• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG

RUMPUN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI SERTA GELAR LULUSAN PERGURUAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 18

Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2013 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

(2)

2 MEMUTUSKAN:

Menetapkan : RUMPUN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI SERTA GELAR LULUSAN PERGURUAN TINGGI.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Rumpun ilmu pengetahuan adalah kumpulan sejumlah pohon, cabang, dan ranting Ilmu Pengetahuan yang disusun secara sistematis. 2. Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi program sarjana dan

pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

3. Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang diarahkan untuk memiliki keahlian terapan tertentu.

4. Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang diarahkan untuk memiliki keahlian profesi tertentu.

5. Pendidikan spesialis adalah pendidikan tinggi setelah program profesi yang diarahkan untuk memiliki spesialisasi keahlian tertentu.

6. Program studi adalah kesatuan rencana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan atas dasar suatu kurikulum agar peserta didik dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum.

7. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

8. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pasal 2

(1) Rumpun Ilmu Pengetahuan dan teknologi terdiri atas: a. rumpun ilmu agama;

b. rumpun ilmu humaniora; c. rumpun ilmu sosial;

d. rumpun ilmu alam;

e. rumpun ilmu formal; dan f. rumpun ilmu terapan.

(2) Rumpun ilmu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a agama merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji keyakinan tentang ketuhanan atau ketauhidan serta teks-teks suci agama.

(3) Rumpun ilmu Humaniora sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami nilai kemanusiaan dan pemikiran manusia.

(3)

3 (5) Rumpun ilmu alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami alam semesta.

(6) Rumpun ilmu formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan yang mengkaji dan mendalami sistem formal teoritis

(7) Rumpun ilmu terapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mengkaji dan mendalami aplikasi ilmu bagi kehidupan manusia.

Pasal 3

(1) Rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dikembangkan menjadi Pohon, cabang, atau ranting ilmu pengetahuan.

(2) Pohon ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi yang berada dalam satu rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi.

(3) Cabang ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kelompok ilmu pengetahuan yang berada dalam satu pohon ilmu pengetahuan.

(4) Ranting ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kelompok ilmu pengetahuan yang berada dalam satu cabang ilmu pengetahuan.

Pasal 4

(1) Rumpun ilmu pengetahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat disebarluaskan oleh Sivitas Akademika melalui Tridharma dalam suatu disiplin akademik.

(2) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain dilakukan melalui program studi pada perguruan tinggi. (3) Disiplin akademik pada suatu program studi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar penetapan dari nama program studi.

Pasal 5

(1) Penamaan program studi pada perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 menggunakan Bahasa Indonesia dan padanan dalam Bahasa Inggris.

(2) Menteri untuk pertama kali menetapkan program studi pada perguruan tinggi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (3) Direktur Jenderal melakukan penataan nama program studi

yang sudah ada sesuai dengan nama program studi yang ditetapkan dalam peraturan Menteri ini.

(4)

4 keilmuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (2) Hasil pengembangan pohon, cabang, atau ranting ilmu

pengetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjadi disiplin akademik baru.

Pasal 7

(1) Pengembangan pohon, cabang, atau ranting ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 dapat dilakukan dengan strategi:

a. monodisiplin; b. multidisiplin; c. interdisiplin; dan d. transdisiplin.

(2) Monodisiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a merupakan strategi riset yang fokus pada satu disiplin akademik untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.

(3) Multidisiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b merupakan strategi riset yang melibatkan minimal dua disiplin akademik untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu secara bersama-sama.

(4) Interdisiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c merupakan strategi riset yang melibatkan transfer suatu disiplin akademik ke dalam disiplin akademik lainnya untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu sehingga mampu memunculkan metode baru atau disiplin akademik yang baru. (5) Transdisiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d

merupakan strategi riset yang melibatkan pemangku kepentingan lain di luar akademisi, seperti praktisi professional, pemerintah, poltisi, pengusaha agar hasil penelitian dapat memiliki probabilitas yang lebih tinggi untuk diaplikasikan oleh masyarakat.

Pasal 8

(1) Disiplin akademik baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) diusulkan oleh pimpinan perguruan tinggi kepada Direktur Jenderal.

(2) Direktur Jenderal dapat membentuk tim untuk melakukan kajian terhadap usulan disiplin akademik baru.

(3) Direktur Jenderal atas nama Menteri dapat menetapkan disiplin akademik baru sebagai nama program studi.

(5)

5 Pasal 10

(1) Gelar diberikan kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan semua persyaratan yang dibebankan dalam mengikuti suatu program studi dan dinyatakan lulus sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Gelar yang diperoleh dari perguruan tinggi Indonesia harus menggunakan Bahasa Indonesia.

(3) Penulisan gelar yang diperoleh dari perguruan tinggi Indonesia harus mengikuti kaidah Bahasa Indonesia.

Pasal 11

(1) Penulisan gelar untuk lulusan pendidikan tinggi terdiri atas:

a. Ahli Pratama, ditulis di belakang nama lulusan program studi

Diploma I, dengan mencamtumkan huruf “AP.” dan diikuti

dengan inisial gelar;

b. Ahli Muda, ditulis di belakang nama lulusan program studi Diploma II, dengan mencamtumkan huruf “AM.” dan diikuti dengan inisial gelar;

c. Ahli Madya, ditulis di belakang nama lulusan program studi

Diploma III, dengan mencamtumkan huruf “AMd.” dan diikuti

dengan inisial gelar;

d. Sarjana, ditulis di belakang nama lulusan program studi Sarjana dengan mencamtumkan huruf “S.” dan diikuti dengan inisial gelar;

e. Sarjana terapan, ditulis di belakang nama lulusan program studi Diploma IV dengan mencamtumkan huruf “S.Tr.” dan diikuti dengan inisial gelar;

f. Magister, ditulis di belakang nama lulusan program studi Magister, dengan mencantumkan huruf “M.” dan diikuti dengan inisial gelar;

g. Magister Terapan, ditulis di belakang nama lulusan program studi Magister Terapan, dengan mencantumkan huruf “M.Tr.”

dan diikuti dengan inisial gelar;

h. Doktor, ditulis di belakang nama lulusan program studi

Doktor, dengan mencantumkan huruf “Dr.” dan dapat diikuti

dengan inisial gelar;

i. Doktor Terapan, ditulis di belakang nama lulusan program

studi Doktor Terapan, dengan mencantumkan huruf “Dr.Tr.”

(6)

6 (2) Inisial gelar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, huruf i, dan huruf j, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 12

(1) Gelar yang diperoleh secara sah tidak dapat dicabut.

(2) Keabsahan perolehan gelar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat ditinjau kembali apabila terdapat pelanggaran akademik. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai peninjauan kembali keabsahan

perolehan gelar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh Direktur Jenderal.

Pasal 13

Pencantuman dan penggunaan gelar hanya berlaku pada kegiatan akademik.

Pasal 14

Perguruan tinggi wajib menginformasikan perubahan nama program studi dan gelar kepada masyarakat.

Pasal 15 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini:

a. Nama program studi pada perguruan tinggi yang telah ditetapkan sebelumnya tetap berlaku dan wajib disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri ini paling lambat (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan;

b. Perubahan nama program studi sebagai akibat penyesuaian sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini tidak menghilangkan Status akreditasi dan/atau sanksi terhadap program studi dimaksud;

c. Gelar yang diberikan sebelum Peraturan Menteri ini ditetapkan masih tetap berlaku;

d. Perguruan tinggi wajib melakukan penyesuaian pemberian gelar menurut Peraturan Menteri ini dan peraturan pelaksanaannya paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan; dan

e. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 178/U/2001 tentang Gelar dan Lulusan Perguruan Tinggi dinyatakan tidak berlaku.

