• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan tahun 2015 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan tahun 2015 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN

KABUPATEN PESISIR SELATAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan/atau pembuatan makanan atau minuman. Ketersediaan Pangan adalah tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan/atau dari sumber lain.

Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman dan terjangkau. Tujuan pembangunan Ketahanan Pangan adalah untuk membangun ketahanan pangan dan kemandirian pangan baik ditingkat nasional maupun ditingkat rumah tangga/individu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan dan rawan pangan dengan pemberdayaan masyarakat dan mengembangkan Sistem Ketahanan Pangan sampai tingkat desa, yang meliputi : Sub Sistem Ketersediaan, Sub Sistem Distribusi dan Sub Sistem Konsumsi. Adanya akses pangan yang cukup, berjalannya sistem distribusi dan harga pangan yang stabil serta konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman diharapkan masyarakat mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan melalui usaha produktif dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara berkelanjutan.

Ketahanan pangan disamping sebagai prasyarat untuk memenuhi hak asasi pangan masyarakat, juga merupakan pilar bagi eksistensi dan kedaulatan suatu bangsa. Oleh sebab itu

(3)

seluruh komponen bangsa yaitu pemerintah dan masyarakat sepakat untuk bersamasama membangun ketahanan pangan daerah. Dalam sistem pemerintahan yang demokratis dan desentralistis saat ini pelaku utama pembangunan pangan mulai dari produksi, penyediaan, distribusi dan konsumsi adalah masyarakat, sedangkan pemerintah lebih berperan sebagai inisiator, fasilitator serta regulator agar kegiatan masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya nasional dan daerah dapat berjalan lancar, efisien, berkeadilan dan bertanggung jawab.

Arah kebijakan umum pembangunan ketahanan pangan adalah untuk (1) meningkatkan ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan (2) meningkatkan sistem distribusi dan stabiltasasi harga pangan (3) meningkatkan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan sampai kerumah tangga.

Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan menangani kerawanan pangan, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk (a) meningkatkan dan menjamin kelangsungan produksi pangan didalam negeri menuju kemandirian pangan (b) mengembangkan kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat secara sinergis dan partisipatif (c) mencegah dan menanggulangi kondisi rawan pangan secara dinamis.

Dalam aspek peningkatan sistem distribusi dan stabilisasi harga pangan, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk (a) mengembangkan sistem distribusi yang efektif dan efisien untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan (b) mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan distribusi, harga dan akses pangan (c) meningkatkan peran serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan harga dan akses pangan.

(4)

(a) mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal (b) mengembangkan tekhnologi pengolahan pangan terutama pangan lokal non beras dan terigu guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosial (c) mengembangkan keamanan pangan segar didaerah sentra produksi pangan.

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pesisir Selatan tanggal 30 November 2010. Dalam usianya yang masih muda Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan berupaya berbenah diri untuk meningkatkan kinerja baik dalam melaksanakan program/ kegiatan maupun bidang

administrasi dan keuangan dalam rangka pelaksanaan

pemerintahan yang baik (Good Governance). 1.2. Landasan Hukum

Landasan Hukum penyusunan Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan P enyuluhan (BKPP) Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 adalah :

a. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

b. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421); c. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang No. 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32

(5)

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

d. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

e. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

f. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

h. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014; i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; dan

j. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah.

(6)

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Maksud dari penyusunan Renja BKPP Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 ini adalah untuk mendokumentasikan perencanaan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun ke depan, yang berisikan program dan kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan dengan dukungan pembiayaan bersumber Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten Pesisir Selatan, dengan harapan agar dapat mengakselerasi secara optimal segala partisipasi aktif masyarakat pada berbagai aktivitas produktif pada bidang penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang berorientasi pada ketahanan pangan.

1.3.2 Tujuan

Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 ini disusun dengan tujuan :

1. Menjadikannya sebagai wadah aspirasi masyarakat dalam penyusunan perencanaan yang disampaikan secara partisipatif dalam berbagai forum yang sesuai dengan konstitusi;

2. Merumuskan gambaran umum langkah operasional BKPP Kabupaten Pesisir Selatan melalui program dan kegiatan penyelenggaraanpenyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang berorientasi pada ketahanan pangan; 3. Menjadikannya sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja

Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun Anggaran (TA) 2015;

4. Menetapkan dokumen perencanaan yang memuat program dan kegiatan yang menjadi tolok ukur penilaian capaian kinerja BKPP Kabupaten Pesisir Selatan; dan

(7)

5. Mewujudkan konsistensi atas sinkronisasi perencanaan tahunan BKPP Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan

Renstra dan hasil Musrenbang RKPD dalam

(8)

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN 2014

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2014

Pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan indikator dan capaian kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan dan program yang telah ditetapkan dalam Perencanaan Strategis (RENSTRA) Tahun 2011-2015, Capaian Kinerja Sasaran Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Tahun 2014 yang merupakan tahun ke-4 pelaksanaan RENSTRA Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.

Capaian Kinerja Sasaran Tahun 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja 2014

Target Realisasi

(1) (2) (3) (4)

Terbentuk dan terberdayakannya kelembagaan pangan yang dapat mendukung terciptanya ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, kampung / nagari 1. Jumlah Kelompok

Desa Mandiri Pangan 13 kelompok desa mandiri pangan di 4 Kecamatan 13 kelompok desa mandiri pangan di 4 Kecamatan 2. Jumlah cadangan pangan masyarakat kampung / nagari 4 Unit Lumbung Pangan Masyarakat 4 Unit Lumbung Pangan Masyarakat 3. Jumlah kelompok cadangan pangan masyarakat 18 Kelompok Lumbung Pangan 18 Kelompok Lumbung Pangan 4. Jumlah cadangan pangan pemerintah 20.000 Kg Beras, 20.000 Kg Beras, Tersedianya dan terdistribusinya pangan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat

1. Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat

(9)

Tersedianya Data Informasi Penduduk Rawan Pangan 1. Jumlah buku informasi tentang penduduk rawan pangan 20 Buku NBM 20 Buku NBM 20 Buku PPH 20 Buku PPH Terdiversifikasinya sumber-sumber karbohidrat non beras guna menurunkan konsumsi beras

1. Jumlah Kelompok Wanita Tani yang di Bina 25 Kelompok Wanita Tani 25 Kelompok Wanita Tani 2. Jumlah promosi yang

dilaksanakan 2 Kali 2 Kali Meningkatnya pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segar melalui peran serta produsen dan konsumen 1. Porsentase peningkatan Pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segar 100% 100% Mengefektifkan koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan 1. Jumlah rapat koordinasi yang dilaksanakan 1 Kali pertemuan rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan 1 Kali pertemuan rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan

2. Jumlah Penas Tani

yang diikuti 1 Kali 1 Kali

Terciptanya

kemandirian petani dan nelayan

1. Laporan programa 1 buah laporan penyusunan programa kabupaten, 15 laporan penyusunan programa kecamatan 1 buah laporan penyusunan programa kabupaten, 15 laporan penyusunan programa kecamatan 2. Jumlah kelompok

FMA 30 FMA 30 FMA

Meningkatnya kinerja penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan dalam membina kelompok tani nelayan 1. Jumlah penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan 12 BPK, 178 PPL dan THL 12 BPK, 178 PPL dan THL

Pengukuran kinerja dituangkan dalam formulir

(10)

pengukuran kinerja kegiatan adalah masukan ( input ), keluaran ( output ) dan hasil (outcome ).

