• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

197 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014

KAJIAN MANFAAT PEMBANGUNAN JALAN

BERDASARKAN ANALISA

PRODUCER SURPLUS

DALAM

EKONOMI TRANSPORTASI

(Studi Kasus Jalan Kebayakan – Simpang Kraft, Aceh Tengah)

Ruhdi Faisal1, Sofyan M. Saleh2, M. Isya3

1)

Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2,3)

Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Email: ruhdi.faisal@gmail.com

Abstract: National road network in Aceh consists of east corridor, center corridor and west corridor. Generally, the condition of the road at center corridor of Aceh province passed through mountain range that obtained of many curves, uphill and downhill. One of that road was from Takengon City to Gayo Lues regency that passed through mountain range by road wide was 4.5 m. In rainy season, the landslide was often occurred that covered the road until cause congestion, traffic accidents and increasing travel time. In anticipating that problem, since 2013 the road at center corridor had been built that donated by Japan International Cooperation Agency (JICA). One of that road was the road construction of Kebayakan – Simpang Kraft, that located at Kebayakan, Bintang and Linge sub-district of Central Aceh with long of the road was 52.182 km and wide was 6.5 m included shoulder of the road, that the construction had been conducted since 2013 to 2016. This research aiming at finding out how much the benefit of road construction found from producer surplus aspect and evaluating of economic feasibility according to BCR, NPV, IRR and sensitivity analysis. The result that was found in this research by using some scenarios in plantation, agricultural and husbandry sector showed road of Kebayakan - Simpang Kraft fulfilled the economic feasibility standard. Based on economic evaluation of this road construction at 20th years (2036) since the road was opened had fulfilled the economic feasibility standard by rate discount of 10% and 12%. At rate discount of 10% found the value of BCR was 1.27, NPV was Rp.67,462,750,650. At rate discount of 12% found the value of BCR was 1.01, NPV was Rp.1,934,046,476, and the value of IRR found at rate discount 12.072% or at the value of NPV = 0.

Keywords : Kebayakan- Simpang Kraft, economic feasibility, producer surplus.

Abstrak: Jaringan jalan nasional di Aceh terdiri dari lintas timur, lintas tengah dan lintas barat. Kondisi jalan di lintas tengah Provinsi Aceh pada umumnya melalui daerah pegunungan yang terdapat banyak tikungan, tanjakan dan turunan. Salah satu ruas tersebut adalah dari Kota Takengon menuju Kabupaten Gayo Lues yang melalui daerah pegunungan dengan lebar badan jalan 4,5 m. Apabila di musim hujan sering terjadi longsor yang dapat menutupi badan jalan sehingga mengakibatkan kemacetan, kecelakaan lalu lintas dan bertambahnya waktu tempuh perjalanan. Untuk mengantisipasi permasalah tersebut sejak tahun 2013, jalan lintas tengah mulai dibangun yang dibiayai oleh Japan International Cooperation Agency (JICA). Salah satu ruas jalan tersebut adalah pembangunan Jalan Kebayakan – Simpang Kraft, yang berada di Kec. Kebayakan, Kec. Bintang dan Kec. Linge Kabupaten Aceh Tengah dengan panjang jalan 52,182 km dan lebar 6,5 m termasuk bahu jalan, yang pembangunannya dilaksanakan pada tahun 2013 hingga tahun 2016. Pada kawasan jalan yang dibangun memiliki komiditi unggulan seperti kopi arabika dibidang perkebunan, padi dibidang pertanian dan kawasan untuk pengembangan peternakan kerbau dan sapi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar manfaat pembangunan jalan yang didapatkan dari segi producer surplus dan mengevaluasi kelayakan ekonomi berdasarkan BCR, NPV, IRR dan Analisis Sensitivitas. Berdasarkan evaluasi ekonomi pembangunan jalan ini pada tahun ke 20 (tahun 2036) sejak jalan dibuka sudah memenuhi standar kelayakan ekonomis dengan discount rate 10% dan 12%. Pada discount rate 10% didapat nilai BCR 1,27, NPV

Rp.67.462.750.650. Pada discount rate 12% didapat nilai BCR 1,01, NPV Rp.1.934.046.476, dan nilai

IRR didapat pada discount rate 12,072% atau pada nilai NPV = 0.