(7)

7 Peraturan Menteri ini dengan penempatannya ke dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 Oktober 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 17 Oktober 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1687 Salinan sesuai dengan aslinya.

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TTD.

Ani Nurdiani Azizah

(8)

Nomor : 0404/E3.2/2015 2 Februari 2015

Lampiran :

Perihal : Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Gelar Lulusan Peruruan Tinggi

Kepada Yth.

1. Pimpinan Perguruan Tinggi

2. Koordinator Kopertis Wilayah I sd XIV di

Indonesia

Sehubungan dengan Perubahan Nomenklatur Kementerian Pendidikan Tinggi dari KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN menjadi KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI, maka perlu dilakukan penyelarasan berbagai peraturan menteri, salah satunya adalah Permendikbud No.154 tahun 2014 tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi

Sambil menunggu strukturisasi pada Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi, kami sampaikan daftar nama program studi terlampir yang akan dijadikan lampiran Peraturan Menteri tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi yang akan dikeluarkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi.

Lampiran ini disusun dengan maksud sebagaimana dinyatakan pada keterangan di bagian bawah surat ini dan atas kajian dari berbagai usulan dari perguruan tinggi yang telah merespon surat kami no. 2300/E3/2014 tertanggal 28 Mei 2014 tentang perubahan nomenklatur program studi. Mekanisme dan konsekuensi dari perubahan nama program studi disampaikan pada Lampiran 1. Apabila ada masukan, kami persilahkan bersurat kepada kami melalui surat resmi dan surat elektronik yang ditujukan kepada Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan paling lambat tanggal 28 Februari 2014 ke alamat rsunarni@dikti.go.id. Lampiran nama prodi disampaikan menggunakan piranti xls. atau words.

Atas perhatian dan kerja samanya, kami sampaikan terima kasih.

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan TTD

Illah Sailah

Tembusan : NIP. 195805211982112001

(9)

Lampiran 1.

Keterangan Nomenklatur dan Singkatan Gelar

A. Perihal

Revisi SK Dirjen Dikti No. 163 tahun 2007 tentang Penataan dan Kodefikasi Program Studi pada Perguruan Tinggi dan Permendikbud No. 154 tahun 2014 tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Serta-Gelar Lulusan Perguruan Tinggi.

B. Dasar Hukum Perubahan Nomenklatur Program Studi

1. UU Pendidikan Tinggi No. 12 tahun 2012, pasal 10 tentang pengaturan rumpun ilmu;

2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 49 tahun 2014, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 73 tahun 2013, tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Bidang Pendidikan Tinggi;

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81 tahun 2014, tentang Ijazah, Setifikat Kompetensi dan Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi;

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 87 tahun 2014, tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 124 tahun 2014, tentang Rumpun, Pohon Dan Cabang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Untuk Pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri.

C. Perubahan yang mendasar

1. Menambah daftar program studi yang dapat diselenggarakan dari 524 (SK Dirjen Dikti No. 163 tahun 2007) menjadi 1070 buah.

2. Nama program studi dilengkapi dengan nama program dalam Bahasa inggris yang dikenal oleh masyarakat ilmiah internasional.

3. Kode program studi didasarkan atas rumpun ilmu dan sudah diselaraskan sebagai berikut: a. Kolom pertama kode program studi menyatakan jenjang program studi sesuai Level

KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang KKNI;

b. Kolom Kedua kode program studi menyatakan jenis program sudi (1= Akademik, 2= Vokasi, 3= Profesi, 4= Terapan);

c. Kolom ketiga kode program studi menyatakan rumpun ilmu (1= Agama, 2= Humaniora, 3= Sains Sosial, 4= Sains Alam, 5= Sains Formal, 6= Terapan), sesuai dengan UU Nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan Tinggi;

d. Kolom keempat kode program studi menyatakan program studi.

4. Dengan hadirnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 73 tahun 2013, No. 49, 81 dan 87 tahun 2014, maka nama program studi harus menggambarkan bidang keilmuan (body of knowledge) yang benar yang dicerminkan dalam rumusan Capaian Pembelajaran (CP) dari setiap Program Studi. Penetapan rumusan Capaian Pembelajaran yang benar sesuai dengan bidang keilmuan (body of knowledge) yang benar akan menjadi dasar penetapan predikat akreditasi program studi yang berbasis pada adanya bukti penulisan CP dan ketercapaian CP, serta dalam penentuan LAM yang akan mengakreditasi. Dengan demikian,

(10)

bagi program studi yang memiliki bidan keilmuan (body of knowledge) yang berdekatan,

wajib dapat membedakan CPnya berdasarkan jenis dan level KKNI program studinya. Contoh pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1:

PROGRAM STUDI YANG MEMILIKI KODE PADA SATU KLUSTER (6-05-15-02)

5. Gelar dan insial gelar disusun bersama Badan Bahasa dengan seoptimal mungkin menggunakan aturan penyingkatan yang baku (Tabel 2), namun demikian Surat Edaran Dirjen Dikti No. 1030/D/T/2010 dan kebiasaan yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat dapat dijadikan pertimbangan.

Tabel 2: POLA PENYINGKATAN IKUTAN GELAR AKADEMIK DAN SPESIALISASI

1 Penyingkatan Huruf Awal Kata

a.satu huruf ekonomi = E.

hukum = H.

b. dua huruf penyakit dalam = P.D. c. lebih dari dua

huruf telinga, hidung, tenggorokan, kepala, leher =T.H.T.K.L 2 Penyingkatan huruf-huruf awal kata

a. dua huruf linguistik = Li.

anestesiologi = An.

akuntansi = Ak.

b. tiga huruf arsitektur = Ars.

sosial = Sos.

komputer = Kom. Profesi Akuntan =

Akt.

c. empat huruf Komunikasi = I.Kom Animasi = Anim

Farmasi = Farm

d. lima huruf Biomedis =Biomed

Nama PS (Bahasa Indonesia) Nama PS (Bahasa Inggris) J

6 1 6 05 15 02 Rekayasa/Teknik Manufaktur Manufacturing Engineering S1 S. T. 8 1 6 05 15 02 Rekayasa/Teknik Manufaktur Manufacturing Engineering S2 M. T. 9 1 6 05 15 02 Rekayasa/Teknik Manufaktur Manufacturing Engineering S3 Dr. 6 2 6 05 15 02 02 Perancangan Manufaktur Manufacturing Design D4 S.Tr. T. 5 2 6 05 15 02 02 01 Teknologi Perancangan Mesin Perkakas Machine Tools Design Technology D3 A.Md. T. 5 2 6 05 15 02 02 02 Teknologi Perancangan Perkakas Presisi Precision Tools Design Technology D3 A.Md. T. 5 2 6 05 15 02 02 03 Teknologi Perancangan Mekanik Mechanical Design Technology D3 A.Md. T. 5 2 6 05 15 02 04 Teknologi Manufaktur (*) Manufacturing Technology (*) D3 A.Md. T. 6 2 6 05 15 02 04 Rekayasa Teknologi Manufaktur Manufacturing Engineering Technology D4 S.Tr. T. 5 2 6 05 15 02 04 01 Teknologi Pembuatan Mesin Perkakas Machine Tools Manufacturing Technology D3 A.Md. T. 5 2 6 05 15 02 04 02 Teknologi Pembuatan Perkakas Presisi Precision Tools Manufacturing Technology D3 A.Md. T. 5 2 6 05 15 02 05 Otomasi Sistem Permesinan Automated Machinery System D3 A.Md. T. 5 2 6 05 15 02 05 Teknik Manufaktur Industri Agro Agroindustrial Manufacturing Technology D3 A.Md. T.

(11)

3 Penyingkatan huruf awal dan akhir serta awal kata

dokter gigi = drg.

dokter hewan = drh.

4

Penyingkatan huruf-huruf awal suku kata (kata dasar

atau kata berimbuhan)

a. dua huruf seni = Sn.

pendidikan = Pd.

biomedis = Biomed. 5 Penyingkatan huruf awal

dan akhir kata

dokter = dr.

doktor = Dr.

6

Penyingkatan gabungan huruf awal dan huruf-huruf

awal kata/suku kata (sebaliknya)

parasitologi klinis = Par.K.

kardiovaskuler bedah torak

=B.T.Kv.

onkologi radiasi = Onk.Rad.

POLA PENYINGKATAN GELAR BERDASARKAN JENJANG AKADEMIK

1a Penyingkatan Huruf Awal Kata D1 A.P.

5 Penyingkatan huruf awal dan akhir kata D2 A.Ma.

4a Penyingkatan huruf-huruf awal suku kata (kata dasar atau kata berimbuhan)

D3 A.Md.

D4 S.Tr.

1a Penyingkatan Huruf Awal Kata S1 S.

1a Penyingkatan Huruf Awal Kata S2 M.

5 Penyingkatan huruf awal dan akhir kata S3 Dr.

2a Penyingkatan huruf-huruf awal kata Spesialis Sp.

6. Mengingat perubahan pada rumpun ilmu dan pertumbuhan yang sangat pesat dari ragam program studi, tidak dimungkinkan untuk memberikan singkatan gelar sesuai dengan ragam program studi, sehingga inisial gelar yang digunakan adalah berbasis kluster cabang ilmunya. Contoh: Teknik Kimia dan Teknik Pertanian tidak lagi diberikan insial T.K. dan T.P. tetapi hanya  diberikan  inisial  gelar  “T”.  Keterangan  lebih  lanjut  terkait  dengan  keahliannya  yang   spesifik dituangkan dalam Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI)

7. Profesional yang diakui oleh masyarakat profesi tidak hanya berada pada jenjang pendidikan 7 (profesi), tetapi dapat dilaksanakan sesuai dengan kualifikasi pada jenjang KKNI sebagaimana dinyatakan oleh Peraturan Presiden no. 8 tahun 2012 tentang KKNI dan Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan no.73 tahun 2013 tentang Penerapan KKNI Bidang Pendidikan Tinggi.

Pasal 5 Peraturan Presiden No.8 Tahun 2012 tentang KKNI

Penyetaraan Capaian Pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI terdiri atas:

a. Lulusan pendidikan dasar paling rendah setara dengan jenjang 1; b. Lulusan pendidikan menengah paling rendah setara dengan jenjang 2; c. Lulusan Diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3;

d. Lulusan Diploma 2 paling rendah setara dengan jenjang 4; e. Lulusan Diploma 3 paling rendah setara dengan jenjang 5;

(12)

f. Lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara dengan jenjang 6;

g. Lulusan Magister Terapan dan Magister paling rendah setara dengan jenjang 8; h. Lulusan Doktor Terapan dan Doktor setara dengan jenjang 9;

i. Lulusan pendidikan profesi setara dengan jenjang 7 atau 8; j. Lulusan pendidikan spesialis setara dengan jenjang 8 atau 9.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan KKNI Bidang Pendidikan Tinggi Pasal 3 Ayat 4:

Jenjang kualifikasi 3 (tiga) sampai jenjang kualifikasi 9 (sembilan) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mempunyai kesetaraan dengan jenjang pendidikan formal sebagai berikut:

a. Jenjang 3 setara dengan lulusan diploma 1; b. Jenjang 4 setara dengan lulusan diploma 2; c. Jenjang 5 setara dengan lulusan diploma 3;

d. Jenjang 6 setara dengan lulusan diploma 4 atau sarjana terapan dan sarjana; e. Jenjang 7 setara dengan lulusan pendidikan profesi;

f. Jenjang 8 setara dengan lulusan magister terapan, magister, atau spesialis satu; g. Jenjang 9 setara dengan lulusan pendidikan doktor terapan, doktor atau spesialis dua. sebagai contoh:

Profesi Pilot – memiliki kualifikasi level 5 KKNI - dihasilkan oleh pendidikan D3. Profesi Polisi – memiliki kualifikasi level 6 KKNI - dihasilkan oleh pendidikan D4. Profesi Dokter – memiliki kualifikasi level 7 KKNI - dihasilkan oleh pendidikan profesi.

Profesi Dokter Layanan Primer – memiliki kualifikasi level 8 KKNI - dihasilkan oleh pendidikan setara Spesialis 1.

Profesi Psikolog - – memiliki kualifikasi level 8 KKNI - dihasilkan oleh pendidikan Spesialis 1.

D. Tujuan Perubahan Nomenklatur Program Studi

1. Memfasilitasi tumbuhnya keilmuan baru di Indonesia baik, khususnya berbagai disiplin keilmuan yang dibangun oleh riset yang menggunakan pendekatan inter, multi, dan transdisiplin.

2. Memfasilitasi penyiapan tenaga kerja profesional pada bidang-bidang baru yang dibutuhkan oleh Indonesia dan masyarakat internasional melalui penyelenggaraan program studi akademik, vokasi, profesi, dan spesialis yang lebih beragam.

3. Meningkatkan pengakuan yang setara dari masyarakat ilmiah internasional terhadap hasil pendidikan Indonesia dengan melalui peningkatan akuntabilitas penyelengaraan program studi sesuai dengan bidang keilmuannya dan nama program studi, serta jenjang dan jenis pendidikannya agar lulusan program studi di Indonesia dapat memperoleh pengakuan program studi yang setara oleh masyarakat internasional. Terdapat berbagai kasus dimana lulusan PT Indonesia tidak diakui karena nama program studi tidak dikenal atau dilaksanakan pada jenjang yang berbeda.

4. Meningkatkan mobilitas mahasiswa dan lulusan oleh pemangku kepentingan nasional dan internasional melalui sosialisasi nama program studi yang diselenggarakan oleh PT beserta CP yang sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan sehingga lebih dikenal oleh pengguna lulusan.

(13)

5. Meningkatkan kerja sama dengan PT luar negeri dalam hal mobilitasi mahasiswa dalam program pertukaran mahasiswa dan penyelenggaraan program gelar bersama atau gelar ganda, dst. yang membutuhkan kejelasan capaian pembelajaran lulusan dan standar isi program studi.

6. Mempromosikan berbagai program studi yang diselenggarakan oleh PT di Indonesia dengan

melengkapi nama program studi dengan istilah bahasa Inggris

7. Mempromosikan keilmuan khas Indonesia khususnya ilmu-ilmu di bidang seni, sejarah,

bahasa, sastra yang sangat khas Indonesia dibandingkan dengan disiplin akademik yang berkembang di luar negeri.

8. Dengan adanya kode baru yang lebih terstruktur, Kementerian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi dapat memetakan kekuatan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis pada program studi yang diselenggarakan di Indonesia.

