• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Industri olahraga merupakan salah satu Industri yang sangat penting dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Industri olahraga merupakan salah satu Industri yang sangat penting dalam"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Industri olahraga merupakan salah satu Industri yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara. Negara dengan industri maju dan modern seperti di Amerika, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Korea dan China, olahraga telah menjadi industri unggulan sebagai pemasok devisa negara. Olahraga juga dirancang sebagai industri modern berskala global. Olahraga merupakan nilai tambah yang signifikan dalam membangun karakter bangsa. Indonesia dalam perkembangan industri olahraga masih memerlukan peran serta dari masyarakat dalam mewujudkan olahraga yang berprestasi dengan dukungan industri olahraga dalam negeri (Priyono, 2012:112-123).

Industri olahraga di Indonesia yang begitu potensial masih belum dieksploitasi maksimal oleh para wirausaha lokal. Dengan latar belakang itu, Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berupaya meningkatkan antusiasme keterlibatan warga dalam industri olahraga dengan menggelar Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Manajemen Industri Olahraga 2018 dengan tema Meningkatkan Kualitas SDM Pelaku Industri Olahraga di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung pada 28 Juni hingga 2 Juli 2018. Hal tersebut memperlihatkan adanya dukungan yang baik dari pemerintah terhadap industri olahraga di Indonesia terutama di Kota Bandung. (http://www.pikiran-rakyat.com/olah-raga/2018/06/30 /industri-olahraga-potensi-menjanjikan-yang-belum-banyak-dilirik-pengusaha-

(2)

lokal).

Pemerintah menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya manusia Indonesia yang sehat dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan yang dituangkan dalam Tap MPR No.IV/MPR/1999 (GBHN) yaitu menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup. Provinsi Jawa Barat memiliki kapasitas tempat olahraga yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk berolahraga, hal tersebut dapat dilihat dari data sarana prasarana keolahragaan yang di buat oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat sebagai berikut:

Gambar 1 . 1 Jumlah Sarana Prasarana Keolahragaan

Sumber: Laporan Sarana dan Prasarana Keolahragaan, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat (2016)

Dinas pemuda dan olahraga Provinsi Jawa Barat untuk wilayah Jawa Barat menyebutkan bahwa terdapat 237 gedung olahraga, 442 lapangan olahraga dan 34 stadion olahraga yang ada di wilayah Jawa Barat (http://dispora.jabarprov.go.id/ webdb/public/?page=OrList8#!).

Olahraga yang sedang populer di Indonesia salah satunya yaitu olahraga futsal, futsal merupakan olahraga yang dimainkan oleh 10 orang pemain. Olahraga futsal

(3)

perkembangannya semakin pesat dari tahun ke tahun dan dibuktikan dengan semakin banyaknya jasa penyewaan lapangan futsal yang ada di Bandung saat ini, seperti yang disebutkan dalam website futsalin.id di tahun 2015 terdapat 108 tempat futsal yang bisa disewakan di mana dalam satu tempat tersebut terdiri dari lebih dua lapangan futsal (https://www.futsalin.id/2014/11/daftar-alamat-lapangan-futsal-di-Bandung.html).

Alvara Research Center melakukan survei nasional terhadap 1200 responden yang termasuk dalam generasi milenial (penduduk usia 20-35 tahun) dan generasi Z atau anak-anak yang lahir antara 1995-2014, survei tersebut untuk melihat olahraga favorit generasi milenial dan generasi z yang didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 1. 1 Olahraga Favorit Generasi Milenial dan Generasi Z Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish

/2018/07/27/semakin-muda-usia-kian-senang-olahraga

Survey yang dilakukan dengan responden sebanyak 1200 orang, sebanyak 72,9 persen generasi milenial mengaku menyukai kegiatan olahraga sedangkan untuk generasi Z sebanyak 81,7 persen responden Gen Z mengaku suka melakukan kegiatan olahraga. Survei nasional Alvara Research Center menunjukkan bahwa mayoritas Generasi Milenial (penduduk usia 20-35 tahun) gemar olahraga sepak

(4)

bola atau futsal yaitu sebanyak 44,5 persen di antaranya memilih sepak bola sebagai cabang olahraga favorit mereka dan sepak bola juga merupakan olahraga favorit Gen Z yaitu mencapai 50,7 persen (https://databoks.katadata.co.id/datapublish /2018/07/27/semakin-muda-usia-kian-senang-olahraga).

