i
KESANTUNAN IMPERATIF PENUTUR BAHASA INDONESIA DI PASAR HALAT MEDAN
KAJIAN PRAGMATIK
OLEH:
RAHMA ADE ISWARA
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Kesantunan Imperatif Penutur Bahasa Indonesia di Pasar Halat Medan” masalah yang diteliti adalah kesantunan imperatif dan makna pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia. Dalam pengumpulan data menggunakan metode simak. Teknik yang digunakan adalah teknik rekam. Metode pengkajian data adalah metode padan menggunakan metode pragmatis, kemudian dikembangkan dengan menggunakan teknik lanjutan yaitu teknik baca markah (BM) sebagai teknik analisis data. Sedangkan teori dalam penlitian ini menggunakan teori kesantunan berbahasa oleh Leech dan makna pragmatik oleh Kunjana Rahardi. Berdasarkan kelima skala kesantunan tersebut, dari 10 wujud kesantunan dalam teori hanya delapan yang tergolong sebagai pendukung tuturan yang disebut santun, dua diantaranya tidak terdapat dalam liputan penelitian yang dilakukan. Dua tuturan yang tidak santun tersebut dinyatakan tidak santun karena tidak terdapat lima skala kesantunan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kesantunan imperatif penutur bahasa Indonesia di pasar Halat Medan memiliki nilai kesantunan imperatif yang tinggi. Makna pragmatik imperatif dalam penutur bahasa Indonesia di pasar Halat Medan terdiri dari tujuh belas macam makna pragmatik imperatif, baik berupa tuturan imperatif maupun berupa tuturan nonimperatif. Di dalam bahasa Indonesia, kalimat imperatif ditandai dengan penanda kesantunan yaitu; coba, tolong, harap, ayo, mari, boleh, mampus, selamat, jangan, semoga, dilarang, silahkan, mohon, sebaiknya, biar dan minta.
Kata kunci : kesantunan, imperatif, pragmatik.