• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Laju Aliran Saliva Sebelum dan Sesudah Mengunyah Permen Karet Nonxylitol dan Xylitol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perbandingan Laju Aliran Saliva Sebelum dan Sesudah Mengunyah Permen Karet Nonxylitol dan Xylitol"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

║Journal Caninus Denstistry Volume 2, Nomor 2 (Mei 2017): 65 - 70

J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 2 : 6 5 - 7 0| 65

Perbandingan Laju Aliran Saliva Sebelum dan Sesudah Mengunyah Permen Karet Nonxylitol dan Xylitol pada Anak Usia 10-12 Tahun

(Studi pada Murid Sekolah Dasar Negeri 57 Banda Aceh)

Ainna Savita, Suzanna Sungkar, Santi Chismirina

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala Email Author : ainnasavita@gmail.com

ABSTRAK

Saliva berperan untuk menetralkan dan membersihkan asam yang diproduksi oleh bakteri sehingga memberikan efek remineralisasi enamel gigi. Peningkatan laju aliran saliva menyebabkan terjadinya proses pembersihan sisa makanan di rongga mulut dan mikroorganisme penyebab karies berjalan maksimal. Permen karet yang beredar dipasaran ada yang mengandung gula dan mengandung pemanis xylitol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan laju aliran saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet nonxylitol dan xylitol. Penelitian dilakukan selama 2 hari dengan subjek sebanyak 17 anak. Subjek diintruksi untuk mengunyah permen karet nonxylitol selama 5 menit kemudian dilanjutkan dengan mengunyah permen karet xylitol selama 5 menit. Pengumpulan saliva dilakukan dengan metode spitting setiap satu menit selama 5 menit. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji T berpasangan menunjukkan nilai p 0,008, 0,000,0,012< (0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara laju aliran saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet nonxylitol dan xylitol.

Kata Kunci: Laju aliran saliva, Permen Karet, Nonxylitol, Xylitol

ABSTRACT

Saliva acts to neutralize and clean acid produced by microorganism that gives the effect of remineralization enamel of teeth. An increase salivary flow rate to the occurrence the process of cleaning in the oral cavity and microorganisms caused caries. The salivary flow can be stimulated mechanically and chemically. Chewing gum that circulated in the markets contained sugar and xylitol sweetener. This study was conducted to determine the comparison salivary flow rate before and after chewing of nonxylitol and xylitol chewing gum. The study was conducted for 2 days with the subject as many as 17 children. The subject got the instruction to chew of nonxylitol chewing gum for 5 minutes then proceeded by chewing of xylitol chewing gum for 5 minutes. The collection of saliva has done with the spitting method every minute for 5 minutes. Data obtained then analyzed using paired T-tes showed the value p 0,008, 0,000,0,012 < ( 0,05 ). Based on the results concluded that there were significant differences between the salivary flow rate before and after chewing nonxylitol and xylitol chewing gum.

Keywords: Salivary flow rate, Chewing gum, Nonxylitol, Xylitol

PENDAHULUAN

Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial yang melibatkan diet sebagai salah satu faktor etiologinya. 1 Pada saat makanan masuk ke rongga mulut bakteri akan memfermentasi karbohidrat dari makanan tersebut untuk menghasilkan glukosa sebagai sumber energi bagi bakteri. Pada proses fermentasi selain dihasilkan sumber energi juga dihasilkan asam. Asam yang dihasilkan oleh bakteri tersebut dapat berdifusi ke jaringan keras gigi yang akan menyebabkan terjadinya demineralisasi enamel gigi. 2 Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

mengurangi jumlah populasi bakteri di dalam mulut yaitu dengan menyikat gigi secara teratur. Berkumur menggunakan antiseptik dan membersihkan interdental dengan dental floss juga dapat diterapkan. 3

Saliva berperan untuk menetralkan dan membersihkan asam yang diproduksi oleh bakteri sehingga memberikan efek remineralisasi enamel gigi. 4 Saliva juga memiliki peranan penting dalam proses biologis yang terjadi di rongga mulut diantaranya sebagai pelumas pada pengunyahan, penelanan makanan, aksi pembersihan dan perlindungan dari karies gigi.