E. Mekanisme Perubahan Nomenklatur Program Studi

1. Mengkaji berbagai masukan pemangku kepentingan atas implementasi SK 163 tahun 2007

tentang Penataan dan Kodefikasi Program Studi pada Perguruan Tinggi, khususnya dalam pengajuan program studi baru yang akan memuat perkembangan ilmu baru atau pendekatan yang sifatnya inter, multi, dan transdisiplin.

2. Mengkaji berbagai literatur dan best practices pengelompokan keilmuan yang pernah

dilakukan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, BAN PT, dan lembaga – lembaga

internasional.

3. Melakukan diskusi dalam bentuk diskusi kelompok khusus (FGD), semi loka, atau lokakarya

dengan berbagai kolegium keilmuan, asosiasi penyelenggara program studi, asosiasi profesi, pakar nasional dan internasional, penyelenggara PT, fakultas, sekolah, program studi, pada perguruan tinggi di bawah binaan Kemendikbud dan pada perguruan tinggi di bawah binaan Kemendikbud dan kementerian teknis lainnya.

4. Menyusun nomenklatur program dengan metoda Best Fit In dari hasil butir 1, 2, dan 3, untuk

kondisi PT di Indonesia tanpa keluar dari landasan akademik dan kesetaraannya dengan penyelenggaran program studi sejenis di berbagai PT luar negeri yang kredibel.

5. Melakukan uji publik pertama terhadap hasil kajian kepada seluruh PTN dan PTS dan

meminta masukkan melalui surat Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan no. 2300/E3/2014 tertanggal 28 Mei 2014 tentang perubahan nomenklatur program studi.

6. Melakukan kajian terhadap berbagai usulan yang disampaikan oleh publik pertama.

7. Melengkapi lampiran berdasarkan uji publik pertama, sebagaimana dinyatakan pada lampiran

ini.

8. Melakukan uji publik kedua melalui surat Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan no.

0404/E3.2/2015 tertanggal 2 Februari 2015.

9. Melakukan kajian terhadap atas hasil uji publik kedua dari tanggal 2 Februari 2015 sampai

dengan 27 Februari 2015.

10. Menetapkan lampiran Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi.

REFERENSI (butir 2)

1. BECHER, TONY. 1987. "The Disciplinary Shaping of the Profession." In The Academic

Profession: National, Disciplinary, and Institutional Settings, ed. Burton R. Clark. Berkeley: University of California Press.

2. BECHER, TONY. 1989. Academic Tribes and Territories: Intellectual Enquiry and the

Cultures of the Disciplines. Bury St. Edmunds, Eng.: Society for Research into Higher Education, Open University Press.

(14)

3. BIGLAN, ANTHONY. 1973. "The Characteristics of Subject Matter in Different Academic Areas." Journal of Applied Psychology 58:195–203.

4. BIGLAN, ANTHONY. 1973. "Relationships between Subject Matter Characteristics and

the Structure and Output of University Departments." Journal of Applied Psychology 57 (3):204–213.

5. ANDREW ABBOTT, Chaos of Disciplines University Of Chicago Press 2001 (ISBN

0-226-00101-6)

6. ALEXANDRA OLESON & JOHN VOSS (eds) The Organization of Knowledge in

Modern America, 1860-1920 Johns Hopkins University Press 1979 (ISBN 0-8018-2108-8)

7. CLASSIFICATION OF INSTRUCTIONAL PROGRAMS (CIP 2000): Developed by the

U.S. Department of Education's National Center for Education Statistics to provide a taxonomic scheme that will support the accurate tracking, assessment, and reporting of fields of study and program completions activity.

8. COMPLETE JACS (Joint Academic Classification of Subjects) from Higher Education

Statistics Agency (HESA) in the United Kingdom

9. AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND STANDARD RESEARCH CLASSIFICATION

(ANZSRC 2008) Chapter 3 and Appendix 1: Fields of research classification.

10. CHARLES F. ELTON, Validation Of The Biglan Model. John C. Smart and. www.jstor.org/stable/40195496

11. RW ROSKENS, Implications Of Biglan Model Research For The Process Of Faculty, 1983, www.jstor.org/stable/40195538

12. Global Consultation on draft ISCED 2011 classification - Updated: 2010-09-23 2:36 pm

13. The UDC Philosophy revision project; Claudio Gnoli, Mathematics Library, University

of Pavia; Fulvio Mazzocchi, Institute for Atmospheric Pollution, National Research Council, Rome; Aida Slavic, UDC Consortium;

14. International Standard Classification of Education ISCED 1997, 2011, 2013

15. www.ntis.gov.au, Classifications on the National Training Information Service (NTIS)

F. Substansi Keputusan

1. Menetapkan nama (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), kode program studi, gelar,

dan inisial gelar;

2. Pengajuan usul ijin penyelenggaraan program studi baru mengacu pada nama program studi

yang baru;

3. Nama program studi pada perguruan tinggi yang telah ditetapkan sebelumnya tetap berlaku

dan wajib disesuaikan paling lambat untuk mahasiswa yang mendaftar pada tahun 2017;

4. Perubahan nama program studi sebagai akibat penyesuaian tidak menghilangkan Status

akreditasi dan/atau sanksi terhadap program studi dimaksud dan ijin program studi dengan nama baru akan diperbaiki secara nasional;

5. Gelar yang diberikan sebelum Peraturan Menteri ditetapkan, dinyatakan masih tetap berlaku;

6. Pemberian gelar sesuai dengan lampiran peraturan menteri ini dilakukan paling lambat (dua)

tahun sejak Peraturan;

7. Perguruan tinggi wajib menginformasikan perubahan nama program studi dan gelar kepada

masyarakat;

8. Lampiran peraturan menteri wajib dikaji oleh Direktur Jenderal minimal satu tahun sekali,

dengan demikian penambahan atau koreksi atas nama program studi dilakukan setahun sekali.

(15)

G. Makna Perubahan

1. Pengelompokan yang nampak dalam lampiran ini tidak harus menjadi dasar pengelompokan program studi pada suatu sekolah atau fakultas, karena pengelompokan program studi pada suatu sekolah atau fakultas lebih merujuk pada manajemen internal atau historis. Dengan demikian kehadiran nomenklatur ini tidak mewajibkan PT untuk mengubah pengelompokan fakultasnya.

Sebagai contoh:

Fakultas Ekonomi dan Bisnis – mewadahi program studi pada rumpun Ilmu Sosial dan rumpun Ilmu Terapan.

Fakultas Seni Rupa dan Desain – mewadahi program studi pada rumpun Ilmu Humaniora dan rumpun Ilmu Arts Dan Desain.

Fakultas MIPA – mewadahi program studi pada rumpun Ilmu Sains Alam dan rumpun Ilmu Formal.

2. Nama program studi harus selaras dengan keilmuan yang dikembangkan dalam program studi tersebut. Sebagai contoh:

Program studi bernama Sastra Inggris (literature) mempunyai kurikulum dan CP yang

berbeda dengan program studi bernama Bahasa Inggris (linguistic) pada jenjang yang sama.

Program studi sastra diselenggarakan bagi mahasiswa yang sudah mahir berbahasa dan menggunakan kemahirannya untuk mengkaji dan menghasilkan berbagai karya sastra. Program studi bahasa diselenggarakan untuk memahirkan mahasiswa dalam menggunakan bahasa secara baik dan benar.