Pengukuran Kinerja Kegiatan didasarkan pada target kinerja yang disusun pada awal tahun anggaran. Adapun target kinerja pada masing-masing program dan kegiatan adalah sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani a. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan : Rp. 89.164.500,00

 Keluaran

Terlaksananya pertemuan forum penyuluh tingkat desa dan pertemuan koordinasi FMA

Terlaksananya penilaian terhadap FMA, Kelompok Tani dan Gapoktan

 Hasil

Lancanya pembinaan dan monitoring kegiatan terhadap FMA, Kelompok Tani dan Gapoktan

Adanya usulan FMA, Kelompok Tani dan Gapoktan teladan ke tingkat propinsi dan Pusat.

Terdatanya kelompok tani di Kabupaten Pesisir Selatan

2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian /

Perkebunan)

a. Pembangunan Lumbung Pangan ( DAK dan Pendamping )

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 500.000.000,00

 Keluaran

Tersedianya lumbung pangan masyarakat sebanyak 4 Unit di Kecamatan Sutera 2 unit, Lengayang, Lunang

 Hasil

(11)

b. Pembangunan Lumbung Pangan (Penunjang DAK)

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 27.123.000,00

 Keluaran

Tersedianya biaya operasional pembangunan lumbung pangan masyarakat

 Hasil

Lancarnya pelaksanaan pembangunan lumbung

pangan.masyarakat

c. Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) ( DAK dan Pendamping )

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 717.756.090,00

 Keluaran

Tersedianya bangunan BPK yang representative

Tersedianya sarana dan prasarana Balai Penyuluhan Kecamatan

 Hasil

Lancarnya Operasional BPK

Meningkatnya kinerja Penyuluh di Lapangan

d. Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) ( Penunjang DAK )

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 35.732.000,00

 Keluaran

Tersedianya biaya operasional pembangunan sarana BPK

 Hasil

Lancarnya pelaksanaan pembangunan sarana BPK e. Penguatan Kelembagaan Cadangan Pangan Masyarakat

(12)

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 49.598.000,00

 Keluaran

Terbinanya lembaga cadangan pangan masyarakat

 Hasil

Terlaksananya penguatan kelembagaan cadangan pangan masyarakat.

f. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 45.365.000,00

 Keluaran

Tersedianya cadangan pangan pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan

 Hasil

Tertanggulanginya masalah rawan pangan saat/pasca bencana dan gejolak harga.

g. Pembinaan Desa Mandiri Pangan

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan : Rp. 48.547.000,00

 Keluaran

Terlaksananya Pembinaan Desa Mandiri Pangan

 Hasil

Penanganan rawan pangan dan peningkatan ketahanan pangan masyarakat.

3. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat

a. Analisa Neraca Bahan Makanan

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 47.725.000,00

 Keluaran

(13)

 Hasil

Tersedianya informasi untuk penyusunan kebijakan dan program

b. Penguatan Kelembagaan Distribusi Pangan Masyarakat ( LDPM )

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 37.241.500,00

 Keluaran

Terlaksananya Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)

 Hasil

Berkembangnya kegiatan usaha Gapoktan pelaksana P-LDPM dan telaksananya distribusi pangan kepada masyarakat.

c. Peningkatan dan Pengembangan Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 319.882.400,00

 Keluaran

Terlaksananya kegiatan promosi bidang ketahanan pangan.

 Hasil

Dikenalnya menu B2SA pada masyarakat Terpromosikannya potensi pangan lokal

Terpromosikannya potensi peningkatan ketahanan pangan d. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 54.670.500,00

 Keluaran

Pembinaan lanjutan terhadap 25 KWT penerima Bansos

(14)

Terwujudnya penganekaragaman pangan masyarakat

e. Percepatan Penanganan Keamanan Pangan Segar Tk Produsen dan Konsumen

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 69.989.800,00

 Keluaran

Terlaksananya survey, pemantauan dan sosialisasi tentang keamanan pangan

 Hasil

Terjaminnya mutu pangan yang dikonsumsi masyarakat f. Penyusunan Pola Pangan Harapan

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 47.720.800,00

 Keluaran

Tersedianya buku Pola Pangan Harapan

 Hasil

Tersedianya acuan dalam pemetaan pola konsumsi pangan masyarakat

g. Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 73.043.000,00

 Keluaran

Terlaksananya Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Pesisir Selatan dalam rangka menyusun kebijakan ketahanan pangan Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 1 kali pertemuan

(15)

Lahirnya program dan kegiatan yang menunjang terwujudnya ketahanan pangan masyarakat.

h. Pekan Nasional Kelompok Tani ( Penas Tani )

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 149.890.815,00

 Keluaran

Tersedianya Operasional bagi Peserta Penas Tahun 2014

 Hasil

Terpenuhinya kebutuhan Operasional Peserta Penas.

4. Program Peningkatan Penerapan Tekhnologi Pertanian / Perkebunan

a. Penyusunan Programa (Tk. Kec. Kab dan Nagari)

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan : Rp. 65.377.750,00

 Keluaran

Terlaksananya Penyusunan Programa Kabupaten 1 buah, kecamatan 15 buah seta 182 nagari

 Hasil

Tersusunnya penyusunan Programa Penyuluhan

Kabupaten dan Kecamatan Serta Nagari

5. Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian / Perkebunan / Perikanan / Peternakan

a. Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian / Perkebunan / Perikanan

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 302.357.000,00

 Keluaran

Tersedianya Operasional bagi Penyuluh di lapangan Terlaksananya pertemuan tekhnis penyuluh

(16)

Tersedianya penilaian terhadap penyuluh, THL dan BPK teladan tingkat kabupaten

 Hasil

Terpenuhinya Kebutuhan Operasional Penyuluhan

pertanian

Teradopsinya tekhnologi yang ada oleh penyuluh

Adanya usulan penyuluh, THL dan BPK teladan ke tingkat Propinsi dan Pusat

b. Revitalisasi Penyuluh Pertanian

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 35.868.500,00

 Keluaran

Terfasilitasinya bantuan biaya transportasi peningkatan sumberdaya manusia penyuluh pertanian.

 Hasil

Terpenuhinya kebutuhan transportasi peningkatan

sumberdaya manusia penyuluh pertanian.

c. Penyusunan RKP Penyuluhan

Pertanian/Peternakan/Perkebunan

 Masukan

Jumlah dana yang dibutuhkan adalah Rp. 20.319.000,00

 Keluaran

Tersusunnya RKP Penyuluhan di lapangan

Terakomodirnya seluruh permasalahan yang ada ditingkat petani.

 Hasil

Tersedianya tenaga penyuluh yang berkualitas d. Training di Balai Penyuluh Kecamatan ( BPK )

 Masukan

(17)

 Keluaran

Terlaksananya training di BPK

 Hasil

Tersusunnya program kerja penyuluh pertanian di BPK 2.1.1 EVALUASI KINERJA SASARAN

Sesuai dengan pembentukan Struktur Organisasi Tata Kerja

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan baru terbentuk pada akhir tahun 2010 maka program dan kegiatan yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sampai tahun 2014 secara umum masih melanjutkan beberapa program yang telah dilaksanakan pada Tahun 2013 dan belum sepenuhnya mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Evaluasi terhadap kinerja sasaran adalah sebagai berikut :

1. Terbentuk dan terberdayakannya kelembagaan pangan yang dapat menunjang terciptanya ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, kampung / nagari.

 Pembinaan Desa Mandiri Pangan dengan capaian kinerja 100

% dengan realisasi anggaran 97,51 %.

Kegiatan Pembinaan Desa Mandiri Pangan merupakan penunjang kegiatan dana tugas pembantuan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Dalam pelaksanaan kegiatan ini walaupun masih belum berjalan baik, tetapi sudah ada perubahan ditingkat kelompok aktifitas yang ditandai dengan adanya kegiatan usaha kelompok pada komoditi-komoditi tertentu yang mulai menampakan hasil

 Pembangunan Lumbung Pangan (DAK dan Pendamping)

dengan capaian kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 99,42 %.

(18)

Kegiatan Pembangunan Lumbung Pangan (DAK dan Pendamping) dimana pada tahun 2014 terbangun lumbung pangan sebanyak 4 (empat) unit. Lokasi Pembangunan tersebut adalah :

a. Lumbung Pangan Kecamatan Sutera Nagari Taratak dan Nagari Rawang Gunung Malelo.

b. Lumbung Pangan Kecamatan Lengayang Nagari Kambang Utara.

c. Lumbung Pangan Kecamatan Lunang Nagari Lunang II

 Pembangunan Lumbung Pangan ( Penunjang DAK ) dengan

capaian kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 99,82 %. Kegiatan Pembangunan Lumbung Pangan ( Penunjang DAK ) merupakan pendukung kegiatan pelaksanaan pembangunan lumbung pangan dan pembinaan terhadap kelompok lumbung pangan yang memperoleh dana Bantuan Sosial melalui dana Dekon Propinsi Sumatera barat dalam kegiatan Pengadaan cadangan pangan masyarakat.

 Kegiatan Penguatan Kelembagaan Cadangan Pangan

Masyarakat dengan capaian kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 97,00 %.

Kegiatan Pembinaan Lumbung Pangan Masyarakat sampai tahun 2014 telah dilakukan pembinaan sebanyak 23 unit lumbung pangan Msayarakat di 13 kecamatan dalam Kabupaten Pesisir Selatan. Sedangakan yang telah didanai dana Bansos Propinsi sampai 2014 sebanyak 14 unit yaitu 12 unit tahap mandiri dan 2 unit tahap pengembangan, yaitu : a. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Koto XI Tarusan

(19)

b. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Bayang di Nagari Kapujan Koto Berapak, Nagari Talaok dan Nagari Gurun Panjang Utara

c. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan IV Jurai, Nagari Salido Sari Bulan.

d. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Batang Kapas , Nagari Koto Nan Tigo IV Koto Hilie, dan Nagari IV Koto Mudiek.

e. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Sutera Nagari Ampiang Parak Timur.

f. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Lengayang Nagari Lakitan

g. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Ranah Paiaie Nagari Palangai, dan Nagari Koto VIII Palangai

h. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Linggo Sari Baganti Nagari Sungai Sirah Air Haji

i. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Pancung Soal Nagari Simpang Lama Indra Pura

j. Lumbung Pangan Masyarakat Kecamatan Ranah IV Hulu Tapan Nagari Kubu Tapan

 Kegiatan Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah dengan

capaian kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 92,39 % Kegiatan ini berupa tersedianya beras sebanyak 20 Ton sebagai Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. Sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan mewajibkan Kab/Kota dalam penyediaan cadangan sebanyak 100 Ton setara beras dengan target 60% sampai tahun 2015. Tahun 2014 telah tersedia beras cadangan pangan pemerintah sebanyak 20 Ton (20%)

(20)

dan diharapkan tahun 2014-2015 dapat memenuhi SPM tersebut

2. Tersedianya dan terdistribusikannya pangan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.

 Kegiatan Penguatan Kelembagaan Distribusi Pangan

Masyarakat ( LDPM ) dengan capaian kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 95,71 %

Kegiatan ini berupa pemberdayaan 5 Gapoktan yang mendapatkan alokasi Dana Bantuan Sosial sebesar Rp. 225.000.000,- dari Kegiatan Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia dalam bentuk dana Dekosentrasi. Kegiatan Gapoktan sebagai lembaga distribusi pangan yaitu pembelian, penjualan, penyimpanan dan pengolahan gabah dan beras. Lembaga distribusi pangan masyarakat juga berperan dalam stabilitas harga pangan saat musim paceklik maupun panen raya. Saat musim paceklik lembaga ini harus dapat meyediakan dan mendistribusi pangan ditingkat masyarakat dan ke pasar-pasar dan menampung hasil panen masyarakat saat panen dengan harga yang wajar dan Gapoktan pelaksana kegiatan ini dengan mitranya dapat bersaing dengan pedagang luar Kabupaten Pesisir Selatan juga berfungsi mempromosikan kualitas beras keluar Daerah Kabupaten Pesisir Selatan

3. Tersedianya Data Informasi Penduduk Rawan Pangan.

 Kegiatan Analisis Neraca Bahan Makanan dengan capaian

kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 100,00 %.

