• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan secara terus-menerus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur secara makro adalah pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan dari perubahan PDRB dalam suatu daerah. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menandakan semakin baik kegiatan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi daerah tersebut ditunjukkan dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan (Todaro dan Smith, 2000:144).

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan usaha pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut (Arsyad,1999:23). Tolak ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor.

Tujuan utama pembangunan ekonomi daerah adalah untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah (Arsyad, 1999:24). Oleh

(2)

2 karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu daerah yang memiliki beberapa potensi cukup besar. Terdapat beberapa sektor-sektor unggulan yang menjadi salah satu faktor pendukung meningkatnya kegiatan perekonomian di Provinsi DIY. Laju pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah yang dapat dilihat salah satunya dari PDRB. Dalam rangka melihat pertumbuhan secara rill, maka dapat dilihat dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi yang positif menunjukan adanya peningkatan perekonomian di Provinsi DIY, sebaliknya apabila negatif akan menunjukan penurunan perekonomian.

Tabel 1.1 PDRB Provinsi DIY ADHK Tahun 2008-2013 (dalam juta rupiah)

No Tahun PDRB DIY ADHK Pertumbuhan Ekonomi

1 2008 19.212.481 5,450% 2 2009 20.064.257 4,433% 3 2010 21.004.042 4,684% 4 2011 22.131.774 5,369% 5 2012 23.309.218 5,320% 6 2013 24.567.480 5,398%

Sumber: BPS Provinsi DIY, 2008-2013

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa PDRB Provinsi DIY dari tahun 2008-2013 mengalami peningkatan pertahunnya. Tetapi jika melihat pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2008-2013 tergolong masih fluktuatif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Provinsi DIY yang belum menunjukkan

(3)

3 kenaikan disetiap tahunnya serta mengalami penurunan pada tahun 2009 dan tahun 2012.

Secara historis, provinsi DIY semula merupakan daerah pertanian yang dalam perkembangannya mengalami perubahan menjadi kota yang didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel, dan restoran. Hal ini terlihat sejak tahun 2008-2013 sumbangan sektor perdagangan, hotel, dan restoran mempunyai peran lebih besar dibandingkan dengan sektor pertanian.

Tabel 1.2 Distribusi Presentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Provinsi DIY Tahun 2008-2013

No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 Pertanian 18,32 18,16 17,19 16,07 15,90 15,18

2 Pertambangan dan Galian 0,75 0,69 0,67 0,71 0,69 0,68

3 Industri Pengolahan 13,36 13,01 13,28 13,48 12,51 12,79

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,91 0,93 0,92 0,91 0,92 0,93

5 Bangunan 9,57 9,59 9,70 9,89 9,95 10,01

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 20,64 20,74 20,79 20,84 21,11 21,27 7 Pengangkutan dan Komunikasi 10,41 10,61 10,67 10,98 11,08 11,17 8

Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan 9,32 9,49 9,76 9,87 10,31 10,39

9 Jasa-Jasa 16,71 16,79 17,04 17,25 17,54 17,57

Sumber : BPS Provinsi DIY, 2008-2013 (data diolah)

Tabel di atas menunjukan bahwa terdapat 4 sektor utama yang berkontribusi sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi DIY, yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor jasa-jasa. Sektor- sektor tersebut pada setiap tahunnya memiliki kontribusi yang begitu besar terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi DIY. Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam penciptaan nilai tambah di Provinsi DIY. Pada tahun 2013 sektor ini mampu memberikan kontribusi sekitar 21,27% terhadap total PDRB Provinsi DIY.

(4)

4 Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan salah satu sektor strategis dalam pengembangan perekonomian indonesia. Sektor dengan pertumbuhan cepat ini telah menjadi bagian dari perkembangan ekonomi global. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran berkembang pesat karena terintegrasi dengan industri lain, sehingga berubah menjadi industri yang mempunyai keterkaitan erat dengan sektor pembangunan lainnya (Pangastuti, 2006:5).

Sektor perdagangan, hotel, restoran merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi dalam pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja di Provinsi DIY pada sektor ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 77.167 orang sehingga sektor ini menjadi salah satu penyebab timbulnya laju pertumbuhan ekonomi sektor-sektor di luar pertanian, karena menyangkut berbagai sektor perekonomian yang memproduksi barang dan jasa yang sebagaian atau seluruhnya dikonsumsi oleh wisatwan mancanegara maupun nusantara yang tidak sama antar berbagai daerah.

Provinsi DIY memiliki keunggulan dalam hal kelengkapan infrastruktur dan letak geografis. Kelebihan sumber daya alam yang ada seperti lahan yang subur, hasil penggalian batu, pasir dan peninggalan sejarah sebagai objek wisata dapat digunakan sebagai modal pembangunan. Provinsi DIY juga dikenal sebagai pusat fasilitas pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi, seperti Universitas Gadjah Mada, Univeritas Negeri Yogyakarta dan perguruan tinggi swasta. Kondisi ini yang mendukung pergerakan ekonomi di sektor-sektor perhotelan, perdagangan, penyediaan makanan dan minuman, kontruksi dan sektor lainnya.

(5)

5 Pemerintah DIY sebagai subjek pengelola pembangunan daerah, mempunyai pertimbangan kuat untuk menempatkan sektor perdagangan, hotel, restoran sebagai leading sector pembangunan daerah (Pangastuti, 2006:5). Sebagai daerah yang tumbuh cepat dengan dukungan keberadaan fasilitas pendidikan, fasilitas perdagangan, potensi pariwisata dan fasilitas pendukung lainnya. Pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun 2013 masih cukup tinggi yaitu 21,27%. Hal ini telihat sejak tahun 2008-2013 sumbangan sektor perdagangan, hotel, dan restoran mempunyai peran terbesar dalam perekonomian Provinsi DIY.

Gambar 1.1 Distribusi Presentase PDRB Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Provinsi DIY Tahun 2008-2013

Sumber : BPS DIY, 2008-2013 (diolah)

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa distribusi persentase sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang memiliki kontribusi terbesar adalah restoran dibandingkan dengan perdagangan dan hotel. Namun sektor yang memiliki distribusi persentase kenaikan disetiap tahunnya adalah hotel. Distribusi persentase perdagangan dan restoran tergolong masih fluktuatif. Pada tahun 2011-2013 distribusi persentase pada perdagangan mengalami penurunan dan pada

2008 2009 2010 2011 2012 2013 Perdagangan 42.7 43.1 43.2 42.8 42.5 42.3 Hotel 8.6 8.7 8.8 9.1 9.9 10.2 Restoran 48.7 48.2 48.2 48.1 47.6 47.5 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 Perdagangan Hotel Restoran

(6)

6 tahun 2009-2010 distribusi persentase pada restoran mengalami stagnan tetapi di tahun 2011-2013 mengalami penurunan.

Sejalan dengan usaha untuk meningkatkan perekonomian daerah, maka pemerintah daerah Provinsi DIY berusaha dapat mengembangkan potensi-potensi ekonomi yang dimiliki wilayahnya secara lebih efektif dan efisien. Salah satu potensi ekonomi yang dimiliki Provinsi DIY adalah dalam sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sangat diharapkan pemerintah daerah Provinsi DIY mampu mengembangkan dan memanfaatkan potensi di sektor perdagangan, hotel, dan restoran ini, karena keberadaan sektor perdagangan, hotel dan restoran tersebut mampu mengembangkan perekonomian Provinsi DIY.

Berdasarkan latar belakang tersebut terlihat bahwa sektor perdagangan, hotel, dan restoran di Provinsi DIY merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam penciptaan nilai tambah di Provinsi DIY maka penelitian ini meneliti tentang peranan sektor perdagangan, hotel, dan restoran terhadap perekonomian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2008-2013.

(7)

7 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, ada 4 (empat) rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan Tugas Akhir ini. Adapun ke-empat rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam pembentukan permintaan antara dan permintaan akhir, impor, nilai tambah bruto, dan penyerapan tenaga kerja di Provinsi DIY? 2. Berapa besar keterkaitan antara sektor perdagangan, hotel dan restoran

dengan sektor-sektor lainnya di Provinsi DIY?

3. Berapa besar dampak penyebaran sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap perekonomian Provinsi DIY?

4. Seberapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran dalam pertumbuhan ekonomi, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja dilihat berdasarkan efek

multiplier terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menganalisis :

1. Peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam pembentukan output, nilai tambah bruto, permintaan antara dan permintaan akhir di Provinsi DIY.

2. Keterkaitan antara sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan sektor-sektor lainnya di Provinsi DIY.

(8)

8 3. Dampak penyebaran sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap

perekonomian Provinsi DIY.

4. Dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor perdagangan, hotel, restoran dalam pertumbuhan ekonomi, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja dilihat berdasarkan efek multiplier terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, antara lain:

1. Bagi Penulis

Memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi penulis untuk membuktikan teori-teori yang sebelumnya dipelajari selama proses perkuliahan. Dengan melakukan penelitian tersebut, penulis mendapatkan pemahaman terkait:

a. Peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam perekonomian di Provinsi DIYdengan cara melakukan analisis input-output

b. Peran sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam perekonomian di Provinsi DIYdengan cara melakukan analisis menggunakan alat analisis olah data dengan Microsof Excell.

2. Bagi Universitas

a. Memberikan pengalaman dan wawasan yang bermanfaat bagi pemahaman mahasiswa.

