• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Prestasi Belajar IPA Dengan Pendekatan Open-Ended Problem Pada Siswa Kelas VI SDN Rejuno 1 Kecamatan Karangjati Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2019/2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Prestasi Belajar IPA Dengan Pendekatan Open-Ended Problem Pada Siswa Kelas VI SDN Rejuno 1 Kecamatan Karangjati Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2019/2020"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED

PROBLEM PADA SISWA KELAS VI SDN REJUNO 1 KECAMATAN KARANGJATI

KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SUMIRAH, S.Pd

SDN Rejuno 1 Kecamatan Karangjati Kabupaten Ngawi

ABSTRAK

Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah untuk meningkatkan pemahaman Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan Pendekatan Open-Ended Problem di SDN Rejuno 1 Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas VI SDN Rejuno 1 Kecamatan Karangjati . Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (66.67%), siklus II (77,78%), siklus III (88,89%). Simpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Open-Ended Problem dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar Siswa SDN Rejuno 1 Kecamatan Karangjati , serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Kata kunci:

ilmu pengetahuan alam, Pendekatan Open-Ended Problem

PENDAHULUAN

Dalam mencapai Tujuan Pembelajaran

Khusus pada mata pelajaran IPA di Sekolah

Dasar, masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini

terlihat dari masih rendahnya nilai mata pelajaran

IPA dibandingkan dengan nilai beberapa mata

pelajaran lainnya, mata pelajaran IPA peringkat

nilainya menempati urutan bawah dari mata

pelajaran yang diebtanaskan, bertitik tolak dari hal

tersebut di atas perlu pemikiran-pemikiran dan

tindakan-tindakan yang harus dilakukan agar

siswa dalam mempelajari konsep-konsep IPA

tidak mengalami kesulitan, sehingga tujuan

pembelajaran khusus yang dibuat oleh guru mata

pelajaran IPA dapat tercapai dengan baik dan

hasilnya dapat memuaskan semua pihak. Oleh

sebab itu penggunaan media pembelajaran dirasa

sangat penting untuk membantu siswa dalam

memahami konsep-konsep IPA.

Media pelajaran jenisnya beragam yang

masing-masing

memiliki

kelebihan

dan

kelemahan, maka pemilihan media yang sesuai

dengan topik atau pokok bahasan yang akan

diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru

yang akan menyampaikan materi pelajaran. Pada

penilaian ini pokok bahasan yang akan diajarkan

adalah mengidentifikasi organ peredaran darah

manusia sehingga media yang dianggap cocok

untuk membantu siswa memahami konsep itu

adalah

Pendekatan

Open-Ended

Problem

.

Pemilihan media charta dan model diharapkan

dapat membantu memberikan gambaran tentang

struktur organ peredaran darah manusia yang

tentunya sulit untuk dilihat secara langsung pada

benda aslinya. Sedangkan penggunaan media LKS

diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa

dalam proses belajar mengajar sehingga dalam

proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak

hanya didominasi oleh guru, dengan demikian

siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan

intelektual yang pada gilirannya diharapkan

konsep sistem peredaran darah manusia yang

diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa.

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di

atas maka dalam penelitian ini memilih judul

Peningkatan Prestasi Belajar IPA Dengan

Pendekatan Open-Ended Problem Pada Siswa

Kelas VI SDN Rejuno 1 Kecamatan Karangjati

Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 20192020”

Berdasarkan

uraian

latar

belakang

masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah terdapat peningkatan prestasi belajar IPA

dengan Pendekatan

Open-Ended Problem

pada

(2)

siswa kelas VI SDN 1 Kecamatan Karangjati

Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2019/2020”.

Tujuan penelitian yang hendak diperoleh

adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPA

dengan Pendekatan

Open-Ended Problem

pada

siswa kelas VI SDN Rejuno 1 Kecamatan

Karangjati Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran

2019/2020.

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1.

