• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggambarkan bagaimana perjalanan air yang meliputi penguapan pada air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggambarkan bagaimana perjalanan air yang meliputi penguapan pada air"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Air

Sebagian besar (71%) permukaan bumi ditutupi oleh air dan jumlah ini relatif konstan. Air di bumi mengalami siklus hidrologi. Siklus ini sangat penting karena menggambarkan bagaimana perjalanan air yang meliputi penguapan pada air permukaan tanah, tumbuhan dan hewan, pembentukan awan di atmosfir kemudian berubahnya awan menjadi tetesan-tetesan air dan jatuh kembali ke permukaan bumi sebagai hujan. Air hujan ini mengalir sebagai air permukaan, meresap ke dalam tanah dan menjadi air tanah. Air tanah dalam akan timbul ke permukaan menjadi air permukaan. Air permukaan ini akan kembali mengalami penguapan dan demikian seterusnya (Soemirat, 2007).

2.2. Sumber-Sumber Air 2.2.1. Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang berada di atas permukaan tanah seperti air sungai, air rawa, air irigasi, air danau, air laut dan sebagainya. Air permukaan merupakan sumber air yang yang dapat digunakan sebagai sumber air bersih dan air minum tetapi sangat mudah tercemar dan terkotori oleh bahan pencemar dan pengotor yang mengapung, melayang, mengendap dan melarut di air permukaan oleh sebab itu sebelum digunakan air permukaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu.

(2)

2.2.2. Air Tanah 1. Mata Air

Mata air adalah air yang berasal dari dalam tanah yang muncul secara alamiah. Air yang berasal dari mata air ini pada umumnya belum tercemar dan bisa lansung dikonsumsi.

2. Air Sumur Dangkal

Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah yang dangkal atau sering disebut sebagai air tanah. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah berkisar 5 sampai dengan 15 meter dan berbeda kedalaman antara satu tempat dengan tempat yang lain. Dalam penggunaannya air sumur dangkal ini perlu diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi karena ada kemungkinan terkontaminasi kotoran di permukaan tanah.

3. Air Sumur Dalam

Air sumur dalam adalah air yang berasal dari lapisan kedua dalam tanah. Dalamnya lapisan ini dari permukaan tanah biasanya di atas 15 meter. Oleh karena itu sebagian besar air dalam ini sudah cukup sehat untuk lansung dikonsumsi tanpa mengalami pengolahan.

2.2.3. Air Hujan

Air hujan adalah air yang berasal dari sublimasi uap air di udara yang ketika turun melarutkan benda-benda di udara yang dapat mencemari dan mengotori air hujan. Oleh sebab itu sebelum digunakan air hujan harus diolah terlebih dahulu.

(3)

2.3. Golongan Air Berdasarkan Peruntukannya

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air Pasal 7 ayat 1 berdasarkan peruntukannya air dibagi ke dalam empat golongan yaitu :

1. Golongan A

Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B

Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. 3. Golongan C

Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. 4. Golongan D

Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.

2.4. Peranan Air Dalam Kehidupan

Air memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Dalam tubuh orang dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80 % (Notoadmodjo, 2003).

Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang memerlukan air antara 30-60 liter per hari (Notoadmodjo, 1996).

(4)

2.5. Air Sungai

2.5.1. Pengertian Air Sungai

Menurut Peratuan Pemerintah nomor 35 tahun 1991 sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan (Depkes, 1991).

Menurut Kusnoputranto (1997), air sungai adalah salah satu badan air yang menghasilkan air di atas permukaan daratan yang mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah.

2.5.2. Parameter Air Sungai

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1990, air sungai termasuk dalam golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai bahan baku air minum. Oleh sebab itu yang menjadi parameter air sungai berdasarkan PP nomor 20 tahun 1990 adalah sebagai berikut :

(5)

Tabel 2.1

Syarat-Syarat Kualitas Air Golongan B

No Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan 1 Fisika

- Suhu oC Suhu air normal -

- Zat Padat Terlarut mg/L 1000 -

2 Kimia

Kimia Anorganik -

- Air raksa mg/L 0,001 -

- Besi mg/L 5 -

- Nitrat mg/L 10 -

- Oksigen terlarut (DO) mg/L * * air permukaan dianjurkan lebih besar atau sama

dengan 6

- pH - 5-9 -

- Timbal mg/L 0,1 -

Kimia Organik -

- Aldrin dan dieldrin mg/L 0,017 -

- Chlordane mg/L 0,003 -

- DDT mg/L 0,042 -

- Minyak dan lemak mg/L nihil -

3 Mikrobiologi

- Koliform tinja Jumlah per 100 ml

2000 -

- Total koliform Jumlah per 100 ml 10.000 - 4 Radio Aktivitas - Aktivitas Alpha Bq/L 0,1 - - Aktivitas Beta Bq/L 1,0 - Sumber Depkes, 1990

2.6. Standar Kualitas Air Bersih 2.6.1. Pengertian Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (Permenkes RI, 1990).