(2)

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 198

PENDAHULUAN

Penyebaran jaringan jalan nasional di Aceh terdiri dari lintas timur, lintas tengah dan lintas barat. Kondisi jalan di lintas tengah pada umumnya melalui daerah pegunungan yang terdapat banyak tikungan, tanjakan dan turunan. Salah satu ruas jalan tersebut adalah dari Kota Takengon menuju Kabupaten Gayo Lues. Selama ini perjalanan melalui jalan eksisting melewati Kecamatan Pegasing, dimulai dari Jalan Yossudarso di Kota Takengon – Simpang Kraft sekitar 65,5 km. Jalan ini pada umumnya melalui daerah pegunungan yang terdapat banyak tikungan, tanjakan dan turunan dengan lebar jalan eksisting lebih kurang 4,5 m. Apabila di musim hujan sering terjadi longsor yang dapat menutupi badan jalan sehingga mengakibatkan kemacetan, kecelakaan lalu lintas dan bertambahnya waktu tempuh perjalanan.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut mulai tahun 2013 jalan lintas tengah dibangun yang dibiayai oleh Japan

International Cooperation Agency (JICA)

meliputi ruas Sp. Kraft – Bts. Aceh Tengah (paket 1) dengan panjang 39,51 km, ruas Bts. Aceh Tengah – Blangkejeren (paket 2) dengan panjang 47,64 km dan Kebayakan – Sp. Kraft (paket 3) dengan panjang 52,18km yang diharapkan lebar jalan sesuai dengan spesifikasi jalan terbaru dan dapat membuka serta meningkatkan aksesibilitas daerah terpencil/terisolir (Iwan 2014). Penelitian ini dilakukan pada pembangunan Jalan Kebayakan

– Sp. Kraft (paket 3) dengan panjang jalan 52,18 km dan lebar 6,5 m termasuk bahu jalan.

Pada penelitian ini dilakukan 3 skenario pengembangan yaitu dibidang perkebunan, pertanian dan peternakan. Skenario ini berpedoman pada rencana pola tata ruang Kabupaten Aceh Tengah 2012-2032. Jalan Kebayakan Simpang Kraft berada pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Kebayakan, Kecamatan Bintang dan Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah. Lokasi Penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang didapatkan dari segi producer surplus akibat pembangunan jalan ini dan mengevaluasi kelayakan ekonomi berdasarkan Benefit Cost Ratio (BCR), Net

Present Value (NPV), Internal Rate Return

(IRR) dan Analisis Sensitivitasnya terhadap perubahan manfaat dan biaya.

(3)

199 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014

KAJIAN KEPUSTAKAAN Biaya-biaya Proyek

Biaya-biaya proyek meliputi biaya pengadaan tanah, administrasi dan sertifikasi, perancangan, konstruksi, dan supervisi (Departemen P.U, 2005 : 13). Estimasi biaya pengadaan tanah termasuk juga dalam biaya proyek yang nilainya disesuaikan dengan Keppres No. 55/1993, Peraturan Kepala BPN No. 1/1994 dan Pedoman Pengadaan tanah untuk pembangunan jalan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum.

Metode Producer Surplus

Tamin (2008), menyatakan bahwa konsep pendekatan producer surplus

menetapkan kriteria keuntungan (benefit) yang digunakan adalah berupa semua surplus yang dinikmati oleh produsen barang dan jasa yang dijual dan tercakup dalam daerah pengaruh proyek. Beberapa asumsi yang digunakan pada metode producer surplus adalah sebagai berikut:

a. Dengan adanya proyek pembangunan jalan baru, mengakibatkan peningkatan kepada luas areal tanam atau peningkatan tingkat produksi;

b. Biaya transportasi berkurang karena aksesibilitasnya yang lebih baik dari investasi-investasi lainnya;

c. Produk dijual dengan harga seragam di lokasi yang berjarak tertentu yang sama (rata-rata) dari seluruh wilayah tinjauan; d. Tambahan produksi tidak akan

mengakibatkan jatuhnya harga pasar, dengan

kata lain, harga jual tetap, sehingga petani dapat menjual hasilnya sebanyak mungkin; e. Konsumsi rumah tangga tetap tidak

dipengaruhi oleh produksi;

f. Biaya transportasi dan produksi sama untuk petani.

