• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk. LAPORAN KEUANGAN PER 31 Maret 2007 dan Global Reports LLC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk. LAPORAN KEUANGAN PER 31 Maret 2007 dan Global Reports LLC"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PER

(2)

Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan

1

Laporan Keuangan

Neraca

2 - 3

Laporan Laba Rugi

4

Laporan Perubahan Ekuitas

5

Laporan Arus Kas

6

(3)

Untuk Periode 1 Januari 2007 - 31 Maret 2007

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

:

Gita Puspa Kirana Darmawan

Alamat Kantor

:

Wisma Slipi Lantai 6, Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 12

Jakarta Barat 11480

Alamat Domisili

:

Jl. Kerinci VIII/37, RT 009 / RW 002, Kebayoran Baru

Jakarta Selatan

Nomor Telepon

:

021 - 5308005

Jabatan

:

Direktur Utama

Menyatakan bahwa :

1.

Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perusahaan;

2.

Laporan keuangan Perusahaan telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

di Indonesia;

3.

a.

Semua informasi dalam laporan keuangan Perusahaan telah dimuat secara lengkap dan benar;

b.

Laporan keuangan Perusahaan tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar dan tidak

menghilangkan informasi atau fakta material;

4.

Bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal dalam Perusahaan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Jakarta, 30 April 2007

Direktur Utama,

Materai Rp 6.000 dan Stempel

(4)

2b,2c,2d,3,29

Pihak hubungan istimewa 5,249,526,811 5,260,250,287

Pihak ketiga 4,263,969,998 43,699,908,561

9,513,496,809 48,960,158,848

Deposito berjangka 2e,4 11,000,000,000 11,000,000,000

2c,2f,5,29

Pihak hubungan istimewa 19,800,000,000 20,860,000,000

Pihak ketiga 0 9,035,000,000

Jumlah investasi jangka pendek - bersih 19,800,000,000 29,895,000,000 2b,2g,2i,6 572,860,691,261 527,118,564,842 108,021,970,327 91,668,197,743 (89,428,587,997) (76,933,712,045) (108,021,970,327) (91,668,197,743) 483,432,103,264 450,184,852,797 (14,201,022,965) (16,641,112,127) 469,231,080,299 433,543,740,670 2h,2i,7 Pihak ketiga 306,184,193,484 205,839,948,918

Penyisihan piutang ragu-ragu (4,232,333,919) (8,019,316,659) 301,951,859,565 197,820,632,259 2c,8,29

Pihak hubungan istimewa 1,047,170,452 946,821,669

Pihak ketiga 1,154,139,023 1,576,199,016

2,201,309,475 2,523,020,685 2j

Pihak hubungan istimewa 0 0

Pihak ketiga 1,163,815,248 197,529,504

1,163,815,248 197,529,504

Pajak dibayar dimuka 2o,9 26,376,553 0

2o,27 10,048,192,102 8,672,306,409 2c,2g,10,29 11,626,549,129 13,686,677,145 2k,11 11,383,836,732 9,158,155,085 2c,12 386,584,000 381,584,000 848,333,099,912 755,838,804,605 Investasi jangka pendek

Jumlah

Penyisihan piutang ragu-ragu

Pendapatan sewa guna usaha belum diakui Simpanan jaminan

AKTIVA

Jumlah kas dan setara kas

pendapatan yang belum diakui masing-masing sebesar Rp 59.995.926.443 untuk tahun 2007 dan

dan Rp 34.107.309.856 untuk tahun 2006 Penanaman neto sewa guna usaha Pihak ketiga

Piutang sewa guna usaha Nilai sisa terjamin

Jumlah penanaman neto sewa guna usaha Piutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi

Jumlah piutang pembiayaan konsumen - bersih

Jumlah piutang lain-lain Piutang lain-lain

penyusutan masing-masing sebesar Rp 12.348.170.211 dan Biaya dibayar dimuka

Jumlah biaya dibayar dimuka Aktiva pajak tangguhan

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. JUMLAH AKTIVA

Kas dan setara kas

dan Rp 5.300.993.932 pada tahun 2007 dan 2006 Aktiva lain-lain

Rp 10.595.516.795 pada tahun 2007 dan 2006 Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

masing-masing sebesar Rp 9.126.965.796 Aktiva yang disewagunausahakan

(5)

Catatan 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN

Hutang bank 2b, 2c,13

Pihak hubungan istimewa 74,675,000,000 0

Pihak ketiga 60,211,183,962 16,749,999,990

Jumlah hutang bank 134,886,183,962 16,749,999,990

Hutang premi asuransi 2c,14,29

Pihak hubungan istimewa 1,269,071,451 1,077,068,911

Pihak ketiga 492,279,831 0

Sub jumlah 1,761,351,282 1,077,068,911

Hutang lain-lain 2b, 15

Pihak ketiga 13,123,753,867 7,134,790,967

Biaya masih harus dibayar 2b,2c,2n,2p,16,29

Pihak hubungan istimewa 2,468,200,842 2,107,000,000

Pihak ketiga 5,064,895,675 3,337,035,684

Jumlah biaya masih harus dibayar 7,533,096,517 5,444,035,684

Pendapatan ditangguhkan - bersih 2g,2n,17,29

Pihak hubungan istimewa 1,800,000,000 2,400,000,000

Hutang pajak 2o,18,27 1,956,523,836 3,487,999,872

Hutang obligasi 2c,2l,19,29

Pihak hubungan istimewa 157,000,000,000 183,000,000,000

Pihak ketiga 68,000,000,000 117,000,000,000

Sub jumlah 225,000,000,000 300,000,000,000

(1,442,039,914) (3,076,144,866) Jumlah hutang obligasi - bersih 223,557,960,086 296,923,855,134

JUMLAH KEWAJIBAN 384,618,869,550 333,217,750,558

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 250 per saham tahun 2007 dan 2006

Modal dasar - 4.160.000.000 saham tahun 2007 dan 2006 Modal ditempatkan dan disetor - 1.042.214.580 saham

tahun 2007 dan 2006 1b,20 260,553,645,000 260,553,645,000

Dana cadangan 20 100,000,000 0

Agio saham 21 22,116,000 22,116,000

Saldo laba 203,038,469,362 162,045,293,047

JUMLAH EKUITAS 463,714,230,362 422,621,054,047

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 848,333,099,912 755,838,804,605

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Dikurangi: beban emisi obligasi yang belum diamortisasi

(6)

Rp Rp PENDAPATAN

Sewa guna usaha - pihak ketiga 2g,2n,31 18,800,575,762 19,421,063,348 Pembiayaan konsumen - pihak ketiga 2h,2n,31 16,132,446,162 9,541,987,683 Sewa guna usaha - operating lease

Pihak hubungan istimewa 2c,2g,2n,17,29 1,930,617,320 2,398,613,027

Bunga 2b, 2n,22,29 2,232,368,453 2,806,944,915

Keuntungan kurs mata uang asing - bersih 2b 528,942,201 0

Pendapatan lain-lain 2f,2n,23,29 3,265,963,739 589,101,569

JUMLAH PENDAPATAN 42,890,913,637 34,757,710,542

BEBAN

Bunga dan beban pembiayaan lainnya 2c,2n,24,29 12,079,017,221 10,070,836,482

Umum dan administrasi 2n,2p,25,29 7,889,853,851 4,870,032,427

Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan 2c,2g,10,29 1,066,357,518 958,337,497

