DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN
DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
RENCANA KERJA
TAHUN 2016 - 2017
RENCANA KERJA
TAHUN 2016 - 2017
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN
DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
RENCANA KERJA
TAHUN 2016 - 2017
1
RENCANA KERJA
TAHUN 2016 - 2017
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN
TUJUAN
“ Pemeliharaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup melalui Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup yang Komprehensif”
Sasaran Program
1. Menurunnya beban emisi pencemaran udara;
2. Menurunnya beban pencemaran air;
3. Menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut;
4. Menurunnya tingkat kerusakan gambut;
5. Menurunnya tingkat kerusakan lahan akses terbuka; dan
6. Terwujudnya reformasi tata kelola kepemrintahan yang baik di lingkungan
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Sasaran Program
1. Menurunnya beban emisi pencemaran udara;
2. Menurunnya beban pencemaran air;
3. Menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut;
4. Menurunnya tingkat kerusakan gambut;
5. Menurunnya tingkat kerusakan lahan akses terbuka; dan
6. Terwujudnya reformasi tata kelola kepemrintahan yang baik di lingkungan
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN
TUJUAN
“ Pemeliharaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup melalui Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup yang Komprehensif”
Sasaran Program
1. Menurunnya beban emisi pencemaran udara;
2. Menurunnya beban pencemaran air;
3. Menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut;
4. Menurunnya tingkat kerusakan gambut;
5. Menurunnya tingkat kerusakan lahan akses terbuka; dan
6. Terwujudnya reformasi tata kelola kepemrintahan yang baik di lingkungan
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Sasaran Program
1. Menurunnya beban emisi pencemaran udara;
2. Menurunnya beban pencemaran air;
3. Menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut;
4. Menurunnya tingkat kerusakan gambut;
5. Menurunnya tingkat kerusakan lahan akses terbuka; dan
6. Terwujudnya reformasi tata kelola kepemrintahan yang baik di lingkungan
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Sasaran Pokok Pembangunan Nasional
2015-2019
PEMBANGUNAN
BASELINE
2014
TARGET
2015
Ketahanan Air, Infrastruktur Dasar dan Konektivitas
- Lingkungan
INDEKS KUALITAS
LINGKUNGAN
HIDUP
63,0 – 64,0
64,5
RENTANG NILAI IKLH
RENTANG NILAI IKLH
UNGGUL
SANGAT BAIK
BAIK
CUKUP
KURANG
SANGAT KURANG
WASPADA
Sasaran Pokok Pembangunan Nasional
2015-2019
TARGET
2015
TARGET
2016
TARGET
2019
Ketahanan Air, Infrastruktur Dasar dan Konektivitas
64,5
64,5-65
66,5 – 68,5
RENTANG NILAI IKLH
RENTANG NILAI IKLH
X > 90
82 < X ≤ 90
74 < X ≤ 82
66 ≤ X ≤ 74
58 ≤ X < 66
50 ≤ X < 58
X < 50
CAPAIAN INDEKS KUALITAS AIR
54.18 54.58 53.5 54 54.5 55INDEKS KUALITAS AIR (IKA)
51.82 50 50.5 51 51.5 52 52.5 53 2011 2012 2013
CAPAIAN INDEKS KUALITAS AIR
53.1
INDEKS KUALITAS AIR (IKA)
51.82
52.19
CAPAIAN INDEKS KUALITAS UDARA
CAPAIAN INDEKS KUALITAS UDARA
CAPAIAN INDEKS TUTUPAN LAHAN
60.53 60
60.5 61
Indeks Tutupan Lahan (ITL)
59.26 59.01 57.5 58 58.5 59 59.5 2011 2012 2013
CAPAIAN INDEKS TUTUPAN LAHAN
Indeks Tutupan Lahan (ITL)
59.01 59.01
58.55
I
RENCANA KERJA PPKL TA. 2016
RENCANA KERJA PPKL TA. 2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA
PROGRAM
SASARAN
PENGENDALIAN
PENCEMARAN
DAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN
Meningkatnya Kualitas Udara
Meningkatnya Kualitas Air
Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan
INDIKATOR KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Menurunnya beban pencemaran dan tingkat
kerusakan wilayah pesisir dan laut
Meningkatnya kualitas pengelolaan lahan gambut
Terwujudnya reformasi tata kelola kepemerintahan
yang baik di lingkungan Direktorat Jenderal
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan LH
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SASARAN
TARGET
Meningkatnya Kualitas Udara
81,5
Meningkatnya Kualitas Air
52,5
Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan
59,5
INDIKATOR KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Menurunnya beban pencemaran dan tingkat
kerusakan wilayah pesisir dan laut
5% dan
12 Kawasan
Meningkatnya kualitas pengelolaan lahan gambut
150 Ha
Terwujudnya reformasi tata kelola kepemerintahan
yang baik di lingkungan Direktorat Jenderal
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan LH
NO SASARAN KEGIATAN
I
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA Menurunnya beban emisi
pencemaran udara sebesar 15% dari basis data 2014
Beban emisi udara dari sektor industri turun dibanding basis data tahun 2014
Pembangunan peralatan pemantauan kualitas udara ambien dan beroperasi secara kontinyu di sejumlah 45 kota
Sasaran Program dan Target (1/3)
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Pembangunan peralatan pemantauan kualitas udara ambien dan beroperasi secara kontinyu di sejumlah 45 kota
Jumlah kota yang menerapkan sistem green transportation
Jumlah kota yang memenuhi baku mutu kualitas uara ambien (dari 45 kota yang dipantau)
KEGIATAN TARGET
2016 LOKUS
Beban emisi udara dari sektor industri turun
dibanding basis data tahun 2014 7%
7 sektor Industri di Seluruh Indonesia
Pembangunan peralatan pemantauan kualitas udara ambien dan beroperasi secara kontinyu di sejumlah 45 kota
Sasaran Program dan Target (1/3)
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Pembangunan peralatan pemantauan kualitas udara ambien dan beroperasi secara kontinyu di sejumlah 45 kota
3 kota Palembang, Jambi, Palangkaraya
Jumlah kota yang menerapkan sistem green
transportation 3 kota Solo, Palembang, Jakarta Jumlah kota yang memenuhi baku mutu
kualitas uara ambien (dari 45 kota yang dipantau)
9 kota
Sumbar, Riau, Aceh, Sumsel, Jambi,Kalteng, Kalbar, Kalsel, Kaltim
NO SASARAN KEGIATAN
II PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Menurunnya beban pencemaran air sebesar 30% dari basis data 2014 pada 15 DAS prioritas (124.950,73 ton BODe).
Sistem pemantauan kualitas air terbentuk tersedia dan beroperasi pada DAS prioritas secara kontinyu
Jumlah sungai yang telah ditetapkan daya tampung beban pencemarannya
Jumlah sungai pada 15 DAS prioritas yang meningkat kualitasnya setiap tahun sebagai sumber air baku
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Beban pencemaran air turun dari basis data 2014 pada 15 DAS prioritas
III PENGENDALIAN
PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN PESISIR DAN LAUT
1. Menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut sebesar 20% dari basis data 2015.
2. Menurunnya tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut
Kualitas air di perairan pantai pada 3 kawasan pesisir (National Capital Integrated Coastal Developm
Jumlah kawasan yang terpulihkan fungsi ekosistemnya pada kawasan pesisir prioritas : pantai, lamun, terumbu karang.
