1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Gel pengharum ruangan merupakan produk rumah tangga dalam bentuk sediaan gel yang melepaskan wangi ke ruangan melalui udara.Pengharumruangan dalam bentuk sediaan gel dalam penggunaanya lebih praktis dan hemat.Sebagai bahan pembentuk gel alami dapat digunakan campuran kappa karagenan dan agar-agar (Fitrah, 2013).Kappa karagenan menghasilkan gel yang kaku dan getas serta keras(Fardiaz, 1989). Agar-agar menghasilkan gel yang bersifat lunak dengan banyak pori-pori di dalamnya sehingga bertekstur kenyal(Aslan, 1991). Pencampuran kappa karagenan dengan agar-agar akan menghasilkan gel dengan tekstur ysng lebih elastis sehingga memungkinkan penggunaan untuk berbagai kepentingan fungsional yang lebih besar serta tekstur yang baik untuk formulasi (Mas, 2013).
Wewangian merupakan produk yang semakin berkembang saat ini, salah satunya adalah dalam bentuk pengharum ruangan. Bahan pewangi yang digunakan pada produk dibagi menjadi dua jenis, yaitu pewangi sintetik dan pewangi alami. Pewangi sintetik memiliki wangi yang lebih tajam, sehingga dapat menimbulkan rasa pusing, sedangkan pewangi alami memiliki wangi yang lebih lembut sehingga lebih nyaman digunakan. Oleh karena itu, sudah sebaiknya pengharum ruangan sintetik digantikan oleh pengharum ruangan alami yang bahan dasarnya berpotensi tinggi untuk dikembangkan di Indonesia, yaitu minyak atsiri. Sebagai bahan pewangi untuk pengharum ruangan alami, dapat digunakan berbagai jenis atau campuran minyak atsiri, seperti minyak mawar, minyak
2
kenanga, minyak sedap malam, minyak melati, dan minyak atsiri lain yang berasal dari selain bunga, seperti kau-kayuan, kulit buah, daun dan biji. Minyak atsiri yang dicampur kedalam gel akan menjadi droplet dan terikat bersama air diantara matriks gel. Minyak akan berdifusi dari tengah gel ke permukaan gel dan menguap secara perlahan. Hal tersebut menyebabkan kekuatan aroma minyak atsiri yang dicium secara langsung berbeda dengan kekuatan aroma minyak atsiri setelah diformulasikan ke dalam sediaan gel (Fitrah, 2013).
Minyak akar wangi merupakan cairan kental dengan warna cokelat kemerahan, berbau khas dan aromatis kuat. Minyak akar wangi bersifat khas, yakni sukar menguap dan dapat bercampur dengan segala perbandingan dengan minyak lainnya, seperti minyak bunga mawar, minyak melati, dan lainnyasehingga sangat baik digunakan sebagai pengikat minyak wangi lain dalam satuan parfum agar wanginya bisa tahan lama(Lutony dan Yeyet, 2000). Sebagai fiksatif, minyak akar wangi berfungsi untuk mengurangi tingkat penguapan dan meningkatkan stabilitas sehingga produk dapat bertahan lebih lama dengan menjaga aroma aslinya(Iswara, dkk., 2014).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti membuat sediaan pengharum ruangan dengan basis karagenan dan agar-agar serta menggunakan minyak mawar sebagai pewangi dan minyak akar wangi sebagai fiksatif.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, diperoleh perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. apakah kombinasi karagenan dan agar-agar dapat diformulasikan sebagai basis sediaan gel pengharum ruangan
3
b. apakah ada perbedaan dari variasi konsentrasi minyak mawar sebagai pewangi c. apakah adaperbedaan dari variasi konsentrasi minyak akar wangi sebagai
fiksatif dalam menahan wangi minyak mawar pada sediaan gel pengharum ruangan pada waktu yang lama.
1.3 Hipotesa
Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesa dari penelitian ini adalah: a. karagenan dan agar-agar dapat diformulasikan sebagai basis sediaan gel
pengharum ruangan
b. ada perbedaan dari variasi konsentrasi minyak mawar sebagai pewangi karena basis gel pengharum ruangan dapat menahan pelepasan pewangi
c. ada perbedaan dari variasi konsentrasi minyak akar wangi sebagai fiksatifdalammenahan wangi minyak mawarpada sediaan gel pengharum ruangan dalam waktu yang lama.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. untuk memformulasikan karagenan dan agar-agar sebagai basis sediaan gel pengharum ruangan
b. untuk memformulasikan minyak mawar dengan berbagai konsentrasi sebagai pewangi
c. untuk memformulasikan minyak akar wangi dengan berbagai konsentrasi sebagai fiksatif dalam menahan wangi minyak mawar pada sediaan gel pengharum ruangan pada waktu yang lama.
4 1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk mengembangkan formulasi pengharum ruangan dengan menggunakan minyak mawar dan minyak akar wangi dalam sediaan berbasis gel.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter
Konsentrasi minyak mawar
(oleum rosae) dan konsentrasi
minyak akar wangi (Vetiveria
zizainoides) Konsentrasi karagenan dan
agar-agar
Mutu/karakteristik gel pengharum
ruangan
Uji Penguapan Zat Cair Uji kestabilan gel Organoleptik
Uji kesukaan (Hedonic Test)
Uji Ketahanan Wangi
Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian