• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Lanjut Usia (Lansia) Miskin dalam Pemenuhan Kebutuhan Keluarga di Kelurahan Sempakata, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Lanjut Usia (Lansia) Miskin dalam Pemenuhan Kebutuhan Keluarga di Kelurahan Sempakata, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Usia lanjut merupakan suatu keadaan yang tidak terelakkan dan merupakan suatu masalah yang semua akan mengalaminya dan berlaku secara universal. Proses terjadinya tua merupakan suatu proses yang tidak dihindari oleh setiap manusia yang penting bagi kita adalah mempersiapkan diri dari pada masa tua agar tetap sehat, bahagia dan produktif (Emile, 2010).

Lanjut usia (lansia) yang memiliki tingkat kemandirian tertinggi adalah pasangan lansia yang secara fisik kesehatannya cukup prima. Dari aspek sosial ekonomi dapat dikatakan jika cukup memadai dalam memenuhi segala macam kebutuhan hidup. Bagi kehidupan lansia, keluarga merupakan sumber kepuasan, karena keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala rumah tangga, isteri, dan anak yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan guna mencapai pemenuhan kebutuhan keluarga.

(2)

Kemiskinan yang terjadi didalam suatu negara memang perlu dilihat sebagai suatu masalah yang serius, karena saat ini kemiskinan membuat banyak masyarakat indonesia mengalami kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Definisi kemiskinan terbagi atas tiga (3) yaitu adalah kemiskinan relatif, kemiskinan absolut dan kemiskinan struktural dan kultural. Kemiskinan relatif merupakan kondisi masyarakat karena kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Kemiskinan absolut ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum. Kemiskinan struktural dan kultural merupakan kemiskinan yang disebabkan kondisi struktur dan faktor-faktor adat budaya dari suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang (Sudantoko,2009:43-46).

(3)

Faktor ekonomi sering disebut sebagai penyebab munculnya persoalan ini. namun ada beberapa faktor lain yang juga menjadi pendukung atau bahkan penyebab munculnya persoalan kemiskinan dibidang ekonomi adalah rendahnya pendidikan seseorang yang mengakibatkannya sulit mendapatkan pekerjaan. Harus diakui sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Tidak hanya masyarakat desa, masyarakat di kotapun belum sepenuhnya mendapatkan pendidikan yang mempuni untuk menjalani pendidikan.

Masalah ekonomi merupakan masalah yang sangat sulit bagi setiap manusia, karena problema ekonomi menyangkut hajat hidup orang banyak. Setiap individu atau kelompok masyarakat seperti halnya lanjut usia (lansia) miskin memiliki berbagai cara yang berbeda dalam mengatasi kesulitan ekonomi yang mereka hadapi. Berbagai cara tersebut merupakan wujud strategi guna untuk melangsungkan kehidupan mereka yang disebabkan oleh berbagai kondisi seperti terjadinya krisis ekonomi, kenaikan bahan pokok, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan lain-lain.

Dalam mengatasi hal tersebut, berbagai cara dilakukan lanjut usia (lansia) miskin dalam mengatasi kesulitan ekonominya. Namun, kesulitan lanjut usia (lansia) miskin dengan kondisi ekonomi dan lingkungannya tentunya memiliki strategi dalam meningkatkan ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, seperti halnya lanjut usia (lansia) miskin di kelurahan sempakata, kecamatan medan selayang.

(4)

Permasalahan yang sering mereka hadapi adalah, ketika pendapatan lanjut usia (lansia) miskin tidak sesuai dengan yang diharapkan atau rendah. Oleh karenanya, ada berbagai cara atau strategi yang dilakukan lansia miskin untuk memenuhi kebutuhan keluarga yaitu strategi aktif, strategi pasif dan strategi jaringan. Strategi aktif adalah mengoptimalkan segala potensi keluarga, misalnya melakukan aktivitas memperpanjang jam kerja ataupun bekerja sampingan (tambahan). Disanalah mereka pergi keladang atau ke sawah bagi yang memiliki lahan, atau mereka yang menggarap lahan milik sanak saudara atau tetangga. Dan bagi mereka yang tidak memiliki lahan, biasanya mereka beralih menjadi membersihkan pekarangan rumah warga, membersihkan pekarangan masjid dan lain sebagainya.

(5)

Beranjak dari apa yang sudah dipaparkan sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam lagi untuk melihat bagaimana strategi lanjut usia miskin dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk itu peneliti membuat dalam suatu kajian ilmiah dengan judul “Strategi Lanjut Usia (Lansia) Miskin Dalam Pemenuhan Kebutuhan Keluarga di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan

Selayang Kota Medan ”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana strategi yang dilakukan oleh lanjut usia (lansia) miskin dalam pemenuhan kebutuhan keluarga di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang Kota Medan.

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh lanjut usia (lansia) miskin dalam pemenuhan kebutuhan keluarga di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang Kota Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

(6)

1. Pengembangan teori-teori strategi dalam pemenuhan kebutuhan keluarga oleh lanjut usia (lansia) miskin dan teori tentang ilmu kesejahteraan sosial pada umumnya.

(7)

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan secara singkat gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang mendukung penelitian ini.

BAB V : ANALISIS DATA

Berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 3.4 Tampilan jendela utama program pengenalan wajah Tombol PEMBENTUKAN BASISDATA digunakan untuk ekstraksi ciri semua citra yang tersimpan pada basisdata dengan

Variabel pengganggu bisa dikendalikan yaitu keseragaman guru dalam pelaksanaan terapi murottal, lingkungan sekolah yang tidak bising karen melakukan terapi di dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gliserin sebagai pelarut non volatile dalam formulasi tablet piroksikam pada berbagai konsentrasi, dan dengan

Mandibular vertical asymmetry in adult orthodontic patients with different vertical growth patterns: A cone beam computed tomography study.. Anison JJ, Rajasekar L,

PREFEITURA MUNICIPAL DE PORTEIRINHA/MG – Alteração do Aviso de Licitação - Pregão Presencial para Registro de Preços nº.. Motivo: Retificação do

Kami harapkan kepada Saudara untuk dapat meneruskan surat ini kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, dan Dapodik..

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.. PARTAI

MBSS has implemented a more structured system of managing working capital, through better funding mechanisms to generate a healthier and. more optimal