Jumlah Pilot Project IPAL di perkampungan nelayan yang terbentuk
KEGIATAN TARGET
2016 LOKUS
Sistem pemantauan kualitas air terbentuk tersedia dan
beroperasi pada DAS prioritas secara kontinyu 4 sungai
Ciliwung, Serayu,
Cisadane dan Bengawan Solo
Jumlah sungai yang telah ditetapkan daya tampung beban
pencemarannya 4 sungai
Brantas, Bengawan Solo, Musi, Kapuas
Jumlah sungai pada 15 DAS prioritas yang meningkat
kualitasnya setiap tahun sebagai sumber air baku 6 sungai
Brantas, Citarum, Cisadane, Ciliwung, Bengawan Solo dan Musi
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Brantas, Citarum, Cisadane, Ciliwung, Bengawan Solo dan Musi Beban pencemaran air turun dari basis data 2014 pada 15
DAS prioritas 5% Kawasan / sektor Industri
Kualitas air di perairan pantai pada 3 kawasan pesisir
(National Capital Integrated Coastal Developm 3 kawasan
Teluk Jakarta, Teluk Semarang, Teluk Benoa Jumlah kawasan yang terpulihkan fungsi ekosistemnya
pada kawasan pesisir prioritas : pantai, lamun, terumbu karang.
12 kawasan
Jogjakarta, Denpasar, Pekanbaru, Balikpapan, Makassar, Biak dan Lombok
Jumlah Pilot Project IPAL di perkampungan nelayan yang
NO SASARAN KEGIATAN
IV PEMULIHAN KERUSAKAN LAHAN AKSES TERBUKA Meningkatnya luas lahan terlantar yang terpulihkan sebesar 25% dari basis data yang terinventarisir.
Jumlah provinsi yang terinventarisasi mempunyai lahan rusak (open access
Luas lahan terlantar (abandoned land) bekas pertambangan yang difasilitasi pemulihannya meningkat se
V PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LAHAN GAMBUT
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LAHAN GAMBUT
Meningkatnya luasan lahan gambut yang terpulihkan sebesar 5% dari luas KHG yang sudah ditentukan.
Kawasan yang ditetapkan peta satuan hidrologis gambutnya, Dari 4 Juta Ha luas Indikatif KHG Babel, B
Jumlah ekosistem Gambut Ditetapkan Sebagai Fungsi Lindung
Lahan gambut yang dipantau status kualitasnya meningkat setiap tahun
Luas lahan gambut yang rusak (degraded peatland) di luar kawasan hutan yang terpulihkan
KEGIATAN TARGET
2016 LOKUS
Jumlah provinsi yang terinventarisasi mempunyai
lahan rusak (open access 3 Propinsi Babel, Sulteng, dan NTB Luas lahan terlantar (abandoned land) bekas
pertambangan yang difasilitasi pemulihannya meningkat se
10% Jateng, Kalbar dan Kaltim
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Kawasan yang ditetapkan peta satuan hidrologis gambutnya, Dari 4 Juta Ha luas Indikatif KHG Babel, B
3KHG Riau, Jambi dan Kalbar
Jumlah ekosistem Gambut Ditetapkan Sebagai
Fungsi Lindung 5KHG
Prov. Riau : P. Bengkalis, S. Gaung-S. Batang Tuaka, P. Tebing Tinggi, S. Kampar-S. Gaung dan Prov. Kalbar : S. Kapuas-S. Terantan Lahan gambut yang dipantau status kualitasnya
meningkat setiap tahun 3KHG Riau (2) dan Kalbar Luas lahan gambut yang rusak (degraded peatland)
TARGET PRIORITAS PROGRAM PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN
TARGET PRIORITAS PROGRAM PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN
3
ALAT PEMANTAU KUALITAS UDARA :• 1.820.167 jiwa akan terlayani
informasi Kualitas Udara
3
ALAT PEMANTAU KUALITAS UDARA :• 1.820.167 jiwa akan terlayani
informasi Kualitas Udara
7