Survei nasional yang dilakukan oleh Alvara Research Center terdapat hal yang menarik yaitu kesukaan Gen Z terhadap olahraga lebih tinggi dari Milenial hal itu memperlihatkan bahwa gaya hidup sehat kembali digalakkan terutama oleh para muda-mudi Gen Z. Berdasarkan responden yang dibedakan dari rentang usia tersebut, terlihat bahwa semakin muda tahun lahir mereka atau pengelompokan usia responden, tingkat kesukaan terhadap olahraga semakin tinggi (https://databoks. katadata .co.id/datapublish/2018/07/27/semakin-muda-usia-kian-senang-olahraga) Survei yang dilakukan oleh jajak pendapat di mana survei ini dilakukan terhadap 1721 responden yang merupakan pengguna aplikasi JAKPAT di seluruh Indonesia. Dari total 1721 responden yang mengikuti survei ini, 74.76 persen responden berolahraga secara rutin, sementara 25.24 persen responden tidak berolahraga secara rutin. Dalam berolahraga, 57.39 persen responden berolahraga bersama teman, 14.04 persen persen berolahraga bersama keluarga dan 25.9 persen persen responden berolahraga sendiri, dari hasil tersebut bisa dilihat bahwa orang lain memiliki pengaruh yang cukup besar dalam meningkatkan minat berolahraga (https://blog.jakpat.net/hasil-infografis-survey-kebiasaan-berolahraga/).

Kota Bandung sendiri seperti yang di sebutkan oleh BPS Kota Bandung, jumlah penduduk miskin di kota Bandung tahun 2018 adalah sebanyak 89.380 orang atau sebesar 3.57 persen dari penduduk kota Bandung. Jumlah ini mengalami penurunan

(5)

jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 103.980 orang atau sebesar 4.17 persen dari penduduk Kota Bandung.

Tabel 1.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung

Sumber : laporan jumlah penduduk miskin di Kota Bandung tahun 2014-2018, BPS Kota Bandung

Pada data tersebut terlihat bahwa terdapat peningkatan jumlah masyarakat menengah ke atas, menengah, atas ke menengah, kaya, dan elit, serta semakin berkurangnya masyarakat menengah ke bawah dan miskin. Kelas menengah sering kali disebut consumer class karena kelas menengah dianggap mampu untuk membelanjakan lebih keuangannya. Kelas menengah terutama kelas menengah atas mampu untuk membeli barang bermerek dan memenuhi keinginan-keinginannya seperti gadget canggih, alat-alat elektronik, fashion, makanan dan gaya hidup yang modern.

Karakteristik kalangan masyarakat kelas menengah yang konsumtif mendorong gaya hidup sehat sebagai solusi dari berbagai permasalahan yang timbul akibat perilaku konsumtif tersebut. Semakin banyaknya penyakit-penyakit baru yang muncul akibat dari gaya hidup serba praktis dan instan menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mereka. Dengan daya beli yang tinggi, produk kesehatan menjadi kebutuhan pokok bagi kalangan ini. Selain itu, mobilitas yang tinggi menjadi alasan bagi mereka untuk lebih menjaga gaya

Tahun Jml Penduduk Miskin Persentase Penduduk

Miskin 2014 115.000 4.65 2015 114.120 4.61 2016 107.580 4.32 2017 103.980 4.17 2018 89.380 3.57

(6)

hidup sehat salah satunya dengan berolahraga setiap hari di tengah kesibukan mereka.