Analisis Neraca Bahan Makanan menginformasikan kondisi ketersediaan bahan pangan dan jumlah kebuthan untuk dikonsumsi penduduk dalam tingkat ketersediaan energi dan

(21)

protein dengan perbandingan dari hasil rekomendasi WNPG VIII tahun 2012 dimana tingkat ketersediaan energi perorang minimal 2400 Kkal dan 63 gr protein. Tingkat ketersediaan bahan pangan Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2013 adalah : Energi 3.493 Kkal (145,54 %) dan Protein 68,69 gr (109,03 %)..

 Kegiatan Penyusunan Pola Pangan Harapan dengan capaian

kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 89,18 %..

Penyusunan Skor Pola Pangan Harapan merupakan kegiatan yang menjadi dasar dalam penetapan perencanaan kegiatan peningkatan status gizi masyarakat yang dicerminkan dengan nilai skor PPH, untuk tahun 2014 skor PPH berdasarkan data Susenas yang di adjustifikasi didapatkan skor sebesar 74,9, untuk meningkat skor PPH perlu berbagai usaha seperti

Optimalisasi pemanfaatan pekarangan, lomba B2SA,

sosialisasi tentang pemanfaatan pangan lokal sebagai sumber pangan keluarga.

4. Terdiversifikasikannya sumber-sumber karbohidrat non beras guna menurunkan konsumsi beras.

 Kegiatan Peningkatan Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan dengan capaian kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 95.16 %.

Kegiatan ini merupakan penunjang/pendampingan kegiatan yang didanai oleh APBN. Pembinaan dilakukan terhadap 24 KWT yang masih menerima dana Bantuan Sosial APBN dan 5 KWT yang menerima Bantuan Sosial APBD Propinsi Sumatera Barat, serta beberapa KWT yang tidak lagi menerima Bantuan Sosial. Prestasi yang dicapai dalam kegiatan P2KP adalah terpilihnya Kelompok Wanita Tani Malinjo Indah Penerima Dana Bantuan Sosial P2KP tahun 2011 sebagai juara I Tingkat Propinsi Sumatera Barat dan terbaik Tingkat Nasional pada

(22)

Penghargaan Adhi Karya Pangan Nusantara kategori Pelaku Ketahanan Pangan bidang Pemberdayaan.

 Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Promosi Percepatan

Konsumsi Pangan dengan capaian kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 98,66 %.

Kegiatan ini meliputi Lomba Cipta Menu B2SA Tingkat Kabupaten Pesisir Selatan yang laksanakan pada tanggal 14 Maret 2014. Juara Lomba Cipta Menu B2SA adalah Juara I Kecamatan Batang Kapas, Juara II Kecamatan Renah IV Hulu Tapan, Juara III Kecamatan Lengayang, Harapan I Kecamatan Ranah Pesisir dan Harapan II Kecamatan Linggo Sari Baganti. Pada bulan yang sama Bupati Pesisir Selatan melaksanakan Launching pengoperasian Warung Promosi Daerah yang merupakan kerjasama Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 25 Maret 2014. Dalam lomba Tingkat Propinsi Sumatera Barat, Kecamatan Batang Kapas mendapat Peringkat Harapan I. Kegiatan pameran Tingkat Kabupaten dilaksanakan bertepatan dengan Festival Langkisau dan Hari Jadi Pesisir Selatan pada bulan April 2014 di pantai Carocok Painan. Pelaksanaan pameran tingkat Nasional pada tanggal 6 s/d 11 Nopember 2014 di Makassar Propinsi Sulawesi Selatan. Dalam rangka promosi KRPL dan olahan Pangan Lokal dilaksanakan melalui Media Massa (koran).

5. Meningkatnya pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segara melalui peran serta produsen dan konsumen

 Kegiatan Percepatan Penanganan Keamanan Konsumsi

Pangan Segar Tingkat Produsen dan Konsumen dengan capaian kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 96,57 %.

(23)

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemanan pangan di kabupaten Pesisir Selatan, untuk tahun 2014 ini Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan telah membentuk tim Koordinasi dan Tim Tekhnis Keamanan pangan, berdasarkan hasil kegiatan 2014, masih perlu dilakukan oeningkatan jumlah kegiatan keamanan pangan di Kabupaten Pesisir Selatan kedepan.

Dari hasil kegiatan ini didapatkan bagi kelompok yang telah diberi perlakuan keamanan pangan yaitu sampel pangan segar, sampel jajanan anak sekolah, jajanan porsi, kemanan ikan dan makanan kadaluarsa.

Ternyata bagi kelompok yang telah terpilih jadi sampel awal uji didapatkan ada masalah ketidak amanan pangan dan dalam jangka waktu tertentu setelah dilakukan sosialisasi ternyata terdapat perubahan prilaku yang positif.

Hal ini dibuktikan dengan Bakso yang di uji untuk tahun 2013 dinyatakan mengandung boraks dan setelah dilakukan sosialisasi tahun 2014 tidak ditemukan lagi boraks pada Bakso yang ada dikecamatan IV Jurai dan Pasar Baru.

Untuk jajanan anak sekolah masih ada jajanan anak mengandung zat pewarna yang berlebihan, untuk tahun 2014 telah dilakukan sosialisasi terhadap pelaku usaha dan kepala sekolah tentang makanan jajanan yang aman.

Tahun 2015 direncanakan 4 kecamatan yang aman akan dibina secara terpadu dari berbagai lintas sektor sehingga dapat meningkatkan keamanan pangan.

6. Mengefektifkan koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan.

 Kegiatan Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan Melalui

(24)

ketahanan pangan Kabupaten Pesisir Selatan. dengan capaian kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 99,21 %.

Dalam rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan tahun 2014 yang diangkat menjadi tema pembahasan adalah Sinkronisasi Pembangunan Ketahanan Pangan Dengan Pengembangan Gerakan Pensejahteraan Petani ( GPP ) dan Agrowisata Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Selatan.

