• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Persiapan lahan merupakan kegiatan yang sangat dan harus di laksanakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Persiapan lahan merupakan kegiatan yang sangat dan harus di laksanakan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyiapan Lahan

Tanaman kelapa sawit sering di tanam berbagai kondisi areal sesuai dengan ketersediaan lahan yang akan dibuka menjadi lahan kelapa sawit. Persiapan lahan merupakan kegiatan yang sangat dan harus di laksanakan berdasarkan jadwal kegiatan yang sudah ditetapkan. Mengingat areal kebun kelapa sawit yang cukup luas,pembukaan lahan dapat di lakukan sekaligus atau secara bertahap. Namun, yang terpenting adalah keadaan kebun sudah siap dipanen dan dapat memasok buah yang akan diolah ketika pabrik sudah siap berproduksi.

1. Pembukaan Lahan Tanpa Bakar

Pembukaan lahan dengan menggunakan teknik tanpa bakar ini telah di lakukan pada beberapa perkebunan kelapa sawit, baik untuk pembukaan areal baru maupun, untuk peremajaan kelapa sawit, sebagai di laporkan oleh Chee dan Chiu (1997), Majid (1997) dan Purba et al. (1997) alasan utama penggunaan teknik tanpa bakar lahan adalah sistem ini dapat di (a) mempertahankan kesuburan tanah, (b) mempertahankan struktur tanah, (c) menjamin pengembalian unsur hara, (d) mencegar erosi permukaan tanah dan (e) membantu pelestarian lingkungan.

Upaya mencari alternatif pengganti teknik pembukaan lahan dengan cara bakar dilakukan baik pada tingkat nasional maupun internasional, karena dampak penerapan.Teknik bakar bersifat global dan tidak mengenal batas teritorial,

(2)

5

apalagi terjadi dalam skala luas. Salah satu alternatif adalah teknik tanpa bakar, dengan berbagai variasinya. Van noordwijk et al. (1995) mengusulkan teknik salsh-and-mulch, dimana vegetasi yang di tebang tidak di bakar, namun di tumpuk dan di biarkan terdekomposisi secara alami dan berfungsi sebagai mulsa. Usul yang hampir mirip di kemukakan oleh Menteri Transmigrasi dan Pemukiman, yaitu teknik cutting-chipping-decomposition (CCD) process.

Penerapan teknik tanpa bakar dalam pembukaan lahan hutan untuk berbagi tujuan mengandung dua kegiatan utama, yaitu penebangan, dan penumpukan, penerbangan bisa di lakukan secara normal secara manual atau secara mekanis tergantung kondisi tegakkan pada lahan yang akan di buka. Sedangkan penutupan sangat mengandalkan cara mekanis.

Majid (1991) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembukaan lahan, diperlukan persiapan pendahuluan untuk pelaksanaan penebangan dan pemupukan, yang meliputi, (a) pengukuran luas areal yang akan di buka, (b) pengukuran setiap blok, (c) pengukuran jarak tanam, (d) pembuatan jarak masuk, (e) pembuatan onservasi air. Hal ini penting dilakukan agar pemupukan dilakukan secara tepat.

Produktivitas penebangan secara manual yang menggunakan chainsaw sangat rendah, yaitu hanya 0,25 ha per HOK, sehingga untuk membuka areal seluas 1000 ha diperlukan 4000 HOK. Sedangkan produktivitas secara mekanis yang menggunakan buldozer unutk penebangan dan pencabutan berkisar antara 3ha – 6ha per HOK, yang sangat tergantung pada tingkat keterampilan operator

(3)

6

dan komisi kerja (Majid,1997). Selain penggunakan bulldozer, pembukaan lahan tanpa bakar juga umum menggunakan excavator dan traktor.

Penumpukan secara mekanis bertujuan untuk memastikan agar pencabutan tunggul dapat dilaksanakan lebih cepat dan lebih sempurna dibandingkam cara manual, Apabila pencabutan tunggu tidak sempurna, maka tunas akan cepat muncul dari tunggul-tunggul tersebut. Cara mekanis tersebut memberikan keuntungan tambahan karena volume bahan organik meningkat (Majid, 1997).