Contoh generik dari capaian pembelajaran SASTRA INGGRIS pada jenjang S1 yang diselenggarakan oleh PT di luar negeri (dari berbagai sumber)

comprehend literary and cultural theories of English literature, including epic, lyric, dramatic and epigrammatic poetry, and oratorical, satirical, philosophical, and historical prose.

analyze the history, genres, and important works in English literature demonstrate the ability to formulate an effective literary argument.

ability to express appreciation of the aesthetic qualities of works of literature, including knowledge of literary forms and genres and the ability to recognize and to produce good writing

ability to relate individual texts to their historical and cultural contexts ability to situate texts in their cultural and historical contexts

appreciation for the aesthetic qualities of literary texts awareness of influential critical and interpretive methods

general understanding of the conventions of literary genres and of the major developments in literary history

general understanding of the historical developments of at least two literatures

acquisition of analytical and critical thinking skills and ability to express oneself orally and in writing in a clear, coherent and persuasive manner

ability to construct interpretive arguments

comparative understanding of national literatures in the contex of a globalizing world comprehend factual knowledge of a variety of different classical literary

(16)

comprehend knowledge of classical meter, rhetoric, literary convention, and religion

Contoh generik dari capaian pembelajaran BAHASA INGGRIS pada jenjang S1 yang diselenggarakan oleh PT di luar negeri (dari berbagai sumber)

A. Language ability

ability to read, speak, write, and listen in English. In addition to these four modalities, students also develop and improve their ability to work with texts in a different

language/from a different culture.

ability to communicate effectively in the language of the target country in a linguistically and culturally appropriate manner

attain fluency in reading and translating classical literatures, familiarity with epic, archaic.

Advanced skills in oral and written communication, including the ability to use principles of composition, style, rhetoric, and bibliographic reference

B. Cultural literacy

ability to function in a non-native cultural and linguistic context as well as an ability to work with texts in a

different language/from a different culture.

can recognize cultural differences and similarities and embrace them and develop cultural competence in a globalized world.

C. Analytical and argumentative skills

analyze texts representing different genres and develop and improve their abilities in argumentation by distinguishing between opinions, facts, analysis, and argument. D. Factual Knowledge:

A broad understanding of literatures written in English, especially the British and American traditions, including representative authors, major literary periods, and the history of the language.

understand the different fields within english studies. They are familiar with the key writers, texts, and figures and their historical contexts as well as with the linguistic realities within the target cultures.

E. Writing development

produce well-written academic texts in English, display an awareness of audience and an understanding of how

textual choices reflect coherent argumentation.

know how to conduct research and understand the value of multiple draft-writing. Contoh spesifik dari capaian pembelajaran BAHASA INGGRIS pada jenjang S1 yang diselenggarakan oleh PT di luar negeri (dari berbagai sumber)

1) ability to utilize analytic tools, formal procedures, argumentation, and critical thinking used in linguistic investigation.

2) comprehend the general knowledge of the nature and structure of human language, including its diversity, that might prove to be valuable in a liberal arts and sciences education, and as a part of a more general education for citizenship.

3) attain fluency in reading classical English (epic, archaic, and Attic English) 4) comprehend in-depth knowledge of three central areas of the field.

Within sound structure: knowledge of key properties of sounds as physical (phonetic) entities and linguistic (phonological) units.

(17)

Within syntactic structure: knowledge of the fundamental aspects of transformational generative analyses of natural human language.

Within semantics: knowledge of key aspects of semantic and pragmatic systems in natural language, including logic and formal systems, reference / co-reference, and text analysis.

5) ability to apply and enhance their knowledge of the field, such as at colloquia and workshops, and experiential practice.

6) ability to explore the importance of language in a variety of areas of human life 7) capacity to enrolled in the graduate study of linguistics or related disciplines, and to

apply linguistics in their coursework with background relevant to teaching English as a Second Language, especially in an international setting.

Mengingat CP program studi akan dijadikan landasan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program studi dalam proses akreditasi, maka nama program studi wajib selaras dengan body of knowledge dari program tersebut. Bilamana PT saat ini sesungguhnya melaksanakan program BAHASA tetapi nama yang saat ini digunakan adalah SASTRA, maka nama program studi wajib disesuaikan.

3. Khusus untuk program studi pada jenjang Diploma 3 dan Diploma 4, nama program studi wajib mencerminkan bidang atau keahlian spesifik. Digit kode akan ditambah sesuai dengan spesifikasinya.

Sebagai contoh:

D3 Teknik Mesin dapat diterima apabila CP nya mempunyai lingkup yang sama dengan CP S1 Teknik Mesin dengan kedalaman yang berbeda.

D3 – memecahkan masalah rekayasa mesin yang terdefinisi dengan baik pada lingkup yang sama (sistem catu daya, sistem mekanik, dan manufaktur komponen)

S1- memecahkan masalah rekayasa mesin yang kompleks pada lingkup yang sama (sistem catu daya, sistem mekanik, dan manufaktur komponen)

Bila lingkupnya tidak sama dengan yang dibahas pada S1, maka nama program wajib dinyatakan spesifikasinya misalnya D3 Teknik Perawatan Alat Berat.

Untuk jenjang D4, hanya boleh diadakan bila mengandung spesifikasi sektor atau keahlian yang jelas. Nama program studi D4 tidak dapat sama dengan nama program studi S1. Misal:

S1 Akuntansi, maka D4 Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah S1 Manajemen maka D4 Manajemen Pemasaran (fungsional) S1 Administrasi Bisnis, maka D4 Administrasi Bisnis Retail

S1 Hubungan Internasional, maka D4 Hubungan Internasional RRT dan ASEAN H. Tindak Lanjut

1. PT perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap nama program studi yang diselenggarakan dan melakukan penyesuaian nama program studi yang masih belum benar.

2. Bilamana nama, jenjang, dan jenis program studi yang diselenggarakan sekarang memang tidak sesuai, maka Pimpinan PT mengirim surat kepada Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kelembagaan dan Kerja Sama untuk pengubahan yang dimaksud dengan melampirkan data dan bukti sumber daya dosen yang memadai, sesuai dengan peraturan yang berlaku Direktur Jendral akan mengeluarkan SK

(18)

terkait dengan perubahan tersebut dengan tidak mengubah status akreditasi atau sanksi yang berlaku.

3. Pengaktifan kembali program studi yang telah berijin sebelumnya namun karena kebijakan Ditjen Dikti tidak diperkenankan untuk diselenggarakan pada rentang waktu tertentu, maka Pimpinan PT mengirim surat kepada Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk pengaktifan yang dimaksud dengan melampirkan data dan bukti sumber daya dosen yang memadai, sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk menyelengarakan kembali program studi yang dimaksud. Direktur Jendral akan mengeluarkan SK terkait dengan perubahan tersebut dengan tidak mengubah status akreditasi atau sanksi yang berlaku.

4. Bilamana terdapat nama program studi yang sekarang telah diselenggarakan namun belum ada di Lampiran ini, maka pimpinan PT mengirim surat kepada Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, tembusan kepada Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dengan ketentuan:

Bagi program studi yang keilmuannya sudah berkembang mapan di luar negeri, dan diperlukan di Indonesia, maka pengusul wajib menyampaikan nama, tingkat, dan jenis pendidikan program studi sejenis yang ditawarkan di LN, minimal dari 3 universitas yang kredibel di LN, nama jurnal saintifiknya, organisasi profesinya, dan CP program.

