• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana hadis di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang berilmu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana hadis di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang berilmu"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menuntut ilmu merupakan salah satu hal yang utama khususnya dalam agama Islam, karena Islam memandang menuntut ilmu sebagai bagian dari ibadah yang dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain. Sebagaimana sabda Nabi SAW: َ ا

َ ف

َ ض

َ ل

َ

َ نلا

َ سا

َ

َ لا

َ م

َ ؤ

َ م

َ ن

َ

َ علا

َ لَا

َ مَ

َ ا

َ ن

ََ ا

َ ح

َ تَ ي

َ ج

ََ ا

َ لَ ي

َ ه

َ ن

َ ف

َ ع

َ

َ وَ ا

َ ن

َ

َ س

َ ت

َ غ

َ ن

َ ي

َ

َ ع

َ ن

َ ه

ََ ا

َ

َ غ

ن

نَي

َ ف

َ س

َ ه

َ

يبلاَهور(

)يقه

Artinya: “Seutama-utama manusia ialah seorang mukmin yang berilmu. Jika ia dibutuhkan, maka ia memberi manfaat. Dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia dapat memberi manfaat pada dirinya sendiri”. (HR. Al-Baihaqi)1

Menuntut ilmu merupakan suatu usaha yang dapat menimbulkan manfaat, sebagaimana hadis di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang berilmu (pandai) sangat bermanfaat karena dapat mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada orang-orang yang ada disekitarnya. Sehingga kebodohan yang ada dilingkungannya bisa berkurang dan berubah menjadi masyarakat yang beradab dan memiliki wawasan yang luas.

Ilmu membuat seseorang menjadi mulia, baik dihadapan manusia maupun dihadapan Allah, sebagaimana tertulis di dalam Al- Quran surat Al- Mujadalah

َ ي

َ ر

َ ف

َ عَ

َ الل

َ

َ لا

َ ذ لَ وَ م ك ن ماو ن ما ءَ ن ي ذ

َ ي

َ ن

ََ ا

َ و

َ ت

َ و

َ لاا

َ ع

َ ل

َ مَ

َ د

َ ر

َ ج

َ تا

َ

َ و

َ الل

ََ ب

َ م

َ تَا

َ ع

َ مَ ل

َ و

َ ن

َ

َ خ

َ بَ ي

َ ر

...

Artinya: “Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman diantaramu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”( QS Al Mujaadilah [58]: 11)2

1 Al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din, (Kairo: Dar al- Sya’b, t.th), hlm. 6.

2 Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahan, (Semarang: Toha Putra, 1989), Surat

(2)

2

Ayat ini menegaskan bahwa orang yang beriman akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT, orang yang berilmu akan dihormati oleh orang lain, diberi kepercayaan untuk mengendalikan atau mengelola apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini.

Bertolak pada manfaat yang diperoleh orang yang berilmu, jelas sekali bahwa setiap orang diwajibkan untuk mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya dengan melakukan pembelajaran yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, termasuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya Al-Qur’an. Pembelajaran Al-Qur’an dapat dilakukan dimanapun, misalnya di rumah, TPA/ TPQ maupun di sekolah. Untuk pembelajaran Al- Quran di sekolah sering muncul berbagai macam masalah, seperti kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan metode yang cocok agar siswa mempunyai semangat untuk belajar Al- Quran. Permasalahan ini dijumpai hampir pada setiap pembelajaran Al- Quran di sekolah-sekolah umum, khususnya SMP Muhammadiyah 1 Malang. Hal ini yang menyebabkan banyak siswa belum bisa membaca Al- Quran dengan baik dan benar. Kitab suci Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi pedoman hidup. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak terlepas dari ayat-ayat Al-Qur’an yang menjadi sumber rujukan dalam materi pembelajarannya. Dalam perjalanannya ternyata pembelajaran Al-Quran menghadapi masalah yang tidak sedikit. Diantara masalah yang dihadapi adalah kemampuan atau tingkat kecerdasan siswa yang berbeda-beda, jumlah jam pelajaran yang sedikit, guru yang

kurang kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran, sarana yang kurang memadai seperti buku pedoman pembelajaran serta alat-alat peraga,

(3)

3

sehingga pembelajaran sangat sederhana dan tradisional yang pada akhirnya proses belajar mengajar berjalan sangat lambat dan metode pembelajaran Al-Quran yang terbatas.

Hal inilah yang mendorong penulis melakukan penelitian mengenai penerapan metode ummi yang dilakukan guru dengan teori. Dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk dapat mewujudkan dan menciptakan situasi yang memungkinkan siswa untuk aktif dan kreatif. Untuk itu guru perlu memiliki kemampuan personal, profesioinal dan kemampuan sosial untuk menunjang tugasnya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam pembelajaran Al-Quran, metode mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya menyampaikan tujuan pembelajaran. Tanpa adanya suatu metode maka materi pelajaran tidak akan berjalan efektif dan efisien. Metode pendidikan yang tidak efektif akan menjadi penghambat kelancaran proses belajar mengajar sehingga banyak tenaga dan waktu yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu metode yang diterapkan oleh seorang guru akan berguna dan berhasil jika mampu dipergunakan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Agar dalam kegiatan pembelajaran Al-Quran dapat berjalan dengan lancar, banyak sekali solusi yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode-metode cara cepat baca Al-Quran seperti: metode iqro, metode tilawati, metode baghdadi, metode nahdliyah, metode barqy, metode qiro’ati dan lain-lain. Namun disini yang penulis gunakan untuk penelitian adalah metode Ummi.

Metode ummi merupakan metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca al-Qur’an. Metode ummi di sini untuk anak pra sekola, yaitu

metode yang di analogikan kepada ibu (umi), artinya metode ini merupakan metode belajar memabaca yang mengikuti kata-kata ibu

(4)

4

langsung per suku kata (sa-ja-da). Anak tidak dikenalkan dengan mengeja huruf (s-a-j-a-d-a).3

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode ummi memang cocok digunakan bagi yang masih pemula maupun yang sudah mahir dalam membaca al-Qur’an, dalam metode tersebut tidak hanya mempelajari cara membaca al-Qur’an tetapi juga di ajarkan bagaimana menerapkan sikap-sikap kita dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan akhlak mahmudah yang dijelaskan dalam al-Qur’an.

Mengacu pada pemikiran yang ada di atas, peneliti tertarik untuk memberikan tindakan yang dapat mempermudah siswa untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dorongan untuk membantu memecahkan masalah ini timbul karena melihat sendiri keadaan siswa yang belum bisa membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Harapannya selesai penelitian ini siswa dapat membaca dan mengingat bacaan Al-Qur’an dengan baik dan benar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah penerapan metode Ummi yang guru lakukan sudah sesuai dengat teori dalam Pembelajaran Al-Quran bagi siswa level sedang di SMP Muhammadiyah 1 Malang?

3 Dari Artikel dalam Internet: Ummi Malang. Membangun Generasi Qur’ani. Lihat Di

file:///D:/seputar%20ummi/Apa%20itu%20metode%20Ummi%20%20%E2%80%93%20Ummi%

(5)

5

2. Apakah faktor penghambat dan solusi dalam penerapan metode Ummi pada pembelajaran Al-Quran bagi siswa level sedang di SMP Muhammadiyah 1 Malang?

C. Tujuan Penelitian.

Sebagaimana rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mendiskripsikan penerapan metode Ummi yang diterapkan oleh guru dengan teori pada pembelajaran al-Qur’an bagi siswa level sedang di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

2. Untuk mengidentifikasikan faktor penghambat dan solusi dalam penerapan

metode Ummi pada pembelajaran Al-Qur’an bagi siswa level sedang di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penerapan metode Ummi dalam pembelajaran Al-Quran yang efektif dan efisien serta tepat sasaran terhadap peserta didiknya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya tentang metode Ummi dalam pembelajaran Al-Quran.

(6)

6 2. Secara Praktis

a. Bagi Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (al-Qur’an)

- Sebagai pedoman guru dalam mewujudkan tugas sebagai tenaga profesional, sehingga mampu menerapkan metode Ummi sebagai upaya membangkitkan minat belajar siswa.

- Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam penerapan metode Ummi. - Sebagai Pedoman untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi

siswa.

b. Bagi Lembaga Pendidikan (SMP Muhammadiyah 1 Malang)

- Dapat meningkatkan mutu pelaksanaan pembelajaran melalui metode Ummi.