Pergerakan alat berat selama penumpukan menyebabkan gangguan pada tanah, sehingga erosi permukaaaan tanah pada daerah bergelombang hingga curah yang bersifat sementara sebelum tanaman kacangan oenutup tanah tumbuh oleh karena itu, untuk pembukaan lahan, Majid (1997) mengusulkan beberapa perbaikan, yaitu (a) meletakan tumpukan tambahan, (b) menggali parit, (c) membuat plok areal dengan tumpukan kayu – kayuan yang arahnya tegak lurus terhadap kemiringan lereng, dan ditempatkan di setiap 30 m.

Pohon – pohon yang telah ditumbangkan tersebut, selain bisa di tumpuk, juga bisa dicecah sehingga menjadi lebih kecil (chip) agar lebih cepat terdekomposisi. Pembukaan lahan secara mekanis dilakukan pada areal hutan dan konversi yang di tumbukan oleh pohon – pohon besar. Pembukaan lahan secara mekanis ini terdiri dari bebrapa pekerjaan sebagai berikut : babad pendahuluan, yaitu membabad dan memotong pohon – kecil atau semak – semak yang tumbuh di bawah pohon besar, menumbang, memotong pohon – pohon besar yang berdiameter di atas 10 cm dengan menggunakan gergaji mesin atau kapak, merencek, memotong – motong cabang – cabang dan ranting – ranting

(4)

7

kayu yang sudah tumbuh unutk memudahkan perumpukan, merumpuk, yaitu mengumpulkan dan menumpuk hasil tebangan dan rencekan biasanya memanjang arah utara – selatan agar dapat sinar matahari secukupnya dan cepat kering, dan membakar, yaitu membakar rumpukan agar area bersih dari bahan – bahan yang tidak di perlukan.

2. Pembukaan Lahan Secara Manual Dan Mekanis

Menurut A.U Lubis, (2008). Pembukaan areal hutan dapat dilakukan dengan cara: kombinasi manual dan mekanis. Tahapan jenis pekerjaan dari kedua cara tersebut meliputi :

a. Membabat Rintisan

Pekerjaan babat ppendahuluan di lakukan mendahului pengimasan. Semak belukar dan pohon kecil yang diameter hingga 10 cm yang tumbuh di bawah pohon di babat dan di potong, sehingga merupakan jalan dalam areal untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan ini membutuhkan 5 – 6 orang/ha.

b. Mengimas

Pengimasan adalah pemotongan semak dan pohon kayu yang berdiameter <10 cm. dengan mengunakan parang atau kampak untuk mempermudahkan penumbangan pohon kayu besar.

c. Menumbang Pohon

Pohon kayu yang berdiameter > 10 cm di tebang dengan mengunakan kapak atau gergaji rantai (chain saw). Tinggi tunggul pohon yang di tumbang disesuaikan dengan diameter batang. Waktu yang terbaik buat penebangan adalah

(5)

8

2 – 3 bulan pada bulan kering. Sebulan pekerjaan ini di mulai, agar kayu besar yang berguna dikeluarkan dan izin dari kehutanan sudah ada.

Pekerjaan penebangan tidak perlu menuggu pengimasan selesai dan dapat di laksanakan jika sebagian dari arela telah diimas, biasanya dilaksanakan oleh tim yang terdiri atas dari orang dengan kelengkapan chain saw dan kapak. Dimana tiap tim biasanya dapat di laksanakan 0,5 ha/hari. Arah penumbangan harus mengikuti arah yang sudah di tentukan dan tidak boleh melintang sungai dan jalan. Penumbangan pohon juga dapat dilakukan secara mekanis dengan menggunakan bulldozer.

d. Merencek

Dari pohon yang telah di tumbang, cabang dan ranting yang relatief kecil di potong dan d cincang (direncek), dan batang dan cabang besar dipotong dalam ukurannya 2 – 3 (dimerun), untuk kemudian ditebar merata dalam rumpukan. e. Membuat pancang jalur rumpukan

Jalur rumpukan di pancang pada jarak 50 atau 100 m arah utara selatan sejajar dengan jalur tanam.

f. Merumpuk

Batang, cabang, rating yang telah di potong di kumpulkan mengikuti jalur rumpukan yang telah di buat dengan cara mekanis.

g. Membersihkan jalur tanaman

Jalur tanam dipancang menurut jarak antar barisan tanaman (gawangan) pada jarak 1meter di kiri kanan jalur tanaman dibersihkan dari potongan-potongan kayu hasil rencekan. Jarak waktu antar mengimas, menumbang, merumpuk hasil

(6)

9

tebangan, dekomposisikan awal dan menanam sepadat mungkin dilakukan pada tahun yang sama.

