P.T. ASURANSI HARTA AMAN
PRATAMA Tbk.
LAPORAN KEUANGAN
UNTUK MASA ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2011 DAN 2010
DAFTAR ISI 1 LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 serta
untuk masa enam bulan yang berakhir pada tanggal tersebut
N e r a c a 2
Laporan Laba Rugi 4
Laporan Perubahan Ekuitas 5
Laporan Arus Kas 6
Catatan Atas Laporan Keuangan 7
ASET Catatan 2011 2010 INVESTASI
Deposito berjangka 2b,2i,3 & 26 49,187,870,006 44,343,280,000
Saham:
tersedia untuk dijual 4,503,060,750 3,539,475,100
Obligasi:
yang dimiliki hingga jatuh tempo 8,630,757,023 8,737,702,661
Investasi lainnya:
Penyertaan pada Menara Proteksi 4,000,000 4,000,000
Penyertaan pada Perusahaan Asuransi Resiko Khusus 190,000,000 190,000,000
Lainnya 959,085,592 221,865,045
Jumlah Investasi 63,474,773,371 57,036,322,806
KAS DAN BANK 2b,2j,4 & 26 3,958,737,307 6,544,894,400
PIUTANG PREMI - Setelah Dikurangi Penyisihan Piutang Tak Tertagih sebesar masing-masing Rp. 2.837.360.610 untuk tahun 2011 dan Rp. 1.976.551.367 untuk tahun 2010
Pihak Ketiga 2b,2k,5 & 26 34,023,011,681 29,360,558,933
PIUTANG REASURANSI
Pihak Ketiga 2b,2k,6 & 26 14,615,990,424 7,128,062,647
Hubungan Istimewa - 125,129,868
PAJAK DIBAYAR DIMUKA 2n,14 - 26,735,462
PIUTANG LAIN-LAIN
Pihak Ketiga 2k & 7 194,808,909 200,560,673
ASET TETAP - Setelah Dikurangi Akumulasi Penyusutan sebesar masing-masing Rp. 5.621.952.328 untuk tahun 2011 dan
Rp. 4.808.107.090 untuk tahun 2010 2l & 8 6,683,411,496 5,804,552,447
ASET PAJAK TANGGUHAN 2n & 14 1,814,333,845 1,716,149,845
ASET LAIN-LAIN 2m & 9 2,716,257,825 1,654,091,967
TOTAL ASET 127,481,324,858 109,597,059,048
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan
LIABILITAS & EKUITAS Catatan 2011 2010 LIABILITAS
Hutang Klaim
Pihak Ketiga 2e & 10 8,369,678,439 4,262,600,536
Estimasi Klaim Retensi Sendiri
Pihak Ketiga 2e & 11 19,332,985,597 20,082,167,916
Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Pihak Ketiga 2d & 12 30,692,913,368 24,867,922,668
Hubungan Istimewa 110,333,802
Hutang Reasuransi
Pihak Ketiga 2c,13 & 26 2,692,413,894 3,061,461,096
Hubungan Istimewa 286,671,448 0
Hutang Pajak 2n & 14 274,624,976 532,872,427
Biaya Masih Harus Dibayar
Pihak Ketiga 15 72,700,000 33,900,000
Premi Diterima di Muka
Pihak Ketiga 16 203,375,125 165,375,125
Hutang Lain-lain
Pihak Ketiga 17 2,415,207,613 3,180,311,731
Estimasi Kewajiban Imbalan Pasca Kerja 2o 2,553,613,017 2,357,084,039
Total Liabilitas 66,894,183,477 58,654,029,340
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 50 per saham Modal Dasar - 2.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan Disetor Penuh
-500.000.000 saham 18 25,000,000,000 25,000,000,000
Tambahan Modal Disetor 19 5,340,000,000 5,340,000,000
Cadangan 420,000,000 390,000,000
Rugi yang Belum Direalisasi atas Efek Tersedia
Selisih penilaian Aset tetap untuk Dijual 2i & 3 (1,048,628,715) (1,660,575,539)
Saldo Laba 2q 30,875,770,096 21,873,605,247
Total Ekuitas 60,587,141,381 50,943,029,708
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 127,481,324,858 109,597,059,048
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
Catatan 2011 2010 PENDAPATAN UNDERWRITING
Premi Bruto 2d & 20 63,954,718,251 63,044,487,270
Premi reasuransi 2d,2g & 20, 27 (16,038,849,457) (12,051,024,512) Penurunan (Kenaikan) Premi yang Belum
Merupakan Pendapatan 2d & 20, 27 1,133,163,848 (2,647,901,528) Jumlah Pendapatan Premi 49,049,032,642 48,345,561,230 BEBAN UNDERWRITING
Beban Klaim
Klaim Bruto 2e & 21 25,251,622,522 29,200,418,699
Klaim Reasuransi 2e & 21 (5,298,708,399) (12,111,636,073) Kenaikan (penurunan ) estimasi Klaim Retensi
Sendiri 2 e& 21 (982,675,152) 5,123,815,169
Jumlah Beban Klaim 18,970,238,971 22,212,597,795
Beban komisi netto 2f & 22 17,200,974,414 17,077,698,334 Jumlah Beban Underwriting 36,171,213,385 39,290,296,130
HASIL UNDERWRITING 12,877,819,257 9,055,265,100
HASIL INVESTASI 2i & 23 2,229,752,431 1,783,436,896
BEBAN USAHA 2h & 24 (11,202,286,892) (9,190,781,349)
LABA USAHA 3,905,284,796 1,647,920,647
PENGHASILAN LAIN-LAIN - BERSIH 2c,2j & 25 608,546,798 550,388,542 LABA SEBELUM TAKSIRAN PAJAK
PENGHASILAN 4,513,831,594 2,198,309,189
TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN 2n & 14
Pajak Kini (227,337,000) (81,030,750)
Pajak Tangguhan 130,272,250 180,447,500
LABA BERSIH 4,416,766,844 2,297,725,939
LABA BERSIH PER SAHAM 2q 8.83 4.60 Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini (Dinyatakan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal Tambahan Catatan Saham Modal Disetor
SALDO PER 31 DESEMBER 2009 25,000,000,000 5,340,000,000 360,000,000 23,105,879,309 (1,020,199,860) 52,785,679,449
RUGI YANG BELUM DIREALISASI ATAS EFEK
TERSEDIA UNTUK DIJUAL 2i & 3 - - - - (640,375,679) (640,375,679)
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN - - - 2,297,725,938 - 2,297,725,938
PENGGUNAAN SALDO LABA
DIVIDEN TUNAI (3,500,000,000) (3,500,000,000)
CADANGAN UMUM - - 30,000,000 (30,000,000) -
-SALDO PER 30 JUNI 2010 25,000,000,000 5,340,000,000 390,000,000 21,873,605,247 (1,660,575,539) 50,943,029,708 SALDO PER 31 DESEMBER 2010 25,000,000,000 5,340,000,000 390,000,000 28,989,003,251 (1,190,646,585) 58,528,356,666
RUGI YANG BELUM DIREALISASI ATAS EFEK
TERSEDIA UNTUK DIJUAL 2i & 3 - - - - 142,017,870 142,017,870