(6)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416 tahun 1990 air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

2.6.2. Parameter Air Bersih

Parameter air sungai yang ada di dalam Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2

Syarat-Syarat Kualitas Air Bersih No Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

Diperbolehkan Keterangan A. Fisika

1 Bau - - Tidak berbau

2 Jumlah padat yang terlarut

Mg/L 1500 -

3 Kekeruhan Skala NTU 25 -

4 Rasa - - Tidak berasa

5 Suhu oC Suhu udara ± 3 oC -

6 Warna Skala TCU 50 -

B. Kimia Kimia Anorganik 1 Besi mg/L 1,0 - 2 Kesadahan mg/L 500 - 3 Nitrat mg/L 10 - 4 pH mg/L 6,5-9,0 - Kimia Organik 1 Deterjen mg/L 0,5 - 2 Pestisida total mg/L 0,01 - C. Mikrobiologi

1 Total Ciliform Jumlah per 100 ml

10 Air perpipaan

2 Coliform Jumlah per 100 ml

50 Bukan air

perpipaan Sumber Depkes, 1990

(7)

2.7. Peranan Air Sebagai Penyebab Penyakit.

Penyakit sebagian besar dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif antara kehidupan manusia dengan bahan, kekuatan, atau zat yang tidak dikehendaki yang datang dari luar tubuhnya atau lingkungannya. Kekuatan, zat, atau bahan yang masuk ke dalam tubuh tersebut bisa merupakan benda hidup atau benda mati. Sehingga dapat menganggu fungsi ataupun bentuk suatu organ (Achmadi, 2008).

Air merupakan bagian dari lingkungan yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam penggunaannya, air dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit. Air sebagai penyebab terjadinya penyakit dibagi ke dalam 4 (empat) cara yaitu (Soemirat, 2007) :

1. Air Sebagai Penyebar Mikroba Patogen (Water Borne Disease)

Penyakit disebarkan secara langsung oleh air dan hanya dapat menyebar apabila mikroba penyebab terjadinya penyakit masuk ke dalam sumber air yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jenis mikroba yang ada di dalam air yaitu virus, bakteri, protozoa dan metazoa. Penyakit yang disebabkan karena mikroba patogen ini seperti cholera, thypus abdominalis, hepatitis A, poliomyelitis, dysentry. Keluhan yang dapat muncul seperti menceret dan kotoran berlendir

2. Air Sebagai Sarang Vektor Penyakit (Water Related Insecta Vector)

Air dapat berperan sebagai sarang insekta yang menyebarkan penyakit pada masyarakat. Insekta sedemikian disebut sebagai vektor penyakit. Vektor penyakit yang sedemikian dapat mengandung penyebab penyakit. Penyebab penyakit dalam tubuh vektor dapat berubah bentuk, berubah vase pertumbuhan atau pun bertambah

(8)

banyak atau tidak mengalami perubahan apa-apa. Penyakit yang dapat muncul seperti filariasis, demam berdarah, malaria.

3. Kurangnya Penyediaan Air Bersih (Water Washed Disease)

Kurang tersedianya air bersih untuk menjaga kebersihan diri, dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit dan mata. Hal ini terjadai karena bakteri yang ada pada kulit dan mata mempunyai kesempatan untuk berkembang. Keluhan yang dapat muncul seperti kulit merah, gatal-gatal dan mata merah, gatal dan berair.

4. Air Sebagai Sarang Hospes Sementara (Water Based Disease)

Penyakit ini memiliki host perantara yang hidup di dalam air. Penyakit yang dapat muncul adalah schistosomiasis dan dracontiasis.

2.8. Keluhan Kesehatan Akibat Penggunaan Air 2.8.1. Kulit Gatal-gatal dan Merah

Kulit gatal dan merah merupakan gejala dermatitis. Dermatitis merupakan respons kulit terhadap agens-agens yang beraneka ragam, misalnya zat kimia, protein, bakteri dan fungus. Respons tersebut biasanya berhubungan dengan alergi (Djuanda, 1990).