Pembukaan hutan secara mekanis dilakukan pada areal yang memiliki topografi datar hingga berombak (lereng 0 – 8 %). Umumnya menumbang pohon dilakukan dengan traktor/tree dozer atau sputter. Sistem ini diadopsi untuk menumbangkan sebanyak mungkin pohon kayu. Pohon yang besar maupun yang kecil di tumbang dengan traktor atau ditebang dengab gergaji rantai. Penumbangan dimulai dari pinggir ke tengah berbentuk spiral. Pohon di tumbangkan ke arah luar agar tidak menghalangi jalur traktor.

B. Konservasi Tanah dan Air

Salah satu dampak pembukaan lahan hutan, baik dengan dan tanpa bakar adalah meningkatnya potensi erosi dan menurunnya infiltrasi air ke dalam tanah dengan besaran yang berbeda di antara kedua teknik tersebut, Oleh karena itu, penggunaan teknik konservasi tanah dan air yang tepat akan sangat membantu.

Pengendalian bisa dilakukan dengan membuat teras, tergantung kondisi dan kemiringan lahan, misal 50 – 100, (b) teras ganda untuk areal yang kemiringan antara 100 – 200, dan teras individu untuk areal yang kemiringan lerengnya di atas 200 (Majid, 1997). Penumpukan batang kayu tegak lurus terhadap kemiringan lereng pada teknik tanpa bakar akan sangat membantu mengurangi laju erosi dan akan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah.

Drainase juga harus diperhatikan pada pembukaan lahan, Hal ini dilakukan dengan cara pembukaan parit drainase. Jenis drainase yaitu :

(7)

10

1. Out let : Saluran utama yang mengalirkan air dari dalam ke luar kebun. Lebar (> 3 m)

2. Primer : Penumpungan utama dari parit

Sekunder dan kaki bukit. Lebar 1,5 – 3 m, dalam > 1,2

3. Sekunder : Parit pertama yang menanmpung dan pengalirkan air dari permukaan ke lapangan. Lebar 1 - 1,5 m, dalam 0,6 – 0,2

Drainase bertujuan untuk menurunkan permukaan air tananh, sehingga menyediakan ruang yang baik bagi perakaran tanaman. Penanaman tanaman kacangan penutup tanah (legume cover crop/LCC) akan memberikan keuntungan untuk mempercepat dekomposisi sisa tumbuhan dan mengurangi erosi.

Berdasarkan percobaan Majid (1997) diketahui bahwa sistem penanaman tanaman kacangan penutup tanah dengan pemapatan (merapatkan tanaman kacangan penutup tanah ke tumpukan sisa–sisa tumbuhan) lebih menguntungkan. Jenis yang digunakan dalam percobaan tersebut adalah mucuna brachteata yang dapat mempercepat proses deko posisi sisa–sisa tumbuhan di dalam tumpukan.

Cekaman kekeringan yang sanggat tinggi pada musim kemarau Menyebabkan tingkat kehilangan air melalui evaporasi juga tinggi. Oleh karena itu usaha usaha untuk mengurangi tingkat evaporasi perlu di lakukan, Cara paling sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian mulsa berbahan murah dan bersifat insitu, misalnya dengan memnggunakan sisa tanaman atau hijauan Legume Cover Crop (LCC).

(8)

11 C. Persiapan Tanam

Jenis – jenis pekerjaan utama dalam proses penanaman adalah : (a) pembukaan larikan tanaman atau penempatan pancang, atau air tanam, (b) penanaman tanaman penutup tanah kacangan, dan (c) penanaman kelapa sawit.