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN - - - 4,416,766,845 - 4,416,766,845
PENGGUNAAN SALDO LABA
DIVIDEN TUNAI - - - (2,500,000,000) - (2,500,000,000) CADANGAN UMUM - - 30,000,000 (30,000,000) -
-SALDO PER 30 JUNI 2011 25,000,000,000 5,340,000,000 420,000,000 30,875,770,096 (1,048,628,715) 60,587,141,381 Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
Saldo Laba Ditentukan penggunaannya Blm ditentukan penggunaannya Rugi Blm Direalisasi Atas Efek Tersedia Utk
2011 2010 Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Penerimaan premi 69,173,387,494 57,997,704,808
Penerimaan klaim dan potongan reasuransi 8,285,236,530 11,044,823,113
Pembayaran premi asuransi (18,689,699,789) (11,969,259,991)
Pembayaran klaim (23,898,076,237) (29,347,827,913)
Pembayaran potongan premi kepada tertanggung dan
potongan premi atas premi diterima dimuka (18,904,069,901) (19,071,417,732)
Pembayaran beban usaha (10,065,508,240) (8,330,431,179)
Penerimaan (pembayaran) pajak penghasilan badan (339,910,412) (74,957,817)
Penurunan Investasi 10,870,377,051 9,579,464,499
Lain-lain (421,633,620) (513,204,596)
Kas bersih diperoleh dari aktifitas operasi 16,010,102,876 9,314,893,192 Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Hasil investasi 2,227,609,070 1,811,758,659
Perolehan Aset tetap pemilikan langsung (1,663,878,375) (1,002,628,375) Hasil penjualan Aset tetap pemilikan langsung 302,500,000 136,000,000
Peningkatan Aset lain-lain 449,540,579 (774,605,763)
Peningkatan Investasi (17,573,389,811) (8,516,860,873)
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (16,257,618,537) (8,346,336,352) Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Pembayaran deviden tunai -
-Peningkatan (Penurunan) Bersih Dari Kas dan Bank (247,515,661) 968,556,840
Kas dan Bank, Awal Tahun 4,206,252,968 5,576,337,560
Kas dan Bank, Akhir Tahun 3,958,737,307 6,544,894,400
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
1. Gambaran Umum Perusahaan
b.Pendirian Perusahaan
PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (Perusahaan) d/h PT Asuransi Harapan Aman Pratama didirikan pada tanggal 28 Mei 1982 berdasarkan Akta Notaris Trisnawati Mulia, SH No. 76 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1325.HT.01.01.Th.82 tangga1 21 September 1982.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, SH No. 13 tanggal 18 Nopember 2008 mengenai Peningkatan Modal ditempatkan dan disetor Perseroan melalui Penawaran Umum Terbatas I (“PUT I”) dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) dan peningkatan Modal Dasar Perseroan menjadi Rp. 100.000.000.000 (seratus miliar rupiah) yang terdiri atas 2 (dua) miliar saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan perusahaan adalah mendirikan dan
menjalankan usaha dalam bidang asuransi kerugian.
Perusahaan berkantor pusat di Jalan Balikpapan Raya No.6, Jakarta dan memiliki jaringan operasi sebanyak 3 (tiga) kantor cabang dan 6 (enam) kantor pemasaran yang tersebar di wilayah Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya, Semarang dan Denpasar.
Perusahaan mulai beroperasi komersial sebagai perusahaan asuransi kerugian sejak tahun 1983 berdasarkan Surat Ijin
Usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
633/MD/1983 tanggal 11 Pebruari 1983.
b.Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 30 Juli 1990, Perusahaan memperoleh
pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) No. SI-128/SHM/ MK.10/1990 untuk melakukan
penawaran umum saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sebanyak 1.000.000 saham.
Halaman 8
1. Gambaran Umum Perusahaan (Lanjutan)
b.Penawaran Umum Efek Perusahaan (Lanjutan)
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 16 Juni 1992, para pemegang saham menyetujui pembagian saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham dengan rasio setiap pemilik 2 (dua) saham lama akan mendapat 1 (satu) saham bonus. Pencatatan saham bonus dilakukan di Bursa Efek pada tanggal 1 Maret 1993 dan bersamaan dengan itu
dilakukan pencatatan saham pendiri (company listing)
sehingga seluruh saham tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berjumlah 6.000.000 saham.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 30 Juni 1997 ditetapkan pemecahan saham (stock split) atas nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham sehingga seluruh saham Perusahaan menjadi sebanyak 12.000.000 saham. Namun stock split tersebut baru efektif dilaksanakan pada tanggal 4 September 2000.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
tanggal 21 Mei 2003. Perusahaan memutuskan untuk
membagikan dividen saham kepada seluruh pemegang saham secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya dan tercatat dalam Daftar Pemegang Saham di mana jumlah saham yang akan dikeluarkan adalah sebanyak 2.000.000 saham dengan perbandingan setiap pemegang 6 saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham akan mendapatkan 1 dividen saham. Sehubungan dengen pembagian dividen saham, maka modal ditempatkan dan disetor Perusahaan meningkat sebesar Rp 1.000.000.000 atau 2.000.000 saham sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor Perusahaan meningkat sebesar Rp. 1.000.000.000 atau 2.000.000 saham sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor Perusahaan menjadi sebesar Rp. 7.000.000.000 atau 14.000.000 saham.
Selain itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 21 Mei 2003 telah disetujui untuk melakukan pemecahan saham (stock split) atas nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 50 per saham sehingga
jumlah keseluruhan saham Perusahaan menjadi sebanyak
2. Gambaran Umum Perusahaan (Lanjutan)
b.Penawaran Umum Efek Perusahaan (Lanjutan)
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 1 Juli 2004, para pemegang saham telah menyetujui pembagian saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham sampai dengan tahun buku 2003 sebesar Rp 6.000.000.000 yang akan dikonversi menjadi saham dimana pemilik 7 saham lama dengan nilai nominal Rp 50 akan memperoleh 6 saham bonus. Jumlah saham yang dikeluarkan sehubungan dengan pembagian saham bonus adalah sejumlah 120.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor perseroan akan meningkat dari 140.000.000 saham atau seluruhnya sebesar Rp 7.000.000.000 menjadi 260.000.000 saham atau seluruhnya sebesar Rp 13.000.000.000. Selain itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 24 Mei 2004, para pemegang saham setuju dengan pembagian dividen tunai sebesar Rp 20 setiap saham, yang akan dibayarkan atas 140.000.000 saham atau seluruhnya sebesar Rp 2.800.000.000 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan dengan akta No. 47 dari Notaris Fathiah Helmi,SH Tanggal 25 Juni 2007, para pemegang saham telah menyetujui pembagian saham bonus yang berasal dari:
c. Kapitalisasi Agio Saham sampai dengan tahun buku 2006
sebesar Rp. 250.000.000 yang akan dikonversi menjadi saham, dimana pemilik 52 saham lama memperoleh 1 saham bonus dengan nilai nominal Rp. 50 setiap saham.
c. Kapitalisasi Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap
perseroan sebesar Rp.2.250.000.000 berdasarkan surat
keputusan Direktorat Jendral Pajak No.394/WPJ.07/
BD.04/2004 Tanggal 23-12-2004 akan dikonversi menjadi saham, dimana pemilik 52 saham lama memperoleh 9 saham bonus dengan nilai nominal Rp. 50 setiap saham.
Setelah pembagian saham bonus maka modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan meningkat dari 260.000.000 saham menjadi 310.000.000 lembar saham atau seluruhnya sebesar Rp. 15.500.000.000
Halaman 10
2. Gambaran Umum Perusahaan (Lanjutan)
b.Penawaran Umum Efek Perusahaan (Lanjutan)
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan dengan akta No. 13 dari Notaris Fathiah Helmi,SH Tanggal 18 Nopember 2008, para pemegang saham telah menyetujui Peningkatan Modal ditempatkan dan disetor Perseroan melalui Penawaran Umum Terbatas I (“PUT I”) dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) sebanyak 190.000.000 saham biasa atas nama baru dengan nilai nominal Rp. 50 (lima puluh rupiah) per saham yang ditawarkan dengan harga penawaran Rp. 80 (delapan puluh rupiah) setiap sahamnya. Setiap pemegang 31 (tiga puluh satu) saham lama mempunyai 19 (sembilan belas) HMETD dimana setiap 1 (satu) HMETD berhak membeli 1 (satu) saham baru yang berasal dari portepel Perseroan.
Setelah pelaksanaan PUT I maka modal ditempatkan dan disetor perseroan meningkat dari 310.000.000 lembar saham menjadi 500.000.000 lembar saham atau seluruhnya sebesar Rp. 25.000.000.000
Berdasarkan Berita Acara Rapat umum Pemegang Saham Tahunan yang telah diaktakan dengan Akta No. 7 dari Notaris Fathiah Helmi, SH tanggal 3 Juni 2011, para pemegang saham menyetujui penetapan penggunaan keuntungan tahun buku 2010 di mana :
• Sebesar Rp 2.500.000.000 dibagikan sebagai dividen tunai
• Sebesar Rp 30.000.000 disisihkan sebagai dana cadangan;
• Sisanya sebesar Rp 6.883.123.942 dimasukkan sebagai
Saldo Laba.
Berdasarkan Berita Acara Rapat umum Pemegang Saham Tahunan yang telah diaktakan dengan Akta No. 12 dari Notaris Fathiah Helmi, SH tanggal 2 Juni 2010, para pemegang saham menyetujui penetapan penggunaan keuntungan tahun buku 2009 di mana :
• Sebesar Rp 3.500.000.000 dibagikan sebagai dividen tunai
• Sebesar Rp 30.000.000 disisihkan sebagai dana cadangan;
• Sisanya sebesar Rp 3.747.304.262 dimasukkan sebagai
c.Direksi, Dewan Komisaris, Karyawan dan Komite Audit
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang telah diaktakan dengan Akta No. 8 dari Notaris Fathiah Helmi, SH, tanggal 2 Juni 2011, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut :
Komisaris Utama : Teddy Hailamsah
Komisaris Independen : Budi Santoso Tanuwibowo Komisaris Independen : Bambang Heryanto
Komisaris : Pardjo
Direktur Utama : Sunyata Wangsadarma, MA, AAI, HIA,
AIS
Direktur : Eng Tjiang, SE
Direktur : Sutjianta, S.E.As., AAAI-K
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang telah diaktakan dengan Akta No. 13 dari Notaris Fathiah Helmi, SH, tanggal 2 Juni 2010, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut :
Komisaris Utama : Teddy Hailamsah
Komisaris Independen : Budi Santoso Tanuwibowo Komisaris Independen : Bambang Heryanto
Komisaris : Pardjo
Direktur Utama : Sunyata Wangsadarma, MA, AAI, HIA,
AIS
Direktur : Eng Tjiang, SE
Direktur : Bayu Widdhisiadji, MM, AAAIK
Direktur : Sutjianta, S.E.As., AAAI-K
Sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.1.5 tahun 2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Komite Audit, Perseroan telah membentuk Komite Audit berdasarkan surat Keputusan Dewan Komisaris No.001/HGI-DK/X/08 tanggal 30
Oktober 2008, Komisaris Perseroan menetapkan Susunan
Komite Audit sebagai berikut:
Ketua : Budi Santoso Tanuwibowo
Anggota : Sri Hadiah Watie
Halaman 12
2. Gambaran Umum Perusahaan (Lanjutan)
c.Direksi, Dewan Komisaris, Karyawan dan Komite Audit
(lanjutan)
Berdasarkan Surat Keputusan Komisaris Independent
No:140/HGI-K/II/06 Tanggal 10 Pebruari 2006 dan
No.154/HGI-K/VII/06 Tanggal 3 Juli 2006, susunan komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut:
Ketua : Budi Santoso Tanuwibowo
Anggota : Sri Hadiah Watie
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan, khususnya Standar Akuntansi Keuangan No. 28 (revisi 1996) mengenai Asuransi Kerugian, Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang
ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal. Dasar
pengukuran Laporan Keuangan ini adalah konsep Biaya
Perolehan, kecuali beberapa akun tertentu disusun
berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan Arus Kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Dasar penyusunan Laporan Keuangan, kecuali Laporan Arus
Kas adalah dasar Akrual. Mata uang pelaporan yang
digunakan untuk penyusunan Laporan Keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp).
b.Aset dan Kewajiban Keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan telah
menerapkan PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”. Sesuai
dengan ketentuan masa transisi atas kedua standar
tersebut, penerapan PSAK ini dilakukan secara prospektif, oleh karena itu tidak terdapat penyajian kembali pada informasi pembanding untuk tahun-tahun sebelumnya.