Penyisihan piutang ragu-ragu 2i,6,7 1,500,000,000 0

Kerugian kurs mata uang asing - bersih 2b 0 353,863,395

Beban lain-lain 2f,26 37,930,260 40,225,212

JUMLAH BEBAN 22,573,158,850 16,293,295,013

LABA SEBELUM PAJAK 20,317,754,787 18,464,415,529

PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK 2o,27

Pajak kini (6,077,826,465) (5,539,324,658)

Pajak tangguhan 0 0

JUMLAH BEBAN PAJAK (6,077,826,465) (5,539,324,658)

LABA BERSIH 14,239,928,322 12,925,090,871

(7)

Tambahan Saldo laba Saldo laba modal disetor - Dana ditentukan tidak ditentukan

Catatan Modal disetor agio saham cadangan penggunaannya penggunaannya Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo per 31 Desember 2005 20.21 260,553,645,000 22,116,000 0 (15,633,218,700) 164,753,420,879 409,695,963,179

Laba bersih tahun berjalan (3 bulan) 0 0 0 0 12,925,090,871 12,925,090,871

Saldo per 31 Maret 2006 260,553,645,000 22,116,000 0 (15,633,218,700) 177,678,511,750 422,621,054,050

Laba bersih tahun berjalan (9 bulan) 37,275,393,790 37,275,393,790

Pembayaran dividen (10,422,145,800) (10,422,145,800)

Setoran dana cadangan 20 0 0 100,000,000 (100,000,000) 0 0

Saldo per 31 Desember 2006 20.21 260,553,645,000 22,116,000 100,000,000 (26,155,364,500) 214,953,905,540 449,474,302,040

Laba bersih tahun berjalan (3 bulan) 0 0 0 0 14,239,928,322 14,239,928,322

Saldo per 31 Maret 2007 20.21 260,553,645,000 22,116,000 100,000,000 (26,155,364,500) 229,193,833,862 463,714,230,362

(8)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari transaksi pembiayaan:

Sewa guna usaha 87,713,591,281 79,655,991,247 Pembiayaan konsumen 67,527,076,109 78,380,440,472 Sewa guna usaha - operating lease 2,499,976,646 2,406,015,929 Penerimaan penghasilan bunga 786,624,555 1,294,900,639 Penerimaan bersih dari aktivitas operasi lainnya 40,588,834,951 6,128,071,898 Pembayaran kas kepada pemasok:

Sewa guna usaha (124,093,307,574) (35,299,635,650) Pembiayaan konsumen (66,673,202,920) (36,848,042,935) Pembayaran kas untuk aktivitas operasi lainnya (29,319,811,811) (29,045,697,958) Pembayaran beban umum dan administrasi (5,519,700,178) (3,378,882,458) Pembayaran bunga (12,306,302,421) (9,425,867,327) Pembayaran pajak penghasilan (12,903,335,576) (8,451,110,316) Pembelian surat berharga (45,000,000,000) (56,055,000,000) Penjualan surat berharga 25,200,000,000 26,160,000,000 Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (71,499,556,938) 15,521,183,541 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aktiva tetap 11 (1,699,881,076) (1,665,570,397)

Penjualan aktiva tetap 11 177,000,000 0

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (1,522,881,076) (1,665,570,397) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan hutang bank 110,262,500,000 0

Pembayaran hutang bank (49,937,953,034) (3,333,333,336)

Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 60,324,546,966 (3,333,333,336) KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (12,697,891,048) 10,522,279,808

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 22,211,387,857 38,437,879,040

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 9,513,496,809 48,960,158,848

(9)

1. UMUM a. Pendirian

PT Clipan Finance Indonesia Tbk(“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta No. 47 tanggal 15 Januari 1982, kemudian diperbaiki dengan akta No. 363 tanggal 29 Juni 1982, keduanya dibuat oleh Ny. Kartini Muljadi, SH, notaris di Jakarta dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-396.HT.01.01.Th.82 tanggal 2 Agustus 1982 dan telah didaftarkan pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut di bawah No. 2771 dan 2772 tanggal 10 Agustus 1982, serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 79 tanggal 1 Oktober 1982, Tambahan No. 1189.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, dimana seluruh anggaran dasar Perusahaan diubah dengan akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Clipan Finance Indonesia Tbk No. 466 tanggal 29 Juli 1997, dibuat oleh Adam Kasdarmadji, SH, notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No. C2-9361.HT.01.04.Th.97 tanggal 11 September 1997, diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 23 tanggal 19 Maret 1999 Tambahan No.1690.

Selanjutnya perubahan guna meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp 177.600.204.000 (seratus tujuh puluh tujuh miliar enam ratus juta dua ratus empat ribu rupiah) menjadi Rp 585.000.000.000 (lima ratus delapan puluh lima miliar rupiah) sebagaimana dimuat dalam akta No. 54 tanggal 29 Nopember 1999, dibuat oleh Fathiah Helmi, SH, notaris di Jakarta yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang - Undangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C-4781 HT.01.04-THN.2000 tanggal 3 Maret 2000 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 51 tanggal 27 Juni 2000 tambahan No.3320.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana tercantum dalam akta No. 41 tanggal 24 Juli 2002 yang dibuat oleh notaris Veronica Lily Dharma, SH, para pemegang saham telah menyetujui untuk merubah anggaran dasar Perusahaan, antara lain:

* Perubahan nilai nominal saham Perusahaan dari Rp 500 menjadi Rp 250 per saham;

* Perubahan anggaran dasar Perusahaan, antara lain pasal 4 ayat 1 : modal dasar Perusahaan berjumlah Rp 585.000.000.000 terbagi atas 2.340.000.000 saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp 250.

Perubahan anggaran dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C-14470 HT.01.04.Th.2002 tanggal 2 Agustus 2002 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 79 tanggal 1 Oktober 2002, Tambahan No. 826.

Perubahan nilai nominal saham Perusahaan telah dilaksanakan berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat yang telah dibuat oleh Veronica Lily Dharma, SH, notaris di Jakarta dengan akta No. 44 tanggal 22 Juli 2003, dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C-24510 HT.01.04.TH.2003 tanggal 15 Oktober 2003 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24 Nopember 2003, Tambahan No. 915.

Berdasarkan akta notaris Veronica Lily Dharma, SH., No. 36 tanggal 19 Juli 2005, disebutkan para pemegang saham telah menyetujui untuk merubah anggaran dasar diantaranya meningkatkan modal dasar Perusahaan dimana sebelumnya sebesar Rp 585.000.000.000 yang terbagi atas 2.340.000.000 saham menjadi sebesar Rp 1.040.000.000.000 yang terbagi atas 4.160.000.000 saham, dengan nilai nominal masing-masing Rp 250 per saham. Perubahan anggaran dasar Perusahaan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C-23997 HT.01.04.TH.2005 tanggal 30 Agustus 2005 yang diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.95 tanggal 29/11/2005, Tambahan No.12253.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama usaha Perusahaan meliputi usaha pembiayaan sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen.

Perusahaan memperoleh izin usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat keputusan No. 1402/KMK.013/1990 tanggal 3 Nopember 1990.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan kantor cabang di Denpasar, Bandung, Medan, Yogyakarta, Lampung, Surabaya, Pekanbaru, Balikpapan, Semarang dan Palembang. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) Panin.

(10)

-b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 26 Juni 1989, Perusahaan memperoleh izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat No.SI-037/SHM/MK.10/1989 untuk melakukan penawaran umum atas 1,5 juta saham Perusahaan, nilai nominal Rp 1.000 per saham dengan harga penawaran Rp 8.850 per saham. Saham-saham tersebut telah dicatat di Bursa Paralel Indonesia pada tanggal 27 Agustus 1990.

Pada tanggal 5 Agustus 1993, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus sebanyak 2.466.564 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang berasal dari agio hasil penawaran umum saham.

Pada tanggal 24 Juli 1995, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus sebanyak 4.933.453 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang berasal dari agio hasil penawaran umum saham.

Sampai dengan tanggal 31 Desember 1996, saham Perusahaan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Selanjutnya sejak tanggal 2 Januari 1997, saham Perusahaan tidak lagi tercatat di Bursa Efek Surabaya sesuai dengan surat dari PT Bursa Efek Surabaya No. S-054/LIS/BES/CB/XI/96 tanggal 11 Nopember 1996. Penghapusan pencatatan efek (delisting) Perusahaan pada Bursa Efek Surabaya karena sejak saham Perusahaan tercatat di Bursa Efek Surabaya tidak pernah terjadi transaksi.

Pada tanggal 17 Oktober 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan surat No.S-2427/PM/1997 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 29.600.034 saham, nilai nominal Rp 1.000 per saham dan 5.550.006 waran yang diterbitkan menyertai saham biasa atas nama tersebut yang diberikan secara cuma-cuma dengan harga penawaran Rp 1.000 per saham. Seluruh saham telah diambil oleh pemegang saham dalam Penawaran Umum Terbatas tersebut, namun tidak terdapat waran seri I. Saham-saham tersebut telah dicatat di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 7 Nopember 1997.

Pada tanggal 29 Juni 1998, Perusahaan melakukan perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham. Dengan perubahan nilai nominal tersebut, maka jumlah saham Perusahaan yang tercatat pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 19 Oktober 1998 sejumlah 88.800.102 saham.

Pada tanggal 9 Desember 1998, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus sebanyak 8.705.734 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham yang berasal dari agio hasil penawaran umum saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 10 Desember 1998.

Pada tanggal 20 Oktober 1999, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan Surat No. S-2009/PM/1999 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak-banyaknya 217.211.696 saham, nilai nominal Rp 500 per saham dan 36.201.949 waran seri II yang diterbitkan menyertai saham biasa atas nama tersebut yang diberikan secara cuma-cuma dengan harga penawaran Rp 500 per saham. Jumlah saham dan waran seri II yang diambil oleh pemegang saham dalam Penawaran Umum Terbatas tersebut sejumlah 195.011.672 saham dan 32.501.945 waran seri II. Saham dan waran seri II tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta tanggal 11 Nopember 1999 dan pada Bursa Efek Surabaya tanggal 20 Januari 2000.

Pada tanggal 31 Desember 1999, jumlah saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta sebanyak 292.517.508 saham.

Pada tanggal 23 Mei 2000, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan surat No. S 1136/PM/2000 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III Dengan Hak memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak-banyaknya 336.119.465 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 49.795.476 waran seri III yang diterbitkan menyertai saham biasa atas nama tersebut yang diberikan secara cuma-cuma dengan harga penawaran Rp 500 per saham. Jumlah saham dan waran seri III yang diambil oleh pemegang saham dalam Penawaran Umum Terbatas tersebut sejumlah 171.088.532 saham dan 25.346.447 waran seri III. Saham dan waran seri III tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta tanggal 20 Juni 2000 dan pada Bursa Efek Surabaya tanggal 20 Juni 2000.

Pada tanggal 31 Maret 2007 dan 2006 jumlah saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta masing-masing sebanyak 1.042.214.580 lembar.

(11)

1. UMUM - Lanjutan

c. Penawaran Umum Obligasi Perusahaan

Pada bulan Nopember 2003, Perusahaan menawarkan kepada masyarakat Obligasi Clipan Finance Indonesia I Tahun 2003 melalui Bursa Efek Surabaya dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 150.000.000.000 dengan tingkat bunga per tahun sebesar 14% yang bersifat tetap dan akan jatuh tempo pada tanggal 19 Nopember 2008 (Catatan 19).

Pada bulan Desember 2004, Perusahaan kembali menawarkan kepada masyarakat Obligasi Clipan Finance Indonesia II Tahun 2004 melalui Bursa Efek Surabaya dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 200.000.000.000 yang terbagi atas:

Seri A : Jangka waktu 370 ( tiga ratus tujuh puluh ) hari dengan tingkat bunga tetap 10% per tahun sebesar Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah)

Seri B : Jangka waktu 2 (dua) tahun dengan tingkat bunga tetap 11,50% per tahun sebesar Rp 75.000.000.000 (tujuh puluh lima miliar rupiah)

Seri C : Jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan tingkat bunga tetap 12,50% per tahun sebesar Rp 75.000.000.000 (tujuh puluh lima miliar rupiah)

Obligasi ini telah jatuh tempo masing-masing tanggal 27 Desember 2005 dan 17 Desember 2006 untuk Seri A dan Seri B sedangkan untuk seri C akan jatuh tempo tanggal 17 Desember 2007 (Catatan 19).

d. Susunan Pengurus dan Karyawan Perusahaan

Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2007 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Mu’min Ali Gunawan

Komisaris : Gunawan Santoso

Komisaris Independen : Hendrawan Danusaputra Dewan Direksi

Presiden Direktur : Gita Puspa Kirana Darmawan

Direktur : Irwan Djaja

Komite Audit

Anggota Komite Audit : Sahat Maruli Purba Alex Gunawan

Susunan dewan komisaris dan direksi tersebut di atas sesuai dengan akta Veronica Lily Dharma, SH., No. 34 tanggal 19 Juli 2006, notaris di Jakarta.

Gaji dan kesejahteraan dewan komisaris dan direksi masing-masing sebesar Rp 334.807.960 dan Rp 282.385.524 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2007 dan 2006.

Jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2007 dan 2006 masing-masing sebanyak 264 orang dan 214 orang.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan Perusahaan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal No. VIII.G.7 tentang "Pedoman Penyajian Laporan Keuangan".

