• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMPAT KEDUDUKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANGKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TEMPAT KEDUDUKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANGKA"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1971

TENTANG

TEMPAT KEDUDUKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANGKA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa tempat kedudukan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka di

wilayah Kotamadya Pangkalpinang mempengaruhi segi mental

psykhologis, baik dipandang dari pihak Pemerintah Daerah yang

memimpin maupun rakyatnya yang dipimpin;

b. bahwa untuk kepentingan pemerintahan dan karena perkembangan

di daerah menghendakinya, tempat kedudukan Pemerintah Daerah

Kabupaten Bangka perlu dipindahkan dari Pangkalpinang ke

Sungailiat.

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang No. 18 tahun 1965 (Lembaran-Negara tahun 1965

No. 83) jo. Undang-undang No. 6 tahun 1969 (Lembaran-Negara

tahun 1969 No. 37).

3.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : Peraturan Pemerintah tentang kedudukan Pemerintah Daerah Kabupaten

Bangka.

Pasal 1

Tempat kedudukan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka dipindahkan

dari Pangkalpinang ke Sungailiat.

(2)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2

-Pasal 2

Tempat kedudukan Perwakilan-perwakilan Departemen dan

Instansiinstansi tingkat Kabupaten Bangka disesuaikan dengan tempat

kedudukan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka sebagaimana

dimaksud pada pasal 1 Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 3

Segala sesuatu yang berkenaan dengan pelaksanaan Peraturan Pemerintah

ini, diatur lebih lanjut oleh Menteri Dalam Negeri dengan memperhatikan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 4

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada hari, tanggal

diundangkannya.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam

Lembaran-Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta,

pada tanggal 19 Pebruari 1971,

Presiden Republik Indonesia,

SOEHARTO

Jenderal T.N.I.

Diundangkan di Jakarta,

pada tanggal 19 Pebruari 1971.

Sekretaris Negara Republik Indonesia,

ALAMSJAH

(3)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

3

-PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

No. 12 TAHUN 1971

TENTANG

TEMPAT KEDUDUKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANGKA

PENJELASAN UMUM

I. UMUM

1. Dalam Undang-undang Pembentukan Daerah Tingkat II di Propinsi Sumatera Selatan

(Undang-undang No. 28 tahun 1959, Lembaran-Negara tahun 1959 No. 73)

disebutkan bahwa tempat kedudukan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka adalah

di Pangkalpinang. Sebagaimana diketahui kota Pangkalpinang mempunyai status

sebagai Daerah Tingkat II yaitu Kotamadya Pangkalpinang.

Dengan demikian tempat kedudukan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka tidak

terletak di dalam wilayah sendiri, tetapi di dalam wilayah Kotamadya Pangkalpinang.

Keadaan demikian ini pertama-tama mempengaruhi segi mental psychologis, baik

dipandang dari fihak Pemerintah Daerah yang memimpin maupun rakyatnya yang

dipimpin.

Kelanjutannya berefek dengan sendirinya kepada bidang-bidang lain,baik kelancaran

roda pemerintahan, maupun kegiatan ekonomi, sosial dan lain-lain.

2. Berhubung dengan itu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka berusaha agar ibukota

Kabupaten Bangka terletak di dalam wilayahnya sendiri yaitu Sungailiat. Persiapan

telah dimulai sejak tahun 1962 dan telah merupakan keputusan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Gotong Royong Kabupaten Bangka tanggal 16 Januari 1962 No.

15/DPRD GR/1962 serta telah mendapat restu Gubernur Kepala Daerah Sumatera

Selatan pada tanggal 29 Mei 1962.

Dewasa ini telah tersedia bangunan-bangunan kantor dan perumahan pegawai yang

dipergunakan secara minimal bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka. Sehingga

dengan demikian untuk keperluan pemindahan ibukota tersebut tidak akan

(4)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4

-3. Dengan dipindahkannya ibukota Kabupaten Bangka dari Pangkal-pinang ke

Sungailiat, diharapkan perhatian dan kegiatan pembangunan daerah dapat

ditingkatkan.

4. Mengingat ketentuan dalam Undang-undang No. 18 tahun 1965 tentang

Pokok-pokok Pemerintahan Daerah pasal 3 ayat (2) jo. Undang-undang No. 6 tahun 1969

yang menyatakan bahwa pemindahan ibukota sesuatu Daerah diatur dengan

Peraturan Pemerintah, maka pemindahan ibukota Kabupaten Bangka dari

Pangkalpinang ke Sungailiat diatur dengan Peraturan Pemerintah.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1.

Cukup jelas.

Pasal 2.

Tempat kedudukan Perwakilan-perwakilan Departemen dan instansi-instansi tingkat

Kabupaten Bangka agar dipindahkan juga sesuai dengan tempat kedudukan

Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka, sehingga terdapat dalam satu kota, hal ini

dimaksudkan agar hubungan kerja dalam tingkat Kabupaten dapat dilakukan dengan

mudah dan cepat.

Pasal 3 dan pasal 4.

Cukup jelas.

(Termasuk Lembaran-Negara Republik Indonesia tahun 1971 No. 12).

Kutipan: LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA

Referensi

Dokumen terkait

Policing dengan Perubahan Perilaku Dalam Kemerdekaan Beragama di Salatiga (Studi Deskriptif Program Perpolisian Masyarakat (COP) LSM Kampoeng Percik)”, penulis

Jadwal rencana tindakan disepakati dengan tim teaching. Rencana tindakan dilakukan pada pertemuan kelima karena pertemuan sebelumnya di gunakan untuk penyampaian

Dari tabel 5.6 menunjukkan hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kemampuan psikomotor keluarga dalam merawat klien

Terkait dengan pentingnya ketrampilan yang dimiliki oleh pemimpin dalam mengatasi konflik yang terjadi dalam perusahaan, maka family business leader (orang tua

Sampel diambil pada bulan agustus karena pada bulan tersebut merupakan musim kemarau, dimana pada musim kemarau kandungan logam berat dalam sedimen umumnya rendah

Oleh karena itu rumah sakit perlu memiliki prosedur tetap tentang peminjaman atau pengambilan berkas rekam medis yang bertujuan untuk melindungi kerahasiaan isi berkas rekam

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa ovulasi ganda sangat nyata (P<0.01) meningkatkan frekuensi induk babi menyusui. Perlakuan ovulasi ganda pada induk babi

Alat Analisis Hasil Penelitian 1 Sadikin (2011) Analisis Abnormal Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham (Studi pada