• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan, Keyakinan dan Penggunaan Antibiotik pada Masyarakat di Kelurahan Padang Bulan Selayang II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan, Keyakinan dan Penggunaan Antibiotik pada Masyarakat di Kelurahan Padang Bulan Selayang II"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antibiotik

2.1.1 Definisi Antibiotik

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia, ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin.Artinya, obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Sifat toksisitas selektif yang absolut belum atau mungkin tidak akan diperoleh (Setiabudy,dkk., 2009).

2.1.2 Aktivitas dan Spektrum

Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antimikroba yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik; dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakterisid. Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya, masing-masing dikenal sebagai kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM). Antimikroba tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi bakterisid bila kadar antimikrobanya ditingkatkan melebihi KHM (Setiabudy,dkk., 2009).

(2)

spesies mikroba. Di samping itu, antibiotik broad spectrum cenderung menimbulkan superinfeksi oleh kuman seperti Clostridium difficile (Harvey, 2012).

2.1.3 Golongan Antibiotik

Ada beberapa golongan – golongan besar antibiotik, yaitu : a. Penisilin

Penisilin pertama kali diisolasi dari jamur Penicillium pada

tahun 1949. Obat ini efektik melawan beragam bakteri termasuk

sebagian besar organisme gram positif. Penggunaan penisilin yang

berlebihan menyebabkan timbulnya resistensi bakteri (pembentukan

penisilinase), membuat obat ini tidak berguna untuk banyak strain

bakteri. Meskipun demikian, penisilin tetap merupakan obat

terpilih yang tidak mahal dan ditoleransi baik untuk beberapa

infeksi (Olson, 1995). Menurut Natinal Health Service, (2012)

penisilin merupakan antara antibiotik yang pertama kali ditemukan

oleh Alexander Fleming pada tahun, 1928 dan paling sering

digunakan untuk mengobati infeksi tertentu seperti infeksi kulit,

infeksi dada dan infeksi saluran kemih. Antara antibiotik,

penisilin merupakan antibiotik yang penting karena kurang toksik,

perkembangan bakteri terhadap resistensinya sedikit

(Mutschler,1999). Menurut Katzung, et al., (2012) penisilin dapat

(3)

i. penisilin (misalnya penisilin G) mempunyai aktivitas terbesar

terhadap organisma gram positif, kokus gram negatif, bakteri

anaerob yang tidak memproduksi beta-laktamase,dan mempunyai

sedikit aktivitas terhadap gram-negatif batang. Kelompok ini

rentan terhadap hidrolisis oleh beta-laktamase.

ii.penisilin antistafilokokus (misalnya, nafcilin) ini resisten

terhadap beta laktamase dari stafilokokus dan aktif terhadap

stafilokokus dan streptokokus, tetapi tidak aktif terhadap

enterokokus, bakteri anaerob,gram negatif batang dan kokus.

iii. Penisilin dengan perluasan spektrum (ampisilin, penisilin

antipseudomonas) mempunyai spektrum antibakteri penisilin dan

memiliki aktivitas yang tinggi terhadap organisma gram

negatif, tetapi kelompok ini sering rentan terhadap beta-

laktamase.

b. sefalosporin

Sefalosporin serupa dengan penisilin, tetapi lebih stabil terhadap banyak bakteria beta-laktamase sehingga mempunyai spektrum aktivitas yang lebih luas.Sefalosporin tidak aktif terhadap enterokokus dan Listeria monocytogenes.Sefalosporin diklasifikasikan ke dalam empat generasi yaitu: i. generasi pertama sangat aktif terhadap organisme gram positif, termasuk

(4)

pasien-pasien opearsi. Misalnya sefazolin, sefadrosil, sefaleksin, dan sefalotin (Olson, 1995).

