• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu tujuan. Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu tujuan. Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Metode Belajar

Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan. Metode belajar biasanya disesuaikan dengan materi, audien, tujuan pembelajaran dan faktor lainnya (Nurhidayah 2009) .

2.2 Metode Pembelajaran Skills Lab

Pengajaran laboratorium dan klinik merupakan usaha untuk menggali cara-cara dimana peserta didik memahami dan menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari sehingga dapat diaplikasikan dalam praktik. Dalam pengajaran ini, peserta didik harus mempunyai kemampuan klinik dan mempersiapkan peserta didik mendapatkan latihan sebelum mereka melakukan praktik dalam kondisi yang nyata dengan pasien sebenarnya. Dengandemikian Skills Lab adalah salah satu strategi pembelajaran untuk mencapai kompetensi keterampilan klinis yang wajib dikuasai oleh mahasiswa( Nurhidayah 2009).

2.2.1 Defenisi Skill Lab

Metode pembelajaran laboratorium(skills lab)adalah usaha untuk menggali cara-cara dimana mahasiswa memahami dan menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari sehingga dapat diaplikasikan dalam praktik. Dalam pembelajaran ini mahasiswa dipersiapkan untukmendapatkan latihan sebelum melakukan praktik dalam kodisi yang nyata dengan pasien sebenarnya (Nurhidayah,2011). 8

(2)

Pembelajaran laboratorium adalah sistem pembelajaran keterampilan yang menekankan pada praktik terbimbing dan sistem pembelajaran yang melibatkan serangkaian audio visual dan teknologi komputerisas (Nursalam dan Efendi 2009).

Keterampilan di laboratorium keperawatan mempunyai fungsi, yaituberperan langsung dalam pendidikan tinggi keperawatan saling melengkapi dalam pembelajaran konvensionaldan berperan langsung pada pembelajaran klinis, dalam pembelajaran di laboratorium keperawatan klinis terdapat beberapa ciri yaitu dilakukan awal pendidikan keperawatan (Kebutuhan Dasar Manusia), dan latihan dimulai dengan keadaan teoritis, dilanjutkan dengan situasi yang mulai nyata dan akhirnya pada situasi yang paling mendekati dengan kenyataan, jenis latihan disesuaikan dan dipadukan topik kegiatan belajar,latihan dapat dilakukan tahap demi tahap, keterampilan-keterampilan yang pernah dilakukan dapat dihitung pada tahapberikutnya.

2.2. Tujuan Metode Pembelajaran Skills Lab

Menurut Nursalam dan Efendi (2009) dan Nurhidayah (2011) tujuan metode pembelajaran laboratorium adalah:

a. Memahami, menguji, dan menggunakan berbagai konsep utama dan program teoritis untuk diterapkan ke praktik klinik.

b. Mengembangkan keterampilan teknikal, intelektual, dan interpersonal sebagai persiapan untuk memberika asuhan keperawatan kepada klien.

(3)

c. Menemukan berbagai prinsip dan mengembangkan wawasan melalui latihan praktik yang bertujuan untuk menerapkan ilmu-ilmu dasar ke dalam praktik keperawatan.

d. Mengadakan pendekatan penyelidikan atau penelitian dan keterampilan pemecahan masalah.

2.3. Proses Metode Pembelajaran Skill Lab

Proses pembelajaran laboratorium dikaitkan dengan pembelajaran klinik yang dapat dilihat pada siklus pembelajaran klinik.Berdasarkan model pembelajaran klinik tersebut didapat bahwa pembelajaran laboratorium memperkuat teori-teori/pengetahuan yang telah didapatkan mahasiswa melalui pengalaman belajar lain, misalnya pengalaman belajar ceramah.Pada pembelajaran laboratorium terjadi proses aplikasi berbagai konsep dari komponen teori dalam praktik klinik dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapat kemampuan baik sikap, tingkah laku, pengetahuan, dan keteramplan dasar profesional sebagai persiapan melakukan pembelajaran klinik di tatanan nyata (Nursalam dan Efendi, 2009). Adapun Skema 2.1 Siklus siklus pembelajaran klinik dapat dilihat pada skema

2.1.Pembelajaran Klinik (White & Ewan, 2002)

Laboratorium preparation Briefing Clinical practice instruktions

Debriefinisi

(4)

Adapun penjelasan dari siklus pembelajaran klinik di atas berdasarkan White, dkk (1988) adalah:

a. Persiapan Laboratorium

Bentuk pembelajaran laboratorium memiliki peran untuk membuat tujuan utama yaitu membantu mahasiswa untuk memahami dan menggunakan konsep utama dati program teoritis. Untuk itu, kelompok dengan kapasitas kecil, cukup untuk pembimbing memberikan petunjuk secara personal kepada mahasiswa dan memastikan bahwa akan ada perkembangan dalam keterampilan dan intelektual akan tercapai.

Laboratorium seharusnya digunakan tidak hanya untuk mempraktikkan keterampilan yang dibutuhkan segera, tetapi juga untuk mengulang, memilih dan menyatukan dasar dari komponen teoritis dan untuk menyediakan sebuah hubungan untuk keterampilan tersebut. Artinya, mahasiswa bisa membantu untuk mengembangkan kemampuan intelektual yang efektif dan keterampilan praktik untuk digunakan untuk banyak situasi melebihi sebuah latihan.

Aplikasi keterampilan dan transfer pengetahuan bisa dianjurkan dalam laboratorium yang dibutuhkan dan bukan untuk ditinggalkan sampai nanti dalam pembelajaran laboratorium. Penggunaan laboratorium yang efektif adalah untuk simulasi, studi kasus, problem solving, demonstrasi, dan praktikum yang membutukan pembimbing untuk meningkatkan rata-rata keterampilan mahasiswa. b. Briefing atau Pre-Conference

(5)

Briefing atau Pre-Conference bukan hal yang baru dan sering digunakan untuk memusatkan pada kondisi yang nyata, fenomena, penyakit, teknik, atau masalah. Briefing bisa juga digunakan untuk menyajikan sebuah evaluasi, mengingat kembali, atau menjelaskan tujuan. Briefing atau Pre-Conference biasanya berupa diskusi dalam kelompok, bisa juga satu persatu. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan kesiapan mahasiswa untuk praktik, mengidentifikasi perhatian mahasiswa untu praktik, memeriksa persiapan praktik, dan memberikan semangat kepada mahasiswa. Intinya adalah untuk mempersiapkan mahasiswa untuk pengalaman praktik, belajar dari pengalaman, dan merefleksikan pengalaman untuk menganalisis serta mengetahui sejauh mana perkembangan dari pembelajaran laboratorium.

c. Clinical Practice Instruction

Tujuan dari clinical practice instruction adalah untuk menempatkan pembelajaran dalam situasi klinis, termasuk pengetahuan, kesempatan dalam memecahkan masalah, praktik untuk pembelajaran keterampilan dan yang terpenting sebagai puncak pembelajaran. Lamanya pembimbing menghabiskan waktu dengan mahasiswa pada tahap ini tergantung dengan efektif atau tidaknya persiapan laboratorium dan sesi briefing.

d. Debriefing atau Post-Conference

Debriefing atau Pre-conference memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk merefleksikan praktiknya, mengidentifikasi penemuan yang mereka buat, pembelajaran baru, dan beberapa terbentuk pendapat dan kepercayaan sendiri yang

(6)

dapat dikuatkan atau ditentang. Pembimbing bisa memfasilitasi refleksi dan diskusi dalam interpretasi klinis dalam pembelajaran laboratorium. Keterampilan interpersonal penting untuk membantu mahasiswa menganalisis pemikiran dan perasaan mereka tentang pengalaman mereka. Mahasiswa bisa ditingkatkan perkembangan personal dengan diberi pujian oleh pembimbing.

