• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Medan Johor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Medan Johor"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ruang Lingkup Bank 2.1.1 Defenisi Bank.

Asal dari kata Bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti

tempat penukaran uang. Secara umum pengertian Bank adalah sebuah lembaga

intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk

menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau

yang dikenal sebagai banknote.

Bank sebagai lembaga yang menjalankan usaha dibidang jasa keuangan

bukanlah sembarang usaha melainkan yang secara hukum memiliki status yang

kuat dengan kekayaan sendiri yang mampu melayani kebutuhan masyarakat. Bank

merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan

kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari

orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa giral.

Sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-harinya tidak akan

terlepas dari bidang keuangan. Adapun kegiatan-kegitan perbankan yang ada di

Indonesia ini adalah:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,

tabungan dan deposito

(2)

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Definisi dari bank (Kasmir, 2008; 25) adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Oleh karena itu, dalam

melakukan kegiatan usahanya sehari-hari ban harus mempunyai dana agar dapat

memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik

bank (pemegang saham), pemerintah, bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri,

maupun masyarakat dalam negeri. Dana dari pemilik bank berupa setoran modal

yang dilakukan pada saat pendirian bank.

Dana dari pemerintah diperoleh apabila bank yang bersangkutan ditunjuk

oleh pemerintah untuk menyalurkan dana-dana bantuan yang berkaitan dengan

pembiayaan proyek-proyek pemerintah, misalnya Proyek Inpres Desa Tertinggal.

Sebelum dana diteruskan kepada penerima, bank dapat menggunakan dana

tersebut untuk mendapatkan keuntungan, misalnya dipinjamkan dalam bentuk

pinjaman antar bank (interbank call money) berjangka 1 hari hingga 1 minggu.

Keuntungan bank diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli dana

tersebut setelah dikurangi dengan biaya operasional. Dana-dana masyarakat ini

dihimpun oleh bank dengan menggunakan instrumen produk simpanan yang

terdiri dari Giro, Deposito dan Tabungan.

Menurut Undang‐Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha

(3)

danmenyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2.1.2 Jenis - jenis Bank

Dalam praktek perbankan di Indonesia terdapat beberapa jenis perbankan

yaitu (Irsyad Lubis, 2010 : 30)

1. Jenis Bank Menurut Kepemilikannya

Kepemilikan bank dapat dilihat dari penguasaan saham dan juga akta

pendirian bank tersebut. Dalam hal ini bank – bank yang ada dibedakan menjadi :

a. Bank Milik Pemerintah

Bank Milik Pemerintah adalah jenis bank dimana akta pendirian dan modal

bank tersebut adalah milik pemerintah sehingga semua keuntungan yang

diperoleh dari operasinya akan menjadi milik pemerintah.

b. Bank Milik Pemerintah Daerah

Bank Milik Pemerintah Daerah adalah jenis bank dimana pemiliknya adalah

pemerintah daerah tertentu.

c. Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik

swasta asing maupun milik pemerintah asing, kepemilikannya pun dimiliki oleh

pihak luar negeri.

d. Bank Milik Swasta

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional

(4)

e. Bank Milik Koperasi

Bank milik koperasi adalah jenis bank yang dimana saham-sahamnya dimiliki

perusahaan yang berbadan hukum koperasi.

f. Bank Milik Campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak

swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga

negara indonesia.

2. Jenis Bank Menurut Kegiatannya

Jenis Bank menurut kegiatannya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

a. Bank Umum

Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya baik

secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

3. Jenis Bank Menurut Target Pasar

Salah satu pelayanan bank dapat ditinjau berdasarkan target pasar yang

menjadi sasaran. Berdasarkan target pasar, bank – bank yang ada dibagi kepada.

(5)

Retail bank adalah bank yang memfokuskan pelayanan dan transaksi

kepada nasabah-nasabah kecil. Secara kuantitas, institusi retail bank relatif lebih

banyak dibandingkan corporate bank

b. Corporate Bank

Corporate bank adalah bank yang memberikan pelayanan dan transaksi

kepada nasabah yang berskala besar, biasanya berbentuk koperasi, tetapi tidak

berarti semua nasabah wajib berbentuk perusahaan.

c. Retail corporate bank

Retail corporate bank adalah bank yang memberi pelayanan kepada kelompok

retail dan juga perusahaan-perusahaan besar. Jenis bank ini memberikan

pelayanan kepada semua jenis nasabah baik nasabah besar maupun nasabah kecil.