7. Terciptanya kemandirian petani dan nelayan.

 Penyusunan Programa (Tingkat Kecamatan, Kabupaten dan

Nagari) dengan capaian kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 97,68 %.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang sistim Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (SP3K)

mengamanatkan bahwa Penyelenggaraan Penyuluhan

Pertanian menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Wewenang dan tanggung Jawab Pemerintah tersebut diwujudkan dengan menyelenggarakan revitalisasi Penyuluhan Pertanian yang meliputi aspek Kelembagaan, Ketenagaan, Penyelenggaraan dan Penyediaan sarana & Prasarana serta Aspek Pembiayaan. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang system Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) Programa Penyuluhan Pertanian diharapkan dapat menghasilkan kegiatan Penyuluhan Pertanian spesifik Lokalita yang strategis dan mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap peningkatan Produktivitas komoditas unggulan daerah dan Pendapatan Petani. Dengan demikian Kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam Programa Penyuluhan Pertanian ini akan mampu merespon kebutuhan Pelaku utama

(25)

dan pelaku usaha dan memberikan dukungan terhadap Program-Program Prioritas dinas/Instansi terkait.

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor ; 25/Permentan/ OT.140 /5/ 2009 tanggal 13 Mei 2009 tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan bahwa lembaga/unit kerja yang menangani kegiatan Penyuluhan Pertanian diberikan tanggung jawab untuk memfasilitasi penyusunan programa Penyuluhan setiap tahunnya.

 Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani dengan capaian

kinerja 100 %. dengan realisasi anggaran 98,86 %.

Tugas Utama Penyuluhan adalah Membantu petani didalam pengambilan keputusan dari berbagai alternatif pemecahan masalah, tetapi masalah penyuluhan sekarang adalah kegiatan penyuluhan lebih banyak pada proses pelayanan, bukan mendidik petani agar mampu mengambil keputusan

sendiri. Dinamika petani belum mampu mengikuti

perkembangan, kemajuan teknologi dan pelaku usaha dibidang agribisnis terus terjadi, untuk itu perlu melakukan beberapa kegiatan pada tahun 2014 antara lain diantaranya Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani dengan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, pada kegiatan tersebut fokusnya adalah Unit Pelaksana FMA (Penyuluhan yang dikelola oleh Petani) yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan. Salah satu metoda pengembangan kapasitas pelaku utama dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang dikelola oleh pelaku utama itu sendiri (Farmers Managed Extension Activites/FMA). Metode ini menitikberatkan pada pengembangan kapasitas manajerial, kepemimpinan dan kewirausahaan pelaku utama dalam pengelolaaan kegiatan

(26)

penyuluhan pertanian. Dalam metode FMA ini pelaku utama dan pelaku usaha mengidentifkasi permasalahan dan potensi yang ada pada diri, usaha dan wilayahnya, merencanakan kegiatan belajarnya sesuai dengan kebutuhan mereka secara partisipatif dalam rangka meningkatkan produktivitas usahanya guna peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya. Melalui kegiatan ini petani difasilitasi untuk merencanakan dan mengelola sendiri kebutuhan belajarnya, sehingga proses pembelajaran berlangsung lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan pelaku utama. Kegiatan ini merupakan penunjang operasional kegiatan FEATI/P3TIP yang bersumberkan dana tugas pembantuan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementerian Pertanian Republik Indoesia.

8. Meningkatnya kinerja penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan dalam mebina kelompok tani nelayan.

 Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh

Pertanian/Perkebunan dengan capaian kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 97,25 %.

 Revitalisasi Penyuluh Pertanian dengan capaian kinerja 100 %

dengan realisasi anggaran 98,42 %.

 Penyuluhan Rencana Kerja Penyuluh Pertanian / Peternakan /

Perikanan / Perkebunan dengan capaian kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 95,56 %

 Training di Balai Penyuluhan Kecamatan dengan capaian

kinerja 100% dengan realisasi anggaran 99,25 %.

 Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) (

DAK dan Pendamping ) dengan capaian kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 99.81 %.

(27)

 Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) ( Penunjang DAK dan Pendamping ) dengan capaian kinerja 100 % dengan realisasi anggaran 97,58 %.

Kegiatan Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) (DAK dan Pendamping) merupakan kegiatan dalam rangka memfasilitasi kebutuhan sarana Balai Penyuluhan Kecamatan sehingga dalam menjalankan fungsi sebagai perpanjang tangan SKPD dengan petani / nelayan berjalan secara optimal. Sarana BPK yang difasilitasi lewat kegiatan ini adalah :

 Pengadaan kendaraan Dinas Roda 2 (dua) untuk operasional Penyuluh sebanyak 5 unit dalam rangka optimalisasi kinerja penyuluh dalam melaksanakan tugas dilapangan.

 Pengadaan Kipas Angin Gantung sebanyak 8 (delapan) unit yang didistribusikan ke 4 (empat) Balai Penyuluhan Kecamatan, masing-masing Balai Penyuluhan Kecamatan sebanyak 2 (dua) unit dalam rangka pemanfaatan ruang pertemuan sebagai ruangan training oleh penyuluh.

 Pengadaan Laptop sebanyak 3 (tiga) unit untuk Balai

Penyuluhan Kecamatan Lunang, Balai Penyuluhan

Kecamatan Lengayang dan Balai Penyuluhan Kecamatan IV Jurai dengan tujuan proses administrasi di Balai Penyuluhan Kecamatan tersebut dapat terlaksana dengan baik.

 Pengadaan Printer sebanyak 12 (dua belas) unit untuk seluruh Balai Penyuluhan Kecamatan dengan tujuan menyelesaikan proses administrasi di Balai Penyuluhan Kecamatan tersebut dapat terlaksana dengan baik.

 Pengadaan Meja dan Kursi Rapat Kantor Balai Penyuluhan Kecamatan IV Nagari Bayang Utara dalam rangka

(28)

terakomodirnya seluruh peserta rapat untuk pertemuan di Balai Penyuluhan Kecamatan.

 Pengadaan Wireless sebanyak 1 (satu) unit untuk Balai Penyuluhan Kecamatan Linggo Sari Baganti.

 Pengadaan infocus sebanyak 6 unit dalam rangka mempermudah penyampaian materi – materi penyuluhan.  Pembangunan Pagar Balai Penyuluhan Kecamatan IV Nagari

Bayang Utara dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan lahan Balai Penyuluhan Kecamatan.

 Rehab Kantor Balai Penyuluhan Kecamatan Sutera dengan tujuan agar proses administrasi di kantor Balai Penyuluhan Kecamatan dapat secara efektif.

 Pemasangan lantai keramik dan penimbunan lahan kantor Balai Penyuluhan Kecamatan Batang Kapas dalam rangka pemanfaatan lahan Balai Penyuluhan Kecamatan dapat digunakan sebagai lahan percontohan.