Laporan keuangan Perusahaan disusun berdasarkan nilai historis kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan dasar akrual.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

(12)

b. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan dengan menggunakan kurs tengah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia masing - masing sebesar Rp 9.125,00 dan Rp 9.065,50 untuk US$ 1 pada tanggal 31 Maret 2007 dan 2006. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

c. Transaksi Hubungan Istimewa

Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 tentang "Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa", hubungan istimewa didefinisikan sebagai berikut:

1) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara(intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries);

2) Perusahaan asosiasi (associated companies);

3) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);

4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

Semua transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan.

d. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

e. Deposito Berjangka

Deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatannya, namun dibatasi penggunaannya dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan, disajikan sebesar nilai nominal. f. Investasi Dalam Efek Hutang dan Ekuitas

Berdasarkan PSAK No. 50 "Akuntansi Investasi Efek Tertentu", transaksi investasi efek dicatat sebagai berikut:

Investasi dalam efek hutang dan ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia diakui berdasarkan harga perolehan. Penyisihan untuk penurunan nilai investasi dilakukan apabila manajemen Perusahaan menyimpulkan bahwa nilai investasi telah mengalami penurunan yang signifikan atau permanen.

Efek hutang dan ekuitas yang dibeli dan dimiliki untuk diperdagangkan dalam waktu dekat diklasifikasikan sebagai efek yang diperdagangkan dan diakui sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan.

(13)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan

f. Investasi Dalam Efek Hutang dan Ekuitas - Lanjutan

Untuk investasi dalam efek hutang dan ekuitas yang nilai wajarnya tersedia, pihak manajemen menentukan klasifikasi yang tetap untuk investasi tersebut pada saat perolehan dan mengevaluasi ulang klasifikasi tersebut pada setiap tanggal neraca.

Obligasi diklasifikasi sebagai 'dimiliki hingga jatuh tempo' apabila Perusahaan bermaksud dan mampu memiliki efek tersebut hingga jatuh tempo. Efek tersebut diakui berdasarkan harga perolehan setelah dikurangi diskonto atau premium yang belum diamortisasi.

Efek hutang dan ekuitas yang tidak diklasifikasi sebagai "dimiliki hingga jatuh tempo" atau efek yang diperdagangkan diklasifikasikan sebagai efek yang tersedia untuk dijual dan diakui sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi disajikan secara terpisah sebagai komponen ekuitas.

Penentuan biaya perolehan dalam menghitung laba atau rugi yang direalisasi didasarkan pada metode rata-rata tertimbang dengan memperhitungkan amortisasi diskonto atau premium.

g. Akuntansi Sewa Guna Usaha

Perusahaan menggunakan metode finance lease untuk transaksi sewa guna usaha yang memenuhi kriteria di bawah ini: * Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna

usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha;

* Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha;

* Masa sewa guna usaha minimum dua tahun.

Sedangkan, jika salah satu kriteria tersebut diatas tidak terpenuhi maka transaksi sewa guna usaha akan dicatat dengan menggunakan metode operasional (operating lease).

Piutang sewa guna usaha dinyatakan sebesar jumlah saldo angsuran dari sewa guna usaha dikurangi pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu.

Finance Lease:

Penanaman neto dalam aktiva yang disewagunausahakan diperlakukan dan dicatat sebagai penanaman neto sewa guna usah yang terdiri dari jumlah piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang akan diterima pada akhir masa sewa guna usaha dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income) dan simpanan jaminan (security deposits).

Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa dengan biaya perolehan aktiva yang disewagunausahakan dicatat sebagai pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui yang dialokasikan sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala (periodic rate of return) atas penanaman neto dalam sewa guna usaha.

Apabila aktiva yang disewagunausahakan dijual kepada penyewa guna usaha sebelum masa sewa guna usaha berakhir, maka perbedaan antara harga jual dengan penanaman neto dalam sewa guna usaha, dicatat sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

Apabila aktiva yang disewagunausahakan ditarik/dimiliki kembali (repossessed) dan kemudian dijual, maka biaya perolehan aktiva tersebut dikeluarkan dari akun yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang terjadi dicatat dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

Operating Lease:

Barang modal yang disewagunausahakan diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva yang disewagunausahakan berdasarkan harga perolehan.

Pembayaran sewa guna usaha(lease payments) selama tahun berjalan yang diperoleh dari penyewa guna usaha diakui dan dicatat sebagai pendapatan sewa. Pendapatan sewa diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa sewa guna usaha.

(14)

g. Akuntansi Sewa Guna Usaha - Lanjutan Operating Lease - lanjutan:

Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan dilakukan dalam jumlah yang layak dengan metode dan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aktiva tetap - pemilikan langsung (lihat kebijakan akuntansi mengenai aktiva tetap - pemilikan langsung).

Apabila aktiva yang disewagunausahakan dijual, maka perbedaan antara nilai buku dan harga jual diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian tahun berjalan.

Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha diakui dan dicatat sebagai pendapatan dalam tahun berjalan.

h. Akuntansi Pembiayaan Konsumen

Piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar jumlah saldo angsuran dari pembiayaan konsumen dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu .

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan perbedaan antara jumlah angsuran yang akan diterima dan jumlah pokok pembiayaan. Pendapatan yang belum diakui diamortisasi dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen dengan menggunakan tingkat pengembalian bunga efektif.

Pendapatan administrasi yang diterima sehubungan dengan transaksi pembiayaan konsumen diakui dan dicatat sebagai pendapatan dalam tahun berjalan pada saat perjanjian pembiayaan pertama kali ditandatangani.

Pelunasan sebelum masa berakhirnya kontrak pembiayaan konsumen dianggap sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam tahun berjalan.

Transaksi kerjasama penyaluran pembiayaan dilakukan oleh Perusahaan dengan menjual piutang pembiayaan konsumen yang sudah dibukukan oleh Perusahaan sebesar 100% kepada pihak Bank. Piutang pembiayaan konsumen yang telah dijual kepada pihak Bank dikeluarkan dari akun piutang pembiayaan konsumen. Perusahaan menjual piutang pembiayaan konsumen kepada pihak Bank dengan suku bunga yang lebih rendah bila dibandingkan dengan suku bunga yang diterima Perusahaan dari konsumen. Selisih antara suku bunga yang dikenakan oleh Perusahaan kepada konsumen dan suku bunga yang dikenakan oleh pihak Bank kepada Perusahaan diakui oleh Perusahaan sebagai pendapatan pembiayaan konsumen dan dibukukan pada laporan laba rugi periode berjalan.

i. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu atas penanaman neto sewa guna usaha, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang dan piutang lain-lain berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang tersebut pada akhir tahun. Piutang yang tidak tertagih dihapuskan pada saat terjadinya. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain dalam tahun berjalan.

j. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya. k. Aktiva Tetap

Aktiva tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus(straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:

Masa Manfaat Tarif per Tahun

Bangunan 20 tahun 5%

Prasarana kantor (partisi dan renovasi kantor) 5 tahun 20%

Peralatan kantor 5 tahun 20%

Kendaraan bermotor 5 tahun 20%

(15)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan k. Aktiva Tetap - Lanjutan

Hak atas tanah tidak disusutkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 47.

Hak atas tanah Perusahaan merupakan Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama perorangan yang telah dilepaskan haknya ke Perusahaan. Manajemen berkeyakinan tidak akan ada masalah untuk perpanjangan/pembaharuan hak atas tanah tersebut. Bila nilai tercatat suatu aktiva melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali(estimated recoverable amount), maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi ke akun aktiva tetap yang bersangkutan. Aktiva tetap yang tidak digunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutan. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

l. Biaya Emisi Obligasi

Beban yang terjadi sehubungan dengan penawaran emisi obligasi Perusahaan dikurangkan langsung dari hasil emisi dalam menentukan hutang obligasi bersih yang bersangkutan dan disajikan sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G.7 tentang "Pedoman Penyajian Laporan Keuangan". Selisih antara hasil emisi bersih dengan nilai nominal obligasi diakui sebagai diskonto atau premium dan diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan menggunakan metode garis lurus.

m. Instrumen Keuangan

Laba atau rugi yang timbul dari kontrak swap danforward yang berasal dari selisih antara kurs yang berlaku pada saat penutupan kontrak dengan kurs pada tanggal neraca dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Perusahaan mengakui pendapatan atas sewa guna usaha, pembiayaan konsumen dan anjak piutang seperti yang dijelaskan pada catatan 2g dan 2h. Pendapatan bunga diakui atas dasar proporsi waktu dan tingkat bunga berlaku. Pada saat piutang sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen dinyatakan macet, Perusahaan menghentikan pengakuan pendapatan bunganya. Pada saat realisasi penerimaan hasil tagihan piutang macet tersebut, diutamakan untuk melunasi pokok piutang dan sisanya diakui sebagai pendapatan bunga (bila ada).

Pendapatan diterima dimuka atas transaksi operating lease diamortisasi sesuai dengan masa sewa guna usaha dengan menggunakan metode garis lurus dan disajikan sebagai "Pendapatan Ditangguhkan - Bersih" pada neraca.

Beban bunga pinjaman diakui atas dasar proporsi waktu dan tingkat bunga berlaku. Beban lainnya diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual).

o. Pajak Penghasilan

Perusahaan menghitung pajak penghasilan berdasarkan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”.

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak pada periode berjalan dan periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa mendatang.

(16)

o. Pajak Penghasilan - Lanjutan

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aktiva dan kewajiban pajak lain.

p. Imbalan Pasca Kerja

Pemerintah melalui Undang-Undang No. 13 tahun 2003 mewajibkan semua Perusahaan di Indonesia untuk membayarkan imbalan minimum kepada setiap karyawan pada saat pemutusan hubungan kerja.

Relevansi berlakunya Undang-undang ini bagi Perusahaan adalah timbulnya kewajiban bagi Perusahaan dan dalam waktu bersamaan memunculkan hak bagi setiap karyawan. Suatu Perusahaan dapat pula menyelenggarakan program imbalan tersendiri, tanpa mengurangi jumlah hak yang ditetapkan oleh Pemerintah.

PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengharuskan Perusahaan (pemberi kerja) untuk mengakui kewajiban kontinjensi imbalan pasca kerja ini pada neraca dan beban yang terkait dalam laporan laba rugi.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metodeProjected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aktiva program.

q. Laba Per Saham Dasar

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

r. Informasi Segmen

Informasi segmen Perusahaan disajikan menurut pengelompokan (segmen) usaha. Segmen usaha adalah komponen yang dapat dibedakan(distinguishable components) dan menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda menurut pembagian industri atau sekelompok produk atau jasa sejenis yang berbeda, terutama untuk para pelanggan diluar Perusahaan.

s. Estimasi Manajemen

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan taksiran tersebut.

(17)

3. KAS DAN SETARA KAS

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Pihak hubungan istimewa Bank

PT Bank Pan Indonesia Tbk

(termasuk US$ 95,112.66 tahun 2007 dan

US$ 224,162.42 tahun 2006) 5,249,526,811 5,260,250,287 Sub jumlah 5,249,526,811 5,260,250,287 Pihak ketiga Kas 31,539,326 47,384,865 Bank Lainnya 4,232,430,672 6,652,523,696 Deposito berjangka

PT Bank Victoria International Tbk

tingkat bunga 9,75% s/d 13,25% per tahun 0 24,000,000,000

PT Bank Mega

tingkat bunga 13% per tahun 0 13,000,000,000

Sub jumlah 4,263,969,998 43,699,908,561

Jumlah 9,513,496,809 48,960,158,848

4. DEPOSITO BERJANGKA

Tingkat Bunga 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

PT Bank Mega Tbk 1 bulan 8% - 9,75% tahun 2007 5,250,000,000

3 bulan 12,80% - 13% tahun 2006 5,250,000,000

PT Bank Mega Tbk 1 bulan 8,75% - 10,25% tahun 2007 5,750,000,000

1 bulan 12,75% - 13% tahun 2006 5,750,000,000

Jumlah 11,000,000,000 11,000,000,000

Merupakan penempatan deposito berjangka pada PT Bank Mega Tbk yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan penerbitan obligasi Perusahaan, yang merupakan 1 (satu) kali dari jumlah bunga obligasi yang harus dibayar untuk setiap periode pembayaran bunga obligasi masing-masing sebesar Rp 5.250.000.000 untuk Obligasi Clipan Finance Indonesia I Tahun 2003 dan Rp 5.750.000.000 untuk Obligasi Clipan Finance Indonesia II Tahun 2004 (Catatan 19).

5. INVESTASI JANGKA PENDEK - Bersih

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Pihak hubungan istimewa

Surat berharga komersial - efek hutang untuk diperdagangkan

Subordinasi - Bank Panin 19,800,000,000 20,860,000,000

Sub jumlah 19,800,000,000 20,860,000,000

Pihak ketiga

Surat berharga komersial - efek hutang untuk diperdagangkan

Subordinasi - Bank Maspion 0 9,035,000,000

Sub jumlah 0 9,035,000,000

(18)

Laba (rugi) investasi jangka pendek yang belum direalisasi sebagai berikut:

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Saldo awal tahun 0 0

Penambahan selama tahun berjalan 0 0

Realisasi selama tahun berjalan 0 0

Saldo akhir tahun 0 0

Kolektibilitas surat berharga pada tanggal 31 Maret 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut:

Klasifikasi 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Lancar 19,800,000,000 29,895,000,000

Macet 0 0

Jumlah 19,800,000,000 29,895,000,000

Pada berbagai tanggal dari bulan Januari sampai dengan Juni 2006, Perusahaan melakukan investasi jangka pendek dalam bentuk Obligasi Subordinasi Bank Panin I tahun 2003 (pihak hubungan istimewa) sebesar Rp 39.000.000.000 dengan harga 93% -97% dan tingkat bunga 14% per tahun. Surat berharga komersial efek hutang ini telah dijual pada berbagai tanggal dari bulan Maret sampai dengan Oktober 2006 dengan harga 93% - 98% dan Perusahaan telah membukukan keuntungan sebesar Rp 600.000.000 atas penjualan surat berharga ini.

Pada tanggal 9 Maret 2006, Perusahaan melakukan investasi jangka pendek dalam bentuk Obligasi Panin Sekuritas II tahun 2005 (pihak hubungan istimewa) sebesar Rp 10.000.000.000 dengan harga 98% dan tingkat bunga 11,625% per tahun. Surat berharga komersial efek hutang ini telah dijual pada tanggal 17 Maret 2006 dengan harga 98% dan Perusahaan tidak membukukan keuntungan (kerugian) atas penjualan surat berharga ini.