Salah satu kota di Indonesia yang masyarakatnya memiliki gaya hidup sehat yang tinggi adalah Kota Bandung. Kota Bandung terkenal dengan mempunyai lebih dari 600 taman tematik yang tersebar di seluruh Kota Bandung, bukti dari masyarakat Kota Bandung sangat peduli tentang gaya hidup sehat adalah dengan di bangunnya satu-satunya taman fitness luar ruang di Kota Bandung yang diberi nama Active Park. Taman ini bersebelahan dengan Taman Persib yang di dalamnya terdapat enam lapangan futsal dengan rumput sintetis. ActivePark diresmikan pada tanggal 13 bulan September 2015 lalu, di dalam taman itu berisikan peralatan-peralatan fitnessoutdoor yang dapat menunjang masyarakat Kota Bandung untuk melakukan kegiatan olahraga fitness gratis.

Salah satu hal yang dapat meningkatkan minat orang untuk berolahraga yaitu dengan adanya teknologi informasi. Gelombang bisnis digital atau berbasis teknologi informasi telah melahirkan fenomena paradigma bisnis baru dengan modal intelektualitas cerdas dan kreatif. Era internet telah membuat banyak kegiatan/bisnis yang berhubungan dengan internet berkembang. Saat ini, banyak calon wirausahawan, pengusaha profesional, akademisi lembaga non profit, dan investor yang sudah dan akan masuk ke berbagai kegiatan/usaha yang berkaitan dengan internet.

Revolusi industri 4.0 membuka peluang yang luas bagi siapa pun untuk maju. Teknologi informasi yang semakin mudah terakses hingga ke seluruh pelosok menyebabkan semua orang dapat terhubung di dalam sebuah jejaring sosial

(7)

(Rosyadi 2018:4). Banjir informasi menjadi realitas yang ditemukan di era revolusi industri saat ini. Informasi yang sangat melimpah ini menyediakan manfaat yang besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun perekonomian (Tofler 1970).

Perekonomian Indonesia terus menunjukkan kinerja yang membaik. Untuk keseluruhan tahun 2017, pertumbuhan ekonomi tercatat 5,07 persen dan merupakan yang tertinggi dalam empat tahun terakhir (Lase, 2018:11).

Gambar 1.2 Investasi Digital Dibanding Sektor Lain (kuartal I 2017) Sumber:

https://investigasi.tempo.co/193/ekonomi-digital-di-Indonesia-raksasa-asia-tenggara

Perekonomian Indonesia yang terus menunjukkan kinerja membaik, nilai investasi di perusahaan-perusahaan rintisan (startup) berbasis digital menyentuh angka Rp 40 triliun sampai semester pertama tahun 2017. Angka itu melompati nilai investasi sektor makanan dan minuman. Investasi lokal dan global pada perusahaan rintisan hanya kalah dibanding kucuran modal ke sektor pertambangan serta minyak dan gas bumi (https://investigasi.tempo.co/193/ekonomi-digital-di-

(8)

Indonesia-raksasa-asia-tenggara).

Pemerintah sudah mulai menyadari bahwa industri digital penting untuk bisa tumbuh dengan cepat. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pada awal 2015 sempat berjanji akan menghimpun dana satu miliar US dollar dari para pengusaha swasta untuk di investasikan ke startup digital (https://kominfo.go.id/ content/detail/6095/Indonesia-raksasa-teknologi-digital-asia/0/sorotan_media).

Indonesia sudah mulai dilirik investor yang berminat berinvestasi di industri digital. Data dari Techlist seperti dikutip dari media teknologi Techinasia menyebutkan, pada kuartal pertama 2015, di Asia Tenggara ada 93 perusahaan startup (rintisan) yang memperoleh pendanaan. Dari jumlah itu, 24 di antarannya merupakan startup Indonesia. Indonesia mempunyai peluang untuk tumbuh sangat cepat dan besar (https://kominfo.go.id/content/detail/6095/Indonesia-raksasa-teknologi-digital-asia/0/sorotan_media).

Perkembangan digital di berbagai negara terus dipantau. WeAreSocial yang bekerja sama dengan Hootsuite kembali melansir Global Digital Report tahun 2018 yang menunjukkan banyak angka menakjubkan dari jagad digital dunia. Indonesia sendiri, dijelaskan bahwa jumlah pengguna internet di Tanah Air mencapai 132 juta orang, jumlah tersebut menunjukkan bahwa setengah atau lebih dari 50 persen penduduk Indonesia telah bisa mengakses internet. Sementara di laporan yang sama dijelaskan dari ratusan juta pengguna internet di Indonesia tersebut 60 persen persennya telah mengakses internet menggunakan ponsel pintar (smartphone) (https://www.goodnewsfromIndonesia.id/2018/02/06/inilah-perkembangan-digital -Indonesia-tahun-2018).

(9)

Wakil Ketua Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI ) Lee Kang Hyun mengatakan peredaran telepon genggam (telepon seluler/ponsel) di Indonesia telah mencapai sekitar 60 juta unit di tahun 2016. Dari jumlah tersebut, sebanyak 70 persen masyarakat Indonesia sudah menggunakan smartphone dan sisanya telepon yang hanya bisa untuk menelepon dan berkirim SMS (feature phone) (https://id.beritasatu.com/ home/pengguna-smartphone-ri-tumbuh-30/143720).

Jumlah warga Kota Bandung sekitar 2,4 juta- 2,5 juta jiwa di tahun 2017. Namun, pengguna smartphone di Kota Bandung menyentuh angka 5 juta. Jadi berarti masyarakat di bandung menggunakan lebih dari satu unit smartphone (Ardyan, 2017). Riset yang dilakukan UC NewsLab bersama Cheetah Global Lab, yang hasilnya melaporkan berbagai kebiasaan pengguna smartphone dalam mengakses konten digital. riset tersebut dilakukan pada 10-16 September 2018. Dari penelitian itu, diketahui jika pengguna smartphone rata-rata menghabiskan 1,2 jam per hari untuk mengonsumsi konten hiburan. Selain itu, rata-rata penetrasi aplikasi hiburan di Indonesia--termasuk olahraga--mencapai 81,45 persen. Adapun konsumsi konten hiburan di Indonesia adalah sebesar 23,07 persen. Untuk konten olahraga, porsinya adalah 23,03 persen. Disusul oleh konten politik dengan 9,39 persen, gaya hidup 9,38 persen, sosial 8,86 persen, dan komedi 7,8 persen, Adapun konten teknologi adalah yang paling sedikit dilirik, yaitu hanya 2,02 persen (https://teknologi.bisnis.com/read/20181022/105/851802/pengguna-smartphone-indonesia-habiskan-12-jam-per-hari-konsumsi-konten-hiburan)

Riset nasional yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) didapatkan hasil berupa layanan yang sering di akses oleh

(10)

masyarakat Indonesia pada tahun 2017 hasil tersebut dapat dilihat melalui gambar berikut:

Gambar 1.3 Layanan yang diakses ketika menggunakan internet Sumber: APJII, 2017:28

Hasil tersebut didapat bahwa sebanyak 89.35 persen masyarakat paling sering menggunakan internet untuk chatting, lalu selanjutnya sebanyak 87.13 persen masyarakat menggunakan internet untuk mengakses social media. Hasil penelitian APJII menujukan bahwa Indonesia adalah market yang ideal untuk aktivitas dan berbagai macam bisnis berbasis internet (APJII, 2017:28).