e. Evaluasi dan Follow Up

Tahap evaluasi dan follow up adalah tahap penting dan menyediakan hubungan antara pembelajaran laboratorium dan program secara keseluruhan.Pembimbing dan mahasiswa terlibat di dalamnya, dimana pembelajaran laboratorium ini diambil dari proses feedback yang diatur secara baik dan keuntungan dilaporkan untuk program teoritis dan program klinik.Sedangkan menurut Mills (1977) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam proses mengajar praktik agar membuahkan hasil yang optimal adalah (a)menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan, (b) menganalisis keterampilan secara rinci dan berutan, (c) mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan penjelasan singkat dengan memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang sukar, (d) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba melakukan praktik dengan pengawasan dan bimbingan, (e) memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik. Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti

(7)

pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.

2.4. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran Skill Lab

Metode pembelajaran laboratorium yang dapat dilakukan dalam pengalaman belajar laboratorium adalah demonstrasi, simulasi, dan eksperimen.

2.4.1 Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan suatu prosedur atau tugas, cara menggunakan alat, dan cara berinteraksi dengan klien. Demonstrasi dapat dilakukan langkah atau melalui media seperti video atau film.Pada pelaksanaannya lebih ditekankan tentang tujuan dan pokok-pokok penting yang merupakan fokus perhatian.

Tujuan metode demonstrasi adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, harapan yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara lain, serta untuk mengetahui dan melihat kebenaran sesuatu.

(8)

Pedoman demostrasi dimuali dari persiapan, sebelum demonstrasi, peaksnaan demontrasi,dan setelah demontrasi . Penjelasan mengenai pedoman demontrasi yaitu:

a. Persiapan

Identifikasi bacaan atau kegiatan yangperlu dilakukan pesertadidik sebelum demontrasi. Untuk demontrasi yang rumit , berikan petunjuk tertulis untuk mengarahkan observasi selama demontrasi. Latihan sebelum melakukan demontrasi agar terampil dalam menampilkan prosedur. Ukur waktu yang diperlukan termasuk persiapan,demontrasi , diskusi setelah demontrasi , demontrasi ulang oleh peserta didik, dan merapikan kembali alat- alat yang digunakan.

b. Sebelum Demonstrasi

(1)Siapakan materi dan alat sebelum peseta didik tiba dan di uji coba tiap alat(cek kesiapan alat). (2) Atur penempatan alat dan materi agar dapat dilihat pesertadidik. (3) Jelaskan tujuan demontrasi dan jelaskan gambaran prosedur. ( 4) Jelaskan tiap materi dan alat. (5) diskusi prinsip penting dalam demonstrasi . (6) identifikasi hal hal yang penting yang perlu di observasi selama demonstrasi. (7) Cek apakah semua peserta dididk dapat melihat demonstrasi .

c. Pelaksanaan Demonstrasi

Demontrasikan setiap langkah prosedur secara teratur agar dapat diikuti. Uraikan prosedur sambil memberikan demonstrasi dan tekanan butir – butir penting. Hindari hal detail tidak penting. Tekankan cara melaksanakan

(9)

prosedur , bukan cara yang tidak perlu dilakukan. Pantau tiap langkah demontrasi.

d. Setelah demonstrasi

(1)Ulangi demonstrasi atau tiap langkah jika peserta didik perlu melakukan observasi lanjut di klinik (rekomendasi). (2) Diskusikan prosedur segera setelah demonstrasi dan mengulangi hal –hal yang penting. (3) Beri kesempatan mengamati praktik sesuai dengan perbedaan peserta didik tentang lama praktik , umpan balik , dan reinforcement. (4) Perhatikan peserta didik yang kidal.(5) Evaluasi hasil demontrasi dan identifikasi area yang perlu dimodifikasi.

2.4.2 Metode Simulasi

simulasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan pelajaran dengan menggunakan situasi atau proses nyata, dengan mahasiswa terlibat aktif dalam berinteraksi dengan situasi di lingkungannya. Mahasiswa mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya untuk memberikan respon untuk mengatasi masalah/situasi dan menerima umpan balik tentang respon tersebut.

Tujuanmetode simulasi adalah membantu mahasiswa mempraktikkanketerampilan dalam membuat keputusan dan penyelesaian masalah, mengembangkan kemampuan interaksi antar manusia dan memberikan kesempatan mahasiswa untuk menerapkan berbagai prinsip,teori,serta untuk meningkatkan kemampuan kognitif,psikomotorik,dan afektif. (Nursalam & Efendi 2008).

(10)

Tipe simulasi terdiri atas 3 bagian simulasi , yaitu simulation exercise,

simulation game , dan role playing. Berikut ini akan diuraikan:

a. Latihan simulasi

Latihan simulasi (simulation exercise) adalah metode pembelajaran yang menyajikan situasi yang terkontrol. Peserta didik dapat menapulasi situasi tersebut , sehingga pemahaman peserta didik menjadi lebih baik terhadap situasi tersebut. Simulasi ini meliputi

written simulation, simulasi dengan audio visual, live simulated patient.

b. Bermain Peran

Bermain peran (role playing) adalah suatu bentuk drama dimana peserta didik secara spontan memperagakan peran- peran dalam berinteraksi yang terkait dengan masalah/ tantangan dan hubungan antar manusia.

Metode simulasi ini tidak langsung dilakukan pada pasien, tetapi dipraktikkan seakan- akan kondisi nyata, sehingga kesalahan tidak bersifat fatal. Ada tiga macam bentuk simulasi utuk bermain peran yaitu, kasus aktif, model, dan klien. Pada kasus aktif , diberikan data tentang klien nyata yang memerlukan pengambilan keputusan kemudian data ditambah untuk mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan. Model dapat digunakan untuk pemeriksaan payudara, kateterisasi, dan injeksi. Simulasi klien berguna untuk pemeriksaan fisik dan wancara (Nursalam & Efendi , 2008)

(11)

Petunjuk metode simulasi meliputi : (1) Simulasi harus meningkatkan pencapain tujuan,(2) Perhatikan syarat simulasi tentang jumlah peserta didik, waktu yang diperlukan, alat, dan tempat,(3) Pembimbing harus memahami jalan simulasi,(4) Uji coba dilakukan pada kelompok peserta didik yang dikenal oleh pembimbing, (5) Peserta didik mempunyai latar belakang teori dan keterampilan untuk berperan serta dalam simulasi.(6) Peserta didik harus mengerti tujuan peran serta mereka pada simulasi,(7) petunjuk tertulis lengkap dan diberikan pada peserta didik,(8) Pembimbing bertanggung jawab untuk menginterupsi simulasi apabila waktu telah lewat dan muncul masalah , atau peserta belum kompeten.

2.4.3. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode penyajian pembelajaran di mana mahasiswa melakukan eksperimen dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya. Dalam proses pembelajaran ini, mahasiswa diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,mengamati suatu objek, keadaan, atau proses tersebut. Mahasiswa mendapat pengalaman belajar dalam mengatasi masalah dengan pendekatan problem solving melalui eksperimen(Nursalam & Efendi, 2008).

Tujuan Metode Eksperimen adalah meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk dapat belajar mandiri dan memecahkan masalah(Nursalam & Efendi, 2008).

Langkah–langkah Metode Eksperimen menuut (Nursalam & Efendi,2008): a. Persiapan Eksperimen

(12)

Menetapkan tujuan ekperimen.Mempersiapkan berbagai alat,bahan,dantempat yang diperlukan. Mempertimbangkan jumlah peserta didik dengan alat alat yang ada dan diperlukan serta daya tampung tempat eksperimen. Mempertimbangkan apakah eksperimen dilaksanakan sekaligus untuk seluruh peserta didik atau bergantian. Memerhatikan tata tertib/ peraturan terutama tentang alat dan bahan . Menjelaskan tentang apa yang harus diperhatikan , tahapan dan bahaya.

b. Pelaksanaan Eksperimen

Peserta dididk memulai eksperimen. Pada waktu eksperimen dilakukan, peserta didik memperhatikan dan mengalami proses eksperimen, mendiskusikan gejala yang timbul. Pembimbing memperhatikan situasi mengenai kemungkinan adanya hambatan yang harus segera diatasi.

c. Tindak Lanjut Eksperimen

Mendiskusikan berbagai masalah yang ditemukan selama eksperimen. Menyiapkan kembali peralatan yang digunakan dalam keadaan rapi dan bersih.

Menurut Nursalam dan Effendi (2009) dan Nurhidayah (2011) metode pembelajaran laboratorium yang dapat dilakukan dalam pengalaman belajar laboratorium adalah demonstrasi, simulasi dan eksperimen.

2.5.Evaluasi Pembelajaran Skill Lab

Kegiatan evaluasi untuk menilai kemampuan mahasiswa dan pencapaian hasil belajar ketrampilan laboratorium dalam tiap semester dilaksanakan ujian skills lab dalam bentuk ujimodel evaluasi di laboratorium dikenal dengan istilah objective

(13)

dekade terakhir , pelaksanaan OSCE di lakukan di laboratorium dengan kliennya adalah teman sendiri atau phantom . Konsep dasar OSCE adalah bahwa setiap komponen kompetensi klinik diuji uniform (satu bentuk) dan secara obyektif pada semuamahasiswa yang menjalani ujian tertentu. OSCE sebagai instrumen yang mampumengevaluasi kompetensi kognitif, perilaku dan psikomotor secara serentak . Bertindak sebagai penguji pada uji OSCE ini adalah dosen pengampu skills lab atau instruktur. Kecuali untuk ujian akhir program mendatangkan tim pengujidari luar. Penentuan kelulusannya dengan menentukan nilai batas lulus mahasiswadalam ujian

OSCEminimal mencapai nilai 80.

Penilaian kemampuan ketrampilan tindakan, berdasarkan masing-masing target tindakan keperawatan dengan menggunakan format dalam bentuk checklist. Kalau dilakukan dengan benar diberi skor 1. T'idak dilakukan atau dilakukan tidak sempurna diberi skor 0. Kemudian nilainya ditotal, dikatakan memenuhi syarat lulus apabila mencapai 80 ( NBL : 80 ) dalam setiap perasat, dan akanditingkatkan sesuai kompetensi kelasnya.

Model evaluasi objectif terstruktur ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah memiliki semua unsur syarat tes yang baik. Kekurangannya adalah lebih kepada perencanaannya yang harus matang dan melibatkan banyak orang dalam waktu yang bersamaan . Penguji biasanya mengadopsi kesepakatan yang dideskripsikan oleh Harden dan Gleeson (karnasih, 2001).

Uji OSCE sebagai salah satu metode evaluasi pembelajaran laboratorium dan klinik, menurut nara sumber dari dosen mempunyai kelebihan dan kekurangan.

(14)

Kelebihan uji OSCE diantaranya :dari segi waktu cukup singkat,cepat temilai urut atau tidaknya tindakan, sistematis atau tidak. Kekurangan uji OSCE yaitu persiapan alat paten dan stressornya tinggi. Persiapan alat sudah patenkarena sudah disiapkan asisten sehingga tidak ternilai pada kemampuan mahasiswa dalam persiapan alat.

Pencapaian evaluasi mahasiswa terhadap materi yang disusun berdasarkan kegiatan skill lab:

1. Persyaratan mengikuti ujian : Mengikuti kegiatan briefing dan kelas kecil 100% dari total skill lab

2. Bentuk evaluasi :objective structured clinical

examination(OSCE ) dikategorikan lulus apabila memenuhi skor 80

dan mendapat nilai A

3. Waktu pelaksanaan : Evaluasi dilaksanakan di akhir semester 4. Remedial : Ada remedial

2.6.Pengertian Penguasaan Pembelajaran

Penguasaan menurut WJS Poerwadaminta mengatakan bahwa penguasaan mengandung arti :“Pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan atau kepnadaian”.Kata penguasaan tersusun dari kata dasar yang berarti mampu, mengerti benar dan mempelajari bolak balik supaya paham. Maka kata penguasaan secara operasional dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mempelajari dengan sungguh-sungguh suatu hal agar dapat dipahami, sedangkan penguasaan menurut ahli pendidikan merupakan salah satu bentuk perubahan tingkah laku yang didapat dari hasil belajar.

(15)

Domain psikomotor dikenal sebagai domain keterampilan. Pembelajaran pada domain ini meliputi penguasaan terhadap kemampuan motorik halus dan kasar dengan tingkat komplesilitas koordinasi neuromuskular semakin meningkat untuk melakukan gerakan fisik seperti berjalan, menulis, memegang alat- alat atau melaksanakan suatu prosedur. Berbeda dengan domain afektif , keterampilan lebih mudah diidentifikasi dan diukur karena keterampilan itu pada dasarnya mencakup kegitan yang berorientasi pada gerakan yang relatif mudah diamati .

Untuk membatasi agar penelitian ini dapat mencapai sasarannya, maka dalam penelitian ini hanya akan dibahas tujuan pendidikan yang berhubungan dengan judul penelitian, maka peneliti hanya memilih domain psikomotor kerena domain ini di kenal sebagi domain keteramilan, adapun domain psikomotorik ini memiliki tingkatan taksonomi dimulai dari persepsi, pengaturan, respon terkendali, mekanisme, respon kompleks, adaptasi, dan keaslian atau organisasi. Penjelasan tentang tujuh tingkatan taksonomi tersebut sebagai berikut menurut (Bloom dalam Nurhidayah 2011) .

a. Persepsi

Tujuan pembelajaran pada tahap ini menuntut kemampuan peserta didik untuk memperlihatkan kesadaran sensorik terhadap objeck atau isyarat berhubungan dengan tugas yang akan dilakukan. Isyarat yang relevan dengan suatu situasi disimak , ditafsirkan secara simbolikdan diseleksi untuk memandu tindakan yang akan dilakukan , mendapat wawasan dan menerima umpan balik . Jenjang ini meliputi

(16)

tindakan membaca perintah atau mengamati proses dengan memperhatikan semua langkah atau tehnik dalam sebuah proses.

b. Pengaturan

Tujuan pembelajaran pada tahap ini meunrut kemampuan peserta didik untuk memperlihatkan kesiapan dalam melakukan suatu tindakan , misalnya, mengikuti perintah, dengan menyatakan kesediaan, menyimak dengan indra, atau bahasa tubuh yang mendukung suatu tindakan motorik . Contoh kata kerja pada tingkatan ini adalah menyimak dan meyatakan kesedian . Persepsi merupakan perilaku prasyarat pada tahap ini.

c. Respon Terkendali

Tujuan pembelajaran pada tahap ini meuntut kemampuan peserta didik untuk mengeluarkan tenaga melalui tindakan kasat mata yang dilakukan secara sadar untuk meniru perilaku yang dapat diamati dibawah bimbingan instruktur. Contoh kata kerja pada tingkatan ini adalah mengikuti, mengucapkan, menggambarakan dan memegang. Persepsi dan pengaturan merupakan perilaku pra syarat pada tahap ini.

d. Mekanisme

Tujuan pada tahap ini menuntut kemampuan peserta didik untuk mengulangi langkah langkah pada suatu keterampilan yang diinginkan dengan tingkat percaya diri tertentu, yang menujukkan bahwa penguasaannya sudah sampai pada tahap tertentu dimana beberapa atau semua aspek proses tersebut sudah menjadi kebiasaan. Langkah langkah tersebut sudah lebur menjadi satu kesatuan yang bermakna yang dapat dilakukan dengan lancar tanpa perlu banyak dipikirkan lagi. Contoh kata kerja