Pada tanggal 7 Maret 2006, Perusahaan melakukan investasi jangka pendek dalam bentuk Obligasi Bank Maspion I tahun 2003 (pihak ketiga) sebesar Rp 10.000.000.000 dengan harga 90,35% dan tingkat bunga 13,5% per tahun. Surat berharga komersial efek hutang ini telah dijual pada tanggal 10 Juli dan 3 Agustus 2006 masing-masing dengan harga 100% dan 91%. Perusahaan membukukan keuntungan sebesar Rp 245.000.000 atas penjualan surat berharga ini.

Pada tanggal 9 Maret 2006, Perusahaan melakukan investasi jangka pendek dalam bentuk Obligasi Bank Bumiputera I tahun 2003 (pihak ketiga) sebesar Rp 10.000.000.000 dengan harga 98,5% dan tingkat bunga 13,5% per tahun. Surat berharga komersial efek hutang ini telah dijual pada tanggal 17 Maret 2006 dengan harga 98,5% dan Perusahaan tidak membukukan keuntungan (kerugian) atas penjualan surat berharga ini.

Pada tanggal 28 Pebruari 2007, Perusahaan melakukan investasi jangka pendek dalam bentuk obligasi Subordinasi Bank Panin I tahun 2003 (pihak hubungan istimewa) sebesar Rp 10.000.000.000 dengan harga 99% dan tingkat bunga 14% per tahun. Pada tanggal 7 Maret 2007, Perusahaan melakukan investasi jangka pendek dalam bentuk obligasi Subordinasi Bank Panin I tahun 2003 (pihak hubungan istimewa) sebesar Rp 10.000.000.000 dengan harga 99% dan tingkat bunga 14% per tahun.

Investasi jangka pendek dalam bentuk dan surat berharga komersial efek hutang yang dimiliki oleh Perusahaan digunakan untuk tujuan diperdagangkan. Perusahaan membebankan laba (rugi) yang belum direalisasi dari kenaikan (penurunan) nilai investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga komersial efek hutang pada operasi tahun berjalan berdasarkan harga pasar yang berlaku pada akhir tahun buku yang bersangkutan.

(19)

6. PENANAMAN NETO SEWA GUNA USAHA

Perusahaan memberikan pembiayaan sewa guna usaha (finance lease) untuk mesin-mesin industri, alat-alat transportasi dan peralatan kantor. Saldo pada tanggal-tanggal neraca adalah sebagai berikut:

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Pihak ketiga Rupiah:

Piutang sewa guna usaha 476,009,801,369 503,916,130,786

Nilai sisa terjamin 92,829,733,164 87,446,092,508

Pendapatan sewa guna usaha belum diakui (73,520,519,637) (74,184,003,295)

Simpanan jaminan (92,829,733,164) (87,446,092,508)

Sub jumlah 402,489,281,732 429,732,127,491

Pihak ketiga Dolar Amerika:

Piutang sewa guna usaha (US$ 10,613,796.16

tahun 2007 dan US$ 2,559,421.33 tahun 2006) 96,850,889,892 23,202,434,056 Nilai sisa terjamin (US$ 1,664,902.70 tahun 2007

dan US$ 465,733.30 tahun 2006) 15,192,237,163 4,222,105,235

Pendapatan sewa guna usaha belum diakui (US$ 1,743,,349.95 tahun 2007 dan US$ 303,315.73

tahun 2006) (15,908,068,360) (2,749,708,750)

Simpanan jaminan (US$ 1,664,902.70 tahun 2007

dan US$ 465,733.30 tahun 2006) (15,192,237,163) (4,222,105,235)

Sub jumlah 80,942,821,532 20,452,725,306

Jumlah 483,432,103,264 450,184,852,797

Penyisihan piutang ragu-ragu (14,201,022,965) (16,641,112,127)

Jumlah - bersih 469,231,080,299 433,543,740,670

Jumlah pembayaran sewa guna usaha dari pihak ketiga sesuai dengan jatuh temponya adalah sebagai berikut:

31 Mar. 2007 Rp Belum jatuh tempo tahun:

2007 252,478,018,121 2008 182,642,012,784 2009 dan selanjutnya 137,740,660,356 Jumlah 572,860,691,261 31 Mar. 2006 Rp Belum jatuh tempo tahun:

2006 257,285,025,354

2007 182,738,282,265

2008 dan selanjutnya 87,095,257,223

(20)

Piutang Sewa Guna Usaha Tingkat bunga rata-rata per tahun :

2007 2006

Rupiah 17% - 23% 20% - 24%

US Dolar 10% - 11% 11%

Perusahaan menggunakan piutang sewa guna usaha yang dimilliki sebagai jaminan hutang bank (Catatan 13) dan hutang obligasi (Catatan 19).

Penyisihan piutang ragu-ragu :

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Saldo awal tahun 13,492,947,972 16,652,574,627

Penyisihan tahun berjalan 1,000,000,000 0

Penghapusan (291,925,007) (11,462,500)

Saldo akhir tahun 14,201,022,965 16,641,112,127

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.

Simpanan Jaminan

Pada saat perjanjian sewa guna usaha dimulai, penyewa guna usaha memberikan simpanan jaminan yang akan digunakan sebagai pembayaran atas pembelian dari aktiva yang disewagunausaha pada akhir masa sewa guna usaha, bila hak opsi dilaksanakan penyewa guna usaha. Apabila hak opsi tidak dilaksanakan, simpanan jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha.

(21)

7. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN - BERSIH

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Pihak ketiga

Piutang pembiayaan konsumen 366,180,119,927 239,947,258,774

Pendapatan pembiayaan konsumen belum diakui (59,995,926,443) (34,107,309,856)

Jumlah 306,184,193,484 205,839,948,918

Penyisihan piutang ragu-ragu (4,232,333,919) (8,019,316,659)

Jumlah - bersih 301,951,859,565 197,820,632,259

Jumlah angsuran pembiayaan konsumen sesuai dengan jatuh temponya adalah sebagai berikut:

31 Mar. 2007 Rp Belum jatuh tempo tahun:

2007 182,586,113,873 2008 132,745,309,493 2009 dan selanjutnya 50,848,696,561 Jumlah 366,180,119,927 31 Mar. 2006 Rp Belum jatuh tempo tahun:

2006 128,259,494,752

2007 82,393,573,792

2008 dan selanjutnya 29,294,190,230

Jumlah 239,947,258,774

Tingkat bunga rata-rata per tahun :

2007 2006

Rupiah 14,53% - 23,87% 19,92% - 26,02%

Perusahaan menggunakan piutang pembiayaan konsumen yang dimiliki sebagai jaminan hutang bank (Catatan 13) dan hutang obligasi (Catatan 19).

Penyisihan piutang ragu-ragu

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Saldo awal tahun 4,653,756,127 8,395,766,079

Penyisihan tahun berjalan 500,000,000 0

Penghapusan (921,422,208) (376,449,420)

Saldo akhir tahun 4,232,333,919 8,019,316,659

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.