Bagi siswa :

Meningkatkan pemahaman dalam menerima

materi pelajaran yang disampaikan guru

khususnya materi perkembangbiakan makhluk

hidup, sehingga proses dan hasil belajar yang

diterima akan lebih meningkat dan lebih

berdaya guna;

2.

Bagi guru :

Mengembangkan pengetahuan dan

mem-bangkitkan rasa percaya diri dalam kegiatan

pembelajaran, sehingga akan selalu berkreatif

untuk suatu perubahan dalam kegiatan

pem-belajaran dan bersemangat untuk

mengeva-luasi serta memperbaiki pembelajarannya

secara terus menerus;

3.

Bagi sekolah :

Membantu sekolah dalam mengembangkan

dan menciptakan lembaga pendidikan yang

berkualitas yang akan menjadi percontohan

atau

model

bagi

sekolah-sekolah

lain,

disamping itu akan terlahir guru-guru yang

profesional,

kreatif,

berpengalaman

dan

akhirnya menjadikan lembaga pendidikan yang

dikelolanya akan mendapat penilaian positip

dan

dipercaya

orang

tua

wali

murid,

masyarakat serta pemerintah.

Pengertian Pendekatan Open Ended

Pendekatan

open-ended

(open-ended

approach)

merupakan salah satu pendekatan

dalam

pembelajaran,

termasuk

dalam

pembelajaran

matematika.

Pendekatan

ini

dikembangkan dalam beberapa proyek penelitian

pengembangan

tentang

metode

evaluasi

kemampuan berpikir tingkat tinggi (

higher-order

thinking

) dalam pembelajaran matematika dalam

kurun 1971 dan 1976 di Jepang (Becker and

Shimada, 2007).

Menurut Shimada (1997: 1), pendekatan

open ended

adalah suatu pendekatan pembelajaran

yang

dimulai

dari

mengenalkan

atau

menghadapkan siswa pada masalah terbuka.

Pembelajaran dilanjutkan dengan menggunakan

banyak jawaban yang benar dari masalah yang

diberikan untuk memberikan pengalaman kepada

siswa dalam menemukan sesuatu yang baru di

dalam proses pembelajaran. Melalui kegiatan ini

diharapkan

pula

siswa

dapat

menjawab

permasalahan dengan banyak cara, sehingga

mengundang potensi intelektual dan pengalaman

siswa dalam proses menemukan sesuatu yang

baru.

Pendekatan

open-ended

adalah pendekatan

pembelajaran

yang

menyajikan

suatu

permasalahan

yang

memiliki

metode

atau

penyelesaian yang benar lebih dari satu. Menurut

Seherman

dkk.,

(2003)

problem

yang

diformulasikan memiliki multi jawaban yang

benar disebut problem tak lengkap atau disebut

juga

open ended

problem atau soal terbuka.

Pembelajaran dengan pendekatan

Open-Ended

diawali dengan memberikan masalah terbuka

kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus

mengarah dan membawa siswa dalam menjawab

masalah dengan banyak cara serta mungkin juga

dengan banyak jawaban (yang benar), sehingga

merangsang

kemampuan

intelektual

dan

pengalaman siswa dalam proses menemukan

sesuatu yang baru.

Tujuan Pendekatan Open Ended Problem

Tujuan dari pembelajaran

Open-Ended

problem

menurut Nohda (Suherman, dkk, 2003;

124) ialah untuk membantu mengembangkan

kegiatan kreatif dan pola pikir matematik siswa

melalui

problem posing

secara simultan. Dengan

kata lain, kegiatan kreatif dan pola pikir

matematik siswa harus dikembangkan semaksimal

mungkin sesuai dengan kemampuan setiap siswa.

