya karena ketiga unsur itu yang paling banyak ditemukan dalam 10 lagu ciptaan Dhimas Tedjo.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah, sebagai berikut:

1. Bagaimanakah persamaan bunyi (purwakanthi) dalam lirik lagu campursari ciptaan Dhimas tedjo?

2. Bagaimanakah diksi yang digunakan dalam lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo?

3. Bagaimanakah gaya bahasa pada lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo?

D. TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan masalah diatas dapat ditarik tujuan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan persamaan bunyi (purwakanthi) dalam lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo.

2. Mendeskripsikan diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo.

3. Mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat dalam lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo.

(4)

E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu : 1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau sumbangan berupa konsep kebahasaan dalam sebuah karya sastra sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan teori stilistika.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:

a. Dapat digunakan sebagai bahan pengajaraan teori stilistika, dengan contoh dalam lirik lagu.

b. Dapat digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya, karena dalam penelitian ini hanya diambil dari tiga sisi yang diteliti. Tiga sisi yang di maksud yaitu dari persamaan bunyi (purwakanthi), diksi ( pilihan kata), dan gaya bahasa.

F. LANDASAN TEORI

Adapun landasan teori yang digunakan peneliti dalam mengerjakan penelitiannya:

1. Pengertian stilistika

Harimurti mengatakan stilistika yaitu (a) ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam karya sastra; ilmu interdisipliner antara linguistik dan kasusastran; (b) penerapan linguistik pada penelitian bahasa (2008:227).

(5)

Stilistika atau stylistics (bahasa inggris) adalah ilmu tentang style menurut Rene Wellek dan Austin dlm buku sutejo(2010:2), Stilistika adalah semua teknik yang dipakai untuk tujuan ekspresi tertentu dan meliputi wilayah yang luas dari sastra atau retorika.kemudian diungkapkan pula menurut Teeuw dalam sutedjo (2010:2) yaitu sebagai ilmu gaya bahasa yang pada prinsipnya selalu meneliti pemakaian bahasa yang khas dan istimewa.

Sutedjo (2010: 5) style itu merupakan gaya bahasa termasuk di dalamnya pilih gaya pengekspresian seorang pengarang untuk menuangkan apa yang dimaksudkan yang bersifat induvidual dan kolektif. Sutedjo (2010: 10) style juga merupakan sarana retorik dapat berkaitan dengan wacana lisan maupun tulisan. Dapat disimpulkan style adalah bagian dari stilistika yang mengkaji sebuh gaya pengekspresian karya sastra yang berupa karya tulis maupun lisan.

Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa stilistika atau stylistics adalah ilmu yang meneliti dan mengananilisis penggunaaan bahasa dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah kekhasan dan pengekspresian mengenai kebahasaan dalam sebuah karya sastra.

2. Persamaan bunyi (purwakanthi)

Purwakanthi berasal dari dua kata 'purwa' dan 'kanthi' 'menggandeng kawan, memakai, menggunakan'. Jadi purwakanthi berarti menggandeng atau menggunakan apa yang telah disebutkan di

(6)

bagian depan atau bagian permulaan. Adapun yang digandeng adalah suara, huruf, dan kata.(Padmosoekatja, 1960: 118)

Purwakanthi 'persajakan' ada tiga jenis yaitu :

a. Purwakanthi swara 'asonansi' adalah semacam gaya bahasa retoris yang

sama berdasarkan langsung tidaknya makna yang berwujud bunyi vokal yang sama, atau asonansi merupakan perulangan bunyi yang terdapat pada kata-kata tanpa selingan persamaan bunyi konsonan. Asonansi adalah semacam gaya bahasa yang berwujud pengulangan bunyi vokal sama (Gorys Keraf, 2007:130)

contoh : aja pada seneng culika

b. Purwakanthi sastra 'aliterasi' adalah pengulangan konsonan atau kelompok konsonan pada awal suku kata atau awal kata secara berurutan. Gorys mengatakan bahwa aliterasi adalah gaya bahasa yang berwujud pengulangan konsonan yang sama.