Dermatitis disebabkan oleh oleh faktor dari dalam tubuh (endogen) dan luar tubuh (eksogen). Faktor endogen seperti gangguan sirkulasi darah dan penyakit sistemik (diabetes melitus). Faktor eksogen seperti zat toksik (deterjen), bakteri, jamur, suhu rendah, suhu tinggi, obat-obatan dan makanan.

2.8.2. Diare

Diare atau dalam bahasa Inggris disebut diarrhea adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja

(9)

atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan yang melebihi 200 gram per hari. (Anonimous, 2010).

Diare pada umumnya disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umumnya dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan. Diare juga dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan secara berlebihan dan kelebihan vitamin C.

2.8.3. Mata Merah, Gatal dan Panas

Mata merah, gatal dan panas merupakan gejala dari penyakit trakoma. Trakoma adalah salah satu bentuk radang konjungtiva (selaput lendir mata) yang berlangsung lama dan disebabkan oleh Chlamydia Trachomatis. Infeksi ini menyebar melalui kontak langsung dengan sekret kotoran mata penderita trakoma atau melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk, alat-alat kecantikan dan lain-lain. Penyakit ini sangat menular dan biasanya menyerang kedua mata. Bila ditangani secepatnya, trakoma dapat disembuhkan dengan sempurna. Namun bila terlambat dalam penanganannya, trakoma dapat menyebabkan kebutaan (Anonimous, 2010).

Trakoma disebabkan oleh bakteri Chlamydia Trakhomatis yang menyebar melalui kontak langsung dengan sekret kotoran mata penderita trakoma, melalui

(10)

alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk yang terdapat sekret penderita trakoma atau melalui gigitan serangga. Higiene dan sanitasi yang buruk dapat mempercepat terjadinya penularan penyakit ini.

2.9. Perilaku

2.9.1. Pengertian Perilaku

Menurut Skinner (1938), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Respon ini meliputi respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu dan respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh perangsang tertentu.

Menurut Notoadmodjo (2003), perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi pada hakikatnya perilaku manusia adalah tindakan atau aktivitas manusia itu sendiri baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung.

Menurut Benyamin Bloom (1908), perilaku dibagi dalam 3 (tiga) domain yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain) dan psikomotor (psychomotor domain).

2.9.2. Bentuk Perilaku

Berdasarkan respon terhadap stimulus yang timbul, maka perilaku dibagi menjadi dua bentuk (Notoadmodjo, 2003):

1. Perilaku Tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup disebut juga sebagai respons internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat diamati oleh orang lain. Respons terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan dan sikap

(11)

yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu.

2. Perilaku Terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka adalah perilaku yang jelas dan dapat diobservasi secara langsung oleh orang lain. Respon ini sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek. Misalnya seorang ibu membawa anaknya ke posyandu setiap bulannya untuk diimunsasi.

2.9.3. Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan bagian dari perilaku yang tidak bisa diamati secara langsung oleh orang lain karena masih terjadi di dalam diri manusia itu sendiri (covert behavior).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan (Notoadmodjo, 2003) :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain meyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

(12)

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Misalnya mampu membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sistesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

(13)

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membedakan antara anak yang gizi baik dengan gizi kurang.

2.9.4. Sikap

Sikap merupakan reaksi respon yang masih tertutup dari seorang terhadap suatu stimulus atau objek.

Menurut Newcomb yang dikutip oleh Notoadmodjo (2003), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Allport (1954) membagi sikap ke dalam 3 (tiga) komponen pokok yaitu : 1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak.

(14)

Menurut Notoadmodjo (2003) sikap yang tercakup dalam domain afektif mempunyai 4 (empat) tingkatan yaitu :

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap. Misalnya ketika seorang ibu mengajak ibu lain untuk membawa anaknya ke posyandu.

4. Bertanggung Jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.9.5. Tindakan (practice)

Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas.

(15)

Tindakan yang tercakup dalam domain psikomotorik mempunyai 4 (empat) tingkatan (Notoadmodjo, 2003) :

1. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anaknya.

2. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. Misalnya, seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari mencuci, memotong, lamanya memasak, menutup pancinya dan sebagainya.

3. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. Misalnya, seorang ibu yang sudah biasa mengimunisasikan bayi pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu perintah dari orang lain.