Pendekatan

Open-Ended

menjanjikan

kepada suatu kesempatan kepada siswa untuk

meginvestigasi berbagai strategi dan cara yang

diyakininya

sesuai

dengan

kemampuan

mengelaborasi permasalahan. Tujuannya tiada lain

adalah agar kemampuan berpikir matematika

siswa dapat berkembang secara maksimal dan

pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari

setiap siswa terkomunikasi melalui proses

pembelajaran. Inilah yang menjadi pokok pikiran

pembelajaran

dengan

Open-Ended

,

yaitu

pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif

antara

matematika

dan

siswa

sehingga

(3)

mengundang siswa untuk menjawab permasalahan

melalui berbagai strategi. Dalam pembelajaran

dengan

pendekatan

Open-Ended

,

siswa

diharapkan bukan hanya mendapatkan jawaban

tetapi lebih menekankan pada proses pencarian

suatu

jawaban.

Menurut

Suherman

dkk

(2003:124) mengemukakan bahwa dalam kegiatan

matematik dan kegiatan siswa disebut terbuka jika

memenuhi ketiga aspek berikut:

a.

Kegiatan siswa harus terbuka

Yang dimaksud kegiatan siswa harus terbuka

adalah

kegiatan

pembelajaran

harus

mengakomodasi kesempatan siswa untuk

melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai

kehendak mereka.

b.

Kegiatan

matematika

merupakan

ragam

berpikir

Kegiatan matematik adalah kegiatan yang

didalamnya terjadi proses pengabstraksian dari

pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari

ke dalam dunia matematika atau sebaliknya.

c.

Kegiatan siswa dan kegiatan matematika

merupakan satu kesatuan

Dalam

pembelajaran

matematika,

guru

diharapkan dapat mengangkat pemahaman

dalam berpikir matematika sesuai dengan

kemampuan

individu.

Meskipun

pada

umumnya guru akan mempersiapkan dan

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

pengalaman dan pertimbangan masing-masing.

Guru bisa membelajarkan siswa melalui

kegiatan-kegiatan matematika tingkat tinggi

yang sistematis atau melalui kegiatan-kegiatan

matematika yang mendasar untuk melayani

siswa yang kemampuannya rendah. Pendekatan

uniteral semacam ini dapat dikatakan terbuka

terhadap kebutuhan siswa ataupun terbuka

terhadap ide-ide matematika.

Pada dasarnya, pendekatan

Open-Ended

bertujuan untuk mengangkat kegiatan kreatif

siswa dan berpikir matematika secara simultan.

Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan adalah

kebebasan siswa untuk berpikir dalam membuat

progress

pemecahan sesuai dengan kemampuan,

sikap, dan minatnya sehingga pada akhirnya akan

membentuk intelegensi matematika siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian

ini

merupakan

penelitian

tindakan (

action research

), karena penelitian

dilakukan

untuk

memecahkan

masalah

pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga

termasuk

penelitian

deskriptif,

sebab

menggambarkan

bagaimana

suatu

teknik

pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil

yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan

Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8)

mengelompokkan penelitian tindakan menjadi

empat macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b)

penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan

terintegratif; (d) administrasi sosial eksperimental.

Dalam

penelitian

tindakan

ini

menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,

penanggung jawab penuh penelitian ini adalah

guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini

adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di

kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam

penelitian mulai dari perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak

bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti

sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan

dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu

kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan

didapatkan data yang seobjektif mungkin demi

kevalidan data yang diperlukan.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih

Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian

yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang

dilakukan

untuk

meningkatkan

kemantapan

rasional

dari

tindakan

mereka

dalam

melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman

terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

serta memperbaiki kondisi dimana praktek

pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis,

2000: 3).

Sedangkan menurut Mukhlis (2000: 5)

PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat

sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk

memperbaiki

kondisi

pembelajaran

yang

dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTK adalah

untuk memperbaiki atau meningkatkan pratek

pembelajaran

secara

berkesinambungan,

sedangkan

tujuan

penyertaannya

adalah

menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru

(Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang

dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian

ini menggunakan model penelitian tindakan dari

Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6),

(4)

yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke

siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi

planning

(rencana),

action

(tindakan),

observation

(pengamatan), dan

reflection

(refleksi). Langkah

pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang

sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan

pendahuluan

yang

berupa

identifikasi

permasalahan.