ii. generasi kedua memiliki paparan gram negatif yang lebih luas termasuk sefaklor, sefamandol, sefoksitin, sefotetan. Kelompok ini merupakan golongan heterogeneous yang mempunyai perbedaan-perbedaan individual dalam aktivitas, farmakokinetika, dan toksisitas (Katzung, et al., 2012).

iii. generasi ketiga adalah sangat aktif terhadap gram negatif dan obat-obat ini mampu melintasi blood-brain barrier. Generasi ini aktif terhadap citrobacter, Serratia marcescens, dan providencia. Misalnya, sefoperazon, sefotaksim, seftazidim, seftizoksim, dan seftriakson (Katzung, et al., 2012).

iv. generasi keempat adalah cefepime. Obat ini lebih kebal terhadap hidrolisis oleh beta- lactamase kromosomal dan mempunyai aktivitas yang baik terhadap P aeruginosa, Enterobacteriaceae, S aureus, dan S pneumonia. Obat ini sangat aktif terhadap haemophilus dan Neisseria (Katzung, et al., 2012). c. makrolida

Makrolida biasanya diberikan secara oral, dan memiliki

spektrum antimikroba yang sama dengan benzilpenisilin (yaitu

spektrum sempit, terutama aktif melawan organisme gram positif)

serta dapat digunakan sebagai obat alternatif pada pasien yang

sensitif penisilin, terutama pada infeksi yang disebabkan oleh

streptokokus, stafilokokus, pneumokokus, dan klosridium. Akan

tetapi makrolida tidak efektif pada meningitis karena tidak

menembus sistem saraf pusat dengan adekuat (Neal, 2006). Yang

(5)

clarithromycin, azithromycin dan troleandomycin. Yang paling sering

diresepkan agen antimikroba makrolida adalah eritromisin (Mosby,

1995).

d. Flurokuinolon

Golongan fluorokuinolon termasuk di dalamnya asam nalidixat, siprofloxasin, norfloxasin, ofloxasin, levofloxasin, dan lain–lain. Golongan fluorokuinolon aktif terhadap bakteri gram negatif. Golongan fluorokuinolon efektif mengobati infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh pseudomonas. Golongan ini juga aktif mengobati diare yang disebabkan oleh shigella, salmonella, E.coli, dan Campilobacter (Katzung, et al., 2007).

e. Tetrasiklin

Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri

pada ribosomnya. Tetrasiklin termasuk antibiotik yang terutama

bersifat bakteriostatik. Hanya mikroba yang cepat membelah yang

dipengaruhi obat ini. Tetrasiklinmemperlihatkan spektrum

antibakteri luas yang meliputi kuman gram positif dan negatif,

aerobik dan anaerobik. Tetrasiklin merupakan obat yang sangat

efektif untuk infeksi Mycoplasma pneumonia, Chlamydia trachomatis, dan

berbagai riketsia (Setiabudy, dkk., 2009).Tetrasiklin menembus

(6)

f. Aminoglikosida

Aminoglikosida merupakan salah satu antibiotik yang tertua.

Sejak tahun 1944, antibiotik streptomisin merupakan produk dari

bakterium Streptomyces griseus. Selain itu, terdapat juga antibiotik

seperti neomisin, gentamisin, tobramisin, dan amikasin. Seperti

penisilin, golongan ini aktif terhadap kedua bakteri gram negatif

dan gram positif. Aminoglikosida merupakan senyawa yang terdiri

dari 2 atau lebih gugus gula amino yang terikat lewat ikatan

glikosidik pada inti heksosa (Hauser, 2007).

g. Golongan Sulfonamida dan Trimetoprim

Sulfonamida dan trimetoprim merupakan obat yang mekanisme

kerjanya menghambat sintesis asam folat bakteri yang akhirnya

berujung kepada tidak terbentuknya basa purin dan DNA pada bakteri.

Kombinasi dari trimetoprim dan sulfametoxazole merupakan pengobatan

yang sangat efektif terhadap pneumonia akibat P.jiroveci, sigellosis,

infeksi salmonela sistemik, infeksi saluran kemih, prostatitis, dan

beberapa infeksi mikobakterium non tuberkulosis (Katzung, et al.,

2007).

h. Golongan Kloramfenikol

Kloramfenikol merupakan inhibitor yang poten terhadap sintesis

(7)

spektrum luas dan aktif terhadap masing – masing bakteri gram positif

dan negatif baik yang aerob maupun anaerob (Katzung, et al., 2007).

2.1.4 Mekanisme Kerja

Antimikroba diklasifikasikan berdasarkan struktur kimia dan

mekanismekerjanya, sebagai berikut:

a. antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel bakteri, termasuk

golongan β-laktam misalnya, penisilin, sefalosporin, dan

carbapenem danbahan lainnya seperti cycloserine, vankomisin, dan

bacitracin.

b. antibiotik yang bekerja langsung pada membran sel mikroorganisme,

meningkatkan permeabilitas dan menyebabkan kebocoran senyawa

intraseluler, termasuk deterjen seperti polimiksin, anti jamur

poliena misalnya, nistatin dan amfoterisin B yang mengikat sterol

dinding sel, dan daptomycin lipopeptide.

c. antibiotik yang mengganggu fungsi subunit ribosom 30S atau 50S

untuk menghambat sintesis protein secara reversibel, yang pada

umumnya merupakan bakteriostatik misalnya, kloramfenikol,

tetrasiklin,eritromisin, klindamisin, streptogramin, dan

linezolid.

d. antibiotik berikatan pada subunit ribosom 30S dan mengganggu

sintesis protein, yang pada umumnya adalah bakterisida Misalnya,

(8)

e. antibiotik yang mempengaruhi metabolisme asam nukleat bakteri,

seperti rifamycin misalnya, rifampisin dan rifabutin yang

menghambat enzim RNA polimerase dan kuinolon yang menghambat

enzim topoisomerase.

f. Antimetabolit, seperti trimetoprim dan sulfonamid, yang menahan

enzim - enzim penting dari metabolisme folat (Goodman Gillman,

2005).

2.1.5 Penggunaan Antibiotik

Berdasarkan penggunaannya, antibiotik dibagi menjadi dua yaitu antibiotik

terapi dan antibiotik profilaksis. Antibiotik terapi digunakan pada pasien dengan

kasus infeksi dan penggunaannya dapat bersifat empiris atau definitif.

Terapi empiris merupakan terapi inisial yang diberikan pada kasus infeksi

yang belum diketahui jenis kumannya, sedangkan terapi definitif merupakan terapi

yang diberikan pada kasus infeksi yang telah diketahui kuman penyebabnya

berdasarkan hasil laboratorium mikrobiologi. Antibiotik profilaksis adalah antibiotik

yang diberikan pada jaringan tubuh dengan dugaan kuat akan terkena infeksi, seperti

pada operasi pembedahan. Antibiotik profilaksis biasanya diberikan secara intravena.

(9)

lokasi infeksi, pengenalan penyebab infeksi, kondisi fisiopatologik penderita, serta pengetahuan yang menyeluruh tentang antibiotik yang tersedia dalam arsenal terapi. Berikut ini berbagai faktor yang perlu diperhatikan untuk menunjang tercapainya sasaran penggunaan antibiotik (Wattimena, 1991):

a. Aktivitas antimikroba

b. Efektivitas dan efisiensi proses farmakokinetik c. Toksisitas antibiotik

d. Reaksi karena modifikasi flora alamiah tuan rumah e. Penggunaan kombinasi antibiotik

f. Pola penanganan infeksi

Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi Pengguna Obat Antibakteri :

a. jangan sembarangan membeli antibiotik tanpa resep dokter

b. ikuti petunjuk takarannya, jangan mengurangi atau menambahnya

c. habiskan obat sesuai jumlah dalam resep dokter (umumnyaminimal

3 sampai 4 hari)

d. laporkan kepada dokter yang memeriksa apabila sedang

hamil,menyusui, atau alergi terhadap antibiotik tertentu

(biasanyagolongan Penisilin)

e. apabila setelah digunakan antibiotiknya timbul gejala alergi,

atauinfeksi tidak kurang, konsultasikan lagi ke dokter

(Widodo, 2004).

2.1.6 Resistensi Antibiotik

Resistensi antimikrobial merupakan resistensi mikroorganisme

(10)

resisten (termasuk bakteri, virus, dan beberapa parasit) mampu

menahan serangan obat antimikroba, seperti antibiotik, antivirus, dan

lainnya, sehingga standar pengobatan menjadi tidak efektif dan

infeksi tetap persisten dan mungkin menyebar (Goodman Gillman, 2005).

Resistensi antibiotik merupakan konsekuensi dari penggunaan

antibiotik yang salah, dan perkembangan dari suatu mikroorganisme itu

sendiri, bisa jadi karena adanya mutasi atau gen resistensi yang

didapat.Ketidaktepatan serta ketidakrasionalan penggunaanantibiotik

merupakan penyebab paling utama menyebarnya mikroorganismeresisten.

Contohnya, pada pasien yang tidak mengkonsumsi antibiotik yang

telahdiresepkan oleh dokternya, atau ketika kualitas antibiotik yang

diberikan buruk (WHO., 2012).

Konsekuensi yang ditimbulkan akibat adanya resistensi

antibiotik yang paling utama adalah peningkatan jumlah bakteri yang

mengalami resistensi terhadap pengobatan lini pertama. Konsekuensi

ini akan semakin memberat. Dari konsekuensi tersebut, maka akibatnya

adalah penyakit pasien akan lebih memanjang, sehingga risiko

komplikasi dan kematian juga akan meningkat. Ketidakmampuan

antibiotik dalam mengobati infeksi ini akan terjadi dalam periode

waktu yang cukup panjang dimana, selama itu pula, orang yang sedang

mengalami infeksi tersebut dapat menularkan infeksinya ke orang lain,

dengan bagitu, bakteri akan semakin menyebar luas. Karena kegagalan

(11)

peresepan terhadap antibiotik yang lebih poten dengan harga yang

lebih tinggi serta efek samping yang lebih banyak. Banyak factor yang

seharusnya dapat menjadi pertimbangan karena resistensi antimicrobial

ini. Dapat disimpulkan, resistensi dapat mengakibatkan banyak hal,

termasuk peningkatan biaya terkait dengan lamanya kesembuhan

penyakit, biaya dan waktu yang terbuang untuk menunggu hasil uji

laboratorium tambahan, serta masalah dalam pengobatan dan

hospitalisasi (Beuke, C.C., 2011).

2.1.7 Efek Samping Antibiotik

Menurut Setiabudy,dkk., (2009) efek samping antibiotik dapat terjadi sebagai berikut :

a. Reaksi alergi

Dapat ditimbulkan oleh semua antibiotik dengan melibatkan sistem imun tubuh hospes; terjadinya tidak bergantung pada besarnya dosis obat.Manifestasi gejala dan derajat beratnya reaksi dapat bervariasi. Orang yang pernah mengalami reaksi alergi, umpamanya oleh penisilin, tidak selalu mengalami reaksi itu kembali ketika diberikan obat yang sama. Sebaliknya orang tanpa riwayat alergi dapat mengalami reaksi alergi pada penggunaan ulang penisilin.

b. Reaksi idiosinkrasi

(12)

c. Reaksi toksik

Antibiotik umumnya bersifat toksik-selektif, tetapi sifat ini relatif.Efek toksik pada hospes ditimbulkan oleh semua jenis antibiotik.Yang mungkin dapat dianggap relatif tidak toksik sampai kini ialah golongan penisilin.Contohnya golongan aminoglikosida pada umumnya bersifat toksik terutama terhadap N.VIII, golongan tetrasiklin cukup terkenal dalam mengganggu pertumbuhan jaringan tulang, termasuk gigi, akibat deposisi kompleks tetrasiklin kalsium-ortofosfat. Di samping faktor jenis obat, berbagai faktor dalam tubuh dapat turut menentukan terjadinya reaksi toksik ; antara lain fungsi organ/ sistem tertentu sehubungan dengan biotransformasi dan ekskresi obat.

d. Perubahan biologik dan metabolik pada hospes pada tubuh hospes

Baik yang sehat maupun yang menderita infeksi, terdapat populasi mikroflora normal. Dengan keseimbangan ekologik, populasi mikroflora tersebut biasanya tidak menunjukkan sifat pathogen.Misalnya pada penggunaan antibiotik, terutama yang berspektrum luas, dapat mengganggu keseimbangan ekologik mikroflora sehingga jenis mikroba yang meningkat jumlah populasinya dapat menjadi pathogen.

2.2 Pengetahuan 2.2.1 Pengertian

(13)

(1979) pengetahuan adalah hal hal yang mengenai sesuatu, segala apa yang diketahui, kepandaian.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

d. Fasilitas

Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengethuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku-buku.

e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.

f. Sosial budaya

(14)

2.2.2 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan

domain diatas (Notoatmodjo, 2003).

Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkapkan

determinan perilaku dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan,

antara lain teori Lawrence Green (Green, dalam Notoatmodjo, 2003)

mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan.

Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi perilaku (non

behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau

dibentuk dari 3 faktor, yaitu :

a. Faktor-faktor pengaruh (predisposing factor) yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai–nilai.

b. Faktor-faktor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya

fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan.

c. Faktor–faktor penguat (reinforcing factor) yang terwujud dalam

(15)

2.3 Keyakinan

Dalam bahasa sehari-hari istilah keyakinan atau belief sering disamaartikan

dengan istilah sikap (attitude), disposisi (disposition), pendapat (opinion), filsafat

(philosopy), atau nilai (value).Ada juga peneliti yang menghubungkan belief dengan

motivasi (motivation) dan konsepsi (conception).Secara umum belief diartikan

sebagai keyakinan atau kepercayaan diri terhadap sesuatu.Keyakinan yang dimiliki

seseorang dipengaruhi oleh diri dan lingkungannya.Hal ini berimplikasi bahwa

keyakinan seseorang dapat berubah sebab setiap saat setiap orang mengalami

pembentukan, pengubahan, atau penguataan atas keyakinan yang dimilikinya (Safera,

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan metode pengajaran jarak jauh dengan menggunakan Modul Interaktif merupakan inovasi dalam dunia pendidikan yang mengadaptasi perkembangan teknologi komputer. Pembuatan

Pengetahuan Dasar Bermain Gitar Secara Visual merupakan sebuah aplikasi multimedia yang berisi tentang chord / kunci gitar, contoh melodi, dan galeri gitar yang dilengkapi

[r]

Program aplikasi ensiklopedia tujuh keajaiban dunia ini merupakan sebuah karya yang nantinya diharapkan dapat digunakan di masyarakat untuk membantu, khususnya bagi anak-anak

Salah satu pencemaran logam berat yang dapat menurunkan kualitas perairan adalah penggunaan logam berat merkuri akibat aktivitas manusia yang dilakukan di suatu wilayah.. Logam

Kerran päivässä juotetut vasikat söivät ja kasvoivat yhtä hyvin kuin kaksi kertaa juomaa saaneet vasikat..

Skala pengukuran dalam kuesioner ini adalah skala interval yang menggunakan skala likert, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau

Pertumbuhan tertinggi dialami oleh Komponen Net Ekspor Antar Daerah yang tumbuh sebesar 20,81 persen; diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT, Pembentukan Modal