STRATEGI PEMASARAN MOBILE BANKING DALAM MENARIK NASABAH PADA PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG PADANG SKRIPSI. Oleh LISA OKTAVIANI NIM.

76  Download (0)

Full text
(1)

STRATEGI PEMASARAN MOBILE BANKING DALAM MENARIK NASABAH PADA PT. BANK SYARIAH BUKOPIN

CABANG PADANG

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Perbankan Syariah

Oleh

LISA OKTAVIANI NIM. 1630401099

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

Bukopin Cabang Padang” Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, Tahun2020.

Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah strategi pemasaran mobile

banking dalam menarik nasabah pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Padang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran mobile banking dalam menarik nasabah pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Padang. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian lapangan (field research) dengan metode kualitatif dan melalui online dikarenakan adanya covid 19 yang terjadi pada saat sekarang ini. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, sedangkan teknik keabasahan data berupa triangulasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran mobile banking yang digunakan oleh PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Padang yaitu berupa promosi dengan cara menawarkan kepada nasabah dan melalui proses cukup mudah, dengan cara nasabah mendatangi customer service terlebih dahulu untuk melakukan pendaftaran serta mengisi syarat-syarat yang sudah ditentukan oleh pihak Bank Syariah Bukopin Cabang Padang.

Kata kunci: Strategi, Mobile Banking, Bank Syariah Bukopin Cabang Padang

(6)

v

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TEBEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

BAB I PENDAHULUAN 1

A Latar Belakang Masalah ... 1

B Fokus Penelitian ... 6

C Rumusan Masalah ... 6

D Tujuan Penelitian ... 6

E Manfaat danLuaran penelitian... 7

F Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Strategi Pemasaran ... 9

1. Strategi ... 9

2. Pemasaran ... 13

3. Strategi Pemasaran ... 17

B. Bank Syariah ... 23

1. Pengertian Bank Syariah ... 23

2. Produk-produk Bank Syariah ... 24

C. Mobile Banking ... 30

1. Pengertian Mobile Banking ... 30

2. Syarat dan ketentuan Registrasi Penggunaan M-BSB ... 33

(7)

vi

D Sumber Data ... 43

E Teknik Pengumpulan Data ... 44

F Teknik Analisis Data ... 45

G Teknik Pengujian Keabsahan Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Gambaran Umum Penelitian ... 48

1. Profil PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Padang ... 48

2. Strategi Pemasaran Mobile Banking Dalam Menarik Nasabah Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Padang ... 51

B. Pembahasan ... 59

1. Strategi Pemasaran Mobile Banking Dalam Menarik Nasabah Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Padang ... 59 BAB V PENUTUP ... 63 A. Kesimpulan ... 63 B. Saran ... 63 DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN

(8)

vi

Syariah Bukopin Cabang Padang 4

Tabel 3.1 Waktu Penelitian 42

Tabel 4.1 Data Jumlah Nasabah dan pengguna Mobile Banking Bank

(9)

vii

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat sekarang ini tidak asing lagi jika kita mendengar kata bank. Bahkan sekarang ini sebagian besar masyarakat pedesaanpun sudah terbiasa mendengar kata bank, terlebih lagi hingar bingar dunia perbankan semenjak Indonesia dilanda krisis beberapa tahun yang lalu yang diikuti bubarnnya puluhan bank. Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 pasal 1 Bab 1 Ketentuan umum poin 7, menjelaskan pengertian Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. (UU No 21 Tahun 2008).

Keberhasilan kinerja suatu bank sangat ditentukan oleh bagaimana bank tersebut membuat rencana jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek yang biasanya tertuang dalam rencana bisnis (business plan) dan rencana strategi (strategic plan). Suatu bank harus mengacu pada rencana strategi dan rencana bisnis bank tersebut. Bank yang memiliki rencana yang baik, belum menjamin akan keberhasilannya, sebab masih harus melewati tahap implementasi strategi (strategic implementation) atas rencana strategi yang telah dibuat, yang harus dilakukan dengan baik dan konsisten, guna untuk mengantisipasi berbagai perubahan yang sangat cepat dari kondisi lingkungan bank tersebut.

Strategi merupakan langkah-langkah yang harus dijalankan oleh suatu perusahaan untuk mencapai tujuan. Kadang langkah yang harus dihadapi terjal dan berliku-liku. Namun ada pula langkah yang relatif mudah. Di samping itu, banyak rintangan atau cobaan yang dihadapi untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap langkah harus dijalankan secara hati-hati dan terarah. (Kasmir, 2011: 186) Sebagai lembaga intermediasi, bank syariah menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana. Masyarakat yang menempatkan.

(11)

Dananya dalam bentuk simpanan akan mendapatkan bonus yang besarnya tergantung pada bank syariah. (Ismail, 2011: 47)

Tujuan strategi ini adalah untuk mencapai suatu posisi unggul dalam persaingannya dengan bank-bank lain. (Udaya, 2013: 7) Secara umum penentuan strategi yang tepat bagi bank syariah dimulai dengan melalui peluang dan ancaman yang terkandung dalam lingkungan eksternal serta memahami kekuatan dan kelemahan pada aspek internal, bank mampu bersaing dan mencapai tujuan secara efektif dan efesien.

Salah satu aspek penting yang menentukan keberhasilan sebuah organisasi bisnis dalam kancah persaingan yang ketat adalah inovasi produk dan kecepatan pelayanan. Produk menjadi pusat perhatian seluruh organisasi bisnis, karena sumbangannya jelas untuk kelangsungan hidup dan kemakmuran organisasi yang bersangkutan. (Muhammad, 2005: 95)

Produk-produk bank syariah agar dapat dikenal oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka diperlukan sebuah kegiatan pemasaran. Menurut Philip Kotler dalam buku Gita Danupranata mendefnisikan pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai bagi satu sama lain. Sementara itu, William J. Stanton dalam buku Gita Danupranata mengartikan pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis dalam merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan pembeli. (Danupranata, 2013: 39)

Kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu keharusan untuk dijalankan. Dalam melakukan pemasaran ada konsep-konsep yang harus diketahui atau diperhatikan agar pemasaran yang dilakukan dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Konsep-konsep yang harus diketahui diantaranya kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, nilai, biaya, kepuasan, pertukaran dan pasar. (Muhammad, 2005: 220-221) Dalam pemasaran kita mengenal bauran pemasaran atau marketing mix, berupa 4P: Product, Price, Place, dan

(12)

Promotion. Untuk usaha perbankan sebagai produsen jasa, dilengkapi dengan

3P yaitu: People, Physical Evidence dan Process. (Alma, 2007: 337)

Sebagai salah satu penentu dalam pemasaran, teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam meraih pelanggan. Semakin mudah informasi mengenai suatu produk didapatkan semakin meningkatkan peluang untuk meraih pelanggan dan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan suatu produk. (Purwanto, 2008: 13)

Bank Syariah Bukopintelah mengeluarkansebuah pelayan yang bergunadalam melakukan aktifitas finansialnya di dalam lembaga perbankan seperti transfer, pembayaran tagihan, informasi saldo, dan lain-lain. Produk pelayanan jasa ini antaranya seperti mobile banking yang dapat membantu nasabah melakukan transaksi 24 jam tanpa batas waktu, kapan dan dimana saja cukup dengan menggunakan bantuan fasilitas teknologi seperti android, laptop/komputer yang memiliki koneksi internet.

Layanan jasa mobile banking merupakan salah satu produk layanan unggulan dari beberapa Bank Syariah dimana layanan jasa ini tidak hanya bermanfaat bagi nasabah tetapi juga bermanfaat bagi pihak bank, memberikan keuntungan bagi bank untuk bertahan dalam persaingan, dengan layanan

mobile banking bank dapat meningkatkan kustomisasi besar-besaran, kegiatan

pemasaran dan komunikasi untuk memelihara serta menarik nasabah. (Dwitiyanti, 2008: 13)

Bank Syariah Bukopin adalah salah satu bank syariah yang telah menerapkan layanan jasa mobile banking, dan diketahui juga tidak semua dari nasabah Bank Syariah Bukopin yang menggunakan layanan jasa mobile

banking yang ada pada Bank Syariah Bukopin. Hal ini dikarenakan nasabah

Bank Syariah Bukopin umumnya kurang memahami apa fungsi dari layanan

mobile banking tersebut. Sehingga dari sekian banyak jumlah nasabah Bank

Syariah Bukopin hanya beberapa nasabah yang tertarik untuk menggunakan layanan mobile banking.

Berdasarkan wawancara dengan middle office Bank Syariah Bukopin, informan menyampaikan bahwa jumlah nasabah pada tahun 2016 terhitung

(13)

sebanyak 442 orang nasabah, dengan jumlah pengguna jasa mobile banking syariah bukopin sebesar 50 % dari jumlah nasabah. Sedangkan pada tahun-tahun berikutnya, jumlah nasabah yang menggunakan tabungan Bank Syariah Bukopin mengalami penurunan. Penurunan tersebut tidak hanya dari jumlah nasabah yang menggunakan tabungan Bank Syariah Bukopin, akan tetapi penuruanan tersebut juga terlihat dari jumlah nasabah yang menggunakan layanan jasa mobile banking Syariah Bukopin. Agar lebih jelasnya dapat dilihat dari rumus dibawah ini. Jumlah Nasabah dan pengguna jasa Mobile Banking Syariah Bukopin Cabang Padang sejak tahun 2016-2019.

Tabel 1.1

Jumlah Nasabah dan pengguna Mobile Banking Bank Syariah Bukopin Cabang Padang

No Tahun Jumlah Nasabah Penurunan Setiap Tahun (%) Jumlah Nasabah Pengguna Mobile Banking Penggunaan Setiap Tahun (%) 1. 2016 442 - 221 Nasabah 50 % 2. 2017 336 -12 % 194 Nasabah 58 % 3. 2018 269 -10 % 175 Nasabah 65 % 4. 2019 247 -4 % 168 Nasabah 68 %

(Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan middle office)

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan, dapat diketahui bahwa setiap tahunnya terdapat penurunan nasabah yang menggunakan tabungan Bank Syariah Bukopin maupun jasa mobile banking Syariah Bukopin. Pada tahun 2016 jumlah nasabah sebanyak 442 orang, dengan total pengguna jasa mobile banking syariah bukopin sebanyak 221, yang terhitung sebagai 50% dari total nasabah. Sedangkan pada tahun 2017, jumlah nasabah juga mengalami penurun sebanyak 106 orang nasabah, dan menyisakan nasabah sebanyak 336 orang.Dari jumlah 336 orang tersebut, terdapat 194 nasabah yang menggunkan mobile banking Syariah Bukopin, dalam hal ini terhitung sebanyak 58% dari total nasabah.

Selama dua tahun berturut-turut, nasabah Bank Syariah Bukopin mengalami penurunan yang cukup drastis. Melihat hal ini, sejumlah usaha dan upaya akhirnya dilakukan oleh pihak bank untuk menepis penurunan

(14)

tersebut.Namun setelah di lakukan berbagai upaya dan usaha, penurunan jumlah nasabah masih saja terjadi. Dengan keterangan di tahun 2018 jumlah nasabah berkurang sebanyak 67 orang nasabah, sehingga menyisahkan 269 orang nasabah. Dari 269 orang nasabah tersebut, yang menggunakan layanan

mobile banking sejumlah 175 orang, dalam hal ini terhitung sebanyak 65% dari

total keseluruhan nasabah. Sedangkan data yang terbaru di tahun 2019, jumlah nasabah juga mengalami penurunan sebanyak 22 orang, dan menyisakan 247 orang nasabah. Dari 247 orang nasabah tersebut, hanya 168 orang yang menggunkan mobile banking, yang dalam hal ini terhitung sebanyak 68% dari total nasabah.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa jumlah nasabah Bank Syariah Bukopin cabang Padang pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 mengalami penurunan jumlah sebanyak 195 orang. Dengan keterangan di tahun 2016-2017 berkurang sebanyak 106, di tahun 2017-2018 berkurang sebanyak 67 orang dan di tahun 2018-2019 berkurang sebanyak 22 orang.

Sedangkan jumlah nasabah untuk pengguna mobile banking pada Bank Syariah Bukopin juga mengalami fluktuasi penurunan dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 2016 jumlah nasabah pengguna mobile banking berjumlah sebanyak 221 nasabah, pada tahun 2017 pengguna mobile banking menurun sebanyak 27 nasabah dengan persentase -12%, pada tahun 2018 menurun sebanyak 19 nasabah dengan persentase -10%, dan pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan sebanyak 7 nasabah dengan persentase -4%. Dengan total penurunan nasabah yang menggunakan jasa mobile banking syariah bukopin sejak tahun 2016-2019 sebanyak 53 orang, dengan persentasi penurunan selama 2016-2019 sebanyak -26%. (Wawancara prariset, 20 November 2019)

Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari middle office diketahui bahwa penurunan presentasi penggunaan jasa mobile banking Syariah Bukopin terjadi akibat kurangnya promosi yang dilakukan oleh pihak bank. Sehingga menyebabkan penurunan yang cukup drastis dari jumlah nasabah Bank Syariah Bukopin maupun dari jumlah pengguna jasa mobile banking Syariah Bukopin.

(15)

Penyebaran informasi mengenai layanan jasa yang di terima, menjadi salah satu penyebab berkurangnnya nasabah yang menggunakan layanan

mobile banking Syariah Bukopin. Tidak hanya itu, anggapan dari pihak bank

yang berprasangka bahwa penggunaan mobile banking Syariah Bukopin, hanya sebatas fasilitas yang dapat memudahkan nasabah dalam mengakses berbagai layanan yang di sediakan oleh pihak Bank Syariah Bukopin. Sehingga menyebabkan kurangnya promosi dan penyebaran informasi yang berkaitan dengan layanan mobile banking Syariah Bukopin. Hal ini menjadi salah satu penyebab berkurangnya kemauan nasabah dalam menggunakan mobile

banking Syariah Bukopin. Sedangkan bank lain yang berada disekitar Bank

Syariah Bukopin berusaha meningkatkan fitur-fitur dan mengupdate aplikasi

mobile banking.

Berdasarkan keterangan dari yang peneliti sampaikan di atas, oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai “Strategi Pemasaran Mobile Banking Dalam Menarik Nasabah Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Padang”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah “Strategi Pemasaran Mobile Banking Dalam Menarik Nasabah Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Padang”.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana Strategi Pemasaran Mobile Banking dalam menarik nasabah yang digunakan oleh PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Padang?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui dan mendeskripsikan Strategi Pemasaran Mobile Banking dalam

(16)

menarik nasabah yang digunakan oleh PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Padang.

E. Manfaat dan Luaran Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis

a. Bagi Penulis

Penulis bisa menyelesaikan tugas akhir sarjananya serta melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi. Kegunaan lainnya yaitu memberikan pemahaman bagi penulis terhadap suatu penulisan karya ilmiah yang baik dan benar, serta untuk menambah pengetahuan penulis dalam bidang perbankan.

b. Bagi Dunia Akademik

Dari hasil penulisan penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi bagi penelitian lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. 2. Secara Praktis

a. Bagi PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Padang

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Padang untuk kedepannya.

b. Bagi masyarakat umum

Dari hasil penelitian ini penulis berharap dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat, khususnya untuk meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan terhadap hal-hal yang dapat merugikan masyarakat dari segi formil ataupun materiil dalam melakukan transaksi didunia perbankan.

Adapun luaran penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat diterbitkan pada jurnal ilmiah dan bisa menambah khazanah perpustakaan IAIN Batusangkar.

(17)

F. Defenisi Operasional

Untuk mempermudah pemahaman terhadap judul yang akan penulis bahas, maka perlu dijelaskan mengenai beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini antara lain sebagai berikut:

Strategi Pemasaran alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

Mobile Banking merupakan produk layanan perbankan berbasis teknologi seluler yang memberikan kemudahan melakukan berbagai transaksi perbankan atau sebagai fasilitas bagi nasabah bank untuk dapat melakukan aktifitas perbankan mereka secara lebih leluasa, dimana saja, kapan saja dan tanpa harus secara fisik mengunjungi bank tersebut.

(18)

9 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Strategi Pemasaran a. Strategi 1) Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, strategos yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang dikerjakan olehpara atasan dalam membuat rencana guna memenangkan suatu kompetisi. (Yunus, 2016: 10). Menurut Clausewitz dalam Eddy strategi merupakan suatu seni menggunakan pertempuran untuk memenangkan suatu perang. Strategi merupakan rencana jangka panjang guna mencapai suatu tujuan. Strategi itu sendiri terdiri dariberbagai aktifitas-aktifitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan (Yunus, 2016: 11).

Strategi adalah suatu rencana yang fundamental untuk mencapai tujuan perusahaan. Kenneth R. Andrews menyatakan strategi perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud dan tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh perusahaan. (Alma, 2014: 199)

Secara umum strategi dapat didefinisikan sebagai suatu cara mencapai tujuan. Berdasarkan pengertian strategi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi adalah suatu cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau perorangan untuk memperoleh atau mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip

(19)

pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

2) Tujuan Strategi

Tujuan strategi ini adalah untuk mencapai suatu posisi unggul dalam persaingannya dengan bank-bank lain. (Udaya, 2013: 7) Tujuan dari sebuah strategi merupakan tujuan yang berdimensi jangka panjang yang merupakan hasil yang diharapkan tercapai beberapa periode atau tahun yang akan datang, misalnya tujuan yang ingin dicapai adalah profitability, returnoninvestment, posisi bersaing, kepemimpinan teknologi, tanggung jawab sosial dan pengembangan sumber daya manusia. (Muchlis, 2007: 213)

3) Fungsi Strategi

Fungsi dari strategi pada dasarnya adalah berupaya agar strategi yang disusun dapat diimplentasikan secara efektif. Untuk itu, terdapat enam fungsi yang harus dilakukan secara simultan, yaitu: a) Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai

kepada orang lain.

b) Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi dengan peluang dari lingkungannya.

c) Memanfaatkan atau mengekspoitasi keberhasilan dan kesuksesan yang didapat sekarang, sekaligus menyelidiki adanya peluang-peluang baru.

d) Menghasilkan dan membangkitkan sumber-sumber daya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang.

e) Mengkoodinasikan dan mengarahkan kegiatan atau aktivitas organisasi kedepan.

f) Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi sepanjang waktu. (Assauri, 2013: 7)

Dari fungsi pertama, maka strategi dirumuskan sebagai tujuan yang diinginkan, dan mengkomunikasikan, tentang apa yang dikerjakan, oleh siapa, bagaimana pelaksanaan pengerjaannya, untuk

(20)

siapa hal tersebut dikerjakan, dan mengapa hasil kinerjanya dapat bernilai. Selanjutnya untuk mengetahui, mengembangkan dan menilai alternatif-alternatif strategi, maka perlu sandingan yang cocok atau sesuai antara kapabilitas organisasi dengan faktor lingkungan, dimana kapabilitas tersebut akan digunakan. Strategi mencoba menghubungkan suatu organisasi dengan individu-individu dan organisasi lainnya. Dengan menghubungkan kapabilitas organisasi dengan lingkungan yang terkait, maka fungsi strategi berikutnya adalah mengeksploitasi kesuksesan yang dimiliki organisasi, sekaligus menyelidiki terdapatnya peluang-peluang baru.

Fungsi strategi berikutnya adalah menghasilkan sumber-sumber daya yang lebih banyak danyang digunakan sekarang, khususnya sumber dana dan sumber-sumber daya lain yang diolah atau digunakan. Fungsi yang penting dalam hal ini adalah dihasilkannya sumber-sumber daya nyata yang penting, tidak hanya pendapatan, tetapi juga reputasi, komitmen karyawan, identitas merek dan sumber daya yang tidak terwujud lainnya. Strategi membantu pengkoordinasian dan pengarahan aktivitas organisasi, menunjukkan bagaimana para individu bekerja sama dengan yang lain. Strategi harus menyiapkan keputusan yang cocok atau sesuai dan tentunya hal ini sangat penting bagi upaya untuk pencapaian maksud dan tujuan organisasi. Selanjutnya fungsi terakhir dari strategi adalah proses yang terus menerus berjalan bagi penemuan maksud dan tujuan untuk menciptakan dan menggunakan sumber-sumber daya, serta mengarahkan aktivitas pendukungnya.

Pola fungsi dari strategi harus dijalankan dengan mengikuti pemahaman kondisi yang baru dan akan dihadapi, serta menilai implikasinya terhadapat banyak tindakan. Semua hal tersebut harus diperhatikan secara menyeluruh dan dinilai secara satu kesatuan atas suatu strategi yang diambil atau ditetapkan (Assauri, 2013: 7)

(21)

4) Jenis Strategi

Ada beberapa jenis strategi antara lain sebagai berikut:

a) Corporate strategy, menunjukkan arah keseluruhan strategi perusahaan apakah perusahaan akan memilih strategi pertumbuhan (growh), strategi stabilitas (stability), atau strategi pengurangan usaha (retrenchment), serta bagaimana pilihan strategi tersebut disesuaikan dengan pengelolaan berbagai bidang usaha dan produk yang terdapat di dalam perusahaan.

b) Business strategy, merupakan strategi yang dibuat pada level business unit, divisi atau product-level dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industri tertentu atau segmen pasar tertentu.

c) Functional strategy, merupakan strategi yang dibuat oleh masing-masing fungsi organisasi perusahaan (misalnya strategi marketing, strategi keuangan, strategi produksi) dengan tujuan menciptakan kompetensi yang lebih dibanding pesaing (distinctive competence) sehingga akan meningkatkan keunggulan bersaing (competitive

advantage). (Solihin, 2009: 86)

5) Unsur-Unsur strategi

Setiap perusahaan pasti memiliki strategi dan strategi itu pasti memiliki unsur-unsur strategi yaitu:

a) Gelanggang aktifitas atau area yang merupakan dimana perusahaan itu beroperasi.

b) Kendaraan yang digunakan dalam mencapai pasar sasaran yang dituju perusahaan.

c) Pembeda atau diffrentiators adalah unsur yang lebih spesifik dari strategi yang ditetapkan seperti bagaimana perusahaan itu menang atau unggul dari pasar yaitu bagaimana mendapatkan pelanggan. d) Tahapan rencana yang dilalui atau staging, yang merupakan

(22)

e) Pemikiran yang ekonomis merupakan gagasan yang jelas tentang bagaimana manfaat atau keuntungan yang dihasilkan. (Assauri, 2013: 4-6)

b. Pemasaran

1) Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah suatu kegiatan yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan jasa ataupun perusahaan barang guna mempertahankan kelangsungan hidup dari perusahaan tersebut. Terdapat beberapa pengertian dari beberapa ahli tentang pemasaran sebagaimana berikut:

a) Menurut Kotler dan Amstrong mendefiniskan pemasaran ialah suatuproses membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan menciptakan nilai bagi pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

b) Menurut Kotler dan Keller pemasaran ialah suatu proses sosial danmanajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan sesuatu yang dbutuhkan, diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain.

c) Menurut Basu Swastha pemasaran ialah suatu keseluruhan sistemdari kegiatan usaha yang diwujudkan dengan proses merencakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang ataupun jasa kepada pasar sasaran agar dapat tercapai tujuan organisasi. (Nandan, 2012: 4).

