• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 15 Rencana Strategis 26 Perencanaan Kinerja Tahun Pengukuran Kinerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 15 Rencana Strategis 26 Perencanaan Kinerja Tahun Pengukuran Kinerja"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 iii

BAB 3

AKUNTABILITAS KINERJA

37

38 Capaian Kinerja 74 Realisasi Anggaran

77 Kinerja dan Capaian Lainnya 80 Evaluasi Kinerja

BAB 4

74

LIMA TAHUN BADAN

EKONOMI KREATIF

BAB 4

LIMA TAHUN BEKRAF

85

85 Target, Realisasi dan Capaian 2015 - 2019 88 Program/Kegiatan Badan Ekonomi Kreatif 2015-2019

BAB 5

PENUTUP

96

BAB 2

PERENCANAAN KINERJA

14

15 Rencana Strategis

26 Perencanaan Kinerja Tahun 2019 34 Pengukuran Kinerja

DAFTAR IS

I

1

PENDAHULUAN

BAB 1

2 Latar Belakang

(5)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 iv

Hal

11 Tabel 1.1 Distribusi SDM Badan Ekonomi Kreatif 25 Tabel 2.1 Subsektor Unggulan dan Subsektor Prioritas

26 Tabel 2.2 Target Sasaran Strategis Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2019 29 Tabel 2.3 Prioritas Nasional dan Rencana Kerja Tahunan 2019

33 Tabel 2.4 Anggaran Prioritas Nasional Badan Ekonomi Kreatif 2019 36 Tabel 2.5 Predikat Nilai Capaian Kinerja

39 Tabel 3.1 Target dan Realisasi Sasaran Strategis 39 Tabel 3.2 Pertumbuhan Sub-Bidang Ekonomi Kreatif

41 Tabel 3.3 Kegiatan Prioritas Nasional yang Mendukung Pertumbuhan PDB Ekraf

43 Tabel 3.4 Jumlah SDM Ekonomi Kreatif yang Diedukasi

45 Tabel 3.5 Daftar Penerima Bantuan Revitalisasi Infrastruktur Fisik dan Sarana Ruang Kreatif Direktorat Fasilitasi Infrastruktur Fisik Tahun Anggaran 2019

49 Tabel 3.6 Kegiatan Fasilitasi Pelaku Ekonomi Kreatif T.A. 2019 Direktorat Fasilitasi Infrastruktur Fisik

51 Tabel 3.7 Daftar Kerja Sama yang Diimplementasikan di Dalam Negeri 53 Tabel 3.8 Pelaku Ekonomi Kreatif yang Mendapatkan Fasilitasi Promosi

Dalam Negeri

56 Tabel 3.9 Rekapitulasi Jumlah Kegiatan Kerjasama Luar Negeri yang Memiliki Potensi Ekonomi di Sektor Ekonomi Kreatif

60 Tabel 3.10 Jumlah Pelaku Ekraf yang Difasilitasi Infrastruktur Fisik 63 Tabel 3.11 Distribusi Tenaga Kerja Menurut Subsektor Ekraf

63 Tabel 3.12 Kegiatan Prioritas Nasional yang Mendukung Penyerapan Tenaga Kerja Ekraf

66 Tabel 3.13 Kegiatan Fasilitasi Pre-Startup

(6)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 v

Hal

67 Tabel 3.14 Fasilitasi Sertifikasi Profesi bagi Pelaku Ekonomi Kreatif 68 Tabel 3.15 Nilai Ekspor Ekonomi Kreatif 2015-2018

68 Tabel 3.16 Kegiatan Prioritas Nasional Peningkatan dan Pemanfaatan Akses Pasar serta Efektivitas Promosi

69 Tabel 3.17 Jenama yang Difasilitasi Pameran/Roadshow Luar Negeri 73 Tabel 3.18 Perbandingan Realisasi Sasaran Strategis dalam Beberapa

Tahun

74 Tabel 3.19 Realisasi Menurut Program 75 Tabel 3.20 Realisasi Menurut Jenis Belanja 76 Tabel 3.21 Realisasi Menurut Eselon Satu 86 Tabel 4.1 Sasaran Strategis 2015 – 2019 97 Tabel 5.1 Capaian Sasaran Strategis 2019

(7)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 vi

Hal

4 Gambar 1.1 Amanat Presiden saat Peluncuran Badan Ekonomi Kreatif 5 Gambar 1.2 Pelantikan Bapak Triawan sebagai Kepala Bekraf oleh

Presiden Joko Widodo

7 Gambar 1.3 Pihak Pemangku Kepentingan Badan Ekonomi Kreatif 10 Gambar 1.4 Struktur Organisasi Badan Ekonomi Kreatif

17 Gambar 2.1 Penjabaran Sasaran Pembangunan Badan Ekonomi Kreatif 18 Gambar 2.2 Proses Bisnis Badan Ekonomi Kreatif

23 Gambar 2.3 Cascading Badan Ekonomi Kreatif

35 Gambar 2.4 Pemetaan Bidang Usaha Ekonomi Kreatif dalam Sektor PDB 40 Gambar 3.1 Pertumbuhan Kontribusi Ekraf terhadap PDB Indonesia 43 Gambar 3.2 Kegiatan BIGGER dalam Big Data Ekonomi Kreatif 44 Gambar 3.3 Kegiatan IKKON

44 Gambar 3.4 Kegiatan Bekraf Festival 2019 44 Gambar 3.5 Kegiatan ORBIT 2019

48 Gambar 3.6 Penerima Bantuan Pemerintah 2019

51 Gambar 3.7 Seleksi dan Pemilihan Kabupaten/Kota (KaTa Kreatif) Indonesia 2019

53 Gambar 3.8 Penandatanganan MoU Bekraf dengan Pemda dan Asosiasi 53 Gambar 3.9 Kegiatan Konfig Kreatif

55 Gambar 3.10 Trade Expo Indonesia (TEI) 55 Gambar 3.11 Kreatifood Expo 2019

56 Gambar 3.12 Penandatanganan MoU Bekraf dengan WIPO dalam Pengembangan Kekayaan Intelektual di Jenewa, Swiss 57 Gambar 3.13 Kegiatan Awarding Deureuham 2019

57 Gambar 3.14 Tahapan Kegiatan Deureuham 2019

(8)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 vii

Hal

58 Gambar 3.15 Kegiatan Food Startup Indonesia

59 Gambar 3.16 Kegiatan Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) 61 Gambar 3.17 Kegiatan Fasilitasi Infrastruktur Fisik

61 Gambar 3.18 Pelaksanaan Kegiatan Bekraf Creative Labs (BCL) 2019 64 Gambar 3.19 Kegiatan Sosialisasi dan Fasilitasi Pendaftaran HKI 65 Gambar 3.20 Kegiatan Sosialisasi dan Fasilitasi Pendaftaran HKI 65 Gambar 3.21 Sebaran Kegiatan Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual 66 Gambar 3.22 Kegiatan Fasilitasi Pre-Startup

68 Gambar 3.23 Fasilitasi Sertifikasi Profesi bagi Pelaku Ekonomi Kreatif 72 Gambar 3.24 Fasilitasi Produk Ekonomi Kreatif yang Dipamerkan/

Roadshow Luar Negeri

77 Gambar 3.25 Proses Penyusunan Undang-Undang Ekonomi Kreatif 78 Gambar 3.26 Proses Persiapan Menuju Ambon Kota Musik

79 Gambar 3.27 Piagam Penghargaan RUP Terbaik

79 Gambar 3.28 Sertifikat Standar Pengelolaan Kepatuhan 81 Gambar 3.29 Profil Responden Hasil Evaluasi Internal

81 Gambar 3.30 Perkembangan Usaha dari Responden Hasil Evaluasi Internal 89 Gambar 4.1 Persebaran Daerah IKKON 2016-2019

90 Gambar 4.2 Infografis Bekraf Festival 91 Gambar 4.3 Infografis Bantuan Pemerintah 92 Gambar 4.4 Infografis PMK3I dan KaTa Kreatif 93 Gambar 4.5 Infografis Bekraf for Pre-Startup

93 Gambar 4.6 Infografis Sosialisasi dan Fasilitasi Pendaftaran HKI

DAFTAR GAMBAR

(9)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 viii

Hal

94 Gambar 4.7 21 Bali Agenda yang dihasilkan pada WCCE

95 Gambar 4.8 Kegiatan World Conference on Creative Economy (WCCE)

DAFTAR GAMBAR

(10)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 ix

Hal

11 Grafik 1.1 Komposisi SDM PNS BEKRAF menurut Pendidikan 12 Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kreatif

32 Grafik 2.1 Pagu Anggaran Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2019 40 Grafik 3.1 Perkembangan PDB Nasional vs PDB Ekraf

58 Grafik 3.2 Persebaran Penyaluran Permodalan Ekonomi Kreatif Tahun 2019

62 Grafik 3.3 Perkembangan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 84 Grafik 3.4 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

87 Grafik 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Kreatif 2015-2019 88 Grafik 4.2 Penyerapan Tenaga Kerja 2015-2019 88 Grafik 4.3 Nilai Ekspor Produk Kreatif 2015-2019

98 Grafik 5.1 Realisasi Anggaran Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2019

DAFTAR GRAFIK

(11)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 x

Program Nawacita adalah 9 agenda prioritas Pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang digagas untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Keberadaan Badan Ekonomi Kreatif (Badan Ekonomi Kreatif) sangatlah berperan dalam mendukung terwujudnya beberapa agenda program Nawacita, diantaranya yaitu:

 Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, terpercaya;

 Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;  Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.