4. Jenis Bank Menurut Prinsip Operasinya

Bank menurut prinsip operasinya terbagi atas dua antara lain :

a. Bank berdasarkan prinsip konvensional

Bank berdasarkan prinsip konvensional adalah bank-bank yang

beroperasi dengan menggunakan sistem bunga dan fee based dalam mendapatkan

keuntungan yang diharapkan. Hingga saat ini bank konvensional masih lebih

banyak dibandingkan bank-bank lainnya.

b. Bank berdasarkan prinsip syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah merupakan satu lembaga

intermediasi yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat dimana seluruh

(6)

syariah jual-beli dan bagi hasil sehingga bank ini sering juga dipersamakan

dengan bunga tanpa bunga.

2.1.3 Fungsi Bank

Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana

masyarakat. Bank menghimpun dana dari masyarakat yang mempunyai uang

lebih, kemudian dana tersebut disalurkan kembali ke masyarakat yang kekurangan

dana. Sedangkan bank menyalurkan kredit dalam menyelesaikan permasalahan

keuangan yang dialami perorangan maupun badan usaha. Secara lebih spesifik

fungsi bank menurut Susilo, Triandaru, dan Budisantoso (1999 : 6) adalah sebagai

berikut :

a. Agent of Trust

Hal yang paling penting di dunia perbankan untuk menarik nasabah adalah

kepercayaan atau dengan kata lain adalah Trust. Bank memberikan kepercayaan

dan jaminan kepada masyarakat yang menabung sehingga masyarakat merasa

aman dan nyaman untuk menyimpan dananya ke bank tersebut. Bank dipercaya

oleh masyarakat sekiranya dapat menjaga dan memelihara dana-dana masyarakat

yang telah disetorkan. Selain itu, bank juga harus memberikan pelayanan dan

kepuasan bagi nasabah atau masyarakat. Seperti halnya antara pihak bank dan

para debitur atau peminjam dana, dana-dana yang cair menandakan bahwa pihak

bank percaya kepada debitur tersebut. Oleh karena itu, debitur atau peminjam

dana harus dapat mengelola dana yang diberikan oleh bank dengan sebaik

(7)

b. Agent of Developtment

Agent of Development berkaitan dengan sektor moneter dengan sektor riil.

Antara sektor moneter dan sektor riil yang terdapat dalam masyarakat keduanya

tidak dapat dipisahkan, sektor-sektor tersebut saling berinteraksi. Sektor riil tidak

akan berjalan dengan baik apabila sektor moneternya tidak berjalan baik pula.

Dalam hal ini tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat

dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan ekonomi di sektor riil. Dengan kegiatan

bank tersebut memungkinkan masyarakat mempunyai keinginan untuk investasi,

distribusi, dan jasa komunikasi barang dan jasa, mengingat semua kegunaan

tersebut selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi,

distribusi, dan komunikasi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan

perekonomian masyarakat.

c. Agent of Services

Agent of Services merupakan pelayanan yang diberikan oleh bank dan

pada umumnya setiap bank memiliki cara tersendiri. Tidak hanya melakukan

kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran

jasa-jasa yang ditawarkan bank dan sangat berhubungan dengan kegiatan

perekonomian masyarakat secara umum, jasa-jasa ini antara lain dapat berupa

pengiriman uang, pemberian jaminan bank, jasa penitipan barang berharga dan

(8)

2.2 Kredit

2.2.1 Pengertian Kredit

Pengertian kredit menurut undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Kredit

adalah : penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi uangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya

diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah

atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditor) dengan nasabah

penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang

telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban

masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama

(Kasmir, 2008;96)

2.2.2 Unsur-Unsur Kredit

Kredit mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:

1. Kepercayaan

Kepercayaan adalah keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi

yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar - benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan

datang.Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya juga dilakukan

(9)

eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan masa

sekarang terhadap nasabah pemohon kredit

2. Kesepakatan

Didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi

kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu

perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya

masing-masing.