1. Pemancangan

Pada tahap pertama di buat rancangan larikan (barisan) tanaman serta pancang sebagai titik tanam, di mana titik tanam kelapa sawit akan di tanam. Pengajiran atau memancang adalah menempatkan tempat – tempat yang akan di tanam bibit kelapa sawit. Letak ajir (pancang) harus tepat, sehingga terbentuk barisan ajir yang lurus di lihat dari segala arah, dan kelak setiap individu tanaman pun akan lurus terutur serta memperoleh tempat tumbuh yang sama luasnya. Dalam keadaan yang demikian, tanaman mempunyai peluang untuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang tidak berbeda.

Sistem jarak tanaman yang digunakan umumnya adalah segitiga sama sisi dengan jarak 9 m X 9 m X 9 m. Dengan sistem segitiga sama sisi ini, jarak utara – selatan tanaman adalah 7,82 m dan jarak antara setiap tanaman adalah 9 m. Populasi (kekerapatan) tanaman per ha adalah 143 pohon. Penanaman kelapa sawit dapat juga menggunakan jarak tanam 9,5 m X 9,5 m X 9,5 m dengan jarak tegak lurus (U-S) 8,2 dan populasi 128 pohon per hektar. Untuk mencapai ketepatan pengajiran, pekerjaan pengajuran harus dilaksanakan oleh pekerjaan yang terlatih.

(9)

12

2. Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam harus dibuat seminggu sebelum sebelum penanaman agar tanah yang digali dan lubang tanam mengalami pengaruh iklim sehingga terjadi perbaikan tanah secara fisika ataupun Kimia dan dapat di lakukan pemeriksa lubang baik ukuran maupun jumlah per hektarnya. Lubang tanam bertujuaan untuk menyediakan ruang bagi perakasaran yang baik bagi tanaman pada fase awal pertumbuhan di lapangan (H.P.Permadi, 2000)

Gambar 1. Lubang Tanam Standart 60 x 60 60 cm

Pembuatan lubang yang di lakukan pada saat tanam atau hanya 1 - 2 hari sebelum tanam tidak dianjurkan. Lubang tanam kelapa sawit biasanya di buat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm, tetapi ada juga yang hanya berukuran 50 cm x 40 cm x 40 cm pada saat menggali. Tanah atas di taruh di sebelah dan tanah bawah di taruh di sebelah selatan lubang, Ajir di tancapkan di samping lubang dan bila lubang telah selesai di buat, ajir di tancapkan kembali ke tengah – tengah lubang. Apabila tanaman akan di tanam menurut garis tinggi (kontur) atau di buat teras melingkari bukit, letak lubang tanaman harus berada paling dekat 1,5 m dari

(10)

13

sisi lereng. Untuk penanaman kelapa sawit yang melingkari bukit, biasan nya di buat teras – teras terlebih dahulu, baik teras individual mampun teras kolektif. 3. Ada 2 teknik pembuatan lubang tanam :

a. Manual

Peralatan yang diperlukan untuk membuat lubang tanam berupa cangkul, alat pengukur/tongkat (mal/patron) dengan ukuran 60 cm dan 90 cm, dan post hole digger. Teknis pengerjaan lubang tanam secara manual dilakukan dengan tata urutan sebagai berikut.

 Lubang tanaman telah dipersiapkan 1 (satu) bulan sebelum tanam.

 Pancang tidak boleh diangkat sebelum diberi tanda untuk pembuatan lubang tanam (90 x 90) cm diatas permukaan tanah sehingga pancang tepat berada di tengah-tengah pola tersebut.

 Ukuran lubang tanam adalah (90 cm x 90 cm x 60 cm).

 Tanah hasil galian dipisahkan antara top soil dan sub soil. Top soil diletakkan di sebelah selatan dan sub soil di sebelah utara secara teratur dan seragam. Setelah lubang tanam selesai, pancang kembali ke posisi semula

 Dinding lubang tanam harus tegak lurus dan tidak boleh berbentuk lain.