Badan Ekonomi Kreatif pada tahun 2019 diamanatkan untuk mendukung Prioritas Nasional nomor 3 yaitu Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja melalui Pertanian, Industri, Pariwisata dan Jasa Produktif Lainnya yang terbagi dalam 3 Program Prioritas yaitu (1) Peningkatan Nilai Tambah/Efisiensi Jasa Produktif; (2) Percepatan Peningkatan Keahlian Tenaga Kerja; dan (3) Pengembangan IPTEK dan Inovasi untuk Meningkatkan Produktivitas.

Hal ini dijabarkan melalui Visi, Misi dan Tujuan Badan Ekonomi Kreatif yang ditetapkan sebagai berikut:

Visi: “Ekonomi Kreatif Sebagai Tulang Punggung Perekonomian Nasional” Sedangkan dalam mencapai Visi tersebut, Badan Ekonomi Kreatif telah menetapkan Misi: “Membangun Ekosistem dan Memberdayakan Pelaku Ekonomi Kreatif” Dalam rangka mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi Badan Ekonomi Kreatif, maka tujuan yang harus dicapai adalah:

1. PDB ekonomi kreatif makin besar

2. Jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif makin besar 3. Nilai ekspor produk/jasa ekonomi kreatif meningkat

Tujuan yang hendak dicapai merupakan penjabaran dari visi diatas yaitu: (1) PDB ekonomi kreatif makin besar, untuk itu pertumbuhan ekonomi kreatif harus tinggi, dan bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional agar kontribusinya dapat terus meningkat; (2) Jumlah tenaga kerja di bidang ekonomi kreatif terus makin besar sebagai sumbangannya dalam pengurangan pengangguran nasional;

(12)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 xi

serta (3) Nilai ekspor bruto produk dan jasa ekonomi kreatif meningkat sebagai sumbangannya terhadap pengumpulan devisa nasional.

Terwujudnya Produk Kreatif Indonesia yang dikenal dan digemari di Pasar Global. Sesuai dengan Rencana Strategis 2015-2019, maka Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2019 ini merupakan Laporan Kinerja kelima, yang menyajikan perbandingan antara capaian kinerja (result) dengan Rencana Kinerja (performance plan) dan informasi kinerja selama tahun 2019.

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2019, mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Laporan Kinerja ini mempunyai fungsi utama sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh pemangku kepentingan (Presiden, Instansi Pemerintah Pusat dan Pelaku/Industri Ekonomi Kreatif) juga merupakan sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Adanya kedua fungsi utama ini memperjelas bahwa informasi yang tertuang dalam Laporan Kinerja tahun 2019 harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal.

Laporan Kinerja ini secara garis besar berisikan informasi mengenai rencana kinerja dan capaian kinerja yang telah dicapai selama tahun 2019. Rencana Kinerja (performance plan) 2019 dan Perjanjian Kinerja 2019 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2019 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis 2015-2019 Badan Ekonomi Kreatif. Sementara itu, capaian kinerja (performance result) menggambarkan capaian sasaran strategis beserta indikator kinerjanya yang didukung oleh seluruh program/kegiatan yang diarahkan bagi pemenuhan target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja 2019.

Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2019 menunjukkan bahwa Badan Ekonomi Kreatif telah mencapai target. Hal ini bisa dilihat pada tabel berikut :

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Sasaran Strategis Target Realisasi *)

Capaian % 1 Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif (%) 5,30 5,10 96,23 2 Penyerapan Tenaga Kerja

Serapan Tenaga Kerja

(juta orang) 17,20 19,01 110,52 3 Nilai Ekspor Produk

Kreatif

Nilai Ekspor Bruto

(Miliar USD) 21,50 22,06 102,60 *) Data sementara BPS per tanggal 31 Desember 2019

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Sasaran Stategis 1) Pertumbuhan PDB dengan Indikator Kinerja Utama Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif dari target 5,30% dan realisasi 5,10% sehingga capaiannya adalah 96,23%. Sasaran Stategis 2)

(13)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 xii

Penyerapan Tenaga Kerja dengan Indikator Kinerja Utama Serapan Tenaga Kerja dari target 17,20 juta orang dan realisasi 19,01 juta orang sehingga capaiannya adalah 110,52%. Sasaran Stategis 3) Nilai Ekspor Produk Kreatif dengan Indikator Kinerja Utama Nilai Ekspor Bruto dari target 21,50 Miliar USD Realisasi 22,06 Miliar USD sehingga capaiannya adalah 102,60%.

Pada tahun 2019 Badan Ekonomi Kreatif mendapat anggaran sebesar Rp657.151.214.000 (Enam Ratus Lima Puluh Tujuh Miliar Seratus Lima Puluh Satu Juta Dua Ratus Empat Belas Ribu Rupiah). Dari pagu tersebut, terealisasi sebesar Rp595.577.623.225 (Lima ratus sembilan puluh lima miliar lima ratus tujuh puluh tujuh juta enam ratus dua puluh tiga ribu dua ratus dua puluh lima rupiah) atau 90,63%. Realisasi anggaran tahun 2019 mengalami peningkatan dari tahun 2018 sebesar 87,93%.

Komitmen yang kuat dari Pimpinan dan seluruh aparatur Badan Ekonomi Kreatif untuk memfokuskan pemanfaatan sumber daya, dana dan organisasi dalam melaksanakan program yang telah ditetapkan di Rencana Strategis 2015-2019 dan Rencana Kerja Tahun 2019 serta pemangku kepentingan yang telah bersama-sama memajukan ekonomi kreatif merupakan salah satu kunci penentu keberhasilan ini.

(14)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 1

BAB I PENDAHULUAN

Latar

Belakang

Profil dan Sejarah Singkat

Tugas dan Wewenang

Pemangku Kepentingan

Struktur Organisasi

Sumber Daya Badan Ekonomi

Kreatif

Isu Strategis Ekonomi Kreatif

Sekilas Badan

Ekonomi Kreatif

(15)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 2

A. LATAR BELAKANG

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang pariwisata. Hal ini tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif.

Salah satu prioritas pembangunan nasional setelah reformasi yakni pelaksanaan reformasi birokrasi sesuai dengan Grand Design Reformasi Birokrasi Indonesia yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010. Dalam grand design ini ditetapkan bahwa sasaran yang hendak dicapai dari reformasi birokrasi yakni: (1) terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme; (2) meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat; dan (3) meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Badan Ekonomi Kreatif telah melaksanakan reformasi birokrasi berdasarkan Keputusan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 68 Tahun 2019 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019 di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif.