(2)

J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 2 : 6 5 - 7 0| 66 5 Fungsi saliva akan berjalan maksimal apabila

laju aliran saliva meningkat. Peningkatan laju aliran saliva menyebabkan terjadinya proses pembersihan sisa makanan di rongga mulut dan mikroorganisme penyebab karies berjalan maksimal. 4

Laju aliran saliva dapat distimulasi dengan cara mekanis dan kimiawi. Secara mekanis dapat berupa aktivitas pengunyahan sedangkan secara kimiawi berupa efek pengecapan seperti asam, manis, asin, pahit. 6 Efek mengunyah permen karet telah terbukti meningkatkan laju aliran saliva 5-6 ml/menit. 7 Permen karet mengandung beberapa komposisi seperti pemanis, gumbase, perasa, dan agen aromatik. Rasa manis permen karet berasal dari pemanis yang dapat mengalami fermentasi sehingga dapat menyebabkan karies gigi. Pemanis yang umumnya digunakan dalam permen karet adalah sukrosa. 8 Sukrosa dapat dipecah menjadi monosakarida oleh enzim glukosiltransferase yang dihasilkan Streptococcus mutans. Hasil pemecahan ini berupa glukan dan fruktan, yang digunakan pada proses metabolisme glikolisis hingga menghasilkan energi dan asam yang nantinya dapat menyebabkan karies. 9

Selain sukrosa terdapat juga permen karet yang beredar dipasaran mengandung xylitol. Xylitol memiliki derajat kemanisan yang sama dengan sukrosa, yaitu gula biasa namun dibandingkan sukrosa xylitol lebih sedikit kalorinya, yaitu sekitar 40%. Xylitol tidak dapat dimetabolisme oleh bakteri oral termasuk S. mutans. Xylitol berkontak dengan S. mutans akan membentuk xyiltol 5 phosphate yang menyebabkan kerja substansi yang berperan dalam proses glikolisis terhambat. Hal ini mengakibatkan menurunnya energi yang dihasilkan pada saat proses metabolisme sehingga permen karet ini bersifat anti karies karena mampu menghambat pertumbuhan S. mutans. 9, 10 Penelitian Rodian (2013) mengenai efek mengunyah permen karet yang mengandung sukrosa, xylitol, dan probiotik. Hasil penelitian menunjukkan permen karet tersebut dapat menjadi stimulus mekanis maupun kimiawi terhadap kelenjar saliva. Penelitian ini juga menunjukkan terjadi peningkatan volume, kecepatan aliran, menurunkan viskositas, menaikan pH dan menurunkan jumlah koloni S. mutans saliva. 9 Ribelles (2010) juga melakukan penelitian

mengenai efek mengunyah permen karet xylitol terhadap laju aliran saliva, pH, kapasitas buffer dan jumlah S. mutans pada anak usia 10-12 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mengunyah permen karet xylitol dapat menstimulasi aliran saliva, meningkatkan pH dan mengurangi jumlah S. mutans. 11

Berdasarkan penelitian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perbandingan laju aliran saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet mengandung non-xylitol dan xylitol pada anak usia 10-12 tahun di Sekolah Dasar Negeri 57 Banda Aceh.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pre-eksperimental dengan desain One Group Pre-test and Post-test., yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 56 Banda Aceh. Subjek dipilih siswa-siswa kelas 4,5,6 Sekolah Dasar Negeri 57 Banda Aceh sesuai kriteria inklusi. Pengambilan subjek penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Kriteria Inklusi: Anak berumur 10-12 Tahun, 1 Bersedia berpartisipasi menjadi subjek penelitian dengan menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi: Setelah melakukan aktivitas fisik seperti olahraga,4 sedang mengkonsumsi obat antidepresant, anxiolytic, antypsychotic, antihistamin, dan antihipertensi 4, memakai alat ortodontik 9, mengkonsumsi permen karet jenis apapun 9, memakai protesa 9, puasa12, ada riwajat menderita penyakit sistemik diabetes melitus, pankreasitis, renal insufiffiency, anorexia, bullimia. 4

Alat yang digunakan berupa Masker dan handscoon, stopwatch, Alat tulis, Gelas ukur (Saliva-Check Buffer Kit merk GC). Bahan yang digunakan yaitu Lembar kuisioner dan informed consent, permen karet xylitol ( xylitol merk X : tiap 1 butir (1,5 gr) mengandung 1,4 gram xylitol), permen karet mengandung non-xylitol ( merk Y tiap butir (4 gr): Gula, Gum Base, Sirup Glukosa, Pemanis Buatan: Sorbitol (0,04 g/butir), Gliserin, Pengatur Keasaman: Asam Sitrat, Perisa strawberry, Pewarna Karmoisin Cl No. 14720, kapas dan tisu.

Cara Kerja Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November. Sebelum melakukan penelitian

(3)

J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 2 : 6 5 - 7 0| 67 terhadap murid kelas 4,5,6 Sekolah Dasar

Negeri 57 Banda Aceh orang tua/wali subjek diberikan lembar informed consent dan seleksi subjek untuk mendapatkan persetujuan dan mengisi data tentang identitas yang meliputi nama, usia, jenis kelamin, serta pernyataan lainnya yang diperlukan untuk melengkapi data sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, selanjutnya informed consent ditandatangani oleh orang tua/wali subjek. Setelah informed consent diberikan kepada peneliti, pengumpulan saliva akan dilakukan pada keesokan harinya pada pukul 09.00-11.00. 13

Pengumpulan saliva dilakukan pukul 09.00-11.00 WIB. 13 Metode yang digunakan adalah metode spitting yaitu saliva dikumpulkan dalam mulut dengan posisi bibir tertutup. Kemudian dikeluarkan kedalam gelas ukur setiap 1 menit. 14 Subjek penelitian sebelumnya diminta untuk berhenti makan, minum, menyikat gigi, olahraga 1 jam sebelum dilakukan pengumpulan saliva. 15 Pada saat dimulai pengambilan saliva subjek diintruksikan untuk duduk dengan nyaman dan menjaga mata agar tetap terbuka selama proses pengumpulan saliva. Setiap subjek mengumpulkan saliva pada gelas ukur setiap 1 menit selama 5 menit.12 Setelah terkumpul selanjutnya dilakukan pengukuran laju aliran saliva, yaitu dengan menghitung jumlah saliva yang terkumpul dibagi waktu yang digunakan untuk mengumpulkan saliva.

Setelah dilakukan pengukuran saliva sebelum mengunyah permen karet, subjek diinstruksikan untuk berkumur dengan air mineral selama 30 detik. Setelah itu baru dilanjut dengan pengumpulan saliva setelah mengunyah permen karet non-xylitol. Pada pengumpulan saliva setelah mengunyah permen karet non-xylitol. Subjek diminta mengunyah permen karet sekitar 5 menit. Setelah itu subjek diminta untuk mengeluarkan permen karet dari mulut. Kemudian subjek diminta untuk mengumpulkan saliva ke dalam gelas ukur setiap 1 menit selama 5 menit.12 Setelah pengumpulan saliva mengunyah permen karet non-xylitol, subjek diminta untuk berkumur dengan air mineral selama 30 detik kemudian di tunggu 10-15 menit setelah itu dilanjutkan dengan mengunyah permen karet xylitol seperti prosedur mengunyah permen karet non-xylitol diatas

HASIL PENELITIAN

Tabel 5.1. Uji normalitas

Data laju aliran saliva baik sebelum perlakuan maupun sesudah perlakuan diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas, data tidak berdistribusi normal sehingga dilanjutkan dengan transformasi data. Pada tabel 5.1. hasil uji normalitas setelah data di transformasi menunjukkan nilai p >0,05 yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 5.2. Uji T berpasangan

Hasil uji T berpasangan diperoleh nilai signifikansi p 0.008, 0.000, 0.012 <0,05 artinya terdapat perbedaan yang bermakna antara laju aliran saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet nonxylitol dan xylitol dan laju aliran saliva sesudah mengunyah permen karet non-xylitol dan xylitol.