3. Jangka Waktu

Waktu adalah suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan dating, setiap

kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup

masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bias

berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

4. Risiko

Risiko semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula

tingkatrisikonya, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan

suaturisiko tidak tertagihnya macetnya pemberian kredit. Semakin panjang

suatukredit semakin besar risikonya, semakin pula sebaliknya. Risiko ini

menjaditanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai,

maupun olehrisiko yang tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau

bangkrutnya usahanasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

(10)

Obyek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga

dapatdalam bentuk barang atau jasamerupakan keuntungan atas pemberian

suatukredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga, balas jasa

dalambentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank,

sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya

ditentukandengan bagi hasil.

2.2.3 Jenis-jenis Kredit

Jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain

sebagaiberikut:

1. Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau

membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi,contoh

kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli

mesin-mesin. Pendek kata masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif

lebih lama.

b. Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan

baku,membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan

dengan proses produksi perusahaan.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

(11)

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau

investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan

menghasilkan barang,produk pertanian atau kredit pertambangan

menghasilkan bahan tambang atau kredit industri lainnya.

b. Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi,dalam kredit ini

tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena untuk

digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh

kredit untukperumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah

tangga dan kreditkonsumtif lainnya.

c. Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli

barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari penjualan barang

dagangan digunakan untuk keperluan konsumsi tersebut,kredit ini

diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli

barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan

impor.

3. Dilihat dari segi sektor usaha

a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor

perkebunan atau pertanian rakyat dapat berupa jangka pendek atau

(12)

b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya

peternakan ayam dan jangka panjang misalnya kambing atau sapi.

c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah,

dan besar.

d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya

dalam jangka panjang seperti tambang emas.

e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun

sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk

para mahasiswa.

f. Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti dosen, dokter,

dan pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau

pembelian perumahan dan sektor-sektor lainnya.

2.3 Kredit Usaha Rakyat (KUR)

2.3.1 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Peran UKM (Usaha Kecil Menengah) selama ini diakui berbagai pihak

cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis Usaha Kecil

Menengah menurut Bank Indonesia antara lain : jumlahnya yang besar dan

terdapat dalam setiap sektor ekonomi, menyerap banyak tenaga kerja dan setiap

investasi menciptakan lebih banyak kesempatan kerja, memiliki kemampuan

untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan menghasilkan barang dan jasa yang

dibutuhkan masyarakat luas dengan harga terjangkau (wordpress.com). Dalam

(13)

banyak masalah dan hambatan dalam melaksanakan dan mengembangkan

aktivitas usahanya. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat

klasik yang selama ini telah sering diungkapkan, antara lain : manajemen,

permodalan, Teknologi, bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur,

birokrasi dan pungutan, serta kemitraan.

Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit/

pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam

bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan

untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah

namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Pemerintah

memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya

sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam

rangka meningkatkan akses UMKM-K pada sumber pembiayaan dalam rangka

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 6 bank

pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri

(BSM).

2.3.2 Tujuan dan Fungsi Kredit Usaha Rakyat

Tujuan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah untuk mempercepat

pengembangan sektor-sektor primer dan pemberdayaan usaha skala kecil, untuk

meningkatkan aksesibilitas terhadap kredit dan lembaga-lembaga keuangan,

mengurangi tingkat kemiskinan, dan memperluas kesempatan kerja. Pada

(14)

Perseorangan, kelompok atau koperasi dapat mengakses program ini dengan

kredit maksimum Rp 500 juta. Sumber dana adalah bank yang ditunjuk dengan

tingkat bunga maksimum 16 persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin

adalah 70 persen dari alokasi total kredit yang disedikan oleh bank tersebut. Masa

pinjam kredit untuk modal kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi.

2.3.3 Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diatur oleh pemerintah melalui

Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan

Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.

10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah

dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut :

1. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha

produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan :

a. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/ pembiayaan

dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui Sistem Informasi Debitur

(SID) pada saat Permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan dan/ atau belum

pernah memperoleh fasilitas Kredit Program dari Pemerintah

b. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota

Kesepakatan Bersama (MoU) Penjaminan KUR dan sebelum addendum I

(tanggal 9 Oktober 2007 s.d. 14 Mei 2008), maka fasilitaspenjaminan

dapat diberikan kepada debitur yang belum pernah mendapatkan

(15)

c. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K yang

bersangkutan.

2. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan investasi

dengan ketentuan :

a. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau margin

pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 24% efektif

pertahun

b. Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta, tingkat

bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar

atau setara 16% efektif pertahun.

c. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR)

berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas

perkreditan yang sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang

berlaku (academia.edu).

2.4 Tingkat Bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Pada saat ini suku bunga kredit untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah

sebesar 16%. Kredit Usaha Rakyat adalah kredit program yang disalurkan

menggunakan pola penjaminan dan kredit ini diperuntukkan bagi pengusaha kecil

menengah yang tidak memiliki agunan tetapi memiliki usaha yang layak dibiayai

bank. Pemerintah mensubsidi Kredir Usaha Rakyat (KUR) dengan tujuan

(16)

2.5 Usaha Kecil Menengah (UKM)

2.5.1 Karakteristik dan Definisi Usaha Kecil Menengah

Usaha Kecil dan Menengah(UKM) adalah sebuah istilah yang mengacu ke

jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha ini juga berdiri sendiri.

Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil

adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang

secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk

mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus

Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu

Miliar Rupiah)

3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak

langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi

Pada tahun 2008 Usaha Kecil Menengah ini disatukan dengan usaha

Mikro sehingga disingkat menjadi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)

(17)

pengertian dan kriteria untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil Menengah sesuai

dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM).

Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki beberapa

pengertian yang berbeda berdasarkan sumbernya, yakni sebagai berikut :

1. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008

tentang UMKM, dinyatakan bahwa Usaha Mikro adalah usaha produktif

milik perseorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi

kriteria Usaha Mikro sebagai mana diatur dalam Undang-undang tersebut.

Usahan Kecil ialah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah

atau Usaha Besar yang memenuhi criteria Usaha Kecil sebagai mana

dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Usaha Menengah merupakan

usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh

perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Mikro, Usaha Kecil atau

Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Menengah sebagaimana yang

dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Dalam Undang-undang tersebut,

(18)

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan,

kriteria-kriteria yang di maksud adalah :

a. Usaha Mikro adalah unit usaha yang memiliki nilai asset paling banyak

sebesar Rp. 50 juta atau dengan hasil penjualan paling besar sebesar Rp. 300

juta.

b. Usaha Kecil dengan asset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling

banyak Rp. 500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

300 juta, hingga maksimum 2,5 miliyar.

c. Usaha Menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari

Rp. 500 juta hingga paling banyak Rp. 10 milyar atau memiliki hasil

penjualan tahunan di atas Rp 2,5 milyar sampai paling tinggi Rp. 50 milyar.

2. Menurut Bank Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah adalah perusahaan

industri dengan karakteristik sebagai berikut :

a. Memiliki modal kurang dari Rp. 20 juta

b. Untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp. 5 juta.

c. Suatu perusahaan atau perseorangan yang mempunyai total asset maksimal

Rp. 600 juta tidak termasuk rumah dan tanah yang ditempati.

d. Omset tahunan lebih besar dari Rp. 1 milyar.

3. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, UMKM adalah

kelompok industri kecil modern, industri tradisional, dan industri kerajinan

yang mempunyai investasi modal untuk mesin-mesin dan peralatan sebesar

Rp.70 juta ke bawah dan usahanya dimiliki oleh warga Negara Indonesia.

(19)

a. Usaha Mikro : Memiliki 1 – 4 orang tenaga kerja.

b. Usaha Kecil : Memiliki 5 – 19 orang tenaga kerja.

c. Usaha Menengah : Memiliki 20 – 99 orang tenaga kerja.

d. Usaha Besar : Memiliki di atas 99 orang tenaga kerja.

2.5.2 Jenis-Jenis Usaha KecilMenengah (UKM)

Sektor-sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) meliputi berbagai sektor

bisnis, seperti sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor

industri manufaktur, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel

dan restoran, sektor transportasi dan telekomunikasi, sektor keuangan, penyewaan

dan jasa, dan jasa-jasa lainnya. Sektor industri terbagi lagi menjadi beberapa

bagian, yakni makanan, minuman, tembakau, tekstil, pakaian jadi, kayu dan

produk-produk kayu, kertas percetakan dan publikasi, serta kimia termasuk

pupuk. Adapula produk-produk dari karet, semen dan produk-produk mineral non

logam, produk-produk dari besi dan baja, alat-alat transportasi, mesin dan

peralatannya, serta olahan-olahan lainnya.

2.5.3 Kelebihan dan Kekurangan UKM

Kelebihan dari Usaha Kecil Menengah adalah dapat menjadi dasar

pengembangan kewirausahaan, dikarenakan organisasi internal dewasa ini mampu

meningkatkan ekonomi kerakyatan / padat karya (lapangan usaha dan lapangan

kerja) yang berorientasi pada ekspor dan substitusi impor (struktur industri dan

(20)

menghasilkan. Usaha Kecil Menengah juga mampu memperpendek rantai

distribusi, lebih fleksibel dan ada abilitas dalam pengembangan usaha. Adapun

kekurangan dari Usaha Kecil Menengah adalah rendahnya kemampuan Sumber

Daya manusia (SDM) dalam kewirausahaan dan manajerial yang menyebabkan

munculnya ketidakefisienan dalam menjalankan proses usaha. Terdapat pula

masalah keterbatasan keuangan yang menyulitkan dalam pengembangan

berwirausaha. Ketidakmampuan aspek pasar, keterbatasan pengetahuan produksi

dan teknologi, sarana dan prasarana, dan ketidakmampuan menguasai informasi

juga merupakan kekurangan yang sering dialamai dalam Usaha Kecil Menengah.

Usaha Kecil Menengah juga tidak didukung kebijakan dan regulasi yang

memadai, serta pelakuan dari pelaku usaha besar yang tidak terorganisasi dalam

jaringan dan kerja sama, sehingga sering tidak memenuhi standar dan tidak

memenuhi kelengkapan aspek legalitas.

2.5.4 Permasalahan Usaha Kecil Menengah (UKM)

Perkembangan Usaha Kecil Menengah dihalangi oleh banyaknya

hambatan. Hambatan-hambatan tersebut bisa berbeda di satu daerah dengan

daerah lain, antara perdesaan dan perkotaan, antarsektor, ataupun antarsesama

perusahaan di sektor yang sama. Namum demikian, ada sejumlah persoalan yang

umum untuk semua Usaha Kecil Menengah di Negara manapun juga.

Rintangan-rintangan yang umum tersebut termasuk keterbatasan modal kerja maupun

investasi, kesulitan-kesulitan dalam pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan

baku dan input, keterbatasan akses ke informasi mengenai peluang pasar,

(21)

rendah, kemampuan teknologi, biaya transportasi dan energy yang tinggi,

keterbatasan komunikasi, biaya yang tinggi akibat prosedur administrasi dan

birokrasi yang kompleks, khususnya dalam pengurusan izin usaha, dan

ketidakpastian akibat peraturan-peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan

ekonomi yang tidak jelas atau tak tentu arah. Permasalahan umum yang biasa

terjadi pada Usaha Kecil Menengah tersebut secara garis besar antara lain :

a. Kesulitan dalam Pemasaran

Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang paling kritis

bagi perkembangan Usaha Kecil Menengah. Dari hasil studi yang dilakukan

Kenneth James dan Narongchai Akrasanee pada tahun 1988 di sejumlah Negara

ASEAN, dalam bukunya menyimpulkan bahwa Usaha Kecil Menengah tidak

melakukan perbaikan yang cukup di semua aspek yang terkait dengan pemasaran

seperti penigkatan kualitas produk dan kegiatan promosi. Akibatnya, sulit sekali

bagi Usaha Kecil Menengah untuk dapat turut berpartisipasi dalam era

perdagangan bebas. Masalh pemasaran yang dialami yaitu tekanan persaingan

baik di pasar domestik dari produk yang serupa buatan sendiri dan impor, maupun

di pasar internasional, dan kekurangan informasi yang akurat serta up to date

mengenai peluang pasar di dalam maupun luar negeri.

b. Keterbatasan Finansial

Ada dua masalah utama di dalam kegiatan Usaha Kecil Menengah di

Indonesia, yaitu dalam aspek finansial (mobilisasi modal awal dan akses ke modal

(22)

bersumber dari modal atau tabungan sendiri atau sumber-sumber informal, namun

sumber-sumber permodalan ini sering tidak memadai dalam kegiatan produksi

maupun investasi. Walaupun banyak skim-skim kredit dari perbankan dan

bantuan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sumber pendanaan dari sektor

informal masih tetap dominan dalam pembiayaan kegiatan Usaha Kecil

Menengah. Hal ini disebabkan karena lokasi bank terlalu jauh bagi pengusaha

yang tinggal di daerah, persyaratan yang terlalu berat, urusan administrasi yang

rumit, dan kurang informasi mengenai skim-skim perkreditan yang ada beserta

prosedurnya. Lagipula, sistem pembukuan yang belum layak secara teknis

perbankan menyebabkan Usaha Kecil Menengah juga sulit memperoleh kredit.

c. Keterbatasan SDM

Salah satu kendala serius bagi banyak Usaha Kecil Menengah di Indonesia

ialah keterbatasanSumber Daya Manusia (SDM) terutama dalam aspek-aspek

entrepreneurship, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk,

engineering design, quality control, organisasi bisnis akuntansi, data processing,

teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian ini sangat dibutuhkan

untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi

dan produktivitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar

baru.

d. Masalah Bahan baku

Keterbatasan bahan baku serta kesulitan dalam memperolehnya dapat

menjadi salah satu kendala yang serius bagi pertumbuhan output ataupun

(23)

dapat disebabkan karena harga yang relatif mahal. Banyak pengusaha yang

terpaksa berhenti dari usahanya dan berpindah profesi ke kegiatan ekonomi

lainnya akibat masalah keterbatsan bahan baku.

e. Keterbatasan Teknologi

Usaha Kecil Menengah di Indonesia umumnya masih menggunakan

teknologi yang tradisional, seperti mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang

bersifat manual. Hal ini membuat produksi menjadi rendah, efisiensi menjadi

kurang maksimal dan kualitas produk relatif rendah

(kangaminblog.blogspot.co.id).

2.6 Wirausahawan

2.6.1 Pengertian Wirausahawan

Wirausahawan menciptakan sebuah bisnis baru dalam menghadapi resiko

dan ketidakpastian untuk tujuan mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan

mengidentifikasi peluang signifikan dan sumber daya yang diperlukan. Kamus

Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang

yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam

berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur

permodalan operasinya, serta memasarkannya. Sedangkan, Louis Jacques Filion

menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai

dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai

sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang

(24)

wirausahawan memiliki dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang

dan membuat bisnis baru (walangkopo99.blogspot.co.id).

Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan

tambahan yang tidak dilakukan semua manajer. Manajer bekerja dalam hierarki

manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang

didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada

dari kewenangan formal.Wirausahawan (David E. Rye,1996:3-4) sebagai seorang

yang mengorganisasikan dan mengarahkan usaha dan pengembangan baru,

memperluas dan memberdayakan suatu perusahaan/organisasi, untuk

memproduksi produk baru atau menawarkan jasa baru kepada pelanggan baru

dalam suatu pasar yang baru.

2.6.2 Karakteristik Wirausahawan

Karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha memenuhi

syarat-syarat keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan/organisasi, seperti inovatif,

kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko

atas keputusan yang dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya

mewujudkan efektivitas perusahaan/organisasi (Gooffrey G. Meredith,1996:5-6).

Dengan demikian, seorang wirausahawan mengetahui berbagai fungsi yang terkait

dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi, seperti fungsi manajemen,

keuangan, pemasaran, produksi, operasi, sumberdaya manusia, organisasi dan

kelembagaan.

(25)

wirausaha perlu memiliki kesiapan mental, baik untuk menghadapi

keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga seorang wirausaha harus

mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri seorang wirausaha seperti

percaya diri, mempunyai banyak minat, bisa bersepakat, mempunyai ambisi,

berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu, dan lain sebagainya. Namun seorang

Wirausahawan juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat menentukan

keberhasilan usaha yang dijalankannya.