TITIK ALAT PEMANTAU KUALITAS AIR DI 4 DAS :• DAS Ciliwung 1 – Depok DKI • DAS Serayu 2 – Wonosobo, Cilacap • DAS Cisadane 2 – Kab. Bogor - Kota
Tangerang
• DAS Bengawan Solo 2 – Kab. Wonogiri,
Kab. Gresik
75% panjang DAS terpantau kualtitasnya secara kontinyu
7
TITIK ALAT PEMANTAU KUALITAS AIR DI 4 DAS :• DAS Ciliwung 1 – Depok DKI • DAS Serayu 2 – Wonosobo, Cilacap • DAS Cisadane 2 – Kab. Bogor - Kota
Tangerang
• DAS Bengawan Solo 2 – Kab. Wonogiri,
Kab. Gresik
75% panjang DAS terpantau kualtitasnya secara kontinyu
Kegiatan :
2
PEMULIHAN LAHAN AKSES TERBUKA BEKAS PERTAMBANGAN RAKYAT2 Desa, 2.685 KK, 10.778 Jiwa
2
PEMULIHAN LAHAN AKSES TERBUKA BEKAS PERTAMBANGAN RAKYAT2 Desa, 2.685 KK, 10.778 Jiwa
2200
Perusahaan – dievaluasi dan di awasi Kinerja PengelolaanLingkungan(PROPER)
• Efisiensi energi 900.000.000 Giga Joule • Konservasi air 500.000.000 m3
• Penurunan emisi 40.000.000 ton
2200
Perusahaan – dievaluasi dan di awasi Kinerja PengelolaanLingkungan(PROPER)
• Efisiensi energi 900.000.000 Giga Joule • Konservasi air 500.000.000 m3
• Penurunan emisi 40.000.000 ton
7
TITIK ALAT PEMANTAU KUALITAS AIR DI 4 DAS :• DAS Ciliwung 1 – Depok DKI • DAS Serayu 2 – Wonosobo, Cilacap • DAS Cisadane 2 – Kab. Bogor - Kota
Tangerang
• DAS Bengawan Solo 2 – Kab. Wonogiri,
Kab. Gresik
75% panjang DAS terpantau kualtitasnya secara kontinyu
7
TITIK ALAT PEMANTAU KUALITAS AIR DI 4 DAS :• DAS Ciliwung 1 – Depok DKI • DAS Serayu 2 – Wonosobo, Cilacap • DAS Cisadane 2 – Kab. Bogor - Kota
Tangerang
• DAS Bengawan Solo 2 – Kab. Wonogiri,
Kab. Gresik
75% panjang DAS terpantau kualtitasnya secara kontinyu
TARGET PRIORITAS PROGRAM PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN
TARGET PRIORITAS PROGRAM PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN
12 KAWASAN YANG DIPULIHKAN FUNGSI EKOSISTEMNYA :
(12 Desa, 600 Masyarakat Pesisir)
12 KAWASAN YANG DIPULIHKAN FUNGSI EKOSISTEMNYA :
(12 Desa, 600 Masyarakat Pesisir)
3 UNIT IPAL DI PERKAMPUNGAN NELAYAN :
2 Desa, 300 KK, 1200 Jiwa
3 UNIT IPAL DI PERKAMPUNGAN NELAYAN :
2 Desa, 300 KK, 1200 Jiwa
4 UNIT IPAL DI DAERAH ALIRAN SUNGAI
(4 Desa, 400 KK, 2000 Jiwa) Menurunkan BoD
22.680 Kg/thn,CoD32.060 Kg/Thn, TSS22.096 Kg/thn
20 UNIT DIGESTER TERNAK:
Penurunan BOD, COD hingga 5.330Kg/Tahun)
2200
Perusahaan – dievaluasi dan di awasi Kinerja PengelolaanLingkungan(PROPER)
• Efisiensi energi 900.000.000 Giga Joule • Konservasi air 500.000.000 m3
• Penurunan emisi 40.000.000 ton
150 Ha Pemulihan Kawasan Gambut terdegradasi melibatkan 606 orang dalam pemasangan tabat
150 Ha Pemulihan Kawasan Gambut terdegradasi melibatkan 606 orang dalam pemasangan tabat
3 UNIT IPAL DI PERKAMPUNGAN NELAYAN :
2 Desa, 300 KK, 1200 Jiwa
4 UNIT IPAL DI DAERAH ALIRAN SUNGAI
(4 Desa, 400 KK, 2000 Jiwa) Menurunkan BoD
22.680 Kg/thn,CoD32.060 Kg/Thn, TSS22.096 Kg/thn
20 UNIT DIGESTER TERNAK:
Penurunan BOD, COD hingga 5.330Kg/Tahun)
4 UNIT IPAL DI DAERAH ALIRAN SUNGAI
(4 Desa, 400 KK, 2000 Jiwa) Menurunkan BoD
22.680 Kg/thn,CoD32.060 Kg/Thn, TSS22.096 Kg/thn
20 UNIT DIGESTER TERNAK:
II
RENCANA KERJA PPKL TA. 2017
RENCANA KERJA PPKL TA. 2017
•
Pembangunan Kesehatan
•
Pembangunan Perumahan dan Permukiman
DIMENSI PEMBANGUNAN
MANUSIA
•
Kemaritiman dan Kelautan
•
Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK)