Berdasarkan pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa kegiatan pemasaran tersebut beroperasi di dalam suatu lingkungan yang dibatasi oleh aturan-aturan. maupun konsekuensi sosial dari perusahaan itu sendiri. Adanya sosialisasi menunjukkan adanya interaksi berbagai pihak dengan pemenuhan kebutuhan masing-masing pihak melalui pertukaran nilai yang dapat diartikan secara

(23)

luas. Interaksi tersebut diharapkan saling menguntungkan pihak yang terkait. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Luqman ayat 20:































































Artinya:“Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah

menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan”.

Hal ini tidak berarti penjualan dan promosi itu tidak penting, tetapi keduanya adalah bagian dari marketing mix yang lebih besar atau bagian dari seperangkat alat-alat pemasaran yang harus dimainkan untuk mendapatkan dampak maksimum terhadap pasar. Pemasaran juga dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Yulianti, 2011: 32-33)

2) Tujuan Pemasaran

Menurut Gronroos, pemasaran bertujuan untuk menjalin, mengembangkan, dan mengomersialisasikan hubungan dengan pelanggan untuk jangka panjang sedemikian rupa sehingga tujuan masing-masing pihak dapat terpenuhi. Hal ini dilakukan melalui proses pertukaran dan saling memenuhi janji. (Huda, 2017: 3) sedangkan dalam buku kasmir, Kegiatan pemasaran dalam suatu perusahaan pasti ada tujuan yang ingin tercapai dalam kegiatan tersebut. Secara umum berikut tujuan pemasaran:

a) Memaksimalkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien. b) Memaksimalkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan

(24)

merangsang konsumsi, sehingga menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan suatu perusahaan secara berulang-ulang. c) Memaksimalkan suatu produk agar lebih beragam agar masyarakat

memiliki ragam pilihan guna memenuhi kebutuhan.

d) Memaksimalkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang diinginkan oleh nasabah. (Kasmir, 2014: 33).

3) Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran pada yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Assauri, 2010: 81) konsep pemasaran terdiri dari 4 pilar, yaitu pasar sasaran (target marketing), kebutuhan pelanggan (consumers needs), pemasaran terpadu (integrated marketing), dan kemampuan menghasilkan laba (profitability). Konsep pemasaran mempunyai perspekti dari luar ke dalam. Titik tumpu dantitik awal pemikiran konsep pemasaran adalah mengerti konsumen, “siapa dia?”, apa yang dia inginkan/butuhkan?, kemudian bagaimana memenuhi kebutuhan/keinginan itu dengan upaya pemasaran terpadu agar konsumen puas dalam jangka panjang yang memungkinkan pembelian berulang (repeat buying). (Wahjono, 20l0: 3-4)

Sedangkan konsep-konsep lain yang terkait dengan pemasaran adalah sebagai berikut: (Kasmir, 2005: 68-70)

a) Konsep Produksi, Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan mereka dan oleh karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi produksi dan efisiensi distribusi. Konsep produksi merupakan salah satu falsafah tertua yang menjadi penuntun para penjual. Konsep ini menekankan kepada volume

(25)

produksi atau distribusi yang seluas-luasnya dengan harga ditekan serendah mungkin.

b) Konsep Produk, Konsep produk berpegang teguh bahwa konsumen akan menyenangi produk yang menawarkan mutu dan kinerja yang paling baik serta memiliki keistimewaan yang mencolok. Oleh karena itu, perusahaan harus mencurahkan uapaya terus-menerus dalam perbaikan produk.

c) Konsep penjualan kebanyakan konsumen tidak akan membeli cukup hanya produk, terkecuali perusahaan menjalankan suatu usaha promosi dan penjualan yang kokoh. Oleh karena itu, perusahaan harus menjalankan usaha-usaha promosi dan penjualan dalam rangka memengaruhi konsumen. Konsep penjualan biasanya diterapkan pada produk-produk asuransi atau ensiklopedia juga untuk lembaga nirlaba seperti parpol. Dalam konsep ini kegiatan pemasaran ditekankan lebih agresif melalui usaha-usaha promosi yang gencar.

d) Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Kemudian kunci yang kedua adalah pemberian kepuasan seperti yang diinginkan oleh konsumen secara efktif dan lebih efesien dari yang dilakukan pesaing.

e) Konsep pemasaran kemasyarakata nmenyatakan bahwa tugas adalah menentukan kebutuhan. keinginan dan minat pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibanding para pesaing sedemikian rupa, sehingga dapat mempertahankan dan mempertinggi kesejahteraan masyarakat. Bagi dunia perbankan konsep yang paling tepat untuk diaplikasikan adalah konsep pemasaran yang bersifat kemasyarakatan.

(26)

c. Strategi Pemasaran

1) Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran pada intinya ialah rencana secara menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran, yang dapat memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan suatu perusahaan. (Assauri 2011: 168-169). Atau dapat diartikan sebagai serangkaian tujuan dan sasaran kebijakan yang dapat memberikan arahan disetiap usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, dimasing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama dapat dijadikan sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi persaingan yang selalu berubah. (Suliyanto, 2010: 93)

2) Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran atau marketing mix ialah istilah yang pertamakali diperkenalkan oleh Cullinton tahun 1964 juga merupakan salah satu strategi pemasaran yang dapat digunakan perusahaan untuk memuaskan pelanggan. Bauran pemasaran itu sendiri terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya (Al-arif, 2012: 5). Marketing mix itu sendiri terdapat 4 variabel, yaitu:

a) Product (Produk)

Produk ialah sesuatu yang ditawarkan kepada pangsa pasarbaik itu barang ataupun jasa. Produk dapat berupa barang, seperti ponsel, komputer, dan lan-lain. Lalu juga bisa berupa jasa, seperti layanan kesehatan dari dokter, layanan pendidikan dari sekolah, layanan transaksi keuangan dari lembaga perbankan dan lain-lain. (Hurriyati, 2010: 48)

Dalam perbankan untuk mengembangkan suatu produk hal yang harus dilakukan adalah: Pertama, Penentuan logo dan motto, Logo merupakan ciri khas suatu perusahaan produk, sedangkan motto merupakan serangkaian kata-kata yang berisikan visi dan

