• Tidak ada hasil yang ditemukan

.A.AA. Pada hari ini, Kamis tanggal lima, bulan April, tahon dua ribu dua belas, bertempat dj Jakarta, yang bertanda-tangan di bawah Int:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ".A.AA. Pada hari ini, Kamis tanggal lima, bulan April, tahon dua ribu dua belas, bertempat dj Jakarta, yang bertanda-tangan di bawah Int:"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

. A . A A

KESEPAMTAN BERSAMA ANTARA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN

JAKSA AGUNG MUDA BIDANG TINDAK PTDANA UMUM KEJAKSMN REPUBLIK INDONESIA

Nomor: KEP-83/BC/2012 Nomor : KEp-02/E/EJp/04/2012

TENTANG

KOORDINASI PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PENCUCIAN UANG

Pada hari ini, Kamis tanggal lima, bulan April, tahon dua ribu dua belas, bertempat dj Jakarta, yang bertanda-tangan di bawah Int:

l. AGUNG KUSWANDONO selaku Direktur Jenderat Bea dan Cukai Kemenrenan Keuangan Republik lndonesia, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama DireKorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Republik Indonosia, beftedudukan dan beralamat di Jalan Jenderat A. yani (By pass), Jakarta Timur 13230, selanjutnya disebut PTHAK pERTAMA.

ll. HAMZAH TADJA setaku Jaksa Agung tltuda Tindak pidana Umum Kejaksaan Agung Republik Indonesia, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Jaksa Agung Muda Bidang Tindak pidana Umum Kejaksaan Agung Republik Indonesia, berkedudukan dan beralamat di Jalan Sultan Hasanudin Nomor 1. Jakarta Selatan 12160, selanjutnya disebut pIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDTJA secara beEama-sama selaniutnva disebut PARA PIHAK.

(2)

PARA PIHAK terlebih dahutu menerangkan halhalsebagai berikut:

a. bahwa DifeKorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisast teknis di bidang kepabeanan dan cuKal sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. bahwa Jaksa Agung Muda Bidang Tindak pidana Umum melaksanakao tugas dan wewenang Kejaksaan di bidang tindak pidana umum;

c. bahwa Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia sebelumnya telah saling mengikatkan djri dalam Kesepahaman Bersama Antara Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor M]U-',MK.0.U2012 dan Nomor KEP-053/A"|AJ042O12 tenlano Koordinasi Dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi; dan

d. bahwa pelaksanaan Kesepahaman Bersama sebagaimana dimaksud pada huruf c, ditindaklanjuti dengan Kesepakatan Bersama antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA yahg merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan. Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun ig81 tentang Hukum Acara pidana (Lembaran Negafa Republik lndonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Neqara Republik Indonesia Nomor 3209);

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lemba.an Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 36'12) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor .lZ Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik lddonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tamoanan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 466.j);

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun .1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana tetah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tamoanan Lembaran Nega.a Republik Indonesia Nomor 4755);

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1997 Nomor 10 lambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671):

(3)

7 .

Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062);

Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (LembaEn Negara Republik Indonesia Tahun 2010 nomor'122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 51M); Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun '1983 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 20'10 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah. Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab ljndang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5145):

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun '1996 tentang Penyidikan Tindak Pidana Di Bidang Kepabeanan dan Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 365'1):

Berdasarkan halhal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat Kesepakatan Bersama guna menyelaraskan dan/atau mengoptimalkan pelaksanaan tugas penegakan hukum dengan ketentuan sebagai berikut:

BAB I

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal I

Kesepakatan Bersama ini dimaksudkan untuk:

a. meningkatkan sinergi dan keterpaduan PARA PIHAK dalam mengefeKifkan proses penyidikan sampai dengan penuntutan tindak pidana narkotika, psikotropika dan pencucian uang dalam lingkup tugas dan tanggung jawab PIHAK PERTAMA; b. meningkatkan sinergi dan keterpaduan PARA PIHAK dalam pelaksanaan

(4)

c. meningkatkan pengetahuan dan pemahaman PIHAK PERTAMA di bidang penegakan hukum oleh PIHAK KEDUA; dan

d. meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pIHAK KEDUA di bidang kepabeanan dan cukai oleh PIHAK pERTAMA.

