• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Perilaku Tidak Aman Pada Pekerja Pengrajin Perabot Rumah Tangga di Toko Mulia Rattan, Jalan Gatot Subroto No. 350 Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Perilaku Tidak Aman Pada Pekerja Pengrajin Perabot Rumah Tangga di Toko Mulia Rattan, Jalan Gatot Subroto No. 350 Medan Tahun 2016"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 27, Ayat (2) menyatakan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan". Dengan demikian, kesempatan kerja merupakan masalah yang amat mendasar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Setiap upaya pembangunan harus diarahkan pada penciptaan lapangan kerja sehingga setiap warga negara dapat memperoleh pekerjaan dan menempuh kehidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kementerian Tenaga kerja dan Transmigrasi adalah dokumen perencanaan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan di bidang tersebut, selama kurun waktu 15 (lima belas) tahun, mulai dari tahun 2010 hingga 2025. Dokumen ini merupakan penjabaran dari amanah pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

(2)

2010-2025.

Keselamatan kerja para pekerja sangat penting nilainya bagi suatu industri, karena hal tersebut merupakan kunci keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan nama baik industri dalam bidang K3, namun seperti yang kita lihat sekarang, masih banyak kecelakaan kerja yang terjadi di suatu industri. Kita ketahui, bahwa keselamatan kerja para pekerja termasuk dalam Undang-Undang Republik Indonesia. UU No. 13 Tahun 2003 menegaskan bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja (pasal 86, ayat 1). Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja (pasal 86, ayat 2) (Kepnakertrans, 2012).

Menurut Sialagan (2008) yang mengutip hasil penelitian Bird (1990), kecelakaan merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan dan dapat membahayakan orang, menyebabkan kerusakan pada properti atau kerugian pada proses. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang terjadi dapat menganggu operasi perusahaan. Kerugian yang dialami perusahaan dapat berupa kerugian ekonomi dan non ekonomi.

(3)

antara lain yaitu rusaknya citra perusahaan, bahkan jika kejadian itu menimbulkan kematian pada tenaga kerja (Sahab, 1997).

Berdasarkan Riset yang dilakukan badan dunia International Labour

Organization (ILO) (1989) yang penelitiannya dikutip oleh Suma’mur (1999)

memberikan kesimpulan bahwa setiap hari rata-rata 6.000 orang meninggal, hal ini setara dengan 1 orang setiap 15 menit atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit dan kecelakaan kerja yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Jumlah pria yang meninggal dua kali lebih banyak dibanding wanita, karena mereka lebih mungkin melakukan pekerjaan berbahaya. Secara keseluruhan, kecelakaan di tempat kerja telah menewaskan 350.000 orang. Sisanya meninggal karena sakit yang diderita dalam pekerjaan seperti terkena zat kimia beracun.

Di Indonesia, berdasarkan data Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), angka kecelakaan kerja lima tahun terakhir cenderung naik. Pada 2012 terdapat 99.491 kasus atau rata-rata 414 kasus kecelakaan kerja per hari, sedangkan tahun 2011 terdapat 98.711 kasus kecelakaan kerja, 2010 terdapat 96.314 kasus, 2009 terdapat 94.736 kasus, dan 2008 terdapat 83.714 kasus.

Sebenarnya setiap kecelakaan itu dapat diramalkan atau diduga dari semula jika perbuatan dan tindakan yang tidak aman atau tidak memenuhi persyaratan. Statistik mengungkapkan bahwa 80% kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak aman ( Unsafe act), dan hanya 20% oleh kondisi yang tidak aman (Unsafe Condition) (Silalahi, 1985).

(4)

dilakukan oleh Stephen Guastello (1993) yang penelitiannya dikutip oleh Geller (2001) terhadap beberapa pendekatan untuk mengurangi cidera di tempat kerja menunjukan bahwa pendekatan terhadap perilaku mencapai hasil yang paling berhasil untuk mengurangi cidera di tempat kerja yaitu sebesar 59,6% diikuti dengan pendekatan ergonomi sebesar 51,6%, dan pendekatan engineering control sebesar 29%. Selain itu, Geller (2001) menggambarkan pentingnya pendekatan perilaku yang didasari keselamatan (behavior based safety) dalam upaya meningkatkan keselamatan kerja baik yang bersikap reaktif atau proaktif. Perspektif reaktif upaya keselamatan ditelusuri dari perilaku berisiko atau tidak aman (at risk behavior) yang berakibat pada kerugian. Hal ini dapat diartikan bahwa upaya reaktif menunggu terjadinya tidak aman dulu. Sedangkan dalam perspektif proaktif upaya keselamatan kerja ditelusuri dari perilaku aman (safe

behavior) yang menghasilkan suatu kesuksesan pencegahan kecelakaan kerja.

Geller (2001) juga menyebutkan agar pencapaian behavior based safety berhasil adalah lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang berupaya mendorong terjadinya peningkatan perilaku aman. Upaya ini berujung pada usaha pencegahan terjadinya kecelakaan di tempat kerja atau hal ini dapat dikatakan juga berupa pendekatan yang bersifat proaktif dalam manajemen keselamatan.

(5)

Semakin baik peran supervisor dalam K3 maka akan sangat mempengaruhi perilaku aman pekerja di tempat tersebut. Adapun peran

supervisor pada hakikatnya adalah kepemimpinan yang merupakan refleksi sistem

manajemen yang ada. Jadi, supervisor (pengawas) yang baik akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang pada akhirnya akan membentuk perilaku kerja yang aman (Karyani, 2005).

Seperti yang telah kita ketahui bahwa unsafe act dan unsafe condition mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap terjadinya kecelakaan. Kehati-hatian dan perilaku pekerja yang aman sangat dibutuhkan untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat unsafe act karena pendekatan terhadap pekerjalah yang dapat dilakukan apabila mesin sulit dikendalikan. Selain itu, Heinrich (1980) memperkirakan 85% kecelakaan adalah hasil kontribusi perilaku kerja yang tidak aman (unsafe act). Meningkatnya keselamatan kerja maka dapat meningkatkan produktivitas pekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan. Selain itu, manusia merupakan salah satu aset terbesar dalam mencapai keberhasilan perusahaan.

Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus.

(6)

Toko Mulia Rattan merupakan salah satu industri informal yang memproduksi berbagai perabot rumah tangga dengan bahan dasar rotan. Setiap hari memproduksi berbagai macam perabot sesuai dengan pesanan para pembeli. Toko Mulia Rattan berdiri sejak tahun 2001 yang beralamat di Jalan Gatot Subroto No. 350, Medan. Karyawan yang bekerja di Toko Mulia Rattan sebanyak 7 orang. Masing-masing karyawan mempunyai keahlian dalam pekerjaannya.

Proses pembuatan perabot rumah tangga dengan bahan dasar rotan yaitu: 1. Mendesain gambar

Setiap perabot yang hendak dibuat, terlebih dahulu ditentukan desain gambar dengan skala tertentu. Adapun hal yang harus sangat diperhatikan dalam proses ini yaitu ukuran, bentuk dan gaya yang diinginkan oleh pembeli.

2. Persiapan bahan baku kerangka perabot

Dalam proses ini, terlebih dahulu harus dilakukan pemilihan bahan baku rotan yang dalam kondisi baik, kuat dan tidak ada retak atau pembusukan. Selanjutnya, bahan baku rotan diukur dan dipilih berdasarkan panjang dan diameter sesuai dengan skala pada desain gambar yang telah dibuat sebelumnya. 3. Pembengkokan

(7)

lebih kecil. Hal ini dilakukan kepada setiap kerangka-kerangka perabot untuk sementara waktu sebelum memasuki proses berikutnya.

4. Perakitan

Proses perakitan adalah merangkai setiap kerangka-kerangka yang telah dibentuk ukuran panjang dan sudutnya tadi menjadi satu kesatuan utuh. Kerangka- kerangka tersebut dirangkai dengan paku atau diikat dengan kulit rotan.

5. Penganyaman

Penganyaman dilakukan dengan menganyam sisi-sisi dari kerangka rotan yang telah dibentuk tadi dengan menggunakan kulit rotan ataupun rotan kecil yang sudah dipilih dan dihaluskan terlebih dahulu. Penganyaman pada perabot rumah tangga ini ada beragam macam teknik dan disesuaikan dengan desain gambar atau keinginan pembeli.

6. Finishing

Proses terkahir adalah finishing dengan melakukan pengampelasan terlebih dahulu agar hasil anyaman lebih halus dan bersih. Kemudian debu-debu hasil pengampelasan yang masih menempel di perabot dibersihkan untuk selanjutnya dilakukan proses pengecatan.

(8)

dibagi menjadi tempat proses produksi, pemajangan produk jadi rotan dan tempat tinggal.

Disamping penggunaan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses produksi, ketersediaan sarana transportasi merupakan faktor pendukung bagi keberhasilan usaha rumah tangga industri produk jadi rotan. Sarana transportasi yang digunakan adalah kendaraan milik pribadi dan kendaraan umum. Kendaraan umum seperti angkutan kota (angkot), truk dan bus kota selalu ada setiap saat, sedangkan kendaraan milik pribadi rumah tangga pengusaha sebagian besar adalah kendaraan roda dua.

Berdasarkan hasil observasi ditemukan beberapa perilaku tidak aman yang dilakukan oleh pekerja. Selain itu juga ditemukan beberapa kecelakaan yang terjadi ketika pekerja sedang mengerjakan tugasnya, misalnya pada pekerja bagian perekat rotan dari kerangka perabot menjadi perabot utuh. Pada saat pekerja tersebut sedang memalu rotan agar saling merekat, kerap sekali palu mengenai jari pekerja. Terkadang ada yang tidak mengeluarkan darah dan ada juga sampai mengeluarkan darah, kemudian pekerja hanya membalut luka dengan kain dengan tidak memberikan antibiotik atau obat apapun yang bisa mencegah terjadinya infeksi. Begitu juga pekerja bagian memahat sering sekali mengalami luka di tangan tangan akibat terkena kulit rotan yang tipis dari sisa-sisa pahatan, sehingga menimbulkan rasa perih dan sakit. Akan tetapi, pekerja tetap tidak mau melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan yang berulang.

(9)

terjadi hampir setiap harinya. Rata-rata setiap kecelakaan kerja yang terjadi hanya dianggap hal biasa dan kecil juga gampang diatasi dengan hanya membalut luka dengan kain. Pekerja Toko Mulia Rattan kurang menyadari pentingnya memperhatikan perilaku dan tindakan aman untuk mengurangi resiko kecelakaan yang kemungkinan bisa terjadi ketika pekerja sedang bekerja, misalnya tidak memakai sarung tangan, tidak memakai kaca mata pelindung pada saat sedang menggergaji rotan dan tidak memakai masker.

Melihat akan hal ini, maka peneliti tertarik melakukan penelitian di Toko Mulia Rattan dan melihat gambaran perilaku tidak aman pada pekerja pengrajin perabot rumah tangga.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran perilaku tidak aman pada pekerja pengrajin perabot rumah tangga di Toko Mulia Rattan, Jl. Gatot Subroto, No. 350, Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

(10)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak pemilik toko mengenai pentingnya diperhatikan gambaran perilaku tidak aman.

2. Sebagai bahan masukan bagi pekerja mengenai gambaran perilaku tidak aman.

3. Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan kepada penulis khususnya mengenai gambaran perilaku tidak aman pada pekerja pengrajin perabot rumah tangga.

Referensi

Dokumen terkait

Selama ini proses pemesanan pada DoR Futsal yaitu calon penyewa dapat mengirim SMS (short mesages services), telepon atau datang langsung ke tempat dan

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket ( questionnaire ), wawancara ( interview ), pengamatan, dokumentasi, ujian atau tes ( test ), dan lain

Simpulan dari penelitian ini adalah ata- rata nilai S-Score pada PT Lippo Cikarang, Tbk selama 5 tahun mengindikasikan perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang

- Guru mengarahkan peserta didik untuk mengambil potongan kertas yang telah terdapat 1 kata kunci untuk dilengkapi dan ditempelkan pada karton besar yang tersedia (lihat lampiran)

yang dibiayai Anggaran PNBP Universitas Gadjah Mada Tahun Anggaran 2013, dengan ini diumumkan bahwa sebagai Penyedia Jasa untuk pekerjaan tersebut di atas adalah:. Nama Penyedia :

Maharsi Kanva adalah orang suci yang tekun menjaga kesucian diri, karena ketekunan beliau menjaga kesucian, beliau mendapat wahyu dari Sang Hyang Widhi.. Selain itu, beliau juga

46 Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian merupakan Representasi Dakwah Islam Dalam Film Komedi adalah mewakili pesan agama yang disampaikan oleh seseorang untuk

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan berkah dan karunia-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan