• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Harga, Lokasi, Promosi dan Gaya Hidup Terhadap Minat Berkunjung Kembali Ke Kede Kopi Kami Setiabudi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Harga, Lokasi, Promosi dan Gaya Hidup Terhadap Minat Berkunjung Kembali Ke Kede Kopi Kami Setiabudi Medan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa peneliti terdahulu yang telah melakukan penelitian yang

berhubungan dengan bauran pemasaran dan keputusan pembelian

1. Skripsi Yenni Purwani (2007) tentang pengaruh bauran pemasaran jasa

terhadap tingkat keputusan konsumen untuk berkunjung ke plaza Medan Fair.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh bauran

pemasaran jasa terhadap tingkat kepuasan konsumen unttuk berkunjung ke

plaza Medan fair. Pengujian data dilakuka n dengan analisis deskriptif yang

dianalisis dengan menggunakan analisis statistik seperti: uji validitas dan

realibilitas, Uji-F, Uji-t, Koefisien determinasi dan analisis regresi berganda

dengan bantuan SPSS 13.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa bauran pemasaran jasa secara bersama- sama berpengaruh signifikan

terhadap tingkat keputusan konsumen untuk berkunjung ke plaza Medan fair.

2. Skripsi Penelitin Bayu Pratomo (2007) tentang pengaruh produk dan harga

terhadap peningkatan jumlah pelanggan di batik danar hadi cabang Medan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produk dan

harga terhadap peningkatan jumlah pelanggan batik danar hadi cabang Medan.

Pengujian data dilakukan dengan kuisioner yang dianalisis dengan

menggunakan analisis statistik seperti: Uji validitas dan realibilitas, F,

Uji-t, Koefisien determinasi dan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS

(2)

secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif terhadap variabel terikat

yakni peningkatan jumlah pelanggan.

3. Skripsi Soraya Isti Farna (2009) Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen Pada Gardenia Cafe Medan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel produk (X1), harga (X2), tempat (X3), promosi

(X4), orang (X5), bukti fisik (X6), proses (X7) secara bersama-sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen

(Y) pada Gardenia Cafe Medan. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan

pembelian konsumen dipengaruhi oleh bauran pemasaran jasa yang diterapkan.

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya lima variabel yaitu

produk (X1), harga (X2), tempat (X3), pr omosi (X4), dan proses (X7) secara

signifikan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Gardenia Cafe

Medan. Sedangkan variabel orang (X5) dan bukti fisik (X6) tidak berpengaruh

secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada

Gardenia Cafe Medan.

4. Skripsi Kartika Mandasari (2011 ) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

minat Beli konsumen dalam memilih jasa perhotelan (Studi kasus pada Hotel

Grasia Semarang) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat

diketahui bahwa faktor yang paling mempengaruhi minat beli adalah lokasi,

hal ini dibuktikan dengan nilai standardized coeficient yang terbesar, yaitu

0,337. Kondisi ini terjadi karena lokasi merupakan tempat yang dituju, apakah

hotel dekat dekat tempat-tempat aktivitas lainnya. Lokasi berpengaruh secara

(3)

Grasia dengan nilai 0,001 < 0,05. Fasilitas berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa hotel Grasia

dengan nilai 0,008 < 0,05. Harga berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa hotel Grasia dengan nilai

0,017 < 0,05. Kualitas pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap minat beli konsumen dalam memilih jasa hotel Grasia dengan nilai

0,041 < 0,05.

5. Skripsi Ivane Eka Chrismaya (2011) Pengaruh gaya hidup terhadap keputusan

konsumen dalam memilim Minimarket Alfamart di Malang. Hasil

penelitiannya terlihat bahwa ketiga variable (activity, interest, opinion)

berpengaruh secara simpulan terhadp keputusan konsumen dalam memilih

Minimarket Alfamart sebagai tempat berbelanja dikota Malang. Sedangkan

activity dan opinion berpengaruh secara signifikan dan hanya variable interest

yang tidak berpengaruh secara signifikan

2.2 Pemasaran

2.2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi

kebutuhan manusia dan masyarakat. Menurut Kotler (2007:7), Pemasaran adalah

proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

(4)

Menurut Ma’ruf (2005:1) Pemasaran secara mudahnya adalah kegiatan

memasarkan barang atau jasa umumnya kepada masyarakat, dan khususnya

kepada pembeli potensial. Pemasaran dikembangkan sebagai suatu pola yang

tertata dalam suatu sistem yang sering kali disebut sebagai ilmu dan juga

dikembangkan dengan cara masing-masing pelaku sehingga disebut improvisasi

dan karenanya disebut seni. Dalam prakteknya, pemasaran dijalankan dengan

kedua cara itu, ilmu dan seni. Pemasaran ritel sebagai kegiatan pemasaran dalam

perdagangan eceran juga dijalankan dengan kedua cara itu.

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang mengakibatkan

kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan

untuk mengembangkan hubungan pertukaran.

2.2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:98) mengatakan, Marketing Mix

adalah campuran dari variabel pemasaran yang dapat dikendalikan (controllable

variabels) yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat

penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Marketing Mix terdiri dari 4

(empat) unsur, yaitu:

1. Product (Produk), yaitu merupakan kombinasi barang dan jasa yang

perusahaan tawarkan pada pasar sasaran.

2. Price (Harga), yaitu merupakan jumlah uang yang harus konsumen

(5)

3. Place (Tempat), yaitu menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan untuk menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia

bagi konsumen sasaran

4. Promotion (Promosi), yaitu merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan untuk meyakinkan konsumen agar membelinya.

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar

untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

2.3 Harga (Price) 2.3.1 Pengertian Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah sejumlah uang

yang di bebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen

atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut.

Harga adalah estimasi penjual terhadap arti ekspresi nilai yang

menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan

promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi serta layanan yang

menyertai suatu produk (Kartajaya, 2002:481). Harga merupakan salah satu faktor

yang harus dikendalikan secara serasi, selaras dengan tujuan yang ingin dicapai

oleh perusahaan. Segala keputusan yang menyangkut dengan harga akan sangat

mempengaruhi aspek kegiatan suatu usaha baik yang menyangkut kegiatan

penjualan ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu lini usaha.

Menurut Saladin (2003:95) pengertian harga adalah “sejumlah uang sebagai alat

(6)

nilai suatu produk dibenak konsumen”. Harga memiliki pengaruh paling utama

dalam posisi kompetitif perusahaan dan pangsa pasarnya. Karena itu harga

menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih. Konsumen memandang

harga sebagai persepsi tingkatan baik buruknya kualitas produk, terutama jika

konsumen harus mengambil keputusan pembelian dengan informasi yang tidak

cukup. Maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah kemampuan seseorang dalam

menilai suatu barang dengan satuan alat ukur rupiah untuk dapat membeli produk

yang ditawarkan. Jadi harga tidaklah sekadar perhitungan biaya-biaya ditambah

sejumlah persentase tertentu sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan.

2.3.2 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Lovelock dan Patterson (Tjiptono, 2005:193) tujuan umum

penetapan harga adalah untuk mendukung strategi bauran pemasaran secara

keseluruhan. Setiap keputusan mengenai strategi penetapan harga harus

didasarkan pada pemahaman secara mendalam atas tujuan spesifik yang ingin

perusahaan capai. Ada 3 (tiga) tujuan spesifik penetapan harga, yakni:

1. Tujuan berorientasi pendapatan

a. Mengejar profit

1) Menghasilkan surplus sebesar mungkin

2) Mencapai tingkat target spesifik, tetapi tidak berusaha

(7)

b. Menutup biaya

1) Menutup biaya teralokasi secara penuh (termasuk biaya overhead

institusional)

2) Menutup biaya penyediaan satu kategori jasa atau produk tertentu

(setelah dikurangi biaya overhead institusional dan segala macam

hibah spesifik)

3) Menutup biaya penjualan inkrimental kepada satu pelanggan ekstra

2. Tujuan berorientasi kapasitas

Mengubah harga sepanjang waktu untuk memastikan bahwa permintaan sesuai

dengan penawaran yang tersedia pada setiap waktu tertentu (sehingga

mengoptimalkan kapasitas produktif)

3. Tujuan berorientasi pelanggan

a. Memaksimumkan permintaan (apabila kapasitasnya tidak terbatas) dalam

rangka mencapai tingkat pendapatan minimum tertentu.

b. Menetapkan harga sesuai dengan perbedaan kemampuan membayar

berbagai segmen pasar yang menjadi target pemasaran organisasi.

c. Menawarkan metode pembayaran (termasuk fasilitas kredit) yang bisa

meningkatkan kemungkinan membeli.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa, ada dua

faktor yang harus dipertimbangkan (Kotler & Amstrong, 2001:154), yaitu:

(8)

a. Tujuan pemasaran perusahaan

Faktor utama yang menetukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran

perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan

kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan

tanggung jawab sosial, dan lain-lain.

b. Strategi bauran pemasaran

Harga adalah salah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga

perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran

lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi.

c. Biaya

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus

ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu,

setiap perusahaan sangat memperhatikan biaya (biaya tetap dan biaya variabel),

serta jenis-jenis biaya lainnya.

2. Faktor Eksternal Perusahaan, meliputi:

a. Sifat pasar dan permintaan

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang

dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan

monopoli, maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya

(9)

b. Persaingan

Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis

pasar yang berbeda-beda. Berdasarkan bentuk persaingannya, ada empat

jenis pasar, antara lain: pasar persaingan murni, pasar persaingan monopoli,

pasar persaingan oligopoli, pasar monopoli murni

Menurut Simamora (2001:200), langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam

penetapan harga adalah :

a. Analisis keadaan pasar, yakni memeahami hubungan permintaan dan harga,

karena perubahan harga dapat memberikan pengaruh besar terhadap

permintaan.

b. Identifikasi factor-faktor pembatasan adalah factor yang membatasi

perusahaan dalam menetapkan harga.

c. Menetapkan sasaran yang menjadikan sasaran umum adalah memperoleh

keuntungan harga harus lebih tinggi dari biaya rata-rata operasional

d. Analisis potensi keuntungan suatu usaha perlu mengetahui beberapa

keuntungan yang ingin mereka peroleh.

e. Penentuan harga awal harga disepakati bahwa harga awal bagi produk baru

yang pertama kali diluncurkan berdasarkan kesepakatan bersama.

f. Penetapan harga disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang selalu

(10)

2.4 Lokasi atau Tempat

Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel.

Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan dengan gerai

lainnya yang berlokasi kurang strategis meskipun keduanya menjadi produk yang

sama oleh pramuniaga yang sama banyak dan terampil, dan sama-sama punya

penataan bagus. Beberapa jenis gerai yang berbeda seperti depertemen store, café,

dapat berkumpul disuatu area perdagangan ritel seperti pusat bisnis.

Masing-masing mendapatkan pembeli dari segmen yang sesuai incaran mereka. Hal itu

dimungkinkan setelah masing-masing peritel mempelajari karakteristik café atau

tempat usaha yang bersangkutan dari kelas social ekonomi penduduk, luas tempat

usaha, kondisi lalu lintas, sarana transportasi umum.

Menurut Swastha (2002:24) ”Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha

atau aktivitas usaha dilakukan”. Faktor penting dalam pengembangan suatu usaha

adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh

lokasi ke tujuan. Faktor lokasi yang baik adalah relatif untuk setiap jenis usaha

yang berbeda. Menurut Kotler (2008:51) ”Salah satu kunci menuju sukses adalah

lokasi, lokasi dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat

bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim

politik, dan sebagainya.

Penampilan tempat usaha turut membantu menentukan citra tempat usaha.

Lamb, et al (2001:105) elemen utama dari penampilan tempat adalah suasana

(atmosphere), yaitu kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik, dan

(11)

tempat adalah kunci keberhasilan, Tata letak yang efektif tidak hanya menjamin

kenyamanan dan kemudahan, melainkan juga mempunyai pengaruh besar pada

pola lalu lintas konsumen dan perilaku pembelian.

Pemilihan lokasi atau tempat memerlukan pertibangan cermat terhadap

beberapa faktor berikut :

a. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi

umum.

b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak

pandang normal.

c. lalu lintas (traffic), menyangkut dua perkembangan utama berikut :

1) Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang besar

terhadap terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang

sering kali terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan/atau tanpa melalui

usaha-usaha khusus.

2) Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula menjadi hambatan,

misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, atau

ambulans.

d. tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua

maupun roda empat.

e. ekspansi,yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha

dikemudian hari.

f. lingkungan,yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

(12)

2.5 Promosi

2.5.1 Pengertian Promosi

Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud

dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/ atau mengingatkan pasar

sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan

loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono,

2002:219). Menurut Kismono (2001:374), Promosi adalah usaha yang dilakukan

oleh pemasar untuk mempengaruhi pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan

pertukaran. Berdasarkan defenisi tersebut dapat dijelaskan bahwa promosi

merupakan kegiatan perusahaan untuk menmberikan informasi dan mengingatkan

calon konsumen melakukan tindakan pembelian terhadap produk perusahaan.

2.5.2 Tujuan Promosi

Adapun tujuan dari melakukan promosi adalah menginformasikan,

mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelangggan tentang perusahaan

dan bauran pemasarannya. Sistaningrum (2002 : 98), menjelaskan, “tujuan

promosi ada empat, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan

membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan

perusahaan yang bersangkutan”. Adapun fungsi dari promosi yaitu:

1. Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli. Perhatian calon

pembeli harus diperoleh, karena merupakan titik awal proses

(13)

2. Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli.

Perhatianyang sudah diberikan oleh seseorang mungkin akan dilanjutkan

pada tahapberikutnya atau mungkin berhenti. Yang dimaksudkan dengan

tahapberikutnya ini adalah timbulnya rasa tertarik dan rasa tertarik ini yang

akanmenjadi fungsi utama promosi.

3. Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli untuk memiliki

barangyang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap

sebelumnya.Setelah seseorang tertarik pada sesuatu, maka timbul rasa ingin

memilikinya.Bagi calon pembeli merasa mampu (dalam hal harga, cara

pemakaiannya, dansebagainya), maka rasa ingin memilikinya ini semakin

besar dan diikuti olehsuatu keputusan untuk membeli.

Adapun yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi

(promotional mix).Ada beberapa macam bauran promosi atupun promotional mix

yaitu : periklanan (advertising), penjualana pribadi (personal selling), promosi

penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation), dan

penjualan langsung (direct marketing). Marketer dapat memilih sarana yang

dianggap sesuai untuk mempromosikan jasa mereka.Ada beberapa faktor yang

harus diperhatikan dalam promosi, yaitu :

a. Mengidentifikasikan terlebih dahulu target audiencenya.

b. Menetukan tujuan promosi.

c. Mengembangkan pesan yang disampaikan.

(14)

Rossiter dan Percy (Tjiptono, 2002:222) mengklasifikasikan tujuan

promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut:

1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category

need)

2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada

konsumen (brand awareness)

3. Mendorong pilihan terhadap suatu produk (brand attitude)

4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brandpurchase

intention)

5. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase

fasilititation)

6. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning)

2.5.3 Bauran Promosi

Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang sangat

penting. Pada strategi promosi ini terdapat kombinasi dari berbagai macam media

promosi dengan tujuan untuk memaksimalkan pencapaian target pasar.

Secara umum bauran promosi (promotion mix) terdiri dari periklanan,

promosi penjualan, penjualan pribadi, publisitas dan pemasaran langsung. Di

dalam promosi di bidang jasa, bauran promosi ditambah tiga unsur yaitu : public

relation, word of mouth, direct & online marketing. Bauran promosi antara lain :

(15)

Iklan adalah segala bentuk penyajian non pribadi dan promosi gagasan, barang,

atau jasa oleh sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran (Kotler,

2005:323). Penggunaan promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai

media seperti lewat: Pemasangan billboard (papan nama) di jalan-jalan

strategi, pencetakan brosur disebarkan di setiap cabang atau pusat-pusat

perbelanjaan, pemasangan spanduk di lokasi tertentu dan strategis, melalui

koran, melalui majalah, melalui internet, melalui televisi, melalui radio,dan

menggunakan media lainnya.

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan jumlah pelanggan.

Promosi penjualan dilakukan untuk menarik nasabah untuk segera membeli

setiap produk atau jasa yang ditawarkan. Promosi penjualan adalah bentuk

persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur

untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah

barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono, 2005:229).

3. Penjualan Pribadi

Penjualan pribadi ini dilakukan secara tatap muka yaitu dengan melakukan

presentasi langsung kepada calon pembeli dengan tujuan mendapatkan

penjualan. Penjualan perorangan merupakan alat promosi yang mahal tetapi

mempunyai peranan yang sangat besar bagi industri jasa.

4. Publisitas

Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing perhatian penonton

(16)

lainnya. Kegiatan publisitas dapat meningkatkan minat calon konsumen untuk

membeli tiket nonton. Lamb,et al (2001:234), Publisitas adalah informasi

publik mengenai sebuah perusahaan,barang atau jasa yang tampil di media

massa sebagai suatu jenis baru.