Bagi Bagi program studi yang keilmuannya berbasis di Indonesia seperti kesenian khas Indonesia (keris, kriya tertentu, music tradisional, dll), maka pengusul hanya perlu mengajukan usulan nama, tingkat, dan jenis pendidikan program studi dan CP program. Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan akan mengkaji usulan yang dimaksud dan bagi usulan yang memenuhi syarat, nama dan kode baru akan diberikan.

Mekanisme butir 3 juga berlaku pada pengajuan ijin program studi baru yang namanya belum ada di lampiran ini. Bagi usulan yang memenuhi syarat, nama dan kode baru akan diberikan dalam revisi lampiran tahunan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal.

5. Setelah semua nama prodi sesuai, Perguruan tinggi wajib menginformasikan seluruh nama dan perubahan nama program studi dan gelar kepada Direktorat Jenderal dan masyarakat menggunakan format pengumuman sebagai berikut :

No Nama Lama PS No. SK (lama) No. SK Akreditasi Akre ditasi Gelar Lama Nama Baru PS No. SK (baru) Gelar Baru Tanggal berlaku

(mengandung nama lama, nama baru, gelar lama dan gelar baru, waktu perubahan, serta pernyataan bahwa nama dan gelar yang sebelumnya dinyatakan tetap berlaku)

6. Dirjen Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi akan mencantumkan nama program studi PT yang telah disesuaikan dengan peraturan baru ini pada PDPT merujuk pada tabel di atas.

7. Dirjen Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi akan mensosialisasikan nama program studi yang benar dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, kode, gelar dan singkatan gelarnya kepada BAN PT, seluruh kementrian teknis terkait maupun kepada dunia usaha dan kerja untuk memudahkan proses rekrutmen.

(19)

4 6 1 1 01 01 01 Teologi Islam Islamic Theology (Aqidah) S1 S. Ag. 5 6 1 1 01 01 02 Kajian Al Quran Quranic Studies (Tafsir) S1 S. Ag. 6 6 1 1 01 01 03 Hadis Hadits S1 S. Ag. 7 6 1 1 01 01 04 Mashab Islamic School of Thoughts (Mazhab) S1 S. Ag. 8 6 1 1 01 01 06 Sejarah dan Budaya Islam Islamic History and Culture S1 S. Ag. 9 6 1 1 01 01 06 Sufi Islamic Science of Spirituality (Tasawwuf) S1 S. Ag. 10 6 1 1 01 01 07 Pemberdayaan Zakat and Wakaf Zakat and Wakaf S1 S. Ag. 11 6 1 1 01 02 Agama Buddha Buddhism S1 S. Ag. 12 8 1 1 01 02 Agama Buddha Buddhism S2 M. Ag. 13 9 1 1 01 02 Agama Buddha Buddhism S3 Dr.

14 6 1 1 01 02 01 Dharma Acariya Buddhist Instructor Education S1 S. Ag. 15 8 1 1 01 02 01 Dharma Acariya Buddhist Instructor Education S2 M. Ag. 16 6 1 1 01 02 02 Dharma Usada Buddhist Health Education S1 S. Ag. 17 6 1 1 01 03 Agama Hindu Hinduism S1 S. Ag. 18 8 1 1 01 03 Agama Hindu Hinduism S2 M. Ag. 19 9 1 1 01 03 Agama Hindu Hinduism S3 Dr.

20 6 1 1 01 04 Agama Katolik Catholism S1 S. Ag. 21 8 1 1 01 04 Agama Katolik Catholism S2 M. Ag. 22 9 1 1 01 04 Agama Katolik Catholism S3 Dr.

23 6 1 1 01 05 Agama Kong Hu Cu Confucianism S1 S. Ag. 24 8 1 1 01 05 Agama Kong Hu Cu Confucianism S2 M. Ag. 25 9 1 1 01 05 Agama Kong Hu Cu Confucianism S3 Dr.

26 6 1 1 01 06 Agama Kristen Christianity S1 S. Ag. 27 8 1 1 01 06 Agama Kristen Christianity S2 M. Ag. 28 9 1 1 01 06 Agama Kristen Christianity S3 Dr.

29 8 1 2 01 Seni Arts S2 M. Sn. 30 9 1 2 01 Seni Arts S3 Dr.

31 6 1 2 01 01 Konservasi Seni Arts Conservation S1 S. Sn. 32 8 1 2 01 03 Kajian Seni Arts Studies S2 M. Sn. 33 9 1 2 01 03 Kajian Seni Arts Studies S3 Dr.

34 6 1 2 01 04 01 Kajian Film Film Studies S1 S. Sn.

(20)

39 5 2 2 0105 Seni Pertunjukan Performing Arts D3 A.Md. Sn.

40 6 1 2 0105 Seni Pertunjukan Performing Arts S1 S. Sn.

41 6 2 2 0105 Seni Pertunjukan (*) Performing Arts (*) D4 S.Tr. Sn.

42 5 2 2 010503 Seni Pedalangan (*) Arts of Pedalangan (*) D3 A.Md. Sn.

43 6 1 2 010503 Seni Pedalangan Arts of Pedalangan S1 S. Sn.

44 5 2 2 010504 Musik Music D3 A.Md. Sn.

45 6 1 2 010504 Musik Music S1 S. Sn.

46 6 2 2 010504 Musik (*) Music (*) D4 S.Tr. Sn.

47 6 2 2 01050401 Musik Nusantara Indonesian Traditional Music D4 S.Tr. Sn.

48 6 1 2 0105041001 Etnomusikologi Ethnomusicology S1 S. Sn.

49 5 2 2 01050413 Seni Karawitan (*) Arts of Karawitan (*) D3 A.Md. Sn.

50 6 1 2 01050413 Seni Karawitan Arts of Karawitan S1 S. Sn.

51 6 2 2 01050415 Angklung dan Musik Bambu Angklung and Bamboo Music D4 S.Tr. Sn.

52 5 2 2 010505 Tari Dance D3 A.Md. Sn.

53 6 1 2 010505 Tari Dance S1 S. Sn.

54 6 2 2 010505 Tari (*) Dance (*) D4 S.Tr. Sn.

55 6 1 2 01050503 Antropologi Tari Ethnochoreology S1 S. Sn.

56 5 2 2 010506 Teater (*) Theatre (*) D3 A.Md. Sn.

57 6 1 2 010506 Teater Theatre S1 S. Sn.

58 5 2 2 0106 Seni Rupa (*) Visual Arts (*) D3 A.Md. Sn.

59 6 1 2 0106 Seni Rupa Visual Arts S1 S. Sn.

60 8 1 2 0106 Seni Rupa Visual Arts S2 M. Sn.

61 9 1 2 0106 Seni Rupa Visual Arts S3 Dr.

62 6 1 2 010603 Kriya Craft S1 S. Sn.

63 5 2 2 01060301 Kriya Keramik Ceramics Craft D3 A.Md. Sn.

64 5 2 2 01060304 Kriya Logam Metal Craft D3 A.Md. Sn.

65 5 2 2 01060306 Kriya Kayu Wood Craft D3 A.Md. Sn.

66 6 1 2 010605 Seni Murni Fine Arts S1 S. Sn.

67 5 2 2 010607 Seni Lukis Painting D3 A.Md. Sn.

68 5 2 2 01061002 Teknik Pembuatan Batik Technic of Batik-making D3 A.Md. Sn.

(21)

03

73 9 1 2 03 Linguistik Linguistics S3 Dr.

74 8 1 2 03 01 Linguistik Terapan Applied Linguistics S2 M. Li.

75 8 1 2 03 01 02 Kajian Bahasa Inggris English Linguistic Studies S2 M. Li. 76 9 1 2 03 01 03 Kajian Bahasa Inggris English Linguistic Studies S3 Dr.

77 5 2 2 03 02 01 Bahasa Arab (*) Arabic Language (*) D3 A.Md. Li.

78 6 1 2 03 02 01 Bahasa Arab Arabic Language S1 S. Li.

79 8 1 2 03 02 01 Bahasa Arab Arabic Language S2 M. Li.

80 5 2 2 03 02 02 Bahasa Mandarin (*) Chinese Language (*) D3 A.Md. Li.

81 6 1 2 03 02 02 Bahasa Mandarin Chinese Language S1 S. Li.

82 8 1 2 03 02 02 Bahasa Mandarin Chinese Language S2 M. Li.

83 5 2 2 03 02 03 Bahasa Belanda (*) Deutch Language (*) D3 A.Md. Li.

84 6 1 2 03 02 03 Bahasa Belanda Deutch Language S1 S. Li.

85 8 1 2 03 02 03 Bahasa Belanda Deutch Language S2 M. Li.

86 5 2 2 03 02 04 Bahasa Inggris (*) English Language (*) D3 A.Md. Li.

87 6 1 2 03 02 04 Bahasa Inggris English Language S1 S. Li.

88 8 1 2 03 02 04 Bahasa Inggris English Language S2 M. Li.

89 9 1 2 03 02 04 Bahasa Inggris English Language S3 Dr.

90 5 2 2 03 02 05 Bahasa Perancis (*) France Language (*) D3 A.Md. Li.

91 6 1 2 03 02 05 Bahasa Perancis France Language S1 S. Li.

92 8 1 2 03 02 05 Bahasa Perancis France Language S2 M. Li.

93 5 2 2 03 02 06 Bahasa Jerman (*) German Language (*) D3 A.Md. Li.

94 6 1 2 03 02 06 Bahasa Jerman German Language S1 S. Li.

95 8 1 2 03 02 06 Bahasa Jerman German Language S2 M. Li.

96 5 2 2 03 02 07 Bahasa Indonesia (*) Indonesian Language (*) D3 A.Md. Li.

97 6 1 2 03 02 07 Bahasa Indonesia Indonesian Language S1 S. Li.

98 8 1 2 03 02 07 Bahasa Indonesia Indonesian Language S2 M. Li.

99 9 1 2 03 02 07 Bahasa Indonesia Indonesian Language S3 Dr.

100 5 2 2 03 02 07 01 Bahasa Bali (*) Balinese Language (*) D3 A.Md. Li.

101 6 1 2 03 02 07 01 Bahasa Bali Balinese Language S1 S. Li.

102 5 2 2 03 02 07 02 Bahasa Jawa (*) Balinese Language (*) D3 A.Md. Li.

(22)

107 5 2 2 030209 Bahasa Korea (*) Korean Language (*) D3 A.Md. Li.

108 6 1 2 030209 Bahasa Korea Korean Language S1 S. Li.

109 8 1 2 030209 Bahasa Korea Korean Language S2 M. Li.

110 8 1 2 04 Sastra Literature S2 M. S.

111 9 1 2 04 Sastra Literature S3 Dr.

112 6 1 2 040202 Sastra Arab Arabic Literature S1 S. S.

113 6 1 2 040204 Sastra Inggris English Literature S1 S. S.

114 8 1 2 040204 Sastra Inggris English Literature S2 M. S.

115 6 1 2 040206 Sastra Tiongkok Chinese Literature S1 S. S.

116 6 1 2 040207 Sastra Belanda Deutch Literature S1 S. S.

117 6 1 2 040208 Sastra Prancis France Literature S1 S. S.

118 6 1 2 040209 Sastra Jerman German Literature S1 S. S.

119 6 1 2 040210 Sastra Indonesia Indonesian Literature S1 S. S.

120 8 1 2 040210 Sastra Indonesia Indonesian Literature S2 M. S.

121 9 1 2 040210 Sastra Indonesia Indonesian Literature S3 Dr.

122 6 1 2 0402100102 Sastra Batak Batak Literature S1 S. S.

123 6 1 2 0402100103 Sastra Jawa Javanese Literature S1 S. S.

124 6 1 2 0402100104 Sastra Minangkabau Minangkabau Literature S1 S. S.

125 6 1 2 0402100105 Sastra Sunda Sundanese Literature S1 S. S.

126 6 1 2 0402100106 Sastra Melayu Melayu Literature S1 S. S.

127 6 1 2 040211 Sastra Jepang Japanese Literature S1 S. S.

128 6 1 2 040212 Sastra Korea Korean Literature S1 S. S.

129 6 1 2 040214 Sastra Rusia Rusian Literature S1 S. S.

130 6 1 2 05 Filsafat Philosophy S1 S. Fil.

131 8 1 2 05 Filsafat Philosophy S2 M. Fil.

132 9 1 2 05 Filsafat Philosophy S3 Dr.

133 6 1 2 050311 Filsafat Agama Philosophy of Religion S1 S. Fil.

134 6 1 2 05031101 Filsafat Buddhis Philosophy of Buddhism S1 S. Fil.

135 6 1 2 05031102 Filsafat Hindu Philosophy of Hinduism S1 S. Fil.

136 6 1 2 05031103 Filsafat Islam Philosophy of Islam S1 S. Fil.

(23)

141 9 1 2 05 03 11 06 Studi Perbandingan Agama Comparative Religion S3 Dr.

142 6 1 3 01 Antropologi Anthropology S1 S. Sos.

143 8 1 3 01 Antropologi Anthropology S2 M. Sos.

144 9 1 3 01 Antropologi Anthropology S3 Dr.

145 8 1 3 01 01 01 Agama dan Budaya Religion and Culture S2 M. Sos.

146 6 1 3 01 03 Antropologi Budaya Cultural Anthropology S1 S. Sos.

147 8 1 3 01 03 Antropologi Budaya Cultural Anthropology S2 M. Sos.

148 6 1 3 01 09 Antropologi Sosial Social Anthropology S1 S. Sos.

149 8 1 3 01 09 Antropologi Sosial Social Anthropology S2 M. Sos.

150 6 1 3 02 Arkeologi Archaeology S1 S. Sos.

151 8 1 3 02 Arkeologi Archaeology S2 M. Sos.

152 9 1 3 02 Arkeologi Archaeology S3 Dr.

153 8 1 3 03 01 Kajian Amerika American Studies S2 M. Sos.

154 9 1 3 03 01 Kajian Amerika American Studies S3 Dr.

155 8 1 3 03 03 02 Kajian Timur Tengah Middle Eastern Studies S2 M. Sos.

156 8 1 3 03 03 03 01 Kajian Jepang Japanology S2 M. Sos.

157 8 1 3 03 04 Kajian Wilayah Eropa European Studies S2 M. Sos.

158 6 1 3 04 Ekonomi Economics S1 S. E.

159 8 1 3 04 Ekonomi Economics S2 M. E.

160 9 1 3 04 Ekonomi Economics S3 Dr.

161 6 1 3 04 04 Ekonomi Pembangunan Development Economics S1 S. E.

162 8 1 3 04 04 Ekonomi Pembangunan Development Economics S2 M. E.

163 6 2 3 04 14 01 Analis Keuangan Financial Analysis D4 S.Tr. E.

164 6 1 3 04 23 Ekonomi Syariah Islamic Economics S1 S. E.