Pelaksanaan grand design tersebut di setiap instansi pemerintah dilaporkan dalam bentuk laporan kinerja pemerintah sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam laporan ini, instansi mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Selanjutnya, Perpres ini dilengkapi dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif ini disusun dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang disebut di atas dan Peraturan Badan Ekonomi Kreatif Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja serta Rencana Strategis Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Tahun 2015-2019 yang telah dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja. Selanjutnya, laporan ini akan diikuti oleh laporan kinerja unit organisasi eselon satu dan dua di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif. Untuk memperjelas urusan yang ditangani Badan Ekonomi Kreatif, maka ekonomi kreatif didefinisikan sebagai perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan/atau teknologi. Nilai tambah diwujudkan dalam rantai nilai yang dimulai dari proses kreasi ke produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi yaitu:

(16)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 3

B. SEKILAS BADAN EKONOMI KREATIF

1) Profil dan Sejarah Singkat

Upaya Pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia ditandai dengan diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, yang dilanjutkan dengan terbitnya buku Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia tahun 2009-2025 oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Selanjutnya pada tahun 2012, urusan pengembangan ekonomi kreatif diberikan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang dilaksanakan di dua unit kerja eselon satu yaitu: Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya (EKSB) dan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek (EKMDI). Ekonomi kreatif dinilai merupakan suatu sektor ekonomi baru yang dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan, bahkan kedepan harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Hal ini diungkap oleh Presiden Jokowi saat peluncuran Perpres tentang Badan Ekonomi Kreatif tanggal 4 Agustus 2015, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar di bawah ini:

(17)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 4 Gambar 1.1 Amanat Presiden saat Peluncuran Badan Ekonomi Kreatif

Visi inilah mendorong Pemerintahan Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla membentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sebagai lembaga yang berdiri sendiri melalui Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif yang diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif.

2) Tugas dan Wewenang

Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 menetapkan bahwa Badan Ekonomi Kreatif adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang pariwisata, dengan pimpinan tertinggi disebut Kepala yang

bertugas membantu Presiden dalam merumuskan, menetapkan,

mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer; arsitektur; desain interior; desain komunikasi visual; desain produk; fashion; film, animasi, dan video; fotografi; kriya; kuliner; musik; penerbitan; periklanan; seni pertunjukan; seni rupa; dan televisi dan radio.

(18)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 5 Gambar 1.2 Pelantikan Bapak Triawan sebagai Kepala Bekraf oleh Presiden Joko Widodo

Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Badan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio;

b. perancangan dan pelaksanaan program ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio;

(19)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 6

c. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan kebijakan dan program ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan dan program ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio;

e. pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan kepada semua pemangku kepentingan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio;

f. pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dengan Lembaga Negara, Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pemerintah Daerah, dan pihak lain yang terkait; dan

g. pelaksanaan fungsi lain yang ditugaskan Presiden yang terkait dengan ekonomi kreatif.

Agar ekonomi kreatif dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional, maka Badan Ekonomi Kreatif bertugas membangun ekosistem ekonomi kreatif yang kondusif bagi pengembangan usaha ekonomi kreatif dengan:

1. Melakukan riset, edukasi, dan pengembangan ekonomi kreatif;

2. Mengembangkan akses permodalan bagi pelaku dan usaha ekonomi kreatif; 3. Memfasilitasi pelaku dan usaha ekonomi kreatif dengan infrastruktur yang

diperlukan;

4. Mengembangkan pemasaran produk ekonomi kreatif baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri;

5. Memfasilitasi pelaku dan usaha ekonomi kreatif memperoleh dan menegakkan Hak Kekayaan Intelektual atas kreasinya, serta membangun regulasi yang diperlukan;

6. Membangun hubungan kelembagaan dari semua pemangku kepentingan baik di dalam negeri maupun dengan pihak luar negeri.

(20)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 7

3) Pemangku Kepentingan

Pemangku kepentingan utama dalam hal penerima manfaat kehadiran Badan Ekonomi Kreatif adalah masyarakat pelaku dan usaha ekonomi kreatif yaitu mereka atau usaha yang mewujudkan nilai tambah ekonomi dari kreasi atau ide sebagaimana didefinisikan pada bagian pendahuluan di atas.

Pemangku kepentingan dari pihak Pemerintah adalah kementerian, lembaga dan pemerintah daerah serta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)/Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang menurut tugas dan fungsinya relevan dengan pengembangan ekonomi kreatif.

Pemangku kepentingan dari pihak di luar pemerintah mencakup lembaga pendidikan, asosiasi pelaku ekonomi kreatif, pemerhati ekonomi kreatif, media, dan lembaga non pemerintah baik domestik maupun internasional, serta badan usaha.

Gambar 1.3 Pihak pemangku kepentingan Badan Ekonomi Kreatif

Badan

Ekonomi

Kreatif

Pelaku dan Usaha Ekonomi Kreatif Kementerian /Lembaga, Pemda dan DPR/DPRD Lembaga pendidikan, Media, Lembaga non Pemerintah dan Badan Usaha

(21)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 8

4) Struktur Organisasi

Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 dalam Pasal 4 menetapkan bahwa struktur organisasi Badan Ekonomi Kreatif adalah sebagai berikut:

a. Kepala; b. Wakil Kepala; c. Sekretariat Utama;

d. Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan; e. Deputi Akses Permodalan;

f. Deputi Infrastruktur; g. Deputi Pemasaran;

h. Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi; i. Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah.

Pasal 40 Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 menetapkan bahwa Kepala diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, dan dalam Pasal 45 disebutkan bahwa Kepala diberikan hak keuangan, administrasi dan fasilitas lainnya paling tinggi setingkat menteri.

Badan Ekonomi Kreatif telah meningkatkan kapasitas struktur organisasi yaitu dengan terbitnya Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif. Dalam struktur organisasi yang ditetapkan, setiap Deputi membawahi dua Direktorat, yang masing-masing Direktorat membawahi dua Sub Direktorat. Tiap Deputi dan Direktorat membawahi Sub Bagian Tata Usaha. Sub Bagian Tata Usaha Deputi, berada di bawah Sekretariat Utama, namun tugas dan fungsinya berada di bawah Deputi. Sekretariat Utama membawahi tiga Biro yaitu Biro Perencanaan dan Keuangan, Biro Hukum dan Komunikasi Publik, dan Biro Umum dan Kepegawaian serta Inspektorat. Masing-masing Biro membawahi tiga Bagian, dan setiap Bagian membawahi dua Sub Bagian. Khusus Biro Umum dan Kepegawaian membawahi empat Bagian.

Inspektorat adalah unsur pengawas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan dan secara administrasi dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama. Inspektorat membawahi Sub Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional sebagai Auditor. Inspektorat saat ini baru memiliki 1 (satu) tenaga auditor, dan 7 (tujuh) orang telah lulus diklat auditor namun belum dilantik, serta 2 (dua) tenaga auditor lainnya merupakan perbantuan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Tahun 2019, terjadi perubahan nomenklatur Badan Ekonomi Kreatif berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2019 tanggal 23 Oktober 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara menetapkan bahwa Badan Ekonomi

(22)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 9

Kreatif bergabung kembali dengan Kementerian Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 113/P/2019 tanggal 23 Oktober 2019 tentang Pembentukan Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024, menetapkan Wishnutama Kusubandio sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2019 tanggal 23 Oktober 2019 tentang Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dijabat oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sekretaris Utama dijabat oleh Sekretaris Kementerian. Namun pelaksanaan program dan anggaran Badan Ekonomi Kreatif masih dilaksanakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2019.

Berikut ini struktur organisasi Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2019 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif:

(23)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 10 Gambar 1.4 Struktur Organisasi Badan Ekonomi Kreatif

(24)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 11

5) Sumber Daya Badan Ekonomi Kreatif

Sampai dengan akhir tahun 2019, Badan Ekonomi Kreatif mempunyai sumber daya manusia sebanyak 201 orang PNS, 7 orang Non PNS, 99 orang CPNS dan pada saat ini tingkat staf sebagian besar diisi oleh Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri sebanyak 265 orang dan Pramubhakti sebanyak 36 orang.

No.

Pegawai Badan Ekonomi Kreatif

Jumlah (Orang)

1 PNS 201

2 NON PNS 7

3 CPNS 99

4 PPNPN 264

5 PRAMUBHAKTI 36

Tabel 1.1 Distribusi SDM Badan Ekonomi Kreatif

Grafik 1.1 Komposisi SDM PNS Badan Ekonomi Kreatif Menurut Pendidikan

S3; 11 S2; 59 S1; 213 DIV; 2 D3; 19 -50 0 50 100 150 200 250 0 1 2 3 4 5 6

Jenjang Pendidikan SDM PNS Badan Ekonomi Kreatif

Series1

(25)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 12

6) Isu Strategis Ekonomi Kreatif

Faktor pendorong utama dibentuknya Badan Ekonomi Kreatif adalah untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Namun kenyataannya pertumbuhan ekonomi kreatif melambat yaitu dari 6,33% tahun 2011, 5,72% tahun 2012, 5,75% pada tahun 2013, 5,19% pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 hanya tumbuh 4,38%. Bila tidak ada intervensi Pemerintah, dikhawatirkan pertumbuhan ekonomi kreatif akan terus melambat. Dengan adanya intervensi Pemerintah diharapkan pertumbuhan ekonomi kreatif kembali meningkat sejalan dengan pertumbuhan PDB yang juga makin baik, namun tidak cukup untuk mampu meningkatkan kontribusi ekonomi kreatif dalam perekonomian nasional karena pertumbuhannya tetap di bawah pertumbuhan PDB.

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kreatif

Sebagai tulangpunggung perekonomian nasional, isu yang juga melekat dengan pertumbuhan adalah penyerapan tenaga kerja oleh usaha-usaha ekonomi kreatif untuk membantu penurunan tingkat pengangguran nasional. Isu lain yang melekat yakni dukungan ekonomi kreatif dalam meningkatkan devisa nasional.

Di tataran yang lebih teknis, isu strategis yang dihadapi pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja. Akselerasi pertumbuhan ekonomi kreatif memerlukan dukungan tenaga kerja yang memiliki mindset kreatif dan inovatif.

b. Kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah belum mendukung pengembangan ekonomi kreatif sepenuhnya. Kendala tersebut dihadapi oleh hampir semua pelaku kreatif di setiap subsektor ekonomi kreatif.

c. Sektor ekonomi kreatif belum banyak menarik investor untuk menanamkan modalnya. Sampai saat ini sektor tersebut masih dianggap belum memiliki daya tarik yang kuat untuk berinvestasi. Prospek bisnis di sektor ekonomi kreatif

(26)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 13

masih rendah dan dinilai masih berisiko tinggi sehingga sulit untuk mendapatkan pembiayaan perbankan.

d. Pengembangan ekonomi kreatif masih menghadapi sulitnya akses pasar produk kreatif. Hal ini disebabkan belum terbangunnya rantai distribusi produk kreatif Indonesia ke pasar dunia. Saat ini data pasar produk kreatif domestik maupun internasional belum terhimpun secara lengkap, akurat dan terkini.

e. Bahan baku yang dapat dimanfaatkan untuk produk kreatif masih terbatas, pemanfaatan sumber daya alam sebagai bahan baku alternatif bagi produk mode hanya sampai pada tahap eksperimentasi. Berbagai riset mengenai sumber daya alam Indonesia yang akan dijadikan bahan baku produk mode belum ada yang dipublikasikan/ dan belum ada pula yang diproduksi dalam jumlah besar. f. Ketersediaan infrastruktur dan teknologi merupakan persyaratan utama untuk

meningkatkan daya saing industri kreatif Indonesia. Namun demikian kondisi infrastruktur bagi ekonomi kreatif masih belum memadai.

g. Partisipasi dan sinergi para pemangku kepentingan secara keseluruhan belum cukup kuat. Koordinasi dan sinergi lintas kementerian/lembaga masih belum intensif, dan kreativitas belum menjadi prinsip utama dalam pembangunan nasional.

(27)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 14

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan

Kinerja Tahun

2019

Rencana

Strategis

(28)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 15

A. RENCANA STRATEGIS

Rencana Strategis (Renstra) Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2015-2019 telah ditetapkan melalui Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif RI Nomor 8 Tahun 2017 tentang Rencana Strategis Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2015-2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No.5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2015-2019. Renstra Badan Ekonomi Kreatif memuat mandat, tugas, fungsi dan kewenangan, peran, kondisi, potensi dan permasalahan, visi dan misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan dan strategi, sasaran program (outcome), kegiatan dan sasaran kegiatan (output), target capaian, serta pendanaan.

1) Visi, Misi dan Tujuan

Tujuan akhir yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi kreatif adalah menjadikan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung perekonomian nasional dalam rangka peningkatan kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Visi Badan Ekonomi Kreatif: Ekonomi Kreatif Sebagai Tulang Punggung Perekonomian Nasional.

Untuk mencapai tujuan akhir tersebut, jumlah unit usaha ekonomi kreatif harus makin besar dengan kemampuan mencipta dan menguasai nilai tambah yang makin besar. Untuk itu usaha-usaha ekonomi kreatif harus mampu menghasilkan produk/jasa yang unggul baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Tugas Badan Ekonomi Kreatif yakni membangun ekosistem ekonomi kreatif yang mampu mendorong: (1) lahirnya usaha baru ekonomi kreatif; (2) tumbuhnya usaha ekonomi kreatif yang ada; serta (3) menghasilkan produk yang unggul dengan citra (brand) yang dikenal di pasar global. Di samping membangun ekosistem, Badan Ekonomi Kreatif juga membangun pelaku ekonomi kreatif, yaitu memberdayakan mereka di tengah kompleksitas tatanan perekonomian dengan tingkat persaingan global yang makin intensif.

Misi Badan Ekonomi Kreatif: Membangun Ekosistem dan Memberdayakan Pelaku Ekonomi Kreatif.

VISI Ekonomi Kreatif Sebagai Tulang Punggung

Perekonomian Nasional MISI Membangun Ekosistem

dan Memberdayakan Pelaku Ekonomi Kreatif TUJUAN

1. PDB Ekraf Makin Besar 2. Jumlah Tenaga Kerja

Ekraf Makin Besar

3. Nilai Ekspor

Produk/Jasa Ekraf Meningkat

(29)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 16

Untuk melaksanakan misi tersebut, dilaksanakan dengan:

1. Melakukan riset, edukasi, dan pengembangan ekonomi kreatif;

2. Mengembangkan akses permodalan bagi pelaku dan usaha ekonomi kreatif; 3. Memfasilitasi pelaku dan usaha ekonomi kreatif dengan infrastruktur yang

diperlukan;

4. Mengembangkan pemasaran produk ekonomi kreatif baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri;

5. Memfasilitasi pelaku dan usaha ekonomi kreatif memperoleh dan menegakkan Hak Kekayaan Intelektual atas kreasinya, serta membangun regulasi yang diperlukan;

6. Membangun hubungan kelembagaan dari semua pemangku kepentingan baik di dalam negeri maupun dengan pihak luar negeri.

Tujuan yang hendak dicapai merupakan penjabaran dari visi diatas yaitu: (1) PDB ekonomi kreatif makin besar, untuk itu pertumbuhan ekonomi kreatif harus tinggi, dan bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional agar kontribusinya dapat terus meningkat; (2) Jumlah tenaga kerja di bidang ekonomi kreatif terus makin besar sebagai sumbangannya dalam pengurangan pengangguran nasional; serta (3) Nilai ekspor bruto produk dan jasa ekonomi kreatif meningkat sebagai sumbangannya terhadap pengumpulan devisa nasional.

1) Penjabaran Sasaran Badan Ekonomi Kreatif

Sasaran Strategis (SS) yang hendak dicapai Badan Ekonomi Kreatif: SS1: Meningkatnya Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif

SS2: Meningkatnya Jumlah Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif SS3: Meningkatnya Nilai Ekspor Bruto Produk Ekonomi Kreatif

Pencapaian Sasaran Strategis tersebut merupakan hasil dari upaya yang dilakukan oleh seluruh komponen bangsa, baik swasta maupun pemerintah, bukan hasil kerja Badan Ekonomi Kreatif semata. Sumbangan Badan Ekonomi Kreatif untuk mencapai Sasaran Strategis tersebut adalah: (1) membangun ekosistem yang kondusif bagi tumbuhnya usaha baru di bidang ekonomi kreatif, yang kondusif bagi berkembangnya usaha yang ada, serta mampu melahirkan produk kreatif yang unggul dengan brand yang dikenal di pasar domestik maupun global; serta (2) memberdayakan pelaku ekonomi kreatif. Inilah yang menjadi sasaran antara program pengembangan ekonomi kreatif menuju pencapaian Sasaran Strategis di atas. Pembangunan ekosistem ekonomi kreatif serta pemberdayaan pelaku ekonomi kreatif merupakan hasil dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh unit-unit kerja di Badan Ekonomi Kreatif menurut kedeputian. Sedangkan kegiatan di jajaran sekretariat memberikan dukungan manajemen terhadap pelaksanaan

(30)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 17

kegiatan di Badan Ekonomi Kreatif secara keseluruhan sebagaimana dijabarkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Penjabaran Sasaran Pembangunan Badan Ekonomi Kreatif

2) Proses Bisnis di Badan Ekonomi Kreatif

Kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun bersumber dari tiga hal, yaitu:

a. Kegiatan-kegiatan yang sudah terencana dan tercantum dalam Rencanan Strategis Badan Ekonomi Kreatif.

b. Kegiatan yang merupakan aspirasi dari pelaku ekonomi kreatif yang disampaikan langsung ke pimpinan tertinggi Badan Ekonomi Kreatif. Dalam kategori ini, termasuk kegiatan yang merupakan aspirasi daerah pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

c. Kegiatan yang diusulkan oleh pelaku ekonomi kreatif secara bottom-up dengan mengajukan proposal lewat mekanisme Satu Pintu. Dalam mekanisme ini, proposal dinilai oleh tim kurator dari kalangan professional dan ahli di bidangnya. Hasil penilaian ini, menjadi dasar bagi Badan Ekonomi Kreatif memutuskan apakah akan dipenuhi atau tidak.