5. Pemasaran Langsung

Simamora (2006:260), Pemasaran langsung adalah kombinasi dari berbagai

metode promosi yang ditujukan langsung kepada pasar sasaran dan berusaha

untuk memperoleh respon langsung. Dalam direct marketing kombinasi

promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar

pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui

telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. Contoh dari

direct marketing adalah katalog, surat, dan lain-lain.

6. Informasi dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth)

Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa.

Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain pelanggan

tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang

pengalamannnya. Sehingga informasi dari mulut - kemulut ini sangat besar

pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran dibandingkan dengan

aktivitas komunikasi lainnya.

2.5.4 Strategi Promosi

Menurut Boyd (2000:65), Strategi promosi adalah sebuah program

(17)

menghadirkan perusahaan dan produk-produknya kepada calon konsumen,

menyampaikan ciri-ciri produk yang memuaskan kebutuhan untuk mendorong

penjualan yang akhirnya akan memberi kontribusi pada kinerja laba jangka

panjang. Ada beberapa strategi dalam promosi :

a. Menentukan tujuan promosi penjualan

Tujuan atau maksud promosi sangat berbeda-beda. Promosi konsumen

digunakan untuk meningkatkan penjualan jangka pendek atau untuk

membangun pangsa pasar jangka panjang, Tujuan bisa semata konsumen.

Tujuan promosi perdagangan mencakup mendapatkan pengecer untuk

produk baru dan membuat stok, membeli di depan. Promosi umumnya

haruslah membangun hubungan konsumen jangka panjang.

b. Memilih alat promosi

Banyak alat bisa digunakan, di antaranya sebagai berikut :

1) Alat promosi konsumen

adalah sampel (sejumlah produk untuk dicoba), kupon(sertifikat yang

menyatakan pembeli mendapat tabungan ketika membeli suatu produk),

cash refund alias rabat (tawaran untuk menggunakan sebagian harga

pembelian), paket harga (potongan harga yang dibuat oleh produsen pada

bungkus), premi (barang gratis atau harga murah sebagai insentif), man

khusus (iklan yang dicetak pada barang seperti ballpoint, kalender, mug,

dan lain-lain), hadiah pelanggan ( hadiah tunai untuk penggunaan teratur

(18)

dan permainan (kesempatan memenangkan sesuatu melalui undian/usaha

khusus)

2) Alat promosi niaga,

Ternyata dana promosi malah lebih banyak digunakan untuk promosi niaga ini

(63%) dan untuk promosi konsumen hanya (37%). Promosi niaga adalah upaya

mengajak pengecer atau grosir untuk menangani suatu produk, menyediakan

meja dagangnya, mempromosikan dan mendorong kepada konsumen.

3) Alat promosi bisnis,

Adalah promosi yang ditujukan konsumen industrial. Dalam promosi ini

digunakan alat-alat yang serupa dengan promosi terdahulu. Ingin ditekankan

pameran dagang dan konvensional, dan kontes dagang. Pada pameran dagang,

banyak perusahaan dan asosiasi dangang membuat pameran konversioanal.

c. Membangun program promosi

Dalam membangun program promosi, pemasaran seyogianya menentukan :

besarnya insentif minimum yang disediakan, syarat partisipasi yang menetukan

apakah insentif untuk semua atau untuk kelompok tertentu, bagaimana

menyebarkan program promosi itu sendiri, panjangnya waktu promosi, terlalu

pendek bisa ada yang lewat dan terlalu lama bisa menghilangkan kekuatan “act

now” nya, biaya promosi (seperti telah diketengahkan di depan biaya promosi

ini bisa ditentukan secara persentase dan dapat pula dengan objective-end-task

(19)

2.6 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan interaksi antara afeksi dan kognisi,

perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran

dalam hidup mereka. Menurut Kotler dan Amstrong (2003:199) perilaku

konsumen adalah perilaku pemebelian konsumen yang mengacu pada pada

perilaku pembelian konsumen akhir (individu dan rumah tangga) yang membeli

barang atau jasa untuk konsumsi pribadi.

Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial,

pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor yang memepengaruhi perilaku konsumen

(Kotler & Amstrong, 2003:201):

A. Faktor budaya

1. Budaya

Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Perilaku

manusia sebagian besarnya merupakan hasil proses belajar. Sewaktu tumbuh

dalam suatu masyarakat, seorang anak belajar mengenai nilai persepsi,

keinginan dan perilaku dasar dari keluarga dan institusi penting lainnya.