(27)

misi perusahaan dalam melayani masyarakat. Baik logo maupun motto harus dirancang secara baik dan benar. Dalam menentukan logo dan motto perlu pertimbangkan: satu logo dan motto memiliki arti yang positif, dua logo dan motto memiliki perhatian nasabah,

tiga logo dan motto mudah di ingat. Kedua, Menciptakan merek,

Merek merupakan suatu tanda bagi konsumen untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan. Pengertian merek sering diartikan sebagai nama, istilah, simbol, disain atau kombinasi dari semuanya. Agar merek mudah dikenal masyarakat, penciptaan merek harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: satu merek mudah diingat, dua merek produk terkesan hebat dan modern, tiga merek produk memiliki arti (dalam arti positif), empat merek produk menarik perhatian. (Assauri, 2010: 206). Ketiga, Keputusan label, Lebel merupakan sesuatu yang ada pada produk yang ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan. Didalam label harus dijelaskan: satu siapa yang membuat, dua dimana dibuat, tiga kapan dibuat, empat cara menggunakannya, lima waktu kadaluarsa,

enam informasi lainnya. (Kasmir, 2011: 190)

b) Promotion (Promosi)

Promosi merupakan salah satu bagian dari marketing mix yang sangat besar peranannya. Promosi merupakan suatu ungkapan dalam arti luas tentang kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh perusahaan (penjual) untuk mendorong konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Promosi yang bisa dilakukan didalam memasarkan produk perbankan bisa dengan banyak cara bisa melalui brosur, spanduk, atau membuka stand saat ada pameran, dan lain-lain dapat dilakukan guna memperkenalkan produk kepada masyarakat luas. (Hurriyati, 2010: 50)

Dalam melakukan kegiatan promosi bank juga menggunakan media pemasaran. Media pemasaran adalah sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat penyimpan pesan. Diantara media

(28)

promosi atau komunikasi dunia perbankan adalah sarana manusia dan sarana bukan manusia. Kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan menggunakan acuan atau bauran promosi yang terdiri dari:

1) Iklan (advertansi), merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi dari gagasan, barang dan jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu bersifat nonpersonal.

2) Penjualan personal (personal selling), yang merupakan perjanjian secara lisan.

3) Promosi penjualan (sales promotion), yang merupakan segala kegiatan pemasaran personal selling, advetensi dan peblistas, yang merangsang pembelian oleh konsumen dan keefektifan agen seperti pameran, dan segala usaha penjualan yang tidak dilakukan secara teratur atau kontinyu. (Assauri, 2010: 206) c) Price (Harga)

Setelah produk berhasil diciptakan dengan segala atribut, langkah selanjutnya adalah menentukan harga produk. Harga merupakan sejumlah nilai yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan. Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam

Marketing Mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk

diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk atau jasa yang ditawarkan. (Kasmir, 2011: 191)

Penentuan harga yang ditetapkan harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Adapun tujuan penentuan harga oleh suatu perusahaan secara umum adalah sebagai berikut:

1. Untuk bertahan hidup

Jika tujuan perusahaan dalam menentukan harga adalah untuk bertahan hidup, penentuan harga dilakukan semurah mungkin. Tujuannya adalah agar produk dan jasa yang

(29)

ditawarkan laku dipasaran dengan harga murah, tetapi masih dalam kondisi yang menguntungkan.

2. Untuk memaksimalkan laba

Penentuan harga bertujuan agar penjualan meningkat, sehingga laba menjadi maksimal. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.

3. Untuk memperbesar market share

Maksudnya adalah untuk memperluas atau memperbesar jumlah pelanggan.

4. Mutu produk

Tujuan penetuan harga dengan pertimbangan mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi atau lebih tinggi dari kualitas pesaing. Biasanya harga ditentukan setinggi mungkin karena masih ada anggapan bahwa produk yang berkualitas adalah produk yang harganya lebih tinggi dibanding harga pesaing.

5. Karena pesaing

Penentuan harga dengan melihat harga pesaing bertujuan agar harga yang ditawarkan oleh kompetitif dibandingkan harga yang ditawarkan pesaing. Artinya dapat melebihi harga pesaing untuk produk tertentu atau sebaliknya bisa lebih rendah. (Kasmir, 2011: 192)

Menurut Kotler dan Amstrong dalam buku Erni mengemukakan definisi dari harga sebagai berikut:

1. Jumlah uang yang dibebankan untuk produk (baik barang atau jasa).

2. Jumlah nilai yang konsumen pertukarkan agar dapat memiliki manfaat atau dapat menggunakan produk tersebut. (Sule, 2016: 162)

(30)

Demikian di dalam perbankan maka nilai bisa diartikan sebagai jumlah semua nilai yang diberikan oleh calon anggota atau nasabah untuk mendapat keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa bank.

d) Place (Tempat atau saluran distribusi)

Tempat atau saluran distribusi juga telah diakui menjadi salah satu kunci untuk strategi pemasaran yang sukses dan efektif. Tempat yang strategis dari suatu perusahaan bias sangat efektif menjadi sarana pemasaran. (Hurriyati, 2010: 49)

Dalam distribusi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Saluran pemasaran harus merupakan lokasi yang menyenangkan dan menarik perhatian nasabah.

2. Saluran pemasaran merupakan kantor-kantor yang bekerja sama untuk menyediakan program pemasaran yang terkoordinasi.

Dalam melakukan segmentasi pasar variabel utama melakukan segmentasi pasar konsumen terdiri dari berbagai sudut pandang seperti:

1. Segmentasi berdasarkan geografik

Segmentasi berdasarkan geografik artinya membagi pasar berdasarkan wilayah tertentu, seperti: jenis bangsa, provinsi, kabupaten, kecamatan.

2. Segmentasi berdasarkan demografik

Segmentasi berdasarkan demografik maksudnya membagi pasar berdasarkan kependudukan secara umum, seperti: golongan umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, dan ras. (Kasmir, 2011: 115)

Sedangkan Sadono Sukimo menambahkan keempat unsur dari bauran pemasaran tadi dengan tiga unsur lainnya untuk kontes jasa yaitu people atau orang yang menawarkan jasa, physical atau

(31)

faktor-faktor fisik pendukung jasa, dan process atau proses penyampaian jasa, berikut penjelasannya. (Lupiyardi, 2006: 74-75)

a) People (SDM)

Orang sebagai subyek, dipahami sebagai semua penisipan yang memainkan sebagian penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa berlangsung dalam waktu riil jasa, yang bisa mempengaruhi persepsi nasabah. (Sucipto, 2010: 70)

Bagi sebagian jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran. Dalam jasa perbankan untuk bauran elemen people sangat perlu dijaga perilaku menyangkut semua personil atau karyawan bank tentang sikap dan keramahan, sopan santun, ramah, senyum, ada perhatian, kesabaran, memiliki pengetahuan yang cukup ahli, ketepatan, penampilan fisik, rapi, pakaian seragam, asesoris, cepat tanggap pada kebutuhan nasabah, penuh kepedulian dan sebagainya. (Alma, 2007: 338)

b) Physical Evidence (Bukti Fisik)

Physical evidence adalah lingkungan flsik dimana jasa

tersebut disampaiakan dan dimana perusahaan dan konsumen berinteraksi, dan setiap tangible memfasilitasi penampilan dan komunikasi jasa tersebut. (Sucipto, 2010: 70)

Karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai jasa sebelum mengkonsumsinya. Ini menyebabkan risiko yang dipersepsikan konsmnen dalam keputusan pembelian semakin besar. (Tjiptono, 2014: 43) Menyangkut physical evidence terhadap bank meliputi fasilitas sarana parkir, kenyamanan ruang tunggu, jenis kualitas peralatan kantor, perabotan, kebersihan, interior ruangan, warna, ketersediaan formulir, papan infomasi dan sebagainya. (Alma, 2007: 338)

(32)

c) Process (Proses dari jasa itu sendiri)

Proses ini mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran jasa dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang diberikan kepada konsumen. Dengan demikian, pemasaran harus dilibatkan ketika desain proses jasa dibuat karena pemasaran juga sering terlibat dan bertanggung jawab dalam pengawasan kualitas jasa. (Sucipto, 2010: 71)

Menyangkut proses perbankan meliputi kecepatan dan kemudahan, ketepatan, tanggap terhadap keluhan nasabah, kemudahan pembukaan, penyetoran dan penutupan buku tabungan, kemudahan penarikan, penyetoran pengiriman uang, kecepatan mengoreksi kesalahan dan sebagainya. (Alma, 2007: 338)

Semua ini bertujuan untuk memuaskan nasabah yaitu kesesuaian antara manfaat yang dirasakan nasabah dibandingkan dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh nasabah. Bauran pemasaran terdiri dari sebuah kumpulan keputusan strategi yang dibuat dibidang-bidang product, promotion, price, place, people,

physical eviden,dan process untuk bertujuan kenyamanan para

pelanggan di dalam suatu pasar sasaran.