1. Meningkatnya Pertumbuhan PDB Ekraf 2. Meningkatnya Tenaga Kerja Ekraf 3. Meningkatnya Nila Ekspor Bruto

PROGRAMDUKUNGAN MANAJEMEN Yang Sigap dan Akuntabel

1. Ekosisitem Ekraf yang lebih kondusif bagi: (a) penumbuhan Usaha Baru; (b)

pengembangan usaha yang ada; dan (c) lahirnya produkdengan brand global 2. Pelaku Ekraf yang lebih berdaya

PROGRAMPENGEMBANGAN EKRAF Innovatif, Tanggap, dan Koheren

D1 D2 D6 D3 D5 D4

Tersedianya hasil riset, data, pengembangan serta bertambahnya pelaku ekraf yang dilatih

Akses ke sumber permodalan yang lebih terbuka bagi pelaku ekraf

Jumlah dan kualitas infrastruktur fisik dan TIK bertambah

Berkembangnya Pemasaran produk Ekraf di dalam dan luar negeri

Jumlah pengakuan HKI meningkat dan jumlah pelaku ekraf yang disertifikasi meningkat Berkembangnya hubungan kelembagaan dan wilayah di dalam dan luar negeri

Terlaksananya layanan Perencanaan dan Keuangan Terlaksananya layanan Umum

dan Kepegawaian Terlaksananya layanan Hukum

Komunikasi Publik Terselenggaranya pengawasan

internal Bekraf (Inspektorat)

SASARAN STRATEGIS

SASARAN ANTARA

HASIL KEGIATAN UNIT KERJA ESELON SATU

(31)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 18

Forum pengelolaan dan koordinasi kegiatan di Badan Ekonomi Kreatif ada dua yaitu:

1. Rapat Pimpinan khusus Pejabat Eselon Satu, membahas kebijakan arah dan pelaksanaan kegiatan; dan

2. Rapat Koordinasi yang melibatkan Pejabat Eselon Satu dan Dua untuk membahas koordinasi kegiatan-kegiatan yang bersifat lintas kedeputian.

Jajaran Sekretariat Utama mengelola proses perencanaan dan penganggaran yang dilakukan bekerjasama dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas.

Kegiatan Badan Ekonomi Kreatif yang diterima pemangku kepentingan utama yaitu pelaku ekonomi kreatif dapat berupa:

a. Fasilitasi, pembinaan, bimbingan teknis, dan penyediaan sarana dan prasarana ekonomi kreatif;

b. Kebijakan dan regulasi untuk memperbaiki ekosistem ekonomi kreatif.

Gambar 2.2 Proses Bisnis Badan Ekonomi Kreatif

PETA PROSES PENGELOLAAN KEGIATAN BEKRAF

K EP A LA / W A K A EK O SI ST EM D A N P EL A K U E K R A F E SE LO N S A T U E SE LO N D U A SE TT A M A K EM K E U / B A P P E N A S MULAI Kebutuhan yg Terakomodasi dalam RENSTRA Aspirasi Melalui Top-down Aspirasi Melalui Bottom-up (Proposal) Dilaksanakan ???? RAPIM MEMBAHAS PRIORITAS DAN SASARAN YA TIDAK ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PAGU ANGGARAN RAKOR MEMBAHAS RENCANA LINTAS DEPUTI MENYUSUN RANCANGAN RKA-KL RAPIM MEMBAHAS ALOKASI ANGGARAN PENELAAHAN RKA DAN DIPA KEBIJAKAN FISKAL DAN ARAH DAN

PRIORITAS PEMBANGUNAN

DOKUMEN PELAKSANAAN

ANGGARAN (DIPA) PELAKSANAAN KEGIATAN LOLOS SELEKSI ADMIN SATU PINTU ??? RAPIM MEMBAHAS REKOMENDASI KURATOR SATU PINTU TIDAK UNIT PELAKSANA DAN ALOKASI ANGGARAN YA (SETELAH ANGGARAN) UNIT PELAKSANA DAN ALOKASI ANGGARAN REVISI EKSTERNAL? YA YA RAKOR PELAKSANAAN KEGIATAN LINTAS DEPUTI INTERVENSI LANGSUNG ??? Fasilitasi, Pembinaan, Bimtek, dan Sarpras

Kebijakan dan Regulasi memperbaiki Ekosistem YA TIDAK TIDAK

(32)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 19

Dalam mewujudkan sasaran pengembangan ekonomi kreatif dapat dijabarkan dalam Cascading sebagai berikut:

SS1: Meningkatnya Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif SS2: Serapan Tenaga Kerja SS3: Nilai Ekspor Produk Kreatif

Pembangunan Ekosistem Ekonomi Kreatif

Riset, Edukasi dan

Pengembangan Infrastruktur Akses Permodalan Pemasaran Fasilitasi HKI dan Regulasi Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Hubungan Antarlembaga dan Wilayah    Terbangunnya big data ekonomi kreatif, direktori data dan pusat unggulan, dan rumusan kebijakan berbasis pengetahuan (evidence based policy)  Jumlah pelaku kreatif yang mendapat pelatihan capacity building   Usulan kebijakan untuk menggerakka n sumber permodalan  Angka realisasi modal yang disalurkan kepada pelaku ekonomi kreatif baik dari perbankan maupun non perbankan (miliar)  Jumlah kabupaten/ kota/ desa kreatif yang dikembangka n secara fisik  Jumlah pre-startup yang difasilitasi  Kebijakan fasilitasi dan dukungan pembanguna n sarana Fisik dan TIK yang mendukung pelaku ekonomi kreatif  Kebijakan peningkatan akses produk ekonomi kreatif ke pasar dalam dan luar negeri  Jumlah produk kreatif yang memasuki pasar global  Jumlah pelaku ekonomi kreatif yang difasilitasi akses pasar dalam negeri  Kebijakan peningkatan akses produk ekonomi kreatif ke pasar dalam dan luar negeri  Jumlah produk kreatif yang memasuki pasar global  Jumlah pelaku ekonomi kreatif yang difasilitasi akses pasar dalam negeri     Jumlah produk ekonomi kreatif yang dapat dilindungi HKI  Jumlah jenis usaha ekonomi kreatif yang distandarisasi  Jumlah pelaku ekonomi kreatif yang disertifikasi   Meningkatnya jumlah kerjasama luar negeri yang dioperasionalka n  Jumlah proposal yang lolos seleksi oleh komite kurasi  Jumlah kesepakatan PenthaHelix dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif di dalam negeri  Meningkatnya jumlah kerjasama luar negeri yang dioperasionalka n  Jumlah proposal yang lolos seleksi oleh komite kurasi  Jumlah kesepakatan PenthaHelix dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif di dalam negeri    Nilai indeks reformasi birokrasi (A)  Opini laporan keuangan (WTP)  Nilai akuntabilitas kinerja (A)  Tingkat kematangan implementasi SPIP (Level 3)  Riset dan Pengembangan Ekraf Akses Non Perbankan Fasilitasi