 Norma prestasi melubang yaitu15 – 20 lubang/HK

b. Mekanis

Pembuatan lubang tanam secara mekanis dapat kita lakukan dengan cara menggunakan mesin pembuat lubang (Hole Digger). Ada beberapa tipe hole digger yang dapat kita gunakan untuk membuat lubang tanam secara mekanis. Hole digger adalah merupakan mesin bor yang merancang khusus untuk

(11)

14

pelubangan tanaman ulang (replanting) pada sektor skala besar, mesin ini di gerekkan oleh traktor ban/jonder (whell tractor) yang mempunyai rpm PTO 540 rpm dan kecepatan boran 180 rpm. Hole digger merupakan peralatan yang sangat ekonomis jika di pandang dari nilai investasi dan capaian kinerja yang dihasilkan, terutama untuk proyek besar dalam tanaman ulang jika dibandingkan dengan melobang tanam yang memakai tenaga manual (manusia).

3. Menanam

Kegiatan menanam terdiri dari kegiatan mempersiapkan bibit di pembibitan utama, pengangkutan bibit ke lapangan, menaruh bibit di setiap lubang, persiapan lubang, menanam bibit pada lubang, dan pemeriksaan areal yang sudah di tanami. Pada keadaan tertentu sepertinya penyisipan, penanaman di daerah rawan babi, tikus,Oryctes, atau karna keterlambatan persiapan lapangan, dan sebagainya bibit yang berumur lebih tua, yaitu 15 - 18 bulan dapat juga di gunakan. Dalam keadaan normal tidak dianjurkan mengignat bibit tersebut akan mengalami stress yang agak lama karena banyak nya akar yang di potong sewaktu di bongkar dari pembibitan dan persentase kematikan bibit akan tinggi terlebih apabila penanaman tidak di lakukan pada musim hujan.

Bibit ini memanjang sehingga perlu di pangkas atau di songkong dengan kayu agar tidak mudah tumbang atau miring tertiup anging. Karena ukurannya sudah besar maka pengangkutan dari tepi ke dalam lebih sulit sehingga tidak jarang pengangkut bibit sengaja merusak polibegnya dan membuang sebagian tanah pada akarnya. Di pembibitan sendiri pemeliharaannya sulit karena sudah

(12)

15

rapat, sukar dimasuki untuk penyiangan, pemupukan dan seleksi. A.U.Lubis (2008).

D. Hole Digger

Hole digger adalah merupakan mesin bor yang merancang khusus untuk pelubangan tanaman pada sektor skala besar.

Bagian-bagian Hole Digger :

1. Gear Bok Assembly

Komponen reduction gear yang digunakan adalah Replacement part for MIT.CANTER AD-123 CROWN WHEEL & PINION (6 x 37) SH – Gear Set. Untuk as pinion gear (gigi penggerak) kesemua bahannya adalah orisinil dari pembelian 1seat gear tersebut. Sedangkan rumah gear dibuat dari plate ketebalan 10 mm yang bagian dalam nya dilumasi dengan oli. Bagian depan rumah gear dibuat dari plate yang dapat dibongkar pasang (agar mudah dilakukan pemeriksaan kerusakan) yang diikat dengan 16 baut pengikat dan dilapisin dengan packing gabus agar oli tidak merembas bocor.

Sedangkan plate bawah (tempat keluarnya as crown wheel) ditutupi dengan oil seal ukuran 62-85-13 mm. Agar menjamin oli tidak merembas bocor, oil seal dapat ditambah lagi pada sisi bagian dalam plate (dipasang double).

Batok orisinil dari Replacement part for MIT. CANTER AD-123 CROWN WHEEL & PINION (6 x 73) SH – Gear Set yang di kaitkan dengan 12 baut pengikat di pasang timbul (keluar) dari kotak rumah gear yang di lapisi juga dengan packing gabus agar oli tidak merembes bocor. Platte atas dibuat lubang tempat pengisian oli, yang dapat dibuat dari baut dengan ukuran seperlunya.

(13)

16

Gambar 2. Gear Box Assembly

2. Universal Drive Shaft

Shaft (poros) pengerak ini dinamakan merupakan penyaluran tenaga PTO (power take off) pada whell traktor. Dinamankan universal karena harus memiliki persyaratan: Posisi as dapat membentuk sudut yang selalu berubah – ubah sesuai dengan hidrolik dari tangan–tangan jonder ( hard lift rod adjusment).