165 8 1 3 04 23 Ekonomi Syariah Islamic Economics S2 M. E.

166 9 1 3 04 23 Ekonomi Syariah Islamic Economics S3 Dr.

167 8 1 3 04 32 Keuangan Publik Public Finance S2 M. E.

168 6 1 3 04 35 Ekonomi Sumber Daya Resource Economics S1 S. E.

169 8 1 3 04 35 Ekonomi Sumber Daya Resource Economics S2 M. E.

170 8 1 3 04 41 Ekonomi Terapan Applied Economics S2 M. E.

(24)

175 6 1 3 06 Geografi Geography S1 S. Sos.

176 8 1 3 06 Geografi Geography S2 M. Sos.

177 9 1 3 06 Geografi Geography S3 Dr.

178 6 1 3 07 Sains (Ilmu) Politik Political Science S1 S. Sos.

179 8 1 3 07 Sains (Ilmu) Politik Political Science S2 M. Sos.

180 9 1 3 07 Sains (Ilmu) Politik Political Science S3 Dr.

181 6 1 3 07 06 Hubungan Internasional International relations S1 S. Sos.

182 8 1 3 07 06 Hubungan Internasional International relations S2 M. Sos.

183 9 1 3 07 06 Hubungan Internasional International relations S3 Dr.

184 9 1 3 07 09 Studi Kebijakan Policy Studies S3 Dr.

185 8 1 3 07 17 Studi Pertahanan Defence Studies S2 M. Sos.

186 8 1 3 07 17 01 Studi Pertahanan Internasional International Defence Studies S2 M. Sos.

187 8 1 3 07 17 02 Studi Pertahanan Nasional National Defence Studies S2 M. Sos.

188 6 1 3 07 19 Sains (Ilmu) Kepolisian Police Science S1 S. I.K.

189 8 1 3 07 19 Sains (Ilmu) Kepolisian Police Science S2 M. I.K.

190 6 2 3 07 19 01 Studi Kepolisian Police Studies D4 S.Tr. Pol.

191 6 1 3 07 20 Sains (Ilmu)/Studi Pemerintahan Governmental Studies S1 S. I.P.

192 8 1 3 07 20 Sains (Ilmu)/Studi Pemerintahan Governmental Studies S2 M. I.P.

193 9 1 3 07 20 Sains (Ilmu)/Studi Pemerintahan Governmental Studies S3 Dr.

194 6 1 3 08 Psikologi Psychology S1 S. Psi.

195 8 1 3 08 Psikologi Psychology S2 M. Psi.

196 9 1 3 08 Psikologi Psychology S3 Dr.

197 8 1 3 08 02 Psikologi Terapan Applied Psychology S2 M. Psi.

198 8 3 3 08 05 Profesi Psikolog Phychologist Education Sp1 Psikolog.

199 8 1 3 08 05 Psikologi Klinis Clinical Psychology S2 M. Psi.

200 8 1 3 08 10 Psikologi Pendidikan Educational Psychology S2 M. Psi.

201 9 1 3 08 10 Psikologi Pendidikan Educational Psychology S3 Dr.

202 6 1 3 09 Sosiologi Sociology S1 S. Sos.

203 8 1 3 09 Sosiologi Sociology S2 M. Sos.

204 9 1 3 09 Sosiologi Sociology S3 Dr.

(25)

209 9 1 3 09 06 Kriminologi Criminology S3 Dr.

210 8 1 3 09 07 Kependudukan Demography S2 M. Sos.

211 9 1 3 09 07 Kependudukan Demography S3 Dr.

212 5 2 3 09 16 Pembangunan Sosial Social Development D3 A.Md. Sos.

213 6 1 3 09 16 Pembangunan Sosial Social Development S1 S. Sos.

214 8 1 3 09 16 Pembangunan Sosial Social Development S2 M. Sos.

215 5 2 3 09 16 02 Sosiologi Perdesaan (*) Rural Sociology (*) D3 A.Md. Sos.

216 8 1 3 09 16 02 Sosiologi Pedesaan Rural Sociology S2 M. Sos.

217 9 1 3 09 16 02 Sosiologi Pedesaan Rural Sociology S3 Dr.

218 8 1 3 09 34 Sosiologi Agama Sociology of Religion S2 M. Sos.

219 9 1 3 09 34 Sosiologi Agama Sociology of Religion S3 Dr.

220 8 1 3 10 Studi Pembangunan Development Studies S2 M. Sos.

221 9 1 3 10 Studi Pembangunan Development Studies S3 Dr.

222 6 1 4 01 Kimia Chemistry S1 S. Si.

223 8 1 4 01 Kimia Chemistry S2 M. Si.

224 9 1 4 01 Kimia Chemistry S3 Dr.

225 5 2 4 01 01 01 Analisis Kimia Chemical Analysis D3 A.Md. Si.

226 5 2 4 01 01 01 05 Penjaminan Mutu Industri Pangan Quality Assurance of Food Industry D3 A.Md. Si.

227 5 2 4 01 01 01 06 Pengolahan Limbah Industri Kimia Chemical Industrial Waste Management D3 A.Md. Si.

228 6 1 4 01 04 Biokimia Biochemistry S1 S. Si.

229 8 1 4 01 04 Biokimia Biochemistry S2 M. Si.

230 8 1 4 01 13 Sains (Ilmu) Bahan Material Science S2 M. Si.

231 9 1 4 01 13 Sains (Ilmu) Bahan Materials Science S3 Dr.

232 6 2 4 01 31 Kimia Terapan Applied Chemistry D4 S.Tr. Si.

233 8 1 4 01 31 Kimia Terapan Applied Chemistry S2 M. Si.

234 6 2 4 01 31 05 Kimia Industri Industrial Chemistry D4 S.Tr. Si.

235 6 2 4 01 31 12 KimiaTekstil Textile Chemistry D4 S.Tr. Si.

236 8 1 4 02 Sains (Ilmu) Kebumian Earth Sciences S2 M. Si.

237 9 1 4 02 Sains (Ilmu) Kebumian Earth Sciences S3 Dr.

238 6 1 4 02 07 Geofisika Geophysics S1 S. Si.

Gambar

Tabel 2: POLA PENYINGKATAN IKUTAN GELAR AKADEMIK DAN  SPESIALISASI

Referensi

Dokumen terkait

c) Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan meningkatkan hasil kerja dan prestasi kerja. d) Membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan dan

Sebagai bagian dari pelayanan diakonia, GKJ Bekasi Timur melalui Komisi Kesejahteraan Warga Gereja (KKWG) telah memberikan beasiswa kepada beberapa warga jemaat dengan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Demak Nomor 58 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Demak Tahun Anggaran 2016

Laksmi (2008) menjelaskan bahwa SOP adalah dokumen yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang

Karena permasalahan tersebut tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Semarang ingin ikut berperan serta membantu pengurus dan warga di Kelurahan Beji,

“Apa alasan B sehingga tidak biasa merawat diri ?.. ? kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut B yang bias muncul ? betul ada kudis,

Perilaku kasar dan tidak sopan yang ditunjukan para pengamen jalanan kepada masyarakat pengguna jalan raya, merupakan suatu bentuk perilaku yang ditunjukan

Walaupun berdasarkan hasil beberapa penelitian di Indonesia menyatakan bahwa perusahaan publik di BEJ melakukan manajemen laba (Surifah 2001; Syam 2004; Kusumawati dan Sasongko