2. Bank Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Kata bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco. Banco pada masa lalu berarti bangku atau meja. Meja dalam sejarah bank pertama kali digunakan sebagai tempat menukar uang. (Yenti, 2018: 81) Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pasar bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga adalah lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadis Nabi SAW. Dengan kata lain, bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu

(33)

lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah. (Elfadhli, 2016: 1)

Menurut Perwataatmadja dalam buku Adrianto, bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah (Islam) dan tata caranya didasarkan pada ketentuan Al-Qur’an dan hadist. (Adrianto, 2019: 25) Menurut G. M. Verryn Srtuart dalam buku Syukri Iska, Bank ialah badan usaha yang diwujudkan untuk memuaskan keperluan orang lain dengan memberikan kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain sekalipun dengan cara mengeluarkan uang baru kertas. (Iska, 2012: 12)

Menurut Kasmir Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2014: 11). Kemudian pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Kasmir, 2014: 9)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

b. Produk-produk Bank Syariah

Produk-produk bank syariah terdiri dari beberapa antara lain sebagai berikut:

1) Produk Perbankan Syariah di Bidang Penghimpun Dana dari Masyarakat (Funding)

(34)

a) Giro (Demand Deposit)

Pengelolaan dana masyarakat yang dihimpun bank syariah dalam bentuk giro dapat menggunakan akad wadiah yadh

dhamanah dengan prinsip titipan dan bagi hasil (mudharabah).

Bank bertanggung jawab menjaga keamanan dan ketersediaan dana yang diperlukan oleh nasabah dalam mata uang rupiah ataupun valuta asing sebagai simpanan dana pihak ketiga. Penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro ataupun sarana perintah pembagaran lain sesuai ketentuan dan persyaratan bank.

Giro berdasarkan prinsip syariah terbagi menjadi 2 yaitu: Pertama, Giro Wadiah adalah penempatan dana dalam bentuk giro tanpa mendapatkan imbalan, namun bank boleh memberi dalam bentuk bonus tanpa diperjanjikan dengan nasabah. Kedua, Giro

Mudharabah merupakan penempatan dana dalam bentuk giro

dengan hak imbalan sesuai dengan porsi bagi hasil (nisbah) yang diperjanjikan dengan nasabah pada saat pembukaan rekening. (IBI, 2014: 84-86)

b) Tabungan (Saving Deposit)

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat di lakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan). Pembukaan tabungan masyarakat dapat dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku dan dapat dibuka berdasarkan permintaan perorangan, gabungan (lebih dari satu orang) dengan kedudukan yang setara, dan badan.

Transaksi tabungan syariah berbeda dengan tabungan biasa karena dana yang ditempatkan diperlakukan sebagai titipan (wadiah), dan dapat pula berbagi hasil (mudharabah), antara lain seperti: Pertama, Tabungan Mudharabah, yaitu penempatan dana

(35)

dalam bentuk tabungan dengan sistem bagi hasil (mudharabah). Bank selaku pengelola dana nasabah (mudharib) akan mengelola dana tersebut dan memberikan imbalan sesuai dengan kinerja dan porsi bagi hasil (nisbah) yang telah diperjanjikan. Kedua, Tabungan

Wadiah merupakan penempatan dana dalam bentuk tabungan

dengan prinsip titipan (wadiah). Bank boleh memberikan imbalan bersifat bonus, karena tidak diperjanjikan dan bukan suatu kewajiban.

c) Deposito (Time Deposit)

Deposito adalah simpanan pihak ketiga yang diamanahkan kepada bank yang penarikannya dilakukan pada waktu tertentu sesuai yang diperjanjikan. Deposito dicairkan setelah jangka waktu berakhir dan dapat diperpanjang secara otomatis (automatic roll

over). (IBI, 2014: 94-98) atau deposito adalah simpanan yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. (Karim, 2016: 363)

2) Produk Perbankan Syariah di Bidang Penyaluran Dana Kepada Masyarakat (Lending)

a) Murabahah

Murabahah adalah transaksi jual beli dimana bank

menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (marjin). (Karim, 2016: 98) Secara umum murabahah diartikan sebagai suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah dengan keuntungan yang disepakati. Misalnya seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu. (Iska, 2012: 200) b) Salam

Salam adalah jual beli yang dilakukan dengan cara

(36)

akhir periode yang diperjanjikan. (Adrianto, 2019: 49) Dalam pengertian lain, salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara tangguh sementara pembayaran dilakukan secara tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual. (Karim, 2016: 99)

c) Istishna'

Istishna‟ adalah jual beli yang pembayarannya dilakukan

secara bertahap (mencicil) dan barang yang diserahkan pada akhir periode yang diperjanjikan. (Adrianto, 2019: 50) Produk istishna‟ menyerupai produk salam, tapi dalam istishna‟ pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (terjamin) pembayaran. (Karim, 2016: 100)

d) Sewa (Ijarah)

Sewa (ijarah) ialah suatu jenis akad dalam bentuk mengambil manfaat dengan adanya penggantian. Dalam pengertian lain, sebagai akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diiringi dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. (Iska, 2012: 182) Transaksi

ijarah dilandasi adanya adanya pemindahan manfaat. Jadi pada

dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya adalah jasa. (Karim, 2016: 101)

e) Mudharabah

Mudharabah merupakan akad kerja sama usaha antara dua

pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan, sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pengelola dana. Secara operasional, ada 3 jenis mudharabah yaitu:

(37)

Pertama, Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Kedua, Mudharabah muqayyadah adalah

mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada

pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau objek investasi. Ketiga, Mudharabah musytarakah adalah mudharabah dimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi. (Suwiknyo, 2010: 181-182)

f) Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau

lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan risiko berdasarkan porsi kontribusi dana. Secara operasional, musyarakah ada dua jenis yaitu: Pertama, Musyarakah permanen yaitu musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan sesui akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad. Kedua, Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) yaitu musyarakah dengan ketentuan bagian dana entitas akan dialihkan secara bertahap kepada mitra sehingga bagian dana entitas akan menurun dan pada akhir masa akad mitra akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut. (Suwiknyo, 2010: 186-187)

3) Produk Perbankan Syariah di Bidang Jasa a) Hiwalah

Hiwalah pemberian pinjaman yang disertai dengan jaminan

objek anjak piutang (pengalihan piutang). (Adrianto, 2019: 38) Sedangkan maksud secara syara’ hiwalah ialah memindahkan hutang dari penghutang (muhil) kepada orang lain (muhal „alaih) untuk dibayarkan kepada pemberi hutang (muhal) dimana komisi atau upah dikenakan untuk jasa tersebut. (Iska, 2012: 188) Tujuan