(4)

J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 2 : 6 5 - 7 0| 68 Gambar 5.1. menjelaskan nilai rata-rata laju

aliran saliva sebelum mengunyah permen karet sebesar 0,7647 ml/menit, sesudah mengunyah permen karet nonxylitol 0,9941 ml/menit, sesudah mengunyah permen karet xylitol 1,3765 ml/menit.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pada Tabel 5.1. menunjukkan data laju aliran saliva sebelum dan sesudah antara mengunyah permen karet nonxylitol dan xylitol berdistribusi normal dengan nilai p>0,05. Dari hasil penelitian diperoleh terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara sebelum dan sesudah mengunyah permen karet nonxylitol dan xylitol. Hal ini dapat terjadi karena kecepatan aliran sekresi saliva berubah-rubah pada setiap individu dimana sekresi saliva mencapai minimal pada saat tanpa stimulasi dan mencapai maksimal pada saat distimulasi.6 Permen karet merupakan stimulus mekanis (pengunyahan) dan kimiawi (rasa manis dan menthol) yang terdapat di dalamnya. Stimulus mekanis dapat merangsang sekresi saliva sedangkan sensasi pengecapan merupakan stimulus kimiawi yang dapat meningkatkan aliran saliva.6,9,11

Pengaruh stimulus mekanis terhadap volume saliva, kelenjar parotis 58%, kelenjar submandibula 33%, kelenjar sublingualis 1,5 % dan kelenjar minor 7,5%. Pengaruh stimulus kimiawi terhadap volume saliva, kelenjar parotis 45%, kelenjar submandibula 46%, kelenjar sublingualis 1,5 % dan kelenjar saliva minor 7,5 %. Sekresi saliva dapat terjadi akibat respon refleks, baik reflek sederhana (tidak terkondisi seperti: makanan dalam mulut atau rangsangan dalam mulut lainnya) maupun refleks didapat (terkondisi seperti : membayangkan, melihat dan mencium makanan).3,9

Dalam penelitian ini sekresi saliva akibat respon refleks sederhana yaitu dari mengunyah permen karet akan menyebabkan stimulus pada mulut akan dihantarkan melalui sistem saraf aferen ke nukleus salivatorius, sedangkan akibat respon refleks didapat dari aroma permen karet yang menyebabkan stimulus terhadap organ penciuman. Stimulus akan dihantarkan ke traktus olfaktorius kemudian dihantarkan melalui dua jalur, yang

pertama ke sistem limbik untuk mengetahui stimulus itu menyenangkan atau tidak. Jalur yang kedua ke korteks cerebri diteruskan ke thalamus kemudian ke nukleus salivatoris.3,9 Stimulasi yang berada di luar mulut dan secara mental dikaitkan dengan kenikmatan makanan bekerja melalui korteks serebrum untuk merangsang pusat saliva di medulla.19

Menurut Haresakua (2007) sekresi saliva yang terstimulasi menyebabkan kecepatan aliran saliva makin cepat yang akan mengakibatkan peningkatan laju aliran saliva. Meningkatnya volume saliva akan menyebabkan peningkatan pada kandungan organik dan anorganik saliva. Komponen organik saliva yang berperan yaitu laktoperosidase dan tiosianat yang nantinya akan mengoksidasi enzim bakteri pada membran sel. Komponen anorganik saliva yang berperan adalah bikarbonat. Bikarbonat melindungi dengan cara menekan naik turunnya derajat keasaman pH saliva (cit. Rodian 2011).9

Dari hasil analisis data juga menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna laju aliran saliva mengunyah permen karet nonxylitol dan xylitol. Hal ini dapat terjadi karena permen karet yang mengandung xylitol mempunyai efek menstimulasi produksi saliva sehingga meningkatkan konsentrasi bikarbonat, fosfat dan kalsium. 17 Permen karet nonxylitol banyak dikonsumsi karena rasanya manis dan mudah diperoleh.9 Meskipun demikian kandungan gula pada permen karet nonxylitol disintesis lebih cepat oleh bakteri rongga mulut untuk diubah menjadi glukan dan fruktan. Glukan diperoleh dari hasil glikolisis oleh bakteri menghasilkan energi dan asam laktat, yang akan menyebabkan pH turun dalam waktu 1-3 menit menjadi pH 4,5-5, kemudian pH kembali normal pada pH sekitar 7 dalam waktu 30-60 menit. Jika penurunan pH terjadi secara terus menerus akan terjadi demineralisasi yang ditandai dengann terlihat bercak putih pada permukaan enamel dan lesi tersebut akan berkembang menjadi karies.9 Xylitol merupakan gula yang tidak dapat difermentasi oleh bakteri dan tidak diubah menjadi asam sehingga dapat mendorong keseimbangan asam basa di dalam mulut, juga mempunyai efek merangsang kecepatan sekresi saliva.9 Xylitol juga dapat menstabilkan kadar kalsium dan fosfat dalam saliva yang