2.1.2 AKUNTABILITAS KEUANGAN

Capaian kinerja keuangan dalam rangka realisasi pelaksanaan program dan kegiatan untuk pencapaian indikator kinerja pembangunan ketahanan pangan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2014 yaitu dengan alokasi anggaran Rp. 2.836.048.555.- dan terealisasi Rp.2.796.862.605,- atau tingkat penyerapannya yaitu 98.62 %, dengan rincian sebagaimana pada Tabel 3. dibawah ini :

(29)

Tabel 3

Capaian Keuangan Sasaran

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI

CAPAIAN (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Terbentuk dan terberdayakanny a kelembagaan pangan yang dapat mendukung terciptanya ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, kampung / nagari 1 . Jumlah Kelompok Desa Mandiri Pangan Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perke bunan) Kegiatan Pembinaan Desa Mandiri Pangan 48,547,000.00 47,336,000.00 97.51% 2 . Jumlah cadangan pangan masyarakat kampung / nagari Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian / Perkebuan) Kegiatan Pembangunan Lumbung Pangan (DAK dan Pendamping) 495,690,000.00 495,649,100.00 99.99% Kegiatan Pembangunan Lumbung Pangan (Penunjang DAK) 27,123,000.00 27,073,000.00 99.82% 3 . Jumlah kelompok cadangan pangan masyarakat Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian / Perkebuan) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Cadangan Pangan Masyarakat 49,598,000.00 48,110,500.00 97.00% 4 . Jumlah cadangan pangan pemerintah Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian / Perkebuan) Kegiatan Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah 42,649,000.00 39,404,000.00 92.39% JUMLAH 663,607,000.00 657,572,600.00 99.09% Tersedianya dan terdistribusinya pangan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat 1 . Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat

(30)

Kegiatan Penguatan Kelembagaan Distribusi Pangan Masyarakat 37,241,500.00 35,644,000.00 95.71% JUMLAH 37,241,500.00 35,644,000.00 95.71% Tersedianya Data Informasi Penduduk Rawan Pangan 1 . Jumlah buku informasi tentang penduduk rawan pangan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Kegiatan Analisa Neraca Bahan Makanan 47,725,000.00 47,722,000.00 99.99% Kegiatan Penyusunan Pola Pangan Harapan 47,720,000.00 42,556,600.00 89.18% JUMLAH 95,445,000.00 90,278,600.00 94.59% Terdiversifikasiny a sumber-sumber karbohidrat non beras guna menurunkan konsumsi beras 1 . Jumlah Kelompok Wanita Tani yang di Bina Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Kegiatan Percepatan Penganekaragama n Konsumsi Pangan 54,670,500.00 52,022,500.00 95.16% 2 . Jumlah promosi yang dilaksanak an Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Promosi Penganekaragama n Konsumsi Pangan 319,882,400.00 315,588,100.00 98.66% JUMLAH 374,552,900.00 367,610,600.00 98.15% Meningkatnya pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segar melalui peran serta produsen dan konsumen 1 . Porsentase peningkata n Pengendali an, penangana n dan keamanan pangan segar Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat

(31)

Kegiatan Peningkatan Keamanan Pangan Tingkat Produsen dan Konsumen 69,989,800.00 67,590,800.00 96.57% JUMLAH 69,989,800.00 67,590,800.00 96.57% Mengefektifkan koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan 1 . Jumlah rapat koordinasi yang dilaksanak an Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Kegiatan Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan Melalui Dewan Ketahanan Pangan 73,043,000.00 72,463,000.00 99.21% 2 . Jumlah Penas Tani yang diikuti Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Kegiatan Pekan Nasional Kelompok Tani ( Penas Tani ) 149,890,815.00 148,781,110.00 99.26% JUMLAH 222,933,815.00 221,244,110.00 99.24% Terciptanya kemandirian petani dan nelayan 1

. Laporan programa Program Peningkatan Tekhnologi Pertanian/Perkeb unan/Perikanan Kegiatan Penyusunan Programa ( Tingkat Kecamatan, Kabupaten dan Nagari ) 65,377,750.00 63,859,500.00 97.68% 2 . Jumlah kelompok FMA Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Kegiatan Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani 89,164,500.00 88,149,395.00 98.86% JUMLAH 154,542,250.00 152,008,895.00 98.36%

(32)

Meningkatnya kinerja penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan dalam membina kelompok tani nelayan 1 . Jumlah penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian / Perkebunan / Perikanan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian / Perkebunan / Perikanan 302,357,000.00 294,046,500.00 97.25% Kegiatan Revitalisasi Penyuluh Pertanian 35,868,500.00 35,301,000.00 98.42% Kegiatan Penyusunan RKP Pertanian / Perikanan / Perkebunan 20,319,000.00 19,416,500.00 95.56% Kegiatan Training di Balai Penyuluhan Kecamatan 105,703,700.00 104,913,700.00 99.25% Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian / Perkebunan) Kegiatan Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) (DAK dan Pendamping) 717,756,090.00 716,368,300.00 99.81% Kegiatan Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) (Penunjang DAK ) 35,732,000.00 34,867,000.00 97.58% JUMLAH 1,217,736,290.00 1,204,913,000.00 98.95% JUMLAH TOTAL 2,836,048,555.00 2,796,862,605.00 98.62%

(33)

2.1.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan SKPD

1. Kurangnya koordinasi lintas sektoral dalam melaksanakan program / kegiatan.

2. Kurangnya SDM dari masyarakat tentang tekhnik usaha tani yang baik dan menguntungkan.

3. Kurangnya tenaga penyuluh.

4. Lemahnya koordinasi lembaga-lembaga di masyarakat dalam pembinaan kelompok.

5. Masih kurangnya penanganan daerah yang dinyatakan rawan pangan secara komprehensif.

6. Kurangnya tanggung jawab dan disiplin masyarakat dalam pemanfaatan bantuan yang diterima.

7. Masih rendahnya daya dukung teknologi/ informasi dalam penentuan komoditi unggulan setempat.

8. Meningkatkan sarana dalam penerapan tekhnologi pertanian dan perikanan.

9. Meningkatkan supervisi dan kunjungan ke Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) dan kelompok tani.

10. Revitalisasi kelompok tani nelayan.

11. Meningkatkan akselerasi penerapan sistem usaha agribisnis pertanian.

2.1.4 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Program dan kegiatan yang diusulkan bagi kepentingan masyarakat masih sangat terbatas mengingat anggaran yang tersedia sangat minim padahal untuk menangani masalah ketahanan pangan merupakan tanggungjawab lintas sektor. Koordinasi lintas sektor lebih ditingkatkan agar program dan kegiatan dapat bersinergis sehingga mencapai sasaran yang terarah dan tepat.