Contoh : - tata titi tatas titis

c. Purwakanthi basa (lumaksita) adalah pengulangan suku kata, kata atau frasa letaknya di depan, tengah dan akhir satuan lingual yang kesemuanya itu untuk memberikan suasana estetis/indah. Unen-unen kang kadhapuk saka rong ukara gtra. Pungkasane gatra

kapisan, dadi wiwitane gtra

kapindho.(http;//Mustofaalmahfud.blogspot.com/2013/05/purwaka nthi-bhs-jawa)

Contoh : - jarwa pinter

Pintere satriya ing pringgadani 3. Diksi

Diksi atau pilihan kata adalah kejalasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara didepan umum atau dalam mengarang (Harimurti Kridalaksana, 2001:440). Diksi dalam sebuah karya sastra sangatlah penting karena didalam diksi terkandung bunyi, arti kiasan,tersurat atau tersirat dan nilai simbolik.

(7)

Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Namun diksi bukan hanya sekedar pilih memilih kata saja akan tetapi untuk menggambarkan sebuah gagasan atau menceritakan peristiwa yang terjadi atau dialami oleh pengarang yang berkarakteristik. (http://darmawanaditya-softskill.blogspot.com/2013/10/pengertian-diksi-dan-contohnya.)

Pilihan kata atau diksi yang tepat hanya dapat dilakukan oleh penguasa kosa kata atau orang dengan pembendaharaan kata yang begitu banyak.

Adapun macam diksi yaitu : kosakata bahasa asing, kosakata bahasa Indonesia, Kata bermakna kasar, tembung plutan, tembung saroja, reduplikasi, Antonin, Sinonim, dan kata kawi,

Diksi dalam subuah karya sastra memiliki kekhasan sendiri-sendiri berdasarkan sang pengarang. Begitu juga dengan diksi dalam lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo memiliki kekhasan tersendiri yaitu:

a. Tembung Saroja

Yaitu dua kata atau lebih yang mempunyai maksud sama yang digunakan dalam waktu yang bersamaan untuk memberi penyangatan maksud.

(8)

Dalam lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo ini terdapat tembung saroja dengan tujuan untuk memperoleh keindahan.

b. Tembung plutan

Tembung plutan yaitu kata yang diringkas atau dikurangi jumlah suku katanya. Contoh: mung berasal dari kata namung “hanya”.

Dalam lirik lagu ini tembung plutan digunakan untuk memahami makna, mempertegas dan memperindah lagu.

c. Sinonim (Padan Kata)

Sinonim atau sinonimi adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujuran dengan satuan ujaran yang lain (Abdul Chaer 2007 : 297)

Sinonim yaitu persamaan kata atau padanan kata, yaitu kata satu memiliki beberapa persamaan dengan kata lain yang tidak mengubah arti atau maksud.

Contoh : iki tresnaku kangsuci, kang dadi tetaline asmara “kata tresnaku memiliki arti yang sama dengan kata asmara yang berarti cinta”

d. Antonim

Antonim atau antonimi adalah hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan,

(9)

atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya (Abdul Chaer 2007 : 299)

Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna/ ungkapan lain. Contoh : orang itu memang baik akan tetapi ada hal buruk yang pernah ia lalukan sebelumnya.

e. Reduplikasi

Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun perubahan dengan perubahan bunyi (Abdul Chaer 2007 : 182). Atau pengulangan satuan gramatilk baik seluruh maupun sebagiannya dengan variasi fonem maupun tidak. Reduplikasi atau pengulangan ada beberapa macam, yaitu pengulangan utuh/ pengulangan kata dasar (Dwilingga), pengulangan dengan penambahan kata depa/ pengulangan sebagian suku kata depan (Dwi purwa) dan pengulangan sebagian suku kata kedua (Dwi wasana).

Pengulangan utuh yaitu pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks.adapun contohnya : mlaku-mlaku, buku-buku. Adapun contohnya :

a. pengulangan suku kata depan ( Dwi Purwa)

tetamu dari kata tamu yang artinya melakukan kunjungan atau datang untuk bertamu.

(10)

b. Parikan (Pantun)

Parikan yaiku unen-unen kang dumadi saka rong ukara lan duweni purwakanthi ab-ab, ukura sepisanan ukora kanggo narik kawigaten, kang kapindho minangk isi. Parikan iku kaya pantun nanging mung

rong larik. Parikan migunaake purwakanthi swara. (

http://jv.wikepedia.org/wiki/parikan)

Dalam kumpulan lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo ada beberapa lirik dalam beberapa judul lagu yang menggunakan parikan (pantun). Parikaan (pantun) tersebut yaitu :

4. Gaya Bahasa (Majas)

Harimurti Kridalaksana (2008:70) memberikan pengertian gaya bahasa atau style adalah (1) pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis; (2) pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu; (3) keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra. Peneliti mengambil dari beberapa gaya bahasa karena dalam penelitian baru ditemukan empat contoh gaya bahasa.Nyoman Kutaha Ratna (2009:22) berpendapat bahwa gaya bahasa adalah ekspresi linguistis, baik dalam puisi maupun prosa(cerpen, novel, drama). Gaya bahasa yang menjadi unsur pokok dalam sebuah karya sasta untuk mencapai keindahan.

(11)

Gaya Bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca.()Prof. DR. Henry Guntur Tarigan 1986 : 5)

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkankesan dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu hal lain yang umum. Gaya bahasa bisa dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan dan gaya bahasa perulangan. Setiap kelompok memiliki jenis-jenis gaya bahasa tersendiri. (http:// mulanovich.blogspot.com/2013/01/ kumpulan-majas-gaya bahasa-beserta contohnya )

Dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah pemakaian atau penggunanaan bahasa secara indah dan bermakna sehingga pengguna bahasa dapat memahami makna sehingga mereka tertarik untuk memakai.

Adapun beberapa macam gaya bahasa di antarnya yaitu yaitu:

a. Gaya bahasa perumpamaan (simile)

Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama (Prof. DR. Henry Guntur Tarigan 1986 : 9). Perumpamaan secara eksplisit

(12)

dinyatakan dengan kata seperti, bak, bagai, ibarat, laksana, umpama atau diberi awalan se-. Contoh: Seperti air dengan minyak yang berarti tidak pernah bisa rukun atau bersatu.

b. Majas Hiperbola

Hiperbola merupakan gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan sesuatu keadaan secara berlebihan daripada sesungguhnya Sutejo (2010: 29). Hiperbola adalah jenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atua sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya, yang melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat ( Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan 1986: 55 ). Sehingga mengakibatkan orang yang membaca merasa penasaran dan kadang juga mengakibatkan keterkejutan.

Contoh : Serasa nadiku putus ketika kau menolak cintaku.

c. Personifikasi

Personifikasi yaitu jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak (Prof.DR. Henry Guntur Tarigan 1986 : 17). Gaya bahasa menyatakan suatu benda mati yang seolah-olah menjadi hidup seperti manusia. Sehingga dapat dibanyangka bahwa benda tersebut hidup.

(13)

Contoh : bulanpun tersenyum melihat kebahagiaan saya dimalam ini.

Pada contoh diatas bila dilogika oleh akal pikiran tidak mungkin bulan bisa tersenyum akan tetapi bulan bersinar terang.

d. Metafora

Gaya bahasa berbandingan yang menggunakan kata pembanding. Yaitu membuat perbandingan antara dua hal atau benda untuk menciptakan suatu kesan mental yang hidup walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit. (Prof.DR. Henry Guntur Tarigan 1986 :15).

Dalam lirik lagu yang diciptakan dhimas Tedjo majas ini digunakan untuk membandingga suatu keadaan, dan setrata sosial.

Contoh : dia anak emas pamanku

maknanya dia yang disebut merupakan anak yang diperhatikan lebih.

e. Alegori

Alegori berasal dari bahasa yunani allegorein yang berarti “ berbicara secara kias”, alegori adalah cerita yang dikisahkan dalam lambang-lambang yang mengandung sifat-sifat moral atau spiritual manusia, yang biasanya berupa cerita yang panjang. Alegori biasanyan dikisahkan dalam lambang-lambang, merupakan metafora yang

(14)

diperluas dan berkesinambungan, tempat atau wadah obyek-obyek atau gagasan-gagasan yang diperlambangkan.