Infrastruktur Fisik Pasar Luar NegeriPengembangan Fasilitasi HKI

Hubungan Antarlembaga Dalam Negeri Perencanaan dan Keuangan Edukasi Ekonomi Kreatif Akses Perbankan Fasilitasi Infrastruktur TIK Pengembangan Pasar Dalam Negeri Harmonisasi, Regulasi dan Standardisasi Hubngan Antarlembaga Luar Negeri Umum dan Kepegawaian  Jumlah paket database ekonomi kreatif  Jumlah direktori data dan pusat unggulan  Jumlah periset yang mendapat bimbingan teknis, diklat dan workshop  Jumlah ruang kreatif (pusat kreatif, eksibisi, inkubator bisnis) yang direvitalisasi dan sarana ruang kreatif (unit)  Jumlah pemetaan Kabupaten/ Kota kreatif  Jumlah produk pendukunga n kepada pelaku kreatif  Kesepakatan bisnis dalam hal akses pasar luar negeri  Jumlah fasilitasi permohonan pendaftaran HKI produk ekonomi kreatif (produk/jasa)  Jumlah fasilitasi permohonan fasilitasi konsultasi HKI produk ekonomi kreatif  Jumlah proposal yang lolos seleksi oleh komite kurasi  Jumlah asosiasi ekonomi kreatif yang difasilitasi  Jumlah laporan kinerja Badan Ekonomi Kreatif  Jumlah laporan keuangan sesuai Sistem Akuntansi Keuangan Instansi  Dokumen perencanaan program dan penganggaran yang akuntabel  Realisasi modal yang disalurkan kepada pelaku ekonomi kreatif dari non perbankan  Jumlah pelaku ekonomi kreatif yang mendapatka n bimbingan teknis  Jumlah rumusan kebijakan edukasi Ekraf  Jumlah peserta bimbingan teknis, diklat dan workshop  Jumlah talent ekonomi kreatif yang dibina mendirikan usaha pre-startup yang didukung  Jumlah pelaku ekonomi kreatif yang mendapatka n fasilitasi infrastruktur TIK  Jumlah pelaku ekonomi kreatif yang mendapat pembinaan  Jumlah pelaku ekonomi kreatif yang mendapatka n bimbingan teknis  Jumlah pelaku ekonomi kreatif yang disertifikasi  Jumlah regulasi yang dipetakan pada subsektor ekonomi kreatif  Jumlah kerja sama yang dioperasion alkan di luar negeri  Jumlah pelaku dan asosiasi ekonomi kreatif yang difasilitasi  Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja Biro Umum dan Kepegawaian  Tingkat implementasi e-procurement atas pengadaan barang/jasa Badan Ekonomi Kreatif  Tingkat efektivitas organisasi  Angka realisasi modal yang disalurkan kepada pelaku ekonomi kreatif dari perbankan  Jumlah pelaku ekonomi kreatif yang mendapatka n bimbingan teknis Inspektorat  Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja Inspektorat  Opini BPK  Tingkat kematangan implementasi SPIP  Rekomendasi audit keuangan BPK yang ditindaklanjuti  Laporan gratifikasi yang ditindaklanjuti Hukum dan Komunikasi Publik  Jumlah naskah hukum dan peraturan perundang-undangan  Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja Biro Hukum dan Komunikasi Publik  Penanganan pengaduan masyarakat terkait Badan Ekonomi Kreatif yang diselesaikan

(33)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 20

Riset, Edukasi dan Pengembangan Edukasi Subsektor Ekonomi Kreatif untuk Publik Edukasi Subsektor Ekonomi Kreatif  Edukasi di 16 Subsektor  Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON)  Bekraf Festival  Kegiatan Edukasi di Pusat Inkubasi  Program ORBIT Edukasi Ekonomi Kreatif Riset dan Pengembangan Ekraf Informasi dan Pengolahan Data Metodologi dan Analisis Riset  Bekraf Creative Labs  Pengembangan BISMA  Bekraf Animation Conference  Pengembangan Data Statistik Ekraf

 Riset dan Kajian Ekraf (Trend

Forecasting)

Tata Usaha Edukasi Ekonomi Kreatif

Tata Usaha Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif

Akses Permodalan

Perbankan

Konvensional Perbankan Syariah

 Meningkatnya permodalan untuk pelaku ekonomi kreatif  Bimbingan teknis pelaku ekonomi kreatif terkait akses ke perbankan konvensional  Meningkatnya permodalan untuk pelaku ekonomi kreatif  Bimbingan teknis pelaku ekonomi kreatif terkait akses keperbankan syariah

Akses Perbankan Akses Non

Perbankan Modal Ventura Dana Masyarakat  Meningkatnya permodalan untuk pelaku ekonomi kreatif  Bimbingan teknis

dan supervisi atas laksana kebijakan dan program terkait akses permodalan modal ventura  Meningkatnya permodalan untuk pelaku ekonomi kreatif  Bimbingan teknis

dan supervisi atas laksana kebijakan dan program terkait akses permodalan dana masyarakat

Tata Usaha Edukasi Ekonomi Kreatif

Tata Usaha Akses Non Perbankan

(34)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 21 Infrastruktur Pengembangan Kota Kreatif Infrastruktur Subsektor Ekonomi Kreatif  Tersusunnya kebijakan fasilitasi infrastruktur fisik  Terfasilitasinya infrastruktur dan sarana fisik  Terpetakannya Kabupaten/Kota  Terfasilitasinya infrastruktur dan sarana fisik  Terfasilitasinya pelaku ekonomi kreatif melalui infrastruktur fisik Fasilitasi Infrastruktur Fisik Fasilitasi Infrastruktur TIK Manajemen Pelaksanaan TIK Perancangan TIK  Infrastruktur TIK yang difasilitasi  Penyusunan dokumen kebijakan fasilitasi infrastruktur TIK  Pre-start up yang difasilitasi Tata Usaha Infrastruktur Fisik

Tata Usaha Fasilitasi Infrastruktur TIK

Pemasaran

Pasar Segmen Retail Dalam Negeri

Pasar Segmen Bisnis dan Pemerintah  Meningkatnya pengetahuan pelaku ekonomi kreatif tentang pemasaran  Meningkatnya jumlah pelaku ekonomi kreatif yang mencapai akses ke pasar dalam negeri

 Meningkatnya pengetahuan pelaku ekonomi kreatif tentang pemasaran  Meningkatnya jumlah pelaku ekonomi kreatif yang mencapai akses ke pasar dalam negeri Pengembangan

Pasar Dalam Negeri

Pengembangan Pasar Luar Negeri

Pasar Segmen Bisnis dan Pemerintah Pasar Segmen Retail

Luar Negeri

 Meningkatnya akses pelaku ekraf dalam kebijakan pengembangan pasar luar negeri pada Pasar Segmen Bisnis dan Pemerintah  Kesepakatan bisnis

dalam hal akses pasar luar negeri pada Pasar Segmen Bisnis dan Pemerintah  Meningkatnya akses

pelaku ekraf dalam kebijakan pengembangan pasar luar negeri pada Pasar Segmen Retail  Kesepakatan bisnis

dalam hal akses pasar luar negeri pada Pasar Segmen Retail

Tata Usaha Pengembangan Pasar Dalam Negeri

Tata Usaha Pengembangan Pasar Luar Negeri

(35)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 22 Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Harmonisasi Regulasi Standardisasi dan Sertifikasi  Meningkatnya efektivitas regulasi untuk mendorong kegiatan ekonomi kreatif  Binaan dan dukungan Badan Hukum kepada pelaku ekonomi kreatif  Meningkatnya standardisasi usaha di subsektor ekonomi kreatif  Meningkatnya kompetensi pelaku ekonomi kreatif Harmonisasi Regulasi dan Standardisasi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual Advokasi Hak Kekayaan Intelektual Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual  Meningkatnya Konsultasi HKI untuk pelaku ekonomi kreatif  Meningkatnya permohonan HKI untuk pelaku ekonomi kreatif  Fasilitasi Pendukungan HKI Tata Usaha Harmonisasi Regulasi dan Standardisasi

Tata Usaha Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual Hubungan Antarlembaga dan Wilayah Hubungan Antarlembaga Pemerintah Dalam Negeri Hubungan Antarlembaga Non-Pemerintah Dalam Negeri  Terlaksananya MOU,serta Diseminasi dan Implementasi kerjasama yang telah ditandatangani dengan lembaga Pemerintah  Fasilitasi pendukungan program prioritas dengan lembaga Pemerintah  Terlaksananya MOU, serta Diseminasi dan Implementasi kerjasama yang telah ditandatangani dengan Lembaga Non Pemerintah  Fasilitasi kelembagaan

dan wilayah bagi pelaku ekonomi kreatif di 16 subsektor Hubungan Antarlembaga Dalam Negeri Hubungan Antarlembaga Luar Negeri Hubungan Antarlembaga Pemerintah Luar Negeri Hubungan Antarlembaga Non-Pemerintah Luar Negeri  Implementasi Kerjasama yang sudah ada MOU  Perumusan

Kerjasama yang berkontribusi ekspor  Bench Marking dan

Jumlah kegiatan fasilitasi pendukungan

 Implementasi Kerjasama yang sudah ada MOU  Perumusan

Kerjasama yang berkontribusi ekspor

 Bench Marking dan Fasilitasi Pendukungan Tata Usaha Hubungan Antarlembaga Dalam Negeri Tata Usaha Hubungan Antarlembaga Luar Negeri

(36)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 23

Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis

Lainnya Layanan Perencanaan Meningkatnya efektivitas perencanaan program dan penganggaran Perencanaan dan Keuangan Inspektorat Hukum dan Komunikasi Publik Umum dan Kepegawaian Layanan Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Kinerja  Meningkatnya kualitas penerapan sistem akuntabilitas kinerja  Meningkatnya kualitas reformasi birokrasi  Penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan (Internal dan Eksternal) Layanan Keuangan Meningkatnya kualitas kinerja pengelolaan keuangan Layanan Pemantauan dan Evaluasi Meningkatnya akuntabilitas kinerja Perencanaan Program Perencanaan Anggaran Meningkatnya efektivitas perencanaan anggaran Meningkatnya efektivitas perencanaan program Akuntansi dan Verifikasi Anggaran Perbendahar aan Meningkatnya kualitas kinerja pengelolaan keuangan Meningkatnya kualitas kinerja pengelolaan keuangan

Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan

Tersusunnya evaluasi akuntabilitas kinerja Terlaksananya laporan pemantauan Layanan Peraturan Perundang-undangan Meningkatnya dukungan hukum dan informasi yang responsif Komunikasi Publik Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan Layanan Penelaahan dan Advokasi Publik Meningkatnya dukungan hukum dan informasi yang responsif Layanan Peraturan Perundang-undangan Meningkatnya dukungan hukum dan informasi yang responsif Publikasi dan Hubungan Media Massa Pemberitaan dan Analisis Berita Meningkatnya dukungan informasi yang responsif Meningkatnya dukungan informasi yang responsif Advokasi Hukum Peningkatan kemampuan analisis dan bantuan hukum yang efektif dan efisien Perlengkapan, Rumah Tangga dan Aset Meningkatnya Pengelolaan Pelayanan Perkantoran, Barang Milik Negara dan Layanan Protokol serta Keamanan Tata Usaha Pimpinan dan Persuratan Meningkatnya Pengelolaan Pelayanan Perkantoran Kepegawaian dan Organisasi  Nilai tingkat efektivitas organisasi  Prosentase kompetensi jabatan Perlengkapan dan Rumah Tangga Protokoler dan Pengamanan Meningkatnya Pel ayanan Bidang Keprotokolan terhadap Pimpinan di Lingkungan Bekraf Meningkatnya layanan sarana dan prasarana internal Tata Usaha Pimpinan Persuratan dan Kearsipan Meningkatnya Pengelolaan Pelayanan Perkantoran Meningkatnya Pengelolaan Pelayanan Perkantoran Organisasi dan Tatalaksana Pengembangan SDM Nilai tingkat efektifitas organisasi Terselenggara nya layanan manajemen organisasi dan tata laksana Pengadaan Barang dan Jasa Meningkatnya Efektivitas Pengadaan Barang/Jasa Aset Meningkatkan Pelayanan Barang Milik Negara (BMN) Pengadaan Layanan Pengadaan secara Elektronik (LPSE) Meningkatnya Efektivitas Pengadaan Barang/Jasa Meningkatnya efektivitas Unit Layanan Pengadaan

(37)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 24

3. Strategi Pelaksanaan Pembangunan Ekonomi Kreatif

Badan Ekonomi Kreatif menyadari penuh bahwa keberhasilannya membangun ekonomi kreatif tergantung pada dukungan para pemangku kepentingan (stakeholders). Secara sporadis, banyak kementerian, lembaga dan bahkan pemerintah daerah melakukan pembinaan bagi usaha usaha kreatif, karena umumnya skala usahanya kecil. Agar Badan Ekonomi Kreatif dapat eksis dan berjaya, Badan Ekonomi Kreatif harus memiliki keunggulan (excellent).

Dengan demikian strategi Badan Ekonomi Kreatif adalah untuk mencapai 3 (tiga) keunggulan utama yakni: (1) keunggulan operasional (operational excellence); (2) keunggulan produk (product leaderships); dan (3) keintiman terhadap pelaku ekonomi kreatif (customer intimacy).

Keunggulan Operasional (Operational Excellence)

Strategi untuk keunggulan operasional dimaksudkan untuk memastikan program dan kegiatan Badan Ekonomi Kreatif dalam melayani, mendukung dan memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif terlaksana dengan tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat biaya. Untuk itu, strategi yang dicapai melalui proses: (1) Top down, (2) Bottom up, dan (3) Koheren dengan penjelasan sebagai berikut.

Proses Top Down:

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari sumber daya terutama sumber pendanaan yang terbatas, maka pengembangan ekonomi kreatif akan difokuskan pada 2 kelompok subsektor yaitu: subsektor unggulan dan subsektor prioritas. Subsektor unggulan berkaitan dengan perannya dalam pertumbuhan Ekonomi Kreatif yang mencakup subsektor kriya, kuliner, fashion. Ketiga subsektor ini menyumbang sekitar 76% PDB ekonomi kreatif. Sedangkan subsektor Prioritas mencakup subsektor film, animasi, dan video, subsektor aplikasi dan game, dan subsektor musik. Disebut sebagai subsektor prioritas karena ketiga subsektor ini berperan sebagai penghela sektor ekonomi lainnya. Tujuan khusus untuk subsektor unggulan dan subsektor prioritas ditunjukan dalam Tabel 2.1.

(38)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 25 Tabel 2.1 Subsektor Unggulan dan Subsektor Prioritas

Proses Bottom Up

Program dan kegiatan BADAN EKONOMI KREATIF juga dimaksudkan untuk melayani kebutuhan pelaku ekonomi kreatif yang dituangkan dalam proposal fasilitasi maupun pendukungan yang diusulkan baik oleh Pemda maupun Komunitas. Untuk memastikan bahwa kegiatan fasilitasi dan pendukungan tersebut sesuai dengan visi dan misi Badan Ekonomi Kreatif, maka usulan akan diseleksi secara objektif oleh Tim Kurasi.

Proses Koheren

Menciptakan koherensi, yaitu kegiatan pengembangan ekonomi kreatif yang dilaksanakan oleh masing-masing deputi secara keseluruhan harus koheren menuju pembentukan ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan melalui tahapan: (1) Prakarsa yang dilakukan oleh satu Deputi dapat bertema: Produk/Subsektor Lokasi/Daerah (2) Prakarsa ini wajib disertai oleh Deputi lain. (3) Pada tahap berikutnya, Deputi lain menindak lanjuti prakarsa tersebut. Demikian seterusnya sehingga terbentuk ekosistem ekonomi kreatif.

NO SUBSEKTOR TUJUAN KHUSUS

SUBSEKTOR UNGGULAN

1 Kriya Pengembangan usaha kriya Indonesia model bisnis yang mampu menguasai seluruh nilai tambah dari hulu ke hilir (Indonesian Brand)

2 Kuliner Promosi Soto dan Kopi dan kuliner Indonesia lainnya diperoleh usaha kuliner dengan Brand Indonesia di pasar global (Indonesian Brand)

3 Fashion Menjadikan Indonesia sebagai pusat muslim fashion dan modest fashion dunia SUBSEKTOR PRIORITAS

1 Film, Animasi dan Video

Memperbaiki struktur pasar dengan memberi kesempatan masuknya pemain baru yang antara lain dengan mengijinkan modal asing

2 Aplikasi dan Game

Meningkatkan pangsa pasar aplikasi dan game dalam negeri

(39)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 26

Keunggulan Produk (Product Leaderships)

Jasa layanan yang diberikan Badan Ekonomi Kreatif kepada pelaku ekonomi kreatif diupayakan mempunyai sifat yang unik dibandingkan dengan jasa layanan sejenis yang diberikan lembaga pemerintah yang lain. Untuk itu kondisi organisasi di Badan Ekonomi Kreatif diciptakan agar kondusif bagi lahirnya inovasi-inovasi program dan kegiatan. Kondisi organisasi didukung oleh sistem pengelolaan data, informasi, dan pengetahuan menuju organisasi cerdas (smart organization).