(22)

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Pihak hubungan istimewa

Piutang karyawan 942,454,168 759,255,002

Bunga obligasi - PT Bank Pan Indonesia Tbk 101,111,111 187,566,667

Bunga transaksi swap - PT Bank Pan Indonesia Tbk 3,605,173 0

Sub jumlah 1,047,170,452 946,821,669

Pihak ketiga

Piutang karyawan 895,794,536 788,704,959

Bunga deposito berjangka - Bank Mega 33,273,973 286,019,358

Lain-lain 225,070,514 501,474,699

Sub jumlah 1,154,139,023 1,576,199,016

Jumlah 2,201,309,475 2,523,020,685

Piutang karyawan merupakan pinjaman finansial biasa, pinjaman untuk pembiayaan pemilikan rumah dan kendaraan bermotor yang diberikan kepada direksi dan karyawan dengan tingkat bunga 0% - 6% per tahun. Jangka waktu pinjaman ini adalah 1-5 tahun.

9. PAJAK DIBAYAR DIMUKA

Merupakan pajak pertambahan nilai - masukan. Saldo pada tanggal 31 Maret 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp 26.376.553 dan nihil.

10. AKTIVA YANG DISEWAGUNAUSAHAKAN

Akun ini merupakan sewa menyewa biasa (operating lease) antara Perusahaan dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk (pihak hubungan istimewa) untuk pembiayaan bangunan berupa rukan dan kendaraan bermotor dengan masa sewa selama 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun dan 10 tahun dan akan berakhir pada tahun 2005, 2006, 2007 dan 2010. Perusahaan juga mengadakan perjanjian sewa menyewa biasa (operating lease) dengan PT Asuransi Multi Artha Guna dan PT Panin Life Tbk (keduanya merupakan pihak hubungan istimewa) untuk pembiayaan berupa kendaraan bermotor dengan masa sewa selama 3 tahun (Catatan 29).

(23)

10. AKTIVA YANG DISEWAGUNAUSAHAKAN - Lanjutan

Rincian dari aktiva yang disewagunausahakan pada tanggal 31 Maret 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut:

01 Jan. 2007 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Mar. 2007

Rp Rp Rp Rp Rp Biaya perolehan Tanah 1,945,500,000 0 0 0 1,945,500,000 Bangunan 1,354,500,000 0 0 0 1,354,500,000 Kendaraan bermotor 21,229,693,940 0 0 (554,974,600) 20,674,719,340 Jumlah 24,529,693,940 - - (554,974,600) 23,974,719,340 Akumulasi penyusutan Bangunan 457,143,750 16,931,250 0 0 474,075,000 Kendaraan bermotor 12,331,335,614 1,049,426,268 0 (1,506,666,671) 11,874,095,211 Jumlah 12,788,479,364 1,066,357,518 0 (1,506,666,671) 12,348,170,211 Nilai buku 11,741,214,576 11,626,549,129

01 Jan. 2006 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Mar. 2006

Rp Rp Rp Rp Rp Biaya perolehan Tanah 1,945,500,000 0 0 0 1,945,500,000 Bangunan 1,354,500,000 0 0 0 1,354,500,000 Kendaraan bermotor 20,982,193,940 0 0 0 20,982,193,940 Jumlah 24,282,193,940 0 0 0 24,282,193,940 Akumulasi penyusutan Bangunan 389,418,750 25,037,500 0 0 414,456,250 Kendaraan bermotor 9,247,760,548 933,299,997 0 0 10,181,060,545 Jumlah 9,637,179,298 958,337,497 0 0 10,595,516,795 Nilai buku 14,645,014,642 13,686,677,145

Hak atas tanah merupakan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 1572 dan 1580 atas nama Perusahaan yang dikeluarkan di Jakarta Selatan pada tanggal 5 April 2000 dan masing-masing berlaku sampai dengan 26 Juni 2007.

Jumlah penyusutan yang dibebankan pada operasi tahun berjalan adalah sebesar Rp 1.066.357.518 dan Rp 958.337.497 masing-masing untuk tahun 2007 dan 2006.

Pada tanggal 31 Maret 2007 dan 2006 seluruh aktiva yang disewagunausahakan telah diasuransikan kepada PT Panin Insurance Tbk dan PT Asuransi Multi Artha Guna (keduanya merupakan pihak hubungan istimewa) dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 11.544.025.400 dan Rp 14.146.750.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian terhadap risiko kebakaran, kebanjiran dan risiko lainnya yang mungkin dialami oleh Perusahaan.

(24)

01 Jan. 2007 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Mar. 2007 Rp Rp Rp Rp Rp Pemilikan langsung Biaya perolehan Tanah 1,269,800,000 0 0 0 1,269,800,000 Bangunan 1,130,200,000 0 0 0 1,130,200,000 Prasarana kantor 1,906,930,123 10,430,000 0 0 1,917,360,123 Peralatan kantor 6,686,895,202 148,550,637 0 0 6,835,445,839 Kendaraan bermotor 6,239,791,332 1,512,938,440 367,138,424 554,974,600 7,940,565,948 Perabot kantor 1,387,523,618 29,907,000 0 0 1,417,430,618 Jumlah 18,621,140,275 1,701,826,077 367,138,424 554,974,600 20,510,802,528 Akumulasi penyusutan Bangunan 372,024,191 14,127,500 0 0 386,151,691 Prasarana kantor 411,541,805 87,270,823 0 0 498,812,628 Peralatan kantor 3,192,653,678 301,892,997 0 0 3,494,546,675 Kendaraan bermotor 2,784,247,426 251,061,966 250,403,815 1,506,666,671 4,291,572,248 Perabot kantor 393,638,087 62,244,467 0 0 455,882,554 Jumlah 7,154,105,187 716,597,753 250,403,815 1,506,666,671 9,126,965,796 Nilai Buku 11,467,035,088 11,383,836,732

01 Jan. 2006 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Mar. 2006

Rp Rp Rp Rp Rp Pemilikan langsung Biaya perolehan Tanah 1,269,800,000 0 0 0 1,269,800,000 Bangunan 1,130,200,000 0 0 0 1,130,200,000 Prasarana kantor 370,310,987 10,000,000 0 0 380,310,987 Peralatan kantor 4,466,857,990 881,522,090 0 0 5,348,380,080 Kendaraan bermotor 5,097,337,132 697,250,000 0 0 5,794,587,132 Perabot kantor 443,462,518 92,408,300 0 0 535,870,818 Jumlah 12,777,968,627 1,681,180,390 0 0 14,459,149,017 Akumulasi penyusutan Bangunan 315,514,167 30,000,000 0 0 345,514,167 Prasarana kantor 162,195,268 14,250,012 0 0 176,445,280 Peralatan kantor 2,287,491,776 168,137,964 0 0 2,455,629,740 Kendaraan bermotor 1,858,660,299 237,049,214 0 0 2,095,709,513 Perabot kantor 208,317,431 19,377,801 0 0 227,695,232 Jumlah 4,832,178,941 468,814,991 0 0 5,300,993,932 Nilai buku 7,945,789,686 9,158,155,085

Hak atas tanah merupakan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 917 atas nama Perusahaan yang dikeluarkan di Manado pada tanggal 8 Mei 2000 dan berlaku sampai dengan 5 Mei 2030.

Jumlah penyusutan yang dibebankan pada operasi tahun berjalan adalah sebesar Rp 716.597.753 dan Rp 468.814.991 masing-masing untuk tahun 2007 dan 2006.