2. Subbudaya

Setiap budaya terdiri dari sub-sub budaya yang lebih kecil yang memberikan

identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka.

Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, ras dan wilayah geografis.

B. Faktor sosial

(20)

Semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung

terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.

2. Keluarga

Organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan

anggota keluarga merepresentasikan kelompok referensi utama yang paling

berpengaruh.

3. Peran dan status

Orang memilih produk yang mencerminkan dan mengkomunikasikan peran

mereka serta status aktual atau status yang diinginkan dalam masyarakat.

C. Faktor pribadi

1. Usia dan tahap siklus hidup

Selera kita dalam memilih makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering

berhubungan dengan usia kita. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup

keluarga, yaitu tahap-tahap yang dilalui oleh suatu keluarga hingga menjadi

matang.

2. Pekerjaan dan keadaan ekonomi

Pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsi seseorang, dan pilihan produk

sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi: penghasilan yang dapat

dibelanjakan, tabungan dan asset, utang, kekuatan pinjaman dan sikap terhadap

pengeluaran dan tabungan.

3. Kepribadian dan konsep diri

Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku

(21)

psikologis manusia yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan

tahan lama terhadap rangsangan lingkungan. Dasar konsep diri adalah

kepemilikan seseorang dapat menyumbang dan mencerminkan ke identitas diri

mereka.

4. Gaya hidup dan nilai

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam

kegiatan, minat dan pendapat. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai

inti, sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan perilaku. Nilai inti lebih

dalam daripada perilaku atau sikap dan menentukan pilihan dan keinginan

seseorang pada tingkat dasar dalam jangka panjang

D. Faktor psikologi

1. Motivasi

Kebutuhan menjadi motif (motive) ketika kebutuhan itu meningkat sampai

tingkat intensitas yang cukup sehingga mendorong kita bertindak.

2. Persepsi

Persepsi merupakan proses di mana kita memilih, mengatur dan

menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia

yang berarti.

3. Pembelajaran

Pembelajaran mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari

(22)

4. Memori

Memori merupakan suatu proses yang sangat konstruktif, karena kita tidak

mengingat informasi dan kejadian secara lengkap dan akurat. Pemrograman

memori menggambarkan bagaimana dan di mana informasi masuk ke dalam

memori.

Sumber : Philip Kotler (2008)

2.7 Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen dalam mengambil keputusan. Keputusan konsumen sangat dipengaruhi

oleh faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis (Kotler, 2005:183). Menurut

Kotler (2001:192) Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang

diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya Hidup

(23)

menunjukkan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya

hidup adalah suatu titik tempat pertemuan antara kebutuhan ekspresi diri dan

harapan kelompok terhadap seseorang untuk bertindak, yang tertuang dalam

norma-norma kepantasan (Hastuti, 2007: 72). Sehingga dapat disimpulkan, bahwa

gaya hidup adalah pola hidup seseorang dimana terdapat titik temu antara

kebutuhan ekspresi diri dengan harapan suatu kelompok tertentu yang

diekspresikan dlm aktivitas, minat dan opininya. Tak ayal gaya hidup acapkali

dijadikan identitas kelompok. Gaya hidup setiap kelompok akan mempunyai ciri

khas tersendiri. Sehingga, gaya hidup suatu masyarakat berbeda dengan

masyarakat lainnya. Mowen dan Minor (2002:282) menyatakan bahwa penting

bagi pemasar untuk melakukan segmentasi pasar dengan mengidentifikasi gaya

hidup melalui pola perilaku pembelian produk yang konsisten,penggunaan waktu

konsumen, dan keterlibatannya dalam berbagai aktivitas. Orang yang berasal dari

subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup

yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang

bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Dalam

Setiadi (2003:46) terdapat empat manfaat yang sangat besar sekali bagi pemasar

bila memahami gaya hidup konsumen, antara lain :

a. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan

segmentasi pasar sasaran. Jika pemasar dapat mengidentifikasi gaya hidup

sekelompok konsumen, maka berarti pemasar mengetahui satu segmen

(24)

b. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan

produk di pasar dengan menggunakan iklan.

c. Jika gaya hidup telah diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklan

produknya pada media yang paling cocok.

d. Mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan

produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.

Pemasar juga dapat mentargetkan produk berdasarkan gaya hidup konsumen.

1. Aktivitas

Aktivitas adalah kegiatan, kesibukan, keaktifan, kerja atau suatu

kegiatan kerja yang dilaksanakan orang di setiap bagian dalam

perusahaan.

2. Minat

Minat adalah kesukaan terhadap suatu kegiatan melebihi kegiatan

lainnya dan mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin

dilakukan ketika orang tersebut bebas memilih. Ketika seseorang

menilai bahwa sesuatu itu bermanfaat, maka ia akan berminat dan hal

tersebut akan mendatangkan kepuasan.

3. Opini

Opini adalah sesuatu yang dipandang benar walaupun tanpa kepastian

obyektif atau pun subyektif. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia

(25)

2.8 Minat Berkunjung Kembali

Minat (interest) digambarkan sebagai suatu situasi dan kondisi sikap ingin

seseorang sebelum melakukan suatu tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk

memprediksi perilaku atau tindakan tersebut. Menurut Durianto (2003:109) niat

untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen

untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan

pada periode tertentu. Nugroho (2003: 216) juga menyatakan ada tiga komponen

sikap, yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif.

Kepercayaan atas merek adalah komponen kognitif dari sikap, evaluasi merek

adalah komponen afektif atau perasaan dan maksud untuk membeli adalah

komponen konatif atau tindakan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2005:744), Minat diartikan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu,

keinginan yang kuat. Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati

yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang terhadap sesuatu. Berkunjung

diartikan pergi atau datang untuk melihat sesuatu (KBBI, 2005:614). Minat

konsumen untuk berkunjung ke suatu tempat tentunya didasari alasan tertentu,

dimana kunjungan tersebut dapat

memberikan nilai manfaat yang akan berdampak pada kepuasan konsumen

tersebut.

Adapun tiga hal yang harus dikembangkan agar suatu tempat menjadi

menarik untuk dikunjungi (Yoeti, 1996:178), yaitu :

(26)

2. Adanya something tobuy , yaitu adanya sesuatu yang menarik dan khas

untuk dibeli.

3. Adanya something to do , yaitu adanya sesuatu aktivitas yang dapat

dilakukan di tempat itu.

Minat berkunjung kembali adalah perilaku yang muncul sebagai respon

terhadap objek. Minat berkunjung kembali menunjukkan keinginan untuk

melakukan kunjungan kembali untuk waktu yang akan datang (Tjiptono,

2005:231). Menurut Kapferer dan Laurent (Tjiptono, 2005:231), perilaku

pembelian kembali bisa dijabarkan menjadi dua kemungkinan , yakni loyalitas

dan inersia. Faktor pembedanya adalah sensitivitas merek (brand sensivity) yang

didefenisikan sebagai sejauh mana merek memainkan peran kunci dalam

pemilihan alternatif dalam kategori produk tertentu. Sensitivitas merek

dipengaruhi persepsi terhadap perbedaan merek dan tingkat keterlibatan

konsumen dalam kategori produk. Perilaku pembelian kembali dalam situasi

sensitivitas merek yang kuat dikategorikan sebagai loyalitas, dimana konsumen

cenderung membeli ulang merek yang sama dan menganggap pilihan merek

sangat penting baginya. Sebaliknya pembelian kembali dalam situasi sensitivitas

merek yang lemah dikategorikan sebagai inersia, yakni konsumen cenderung

membeli ulang merek yang sama, namun ia tidak menganggap nama merek itu

penting, karena ia tidak bisa membedakan berbagai merek yang ada dan tidak

Gambar

Gambar 1.1 Model Prilaku Konsumen

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan Pengadaan Mesin Genset Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh (Silent) sebesar @ 500KVA yang telah memasuki tahap Pembuktian Kualifikasi untuk itu

[r]

(3) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan dan penganggaran yang tertuang dalam Rancangan Awal RKPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 dan Rancangan

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang Sistem pakar trouble shooting pada komputer rumah atau personal komputer (PC) dengan menggunakan program visual basic

Bahasan yang diuraikan pada penulisan ini adalah pembuatan suatu aplikasi berbasis web sebagai media informasi, yang ditujukan untuk pengguna yang mengakses situs ini. Aplikasi

Mengarahkan alokasi anggaran belanja daerah pada pembangunan infrastruktur pedesaan yang mendukung pembangunan sektor pertanian, dan pencegahan terhadap bencana alam,

Penulisan ilmiah ini membahas mengenai cara pembuatan situs jasapantura.com dengan fasilitas dan pengelolaan yang baik. Situs jasapantura.com sendiri merupakan sarana