Menurut anonim (2008), persyaratan kondisi iklim untuk tanaman kopi arabika dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persyaratan kondisi iklim untuk tanaman kopi arabika

Tanaman Kopi Arabika

Iklim

tinggi tempat 700 - 1.400 m dpl suhu udara harian 15 - 24 0C

curah hujan rata-rata 2000-4000 mm/th jumlah bulan kering 1 - 3 bulan/tahun

Sumber: Anonim (2008)

Intensifikasi dan Ekstensifikasi dibidang pertanian, perkebunan dan peternakan

Intensifikasi adalah berbagai macam upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman/kondisi tanaman, misalnya dengan pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, penjarangan penanaman dan sebagainya. Pada umumnya kegiatan ini dilakukan pada tanaman muda maupun tanaman yang produktivitasnya di bawah standar optimal, Sukamto (2005).

Ektensifikasi adalah usaha untuk meningkatkan produksi dengan perluasan areal budi daya, Anonim (2013).

Menurut Anonim (2000), hasil penelitian yang dilakukan oleh Lokal Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Banda Aceh tahun

(4)

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 200 2000 di Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh

Tenggara dengan metode intensifikasi dapat meningkatkan produktivitas padi 7,15 – 7,83 ton/ha, memerlukan biaya produksi antara (Rp.2.500.000 s/d Rp.2.700.000)/ha/musim, petani mendapat keuntungan (Rp.3.800.000 s/d Rp.4.600.000)/ha permusim (harga gabah Rp.1000/kg).

Memelihara Ternak Kerbau di Kandang

Menurut Husin (2010), hijauan dipotong dan diberikan secara terus menerus di kandang untuk tujuan penggemukan. Umur ternak yang baik untuk dimakan adalah 2-3 tahun. 1 ha dapat menampung 10-14 ekor kerbau dewasa. Beberapa hasil penelitian ditemukan bahwa kerbau betina melahirkan anak pertama pada umur antara 37,4 bulan (3,12 tahun) sampai 39,4 bulan (3,28 tahun). Jarak beranak rata-rata 20 bulan (1,67 tahun).

Evaluasi Kelayakan Ekonomi

Menurut Tamin (1999), perhitungan kelayakan pembangunan atau peningkatan jalan dilakukan dengan menghitung beberapa parameter kelayakan ekonomi yaitu, BCR, NPV

dan IRR. Tiga skenario tingkat suku bunga diuji

masing-masing merefleksikan kondisi ekonomi makro. Tingkat suku bunga tersebut adalah sebesar 10%, 12% dan 15% per tahun. Estimasi perencana yang digunakan adalah 20 tahun, dengan harapan agar selama umur tersebut, keuntungan yang dihasilkan dapat menutup biaya yang dikeluarkan.

a. Benefit Cost Ratio (BCR)

Menurut Tamin (2008 : 901), benefit cost

ratio adalah nisbah antara present value benefit

dibagi dengan present value cost. Hasil BCR

dari suatu proyek dikatakan layak secara finansial bila nilai BCR lebih besar dari 1 (>1). Persamaan untuk metode ini adalah sebagai berikut: t CapitalCos Benefits Nett Value esent r P = Nett B/C ....(1)

b. Net Present Value (NPV)

Menurut Tamin (2008 : 901), net present value adalah selisih antara present value benefit

dikurangi dengan present value cost. Hasil NPV

dari suatu proyek dikatakan layak secara finansial adalah yang menghasilkan nilai NPV

bernilai positif. Persamaan untuk metode ini adalah sebagai berikut:

) 2 ....( ... ... ... 0(1 ) n t r t Ct Bt NPV=    Dimana:

NPV = Nilai sekarang bersih;

Bt = Besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun t;

Ct = Besaran total dari komponen biaya pada tahun t;

n = Umur ekonomi proyek yang dikaji; r = Tingkat suku bunga (% / tahun); t = Umur ekonomi proyek, dimulai dari

tahap perencanaan sampai akhir umur rencana jalan.

(5)

201 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014

c. Internal Rate of Return (IRR)

Menurut Tamin (2008 : 901), internal

rate of return digunakan untuk mengetahui

tingkat suku bunga pada saat nilai NPV = 0. Persamaan untuk metode ini adalah sebagai berikut: ) 3 ( ... ... 0 1 ) 1 )( (  n   t Bt Ct IRR NPV= Dimana:

NPV = Nilai sekarang bersih;

Bt = Besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun t;

Ct = Besaran total dari komponen biaya pada tahun t;

n = Umur ekonomi proyek yang dikaji; i = Tingkat suku bunga (% / tahun);

t = Umur ekonomi proyek, dimulai dari tahap perencanaan sampai akhir umur rencana jalan.

d. Analisis Sensitivitas

Menurut Tamin (2008), analisis sensitivitas ini dilakukan untuk menunjukkan seberapa peka parameter ekonomi yang didapatkan, dibandingkan dengan perubahan peubah yang digunakan, seperti tingkat suku bunga, biaya dan manfaat konstruksi.

METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini hanya data sekunder saja. Data yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada bagan alir Gambar 2.

(6)

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 202

Metode Producer Surplus

Pada penelitian ini dilakukan beberapa skenario yang mencangkup bidang perkebunan, pertanian dan peternakan. Skenario yang dilakukan berpedoman pada rencana pola ruang Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012-2032.

a. Skenario bidang perkebunan

1. Komoditi perkebunan yang akan dikembangkan;

2. Luas wilayah perkebunan;

3. Perhitungan biaya untuk membuka 1 ha lahan perkebunan baru;

4. Penentuan produksi 1 ha per tahun; 5. Skenario mencetak lahan baru; 6. Resume seluruh biaya perkebunan.

b. Skenario bidang pertanian

1. Komoditi pertanian yang akan dikembangkan;

2. Luas wilayah pertanian;

3. Penentuan produksi pertanian tanaman padi;

4. Biaya produksi pertanian tanaman padi; 5. Hasil produksi tanaman padi tanpa proyek; 6. Hasil produksi tanaman padi dengan

proyek;

7. Resume seluruh biaya pertanian.

c. Skenario bidang perternakan

1. Penentuan peternakan yang akan dikembangkan;

2. Luas wilayah peternakan;

3. Penentuan biaya awal pembuatan kandang dan pagar peternakan;

4. Biaya produksi peternakan; 5. Hasil produksi peternakan;

6. Resume seluruh biaya peternakan.

Evaluasi Kelayakan Ekonomi

Evaluasi kelayakan ekonomi pada pembangunan Jalan Kebayakan – Simpang Kraft berdasarkan indikator ekonomi BCR,

NPV, IRR serta analisis sensitivitas. Evaluasi ini membandingkan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan jalan tersebut dengan besarnya manfaat ekonomi yang didapat dalam masa analisa 20 tahun sejak jalan dibuka.

Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas ini dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa peka parameter ekonomi yang dianalisis pada pembangunan Jalan Kebayakan – Simpang Kraft jika dibandingkan dengan perubahan variabel yang digunakan. Analisis sensitivitas ini dilakukan dengan melakukan perubahan biaya dan manfaat sebesar 10%.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Biaya Proyek

Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I (BBPJN Wil. I) Medan, rencana anggaran biaya untuk pembangunan Jalan Kebayakan-Simpang Kraft sebesar Rp. 249.141.131.000,- sudah termasuk PPN 10%. Biaya perencanaan sebesar Rp. 9.965. 645. 000,- dan biaya pengawasan selama 3 (tiga) tahun sebesar Rp. 7.474 .234. 000,-. Biaya pemeliharaan rutin sebesar Rp.1.363. 000. 000,- per tahun dan biaya

(7)

203 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014 pemeliharaan berkala sebesar Rp. 27.266. 000. 000,- per 5 tahun.

Manfaat Proyek

Manfaat pembangunan Jalan Kebayakan Simpang Kraft hingga pada 20 tahun sejak jalan dibuka (tahun 2017 - 2036) Rp. 1.659. 512. 737. 771 (ditinjau dari asumsi surplus dari bidang perkebunan, pertanian dan peternakan). Manfaat pada bidang perkebunan Rp. 1.191.852.000.000, pertanian Rp. 143. 255. 382 .400 dan peternakan Rp. 324.405.355.371, sedangkan biaya proyek dan biaya perawatan rutin dan berkala berjumlah Rp. 397. 457. 810. 000. Berdasarkan hasil tersebut untuk pembangunan jalan ini memiliki manfaat yang cukup besar bila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.