- Sebagai bahan mengevaluasi terhadap program sekolah

E. Batasan Istilah

Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini maka penulis membuat batasan- batasan istilah yaitu:

1. Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan. 4 Dapat disimpulkan bahwa penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

(7)

7

Pendapat lainnya yakni menurut Lukman Ali penerapan adalah “mempraktekkan atau memasangkan.”5 Sedangkan menurut Riant Nugroho “penerapan pada prinsipnya adalah cara yang dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan”.6

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan adalah tindakan yang dilakukan, baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan.

a. Metode Ummi

Metode menurut KBBI adalah cara yang tersusun dan teratur untuk mencapai tujuan, khususnya dalam bidang pengetahuan.7 Kata Uummi berasal dari bahasa arab yaitu “Ummun” yang berarti “Ibu”, jadi metode ummi yaitu metode yang di analogikan kepada ibu (umi), artinya metode ini merupakan metode belajar membaca yang mengikuti kata-kata ibu misalnya belajar membaca kata “sajada”, maka dalam dalam mengejanya adalah langsung per suku kata (sa-ja-da). Anak tidak di kenalkan dengan mengeja perhuruf (s-a-j-a- d-a).8

Jadi dapat di simpulkan bahwa metode ummi merupakan metode yang mengenalkan cara membaca Al-Qur’an dengan mengikuti kata- kata ibu dengan kata lain yaitu tartil, metode ini sangat cocok digunakan untuk pemula karena masih menggunakan nada yang sederhana.

5 Lukman Ali, Kamus Istilah Sastra, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hal. 104

6 Riant Nugroho, Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi, (Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo, 2003), hal. 158

7 Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia lengkap (Surabaya:1997), hal.438

8 Dari Artikel dalam Internet: Ummi Malang. Membangun Generasi Qur’ani. Lihat Di

file:///D:/seputar%20ummi/Apa%20itu%20metode%20Ummi%20%20%E2%80%93%20Ummi%

(8)

8 b. Pembelajaran Al-Quran

Pembelajaran Al-Qur’an terdiri dari dua kata yakni “kata pembelajaran” dan “kata Al-Qur’an”. Kata pembelajaran yang kami analisa adalah pembelajaran dalam arti membimbing dan melatih anak untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengenai belajar ini ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut:

1) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.9

2) “Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkunganya yang melibatkan proses kognitif”.10

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses belajar-mengajar yang direncanakan sebelumnya dan diarahkan untuk mencapai tujuan melalui bimbingan, dan latihan.

Sedangkan Al-Qur’an diambil dari bahasa arab yakni “Qara’a, Yaqro’u, Qiroatan atau Qur’anan” yang berarti menghimpun huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian kebagian yang lain secara teratur.11 Al-Qur'an adalah

9 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: PT Renika Cipta,

2010). Hal.2

10 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010). hal.

90

11 Slamet Muhaimin. Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah. (Surabaya: Al Ikhlas, 1994).

(9)

9

kalamullah yang diturunkan (diiwahyukan) kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril, yang merupakan mu’jizat, yang diriwayatkan secara mutawatir, yang ditulis di mushaf, dan membacanya adalah ibadah. sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupannya.12

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran Al-Qur'an Adalah proses perubahan tingkah laku anak didik melalui proses belajar yang berdasarkan pada nilai-nilai Al-Qur'an dimana dalam Al-Qur’an tersebut terdapat berbagai peraturan yang mencakup seluruh kehidupan manusia yaitu meliputi Ibadah dan Muamalah. Ibadah adalah perbuatan yang berhubungan dengan Allah dan muamalah adalah perbuatan yang berhubungan dengan selain Allah meliputi tindakan yang menyangkut etika dan budi pekerti dalam pergaulan sehingga dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Siswa Level Sedang

”Pengelompokan atau grouping adalah pengelompokan peserta didik berdasarkan karakteristik-karakteristiknya.”13Alasan pengelompokan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta didik secara terus-menerus bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda. Agar perkembangan peserta didik yang cepat tidak mengganggu peserta didik yang lambat dan sebaliknya (peserta didik yang lambat tidak mengganggu yang cepat), maka dilakukanlah pengelompokan peserta didik. Tidak jarang dalam pengajaran yang

12 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai al- qur’an. (

Jakarta, Gema Insani Press,2004). Hal. 16

(10)

10

menggunakan sistem klasikal, peserta didik yang lambat, tidak akan dapat mengejar peserta didik yang cepat.

Karakteristik demikian perlu digolongkan, agar mereka berada dalam kondisi yang sama. Adanya kondisi yang sama ini bisa memudahkan pemberian layanan yang sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelompokan siswa diadakan dengan maksud agar pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bisa berjalan lancar, tertib, dan bisa tercapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah diprogramkan. Dengan adanya pengelompokan peserta didik juga akan mudah dikenali.

Ada banyak jenis pengelompokan peserta didik yang dikemukakan oleh para ahli. Ali Imron mengemukakan dua jenis pengelompokan peserta didik. Yang pertama, ia namai dengan ability grouping, sedangkan yang kedua ia namai dengan sub-grouping with in the class. Yang dimaksud ability grouping adalah pengelompokan berdasarkan kemampuan di dalam setting sekolah. Sedangkan sub- grouping with in the class adalah pengelompokan dalam setting kelas.14

Pengelompokan yang didasarkan atas kemapuan adalah suatu pengelompokan di mana peserta didik yang pandai dikumpulkan dengan yang pandai, yang kurang pandai dikumpulkan dengan yang kurang pandai. Sementara pengelompokan dalam setting kelas adalah suatu pengelompokan di mana peserta didik pada masing-masing kelas, dibagi lagi menjadi beberpa kelompok kecil. Pengelompokan ini juga memberi kesempatan kepada masing-masing individu untuk masuk ke dalam lebih dari satu kelompok.

(11)

11

Disini peneliti menggunakan kelas level sedang sebagai objek penelitian karena kelas ini menggunakan metode Ummi dalam pembelajaran al-quran. d. SMP Muhammadiyah 01 Malang

SMP Muhammadiyah 01 Malang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1946, dipimpin oleh bapak KH. M. Bejo Dermoleksono. Sekolah ini bertempat di jalan Brigjen Slamet Riyadi No. 134, Oro-oro Dowo, Malang. SMP Muhammadiyah 01 Malang kini berada di bawah pimpinan Drs. Budiyono, sekolah SMP 01 Malang bersetatus sebagai sekolah yang “terakreditasi A” (dalam bidang pendidikan Agama Islam). Dengan jumlah pengajar 18 orang dan jumlah siswa 210.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab, pembahasannya secara garis besar adalah:

BAB I : Pendahuluan, di dalam bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka, menjelaskan secara rinci tentang metode Ummi yang

meliputi pengertian metode, pengertian metode Ummi, prosedur penerapan metode Ummi, faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan metode Ummi, Tinjauan tentang mata pelajaran Al-Qur’an yang meliputi, pengertian mata pelajaran Al-Quran, fungsi dan tujuan mata pelajaran Al-Qur’an serta siswa level sedang.

(12)

12

BAB III : Metode Penelitian, merupakan pembahasan tentang beberapa

macam penelitian, mengenai rancangan jenis penelitian yang akan digunakan. Dalam bab ini akan memuat pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap tahap penelitian.

BAB IV : Hasil penelitian merupakan deskripsi penyajian dan analisis data

yang meliputi, sejarah SMP Muhammadiyah 1 Malang, visi dan misi, kondisi guru, kondisi siswa, kondisi sarana dan prasarana, dan pembahasan tentang penerapan metode Ummi dan faktor pendukung dan penghambat penerapan metode Ummi dalam pembelajaran Al-Qur’an.

BAB V : Kesimpulan dan saran, merupakan kesimpulan hasil penelitian serta

Referensi

Dokumen terkait

Jika diperhatikan sektor unggulan Kabupaten Kulon Progo lebih banyak daripada Kota Yogyakarta, hal ini menunjukkan jumlah sektor unggulan saja tidak cukup

Menyusun kubus menyerupai stupa, digunakan untuk , mengenalkan warna mengenalkan jumlah motorik halus konsentrasi Harga Rp.45.000,- Menara Balok Digunakan untuk :

Di antara ketentuan-ketentuan baru yang terdapat dalam Undang-Undang tentang alasan-alasan pembatalan perkawinan pada keempat negara di atas yang berbeda dengan ketentuan dalam

Akhirnya, dengan perasaan yang teramat bahagia penulis ucapkan “Alhamdulillah” segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan serta kesehatan lahir dan batin

Hasil persamaan gerak diplot berupa grafik perbandingan posisi pendulum 1 dengan posisi pendulum 2, posisi pendulum 2 dengan posisi pendulum 3, perbandingan

Hal ini menunjukkan bahwa selama proses fermentasi isolat yang digunakan akan menghasilkan enzim protease yang menghidrolisis protein menjadi protein/peptida yang lebih

- Bahwa seminggu kemudian pada hari Kamis tanggal 28 Maret 2013 sekira malam hari pukul 21.00 Wib, saksi Heri Budi Sugiarto kembali datang kerumah terdakwa