Riset nasional yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) didapatkan hasil berupa pemanfaatan internet di bidang gaya hidup masyarakat Indonesia pada tahun 2017 sebagai berikut:

(11)

Gambar 1.4 Pemanfaatan Internet Bidang Gaya Hidup Sumber: APJII, 2017:32

Hasil riset tersebut masyarakat Indonesia sebanyak 87,13 persen memanfaatkan internet untuk menggunakan sosial media dan juga 50,48 persen menggunakan internet untuk mencari berita mengenai olahraga, dari hasil riset tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat Indonesia cukup sering memanfaatkan teknologi informasinya untuk memenuhi kebutuhan mereka di bidang olahraga (APJII, 2017:32).

APJII (2014) menyebutkan bahwa pengguna internet terbanyak adalah provinsi Jawa Barat dengan pengguna 16,4 juta orang. Jawa Barat juga memiliki pengguna media sosial dalam jumlah yang cukup besar, dan kota Bandung merupakan penyumbang terbanyak yaitu 2,9 juta orang seperti dijelaskan pada grafik berikut:

(12)

Gambar 1.5 Pengguna Media Sosial di Jawa Barat Sumber: APJII, 2014

Masyarakat di Indonesia saat ini sedang kembali meningkatkan pola gaya hidup sehat hal itu di dukung dengan perkembangan industri olahraga yang sangat pesat terutama olahraga futsal karena merupakan industri yang potensial, akan tetapi terdapat permasalahan yang dialami oleh masyarakat di mana mereka memiliki kebutuhan akan olahraga tapi waktu mereka sangat sedikit untuk melakukan proses booking tempat olahraga tersebut, tidak jarang masyarakat menghabiskan banyak waktu untuk melakukan proses booking tersebut seperti saat akan melakukan booking menggunakan telepon, mereka harus mencari terlebih dahulu kontaknya di internet dan pada saat di hubungi sering kali tidak di angkat oleh pemilik tempat olahraga, atau jika mereka terpaksa untuk datang ke tempatnya langsung pemilik kadang tidak ada di tempat atau jadwal yang di inginkan ternyata sudah penuh.

Untuk memahami posisi bisnis dalam persaingan usaha yang semakin ketat, diperlukan suatu analisa atas situasi dan strategi bisnis yang tepat. Analisis Porter’s

(13)

memberikan gambaran yang powerful mengenai bagaimana tingkat persaingan dari suatu industri, baik itu dari sisi supply chain (supplier dan pelanggan) serta pasar (pemain baru dan substitusi). Keempat dari forces (dorongan) ini memberikan kontribusi terhadap competitive rivalry atau tingkat persaingan dalam industri. Analisis ini dilakukan sebelum merancang strategic plan dan juga memberikan gambaran mengenai posisi bisnis di dalam suatu industri.

Sejalan dengan tujuan di atas maka analisis strategi berdasarkan metode Five Forces Porter dapat dilihat dalam tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2 Analisis Porter’s Five Forces Porter Deskripsi The intensity of Competitive Rivalry (Intensitas Persaingan Kompetitif)

Di Indonesia terdapat perusahaan yang juga merupakan startup dalam pengembangan aplikasi di bidang olahraga, perusahaan tersebut yaitu PT Generasi Muda Indonesia Utama dengan nama aplikasinya yaitu DOOgether yang berlokasi di Jakarta. DOOgether adalah platform untuk memesan tempat olahraga favorit di Jakarta. Di mana masyarakat dapat menjelajahi semua kategori olahraga, kelas dan cari tahu tentang jadwal, fasilitas, dan foto mereka. DOOgether sendiri memiliki keunggulan yaitu memiliki banyak jenis kategori olahraga baik untuk sewa venue maupun pilihan kelasnya, Menggandeng mahaka group sebagai TrusteeAdvisor mereka, Memiliki strategi marketing yang baik dengan memasarkan di berbagai media lokal. Sedangkan kelemahan mereka yaitu wilayah pemasarannya dari mulai berdiri hingga sekarang masih berada di kawasan Jabodetabek, untuk perusahaan yang bekerja sama dengan mereka baru sedikit, dan fitur yang diberikan hanya berfokus pada penyewaan venue olahraga saja