4. Adaptasi (adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Seseorang sudah dapat memodifikasi tindakan tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, ibu dapat mengolah makanan bergizi tinggi dengan bahan yang lebih murah.

(16)

2.10. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman dan lingkungan(Notoadmodjo, 2003) .

2.10.1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan

Perilaku Pemeliharaan Kesehatan adalah usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan ini terbagi dalam tiga aspek yaitu : 1. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan bila sakit serta pemulihan

kesehatan bilamana telah sembuh dari sakit.

2. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.

3. Perilaku gizi makanan dan minuman. Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat mendatangakan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.

2.10.2. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri sampai mencari pengobatan.

2.10.3. Perilaku Kesehatan Lingkungan

Perilaku ini adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi lingkungannya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang

(17)

mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga dan masyarakat. Misalnya bagaimana mengelola air minum.

Becker (1979) membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan ini yaitu : 1. Perilaku Hidup Sehat

Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup makan dengan menu seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras, istirahat cukup, mengendalikan stres dan perilaku hidup positif lainnya.

2. Perilaku Sakit

Perilaku sakit mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya.

3. Perilaku Peran Sakit

Orang sakit memiliki peran sabagai orang sakit, yang mencakup hak-hak orang sakit dan kewajiban sebagai orang sakit. Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain. Perilaku ini meliputi :

• Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.

• Mengenal dan mengetahui fasilitas atau sarana penyembuhan penyakit yang layak.

(18)

2.11. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Lawrence Green (1980), perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu :

1. Faktor-faktor Predisposisi (predisposing factors)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan , tingkat sosial ekonomi.

2 Faktor-faktor Pemungkin (enabling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan. Misalnya tersedianya fasilitas air bersih, tempat pembuangan tinja dan lain sebagainya.

3 Faktor-faktor Penguat (reinforcing faktors)

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.

(19)

2.12. Kerangka Konsep

2.13. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut:

Ha : Ada hubungan pengetahuan pengguna air dengan keluhan kesehatan (gatal-gatal, diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di Desa Pagar Manik.

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan pengguna air dengan keluhan kesehatan (gatal-gatal, diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di Desa Pagar Manik

Ha : Ada hubungan sikap pengguna air dengan keluhan kesehatan (gatal-gatal, diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di Desa Pagar Manik. Keluhan Kesehatan Pengguna Air - Gatal-gatal - Diare - Mata Merah, panas dan gatal

Perilaku Pengguna Air - Pengetahuan - Sikap - Tindakan Karakteristik Pengguna Air - Umur - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan

(20)

Ho : Tidak ada hubungan sikap pengguna air dengan keluhan kesehatan (gatal-gatal, diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di Desa Pagar Manik.

Ha : Ada hubungan tindakan pengguna air dengan keluhan kesehatan (gatal-gatal, diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di Desa Pagar Manik

Ho : Tidak ada hubungan tindakan pengguna air dengan keluhan kesehatan (gatal-gatal, diare, mata merah, panas dan gatal) pengguna air sungai di Desa Pagar Manik

Referensi

Dokumen terkait

“Mapassulu yang baru di gelar menghabiskan hampir semua uang yang saya dapatkan dari kedua mayat yang saya curi sebelumnya.” (PKP/ 2015 : 131) Dari kutipan di atas, sikap Allu

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Pati pada Pengolahan Surimi Ikan Tigawaja (฀ibea soldado) terhadap

Atas dasar inilah menjadikan peneliti selanjutnya tertarik mempergunakan variabel pemoderasi yaitu budaya tri hita karana pada pengaruh komitmen organisasi dan time

8 Network Diagram Perhitungan Maju, Perhitungan Mundur, dan Penentuan Lintasan Jalur Kritis pada Kegiatan P24 Kereta B dan P .... 9 Context Diagram Sistem Informasi Perawatan

Yang dimaksud “ Kelompok Rukun Warga (KRW) “ adalah wadah pembinaan warga di lingkup jemaat untuk peningkatan dan pemerataan peran serta warga dalam mewujudkan GKJW

According to “Viratpat Darshan,” When Supreme personality of  According to “Viratpat Darshan,” When Supreme personality of  God head Paramatama Sri Krishna

P301 + P312 - JIKA TERTELAN: Hubungi PUSAT INFORMASI RACUN atau dokter jika merasa tidak enak badan P312 - Hubungi PUSAT INFORMASI RACUN atau dokter jika merasa tidak enak badan..

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ekstrak etanol 70% daun kersen ( Muntingia calabura L.) terbukti memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri