BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu reformasi sistem pengawasan perbankan yaitu mengenai penyampaian
laporan keuanganMenurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/14/PBI/2012 Tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank Pasal 2 yaitu Dalam rangka transparansi kondisi keuangan, Bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan, yang terdiri atas:a. Laporan Tahunan; Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/ 35 /DPNP Tahun 2012 Perihal : Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia Point IV. Batas Waktu Penyampaian Laporan Tahunan dan Laporan Tahunan tertentu; 1. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam angka IIwajib disampaikan paling lama 5 (lima) bulan setelah Tahun Buku berakhir.
Bank dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan Tahunan, apabila Bank
menyampaikan Laporan Tahunan kepada Bank Indonesia setelah batas akhir
waktu penyampaian laporan sebagaimana dmaksud pada angka 1 sampai dengan
paling lama 1 (satu) bulan sejak batas akhir waktu penyampaian laporan.Apabila
ketetapan ini dilanggar, Menurut Peraturan Bank IndonesiaNomor
14/14/PBI/2012TentangTransparansi dan Publikasi Laporan BankBAB
VIIISanksiBagian KesatuSanksi Laporan Tahunan Pasal 30, yaitu :
1. Bank yang terlambat menyampaikan Laporan Tahunan kepada Bank
kewajiban membayar sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari
keterlambatan.
2. Bank yang tidak menyampaikan Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2) kepada pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) dikenakan sanksi:
a. kewajiban membayar sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah; dan
b. pengumuman nama yang dikenakan sanksi dan alasan pengenaan sanksi
pada website Bank Indonesia.
Untuk mendapat informasi yang relevan tersebut terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah ketepatan waktu. Pada umumnya pihak yang membutuhkan laporan keuangan audited menginginkan ketepatan waktu pengungkapan laporan keuangan tidak terlalu lama setelah penutupan buku atau tanggal neraca. Ketepatan waktu pelaporan keuangan sangat diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan karena memberikan informasi yang dibutuhkan pada saat yang tepat sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Proses dalam mencapai ketepatan waktu juga mempunyai kendala yaitu dalam penyajian laporan auditor independen semakin tidak mudah mengingat tentang adanya standar auditing yang diatur oleh
Tabel 1.1 menyajikan daftar perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010 s/d tahun 2013 yang mencantumkan lamanya hari sejak
tanggalpenutupan buku perusahaan sampai tanggal diterbitkannya laporan auditor
independen (masa audit delay), secara lengkap dan berturut – turut selama periode penelitian.
standar
Daftar Audit Delay Perusahaan perbankan
Sumber : Bursa Efek Indonesi
laporankeuangan yang telah diaudit secara keseluruhan semakin membaik dari tahun sebelumnya yaitu dengan rata-rata mengalami audit delay 63 hari, hal tersebut dilakukan karena semakin cepat penyampaian laporan keuangan yang telah diaudit akan semakin baik bagi investor dan untuk menghindari delisting. Namun jika dilihat masing-masing perusahaan bahwa Bank Danamon dan Bank Ekonomi memperoleh masa audit delay paling singkat lebih kurang yaitu 36 hari pada tahun 2013, sedangkan Bank Mutiara mengalami audit delay paling lama yaitu 98 hari.
Perbedaan waktu antara tanggal laporan auditor independen dengan tanggal
opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanyawaktu
penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit
dinamakan audit delay. Semakin panjang audit delay, semakin lama auditor dalam
menyelesaikan pekerjaan auditnya. Audit delay dipengaruhi oleh baik faktor
internal perusahaan maupun faktor eksternal perusahaan. Faktor internal adalah
faktor yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti faktor keuangan,
sumber daya manusia, teknologi, dan lain – lain.
Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat
dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk
mengurangi auditdelay dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat
oleh investor,pengawas permodalan dan pemerintah. Perusahaan dengan hutang
lebih cepat dibandingkan perusahaan dengan jumlah hutang yang kecil.
Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar
modal karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi laba yang dihasilkan
perusahaan, yang dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk
membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki investor. Oleh karena
pentingnya publikasi laporan keuangan yang telah diaudit sebagai informasi yang
sangat bermanfaat bagi para pelaku bisnis di pasar modal danrentang waktu
penyelesaian audit laporan keuangan yang turut mempengaruhi manfaat informasi
keuangan yang telah diaudit dan faktor – faktor yang mempengaruhi audit delay
serta adanya perbedaan hasil – hasil penelitian sebelumnya terhadap audit delay
menjadi informasi yang menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Beberapa hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan audit delay,
menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Untuk variabel laba-rugi terjadi
perbedaan hasil, yaitu penelitian Elen dan Anggraini (2012), membuktikanlaporan
laba/rugi berpengaruh terhadap audit delay, namun berbeda dengan hasil
penelitian Andi (2011) yang menyatakan laporan laba/rugi tidak berpengaruh
terhadap audit delay.Untuk variabel KAP juga terjadi perbedaan hasil. Menurut
Monirul dan Peter (1998) dan Andi (2011), ukuran KAP tidak berpengaruh
terhadap audit delay, namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Elen dan
Anggraini (2012) dan Ayoib dan Shamharir (2002) yang menyatakan ukuran KAP
berpengaruh terhadap audit delay. Untuk variabel Opini Auditor menurut Pourali
audit delay, namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Andik (2011)
yang menyatakan opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay.Untuk
variabel Ukuran Perusahaan menurut Elen dan Anggraini (2012), Sistya (2008)
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay, namun hal ini bertentangan
dengan hasil penelitian Monirul dan Peter (1998) yang menyatakan opini auditor
tidak berpengaruh terhadap audit delay. Untuk variabel Solvabilitas menurut Elen
dan Anggraini (2012), Andi (2011) Solvabilitas berpengaruh terhadap audit
delay, namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Sistya (2008) yang
menyatakan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Untuk variabel
Profitabilitas menurut Andi (2011), Monirul dan Peter
(1998)profitabilitastidakberpengaruh terhadap audit delay, namun hal ini
bertentangan dengan hasil penelitian Lidya (2012) yang menyatakan Profitabilitas
berpengaruh terhadap audit delay. Untuk variabel Internal Auditor menurut Sistya
(2008), Internal Auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay, namun hal ini
bertentangan dengan hasil penelitian Wirakusuma (2004) yang menyatakan
Internal Auditor berpengaruh terhadap audit delay.Untuk variabel Revenue
menurut Monirul dan Peter (1998), Halim (2000), Aston et, al. (1987) yang
menyatakan Revenuetidak berpengaruh terhadap audit delay. Untuk variabel
Kompleksitas Operasi menurut penelitian Shinta (2012), Kompleksitas Operasi
Perusahaantidak berpengaruh terhadap audit delay.namun hal ini bertentangan
dengan hasil penelitian Monirul dan Peter (1998), yang menyatakan Kompleksitas
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), Laporan Keuangan audited dan perbedaan hasil penelitian terdahulu di atas, memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang hasil penelitiannya dituangkan dalam sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHIAUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN
PERBANKANYANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA “ 1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah Laporan Laba/Rugi, Ukuran KAP, Opini Auditor, Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Profitabilitas, Internal Auditor, Revenue dan Kompleksitas Operasi Perusahaan berpengaruh Terhadap Audit
Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”?
1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahuipengaruhLaporan Laba/Rugi, Ukuran KAP, Opini Auditor, Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Profitabilitas, Internal Auditor, Revenue dan Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia.
Penelitian ini diharapkan dapat memberika manfaat sebagai berikut 1. Bagi Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti khususnya mengenai pengaruh audit delay.
2. Bagi Auditor, membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit, dengan mengetahui faktor-faktor
dominan yang menyebabkan audit delay.
3. Bagi Manajer, memotivasi manajer untuk lebih meningkatkan
ketepatan waktu dalam menyajikan laporan keuangan karena perusahaan publik cenderung lebih ketat diawasi oleh para
investor dan institusi lain.