Metode Producer Surplus

Pembangunan jalan ini diasumsikan dapat meningkatkan hasil produksi masyarakat disekitar lokasi pembangunan jalan yang mengacu kepada rencana pola ruang Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012-2032. Rencana pola ruang tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rencana pola ruang di 3 Kecamatan pada Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012-2032

No RENCANA POLA RUANG

KECAMATAN (Ha)

Kebayakan Bintang Linge

1 Pertanian lahan basah 335,42 838,33 740,00

2 Kawasan peruntukan perkebunan 1.382,52 2.447,43 12.505,30 3 Kawasan peruntukan peternakan 0,30 2.886,12

Total Luas Wilayah 1.717,94 3.286,06 16.131,42

Sumber: Bappeda Aceh Tengah (2012)

a. Skenario Bidang Perkebunan

Hasil skenario untuk pengembangan perkebunan hanya dapat dikembangkan pada Kecamatan Linge. Manurut data BPS (2013) Kecamatan linge terletak pada ketinggian 942-990 m dari permukaan laut. Syarat untuk perkebunan kopi arabika adalah adalah cocok untuk ditanami pada ketinggian 700-1.400 m dpl (Anonim, 2008). Untuk itu di Kecamatan Linge cocok untuk ditanami perkebunan kopi arabika. Luas wilayah perkecamatan rencana pola ruang yang terbaru 2012-2032 berbeda dengan luas wilayah sebelumnya (eksisting). Perbedaan ini disebabkan Luas wilayah yang terbaru menggunakan bantuan peta GIS

(Geographic Information System) berbeda

dengan luas eksisting. Asumsi luas areal yang akan ditanami kopi adalah dengan mengurangkan luas areal rencana pola ruang 2012-2032 dengan luas areal eksisting yang sudah ditanami perkebunan kopi arabika.

b. Skenario Bidang Pertanian

Menurut data dari BPS Aceh (2012) pada Kecamatan Kebayakan, Bintang dan Linge memiliki banyak komoditi unggulan seperti padi, tomat, cabe besar, cabe rawit dan bawang merah. Biasanya lahan tempat menanam komoditi unggulan ini tumpang tindih dengan tanaman padi. Tanaman padi di Kabupaten Aceh Tengah umumnya selama tahun sekali panen. Pada penelitian ini hanya membuat skenario pertanian pada tanaman padi dikarenakan luas areal tanaman padi dari tahun ketahunnya hampir sama.

(8)

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 204 Biaya intensifikasi dari hasil rujukan

penelitian yang dilakukan Lokal Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) Banda Aceh Tahun 2000 di Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara. Hasil skenario setelah adanya jalan dan dengan asumsi petani mempermudah membawa pupuk ke lokasi pertanian dapat meningkatkan hasil surplus komoditi padi sebesar Rp.7.162. 769. 120 per tahun.

d. Skenario Bidang Peternakan

Rencanan pola ruang Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012-2032 kawasan untuk peternakan terbesar di Aceh Tengah akan dikembangkan di Kecamatan Linge dengan luas areal peternakan 2.886,12 ha. Husin (2010), 1 ha padang rumput mampu memberi pakan 10-14 ekor ternak dewasa. Asumsi yang dilakukan pada penelitian ini perkiraan 1 ha mampu memberi 14 ekor pakan ternak kerbau/sapi. Perkiraan jumlah ternak dan luas areal adalah 64% kerbau dan 36% sapi. Perkiraan untuk membuat 1 kandang peternakan membutuhkan modal sebesar Rp.39.000.000 dan untuk membuat pagar peternakan seluas 2 ha sekitar Rp.13.000.000.

Evaluasi Kelayakan Ekonomi

Estimasi perencanaan yang digunakan adalah 20 tahun, dengan harapan agar selama umur tersebut, keuntungan yang dihasilkan dapat menutupi biaya yang dikeluarkan. Kriteria kelakayakan ekonomi dengan discount rate 10%, 12% dan 15%, hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil perhitungan kelayakan ekonomi Jalan Kebayakan – Simpang Kraft dengan parameter BCR, NPV dan IRR

Kriteria Kelayakan Ekonomi Discount Rate 10% 12% 15% NPV (Rp) 67.462.750.650 1.934.046.476 -60.099.031.352) (BCR) 1,27 1,01 0,72 (IRR) 12,072%

Nilai IRR yang diperoleh dengan metode coba-coba untuk beberapa suku bunga pada tahun ke 20 analisa sejak jalan dibuka atau tahun ke 24, NPV = 0 didapat pada discount rate 12,072%, ini menunjukkan bahwa pembangunan Jalan Kebayakan – Simpang Kraft layak untuk dilakukan.

Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas yang dilakukan terhadap biaya dan manfaat pada level tetap, turun 10% dan naik 10%, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Untuk kriteria ekonomi parameter NVP,

BCR dan IRR nilai yang paling besar adalah pada skenario VII. Untuk kriteria ekonomi parameter NVP, BCR dan IRR nilai yang paling besar adalah pada skenario I.

Tabel 4. Analisis sensitivitas terhadap parameter NPV

dari pembangunan Jalan Kebayakan – Simpang Kraft Kabupaten Aceh Tengah

No.

Jenis Skenario Net Present Value (Ribu Rp)

Biaya Proyek Manfaat 10% 12% 15% I Tetap 0 -243.155.266 -228.853.453 -210.798.836 II + 10 % Tetap 42.870.404 -21.130.933 -81.274.167 III -10% Tetap 92.055.097 24.999.026 -38.923.896 IV Tetap + 10 % 98.801.372 25.192.431 -44.933.799 V Tetap -10% 36.124.129 -21.324.338 -75.264.264 VI + 10 % -10% 11.531.783 -44.389.317 -96.439.399 VII -10% + 10 % 123.393.718 48.257.410 -23.758.664

(9)

205 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014

Tabel 5. Analisis Sensitivitas Terhadap Parameter

NPV dari pembangunan Jalan Kebayakan – Simpang Kraft Kabupaten Aceh Tengah

No. Jenis Skenario BCR IRR% Biaya Proyek Manfaat 10% 12% 15% I Tetap 0 0,00 0,00 0,00 0,000% II + 10 % Tetap 1,16 0,92 0,65 11,253% III -10% Tetap 1,42 1,12 0,80 12,986% IV Tetap + 10 % 1,40 1,11 0,79 12,898% V Tetap -10% 1,15 0,91 0,64 11,167% VI + 10 % -10% 1,04 0,83 0,59 10,354% VII -10% + 10 % 1,56 1,23 0,88 13,820% Pembahasan

Manfaat atau keuntungan yang didapatkan dari pembangunan Jalan Kebayakan – Simpang Kraft pada penelitian ini berupa keuntungan finansial. Skenario yang dilakukan dengan mengetahui produksi unggulan pada bidang perkebunan, pertanian dan peternakan Hasil skenario dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.

Dari gambar di atas dapat dilihat keuntungan terbesar ada pada bidang perkebunan yang keuntungan dihitung selama 20 tahun sejak jalan mulai dibuka (tahun 2017-2036). Keuntungan pada bidang perkebunan tinggi dikarenakan lahan yang akan dikembangkan selama 20 tahun sekitar 8.000 ha dan harga komoditi kopi arabika yang dianggap tetap yaitu pada harga produsen pada bulan maret 2014 Rp.57.000, yang pada saat penelitian harga komoditi kopi tinggi.

Gambar 3. Hasil skenario manfaat pembangunan jalan menggunakan metode producer surplus

Kriteria kelayakan ekonomi dalam penelitian ini dihitung dengan discount rate 10%, 12%, dan 15%, Nilai BCR>1 diperoleh pada discount rate 10% dan 12% yang menunjukkan bahwa pembangunan Jalan Kebayakan – Simpang Kraft layak untuk dilakukan karena perbandingan dari nilai manfaat lebih besar dari pada biaya proyek. Nilai IRR yang diperoleh dari penelitian ini adalah pada discount rate = 12,072%, ini menunjukkan bahwa pembangunan Jalan Kebayakan – Simpang Kraft mempunyai manfaat untuk dilakukan bila nilai IRR dengan

discount rate di bawah 12,072% (<12,072%).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Hasil skenario selama 20 tahun sejak jalan dibuka (2017-2036) manfaat/ keuntungan finansial pada bidang perkebunan sebesar Rp. 1.91. 852. 800. 000, bidang pertanian sebesar Rp. 143. 255. 382 .400 dan bidang peternakan Rp. 324. 405. 355 .371.

(10)

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 206 2. Berdasarkan evaluasi ekonomi

pembangunan jalan Kebayakan – Simpang Kraft pada tahun ke 24 atau tahun ke 20 analisa sejak jalan dibuka sudah memenuhi standar kelayakan ekonomis pada discount rate 10% nilai

BCR 1,27 nilai NPV Rp. 67. 462. 750. 650, discount rate 12% nilai BCR 1,01 nilai NPV Rp. 1.934. 046. 476 dan

discount rate 15% nilai BCR 0,72 dengan

NPV Rp.-60.099.031.352.