Gaya bahasa ini merupakan cerita kiasan ataupun lukisan kiasan.Adapun cerita lukisan ini mengiaskan hal lain atau kejadian yang lain, biasanya menganding sifat-sifat moral manusia. Contoh: mendayung bahtera rumah tangga, dan contohnya bisa berupa puisi.

f. Klimaks

Kata klimaks berasal dari bahasa yunani klimax yang berarti “tangga”. Klimaks adalah Jenis gaya bahasa penegasan dan menyatakan hal berturut- berturut, makin lama makin memuncak intensitasnya.

g. Repetisi

Gaya bahasa penegasan dengan jalan mengulang sepatah kata berkali-kali dalam kalimat yang lain biasanya dipergunakan oleh ahli retorika (orator).Sutedjo (2010:31)

Contoh: Seringkali kamu ingkar janji

Seringkali kamu berbohong kepadaku

Setiap karya sastra memiliki gaya bahasa atau majas sendiri-sendiri berdasarkan pengarang itu sendiri-sendiri. Semua iti untuk mencapai

(15)

sebuah keindahan gaya bahasa sebagai unsur yang pokok dalam sebuah karya sastra.

G. METODE PENELITIAN

Metode Penelitian adalah cara, alat, prosedur dan tekhnik yang dipilih dalam melakukan penelitian. Metode adalah cara untuk mengamati atau menganalisis suatu fenomena, sedangkan metode penelitian mencakup kesatuan dan serangkaian prosespenentuan kerangka pikiran, perumusan masalah, penentuan sampel data, tekhnik pengumpulan data dan analisis data (Edi Subroto, 1992:31)

1. Sifat penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu data yang diteliti berupa kata-kata, kalimat-kalimat, wacana, gambar-gambaran/foto, catatan harian, memorandum, video/tape,. Data yang bersifat deskriptif itu peneliti melakukan analisis data untuk membuat generalisasi atau kesimpulan umum yang merupakan sistem atau kaidah yang bersifat mengatur atau gambaran dari orang-orang yang dijadikan subyek peneliti (Edi Subroto, 1992:7)

Pada penelitian ini digunakan metode yang telah dipaparkan diatas karena berwujud kata-kata dalam lirik lagu campursari ciptaan Dhimas tedjo. Karena dalam lirik lagu tersebut ada unsur stilistika

(16)

seperti persamaan bunyi (purwakanthi) diksi atau pilihan kata dan gaya bahasa.

2. Alat penelitian

Alat penelitian yang digunakan peneliti untuk meneliti yaitu alat peneliti utama dan alat pneliti bantu. Alat peneliti utama yaitu peneliti itu sendiri yang mempunyai peran penting dalam penelitian, yaitu peneliti langsung meneliti dan menganalisis data yang berupa lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo. Alat bantu yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kertas volio, bolpoin. Alat bantu elektronik yang digunakan berupa laptop,printer, dan flashdisk.

3. Data dan sumber data

Data adalah bahan penelitian, atau lebih tepatnya bahan jadi penelitian (Sudaryanto, 1990:9). Data pada penelitian ini berupa data kualitatif karena data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data tulis yaitu kumpulan lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo yang di dalamnya terdapat diksi (pilihan kata), persamaan bunyi (purwakanthi) dan gaya bahasa (majas).

Sumber data yang digunakan oleh peneliti yaitu sumber data berupa dokumen yang berisi tentang kumpulan lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo. Dalam dokumen itu berupa 4 album Dhimas Tedjo yang berisi ± 40 lagu dengan tiga pengarang, akan tetapi

(17)

peneliti hanya menggunakan 10 lagu ciptaan Dhimas Tedjo yang terdapat dalam tiga album Dhimas Tedjo dikarenakan dengan jumlah itu data yang didapat sudah banyak dan cukup unrtuk sebuah skripsi.

Adapun contoh data yang menggunakan purwakanthi: Asonansi / a /

Ombak ing banyu segara Ombak di air laut

Mbak kumambak saya katon nggodha

Berdebur-debur semakin kelihatan menggoda

mbalung janur sak upama Tulang daun kelapa seupama

enggal kundhur paringa usada Cepat pulang berilah obat

pada data di atas terdapat purwakanthi swara / a / pada kata segara, nggodha, upama, dan usada dimaksudkan agar karya sastra menjadi lebih indah, lebih menarik dan enak untuk didengar, dan mudah di pahami oleh penikmat.