Dalam melakukan penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), Perusahaan mengklasifikasikan instrumen
keuangan dalam bentuk aset keuangan dan kewajiban
keuangan. Aset Keuangan
Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam
kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut.
Halaman 14
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
b.Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
(i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset
keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat
pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perseroan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti
mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek
(shortterm profit taking) yang terkini. Derivatif
diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrument keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat
masing-masing sebagai "Keuntungan/(kerugian) dari
perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan
“Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen
keuangan”.
(ii) pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset
keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
- yang dimaksudkan oleh Perseroan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
- yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
b.Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
- dalam hal Perseroan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai ”Pendapatan pembiayaan konsumen”.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, penyisihan piutang
ragu-ragu dilaporkan sebagai pengurang dari nilai
tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai ”Penyisihan piutang ragu-ragu”.
(iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh
tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
a) aset keuangan yang pada saat pengakuan awal
ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
b) aset keuangan yang ditetapkan oleh Perseroan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
c) aset keuangan yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Halaman 16
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
b.Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
(iv) aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan
suku bunga, valuta asing atau yang tidak
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas,
kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas, diakui pada laporan laba rugi
Pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat
perubahan nilai tukar dari aset moneter yang
diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.
(v) penurunan nilai dari aset keuangan
Pada setiap tanggal neraca, Perseroan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari
satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah
pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang
merugikan), dan peristiwa yangmerugikan tersebut
berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset
keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
b.Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan
pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai
indikasi adanya penurunan nilai atas piutang tersebut. Perseroan menentukan penurunan nilai atas piutang premi secara kolektif.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif,
aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan
karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang
dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan
kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh kewajiban yang jatuh tempo
sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi. Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang
penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif,
diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Perseroan. Kerugian
historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan
berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini. Ketika suatu piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan ke dalam “Penyisihan piutang ragu-ragu”.
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian
penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang
terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti
meningkatnya peringkat piutang debitur), maka kerugian
Halaman 18
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
b.Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.
Penerimaan kemudian atas piutang yang telah
dihapusbukukan pada periode berjalan ataupun periode yang telah lalu, dikreditkan dengan menyesuaikan pada
akun penerimaan kembali piutang yang telah
dihapusbukukan pada laporan laba rugi.
(vi) pengakuan
Entitas menggunakan akuntansi tanggal transaksi untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim (regular). Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan dalam neraca sebagai "aset yang dijaminkan", jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali
Kewajiban Keuangan
Perseroan mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam
kategori (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. (i) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: (i)
kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai
diperdagangkan; dan (ii) kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan Perseroan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai
diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu
dekat atau jika merupakan bagiandari portfolio
instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
b.Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.
Perubahan nilai wajar terkait dengan kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam“Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.
(ii) Kewajiban keuangan yang dikur dengan biaya perolehan diamortisasi
Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi dikategorikan kedalam kewajiban
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi. Pada saat pengakuan awal, kewajiban
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi diukur pada nilai wajar
ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal,
Perseroan mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai beban bunga keuangan. Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain hutang ke penyalur kendaraan, hutang lain-lain, beban yang masih harus dibayar, pinjaman, hutang premi asuransi dan surat berharga yang diterbitkan.
Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang
berlaku pada tanggal neraca menggunakan harga yang
dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi dipasar
aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut
Halaman 20 suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
b.Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang subtansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih instrumen keuangan tersebut.
Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko danmanfaat tidak ditransfer, maka Perseroan melakukan evaluasi
untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan).
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika
kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau
kadaluwarsa.
Reklasifikasi Aset Keuangan.
Entitas tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi
instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki.
Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan
sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimilki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
b.Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan)
• dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh
tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nili wajar aset keuangan tersebut;
• terjadi setelah Entitas telah memperoleh secara
substantial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Entitas telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
• terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar
kendali Entitas, tidak berulang dan tidak dapat
diantisipasi secara wajar oleh Entitas.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
c.Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan disusun dalam mata uang Rupiah.
Transaksi dalam mata uang asing selama tahun berjalan dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan.
Pada tanggal Neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah transaksi wesel ekspor yang ditetapkan Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada Laporan Laba Rugi tahun berjalan. Per tanggal 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010, kurs yang digunakan untuk penjabaran pos-pos moneter dalam mata uang asing adalah Rp. 8.597 / USD 1 dan Rp. 9.083 / USD 1.
Halaman 22
d.Pengakuan Pendapatan Premi
Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Premi dari polis bersama diakui sebesar pangsa premi yang diperoleh perusahaan. Premi yang menjadi hak reasuradur diakui sebagai premi reasuransi selama periode kontrak reasuransi secara proporsional dengan proteksi yang diberikan.
Premi yang belum merupakan pendapatan untuk masing-masing jenis pertanggungan dihitung secara agregatif dengan menggunakan persentase sebesar 40% dari premi
retensi sendiri untuk polis-polis dengan masa
pertanggungan lebih dari 30 hari, dan sebesar 10 % dari premi retensi sendiri untuk polis-polis dengan masa pertanggungan kurang dari 30 hari.
Kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan
merupakan selisih dari premi yang belum merupakan
pendapatan periode berjalan dan periode lalu.
Penyajian pendapatan premi dalam Laporan Laba Rugi
menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi dan
penurunan (kenaikan) premi yang belum merupakan
pendapatan. Premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto.
Atas pertanggungan yang lebih dari satu tahun tidak diakui sebagai pendapatan dan dicatat sebagai premi diterima dimuka setelah diperhitungkan dengan Potongan Preminya.
e.Beban Klaim
Beban klaim meliputi klaim yang disetujui (settled
claims), klaim dalam proses penyelesaian, klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dan beban penyelesaian klaim.
Klaim diakui sebagai beban pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Bagian klaim yang diterima dari reasuradur diakui dan dicatat sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan periode pengakuan beban klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi.