3. Nilai IRR yang diperoleh pada penelitian ini pada discount rate 12,072%, ini menunjukkan bahwa pembangunan Jalan Kebayakan – Simpang Kraft mempunyai manfaat untuk dilakukan bila IRR dengan

discount rate di bawah 12,072% (<12, 072%).

Saran

Untuk memperoleh manfaat dibangunnya Jalan Kebayakan – Simpang Kraft sebaikanya menggunakan persepsi stakeholder dan melibatkan keterwakilan semua elemen yang terlibat langsung maupun tidak langsung baik pengguna jalan, masyarakat disekitarnya, organisasi masyarakat dan instansi terkait, agar hasil yang didapatkan lebih memuaskan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonim, 2000. Teknologi Pemupukan padi sawah lahan Irigasi di Provinsi Daerah Istimewa

Aceh. Banda Aceh: Lokal Pengkajian

Teknologi Pertanian (LPTP) Banda Aceh.

Anonim, 2008. Teknologi Budidaya Kopi Poliklonal.

Lampung: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung.

Anonim, 2013. Kamus Pertanian Umum. Jakarta: Penebar Swadaya.

Bappeda Aceh Tengah, 2012. Aceh. BPS Aceh, 2012. Aceh Dalam Angka. Aceh.

BPS Aceh Tengah, 2013. Statistik Daerah Kecamatan Linge 2013. Aceh.

Departemen Pekerjaan Umum, 2005. Studi Kelayakan Proyek Jalan dan Jembatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga. Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Aceh Tengah,

2012, Aceh Tengah.

Husin, M.N, Helmi & Gani, F.A. 2010 Pedoman Pemeliharaan Kerbau di Pedesaan. Bahan Kuliah Jurusan Peternakan. Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang jalan.

Soemarno, MS, 2011. Model Pengembangan Kawasan Produk Unggulan Kopi Rakyat.

Malang: Bahan Kuliah Universitas Brawijaya.

Sukamto, H, 2005. Kamus Pertanian. Penerbit CV. Semarang: Aneka Ilmu.

Tamin, O.Z, 2008. Perencanaan, Permodelan dan Rekayasa Transportasi. Bandung: Penerbit ITB.

Tamin, O.Z, Rahmah & Frazila. 1999. Kajian Kelayakan Jalur Lintas Selatan di Provinsi Jawa Timur. Jurnal Universitas Tarumanagara. pp. 401-423.

Gambar

Gambar 1. Peta lokasi penelitian
Gambar 2. Bagan Alir Penelitian
Tabel 2.  Rencana  pola  ruang  di  3  Kecamatan  pada  Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012-2032
Tabel  4.  Analisis  sensitivitas  terhadap  parameter  NPV  dari  pembangunan  Jalan  Kebayakan  –  Simpang Kraft Kabupaten Aceh Tengah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis strategi komunikasi pemasaran terpadu yang telah dilakukan GPFIF untuk menumbuhkan respon positif melaksanakan

Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan

Sedangkan anomali magnetik berwarna merah yang memiliki nilai mulai dari 300 nT sampai dengan 550 nT terlihat jelas bahwa mempunyai medan magnetik yang sangat

Kesejahteraan pun Setiap manusia yang hidup di dunia ini telah terlahir dengan tipe yang berbeda-beda, ada sebagian dari mereka yang dengan mudahnya dapat bertahan dan bangkit

Ketika komponen-komponen dalam variabel budaya organisasi berdiri sendiri- sendiri dalam rangka untuk mencari hu- bungan dengan variabel kepuasan kerja, serta untuk

16 Semangat kerjasama di antara rekan-rekan kerja saya 17 Kesempatan untuk merencanakan pekerjaan saya 18 Cara saya diberitahu apabila saya bekerja dengan baik 19

bahwa training dan pendidikan yang diberikan sering kali kurang merata (hanya orang- orang tertentu saja berdasarkan kedekatan dengan atasan). Selain itu 13,33 % karyawan merasa

Identifikasi digunakan untuk mengidentifikasi sistem , sarana atau peralatan dalam suatu industri guna mengetahui seberapa besar potensi bahaya dan dapat dilakukan