(17)

yang tepat pada tingkatan ini adalah melakukan dengan tepat , lancar, tanpa kesalahan, sesuai dengan apa yang di contohkan.

e. Respon yang Kompleks

Tujuan pembelajaran tahap ini menuntut kemampuan peserta didik untuk secara otomatis melakukan tindakan motorik yang rumit dengan bebas dan dengan sangat mahir tanpa merasa ragu dan tanpa banyak meggunakan waktu serta tenaga, melakukan seluruh rangkaian perilaku yang rumit tanpa perlu memperhatikan rinciannya. Contoh kata kerja pada tingkatan ini adalah melakukan dengan lancar, terkoordinasi dengan sempurna.

f. Adaptasi

Tujuan pembelajaran pada tahap ini menuntut kemampuan peserta didik untuk melakukan modifikasi atau adaptasi dalam proses motorik agar sesuai dengan situasi tertentu atau situasi yang beragam , yang menunjukkan dia menguasai gerakan yang sangat unik yang dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi. Contoh kata kerja pada tingkatan ini adalah memodifikasi atau mengkreasikan sesuatu sebagai pengganti.

g. Keaslian

Tujuan pembelajaran pada tahap ini menuntut kemampuan peserta didik untuk menciptakan tindakan otork baru , misalny cara baru untuk memanipulasi objek atau materi , yang terbentuk karena pemahamannya terhadap suatu keterampilan dan kemampuannya terhadap suatu keterampilan dan kemampuannya melakukan keterampilan. Contoh kata kerja pada tingkatan ini adalah mampu menciptakan suatu hal yang baru.

(18)

Indikator penguasaan sebagai aspek psikomotor meliputi:Memiliki ingatan terhadap bahan pelajaran yang suadah dipelajari sebelumnya,Mampu memahami arti dari suatu bahan yang dipelajari,Mampu menggunakan suatu bahan yang telah dipelajarai kedalam situasi yag baru atau situasi yang konkrit, Mampu meguraikan suatu materi tau bahan kedalam bagian bagian sehingga susunannya dapat dimengerti, Mampu untuk menghubungkan bagian bagian untuk membentuk keseluruhan yag baru , yang menitikberatkan pada tingkah laku kreatif dengan cara menformulsiakn pola struktur baru dan mampu membuat peilaian terhadap suatu bahan atau materi yang berdasarkan maksud dan kriteria tertentu.

Untuk membatasi agar penelitian ini dapat mencapai sasarannya, maka dalam penelitian ini hanya akan dibahas tujuan pendidikan yang berhubungan dengan judul penelitian, yaitu pemahaman mahasiswa terhadap aluasi pembelajaran skill lab khususnya untuk program studi sarjana keperawatan.

Referensi

Dokumen terkait

Sumberdaya hayati baik secara langsung maupun tidak langsung yang terdapat dalam suatu wilayah pesisir memiliki manfaat yang besar sehingga perlu dilakukan suatu

Dalam melaksanakan penelitian mengenai “Tanggapan Ibu Rumah Tangga Terhadap Program Uya Emang Kuya SCTV” Untuk mengetahui statistic mana yang digunakan dalam menganalisis

Keyla memandang lelaki jangkung sedikit berotot yang sedang meracik kopi dibalik meja bar.. Menurutnya hanya topi caplin di kepala cowok itu yang

dilakukan secara teratur dan berkala (Depkes, 2004). Jadi bila Dinas kesehatan tidak melakukan supervise maka tugas puskesmas menggantikan jadwal Dinas

Penerapan metode penerjemahan harfiah dapat dilihat melalui potongan penerjemahan Bsu “Melalui surat lamaran ini, saya ingin mengajukan diri untuk melamar pekerjaan dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara jumlah pemberian kredit terhadap rentabilitas pada koperasi Balidita Gondol periode 2008-2012, tidak

Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan PT Fast Food Indonesia, Tbk Tahun 2013-2017.. Aria