Pasal 2 Tujuan Kesepakatan Bersama ini adalah:

a. terwujudnya sinergi dan keterpaduan PARA PIHAK dalam mempercepat prcses penyidikan sampai dengan penuntutan tindak pidana narkotika, psikotropika dan pencucian uang dalam lingkup tugas dan tanggung jawab ptHAK PERTAMA; b- terwujudnya optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi PARA PIHAK secara

seimbang dan proporsional;

c. meningkatnya pengetahuan dan pemahaman PIHAK PERTAMA mengenai penegakan hukum; dan

d. meningkatnya pengetahuan dan pemahaman PIHAK KEDUA mengenal kepabeanan dan cukai yang berkaitan dengan penanganan perkara narkotika, psikotropika, dan pencucian uang.

BAB II RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi kerja sama dibidang: a. bimbingan teknis dan sosialisasi peraruran;

b. koordinasi dalam pelaksanaan dan tindak lanjut hasjl penyidikan;

c. koordinasi penetapan barang bukti narkotika darvatau prekuFor narkotika unruK kepentingan pelatihan Anjing pelacak Narkotika Bea dan Cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasat 7 jo pasal 9,t Undang-Undang mengenai Narkotjka; dan d. pembentukan Forum Komunikasi;

(5)

BAB III PELAKSANAAN Bagian Pertama

Bimbingan Teknis, dan Sosialisasi peraturan Pasal 4

(1) Atas permintaan PIHAK pERTAMA, ptHAK KEDUA memberikan bimbingan teknis tentang penerapan ilmu hukum kepada penyidik pegawai Negeri Sipil DireKorat Jenderal Bea dan Cukai.

- (2) Atas permintaan PTHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA memberikan bimbingan teknis di bidang kepabeanan dan cukai.

(3) PARA PIHAK saling memberikan sosialisasi sesuai peraturan perundang_undangan masing-masing pihak, baik secara sendiri-sendiri mauDun bersama_sama.

Bagian Kodua

Koordinasi dalam Pelaksanaan dan Tindak Lanjut Hasil penyidikan PasalS

(1) PARA PIHAK dapat melakukan Koordinasidatam pelaksanaan proses penyidikan. (2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk kelancaran proses

penyidikan tindak pidana narkotika, psikotropika dan pencucian uang. Pasal6

('1) Atas terjadinya tindak pidana penyelundupan narkotika, prekursor narkotika dan/atau psikotropika ke dalam aiau ke luar Daerah pabean lndonesia. ptHAK PERTAMA metakukan penyidikan sesuai kewenangan datam LJndang_Undang mengenai Narkotika, Undang-Undang mengenai psikotropika dan/atau Undang_ Undang mengenai Kepabeanan.

(2) Atas penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PIHAK KEDUA memDanru dengan memberikan petunjuk kepada ptHAK pERTAMA.

PasalT

(1) Atas terjadinya tindak pidana pencucian uang yang berasal dari tindak pidana kepabeanan dan cukai, PIHAK pERTAMA melakukan penyidikan sesuai kewenangan dalam Undang-undang pencegahan dan pemberantasan lindak Pidana Pencucian Uang.

(6)

(2) Atas penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (.1), PIHAK KEDUA membantu dengan memberikan petunjuk kepada ptHAK pERTAMA.