(34)

BAB III

RENCANA KERJA TAHUN 2015 3.1 Visi dan Misi

Dalam rangka mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan dalam Era Otonomi Daerah yang didukung oleh sumber daya alam yang cukup berlimpah agar dapat didayagunakan secara optimal melalui Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

Guna mencapai tujuan dan maksud tersebut , Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sebagai Lembaga Pemerintah Daerah yang ada berperan membantu dalam menangani bidang Ketahanan Pangan Penyuluhan dan mempunyai Visi yaitu

“Terwujudnya Ketahanan Pangan dan peningkatan

Sumberdaya Petani Nelayan Kabupaten Pesisir Selatan”.

Makna yang terkandung dalam Visi diatas adalah sebagai berikut :

 Terwujudnya ketahanan pangan bagi masyarakat

Kabupaten Pesisir Selatan adalah kondisi terpenuhinya pangan sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman beragam, bergizi, merata, terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan sesuai dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012.

 Sumberdaya petani dan nelayan adalah pelaku utama dan

pelaku usaha disektor pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan.

Dalam mewujudkan Visi tersebut maka dirumuskan Misi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan adalah sebagai berikut :

(35)

a. Mengupayakan ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat.

b. Memasyarakatkan dan meningkatkan mutu konsumsi dan penganekaragaman pangan.

c. Menguapayakan kelancaran pelaksanaan distribusi

pangan.

d. Pemberdayaan kelembagaan penyuluhan.

e. Menfasilitasi kelompok tani nelayan dengan pelaku usaha. f. Peningkatan koordinasi dalam perumusan kebijakan dan

pengembangan ketahanan pangan, serta pemantauan dan evaluasi.

g. Mengoptimalkan peran penyuluh dalam pembinaan kemandirian kelompok tani nelayan dilapangan.

h. Menciptakan iklim yang kondusif bagi petani nelayan

untuk menumbuhkembangkan organisasi secara

partisipatif.

i. Meningkatkan kemampuan petugas, pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengakses dan menganalisa potensi pasar dan wilayah.

j. Meningkatkan kemampuan daya saing dalam mengelola usaha tani berkelanjutan dan ramah lingkungan.

k. Mengembangkan kemampuan untuk menciptakan

teknologi spesifik lokasi.

l. Meningkatkan kompetensi petugas penyuluh melalui diklat dan pembinaan karir.

m. Meningkatkan fungsi Balai Penyuluhan Kecamatan.

n. Terbentuknya pos Penyuluhan Pertanian Nagari di tingkat nagari.

(36)

3.2 TUJUAN DAN SASARAN 3.2.1 Tujuan

Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 ini disusun dengan tujuan :

1. Memberikan gambaran arah dan tujuan perencanaan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan.

2. Untuk memudahkan para pelaksana dalam melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi perencanaan kegiatan-kegiatan.

3. Sebagai bahan untuk musrenbang tingkat Kabupaten. 3.2.2 Sasaran

Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 ini disusun dengan sasaran sebagai berikut:

1. Meningkatkan pelayanan kepada semua kelompok masyarakat.

2. Terwujudnya aparatur yang menangani bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian secara professional. 3. Meningkatnya peran Lembaga Kelompok Tani (Poktan dan

Gapoktan) Masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan.

4. Meningkatnya koordinasi, konsultasi dan sinergisitas program dan kegiatan antara Dinas/ Badan yang terkait dengan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan.

3.2.3 Program dan Kegiatan

Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah, ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran tertentu.

(37)

Adapun program dan kegiatan yang dirancang BKPP Kabupaten Pesisir Selatan untuk dioperasionalisasikan pada tahun 2015 dapat dilihat pada lampiran.

(38)

BAB IV PENUTUP

Rencana Kerja (Renja) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan yang penting dipedomani untuk memberikan arah bagi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015 di lingkup Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, guna mendukung tercapainya target pembangunan daerah tahun 2015 yang tercantum dalam Rencana Kerja Tahun 2015. Renja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan tahun 2015 masih mengacu kepada Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan tahun 2010-2015, yang telah memuat hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan, serta telah mengakomodir usulan program dan kegiatan yang berasal dari masyarakat. Optimalisasi dalam pelaksanaan isi Renja merupakan hal penting yang perlu diupayakan dalam rangka mewujudkan kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan kewenangan urusan ketahanan pangan dan pelaksanaan penyuluhan yang diemban oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

Penetapan Rencana Kerja (RENJA) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan didasarkan atas berbagai pertimbangan dan perubahan lingkungan strategis dengan mengacu pada arah kebijakan pembangunan daerah maupun kebijakan pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Perundang-Undangan bidang Ketahanan Pangan dan penyuluhan.

Semoga Renja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan tahun 2015 ini dapat dijadikan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan terkait, sehingga diharapkan dapat tercapai tujuan pembangunan daerah Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2015. Akhirnya, ucapan terima

(39)

kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan dokumen ini.

(40)

LAMPIRAN

Usulan Rencana Kerja Tahun 2015

(41)
(42)

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2015 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2016

KABUPATEN PESISIR SELATAN

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN

RENCANA TAHUN 2015 ( TAHUN RENCANA )

KODE URUSAN / BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN INDIKATOR KINERJA CATATAN PRAKIRAAN MAJU RENCANA TAHUN 2016 DAERAH DAN PROGRAM / KEGIATAN PROGRAM/ KEGIATAN LOKASI CAPAIAN TAREGT KEBUTUHAN DANA / SUMBER DANA PENTING CAPAIAN TARGET KEBUTUHAN DANA / KINERJA INDIKATIF PAGU KINERJA INDIKATIF PAGU

( Rp. 000 ) ( Rp. 000 )

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

URUSAN WAJIB

1 21 KETAHANAN PANGAN

Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian /

Perkebunan)

Kegiatan

Pembinaan Desa Mandiri Pangan Berkurangnya KK Miskin dan Bayang. 14 Kelompok 210,000.00 APBD 14 Kelompok 210,000.00 Tumbuhnya Usaha Produktif Bayu, IV Jurai DMP DMP

Batang Kapas

Pembangunan Lumbung Pangan Terjaminnya ketersediaan pangan Kab Pessel Lumbung 5 Unit 750,000.00 APBD Lumbung 5 Unit 750,000.00 ( DAK dan Pendamping ) ditingkat masyarakat Pangan Pangan

(43)

Penyediaan Cadangan Pangan Pemerintah Cadangan Pangan Pemerintah Sutera 60% 600,000.00 APBD tersedia untuk masyarakat