Karena sudut as yang selalu berubah–ubah makan dibutuhkan panjang as yang berbeda–beda pula. Disini kita menggunakan hubungan spline dan naaf sehingga putaran as tidak akan pernah mengalami slip dan panjang as dapat berubah–ubah. Kontruksi poros yang kokoh dan ringan. Disini kita menggunakan pipa steam.

(14)

17

Gambar 3. Universal Shaft Drive 3. Stabiliser Bar

Stabiliser bar atau batang pensibel hole digger iini di buat dari pipa steam ukuran1” ataupun 1 ¼” yang dilengkapi dengan stelan per sebagai penstabian gerakan naik. Turunnya hole digger.posisi tarikan dan renggangan per dapat di atur dengan membuat pilihan lobang pen posisi bosch dudukan penahan per.

Gambar 4. Stabiliser Bar

4. Gear Box Mounting

Gear box mounting berfungsi sebagai tempat sangkutan gear box, oleh karena itu gear box mounting haruslah memiliki syarat utama yaitu kokoh (tahan dari beban tarik). Bagian ini dibuat dari plate 12 mm dengan lebar bagian atas 120 mm agar konstruksi kokoh dan enak dipandang (memiliki nilai estetis).

(15)

18

Sedangkan hubungan dengan main frame digunakan mounting pen yang berfungsi selain engsel penghubung juga berfungsi agar pegangan gear box tidak melebar dan kaku.

Gambar 5. Gear Box Mounting

5. Main Frame

Main frame atau rangka dasar dibuat dari plate 1”pada bagian tangan pengikat gear box mounting dan pengikat pangkal pada jonder. Sedangkan bagian lainnya dibuat dari plate 12 mm yang dibentuk dengan las menjadi seperti balok. Untuk penghubung pada stand dibuat pelapis plate 12 mm yang bagian dalamnya dilapisi juga dengan pipa steam secukupnya agar rangka dasar dari main frame tidak koyak.

(16)

19

6. Stand

Stand atau tegakan hole digger adalah pengendali naik turunnya posisi mata bor yang dikendaliki oleh tangan-tangan jonder (hard lift rod adjusment). Bahagian ini dibuat dari plate 1”pada kaki bagian bawah dan plate 12 mm pada lengan atas pengikat main frame dan stabiliser bar.

Gambar 7. Stand

Pada kaki bagian bawah dipasang pen pengikat ke tangan-tangan jonder (hard lift rod adjusment) yang timbul kesisi luar. Agar lengan atas lebih kokoh dan kaku dapat ditambah support (sokong) yang dilas antara lengan atas dan kaki bagian bawah sepanjang tidak menganggu pen mounting.

Gambar

Gambar 1.  Lubang Tanam Standart 60 x 60 60 cm
Gambar 2. Gear Box Assembly
Gambar 3. Universal Shaft Drive  3.  Stabiliser Bar
Gambar 6. Main Frame
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendapatkan efisiensi reproduksi yang tinggi diusahakan memperbaiki kondisi (genetis, biologis dan kesehatan) ternak tersebut baik betina maupun pejantan.. Selain

Barkley (1997) menyatakan bahwa gangguan ini merupakan gangguan biologis pada fungsi otak yang bersifat kronis, dan mengakibatkan perkembangan fungsi eksekutif

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kepadatan populasi keong bakau di Kawasan Hutan Mangrove Maligi Kabupaten Pasaman Barat tergolong tinggi

Setiap data dan operasi yang berkaitan dijadikan satu dalam sebuah kelas, sehingga data yang berkaitan tidak tersebar dan mudah ditemukan, karena diasosiasikan dengan suatu

Infark miokard akut (IMA) didefinisikan sebagai nekrosis miokard yang disebabkan oleh tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut arteri koroner.Sumbatan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1) Pembelajaran dengan media pembelajaran Chemscool dan lembar

Hasil akhir nilai kinerja guru dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah (kepala sekolah/madrasah, wakil kepala sekolah/madrasah,

Kerena peneliti mengkaji tentang proses pemindahan pengetahuan lokal pada kelompok masyarakat nelayan tradisional di Desa Kedungmalang, Jepara, informan utama