Asas pemerintahan umum adalah asas yang
diterima dimana saja dan dapat terjadi kapan saja, terdiri dari :
1. Asas Vrij Bestuur : pengisian kekosongan pemerintahan Ex : di pusat masih kita temui pos dan telekomunikasi, bisa saja tidak
ditemukan di pedalaman papua, oleh karena itu Camat sebagai pimpinan wilayah dapat membina dan menunjuk kepala kantor
kecamatan sebagai kepala kantor pos dan staf pada bagian tata usaha menjadi staf dikantor pos tsb. Jd pengiriman surat,
penerimaan surat dan pembelian alat pos ditangani pemerintahan kecamatan.
Asas Freies Ermessen : mencari ide baru dalam kesibukan urusan pemerintahan,
seperti ketika aparat pemerintahan melihat menumpuknya suatu “bahan makanan” di suatu daerah sedangkan di daerah lain
kekurangan maka walaupun sulit
dipindahkan (transportasi) pemerintah harus berusaha menanggulanginya.
Asas Aktif : pemerintah dikenal apabila banyak urusan disepanjang hari
pekerjaannya sehingga dikenal dengan istilah bila seorang hendak tidur sekalipun masyarakat masih perlu bantuan
pemerintah. Itulah sebabnya disebutkan bahwa pemerintah mengurus mulai dari orang yang belum lahir ke dunia dengan membentuk kantor BKKBN.
Perlu kaidah2 moral dalam menjalankan
penyelenggaraan urusan kepemerintahan. Ex: Penggusuran pasar/pedagang kaki lima – pemberitahuan
Asas Historis : kejadian serupa dari tahun ke tahun, mempelajari secara historis
mengapa “hal-hal” tersebut dapat terjadi Asas Otomatis : siapapun itu, baik pejabat
pangkatnya relatif rendah tetap saja aparat pemerintah yang menjadi
Apabila suatu asas diatas yang tidak dijalankan (tidak mengisi kekosongan pejabat, tidak berinisiatif dalam
pemerintahan, tidak etis dalam
pelaksanaan pemerintahan, tidak otomatis menggantikan berbagai peran, tidak
mempelajari sejarah masa lalu, dan
walaupun sebaliknya) maka perbuatan
tersebut penyalahgunakan wewenang dan kekuasaan serta kedudukan.
Desentralisasi : penyerahan sebagian
urusan dari pemerintahan pusat ke
pemerintahan daerah untuk mengurus dan mengatur daerahnya sendiri.
Dekonsentrasi : pelimpahan wewenang
dari aparat pemerintah pusat atau
pejabat diatasnya Ex: Kantor wilayah, kantor departemen di tingkat
Di satu sisi pemerintah pusat khawatir
penyerahan semua urusan kepada
daerah. Di sisi lain pemerintah daerah curiga karena pemerintah pusat
Alasan Sejarah : Secara hisitoris eksistensi
pemda telah dikenal sejak masa pemerintahan kerajaan-kerajaan nenek moyang dahulu, sampai pada sistem pemerintahan yang diberlakukan oleh pemerintah penjajah, baik pemerintah Kolonialisme Belanda, Portugis, Spanyol, Inggris maupun Jepang.
Demikian pula mengenai sistem
kemasyarakatan dan susunan pemerintahannya mulai dari tingkat desa, kampung, negeri, atau dengan istilah lainnya sampai pada puncak pimpinan pemerintahan.
Alasan Situasi dan Kondisi Wilayah : Secara
geografis, wilayah Negara Indonesia
merupakan gugusan kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang satu sama lain dipisahkan oleh selat, laut dan
dikelilingi lautan. Kondisi ini mempunyai
konsekuensi logis terhadap lahirnya berbagai suku, kebudayaan dan ragam bahasa
daerahnya masing-masing. Demikian pula keadaan dan kekayaan alam serta potensi permasalahan yang satu sama lain memiliki kekhususan tersendiri. Untuk itu, dipandang akan lebih efisien dan efektif apabila
pengelolaan berbagai urusan pemerintahan ditangani oleh unit atau perangkat
pemerintah yang berada di wilayah masing-masing daerah.
Alasan situasi dan kondisi wilayah di
atas, akhirnya mendorong pemerintah pusat untuk membentuk dan membina pemerintahan di daerah dengan disertai pemberian hak otonom dalam
Alasan Keterbatasan Pemerintah :
disadari bahwa tidak semua urusan pemerintah dapat dilaksanakan sendiri oleh pemerintah pusat
perangkat pemerintah di daerah adalah
sebagai bagian dalam mekanisme pemerintahan pusat dan bukan merupakan negara sendiri.
Alasan Politis dan Psikologis : Ketika UUD
1945 dalam masa penyusunan, maka pandangan yang menonjol pada saat itu adalah wawasan integralistis dan
demokratis serta semangat persatuan dan kesatuan nasional. Semangat
persatuan dan kesatuan tersebut telah menjiwai berbagai rencana pemerintah pada masa itu, termasuk dalam
merancang sistem pemerintahan daerah.
untuk tetap menjaga kekompakan
semua tokoh dan keutuhan masyarakat dan wilayah, daerah-daerah perlu
memilih pemerintahan sendiri dalam
kerangka negara kesatuan, di samping untuk memberikan rasa tanggung jawab dalam mengisi kemerdekaan dan
sekaligus memberi kesempatan kepada daerah untuk berperan serta dalam
pemerintahan, sebagai perwujudan semangat dan jiwa demokrasi asli
Dengan semangat persatuan dan kesatuan
bangsa, maka daerah yang satu akan merasa sebagai bagian dari daerah yang lain, dan merupakan suatu kesatuan, sekalipun berbeda-beda adat istiadat, suku bangsa, ras dan agama serta bahasanya.
Pembentukan dan pembinaan pemerintahan
daerah adalah sarana efektif yang memungkinkan semangat persatuan dan kesatuan tetap terpelihara dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia, karena pemberian kepercayaan kepada pemerintah daerah akan mengurangi beban pemerintah untuk menjaga keutuhan negara yang
Local Self Government : konsekuensi
pelaksanaan asas desentralisasi
Dengan Undang-undang, suatu daerah
dibentuk, sekaligus ditetapkan kewenangannya. Selanjutnya dengan Undang-undang suatu daerah dapat juga dipecahkan menjadi beberapa daerah, atau sebaliknya disatukan dengan daerah-daerah lain. Undang-undang memberikan kebebasan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri
Otonomi Daerah adalah "Hak
wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku". Sedangkan Daerah Otonom adalah "Kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan
berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri dalam ikatan
negara kesatuan Republik Indonesia
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku”
Segala urusan yang diselenggarakan
merupakan urusan yang sudah dijadikan urusan-urusan rumah tangga sendiri, oleh sebab itu urusan-urusannya perlu ditegaskan secara terperinci.
Penyelenggaraan pemerintahan
dilaksanakan oleh alat- alat perlengkapan yang seluruhnya bukan terdiri dari para pejabat pusat, tetapi pegawai pemerintah daerah.
Penanganan segala urusan itu seluruhnya diselenggarakan atas dasar inisiatif atau kebijaksanaan sendiri.
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah yang mengurus rumah tangga sendiri adalah hubungan pengawasan saja.
Seluruh penyelenggaraannya pada dasarnya dibiayai dari sumber keuangan sendiri.
konsekuensi dan penerapan asas
Dekonsentrasi
Jadi local state government atau
pemerintah lokal administratif bertugas hanya menyelenggarakan perintah-perintah atau petunjuk-petunjuk dari pemerintah pusat
kedudukannya sebagai wakil
Pemerintah Pusat (national government) yang ditempatkan di daerah acapkali disebut Pemerintah Lokal Pusat
Konsekuensi dan penyelenggaraan
pemerintahan di daerah dengan sistem local state government, maka
tugas Pemda hanya terbatas pada tugas-tugas yang diberikan oleh pemerintah
pusat berupa perintah-perintah atau petunjuk-petunjuk.
Comprehensive Local Government
System : sebagian besar urusan
pemerintah pada tingkat daerah diserahkan kepada dan dikelola
sepenuhnya oleh pemerintah daerah, baik urusan itu termasuk kewenangan otonomi daerah, maupun kewenangan daerah, dengan kemungkinan ditunjang oleh pemerintah pusat
Partnership Local Government System : Dalam sistem ini, beberapa fungsi tertentu dalam memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat dilakukan oleh unit pelaksana kantor pusat, dan urusan pelayanan yang lainnya dilakukan oleh pemerintah daerah.
Pemerintah daerah melaksanakan fungsi-fungsi tersebut sedikit banyak lebih bersifat mandiri (selfstanding, autonomously) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mendasarinya, serta dapat melakukan beberapa tugas lainnya atas nama dan di bawah supervisi-teknik dari departemen pusat.
Dual System of Local government : Dalam sistem ini, departemen di pusat secara langsung melakukan tugas-tugas pemerintah daerah, dan tidak membentuk atau menunjuk unit pelaksana.
Yang menonjol dalam sistem ini, adalah pemerintah daerah lebih berperan sebagai alat political decentralization daripada sebagai alat peningkatan pembangunan sosial ekonomi. Hal ini berakibat, pemerintah daerah tidak dapat dengan leluasa
menyelenggarakan urusan rumah
tangganya untuk memacu pembangunan secara komprehensif multidimensional.
Pemerintah daerah hanya diperlukan untuk mempercepat proses pencapaian tujuan pemerintah pusat secara sepihak.
Integrated Administrative System : Di
dalam sistem ini, semua badan-badan Pemerintah Pusat langsung melakukan fungsi-fungsi pelayanan kepada
masyarakat, dimana central
government area coordinators atau
semacam Kepala Wilayah bertanggung jawab untuk bertindak sebagai
koordinator bagi unit pelaksana termasuk technical agencies dari pemerintah daerah
Asas Kekeluargaan : segala urusan dapat diselesaikan secara kekeluargaan dengan konskuensi hukum tidak dapat ditegakkan secara maksimal karena segala seuatu
diselesaikan secara kekeluargaan.
Asas Negara Hukum : apabila sesuatu
dilandaskan pada hukum sudah barang tentu menjadi sederhana, tetapi kaku
tanpa ada kebijaksanaan yang bisa diajak untuk berdamai. Keteraturan hukum
memang melahirkan ketertiban karena segala sesuatu di tentukan berdasarkan aturan yang sudah ditetapkan.
Asas Kedaulatan Rakyat : diadopsi dari
asas kekeluargaan dan asas hukum,
ketika hukum sifatnya kaku, maka asas kekeluargaan akan menjadi jalan keluar. Apabila asas kekeluargaan membuat
tidak berjalannya hukum maka
Kemurnian Tujuan Pemerintah : segala
sesuatu ditentukan dengan niat
Keadilan Pemerintah
Keberadaan hukum yang berlaku Jujur dan terbuka dalam
penyelenggaraan pemerintahan
Keseimbangan good governance dan