Pembinaan Cadangan Pangan Masyarakat Terjaminnya ketersediaan pangan Kab Pessel Lumbung 23 Unit 230,000.00 APBD Lumbung 28 Unit 280,000.00 ditingkat masyarakat Pangan Pangan

Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Meningkatnya kinerja penyuluh Pessel Kab 1 Paket 1,000,000.00 APBD 1 Paket 1,000,000.00 Kecamatan ( DAK dan Pendamping )

Program Peningkatan Penerapan Tekhnologi Pertanian /

Perkebunan / Perikanan

Kegiatan

Penyusunan Programa (Tk Kec, Kab dan Nag) Terlaksananya penyusunan Kab Pessel Programa Kab 85,000.00 APBD Programa Kab 85,000.00 programa penyuluhan di tingkat Programa dan Programa dan

nagari, kecamatan dan

kabupaten Kecamatan Kecamatan

Program Peningkatan

Kesejahteraan Petani

Kegiatan

Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis Terlaksananya pelatihan usaha BKPP 30 Kali 300,000.00 APBD 30 Kali 330,000.00

tani nelayan

Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Berkembangnya usaha tani Kab Pessel 5 Gapoktan 315,000.00 APBD Gapoktan 5 345,000.00 Pelaku Agribisnis nelayan di Gapoktan

(44)

Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani Peningkatan tekhnologi dan Kab Pessel 836 Keltan, 135 264,000.00 APBD

836 Keltan,

135 300,000.00 informasi usaha pertanian Gapoktan, 30 FMA Gapoktan, 30 FMA

Penyuluhan dan Bimbingan Pemanfaatan Terolahnya lahan BPK oleh Pessel Kab 12 BPK 600,000.00 APBD 12 BPK 600,000.00 dan Produkstifitas Lahan BPK Penyuluh

Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian / Perkebunan / Perikanan Kegiatan

Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Meningkatnya kapasitas 179 Pessel Kab 178 PPL 375,000.00 APBD 178 PPL 400,000.00 Pertanian/Perkebunan/Perikanan orang PPL

Revitalisasi Penyuluhan Pertanian Berfungsinya penyuluhan Kab Pessel 178 PPL 165,000.00 APBD 178 PPL 80,000.00

pertanian

Penyusunan RKP Penyuluhan Pertanian/ Terprogramnya sistem kerja Pessel Kab 178 PPL 100,000.00 APBD 178 PPL 150,000.00 Peternakan/Perikanan/Perkebunan penyuluh

Training di Balai Penyuluh Kecamatan ( BPK ) Meningkatnya pengetahuan & Pessel Kab 178 PPL 300,000.00 APBD 15 BPK 320,000.00 keterampilan penyuluh di Balai

Penyuluh Kecamatan ( BPK )

(45)

Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan

Pangan Masyarakat

Kegiatan

Pembinaan Kelembagaan Distribusi Pangan Tersedianya dan terdistribusinya Kab Pessl 5 Gapoktan 90,000.00 APBD Gapoktan 5 90,000.00 Masyarakat ( LDPM ) pangan dengan harga yang

terjangkau oleh masyarakat

Analisis Neraca Bahan Pangan Tersedianya Data Ketahanan Kab Pessl 20 Buku 60,000.00 APBD 20 Buku 60,000.00

Pangan

Analisis Pemetaan Konsumsi Pangan Mayarakat Tersedianya informasi penduduk Pessel Kab 20 Buku 100,000.00 APBD 20 Buku 100,000.00 melalui Survey Pola Pangan Harapan ( PPH ) rawan pangan

Peta Distibusi Pangan Pokok Terpetaknnya distribusi pangan Kab Pessl eksamplar 20 40,000.00 APBD eksamplar 20 40,000.00

pokok

Analisis Panel Harga dan Pemantauan Harga Terkendalinya harga pangan Kab Pessl Kecamatan 15 75,000.00 APBD Kecamatan 15 90,000.00 Pangan ( JIH ) pokok di setiap waktu

Peta Kerawanan dan Kerentanan Pangan Terpetakannya daerah yang Kab Pessl - - APBD 20 Buku 60,000.00 ( FSVA ) rawan dan rentan pangan

(46)

dan rawan pangan

Peningkatan dan Pengembangan Promosi Terdiversifikasinya sumber - Kab Pessel Lomba Menu 250,000.00 APBD Pessel Kab 250,000.00 Penganekaragaman Konsumsi Pangan sumber karbohidrat non beras B2SA,

guna menurunkan

konsumsi Pameran

beras

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Tercapainya Skor PPh 86,7 Kab Pessl Kecamatan 15 75,000.00 APBD Kecamatan 15 100,000.00

Pangan

Peningkatan Penanganan Keamanan Pangan Meningkatkan pengendalian , Kab Pessl Kecamatan 15 75,000.00 APBD Kecamatan 15 900,000.00 Segar Tingkat Produsen dan Konsumen penanganan dan keamanan

pangan segar melalui peran serta

produsen dan konsumen

(47)

Pemantapan dan Pengembangan Koordinasi Mengefektifkan koordinasi Pessel Kab 1 Tahun 100,000.00 APBD 1 Tahun 100,000.00 Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan kebijakan ketahanan pangan

melalui Dewan Ketahanan Pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan

J U M L A H 6,183,000.00 6,676,000.00

(48)

Referensi

Dokumen terkait

Kecemasan akan lebih dirasakan pada ibu hamil yang disertai preeklampsia, karena risiko yang jauh lebih besar saat hamil dan persalinan.. Wanita dengan status ekonomi baik akan

[r]

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DISDIK-17/POKJA/2015 tanggal 31 Juli 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pembangunan Pagar SDS Cot

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas pada awal perdagangan jelang lelang perdagangan Surat Utang Negara pada

Ukuran yang dimaksud adalah sum of squared period deviations (SSPD), ukuran ini dapat diterapkan jika urutan dan frekuensi kemunculan rezim (baik secara total

With the exception of standalone queue and topic resources that must be targeted to a single JMS server, the connection factory, distributed destination, foreign server, and JMS

Berbeda dengan penyelenggaraan aspek atrategik, program prioritas bagi penyelenggaraan urusan pemerintahan dilakukan agar setiap urusan (wajib) dapat diselenggarakan

Perencanaan Strategi Pengembangan Usaha Kain Tenun Sutra dengan Pendekatan Metode Balance Score Card (studi kasus di Pabrik Sutra Tiga Putra).. 01 : Sekolah Tinggi