The Threat of the Entry of New Competitors

Ancaman pesaing tidak hanya datang dari para kompetitor lama. Seiring dengan berkembangnya usaha, muncul juga ancaman dari para produsen baru. Masuknya pemain baru dalam industri akan membuat persaingan menjadi ketat yang pada akhirnya dapat menyebabkan turunnya laba yang diterima bagi semua perusahaan. Untuk saat ini untuk ancaman pemain baru dengan

(14)

(Ancaman Para Pesaing Baru)

konsep yang serupa masih belum ada di wilayah Bandung yang di mana startup ini akan dibangun

The Bargaining Power of Customers (Kekuatan Penawaran Para Konsumen)

Seperti survei yang sudah dilakukan oleh Alvara Research Center di mana masyarakat Indonesia terutama generasi milenial dan generasi z sangat menyukai olahraga sepak bola atau futsal yaitu sebanyak 44,5 persen untuk masyarakat generasi milenial dan 50,7 persen untuk masyarakat generasi z, dan untuk melakukan olahraga tersebut tidaklah dilakukan oleh satu orang. Untuk olahraga futsal saja perlu 10 orang agar pertandingan dapat dimulai

Terdapat 3 asumsi yang penulis buat untuk melihat potensi pasar dari aspek penyewaan lapangan futsal:

1. Lapangan futsal dengan rata rata biaya sewa per jamnya yaitu 150.000 rupiah dan jam operasional rata rata 15 jam yaitu dari jam 08:00 sampai jam 23:00. Maka perkiraan pendapatan kotor untuk satu hari penyewaan lapangan futsal yaitu sebesar 2.250.000 rupiah, asumsi perhitungan tersebut baru menghitung penyewaan satu lapangan futsal saja, sedangkan menurut daftar yang ada di futsalin.id untuk wilayah Bandung sendiri terdapat sekitar 108 tampat futsal yang bisa disewakan, dengan kata lain pemasukan uang pada lapangan futsal di kota Bandung dalam satu hari yaitu sebesar 243.000.000 rupiah dan jika di satu tahunkan yaitu sebesar 88.695.000.000 rupiah, perhitungan tersebut baru mengasumsikan jika satu tempat futsal memiliki satu lapangan futsal yang disewakan.

2. Rata rata satu venue olahraga memiliki minimal dua lapangan yang bisa disewakan maka pendapatan satu tahunnya untuk seluruh lapangan di kota Bandung yaitu 177,390,000,000 rupiah.

3. Jika menghitung rata rata jam ramainya booking venue di mana diasumsikan untuk weekdays yaitu selama tujuh jam (16:00-23:00) dan weekends selama 15 jam (08:00-23:00), maka dengan begitu jumlah perkiraan jam lapangan yang disewakan yaitu sebanyak:

Weekdays (7 jam x 5 Hari) = 35 Jam Weekends (15 Jam x 2 Hari) = 30 Jam +

(15)

lapangan yang disewa dalam seminggu(jam) = 65 Jam dalam satu tahun yaitu 65 Jam x 52 Minggu = 3380 Jam Maka pendapatan yang diterima dalam satu tahun jika diasumsikan satu venue memiliki minimal dua lapangan untuk seluruh lapangan futsal yang ada di kota Bandung yaitu sebesar (3380 jam x (150.000 x 2)) = 109,512,000,000 rupiah The Bargaining Power of Suppliers (Kekuatan Penawaran Para Supplier)

1. Pemilik lapangan olahraga

Jumlah lapangan olahraga di wilayah Bandung seperti yang disebutkan dalam website futsalin.id di tahun 2015 terdapat 108 tempat futsal yang bisa disewakan di mana dalam satu tempat tersebut terdiri dari lebih dua lapangan futsal

2. Server

Digitalocean

Untuk kualitas dari server tersebut dapat dikatakan server yang cukup baik di mana untuk kecepatan dan penyimpanan data yang besar

•PT. Infinys System Indonesia

Untuk kualitas dari server tersebut termasuk server yang dikatakan standar untuk di local terutama untuk kecepatan nya sendiri tidak secepat server di luar Indonesia

The Threat Substitute Product and/or Service (Kekuatan Produk Pengganti)

Produk pengganti yaitu transaksi penyewaan yang dilakukan secara konvensional di mana masyarakat melakukan proses penyewaan melalui telepon ataupun mendatangi langsung tempat yang akan disewa

Indonesia sendiri terutama di Bandung masih belum ada aplikasi yang berbasis sosial media yang berfokus pada bidang olahraga, maka dari itu penulis merasa perlu membuat inovasi untuk pembuatan bisnis baru di bidang olahraga. Hal tersebut didukung dengan potensi pasar yang sangat menggiurkan salah satunya dalam bidang jasa penyewaan lapangan olahraga futsal di mana hal tersebut termasuk ke dalam salah satu fitur yang akan penulis buat.

(16)

SpiFit adalah aplikasi mobile yang berfokus pada bidang olahraga, di mana tujuannya yaitu untuk meningkatkan motivasi masyarakat untuk tetap berolahraga di jaman digital ini, untuk fitur utamanya yaitu socialmedia, dan chatting di mana user dapat mengunggah segala kegiatannya yang berhubungan dengan olahraga. Hal tersebut didasari oleh penelitian profesor James Fowler dari University of California dimana disebutkan dalam majalah marketeers yang menyebut bahwa media sosial mempengaruhi motivasi seseorang untuk berolahraga. Dia mengatakan bahwa seseorang akan mencoba berolahraga dan makan sehat apabila ia melihat dan mendengar temannya melakukan hal itu (http://marketeers.com/ sehatkah-pamer-olahraga-di-media-sosial/).

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis membuat inovasi melalui pembuatan aplikasi dan pengelolaannya dengan nama SpiFit yang untuk fiturnya sendiri yaitu chatting, feed di mana masyarakat dapat mengunggah segala kegiatannya yang berhubungan dengan olahraga. Dan booking venue di mana masyarakat dapat melakukan penyewaan dan pembayaran tempat olahraga secara online melalui e-money dengan nama SpiFitPay ataupun alat pembayaran lainnya. Selain itu terdapat fitur fitur lainnya yaitu rating individu maupun team, pencarian lawan bermain (Match), pembuatan kompetisi / tournament, online shoping, tools bagi agency untuk mencari talenta baru di bidang olahraga, dan blog/berita mengenai kesehatan di mana masyarakat dapat saling berbagi informasi mengenai kesehatan..

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pembuatan rencana bisnis ini menarik untuk dikaji lebih lanjut, yang akan dituangkan dalam bentuk perencanaan bisnis dengan judul “Perencanaan Bisnis Digital SpiFit”

(17)

1.2 Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, selanjutnya dapat di identifikasi tingginya animo masyarakat untuk berolahraga terutama olahraga futsal. Dan hingga saat ini belum ada aplikasi yang berbasis jejaring sosial yang mampu meningkatkan motivasi seseorang untuk berolahraga.

Dengan menggunakan timmons model yang mendasarkan kepada lima aspek, yaitu aspek permasalahan pasar, permasalahan keuangan, permasalahan tim manajemen, keunggulan kompetitif, dan diferensiasi Strategis maka perencanaan bisnis SpiFit tersebut akan di teliti dalam penelitian ini.