4. Metode pengumpulan data

Metode adalah serangkaian proses penentuan kerangka pikiran, perumusan hipotesis atau perumusan masalah, penentuan populasi, penentuan sampel, data,tekhnik pemerolehan data dan analisis data (Edi Subroto. 1992: 31). Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan metode simak, yaitu metode pengumpulan data dengan menyimak pengguna bahasa (Sudaryanto, 1993: 133). Dalam penelitian ini metode simak sekaligus sebagai

(18)

tekhnik pustaka karena peneliti melakukan penyimakan terhadap sebuah karya sastra yang berupa lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo.

Langkah selanjutnya menggunakan tekhnik catat, peneliti melakukan pencatatan lirik lagu Dhimas Tedjo setelah melakukan penyimakan terhadap data dokumentasi. Setelah mencatat lirik lagu, peneliti mengklasifikasikan data berdasarkan persamaan bunyi ( Purwakanthi ), diksi atau pilihan kata, dan gaya bahasa yang terdapat pada kumpulan lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo.

5. Metode Analisis Data

Analisis Data merupakan upaya sang peneliti menengani langsung masalah yang terkandung pada data. Penggunaan itu tampak pada adanya tindakan mengamati yang segera diikuti dengan “membedah” atau mengurai dan memburaikan masalah yang bersangkutan cara-cara khas tertentu (Sudaryanto, 1993:6).

Untuk menganalisis data menggunakan dua metode yaitu metode distribusional dan metode padan. Metode distribusional adalah metode yang unsur penentunya dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Metode distribusional digunakan untuk menganalisis diksi atau pilihan kata pada lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo. Metode padan adalah yang alat penentunya sesuatu yang bersifat luar bahasa yang tidak terkait dengan bahasa. Alat penentu

(19)

metode ini berupa referent bahasa, organ atau alat ucap tertentu, bahasa lain, perekam atau pengawet bahasa(tulisan), dan lawan bicara (Edi Subroto, 1992: 62). Metode padan dalam penelitian digunakan untuk meneliti gaya bahasa dan pecitraan yang terdapat dalam kumpulan lirik lagu campursari ciptaan Dhimas Tedjo.

6. Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Peneliti dalam penyajian analisis data menggunakan dua metode yaitu metode formal dan metode informal. Metode formal yaitu penyajian hasil data menggunakan lambang dan tanda-tanda, seperti: tanda kurung biasa ((...)), tanda garis miring ( / ). Metode informal yaitu penyajian hasil data berupa kata-kata biasa atau sederhana srhingga mudah dipahami (Sudaryanto, 1993: 145). Kedua metode itu digunakan peneliti agar hasil penelitiannya dapat dan mudah dipahami, dimengerti dan dapat dimanfaatkan untuk penelitian selanjutnya. Karena dengan metode informal yang menggunakan kata-kata hasil penelitian mudah untuk ditangkap oleh si pembaca.

Referensi

Dokumen terkait

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka berupa keterangan-keterangan yang secara

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari lembaga yang terlibat dalam objek penelitian yaitu pada

36 Dan penelitian kualitatif dilakukan terhadap data yang berupa informasi tentang pelaksanaan menajemen stategik kehumasan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat

3. Lagu atau musik merupakan satu karya cipta yang utuh, jadi unsur melodi, lirik, aransemen, dan notasi, bukan merupakan ciptaan yang berdiri sendiri. Perlu disadari,

Pendekatan konseptual dalam penelitian ini digunakan untuk memecahkan isu hukum yang diteliti khususnya mengenai solusi bagi perlindungan hak cipta terhadap lagu

Bab penyajian data membahas tentang metode yang digunakan dalam penelitian, lokasi atau tempat penelitian dilaksanakan, sumber data yang digunakan dalam

Selanjutnya pada Judul lagu yang berbeda lagi namun masih dalam buku berjudul Kumpulan terlengkap lagu wajib nasional yang disusun Harris S Yulianto, Peneliti

Data dalam penelitian ini berupa data tulis yang meliputi semua satuan bahasa (fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat) yang terdapat pada teks têmbang Dhandhanggula bait