• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

6 2.1 PENGETAHUAN

2.1.1 Pengertian

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu,” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terdapat suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni. Indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Menurut Notoadmodjo, (2011).

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya. Pengetahuan sanggat berbeda dengan kepercayaan (beliefs), takhyul (supertition), dan penerangan-penerangan yang keliruh (misinformation). Pengetahuan adalah segalah apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap menusia Mubarak, (2012).

Menurut Notoatmodjo, (2010) pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.

Disimpulkan pengetahuan diperoleh dari proses belajar yang dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku berdasarkan keyakinannya dan pengetahuan berhubungan dengan kepatuhan karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku.

(2)

2.1.2 Klasifikasi pengetahuan

Pengetahuan menurut Mubarak, (2010) mengungapkan bahwa sebelum oaring menghadapi perilaku baru dalam diri oaring tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu :

1. Kesadaran (Awareness)

Dimana orang ersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus.

2. Ketertarikan (Interest)

Dimana subjek tertarik terhadap stimulus atau objek tertentu. 3. EvaluaSsi (Evaluation)

Menimbang terhadap yang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

4. Percobaan (Trial)

Dimana subjek mulai mencobah melakukan sesuai dengan apa yang dikehendaki.

5. Adopsi (Adoption)

Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus Mubarak, (2010).

2.1.3 Tingkatan pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai pengigat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termaksud kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

(3)

kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah di terimah. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami dihartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan mareti tersebut secara benar.Orang yang telah pahan terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menjebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (aplikation)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi (real) sebenarnya. Apliksi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masala di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan meteri atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat mengambarkan (membuat bagan), membedahkan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

(4)

5. Sintetis (synthetis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluatiaon)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan criteria-kriteria yang telah ada.

2.1.4 Pengukuran pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, (2011) Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan membagikan kuesioner atau angket yang menayangkan tentang isi materi yang di ukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan. Sedangkan kualitas pada pegetahuan pada masing-masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring yaitu : a. Baik : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% b. Cukup : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 50-75% c. Kurang : Bila subjek mampu menjawab dengan benar <50%

(5)

2.1.5 Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari: a. Cara coba-coba salah (trial and error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahanya dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

b. Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c. Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tampa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern.Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.

Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegan otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

(6)

d. Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upayah memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

e. Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberihan hadia dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f. Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakni oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.

g. Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tampa melalui proses penalaran atau terpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif suka dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis.

(7)

h. Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan-perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang ditemukan.

Apabilah proses pemuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.

i. Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berfikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan kedalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.

j. Deduksi

Deduksi adaah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Didalam proses berfikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada seiap yang termasuk dalam kelas itu.

(8)

2.1.6 Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah.Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology). Cara ini dikembang oleh

Francis Bacon yang mengembangkan metode berfikir induktif kemudian

dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan ovservasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a. Segalah sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakuan pengamatan.

b. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

2.1.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipunkiri bahwa makin tinggi pendidikan seorang semakin muda pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

(9)

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

3. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).

4. Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5. Pengalaman

Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

6. Kebudayaan linkungan sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaru besar terhadap pembentukan sikap kita.Apabila dalam mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam membentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

(10)

7. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang beru.

2.2 KONSEP DASAR KEHAMILAN 2.2.1 Pengertian

Menurut Federasi Obstetric Ginekologi Internasional dalam Prawirohardjo,S. (2010), kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovun dan dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga ahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunas atau 9 bulan menurut kalender internasional. kehamilan terbagi dalam 3 trimester dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40).

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovun dan dilanjutkan dengan nidasi atau inplantasi yang berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan Prawirohardjo, S. ( 2011).

Kehamilan adalah suatu proses perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim seorang wanita Waryana, (2010).

2.2.2 Tanda-Tanda kehamilan

Menurut Sulistyawati (2011), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 2 yaitu: 2.2.2.1 Tanda pasti kehamilan

(11)

2. Terasa gerak janin.

3. Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambar embrio.

4. Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu). 2.2.2.2 Tanda tidak pasti kehamilan

a) Rahim membesar b) Tanda hegar

c) Tanda Chadwick yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva. d) Tanda piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga

menonjol jelas kearah pembesaran tersebut.

e) Braxton hicks, bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan muda berkontraksi.

f) Basal Metabolism Rate (BMR) menigkat.

g) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif, tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuhan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar hormone gonadotropin dalam urine. Kadar yang melebihi ambang normal, mengindikasika bahwa wanita mengalami kehamilan.

h) Ballottement positif, jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu

dengan cara menggoyang-goyangkan di salah satu sisi, maka akan terasa pantulan di sisi yang lain.