1.2.2 Pembatasan Variabel, Tempat dan Waktu

Berdasar latar belakang dan identifikasi di atas didapat batasan masalah yang akan diteliti lebih lanjut. Hal ini dimaksudkan agar penelitian lebih terfokus pada subjek yang memang menjadi pokok permasalahan. Batasan masalah yang akan diteliti lebih lanjut adalah perencanaan bisnis digital dengan nama SpiFit di mana untuk bidang olahraga yang akan diteliti yaitu olahraga futsal dan wilayahnya yaitu kota Bandung.

1.2.3 Perumusan masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Perencanaan bisnis yang dapat diterapkan perusahan untuk menjalnkan bisnis SpiFit yang sesuai dengan aspek lingkungan bisnis, aspek

(18)

pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis atau operasional, aspek sumber daya manusia, aspek legal.

2. Apakah perencanaan bisnis SpiFit layak berdasarkan kriteria kewirausahaan pada “Timmons Model” dilihat dari segi permasalahan pasar, permasalahan keuangan, permasalahan tim manajemen, keunggulan kompetitif, dan diferensiasi strategis.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis :

1. Perencanaan bisnis yang dapat diterapkan perusahan untuk menjalnkan bisnis SpiFit yang sesuai dengan aspek lingkungan bisnis, aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis atau operasional, aspek sumber daya manusia, aspek legal.

2. Perencanaan bisnis SpiFit layak berdasarkan kriteria kewirausahaan pada “Timmons Model” dilihat dari segi permasalahan pasar, permasalahan keuangan, permasalahan tim manajemen, keunggulan kompetitif, dan diferensiasi Strategis.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait, yaitu:

(19)

a. Implikasi Akademik

Melalui proses dalam kegiatan dan penyusunan tugas akhir ini, diharapkan dapat menjadi sarana bagi penulis untuk membandingkan serta mengembangkan teori-teori perkuliahan, pada mata kuliah Entrepreneur dengan aplikasi di dunia kerja. Serta dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan juga untuk menambah wawasan bagi para pembaca untuk lebih mengetahui mengenai studi kelayakan perencanaan startup

b. Implikasi Manajerial

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan atau bahan referensi bagi saya pribadi yang akan menjalankan bisnis ini dan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan. Selain itu usaha ini dapat membantu masyarakat yang memiliki usaha di bidang olahraga dalam meningkatkan nilai penjualannya.

Gambar

Gambar 1 . 1 Jumlah Sarana Prasarana Keolahragaan
Gambar 1. 1 Olahraga Favorit Generasi Milenial dan Generasi Z  Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish
Tabel 1.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung
Gambar 1.2 Investasi Digital Dibanding Sektor Lain (kuartal I 2017)  Sumber:
+4

Referensi

Dokumen terkait

Setelah desain usulan dibuat, maka dilakukan evaluasi desain usulan dengan menggunakan metode WEBUSE, hasil nilai dan level usability yang didapatkan pada desain

Hal ini membuktikan bahwa peningkatan dana transfer (DAU) pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, maka akan semakin meningkatkan ketergantungan pemerintah daerah

[r]

Bibit yang dilakukan dengan p€nggunaan ruas sulur tua pada umur 3 minggu' trarryak bibir yang tidak tumbuh dengan baik dengan indikasi batang kering' Bibit yang

Dalam hubungannya dengan perilaku komunikasi dan adopsi inovasi, ada beberapa peubah karakteristik sosial ekonomi yang bisa menerangkan perilaku komunikasi petani lebih jauh,

Sebelum digunakan, inkubator, wadah dan alat-alat untuk mengambil telur dicuci dengan alkohol 10%, sedangkan air yang digunakan diberi larutan Malachite green dengan

belajar didapatkan siswa yang diterapkan model pembelajaran konvensional (kelas kontrol) yang mempunyai motivasi belajar dengan tingkat tinggi sebesar 22,2% yaitu

Pada akhirnya manajemen mengubah nama Departemen CRM menjadi Departemen Non Dealer Sales (Dept NDS), dengan fungsi utamanya pemasaran produk-produk yang tidak melalui