(38)

hiwalah adalah untuk membantu supplier mendapatkan modal

tunai agar dapat melanjutkan produksinya. (Karim, 2016: 105) b) Kafalah

Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh

penanggung (kafil) kepada pihak ketiga (makfulahu) untuk memenuhi kewajiban pihak kedua (makfulbih). Dalam pengertian lain, istilah ini bermaksud mengalihkan tanggungjawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggungjawab orang lain sebagai jaminan. (Iska, 2012: 194) Sedangkan dalam aplikasi bank syariah, kafalah merupakan produk jasa yang diberikan kepada nasabah yang mengajukan garansi kepada bank untuk melakukan pekerjaan atas perintah pihak pemberi kerja. (Ismail, 2011: 201) Tujuan kafalah adalah untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayar. (Karim, 2016: 107)

c) Wakalah

Wakalah merupakan akad antara dua pihak yang mana

pihak satu menyerahkan, mendelegasikan, mewakilkan, tau memberikan mandat kepada orang lain, dan pihak lain menjalankan amanat sesuai permintaan pihak yang mewakilkan. (Ismail. 2011: 194) Sedangkan wakalah secara syara’ ialah pelimpahan kekuasaan atau wewenang oleh seseorang kepada yang lain dalam hal-hal yang dapat diwakilkan. (Iska, 2012: 190)

d) Rahn (gadai)

Rahn yaitu menjadikan suatu benda bernilai menurut

pandangan syara’ sebagai tanggungan utang, dengan adanya benda yang menjadi tanggungan itu maka sebagian atau bahkan seluruh utang dapat dilunasi. (Suwiknyo, 2010: 240) Rahn juga diartikan sebagai jaminan terhadap utang yang mungkin dijadikan sebagai pembayar kepada pemberi utang baik seluruhnya atau sebagian apabila pihak yang berhutang tidak mampu melunasinya. (Ismail, 2011: 209) Tujuan rahn adalah untuk memberikan jaminan

(39)

pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan. (Karim, 2016: 106)

e) Sharf

Sharf merupakan pelayanan jasa bank syariah dalam

pertukaran mata uang. Pertukaran antara valas dan rupiah dibolehkan apabila pertukaran ini tidak ditujukan untuk spekulasi.

Sharf juga dapat diartikan sebagai transaksi jual beli antara mata

uang yang satu dengan mata uang lainnya, misalnya US dollar dan rupiah, dan Singapore dollar dan Malasyian ringgit. (Ismail, 2011: 215)

3. Mobile Banking

a. Pengertian Mobile Banking

Dalam bank istilah Mobile Banking dianggap berkaitan erat dengan pengertian berikut atau disingkat dengan M-Banking. Fasilitas perbankan melalui komunikasi bergerak seperti Handpone. Dengan menyediakan fasilitas yang hampir sama dengan ATM kecuali mengambil uang cash. (Nurastuti, 2011: 110) Bank Syariah Bukopin adalah salah satu bank syariah yang telah menerapkan layanan jasa

mobile banking. Mobile banking di Bank Syariah Bukopin dikenal

dengan istilah M-BSB (Mobile Banking-Bank Syariah Bukopin) merupakan layanan transaksi perbankan dan pembayaran tagihan yang dapat diakses langsung oleh nasabah melalui telepon seluler atau handphone. (www.syariahbukopin.co.id)

Pengertian m-banking menurut Riswandi, Budi Agus (2005: 83) M-Banking suatu layanan inovatif yang ditawarkan oleh bank yang memungkinkan pengguna kegiatan transaksi perbankkan melalui smartphone. Mobile banking atau yang lebih dikenal dengan sebutan

M-Banking merupakan sebuah fasilitas atau layanan perbankan

(40)

penyediaan fasilitas untuk bertransaksi perbankan melalui aplikasi (unggulan) pada handphone.

Mobile banking adalah layanan perbankan yang dapat diakses

langsung melalui telepon seluler GSM (Global System for Mobile

Communication) dengan menggunakan Short Massage Service (SMS).

(IBI, 2014: 135) m-banking merupakan fasilitas perbankan yang merupakan bagian dari BSB mobile. BSB mobile merupakan fitur pelayanan untuk memberikan pelayanan pada nasabah Bukopin. Fitur

m-banking menggunakan fasilitas online atau dengan menggunakan

handphone, tablet dan alat komunikasi lainnya.

Dengan menggunakan m-banking Bank Syariah Bukopin, nasabah dapat melakukan transaksi perbankan sesuai kebutuhan kapanpun dan dimanapun. Nasabah juga dapat dengan mudah mendapatkan aplikasi layanan M-Banking Bank Syariah Bukopin dengan mendownload aplikasinya di Playstore atau App Store dan lainnya. Dengan adanya fasilitas mobile banking Bank Syariah Bukopin dapat meningkatkan pelayanan terhadap nasabah dan dapat meningkatkan Bank Syariah Bukopin. M-Banking adalah salah satu fitur teknologi yang berupa layanan bagi nasabah bank, yang mengijinkan para nasabah untuk mengakses akun bank mereka melalui aplikasi M-Banking BSB pada smartphone nasabah yang digunakan untuk bertransaksi diperbankkan. Fitur layanan mobile banking yang dapat dilakukan melalui layanan ini, antara lain:

1) Layanan Perbankan (cek saldo, informasi transaksi (7 transaksi terakhir selama 2 bulan terakhir), pemindahbukuan, fundtransfer (transfer antar bank) melalui kliring (skn).

2) Layanan Informasi dan Pembayaran (PLN (Pasca Bayar, Pra Bayar, Non Tagihan Listrik), Jasa Telekomunikasi (Fix line Telephone, Flexi

Post Paid, Speedy, Telkom vision), PDAM (AETRA/palyja Jakarta),

(41)

3) Layanan Tambahan (Menu laporan transaksi non perbankan, Menu ubah password, Menu request OTP yang akan diterima melalui sms pengguna, Menu favorit). (www.syariahbukopin.co.id)

Melalui adanya handphone dan layanan M-Banking, transaksi perbankan yang biasanya dilakukan secara manual, artinya kegiatan yang sebelumnya dilakukan nasabah dengan mendatangi bank, kini dapat dilakukan tanpa harus mengunjungi gerai bank, hanya dengan menggunakan handphone nasabah dapat menghemat waktu dan biaya, selain menghemat waktu mobile banking juga bertujuan agar nasabah tidak ketinggalan jaman dalam menggunakan media elektronik yang sudah modern dan juga bisa lebih memanfaatkan media handphone yang biasanya digunakan untuk berkomunikasi tetapi juga dapat digunakan untuk berbisnis atau bertransaksi. Adapun manfaat dalam menggunakan aplikasi M-BSB antara lain sebagai berikut:

1) Kemudahan transaksi perbankan dan pembayaran tagihan 2) Praktis dan efisien

3) Dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja

4) Untuk transaksi financial dilengkapi dengan pengamanan berupa OTP (One Time password), dimana didalamnya ada beberapa biaya-biaya antara lain sebagai berikut:

a) Biaya permintaan fitur informasi transaksi sebesar Rp 350,-atau permintaan

b) Biaya permintaan OTP sebesar Rp 500,-/permintaan

c) Biaya Fund Transfer melalui SKN sebesar Rp5.000/transaksi 5) Limit Transaksi

a) Batas limit saldo minimal setelah transaksi adalah Rp35.000

b) Limit Transaksi pemindahbukuan/Fund Transfer per hari maksimal Rp25.000.000 dengan minimal per transaksi Rp10.000

(42)

b. Syarat dan Ketentuan penggunaan Mobile Banking-Bank Syariah Bukopin (M-BSB)

1) Registrasi M-BSB

Sebelum melakukan registrasi nasabah diminta untuk mengisi beberapa hal:

a) Mengisi formulir/aplikasi permohonan layanan m-BSB. b) Melakukan registrasi layanan M-BSB di Customer Service.

c) Validasi data yang diperlukan, antara lain Nomor Handphone dan Nomor rekening melalui Customer Service.

d) Nasabah akan menerima e-mail / SMS yang berisi data-data berupa username, password dan OTP (untuk transaksi financial).

e) Nasabah sudah dapat melakukan transaksi melalui layanan m-BSB. 2) Persyaratan registrasi M-BSB

Ada beberapa syarat yang harus dilakukan nasabah apabila nasabah ingin meregistrasi m-BSB seperti:

1) Memiliki rekening Tabungan iB SiAga, iB SiAga Bisnis atau Giro iB di Bank;

2) Memiliki Handphone berbasis Android dan SIM Card dari operator selular tertentu;

3) Mengisi dan menandatangani Formulir Permohonan Layanan m-BSB;

4) Menyerahkan copy bukti identitas diri yang sah (KTP/SIM) dan menunjukkan aslinya.

5) Memiliki alamat e-mail (www.syariahbukopin.co.id) 3) Ketentuan registrasi M-BSB

Dalam menggunakan aplikasi m-BSB ada ketentuan yang harus nasabah isi ketika meregistrasi m-BSB seperti:

a) Nasabah melakukan pendaftaran di Customer Service.

b) Nasabah akan menerima e-mail dan SMS yang berisi data User ID, Password serta nomor OTP (sebanyak 5 nomor) yang berguna untuk melakukan login (pada tahap ini nasabah pengguna telah

(43)

dapat melakukan login dan melakukan inquiry atau pengecekan pembayaran terhadap tagihan-tagihan bulanan seperti listrik, telepon, PDAM, dan multifinance).

c) Melakukan instalasi aplikasi m-BSB di Google play. 4) Ketentuan penggunaan m-BSB

Selain itu ada juga ketentuan nasabah dalam menggunakan aplikasi m-BSB antara lain:

a) Nasabah pengguna dapat menggunakan layanan m-BSB dan/atau melakukan transaksi perbankan yang telah ditentukan oleh bank. b) Bank menghimbau nasabah pengguna untuk melakukan

pembayaran tepat waktu, yaitu sebelum tanggal 20 pada pembayaran tagihan PLN guna menghindari padatnya transaksi yang menyebabkan gagalnya transaksi pada sistem. Dalam hal terjadi keterlambatan, nasabah pengguna akan menanggung biaya keterlambatan tersebut.

c) Waktu cut-off system layanan m-BSB adalah pukul 23.30-00.15 WIB.

d) Nasabah pengguna dapat mengganti user ID m-BSB dengan cara sebagai berikut:

1. Nasabah pengguna melakukan pembatalan di customer service. 2. Nasabah mengisi formulir penutupan layanan yang telah

tersedia.

3. Nasabah mendaftar kembali pada customer service dengan mengisi aplikasi permohonan layanan m-BSB dengan User ID baru.

4. Nasabah pengguna menerima e-mail/SMS konfirmasi layanan m-BSB. (www.syariahbukopin.co.id)

e) Nasabah pengguna harus memastikan kelengkapan identitas diri (bank tidak bertanggung jawab atas kesalahan, ketidaklengkapan, ketidakjelasan, atau ketidaktepatan perintah atau data dari nasabah

(44)

pengguna serta memastikan penginputan OTP dalam melakukan transaksi).

f) Bank menghimbau nasabah pengguna untuk melakukan pembayaran tepat waktu. Dalam hal terjadi keterlambatan, nasabah pengguna akan menanggung biaya keterlambatan bila mendekati jatuh tempo.

g) Setiap informasi yang telah diterima dan tersimpan pada pusat data Bank merupakan data yang benar sebagai bukti Identitas diri dan perintah nasabah pengguna kepada bank untuk melaksanakan transaksi pada layanan m-BSB.

h) Bank menerima dan menjalankan setiap perintah dari nasabah pengguna sebagai perintah yang sah berdasarkan penggunaan User ID dan Password. Untuk itu, bank tidak mempunyai kewajiban untuk meneliti atau menyelidiki keaslian maupun keabsahan atau kewenangan pengguna User ID menilai maupun membuktikan ketepatan maupun kelengkapan perintah dimaksud, dan oleh karena itu perintah tersebut sah mengikat nasabah pengguna dengan sebagaimana mestinya, kecuali nasabah pengguna dapat membuktikan sebaliknya. (www.syariahbukopin.co.id)

i) Bank berhak untuk tidak melaksanakan perintah dari nasabah pengguna, apabila:

1. Saldo rekening nasabah pengguna di bank tidak cukup.

2. Bank mengetahui atau mempunyai alasan untuk menduga bahwa penipuan atau aksi kejahatan telah atau akan dilakukan.

j) Nasabah Pengguna menyetujui dan mengakui bahwa:

1. Dengan dilaksanakannya transaksi melalui m-BSB, semua perintah dan komunikasi dari nasabah Pengguna yang diterima bank akan diperlakukan sebagai alat bukti yang sah meskipun tidak dibuat dokumen tertulis dan atau dikeluarkan dokumen yang tidak ditandatangani.

(45)

2. Bukti atas perintah dari nasabah pengguna kepada bank dan segala bentuk komunikasi antara bank dan nasabah pengguna yang dikirim secara elektronik yang tersimpan pada pusat data bank dan atau tersimpan dalam bentuk penyimpanan informasi dan data lainnya di bank, baik yang berupa dokumen tertulis, catatan, tape atau cartridge, print out komputer dan atau salinan, merupakan alat bukti yang sah yang tidak akan dibantah keabsahan, kebenaran atau keasliannya.

k) Semua komunikasi melalui e-mail yang aman dan memenuhi standar serta dianggap sah, otentik, asli dan benar serta memberikan efek yang sama sebagaimana bila hal tersebut dilakukan secara tertulis dan atau melalui dokumen tertulis.

l) Bank tidak diwajibkan untuk melaksanakan setiap perintah baik yang ditandatangani maupun tidak atau menjawab pertanyaan apapun yang diterima melalui e-mail yang tidak aman. Nasabah disarankan untuk tidak mengirim informasi rahasia melalui e-mail yang tidak aman.

m) Bank berhak menghentikan layanan m-BSB untuk sementara waktu maupun untuk jangka waktu tertentu yang ditentukan oleh bank untuk keperluan pembaharuan, pemeliharaan atau untuk tujuan lain dengan alasan apapun yang dianggap baik oleh bank, dan untuk itu Bank tidak berkewajiban mempertanggung jawabkannya kepada siapapun. (www.syariahbukopin.co.id)

5) Unser ID dan OTP m-BSB

Ada ketentuan yang wajib nasabah ketahui dalam pemakain aplikasi m-BSB antara lain sebagai berikut:

a) Nasabah wajib mengamankan User ID dan Pasword dengan cara: 1. Tidak memberitahukan User ID dan Password kepada orang

lain untuk mendapatkan hadiah atau tujuan apapun lainnya termasuk kepada anggota keluarga atau sahabat,

Figure

Tabel 3.1  Waktu Penelitian

Tabel 3.1

Waktu Penelitian p.51

References

Related subjects :

Scan QR code by 1PDF app
for download now

Install 1PDF app in