(12)

2.2.3 Masa-masa kehamilan

Menurut Sukarni, (2013) masa-masa kehamilan dibagi menjadi tiga periode atau trimester, masing-masing selama 13 minggu.

2.2.3.1 Trimester I

Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian terhadap penyataan bahwa ia sedang mengandung. Trimester pertama sering menjadi waktu yang menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan dapat berkembang dengan baik.

2.2.3.2 Trimester II

Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala nyamanan yang normal dialami saat hamil, namun trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur kedalam dan paling banyak mengalami kemunduran.

Menurut Prawiroardjo,S. (2011). Pada trimester kedua ini kehamilan biasanya sudah tampak jelas. Sebagian besar ibu hamil pada trimester kedua ini tidak memiliki permasalahan yang serius. Namun tidak sedikit ibu hamil pada masa ini ketika memeriksakan kehamilannya mengeluhkan ketidaknyamanan. Seperti konstipasi, hemoroid pusing, kelelahan dan rasa ingin mengetahui kondisi DJJ Janin dan kesehatan ibu sehat. Maka dari itu pada usia kehamilan trimester 2 adalah waktu yang penting untuk memeriksakan kehamilannya

(13)

2.2.3.3 Trimester III

Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai mahkluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi.

2.2.3.4. Kebutuhan gizi ibu hamil

Menurut Nanin Jaja dalam Proverawatidan, (2009), Perencanaan gizi untuk wanita hamil sebaiknya mengacu pada RDA (Recommended Daily

Allowance atau Asupan Harian yang Dianjurkan). Dibandingkan ibu yang

tidak hamil, kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%, asam folat 100%, kalsium 50%, dan zat besi 200-300%. Bahkan makanan yang dianjurkan harus meliputi enam kelompok yaitu makanan yang mengandung protein (hewan dan nabati), susu dan olahanya, roti dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya akan pitamin c, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain.

Penyebab kematian maternal dari faktor reproduksi diantaranya adalah

maternal age/ usia ibu. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia

aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Kematian

maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun

ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian meternal yang terjadi pada usia 20 sampai 35tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah 35 tahun. Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, beresiko tinggi untuk melahirkan Prawirohardjo,S. (2010).

(14)

2.3 TABLET FE

2.3.1 Pengertian tablet Fe (zat besi)

Menurut Ibrahin dan Proverawati (2010), Zat besi merupakan unsure vital untuk pembentukan hemoglobin, juga merupakan komponen penting pada system enzim pernafasan seperti sitokrom-oksidase, katalase peroksidasi. Fungsi utama zat besi adalah untuk mengantarkan oksigen ke dalam jaringan-jaringan tubuh (fungsi hemoglobin) dan berperang pada mekanisme oksidase seluler (fungsi system sitokro).

Menurut Muchtadi, (2009) tablet Fe adalah suatu tablet mineral yang sangat dibutukan untuk membentuk sel darah merah (Hemoglobin). Salah satu unsure penting dalam proses pementukan sel darah merah adalah kandungan tablet Fe.

Menurut Proverawati, (2009) tablet Fe merupakan vitamin dan mineral penting bagi wanita hamil untuk mencegah kecacatan pada perkembangan bayi baru lahir dan kematian ibu yang disebabkan oleh anemia berat.

Oleh karena itu, tablet ini sangat diperlukan ibu hamil. Sudah selayaknya seorang ibu hamil akan mendapatkan 90 tablet Fe selama masa kehamilannya.

2.3.2 Manfaat tablet Fe

Manfaat mengkonsumsi tablet Fe adalah untuk mencegah terjadinya abortus, persalinan kurang bulan, ketuban pecah sebelum waktunya. Mencegah terjadinya ibu hamil terkena anemia, mencegah menurunnya kosentrasi, iritabilitas, sakit kepala, perdarahan, pucat, pecah-pecah di bibir, kulit kering rapuhnya rambut dan kuku Fitrianingsih, (2009).

(15)

Menurut Wirausumah dalam Waryana (2010), Zat besi bagi wanita hamil dibutukan untuk memenuhi kehilangan basal, juga untuk pembentukan sel-sel darah merah yang semakin banyak serta janin dan plasentanya.

Fungsi dari tablet Fe ini untuk mengimbangi sejumlah kecil zat besi yang secara konstan dikeluarkan tubuh, terutama lewat urine, feses dan keringat Proverawati, (2009).

Zat besi, sanggat penting karena pada masa kehamilan polume darah meningkat 25%, dan juga penting untuk bayi dalam membangun persediaan darahnya Sukarni, (2013).

Menurut Proverawati, (2009), Fungsi zat besi diantaranya adalah 1. Untuk membentukan hemoglobin baru.

2. Untuk mengembalikan hemoglobin kepada nilai normalnya setelah terjadi perdarahan.

3. Untuk mengantikan kehilangan zat besi lewat darah tubuh 2.3.3. Cara kerja obat

Maltofer tablet adalah sediaan zat besi untuk pengobatan defisiensi zat besi laten dan anemia. Besi adalah komponen penting dari hemoglobin, myoglobin, dan enzim-enzim yang mengandung besi. Biasanya defisiensi zat besi dapat menyebabkan cepat lelah, menurunya kosentrasi, iritabilitas perasaan gelisa, sakit kepala, hilang nafsu makan, peka terhadap stres dan infeksi, pucat, peca-pecah di ujun mulu, kulit kering dan rapuhnya ramut dan kuku.

(16)

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi.

Zat besi dalam maltofer tablet adalah sebagai kompeks besi (III) Hidroksida, yang mesing masing pertikelnya terikat pada suatu polume karbohidrat polimatosa. Hal ini mencegah kerusakan saluran pencernaan. Perlindungan ini mencegah interaksi antara besi dengan makanan. Selain itu, hal ini juga menjamin bioavailabilitas zat besi Fitrianingsih, (2009).

2.3.4. Efek samping

Efek samping tablet besi kadang-kadang menimbulkan gangguan pada system pencernaan seperti rasa penuh, penekanan pada daerah ulu hati, mual, sembelit, dan diare. Tinja berwarna gelap yang disebabkan oleh besi, tidak menimbulkan masalah yang tidak berarti secara klinis Fitrianingsih, (2009). Penyulit ini tidak jaran menyusutkan ketaatan (pemberian suplementasi semasa haid terbukti mampu meningkatkan ketaatan itu, kerena kebutuhan akan besi pada ketika ini meman cukup tinggi) pasien selama pengobatan berlangsung.

Jika situasi seperti ini berkembang dosis sebaiknya di tirunkan sampai pengaruh itu lenyap. Sementara, sebaiknya pasien di beritau bahwa pengaruh yang tidak menyenankan itu tidak ada artinya jika di banding dengan besarnya manfaat besi Arisman, (2010).

(17)

 hindari konsumsi suplemen dengan susu atau produk lain yang kaya kalsium karena akan mengurangi

 ambil suplemen setelah makan atau sarapan. Lengkapi diet dengan buah jeruk atau lemon.

 Untuk mencegah perubahan warna gigi, gunakan sedotan untuk meminumsuplemen berbentuk cair

 Pastikan mematuhi dosis yang harus diambil. Jangan menkonsumsi suplemen zat besi secara berlebihan

2.3.5. Cara konsumsi tablet Fe

Menurut Marmi (2013), cara konsumsi tablet Fe adalah sebagai berikut: 1) Minum tablet besi dengan vitamin C karena dapat membantu menyerap

zat besi di usus.

2) Hindari mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat besi seperti teh, kopi, susu, obat-obatan. Sebaiknya beri jarak waktu mengkonsumsinya sekitar 2-4 jam. Menurut Rukiyah, (2010), cara memberikan tablet Fe yaitu dengan dosis 1x1 diminum dengan air putih satu gelas dan sebaiknya diminum menjelang tidur pada malam hari agar mengurangi efek samping seperti mual.

2.3.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi zat besi

Menurut Waryana (2010), Faktor-Faktor yang mempengaruhi absorbsi Fe yaitu:

1) Bentuk Fe

Besi hem yang merupakan bagian dari hemoglobin yang terdapat dalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat daripada besi non hem yang

(18)

berasal dari makanan nabati. 2) Asam organic

Vitamin C dan asam pitrat sangat membantu penyerapan besi non hem dengan merubah bentuk feri menjadi fero.

3) Asam fitat, asam oksalat dan tanin

Ketiga jenis tersebut dapat mengikat Fe sehingga menghambat penyerapannya, namun pengaruh negative ini dapat dikurangi dengan mengkonsumsi vitamin C.

4) Tingkat keasaman lambung

Keasaman lambung dapat meningkatkan daya larut besi. 5) Kebutuhan tubuh

Jika tubuh kekurangan Fe atau kebutuhan meningkat, maka penyerapan juga akan meningkat.

2.3.7. Sumber zat besi

Menurut Marmi (2013), sumber baik besi adalah makanan hewani, seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber baik lainya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah.Nilai besi berbagai bahan makanan (mg/100 gram).

(19)

Tabel 2.1 Kandungan Fe dalam bahan makanan

Bahan makanan Nilai Fe Bahan Makanan Nilai Fe

Tempe, Kecang Keledai murni 10.0 Biscuit 2.7

Kacang keledai Kering 8.0 Jagung kuning pipil lama 2.4

Kacang hijau 6.7 Roti putih 1.5

Kacang merah 5.0 Beras setengah giling 1.2

Kelapa tua, Daging 2.0 Daun kacang panjan 6.2

Udang besar 8.0 Bayam 3.9

Hati sapi 6.6. Sawi 2.6

Daging Sapi 2.8 Daun katuk 2.7

Telur bebek 2.8 Kangkung 2.7

Telur ayam 2.7 Daun singkong 2.0

Ikan segar 2.0 Pisan ambon 0.5

Ayam 2.5 Keju 1.5

Sumber :Marmi (2013). 2.3.8 Kebutuhan zat besi pada ibu hamil

Kebutuhan akan zat besi pada perempuan hamil meningkat hingga 200-300%. Sekitar 1040 mg ditimbun selama hamil, sebanyak 300 mg ditransfer ke janin, 200 mg hilang saat melahirkan, 50-75 mg untuk pembentukan plasenta 450mg untuk pembentukan sel darah merah sulistyoningsih, (2011).

Kebutuhan zat besi akan meningkat pada trimester dua dan tiga yaitu sekitar 6,3 mg perhari. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ini dapat diambil dari cadangan zat besi dan peningkatan adaptif penyerapan zat besi melalui saluran cerna. Apabila cadangan zat besi sangat sedikit atau tidak ada sama sekali sedangkan kandungan dan serapan zat besi dari makanan

(20)

sedikit, maka pemberian suplemen sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil Arisman, (2010).

Menurut Depkes RI dalam Waryana (2010), Departemen Kesehatan telah melaksanakan program penanggulangan Anemia Gizi Besi dengan cara membagikan tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD) kepada ibu hamil sebanyak 1 tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan setiap tablet kunyah mengandung 100 mg zat besi sebagai kompleks besi (III) Hidroksida Polimaltosa (KBP), Siklamat Fitrianingsih, 2009).

2.3.9. Efek samping kekurangan zat besi

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan premature juga lebih besar Waryana, (2010).

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan menurunnya kemampuan kerja, kekurangan energy pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran, kekebalan dan gangguan penyembuhan luka, serta kemampuan mengatur suhu tubuh Menurun Marmi, (2013).

(21)

2.3.10 Patofisiologis Zat Besi Dalam Kehamilan

Gambar 2.2 Patofisiologis Zat Besi Dalam Kehamilan Sumber. (Sarwono P, 2010)

Zat besi Protein

Eritrosit Hemoglobin

Mengangkut Oksigen Kedalam Tubuh

Abortus

Timbulah Gejala Anemia

-

Menghasilkan Energi

+

(22)

2.3.11 Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin, antara lain 2.3.11.1 Pengaruh anemia terhadap kehamilan

1. Bahaya selama kehamilan: dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 g%), molahidatidosa, hiperemesis gravidarum, pendarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).

2. Bahaya saat persalinan: gangguan His (kekuatan mengejan), kala pertama dapat berlangsung lama sehingga dapat melelakan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum karena atonia uteri, kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.

2.3.12 Pengobatan anemia dalam kehamilan

Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut, dalam pemeriksaan keshatan disertakan juga pemeriksaan laboratorium. Manuaba, (2013).

Gambar

Gambar 2.2 Patofisiologis Zat Besi Dalam Kehamilan  Sumber. (Sarwono P, 2010)

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukan oleh SU ketentuan yang lebih tepat mengatur tindak pidan tersebut ada di Pasal 98 ayat (1) Undang- Undang Nomor 32 Tahun

Yang bisa kami lakukan untuk mewujudkan mimpi tersebut adalah dengan tetap menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan calon pelanggan, komitmen terhadap apa yang telah

akuisisi pada perusahaan go-publ ic yang mel ibatkan in- vestor dan emiten (perusahaan yang go-publ ic) dalam pro- ses emisi saham. D€ngan sendi ri nya titik

Ikan nila strain GIFT dengan 3 tingkatan umur yang berbeda yaitu ukuran benih (kurang dari 3 bulan), ukuran konsumsi (antara 3-6 bulan) dan ukuran induk (lebih dari

Pendapat penulis bahwa mahasiswa yang berada di lingkungan tempat tinggal bersama keluarga yang memiliki motivasi rendah sebenarnya sudah berusaha mencapai hasil

Pada vlogger keempat, keterbukaan diri yang dilakukan menggunakan media video berupa video blog berfokus pada diri vlogger sendiri. Hal tersebut ditunjukkan dari banyaknya

Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Pengeluaran Publik dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur; Fidya Apriliani, 100810101034; 2014;