(9)

9 b. Menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa mampu memahami dengan baik ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti proses pembelajaran di universitas.

3. Bagi Instansi

a. Memberikan masukan dan bahan pertimbangan Pemerintah Daerah Provinsi DIY dalam menentukan kebijakan pembangunan, khususnya kebijakan pembanguan di sektor perdagangan, hotel dan restoran dan dampaknya terhadap sektor pemabangunan lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Bagi Pembaca

a. Memberikan wawasan baru bagi pembaca, khususnya di bidang Perencanaan Pembangunan.

b. Pembaca bisa mengetahui bahwasanya proses penerapan ilmu pengetahuan sering menemui kendala dan kesulitan yang perlu diteliti dan diuji dengan menggunakan teori-teori yang sudah ada.

c. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk pembuatan penelitian dengan menggunakan metode analisis dan alat analisis yang sama.

1.5 Kerangka Penulisan

Kerangka Penulisan ini sebagai dasar untuk merumuskan penelitian yang menunjukkan peran sektor perdagangan, hotel, dan restoran terhadap perekonomian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2008-2013 dengan menggunakan tabel input-output Provinsi DIY tahun 2010.

(10)

10 Gambar 1.2 Kerangka Penulisan

Latar Belakang:

1. Provinsi DIY merupakan salah satu daerah yang memiliki beberapa potensi cukup besar. Sektor yang memiliki kontribusi sangat besar di Provinsi DIY adalah sektor pertanian, sektor industri, sektor PHR, dan sektor jasa-jasa.

2. Sektor PHR merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam penciptaan nilai tambah di Provinsi DIY pada tahun 2008-2013.

3. Provinsi DIY berusaha untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi di sektor perdagangan, hotel dan restoran ini, karena keberadaan sektor perdagangan, hotel dan restoran tersebut akan mampu mengembangkan perekonomian Provinsi DIY.

Rumusan Masalah:

1. Seberapa besar pengaruh sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam pembentukan permintaan antara dan permintaan akhir, impor, nilai tambah bruto, dan penyerapan tenaga kerja di Provinsi DIY?

2. Berapa besar keterkaitan antara sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan sektor-sektor lainnya di Provinsi DIY?

3. Berapa besar dampak penyebaran sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap perekonomian Provinsi DIY?

4. Seberapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor perdagangan, hotel, restoran dalam pertumbuhan ekonomi, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja dilihat berdasarkan efek multiplier terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja?

Tujuan penelitian:

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menganalisis :

1. Seberapa besar pengaruh sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam pembentukan output, nilai tambah bruto, permintaan antara dan permintaan akhir di Provinsi DIY?

2. Berapa besar keterkaitan antara sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan sektor-sektor lainnya di Provinsi DIY?

3. Berapa besar dampak penyebaran sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap perekonomian Provinsi DIY?

4. Seberapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor perdagangan, hotel, restoran dalam pertumbuhan ekonomi, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja dilihat berdasarkan efek multiplier terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja?

Analisi Input-Output : 1. Analisis keterkaitan

2. Analisis dampak penyebaran 3. Analisis Multiplier

Gambar

Tabel 1.1 PDRB Provinsi DIY ADHK Tahun 2008-2013 (dalam juta rupiah)
Tabel 1.2 Distribusi Presentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar  Harga Konstan Provinsi DIY Tahun 2008-2013
Gambar 1.1 Distribusi Presentase PDRB  Sektor Perdagangan, Hotel, dan  Restoran Provinsi DIY Tahun 2008-2013

Referensi

Dokumen terkait

Inti dari Backpropagation adalah untuk mencari error suatu node. Dari hasil forward phase akan dihasilkan suatu output , dari output tersebut, pastilah tidak sesuai

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi minyak mint dari daun mint (Mentha arvensis Linn) segar dilakukan dengan metode distilasi uap selama 1 jam,

Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam

Pendampingan kegiatan dilakukan oleh pendamping yang ditunjuk oleh Dinas yang membidangi perkebunan dari Dinas Provinsi dan atau Direktorat Jenderal Perkebunan, untuk ikut mengawasi

yang menyatakan bahwa praktik gaya kepemimpinan transformasional mampu membawa perubahan-perubahan yang lebih mendasar seperti nilai-nilai, tujuan serta kebutuhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal terjadinya pemalsuan surat yang dilakukan oleh para pihak dalam pembuatan akta Notaris menurut UUJN adalah ketika Notaris

Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja para pengurus pencak silat PSHT Cabang Yogyakarta dapat dijelaskan oleh beberapa faktor. Dalam kaitanya sebagai bagian

Bahan Galian Golongan C adalah Bahan Galian yang bukan strategis dan bukan vital sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 11 Tahun