Kelebihan yang dimiliki seorang Wirausahawan adalah

(walangkopo99.bligspot.co.id) :

a. Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita.

b. Kesempatan untuk menciptakan perubahan.

c. Untuk mencapai potensi penuh.

d. Untuk menuai keuntungan yang mengesankan.

e. Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk

usaha Anda.

f. Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang.

Sedangkan kekurangan dari seorang wirausahawan adalah

(walangkopo99.bligspot.co.id) :

a. Ketidakpastian pendapatan, mendirikan dan menjalankan bisnis tidak

memberikan jaminan akan mendapatkan cukup uang untuk bertahan hidup.

(26)

c. Jam kerja yang panjang dan bekerja keras, & Survei bradsheet melakukan

survey, 65% dari wirausahawan mencurahkan waktunya 40 jam atau lebih

setiap minggunya untuk perusahaan mereka.

d. Kualitas hidup lebih rendah sampai bisnis didirikan.

e. Tanggung jawab kompleks, banyak pengusaha diharuskan untuk membuat

keputusan mengenai isu-isu di luar bidang ilmu.

f. Putus asa, sangat membutuhkan dedikasi, disiplin, dan keuletan untuk

mengatasinya.

2.7 Pendapatan

2.7.1 Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu tujuan didirikannya sebuah usaha. Dengan

adanya pendapatan itu berarti sebuah usaha masih berjalan dan layak untuk

dipertahankan walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal yang lain selain

pendapatan yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk meneruskan sebuah

usaha. Dengan memperhatikan jumlah pendapatan, akan diketahui apakah suatu

usaha mendapatkan keuntungan atau malah merugi.

Menurut M. Munandar (1996 : 18) Pendapatan suatu pertambahan assets

yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena

pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan

assets yang disebabkan karena bertambahnya liabilities. Definisi ini menjelaskan

bahwa suatu pertambahan assets dapat disebut revenue apabila pertambahan

(27)

yang diberikan kepada pihak lain. Selanjutnya, pertambahan atau peningkatan

assets akan mengakibatkan bertambahnya owners equity.

Dalam analisis Mikro Ekonomi, menurut Sadono sukirno (2002 : 391)

pendapatan pengusaha merupakan keuntungan. Dalam kegiatan perusahaan,

keuntungan ditentukan dengan cara mengurangi berbagai biaya yang dikeluarkan

dari hasil penjualan yang diperoleh. Istilah pendapatan digunakan apabila

berhubungan dengan aliran penghasilan pasa suatu periode tertentu yang berasal

dari penyediaan faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja dan

modal) masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga, secara berurutan.

Dalam analisis Ekonomi Makro menurut Mankiw (2007 : 17) pendapatan nasional

dapat diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto

(PDB) dianggap sebagai ukuran terbaik dalam kinerja perekonomian. Ada dua

cara dalam melihat statistik Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu dengan melihat

Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai pendapatan total dari setiap orang di

dalam perekonomian dan sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa

perekonomian. Produk Domestik Bruto (PDB) dipakai berhubungan dengan

pendapatan agregat suatu negara dari sewa, upah, bunga dan pembayaran, namun

pendapatan yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk meneruskan sebuah

usaha. Dengan memperhatikan jumlah pendapatan, akan diketahui apakah suatu

usaha mendapatkan keuntungan atau malah merugi. tidak termasuk pembayaran

transfer (tunjangan pengangguran, uang pensiun dan lain sebagainya).

(28)

Menurut Boediono (2002 ; 170-174) income seseorang ditentukan oleh

jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada hasil-hasil

tabungannya di tahun-tahun yang lalu dan warisan (pemberian), dan harga per unit

dari masing faktor produksi. Penawaran dan permintaan dari

masing-masing produksi ditentukan oleh faktor-faktor yang berbeda, yaitu :

a. Permintaan dan Penawaran Tanah

Tanah dan kekayaan yang ada di dalamnya mempunyai penawaran yang

dianggap tidak akan bertambah lagi.

b. Permintaan dan Penawaran Modal

Modal mempunyai penawaran yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu

warga masyarakat menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk ditabung

(saving) dan kemudian sektor produksi akan menggunakan dana tabungan

tersebut untuk digunakan di pabrik-pabrik baru, seperti membeli mesin-mesin

yaitu investasi.

c. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Tenaga Kerja mempunyai penawaran yang cenderung terus menerus naik

(pertumbuhan penduduk) sehingga ada kecendrungan bagi upah yang semakin

menurun.