Metode Pengumpulan Data

Data-data

yang

diperlukan

dalam

penelitian

ini

diperoleh

melalui

observasi

pengolahan

belajar

mengajar

dengan

menggunakan Pendekatan

Open-Ended Problem

,

observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes

formatif.

Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu

metode dalam kegiatan pembelajaran perlu

diadakan analisa data. Pada penelitian ini

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif,

yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai

dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa

juga untuk memperoleh respon siswa terhadap

kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama

proses pembelajaran.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan

atau persentase keberhasilan siswa setelah proses

belajar mengajar setiap putarannya dilakukan

dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes

tertulis pada setiap akhir putaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa

hasil uji coba item butir soal, data observasi

berupa pengamatan pengelolaan belajar mengajar

dengan menggunakan Pendekatan

Open-Ended

Problem

dan pengamatan aktivitas siswa dan guru

pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif

siswa pada setiap siklus. Data hasil uji coba item

butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang

betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data

ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas,

reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

Data tes formatif untuk mengetahui

peningkatan prestasi belajar siswa setelah

di-terapkan belajar mengajar dengan menggunakan

Pendekatan

Open-Ended Problem

.

Analisis Data Penelitian Persiklus

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan

perangkat pembelajaran yang terdiri dari

rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1

dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk

siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober

2019 di Kelas VI SDN Rejuno 1 Kecamatan

Karangjati Kabupaten Ngawi dengan jumlah

siswa 18 siswa. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran

yang

telah

dipersiapkan.

Pengamatan

(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses

belajar mengajar siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajar yang telah dilakukan. Adapun data

hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai

berikut: 6 siswa mendapat skor 60; 9 siswa

mendapat skor 70; dan 3 siswa mendapat skor

80. Skor rata-ratanya 68,33. Skor tertinggi 80

dan skor terendah 60. Persentase ketuntasan

66,67% (12 siswa) Tuntas dan 6 siswa Tidak

Tuntas.

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa

dengan menerapkan Pendekatan

Open-Ended

Problem

diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar

siswa adalah 68,33 dan ketuntasan belajar

mencapai 66.67% atau ada 12 siswa dari 18 siswa

sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa

belum tuntas belajar, karena siswa yang

memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 66.67%

lebih kecil dari persentase ketuntasan yang

dikehendaki

yaitu

sebesar

85%.

Hal

ini

disebabkan karena siswa masih merasa baru dan

belum mengerti apa yang dimaksudkan dan

digunakan guru dengan menerapkan Pendekatan

Open-Ended

Problem.

Siklus II

(5)

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan

perangkat pembelajaran yang terdiri dari

rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif II

dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk

siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober

2019 di Kelas VI SDN Rejuno 1 Kecamatan

Karangjati , Kabupaten Ngawi dengan jumlah

siswa 18 siswa. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran

dengan memperhatikan revisi pada siklus I,

sehingga kesalahan atau kekurangan pada

siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pengamatan

(observasi)

dilaksanakan

bersamaan

dengan

pelaksanaan

belajar

mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa

diberi tes formatif II dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II.

Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah

sebagai berikut: 4 siswa mendapat skor 60; 3

siswa mendapat skor 70; 7 siswa mendapat skor

80; dan 4 siswa mendapat skor 90. Skor

rata-ratanya 76,11. Skor tertinggi 90 dan skor terendah

60. Persentase ketuntasan 77,78% (14 siswa)

Tuntas dan 4 siswa Tidak Tuntas.

Dari data di atas diperoleh nilai rata-rata

prestasi belajar siswa adalah 76,11 dan ketuntasan

belajar mencapai 77,78% atau ada 14 siswa dari

18 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini

menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan

belajar

secara

klasikal

telah

mengalami

peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I.

Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena

setelah guru menginformasikan bahwa setiap

akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga

pada

pertemuan

berikutnya

siswa

lebih

termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga

sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan

diinginkan guru dengan menerapkan Pendekatan

Open-Ended

Problem.

Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan

perangkat pembelajaran yang terdiri dari

rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3

dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk

siklus III dilaksanakan pada tanggal 20

Oktober 2019 di Kelas VI SDN Rejuno 1

Kecamatan Karangjati Kabupaten Ngawi

Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan jumlah

siswa 18 siswa. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran

dengan memperhatikan revisi pada siklus II,

sehingga kesalahan atau kekurangan pada

siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.

Pengamatan

(observasi)

dilaksanakan

bersamaan

dengan

pelaksanaan

belajar

mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar

siswa diberi tes formatif III dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa

dalam proses belajar mengajar yang telah

dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah

tes formatif III. Adapun data hasil penelitian

pada siklus III adalah sebagai berikut: 2 siswa

mendapat skor 60; 2 siswa mendapat skor 70;

dan 14 siswa mendapat skor 90. Skor

rata-ratanya 85,56. Skor tertinggi 90 dan skor

terendah 60. Persentase ketuntasan 88,89% (16

siswa) Tuntas dan 2 siswa Tidak Tuntas.

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai

rata-rata tes formatif sebesar 85,56 dan dari 18

siswa yang telah tuntas sebanyak 16 siswa dan 2

siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka

secara klasikal ketuntasan belajar yang telah

tercapai sebesar 88,89% (termasuk kategori

tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami

peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya

peningkatan hasil belajar pada siklus III ini

dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan

guru dalam menerapkan belajar mengajar dengan

menggunakan Pendekatan

Open-Ended

Problem

sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan

pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih

mudah dalam memahami materi yang telah

diberikan.

c. Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah

terlaksana dengan baik maupun yang masih

kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan Pendekatan

Open-Ended

Problem. Dari

data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan

sebagai berikut:

1)

Selama proses belajar mengajar guru telah

melaksanakan semua pembelajaran dengan

(6)

baik. Meskipun ada beberapa aspek yang

belum

sempurna,

tetapi

persentase

pelaksanaannya untuk masing-masing aspek

cukup besar.

2)

Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui

bahwa siswa aktif selama proses belajar

berlangsung.

3)

Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya

sudah mengalami perbaikan dan peningkatan

sehingga menjadi lebih baik.

4)

Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai

ketuntasan.

d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan

belajar

mengajar

dengan

menggunakan

Pendekatan

Open-Ended Problem

dengan baik

dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar

siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah

berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan

revisi

terlalu

banyak,

tetapi

yang

perlu

diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah

memaksimalkan dan mempertahankan apa yang

telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan

proses belajar mengajar selanjutnya dengan

menerapkan Pendekatan

Open-Ended Problem

dapat meningkatkan proses belajar mengajar

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa penggunaan Pendekatan

Open-Ended

Problem

memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini

dapat

dilihat

dari

semakin

mantapnya

pemahaman siswa terhadap materi yang

disampaikan

guru

(ketuntasan

belajar

meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu

masing-masing 66.67%, 77,78%, dan 88,89%.

Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara

klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan

Guru

dalam

Mengelola

Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran dalam setiap

siklus

mengalami

peningkatan.

Hal

ini

berdampak positif terhadap prestasi belajar

siswa

yaitu

dapat

ditunjukkan

dengan

meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap

siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran IPA pada

pokok bahasan perkembangbiakan makhluk

hidupdengan menggunakan Pendekatan

Open-Ended Problem

yang paling dominan adalah

mendengarkan atau memperhatikan penjelasan

guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa

dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa

aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama

pembelajaran telah melaksanakan

langkah-langkah belajar mengajar dengan menggunakan

Pendekatan

Open-Ended Problem

dengan baik.

Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul

di antaranya aktivitas membimbing dan

mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan

LKS atau menemukan konsep, menjelaskan,

memberi umpan balikdan tanya jawab dimana

prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang

telah

dilakukan

selama

tiga

siklus,

dan

berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis

yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1.

Pembelajaran

dengan

mengguanakan

Pendekatan

Open-Ended Problem

memiliki

dampak positif dalam meningkatkan prestasi

belajar

siswa

yang

ditandai

dengan

peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam

setiap siklus, yaitu siklus I (66.67%), siklus II

(77,78%), siklus III (88,89%).

2.

Penerapan Pendekatan

Open-Ended Problem

mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa yang

ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa

hasil wawancara yang menyatakan bahwa

siswa tertarik dan berminat belajar dengan

menggunakan

Pendekatan

Open-Ended

Problem

sehingga mereka menjadi termotivasi

untuk belajar.

Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari

uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar

IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang

optimal bagi siswa, maka disampaikan saran

sebagai berikut:

(7)

1.

Untuk melaksanakan belajar mengajar dengan

menggunakan

Pendekatan

Open-Ended

Problem

memerlukan persiapan yang cukup

matang,

sehingga

guru

harus

mampu

menentukan atau memilih topik yang

benar-benar bisa diterapkan dengan menggunakan

Pendekatan

Open-Ended

Problem

dalam

proses belajar mengajar sehingga diperoleh

hasil yang optimal.

2.

Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar

siswa, guru hendaknya lebih sering melatih

siswa dengan berbagai metode pengajaran,

walau dalam taraf yang sederhana, dimana

siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan

baru, memperoleh konsep dan keterampilan,

sehingga

siswa

berhasil

atau

mampu

memecahkan

masalah-masalah

yang

dihadapinya.

3.

Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut,

karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di

SDN Rejuno 1 Kecamatan Karangjati ,

Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2019/2020

pada siswa kelas VI.

4.

Untuk penelitian yang serupa hendaknya

dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh

hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996.

Guru Dalam Proses

Belajar Mengajar

. Bandung: Sinar Baru

Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993.

Manajemen Mengajar

Secara Manusiawi

. Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998.

Prosedur Penelitian

Suatu

Pendekatan

Praktek

.

Jakarta:

Rineksa Cipta

Arsyad, Azhar. 1997.

Media Pembelajaran

.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Combs. Arthur. W. 1984.

The Profesional

Education of Teachers

. Allin and Bacon,

Inc. Boston.

Dahar, R.W. 1989.

Teori-teori Belajar.

Jakarta:

Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994.

Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar

Mengajar

, Jakarta. Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000.

Strategi Belajar

Mengajar.

Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1981.

Metodogi Research.

Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi

Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hamalik, Oemar. 1994.

Media Pendidikan

.

Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998.

Proses

Belajar Mengajar

. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Hudoyo, H. 1990.

Strategi Belajar Mengajar

Matematika

. Malang: IKIP Malang.

Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988.

The Action

Research

Planner

.

Victoria

Dearcin

University Press.

Margono.

1997.

Metodologi

Penelitian

Pendidikan

. Jakarta. Rineksa Cipta.

Mursell, James ( - ).

Succesfull Teaching

(terjemahan). Bandung: Jemmars.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM, yaitu sebanyak 22 orang dengan nilai rata-rata 78,08 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88%, maka

problem posing meningkat, karena ketuntasan hasil belajar secara klasikal pada siklus I sebesar 58,6% (tidak tuntas), siklus II 75,0% (tuntas) dan siklus III

Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 87.80% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari

(termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini

Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 92 % (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus ill ini mengalami peningkatan lebih baik dari

Untuk ketuntasan belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 34.3% dari 65,22% atau 15 siswa yang tuntas belajar menjadi

Maka secara klasikal Kedisiplinan belajar yang telah tercapai sebesar 93,33% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih

Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 96,43% (termasuk kate- gori tuntas). Hasil pada siklus II pertemuan ke 2 ini mengalami peningkatan lebih