Bagian Ketiga

Penetapan Ba.ang Bukti Narkotika dan/atau prekursor Narkotika Untuk Kebutuhan Pelatihan Anjing Pelacak Narkotika Bea dan Cukai

Pasal 8

(1) Atas permintaan PIHAK PERTAMA, pIHAK KEDUA membantu penyisihan barang buKi narkotika dan/atau prekursor narkotika untuk kebutuhan pelatihan Anjing P€lacak Narkotika Bea dan Cukai dengan penetapan Kepala Kejaksaan Negeri. (2) Narkotika dan/atau prekursor narkotika sebagaimana dimaksud pada ayat (l)

berasal dari penyitaan yang dilakukan oleh ptHAK PERTAMA. Bagian Keempat

Forum Komunikasi Pasal I

('1) Dalam rangka mengefektiftan pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini, PARA PIHAK dapat membentuk Forum Komunikasi.

(2) Forum Komunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (i) terdiri dari para pejabat Penghubung yang ditunjuk masing-masing pihak.

(3) Pejabat Penghubung sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yaitu : a. Untuk tingkat pusat

1. Direktur Penindakan dan penyidikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; 2. Direktur Tindak Pidana Umum Lainnya pada Jaksa Agung Muda Bidang

Tindak Pidana Umum. b. Untuk tingkat wilayah

1. Kepala Bidang Penindakan dan penyidikan peda Kantor Wilayah DireKorat Jenderal Bea dan Cukai:

2. Asisten Tindak pidana Umum pada Kejaksaan Tinggi. c. Untuk tingkat operasional

'1.

Kepala Kantor pabean dan Cukai; 2. Kepala Kejaksaan Negeri.

(7)

:^T"T

Pasat 10

Segala biaya yang diperlukan untuk kegiatan koordinasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis ditanggung oleh masing-masing pihak yang menyelenggarakan.

BAB V MASA BERLAKU

Pasal 11

('1) Kesepakatan Bersama ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal ditandatangani.

(2) Kesepakatan Bersama ini dapat berakhir atas kesepakatan PARA PIHAK atau batal dengan sendirinya apabila terdapat ketentuan peraturan perundang-undangan dan/aiau kebijakan Pemerintah yang tidak memungkinkan Kesepakatan Bersama ini diberlakukan.

3AB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 12

Setiap permasalahan yang timbul akibat pelaksanaan Kesepakabn Bersama ini akan diselesaikan PARA PIHAK secara musyawarah.

Pasal 13

Hal-hal yang belum diaiur dalam Kesepakahn Bersama ini, akan diatur lebih lanjur aias persetujuan PARA PIHAK serta dituangkan dalam bentuk amandemen Kesepakatan BeFama yang merupakan satu kesatuan yang tidak ierpisahkan dari Kesepakatan Belsama ini.

Demikian Kesepakatan Bersama ini dibuat dalam Engkap 2 (dua) bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah dilandatangani oleh PARA PIHAK dan dibubuhi cap instansi masing-masing.

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatdan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul “Analisis

Pada keadaan transisi Diels-Alder, dua karbon alkena dan karbon 1,4 pada diena terhibridisasi ulang dari sp2 menjadi sp3 untuk membentuk dua ikatan tungggal baru, sehingga karbon

PT Kusumahadi Santosa adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pertekstilan. Salah satu kegiatan yang paling pokok adalah pengadaan, baik

Pola sidik jari ketiga pelat pada presisi (Gambar 8A) dan presisi antara (Gambar 8B) deteksi menggunakan sinar UV 366 nm dengan pereaksi asam sulfat memiliki pola sidik

Majalah Info Bekasi memiliki pendapatan melalui iklan dan hanya melakukan penjualan tidak kurang dari 5% dari total 15.000 exemplar setiap edisinya, untuk itu ada aspek-aspek

Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) Good Corporate Governance adalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ perusahaan guna

Perbuatan Gagasan.. Ary Ginanjar dalam bukunya ESQ mengatakan bahwa pembentukan karakter tidak hanya sebatas menetapkan visi dan misi saja akan tetap aktualisasi dari

Profil laju disolusi ini menunjukkan bahwa pelepasan zat khasiat obat generik bermerek C pada awal pelarutan (menit ke-10 dan 20), lebih cepat sehingga diharapkan loratadin