PRIORITAS DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DITJEN. PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
PRIORITAS DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DITJEN. PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
•
Kemaritiman dan Kelautan
•
Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK)
DIMENSI PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN
•
Pembangunan Desa dan Perdesaan
•
Pembangunan Perkotaan
DIMENSI PEMERATAAN
DAN KEWILAYAHAN
•
Pembangunan Kesehatan
•
Pembangunan Perumahan dan Permukiman
•
Kemaritiman dan Kelautan
•
Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK)
PRIORITAS DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DITJEN. PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
PRIORITAS DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DITJEN. PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
14
•
Kemaritiman dan Kelautan
•
Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK)
•
Pembangunan Desa dan Perdesaan
NO Program Prioritas Nasional Kegiatan Prioritas Nasional Sasaran
PEMBANGUNAN KESEHATAN
1Penguatan promotif dan preventif: "Gerakan Masyarakat Sehat"
Lingkungan Sehat
Meningkatnya sarana sanitasi dasar umum dan IPAL komunal di Sungai Citarum, Cisadane dan Ciliwung
Jumlah sarana sanitasi dasar umum dan IPAL komunal di Sungai dan Ciliwung
PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
2 Peningkatan Ketersediaan
Air Baku Jaga Air
Menyediakan informasi data kualitas air sungai secara kontinyu
Jumlah sistem yang dibangun untuk memantau kualitas air secara kontinyu pada 3 sungai di 3 DAS Prioritas
3 Peningkatan Ketersediaan
Air Baku Jaga Air
Menetapkan alokasi beban pencemaran di 15 sungai di 15 DAS
Ditetapkanya alokasi beban pencemaran di 3 sungai pada 3 DAS proiritas
4 Peningkatan Ketersediaan
Air Baku Jaga Air
Meningkatnya kualitas air sungai dengan menurunkan beban pencemaran
Terbangunnya 6 IPAL Domestik dan 6 IPAL USK di 6 sungai pada 6 DAS prioritas
Indikator Lokasi Target 2017
Jumlah sarana sanitasi dasar umum dan IPAL komunal di Sungai dan Ciliwung
Sungai Ciliwung
1 IPAL Komunal dan sarana sanitasi dasar umum
PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Jumlah sistem yang dibangun untuk memantau kualitas air secara kontinyu pada 3 sungai di 3 DAS Prioritas
6 titik kontinyu monitoring di sungai citarum 2, Kapuas 2, Sekampung 2
6 Titik
15
Ditetapkanya alokasi beban pencemaran di 3 sungai pada 3 DAS proiritas
2 sungai (siak, way
sekampung) 2 Sungai
Terbangunnya 6 IPAL Domestik dan 6 IPAL USK di 6 sungai pada 6 DAS prioritas
Sungai Way Sekampung,
NO Program Prioritas Nasional Kegiatan Prioritas Nasional Sasaran 5 Peningkatan Ketersediaan Air Baku Jaga Air Perbaikan kualitas sungai melalui kegiatan Restorasi
Kualitas air pada segmen sungai sepanjang 1 km yang melintas di permukiman meningkat
KEMARITIMAN DAN KELAUTAN
Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari Rehabilitasi Kawasan Pesisir Meningkatnya kualitas ekosistem pantai lamun, terumbu karang dan vegetasi pantai pada kawasan pesisir dan laut
Jumlah kawasan yang
dipulihkan ekosistemnya (pantai lamun, terumbu karang dan vegetasi pantai)
6
Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari Rehabilitasi Kawasan Pesisir Meningkatnya kualitas ekosistem pantai lamun, terumbu karang dan vegetasi pantai pada kawasan pesisir dan laut
Jumlah kawasan yang
dipulihkan ekosistemnya (pantai lamun, terumbu karang dan vegetasi pantai)
7
Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari Pengendalian Pencemaran Pesisir dan Laut Meningkatnya sarana IPAL di perkampungan nelayan wilayah pesisir
Jumlah Pilot Project IPAL di perkampungan nelayan yang terbentuk
Indikator Lokasi Target 2017
Kualitas air pada segmen sungai sepanjang 1 km yang melintas di permukiman meningkat
Anak Sungai Cisadane ( kali sabi)
Kelas 2 pada segmen yang direstorasi
Jumlah kawasan yang
dipulihkan ekosistemnya (pantai lamun, terumbu karang dan vegetasi pantai)
Wilayah I (1 kawasan) :
Kab. Lampung Selatan - Provinsi. Bandar Lampung
Wilayah II (1 kawasan) : Kota Palu - Provinsi Sulteng
16
Jumlah kawasan yang
dipulihkan ekosistemnya (pantai lamun, terumbu karang dan vegetasi pantai)
Wilayah I (1 kawasan) :
Kab. Lampung Selatan - Provinsi. Bandar Lampung
Wilayah II (1 kawasan) : Kota Palu - Provinsi Sulteng
2kawasan prioritas
Jumlah Pilot Project IPAL di perkampungan nelayan yang terbentuk
Wilayah I (1 unit) : :
Ds Banyudono Kec Kaliori, Rembang- (Jateng) Wilayah II (1 unit) : Kelurahan Girian Bawah, Kecamatan Girian, Kota Bitung
NO
PrioritasProgram Nasional Kegiatan Prioritas Nasional Sasaran 8Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari Pengendali an Pencemara n Pesisir dan Laut Menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut di 3 kawasan prioritas nasional
9
Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari Pengendali an Pencemara n Pesisir dan Laut
Clean up di lokasi pesisir dan laut yang tercemar
tumpahan minyak
KAWASAN INDUSTRI DAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK)
Pengemban gan
Industri Hijau
Meningkatnya proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu air limbah
10 Produktivitas danDaya Saing Industri Pengemban gan Industri Hijau Meningkatnya proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu air limbah
11 Produktivitas danDaya Saing Industri Pengemban gan Industri Hijau Meningkatnya proporsi jumlah industri yang meningkat ketaatannya untuk melakukan rehabilitasi pasca tambang
12 Produktivitas danDaya Saing Industri Pengemban gan Industri Hijau Meningkatnya proporsi jumlah perusahaan konsesi di ekosistem gambut yang meningkat kinerja tata pengelolaan airnya
Indikator Lokasi Target2017
Jumlah kawasan pesisir yang dilakukan penentuan baseline pencemar, pemantauan berkala dan pemetaan sumber
pencemar
Teluk Jakarta ,Teluk Semarang dan Teluk Benoa
3 kawasan pesisir (prioritas NCICD :
Clean up di lokasi pesisir dan laut yang tercemar
tumpahan minyak
Jumlah lokasi pesisir dan laut yang dilakukan clean up akibat
tumpahan minyak Bintan, Teluk Jakarta 2 Lokasi
KAWASAN INDUSTRI DAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK)
Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu air limbah melalui Program PROPER
sebesar 75% dari 2000 industri yang dipantau
17
Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu air limbah melalui Program PROPER
sebesar 75% dari 2000 industri yang dipantau