Kepengusahaan merupakan faktor produksi yang paling sukar untuk

dianalisa, karena faktor-faktor yang menentukan penawaran dan permintaannya

sangat beraneka ragam. Pada umumnya penawaran orang-orang yang

(29)

Inilah sebabnya penghasilan untuk pengusaha yang sukses cukup besar di

Negara berkembang.

2.8 Penelitian Terdahulu

Berkaitandenganhaldiatas,dalam penelitianterdahuluyangdilakukan oleh :

1. Ari Syofwan,mahasiswaFakultasEkonomiJurusanEkonomi

PembangunanUniversitasSumateraUtaraAngkatan2009 denganjudulskripsi “

Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan

Gebang Kabupaten Langkat (Studi Kasus Bank BRI Kecamatan Gebang)“,

menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan

Kredit Usaha Rakyat diKecamatan Gebang Kabupaten Langkat,dengan

kenaikan pendapatan sebelum hinggasesudahdiberikanKredit Usaha Rakyat.

2. Rodiah, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Sumatera Utara Angkatan 2001 dengan judul skripsi “ Analisis

Tingkat Pertumbuhan Pembiayaan Proyek Kredit Mikro (PKM) Bank

Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Puduarta Insani Kabupaten Deli Serdang

Terhadap Pendapatan Usaha Kecil Sebelum dan Sesudah Mendapatkan

Kredit”, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah

memperoleh kredit PKM. Hal ini terlihat dari indikasi adanya peningkatan

omset yang diperoleh nasabah yang otomatis meningkatkan laba bersih bagi

pihak nasabah dan memberikan keuntungan pula bagi pihak bank.

3. Gawi WigunaPradana,mahasiswaFakultasEkonomiJurusanEkonomi

(30)

TerhadapPendapatan UKM di Kecamatan Medan Helvetia” menyimpulkan

bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan

mudharabah danmusyarakah

terhadappendapatanusahakecildiKecamatanMedanHelvetiadengan kenaikan

pendapatan sebelum hinggasesudahdiberikanpembiayaanmudharabah.

2.9 Kerangka Konseptual

Secara sederhana kerangka konseptual di dalam penelitian ini dapat dilihat dalam

gambar 1. berikut ini :

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Pemanfaatan

Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Perkembangan UKM di kecamatan Medan Johor

Analisis deskriptif mengenai faktor yang

paling dominan dalam mendorong

pengusaha mengambil KUR di

Bank BRI

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

...,Penerapan Metode Group Investigation Untuk Meningkatkan Standar Kompetensi Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Metode Penelitian I, Disampaikan dalam Seminar Hibah Pengajaran Due

Dari kedua pegujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3 bahwa sensor ultrasonik ini memiliki kemampuan dalam jangkauan mendeteksi

Dilihat dari jenis makanan yang disajikan, responden yang menyatakan karakteristik sensorik katagori 2 (tidak menarik, tidak sedap tidak enak dan tidak sesuai)

Divisi Indostamping adalah salah satu bagian dari PT Pura Barutama yang memiliki 13 mesin produksi. Jika kegiatan mesin dipantau secara langsung satu per satu,

Pendidikan Pedoman Umum Gizi Seimbang pada kelompok perlakuan diberikan dalam bentuk permainan dengan media flashcard yang berisi penjelasan tentang materi pedoman

Mulai dari penggunaan untuk kontrol sederhana sampai kontrol yang cukup kompleks, mikrokontroler dapat berfungsi jika telah diisi sebuah program, pengisian program ini dapat

dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang.. mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing di

Pengamatan pada tepung porang hasil optimasi penurunan oksalat menunjukkan bahwa kalsium oksalat yang terdapat pada permukaan granula glukomanan sudah jauh