Jumlah klaim dalam proses penyelesaian (estimasi klaim retensi sendiri) dihitung berdasarkan estimasi kerugian wajar yang menjadi retensi sendiri dari klaim yang pada
tanggal Neraca masih dalam proses penyelesaian.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
e.Beban Klaim (Lanjutan)
Untuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan (Incurred But Not Reported / IBNR) dihitung berdasarkan estimasi yang wajar atas klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan.
Perubahan dalam estimasi klaim retensi sendiri diakui dalam Laporan Laba Rugi pada periode terjadinya perubahan.
Kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri
merupakan selisih estimasi klaim retensi sendiri periode berjalan dan periode lalu. Penyajian beban klaim dalam Laporan Laba Rugi menunjukkan jumlah klaim bruto, klaim
reasuransi, dan kenaikan (penurunan) estimasi klaim
retensi sendiri. Klaim reasuransi disajikan sebagai
pengurang klaim bruto.
f.Komisi Neto
Komisi yang diberikan kepada pialang asuransi, agen dan perusahaan asuransi lain serta diskon yang diberikan
kepada tertanggung sehubungan dengan penutupan
pertanggungan dicatat sebagai Beban Komisi, sedangkan komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi dicatat sebagai pengurang beban komisi, dan diakui dalam Laporan Laba Rugi pada saat terjadinya.
Dalam hal jumlah komisi yang diperoleh lebih besar dari jumlah beban komisi, maka selisih tersebut disajikan sebagai pendapatan dalam Laporan Laba Rugi.
g.R e a s u r a n s i
Perusahaan mereasuransikan sebagian risiko atas akseptasi pertanggungan yang diperoleh kepada perusahaan asuransi lain dan perusahaan reasuransi. Jumlah premi dibayar atau bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi selama periode kontrak reasuransi
secara proporsional dengan proteksi yang diberikan.
Pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi
retrospektif diakui sebagai piutang reasuransi sebesar
kewajiban yang dicatat sehubungan kontrak reasuransi
tersebut.
Sifat transaksi reasuransi proporsional treaty mengikat selama periode kontrak secara proporsional berdasarkan prosentase tertentu.
Halaman 24
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
g.R e a s u r a n s i ( L a n j u t a n )
Tujuan transaksi reasuransi proporsional treaty adalah mereasuransi secara otomatis setiap penutupan asuransi yang dilakukan Perseroan.
Efek transaksi proporsional treaty terhadap operasional Perseroan adalah dapat menutup pertanggungan asuransi yang melebihi kemampuan retensi perseroan.
h.Beban Usaha
Beban usaha dan beban lain-lain diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (Accrual basis).
i.I n v e s t a s i
Investasi dalam saham yang tidak diperdagangkan di bursa efek dengan persentase pemilikan kurang dari 20 % dicatat sebesar biaya perolehan.
Penghasilan investasi dari deposito dan obligasi diakui sesuai dengan periode berjalan. Penghasilan dividen diakui
pada saat dividen diumumkan. Keuntungan (kerugian)
penjualan saham diakui pada saat realisasi penjualan. Penghasilan bunga, dividen, dan keuntungan (kerugian) penjualan saham diakui dalam Laporan Laba Rugi tahun berjalan sebagai hasil investasi.
j.Kas Dan Bank
Kas dan Bank terdiri dari kas dan rekening giro yang dimiliki perusahaan dan tidak digunakan sebagai jaminan hutang.
k.Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Perusahaan melakukan penyisihan piutang tak tertagih
berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas Piutang yang didasarkan pada estimasi arus kas masa datang.
l.Aset Tetap
Aset tetap pemilikan langsung dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Pengukuran aset tetap pemilikan langsung setelah pengakuan
awal menggunakan model biaya (cost model) termasuk
Revaluasi atas bangunan telah mendapat persetujuan dari
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
l.Aset Tetap (Lanjutan)
Dirjen Pajak dalam Surat Keputusan No.
KEP-394/WPJ.07/BD.04/2004 tanggal 23 Desember 2004.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK
16 (Revisi 2007), Aset Tetap, dimana Perusahaan
diperbolehkan untuk memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetap dan diterapkan secara konsisten terhadap seluruh aset tetap pada kategori yang sama.
Perusahaan menetapkan model biaya sebagai kebijakan
akuntansinya. Atas selisih penilaian kembali aset tetap yang timbul dari revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK 16 (Revisi 2007) direklasifikasi ke saldo laba.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode Saldo
Menurun Berganda (Double-Declining-Balance method) kecuali bangunan menggunakan metode Garis Lurus (Straight-line method) berdasarkan persentase penyusutan sebagai berikut : B a n g u n a n : 5 % d a r i B i a y a P e r o l e h a n K e n d a r a a n M o t o r : 2 5 % d a r i J u m l a h T e r c a t a t P e r a l a t a n K a n t o r : 2 5 % d a n 5 0 % d a r i J u m l a h T e r c a t a t Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada Laporan Laba Rugi pada saat terjadinya. Perbaikan dan pemugaran dalam jumlah besar yang menambah masa manfaat
keekonomian aset dikapitalisasi sebagai Aset Tetap
Pemilikan Langsung. Aset tetap pemilikan langsung yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok Aset Tetap Pemilikan Langsung dan keuntungan atau kerugian yang terjadi dibukukan dalam Laporan Laba Rugi tahun yang bersangkutan.
Aset dalam penyelesaian merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset sampai siap untuk digunakan. Aset tersebut akan dipindahkan ke dalam Aset Tetap Pemilikan Langsung dan disusutkan pada saat selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.
Halaman 26
m.Aset Lain-lain
Uang jaminan, uang muka dan biaya dibayar di muka serta pos-pos yang tidak layak digolongkan dalam aset tetap dan
juga tidak dapat digolongkan dalam aset lancar,
investasi/penyertaan maupun aset dimasukkan sebagai aset lain-lain.
n.Taksiran Pajak Penghasilan
Taksiran pajak penghasilan - pajak kini pada Laporan Laba Rugi dihitung berdasarkan taksiran laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku.
Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak penghasilan
untuk menentukan taksiran pajak penghasilan sesuai
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 46 tentang
"Akuntansi Pajak Penghasilan". Penangguhan pajak
penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda waktu antara pelaporan komersial dan fiskal. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut Laporan Keuangan. Kewajiban pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan waktu yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa mendatang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal Neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam Laporan Laba Rugi.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di Neraca, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
o.Estimasi Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Berlaku efektif 1 Januari 2005, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), "Imbalan Kerja", dengan basis retrospektif dan mengubah metode akuntansi imbalan kerja
seluruhnya menjadi metode yang diatur oleh standar
akuntansi.
Pada PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya penyisihan imbalan
ditentukan dengan menggunakan metode "Projected Unit
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)
o.Estimasi Kewajiban Imbalan Pasca Kerja (Lanjutan)
Credit". Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi bersih dari keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui untuk setiap program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10 % dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian tersebut diakui secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul dari penerapan awal suatu program manfaat pasti atau perubahan-perubahan pada kewajiban imbalan kerja atas program manfaat pasti yang sudah ada harus
diamortisasi selama periode sampai manfaat tersebut
menjadi hak karyawan.
p.Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan
Istimewa
Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal
sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar hubungan
istimewa diungkapkan dalam Laporan Keuangan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7, tahun 1994.
q.Laba Bersih Per Saham
Sesuai dengan PSAK No. 56, "Laba Per Saham", laba bersih per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Tambahan saham yang terjadi karena dividen saham, saham bonus dan stock split dianggap telah merubah jumlah saham sejak awal tahun dan dihitung secara retrospektif untuk seluruh tahun penyajian. Rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tanggal 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 adalah 500.000.000 saham.
r.Informasi Segmen
Informasi segmen disajikan menurut ketentuan PSAK No. 5 (revisi) tentang Akuntansi Segmen dengan mengadopsi segmen usaha sebagai bentuk pelaporan segmen.
Segmen usaha tersebut digolongkan berdasarkan segmen
Halaman 28
s.Penurunan Nilai Aset
Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable
amount) dari suatu aset lebih rendah dari nilai
tercatatnya. Pada setiap tanggal Neraca, Perusahaan
melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terdapat indikasi pemulihan penurunan nilai. Pemulihan penurunan
nilai diakui sebagai laba pada periode terjadinya
pemulihan.
t.Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan Keuangan Konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan pada tanggal Laporan Keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, realisasi dapat berbeda dengan estimasi tersebut.
Deposito Wajib Dalam Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 500,000,000
-PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2,500,000,000 1,500,000,000
PT Bank Negara Indonesian (Persero) Tbk 2,000,000,000
-PT Bank Tabungan Negara 2,000,000,000
-PT Bank UOB Buana 1,000,000,000
-Jumlah Deposito Wajib 8,000,000,000 1,500,000,000 Deposito Biasa
Dalam Rupiah
PT Bank Mega 4,062,650,006 2,000,000,000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1,550,000,000 2,050,000,000
PT Bank Arta Graha 4,000,000,000 5,000,000,000
PT Bank Capital Indonesia 2,000,000,000 6,000,000,000
PT Bank Mayapada Tbk 3,840,000,000 3,840,000,000
PT Bank Negara Indonesian (Persero) Tbk - 4,000,000,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 500,000,000 1,000,000,000
PT Bank Tabungan Negara (BTN) 1,000,000,000 4,000,000,000
PT Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah 4,000,000,000 3,000,000,000
PT Bank Central Asia 3,000,000,000
-PT Bank Danamon 4,000,000,000 2,000,000,000
PT Bank Bumiputera 1,000,000,000 1,000,000,000
PT Bank Harda Internasional 5,000,000,000 4,000,000,000
PT Bank Victoria 3,000,000,000 2,000,000,000
PT Bank Mutiara 1,000,000,000 1,500,000,000
PT Bank UOB Buana 1,000,000,000
-Jumlah 38,952,650,006 41,390,000,000 Dalam US Dollar
PT Bank Danamon 1,719,400,000 908,300,000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 515,820,000 544,980,000
Jumlah 2,235,220,000 1,453,280,000 Jumlah Deposito Biasa 41,187,870,006 42,843,280,000 Jumlah Deposito Berjangka 49,187,870,006 44,343,280,000 b. Saham Yang Tersedia Untuk Dijual (Rupiah)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 277,593,500 248,733,500
PT. Ades W aters Indonesia Tbk 48,271,350 48,271,350
PT. Asiana International 29,405,765
-PT. Borneo Lumbung Energy 857,656,750
-PT. Alam Sutera Tbk - 99,247,500
PT. Adaro Energy - 127,742,250
PT. Garuda Indonesia Airways 43,582,650
-PT. Bakrie 145,025,025 243,275,025
PT. Berau coal resources Tbk 474,375,000
-PT. Ciputra - 434,989,913
PT. Darma Henwa Tbk 1,223,672,703 1,310,701,650
PT. Timah Tbk 104,197,600
-PT. Asia Natural - 29,405,765
PT. United Tractors 213,905,650
-PT. Delta Dunia Makmur 1,103,649,513
-PT. Bakrie Telecom -
-PT. Telekomunikasi 398,756,200 409,777,100
PT. Binakat Petroleum Energy 550,819,571 529,128,436
PT. Perusahaan Gas - 92,675,750
PT. Adaro Energy - 96,182,400
PT. Medco Energy 80,778,188 532,000,000
PT. Bumi Resources - 588,000,000
PT. Energy Mega - 409,920,000
Kerugian Yang Belum Direalisasi akibat Penurunan Nilai Pasar (1,048,628,715) (1,660,575,539)
Seri B (idD, Jatuh Tempo 1 Okotber 2017) 500,000,000 500,000,000
Tjiwi Kimia
Seri A (idBBB,Jatuh Tempo 1 Oktober 2014) - 66,581,424
Seri B (idBBB, Jatuh Tempo 1 Okotber 2017) 498,860,050 500,000,000
PT Indofood Sukses Makmur II Th 2009 (idAA, Jatuh
Tempo 17 Juni 2014) 2,000,000,000 2,000,000,000
ORI th 2005 seri fr0027 (Jatuh Tempo 16 Juni 2015 1,500,000,000 1,500,000,000
Diskonto yang belum diamortisasi (43,103,027) (53,878,764)
Obligasi salim ivomas pratama I thn 2009 4,000,000,000 4,000,000,000
Nilai Bersih Obligasi 8,630,757,023 8,737,702,660 d. Lain-Lain
Penyertaan Pada Menara Terproteksi 4,000,000 4,000,000
Penyertaan Pada Perusahaan Asuransi Risiko Khusus 190,000,000 190,000,000
Lainnya 959,085,592 221,865,046
Jumlah Lain-Lain 1,153,085,592 415,865,046
Jumlah Investasi 63,474,773,371 57,036,322,806
Tingkat bunga per tahun atas
2011 2010 Deposito W ajib 6%-8% 9% Deposito Biasa : Dalam Rupiah 6.25%-9% 6%-9,25% Dalam US Dollar 0,75%-2,75% 0,75%-2,75% Obligasi 7,28%-13% 7,28%-13%
4 KAS DAN BANK
Rincian Per 30 juni sebagai berikut :
2011 2010 Kas 25,900,000 25,900,000 Pihak Ketiga : Bank BCA 3,493,596,648 5,511,713,793 Bank Jateng 168,303,190 235,562,505 Bank Mandiri 102,755,725 653,639,019 Bank CNB 432,981 988,981 Bank Agroniaga 916,784 1,102,709 Citi Bank 62,300,290 66,366,400 Bank Mutiara 1,969,887 1,844,592 Bank Jabar 458,331 37,084,324 Bank Indomonex 6,276,269 6,667,300 Bank BRI 19,688,421 4,024,777 Bank Danamon 76,138,781
-Sub Jumlah Bank 3,932,837,307 6,518,994,400
Jumlah Kas dan Setara Kas 3,958,737,307 6,544,894,400 Deposito W ajib merupakan dana jaminan dalam bentuk deposito berjangka atas nama Menteri Keuangan QQ Perusahaan. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003, deposito wajib adalah sebesar 20 % dari modal disetor minimum yang dipersyaratkan dan ditambah 1% dari premi netto.
Dalam Rupiah 36,489,071,902 30,286,158,516 Dalam USD
USD 43.189,53 Juni 2011 dan USD 115.705,36 Juni 2010 371,300,389 1,050,951,785
Penyisihan piutang ragu-ragu (2,837,360,610) (1,976,551,368)
Jumlah 34,023,011,681 29,360,558,933
5 PIUTANG PREMI (Lanjutan)
Rincian piutang premi berdasarkan jenis asuransi sebagai berikut :
2011 2010
Kendaraan Bermotor 11,972,974,516 21,526,556,645
Kebakaran 12,233,431,310 3,553,752,502
Pengangkutan 1,902,674,520 2,035,295,497
Aneka 10,751,291,945 4,221,505,657
Penyisihan piutang ragu-ragu (2,837,360,610) (1,976,551,368)
Jumlah
34,023,011,681
29,360,558,933 Mutasi penyisihan piutang tak tertagih adalah sebagai berikut :
2011 2010
Saldo Awal Tahun (1,976,551,367) (1,777,051,367)
Perubahan Selama Periode Berjalan :
Penambahan Penyisihan (860,809,243) (199,500,000)
Saldo Akhir Tahun (2,837,360,610) (1,976,551,367) Ringkasan umur piutang premi adalah sebagai berikut :
2011 2010
1 - 60 Hari 22,324,146,711 22,053,722,656
Lebih dari 60 Hari 11,698,864,970 7,306,836,277
34,023,011,681
29,360,558,933
Piutang premi yang diperkenankan dalam perhitungan Solvabilitas adalah piutang premi yang jatuh tempo 1-60 hari yaitu :
Piutang Premi Yang Diperkenankan Dalam Perhitungan Solvabilitas 22,324,146,711 22,053,722,656 Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan piutang tak tertagih yang telah dibukukan adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang premi
2011 2010
PT. UIB asia 4,203,510,912 2,271,603,250
The Asia Re
Dalam Rupiah 3,665,164,307 192,275,000
Dalam USD 11.806,98 tahun 2011 kurs 8.597 101,504,607 16,693,646
PT Syariah Mubarakah (Ddalam Rupiah) 1,609,933,882 1,161,113,482
PT Nasre Phillipines (Dalam Rupiah) 1,990,493,195 860,272,649
PT. AsuransI jiwasraya 1,420,167,548
-PT Reasuransi International Indonesia (Dalam Rupiah) 841,061,983 1,313,108,002
PARARE (Dalam Rupiah) 251,534,058 220,000,000
PT Tata Insurance (Dalam Rupiah) 55,209,759 98,949,891
Konsorsium Asuransi Resiko Khusus (Dalam Rupiah) 54,593,520 54,593,520
PT Tugure
Dalam Rupiah 46,234,363 69,783,702
Dalam USD 1.952,74 tahun 2011 Kurs 8.597 16,787,706
-PT Eka Lloyd Jaya (Dalam Rupiah) 42,364,735 42,364,735
PT Asei (Dalam Rupiah) 37,474,272 41,952,832
PT Asuransi Jiwa Recapital 27,458,057
-PT Maskapai reasuransi Indonesia (Dalam Rupiah) 26,291,510 176,544,133
PT Asuransi Raya 24,890,324 24,890,324
PT Bosowa Periskop 24,839,194 24,641,744
PT Dekai Indonesia 23,427,588 23,819,352
PT Buana Independent (Dalam Rupiah)
Dalam Rp 22,890,043 15,889,799
Dalam USD 129,98 Tahun 2010 kurs 9,083 - 1,180,608
Badan Pengelola Pusat Data Asuransi Nasional (BPPDAN) (Dalam Rupiah) 22,758,770 94,088,985
PT Nasional Re (Dalam Rupiah) 18,820,125 253,141,010
PT Best Re 16,550,662 14,584,856
PT Jasindo (Dalam Rupiah) 13,746,325 77,132,420
PT TOA Re 11,012,050 21,630,000 PT Jamindo General 9,087,837 9,087,837 PT AXA Re 8,585,699 8,585,699 PT Asuransi Mega 7,704,631 -PT. Asia Reliance 5,414,707 -PT Panin Insurance - 25,217,361
PT Asuransi Central Asia
Dalam Rupiah - 5,911,406
Dalam USD 13,125,45 Tahun 2010 Kurs 9.012 - 118,286,555
PT Ramayana - 9,596,843
Lain-lain (Saldo masing-masing di bawah Rp 5.000.000
Dalam Rupiah 16,478,055 6,252,874
Jumlah 14,615,990,424 7,253,192,515
Ringkasan umur piutang reasuransi adalah sebagai berikut : 0
2011 2010
1 - 60 Hari 6,103,583,650 6,701,034,577
Lebih dari 60 Hari 8,512,406,775 552,157,938
14,615,990,425
7,253,192,515
Piutang Reasuransi Yang Diperkenankan Dalam Perhitungan Solvabilitas 6,103,583,650 6,701,034,577
Pada 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 perseroan tidak melakukan kompensasi antara piutang reasuransi dan hutang reasuransi.
Perusahaan tidak menetapkan penyisihan piutang tak tertagih, karena berdasarkan hasil penelaahan, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa piutang reasuransi tersebut dapat tertagih seluruhnya.
2011 2010 Pihak Ketiga :
Pinjaman Karyawan 44,048,622 67,457,332
Pendapatan Bunga Deposito 89,819,381 81,552,101
Pendapatan Bunga Obligasi 60,940,906 51,551,240
Jumlah 194,808,909 200,560,673
8 ASET TETAP
Rincian per 30 juni sebagai berikut :
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Biaya Perolehan dan
Penilaian kembali Tanah 484,464,000 - - 484,464,000 Bangunan 4,232,224,300 - - 4,232,224,300 Kendaraan Bermotor 4,308,254,000 359,000,000 373,000,000 4,294,254,000 Peralatan kantor 1,989,543,149 1,304,878,375 - 3,294,421,524 Jumlah 11,014,485,449 1,663,878,375 373,000,000 12,305,363,824 Akumulasi Penyusutan : Bangunan 1,525,469,990 102,565,608 - 1,628,035,598 Kendaraan Bermotor 2,451,445,461 255,152,136 251,004,001 2,455,593,596 Peralatan Kantor 1,355,262,226 183,060,908 - 1,538,323,134 Jumlah 5,332,177,677 540,778,652 251,004,001 5,621,952,328 Jumlah Tercatat 5,682,307,772 6,683,411,496
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Biaya Perolehan dan
Penilaian kembali Tanah 484,464,000 - - 484,464,000 Bangunan 4,232,224,300 - - 4,232,224,300 Kendaraan Bermotor 3,629,739,000 830,350,000 300,000,000 4,160,089,000 Peralatan kantor 1,563,603,862 172,278,375 - 1,735,882,237 Jumlah 9,910,031,162 1,002,628,375 300,000,000 10,612,659,537 Akumulasi Penyusutan : Bangunan 1,326,818,775 96,085,608 - 1,422,904,383 Kendaraan Bermotor 2,136,938,250 267,925,090 246,915,436 2,157,947,904 Peralatan Kantor 1,128,415,331 98,839,472 - 1,227,254,803 Jumlah 4,592,172,356 462,850,170 246,915,436 4,808,107,090 Jumlah Tercatat 5,317,858,806 5,804,552,447 Pada 30 Juni 2011 dan tahun 2010 Perusahaan tidak menetapkan penyisihan atas piutang lain-lain karena berdasarkan hasil penelaahan manajemen, piutang tersebut dapat tertagih seluruhnya.
Perusahaan membebankan bunga sebesar 12% per tahun atas pinjaman karyawan untuk 30 Juni 2011 dan tahun 2010
2010 2011
Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 540.778.652 dan Rp 462.850.170
Kecuali atas tanah, aset tetap pemilikan langsung telah diasuransikan kepada PT Jamindo General Insurance, PT Asuransi Dayin Mitra, PT Asuransi Bhakti Bhayangkara, PT Asuransi Mutli Arta Guna, PT Asuransi Jasa Rahardja, PT Asuransi Rama dengan nilai pertanggung masing-masing sebesar Rp 6.641.500.000 untuk tanggal 30 Juni 2011 dan
Aset tetap pemilikan langsung telah diasuransikan kepada PT Asuransi Bina Dharma Arta Tbk, PT Asuransi Dayin Mitra, PT Asuransi Bhakti Bhayangkara, PT Asuransi Mutli Arta Guna, PT Asuransi Bumida, PT Asuransi Raksa Pratika dengan nilai pertanggung masing-masing sebesar Rp 6.918.165.000 untuk tanggal 30 Juni 2010
Jaminan
PT Taman Olahraga Jagorawi 60,000,000 60,000,000
W .K. W ebster & Co., London 26,602,875 26,602,875
Konsorsium Asuransi Resiko Khusus 30,000,000 30,000,000
Jaminan Telepon 5,000,000 5,000,000
Dewan Asuransi Indonesia 1,000,000 1,000,000
Jaminan Giro 500,000 500,000
Jaminan Sewa Ruangan 10,466,000 10,466,000
Jumlah 133,568,875 133,568,875 Uang Muka dan Biaya Dibayar di Muka
Sewa 1,892,143,550 520,716,100
Renovasi 89,709,378 121,774,588
Biaya Emisi Saham 104,658,422
-Bonus 377,877,600 404,119,500
Biaya Lain - Lain 10,000,000 435,612,904
Lain-lain 108,300,000 38,300,000
Jumlah 2,582,688,950 1,520,523,092 TOTAL 2,716,257,825 1,654,091,967
10 HUTANG KLAIM
Rincian per 30 Juni sebagai berikut :
2011 2010 Kendaraan Bermotor 4,020,559,572 2,920,582,549 Kebakaran 1,309,769,779 216,430,889 Pengangkutan 748,436,795 180,167,335 Aneka 2,290,912,293 945,419,763 Jumlah 8,369,678,439 4,262,600,536 Rincian hutang klaim bedasarkan mata uang sebagai berikut :
2011 2010
Hutang Klaim
Dalam Rupiah 8,327,955,479 4,221,016,745
Dalam USD 4.853,20 Tahun 2011 dan 4.578,20 Tahun 2010 41,722,960 41,583,791
8,369,678,439
4,262,600,536
11 ESTIMASI KLAIM RETENSI SENDIRI Rincian per 30 Juni sebagai berikut :
2011 2010 Kendaraan Bermotor 15,662,805,227 16,739,412,655 Kebakaran 2,536,976,206 2,351,428,882 Pengangkutan 376,288,536 642,254,175 Aneka 756,915,628 349,072,204 Jumlah 19,332,985,597 20,082,167,916 Rincian estimasi klaim retensi sendiri bedasarkan mata uang sebagai berikut :
2011 2010
Estimasi klaim retensi sendiri
Dalam Rupiah 19,289,553,295 20,001,855,758
Dalam USD 5.052,03 Tahun 2011 dan USD 8.842,03 Tahun 2010 43,432,302 80,312,158
19,332,985,597
20,082,167,916 Komponen terbesar dari Aset lain-lain adalah biaya yang tidak dilaporkan sebagai beban pada periode terjadinya karena memberikan manfaat bagi periode-periode selanjutnya. Oleh karena itu Aset lain-lain jenis ini diamortisasi selama periode yang memberikan manfaatnya.
Perusahaan tidak menetapkan penyisihan penghapusan Aset lain-lain, karena berdasarkan hasil penelaahan, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa Aset lain tersebut dapat direalisir dan sebagian dari Aset lain-lain tersebut telah dan akan amortisasi sesuai dengan masa manfaatnya.