(5)

J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 2 : 6 5 - 7 0| 69 penting untuk menciptakan kondisi ideal untuk

remineralisasi. 16

Permen karet bebas gula tersedia sebagai alternatif pengganti permen karet mengandung gula dimana pada permen karet bebas gula menyebabkan sedikit penurunan pH plak. Permen karet yang mengandung pemanis xylitol dapat meningkatkan aliran saliva. Peningkatan volume saliva akan meningkatkan ion bikarbonat yang berperan dalam menetralkan pH saliva. Peningkatan laju aliran saliva juga dapat meningkatkan proses remineralisasi karena senyawa kompleks ion kalsium dengan xylitol lebih stabil sehingga dapat mencegah terjadinya karies.16,17 Stimulasi saliva oleh permen karet akan menambah jumlah dan konsentrasi ion-ion Ca2+, PO43-–, F-,dan OH- yang merupakan komponen mineral gigi.18 Permen karet menyebabkan peningkatan laju aliran saliva dan kapasitas buffer saliva sehingga efek pembersihan dari fermentasi karbohidrat di dalam rongga mulut meningkat. 16

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata laju aliran saliva tertinggi didapatkan setelah mengunyah permen karet xylitol sebesar 1,37 ml/menit sedangkan rata-rata laju aliran saliva terendah terjadi pada saat sebelum mengunyah permen karet sebesar 0,76 ml/menit. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rodian (2011) mengunyah permen karet dapat menjadi stimulus mekanis maupun kimiawi terhadap kelenjar saliva sehingga dapat menambah volume dan kecepatan aliran saliva.9

Berdasarkan pembahasan diatas xylitol sangat berperan dalam stimulasi saliva, proses menetralkan pH dan mencegah terjadinya karies gigi. Namun, untuk efek terhadap kesehatan jaringan lunak rongga mulut belum ada penelitian terkait sehingga diharapkan ada penelitian terhadap pengaruh xylitol terhadap kesehatan jaringan lunak rongga mulut

.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan laju aliran saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet dimana laju aliran saliva setelah mengunyah permen karet lebih tinggi

dibandingkan sebelum mengunyah permen karet.

2. Laju aliran saliva setelah mengunyah permen karet xylitol lebih tinggi dibandingkan permen karet nonxylitol.

SARAN

Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh permen karet nonxylitol dan xylitol terhadap kesehatan gigi dan mulut. Perlu dilakukan penyuluhan mengenai manfaat mengunyah permen karet xylitol terhadap kesehatan jaringan lunak rongga mulut kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kumar S, Sogi SH, Indushekar KR. Comparative Evaluation of the Effects of Xylitol and Sugar-Free Chewing Gums on Salivary and Dental Plaque pH in Children. Indian Soc Pedod Prev Dent. 2013;31:240-244.

2. Al-Darwish M, El Ansari W, Bener A. . Prevalence of Dental Caries Among 12-14 Years Old Children in Qatar. The Saudia Dental Journal. 2014;26:115-125.

3. Muhammad R, Mieke HS, Edeh R. Efek Mengunyah Permen Karet yang Mengandung Sukrosa, Xylitol dan Probiotik terhadap Karakteristik Saliva. Dentika J. 2011;16:44-48.

4. Almeida PV, Gregio AM, Machado MA, de LAA, Azevedo LR. Saliva Composition and Function : A Comphrehensive Review. J Contemp Dent Pract. 2008;9:2-7.

5. Hurtbutt M, Young DA. Dental caries : A pH-mediated Disease. CDHA J. 2010;25:9.

6. Indriana T. Perbedaan Laju Aliran Saliva dan pH karena Pengaruh Stimulus Kimiawi dan Mekanis. J med. 2011;17:44.

7. Edgar M. A Clinical Overview of Sugarfree Gum in Oral Health Wrigley : Oral Health Program. Dent Sci. 2010:1-63.

8. Ritonga ND. Efektivitas Mengunyah Permen Karet yang Mengandung Sukrosa dan Xylitol Terhadap Perbedaan

(6)

J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 2 : 6 5 - 7 0| 70 Akumulasi Plak pada Mahasiswa FKG

USU. 2015.

9. Muhammad R, Mieke HS, Edeh R. Ffek Mengunyah Permen Karet yang Mengandung Sukrosa, Xylitol dan Probiotik terhadap Volume, Kecepatan Aliran, Viskositas, pH, dan Jumlah Koloni S. mutan pada Saliva. Dent J.. 2011;16:1-20.

10. Milgrom P. Mutans Streptococci Dose Response to Xylitol Chewing Gum. J. Dent. Res. . 2006;85:177-181.

11. Ribelles LM. Effects of Xylitol Chewing Gum on Salivary Flow Rate, pH, Buffering Capacity and Presence of Streptococcus mutans in Saliva. official journal of European Academy of Paediatric Dentistry. Eur.J of Pediatr dent.:2010;11:9-14.

12. Navazesh M, Kumar SK. Measuring salivary flow: challenges and opportunities. J Am Dent Ass. 2008;139:35S-40S.

13. Karami NM, Janghorbani M, Kowsari IR. Effects of chewing different flavored gums on salivary flow rate and pH. International journal of dentistry. 2012Ozdemir D. Dental Caries and Preventive Strategies. J. Edu Inst. Studies in the World. 2014;4(4):20-24.

14. Michishige F, Kanno K, Yoshinaga S. Effect of saliva collection method on the concentration of protein components in

saliva. The Journal of Medical Investigation. 2006;53(1-2):140-146. 15. Mulu W, Demilie T, Yimer M. Dental

caries and Associated Factors Among Primary School Children in Bahir Dar City: a cross-sectional study. BMC research notes. 2014;7(1):1.

16. Lisna KR, Juni H. efek mengunyah permen karet gula dan xylitol terhadap status saliva. Maj Ked Gi. 2011;18 (1):21-24Fábián TK, Fejérdy P, Csermely P. Saliva in health and disease, chemical biology of. Wiley encyclopedia of chemical biology. 2007.

17. Hayes C. The Effect of Non-Cariogenic Sweeteners on the Prevention Of Dental Caries: A Review Of The Evidence. Department of Oral Health Policy and Epidemiology,. 2003: p. 9.

18.

Soesilo D, Rinna Erlyawati Santoso, and Indeswati Diyatri. . "Peranan sorbitol dalam mempertahankan kestabilan pH.

Dent J (Majalah Kedokteran Gigi)

2006;38.1:25-28.

19. saliva pada proses pencegahan karies Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. Cengage learning, 2015:598

Gambar

Tabel 5.2. Uji T berpasangan

Referensi

Dokumen terkait

• ProperSubstring string w adalah string yang dihasilkan dari string w dengan menghilangkan satu atau lebih simbol- simbol paling depan dan/atau simbol-simbol paling belakang

tambah data perijinan cetak surat ubah perijinan T cari perijinan buka form permohonan Y cari permohonan buka form perijinan pilih jenis retribusi proses tanggal kontrak

Ho : Tidak ada pengaruh kematangan sosial dengan kesiapan belajar anak. di TK PGRI 2 Karangsari Kecamatan Punggelan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mobilisasi dini terhadap waktu peristaltik usus pasca operasi sesar di RSUD Tugurejo Semarang..

Dalam pencarian identitas inilah mereka harus memiliki kemampuan sosialisasi untuk membuka diri, karena pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi dan pada

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MENGIDENTIFIKASI GEJALA PADA PENYAKIT.. HIPERTENSI MENGGUNAKAN METODE

Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki kepuasan terhadap layanan internet banking Mandiri yang tergolong cukup tinggi, yang diindikasikan dengan

paling tepat antara teh hitam, kulit manggis dan daun salam kedalam bentuk minuman celup yang disukai konsumen dan memiliki manfaat kesehatan terutama