34 Provinsi 600 Industri
Meningkatnya proporsi jumlah industri yang meningkat ketaatannya untuk melakukan rehabilitasi pasca tambang
Proporsi jumlah industri yang meningkat ketaatannya untuk melakukan rehabilitasi pasca tambang sebesar 75% dari 106 industri yang dinilai
11 Provinsi (Kalsel, Kaltim, Kalteng, Jambi, Riau,
Bengkulu, Sumatera Utara, Sumsel, NTB, Papua, Maluku Utara)
18 Industri
Meningkatnya proporsi jumlah perusahaan konsesi di ekosistem gambut yang meningkat kinerja tata pengelolaan airnya
Proporsi jumlah perusahaan konsesi di ekosistem gambut yang meningkat kinerja tata pengelolaan airnya melalui Program PROPER sebesar 75% dari 27 industri yang dinilai
5 Provinsi (Sumsel, Kalbar, Riau, Jambi,
NO PrioritasProgram Nasional
Kegiatan Prioritas
Nasional Sasaran Indikator
13 Produktivitasdan Daya Saing Industri Pengembangan Industri Hijau Meningkatnya proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu emisi Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu emisi sebesar 75% dari 2000 industri
PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan Rehabilitasi kawasan perdesaan yang rusak dan tercemar lingkungan, terkena dampak bencana serta perubahan iklim Meningkatnya luasan lahan terlantar bekas pertambangan rakyat yang dipulihkan Luas lahan bekas tambang rakyat yang dipulihkan 14 Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan Rehabilitasi kawasan perdesaan yang rusak dan tercemar lingkungan, terkena dampak bencana serta perubahan iklim Meningkatnya luasan lahan terlantar bekas pertambangan rakyat yang dipulihkan Luas lahan bekas tambang rakyat yang dipulihkan 15 Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan Rehabilitasi kawasan perdesaan yang rusak dan tercemar lingkungan, terkena dampak bencana serta perubahan iklim Terbangunnya sarana untuk pemulihan lahan gambut (sekat kanal) Jumlah sekat kanal yang dibangun di lahan gambut
Indikator Lokasi Target 2017
Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu emisi sebesar 75% dari 2000 industri 34 Provinsi 188 industri Luas lahan bekas tambang rakyat yang dipulihkan 18 Luas lahan bekas tambang rakyat yang dipulihkan
Sumbar (Sungai Dareh,
Gunung Siriak) 8 hektar
Jumlah sekat kanal yang dibangun di lahan gambut
Provinsi : Aceh , Sumut, Sumbar, Kaltim, Lampung,
NO
Prioritas
Program
Nasional
Kegiatan
Prioritas
Nasional
Sasaran
Indikator
PEMBANGUNAN PERKOTAAN
16
Mengemb angkan Kota Hijau yang berketah anan iklim dan bencana Green Transport ation Meningkat nya penerapan green transportat ionJumlah kota yang menerapkan green transportation meningkat dari tahun ke tahun
17
Mengemb angkan Kota Hijau yang berketah anan Iklim dan Bencana Sistem Informasi Kualitas Lingkunga n Perkotaan tersediany a status mutu udara perkotaanjumlah kota yang memiliki sistem pemantauan kualitas udara ambien: - yang beroperasi kontinyu (AQMS) - yang beroperasi mudah, sederhana, dan menjangkau 400 kab/kota (passive sampler)
Indikator
Lokasi
Target
2017
Jumlah kota yang menerapkan green transportation meningkat dari tahun ke tahun
Makassar, Manado 2 kota
19
jumlah kota yang memiliki sistem pemantauan kualitas udara ambien: - yang beroperasi kontinyu (AQMS) - yang beroperasi mudah, sederhana, dan menjangkau 400 kab/kota (passive sampler)
AQMS: 4 kota (Bandar
Lampung, Pontianak, Muaro Jambi, Surakarta Solo)
Passive Sampler: 400 kab/kota AQMS: 4 kota Passive Sampler : 400 kab/kota
MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM PADA PROGRAM
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
TAHUN 2017
MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM PADA PROGRAM
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
TAHUN 2017
4
ALAT PEMANTAU KUALITAS UDARA :• Di 4 Kota Besar Indonesia
4
ALAT PEMANTAU KUALITAS UDARA :• Di 4 Kota Besar Indonesia
6
TITIK ALAT PEMANTAU KUALITAS AIR DI3
DAS PRIORITAS:75% panjang DAS terpantau kualtitasnya secara kontinyu
6
TITIK ALAT PEMANTAU KUALITAS AIR DI3
DAS PRIORITAS:75% panjang DAS terpantau kualtitasnya secara kontinyu
Kegiatan :
8
Ha
PEMULIHAN LAHAN AKSES TERBUKA BEKAS PERTAMBANGAN RAKYAT2 Desa
8
Ha
PEMULIHAN LAHAN AKSES TERBUKA BEKAS PERTAMBANGAN RAKYAT2 Desa
846
Perusahaan – dievaluasi dan di awasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan(PROPER)• Efisiensi energi 900.000.000 Giga Joule • Konservasi air 500.000.000 m3
• Penurunan emisi 40.000.000 ton
846
Perusahaan – dievaluasi dan di awasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan(PROPER)• Efisiensi energi 900.000.000 Giga Joule • Konservasi air 500.000.000 m3
• Penurunan emisi 40.000.000 ton
6
TITIK ALAT PEMANTAU KUALITAS AIR DI3
DAS PRIORITAS:75% panjang DAS terpantau kualtitasnya secara kontinyu
6
TITIK ALAT PEMANTAU KUALITAS AIR DI3
DAS PRIORITAS:75% panjang DAS terpantau kualtitasnya secara kontinyu
MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM PADA PROGRAM
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
TAHUN 2017
MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM PADA PROGRAM
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
TAHUN 2017
12
KAWASAN YANG DIPULIHKAN FUNGSI EKOSISTEMNYA :(12 Desa pada kawasan prioritas)
12
KAWASAN YANG DIPULIHKAN FUNGSI EKOSISTEMNYA :(12 Desa pada kawasan prioritas)
2
UNIT IPAL DI PERKAMPUNGAN NELAYAN :2 Desa, 4.00 KK, 1.000 Jiwa2
UNIT IPAL DI PERKAMPUNGAN NELAYAN :2 Desa, 4.00 KK, 1.000 Jiwa2
KOTA BERKETAHANAN IKLIM DAN BENCANA DENGAN PENERAPAN GREEN TRANSPORTATION• Di 2 Kota Besar Indonesia
2
KOTA BERKETAHANAN IKLIM DAN BENCANA DENGAN PENERAPAN GREEN TRANSPORTATION• Di 2 Kota Besar Indonesia
846
Perusahaan – dievaluasi dan di awasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan(PROPER)• Efisiensi energi 900.000.000 Giga Joule • Konservasi air 500.000.000 m3
• Penurunan emisi 40.000.000 ton
12
KAWASAN YANG DIPULIHKAN FUNGSI EKOSISTEMNYA :(12 Desa pada kawasan prioritas)
2100
Ha Pemulihan Kawasan Gambut terdegradasi melibatkan 606 orang dalam pemasangan tabat2100
Ha Pemulihan Kawasan Gambut terdegradasi melibatkan 606 orang dalam pemasangan tabat2
UNIT IPAL DI PERKAMPUNGAN NELAYAN :2 Desa, 4.00 KK, 1.000 Jiwa2
UNIT IPAL DI PERKAMPUNGAN NELAYAN :2 Desa, 4.00 KK, 1.000 Jiwa6
IPAL DOMESTIK DAN6
IPAL USK DI DAERAH ALIRAN SUNGAI6
IPAL DOMESTIK DAN6
IPAL USK DI DAERAH ALIRAN SUNGAIDIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN
DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN
DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
TERIMAKASIH
21 21