Keintiman kepada Pelaku Ekonomi Kreatif (Customer Intimacy)

Dalam menyediakan layanan, pendukungan, dan fasilitasi kepada pelaku ekonomi kreatif, seluruh jajaran Badan Ekonomi Kreatif wajib memperlakukan mereka sebagai customer dengan semangat pembeli adalah raja, jadi bukan sebagai penerima manfaat (beneficieries) dari kegiatan pemerintah. Pelayanan Badan Ekonomi Kreatif harus mampu membuat pembeli (customer) yaitu pelaku ekonomi kreatif kecanduan (addicted) dan bukannya kapok. Untuk itu seluruh pimpinan unit kerja wajib membina dan mengawasi anggotanya dalam melayani pelaku ekonomi kreatif.

B. PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2019

1) Rencana Kinerja Tahun 2019 (RKT)

Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan mengikuti proses perencanaan penganggaran yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Anggaran – Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/ Bappenas, sejak ditetapkannya Prioritas Pembangunan dan Pagu Indikatif hingga Pagu Alokasi (pagu definitif). Dengan mempertimbangkan sasaran pertumbuhan ekonomi tahun 2019 yang tercantum dalam UU APBN 2019, maka Sasaran Strategis Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2019 disajikan dalam Tabel berikut ini.

SASARAN STRATEGIS SATUAN

Target

2016 2017 2018 2019

1 Pertumbuhan Ekonomi Kreatif % 5,21 5,7 5,6 5,3 2 Penyerapan Tenaga Kerja Juta Orang 16,2 16,4 16,7 17,2 3 Nilai Ekspor Produk Kreatif Miliar USD 19,99 20,5 21 21,5

(40)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 27

2) Perjanjian Kinerja Tahun 2019

Berdasarkan rencana kinerja Badan Ekonomi Kreatif tahun 2019 dalam bentuk Sasaran Strategis, maka disusun Indikator Kinerja Utama Badan Ekonomi Kreatif. Komitmen pencapaian Sasaran Strategis ini dituangkan dalam Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif.

(41)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 28

Rp 504.282.537.000

(42)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 29

3) Prioritas Nasional dan Rencana Kerja Tahun 2019

Kementerian PPN/Kepala Bappenas merumuskan Prioritas Nasional pada Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2019 yang dijabarkan dalam Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas. Selanjutnya dilakukan pembahasan melalui multilateral meeting yang diinisiasi oleh Kementerian PPN/Bappenas dengan beberapa Kementerian/Lembaga (K/L). Penyelenggaraan multilateral meeting oleh Kementerian PPN/Bappenas dilakukan secara terpisah dan pararel sesuai bidang Prioritas Nasional yang melibatkan Kementerian/ Lembaga (K/L) yang berkontribusi dalam Prioritas Nasional (PN).

RKP Tahun 2019 telah menyepakati Prioritas Nasional yang meliputi: (1) Pembangunan Manusia melalui Pengurangan Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar; (2) Pengurangan Kesenjangan Antarwilayah melalui Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman; (3) Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja melalui Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya; (4) Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan, dan Sumber Daya Air; dan (5) Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu. Prioritas Nasional dimaksud selanjutnya diterjemahkan lebih lanjut dalam Program-Program Prioritas, untuk kemudian dirinci dalam Kegiatan-Kegiatan Prioritas serta dijabarkan dalam bentuk Proyek Prioritas Nasional yang akan didukung oleh Proyek Pendukung Pro-PN pada setiap Kementerian/Lembaga yang terkait.

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut disepakati bahwa Badan Ekonomi Kreatif mendukung PN (3) Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja melalui Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya. Berikut Prioritas Nasional 2019 yang didukung Badan Ekonomi Kreatif:

Program/Kegiatan/Proyek Target dan

Satuan Proyek Prioritas Nasional Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional

Program Pengembangan Ekonomi Kreatif

Riset dan Pengembangan

Pengembangan Big Data Ekonomi Kreatif 2 Database Pengembangan Statistik Ekonomi Kreatif Penguatan Struktur Ekonomi Kreatif Peningkatan Nilai Tambah Pariwisata dan Jasa Produktif Lainnya Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan lapangan Kerja Melalui Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya

Direktori Data dan Pusat Unggulan ekonomi kreatif

1 Direktori Data Pengembangan Statistik Ekonomi Kreatif Penguatan Struktur Ekonomi Kreatif Peningkatan Nilai Tambah Pariwisata dan Jasa Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan lapangan Kerja Melalui Pertanian, Industri,

(43)

Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019 30 Produktif Lainnya Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya

Edukasi Ekonomi Kreatif

Edukasi SDM Ekonomi Kreatif 11.200 Orang Pengembangan Bakat dan Kompetensi SDM Penguatan Struktur Ekonomi Kreatif Peningkatan Nilai Tambah Pariwisata dan Jasa Produktif Lainnya Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan lapangan Kerja Melalui Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya

Pengembangan Akses Permodalan Sektor Non-Perbankan

Peningkatan permodalan untuk pelaku ekonomi kreatif pada akses non perbankan

245 Miliar Rupiah Peningkatan akses Pembiayaan Start-Up Perluasan Akses Keuangan /Pembiayaan Peningkatan Nilai Tambah Pariwisata dan Jasa Produktif Lainnya Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan lapangan Kerja Melalui Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya

Pengembangan Akses Permodalan Sektor Perbankan

Peningkatan permodalan untuk pelaku ekonomi kreatif pada akses perbankan

4.840 Miliar Rupiah Peningkatan akses Pembiayaan Start-Up Perluasan Akses Keuangan /Pembiayaan Peningkatan Nilai Tambah Pariwisata dan Jasa Produktif Lainnya Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan lapangan Kerja Melalui Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya

Fasilitasi Infrastruktur Fisik

Fasilitasi peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur fisik bagi pelaku ekonomi kreatif

21 Unit Penguatan Ekosistem (Regulasi, Infrastruktur, Investasi dan HKI) Penguatan Struktur Ekonomi Kreatif Peningkatan Nilai Tambah Pariwisata dan Jasa Produktif Lainnya Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan lapangan Kerja Melalui Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya

Pelaku ekonomi kreatif yang mendapatkan fasilitasi infrastruktur fisik 2.250 Orang Penguatan Ekosistem (Regulasi, Infrastruktur, Investasi dan HKI) Penguatan Struktur Ekonomi Kreatif Peningkatan Nilai Tambah Pariwisata dan Jasa Produktif Lainnya Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan lapangan Kerja Melalui Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya

Fasilitasi Infrastruktur TIK

Fasilitasi peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur TIK bagi pelaku ekonomi kreatif 7.500 Orang Penguatan Ekosistem (Regulasi, Infrastruktur, Investasi dan HKI) Penguatan Struktur Ekonomi Kreatif Peningkatan Nilai Tambah Pariwisata dan Jasa Produktif Lainnya Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan lapangan Kerja Melalui Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya

Gambar

Gambar 1.1 Amanat Presiden saat Peluncuran Badan Ekonomi Kreatif
Gambar 1.2 Pelantikan Bapak Triawan sebagai Kepala Bekraf oleh Presiden Joko Widodo
Gambar 1.4 Struktur Organisasi Badan Ekonomi Kreatif
Grafik 1.1 Komposisi SDM PNS Badan Ekonomi Kreatif Menurut Pendidikan S3; 11S2; 59S1; 213DIV; 2D3; 19-50050100150200250012345 6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena diduga terdapat pengaruh propofol terhadap penurunan magnesium pada pasien yang akan menjalani operasi dan tentunya kurang menguntungkan pada pasien-pasien yang

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan dan pengujian kompas digital dengan sensor CMPS03 buatan Devantech, Ltd, Mikrokontroler AT89S52, dan tampilan Graphic LCD

Beban gaji sebesar Rp. 16.760.000.000,- tidak dikapitalisasi sebagai aktiva sumber daya manusia karena beban gaji tidak memiliki manfaat dimasa yang akan datang. Untuk itu gaji

 Usulan perencanaan strategis divisi penjualan dikaji berdasarkan prioritas utama faktor SWOT pada bobot akhir metode analisa SWOT dan AHP di setiap produk PT. Secara garis besar

kekasihya yang dimaksud dengan bercumbu adalah menyentuh bagian sensitive dari tubuh kekasihya dan mengarah kepada pembangkitan gairah seks tapi biasanya subyek

Menurut Sofyandi (2008) manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai suatu strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu planing, organizing,

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika siswa kelas VII MTs KHR ILYAS Tambakrejo tahun pelajaran 2013/2014 yang

Ini kerana latihan akan membantu setiap warga memahami cara atau budaya kerja baru di latihan akan membantu setiap warga memahami cara atau budaya kerja baru di samping menambah