Pada tanggal 31 Maret 2007 dan 2006, seluruh aktiva tetap telah diasuransikan kepada PT Panin Insurance Tbk dan PT Asuransi Multi Artha Guna (keduanya merupakan pihak hubungan istimewa) dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 5.505.900.000 untuk tahun 2007 dan Rp 4.381.080.000 untuk tahun 2006. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian terhadap risiko kebakaran, kebanjiran dan risiko lainnya yang mungkin dialami oleh Perusahaan.

(25)

12. AKTIVA LAIN-LAIN

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Jaminan sewa mesin fotokopi 3,084,000 3,084,000

Jaminan sewa gedung 383,500,000 378,500,000

Jumlah 386,584,000 381,584,000

13. HUTANG BANK

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Pihak hubungan istimewa PT Bank Pan Indonesia Tbk

Jatuh tempo dalam waktu satu tahun

(USD 3,800,000 tahun 2007 dan nihil tahun 2006) 74,675,000,000 0

Sub jumlah 74,675,000,000 0

Pihak ketiga

PT Bank Central Asia Tbk

Jatuh tempo dalam waktu satu tahun 21,749,999,984 13,333,333,326

Jatuh tempo dalam waktu dua tahun 18,333,333,332 3,416,666,664

Jatuh tempo dalam waktu tiga tahun 13,749,999,999 0

PT Bank Mandiri Tbk

Jatuh tempo dalam waktu satu tahun 4,750,552,883 0

Jatuh tempo dalam waktu dua tahun 1,535,386,619 0

Jatuh tempo dalam waktu tiga tahun 91,911,145 0

Sub jumlah 60,211,183,962 16,749,999,990

Jumlah 134,886,183,962 16,749,999,990

PT Bank Pan Indonesia Tbk

Berdasarkan surat penegasan dari PT Bank Pan Indonesia Tbk No. 047/FIT/EXT/06 tanggal 3 April 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit yang terdiri dari fasilitasmoney market dan transaksi valuta asing dengan jumlah maksimum masing-masing US$ 4 juta yang akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2007. Fasilitas ini telah diperpanjang berdasarkan surat penegasan dari PT Bank Pan Indonesia Tbk No. 083/FIT/EXT/07 tanggal 23 Maret 2007 dengan fasilitas money market I, II dan transaksi valuta asing dengan jumlah maksimum masing - masing US$ 4 juta, Rp 100.000.000.000 dan US$ 4 juta yang akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2008.

Pada tanggal 5 Januari 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjamanmoney market dari PT Bank Pan Indonesia Tbk sebesar Rp 40 miliar dengan tingkat bunga 12,5% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 Maret 2007. Fasilitas ini telah diperpanjang sampai pada tanggal 2 Juli 2007.

Fasilitasmoney market digunakan sebagai cadangan kebutuhan modal kerja bagi Perusahaan dengan jangka waktu penggunaan dana maksimum 3 (tiga) bulan, biaya provisi sebesar 1/8% flat dibayar dimuka dan besarnya tingkat bunga ditentukan oleh divisi treasury PT Bank Pan Indonesia Tbk pada setiap saat penarikan dana.

Sedangkan fasilitas transaksi valuta asing digunakan oleh Perusahaan untuk memenuhi kebutuhan valuta asing dan melindungi nilai posisi valuta asing dalam melakukan transaksi spot, forward dan swap dengan jangka waktu maksimum 3 (tiga) bulan.

(26)

PT Bank Central Asia Tbk

Pada tanggal 8 April 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dengan jumlah maksimum sebesar Rp 50.000.000.000 dari PT Bank Central Asia Tbk dalam bentuk fasilitas Installment Loan dengan batas waktu penarikan 6 (enam) bulan sejak penandatanganan perjanjian kredit. Tingkat bunga tetap ditentukan berdasarkan jangka waktu pembayaran kembali yaitu sebesar 13% per tahun untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan, 13,5% per tahun untuk jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan, dan 14% per tahun untuk jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan. Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang yang berasal dari utang pokok pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit yang telah ditarik dan belum dibayar kembali (Catatan 7).

Berdasarkan surat BCA No. 412/BMK/2004 tanggal 17 Mei 2004 terdapat penurunan suku bunga pinjaman yang berlaku terhitung tanggal 17 Mei 2004 (khusus untuk plafon yang belum ditarik) sebesar 0,5% per tahun menjadi 12,5% per tahun untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan, 13% per tahun untuk jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan, dan 13,5% per tahun untuk jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan.

Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, Perusahaan tidak diperkenankan untuk, antara lain, mengikatkan diri sebagai penanggung/penjamin dalam bentuk apapun kepada pihak lain, meminjamkan uang, termasuk tetapi tidak terbatas kepada perusahaan afiliasinya, kecuali dalam rangka menjalankan usaha sehari-hari, mengajukan permohonan pailit atau permohonan penundaan pembayaran kepada instansi yang berwenang (pengadilan), melakukan investasi, penyertaan atau membuka usaha baru selain usaha yang telah ada, melakukan peleburan, penggabungan, pengambilalihan atau pembubaran dan mengubah status kelembagaan, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank.

Perusahaan juga diwajibkan untuk, antara lain, menjaga, memelihara dan mempertahankan nilai/harga dari agunan tidak kurang dari 105% dari jumlah utang pokok fasilitas kredit yang telah ditarik dan belum dibayar kembali, perbandingan antara seluruh kewajiban terhadap total ekuitas (debt to equity ratio) tidak lebih dari 8:1.

Kemudian berdasarkan Surat Pemberitahuan Pemberian Kredit (SPPK) No.1259/GBK/2006 tanggal 20 Oktober 2006 dari PT Bank Central Asia, Tbk., Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit Installment Loan 2 dengan jumlah maksimum Rp 100.000.000.000 untuk kebutuhan modal kerja dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun dan suku bunga 13,5% flat serta biaya provisi sebesar 0,75% flat sekali bayar sesuai plafon kredit. Agunan dan/atau jaminan atas fasilitas kredit ini adalah tagihan/ piutang pembayaran (bersih) milik Perusahaan senilai 105% dari outstanding fasilitas installment loan (Catatan 7).

Perubahan fasilitas kredit di atas telah sesuai dengan akta Perubahan Pertama Perjanjian Kredit No. 45 dan akta Jaminan Fidusia No. 46 yang masing-masing bertanggal 27 Nopember 2006, dibuat di hadapan Erly Soehandjojo, SH., notaris di Jakarta. Saldo pada tanggal 31 Maret 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp 53.833.333.315 dan Rp 16.749.999.990.

(27)

13. HUTANG BANK - Lanjutan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Pada tanggal 25 Januari 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dengan jumlah maksimum sebesar Rp 200.000.000.000 dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam bentuk fasilitas KMK Revolving dengan aflopend per batch disbursement sebagai tambahan modal kerja untuk pembiayaan alat berat dan/atau kendaraan bermotor roda empat non komersial (pribadi) dan kendaraan roda empat atau lebih komersial/niaga khusus merk Mitsubishi. Tingkat bunga tetap ditentukan berdasarkan jangka waktu pelunasan yaitu sebesar 17% per tahun untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan, 17,25% per tahun untuk jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan dan 17,75% per tahun untuk jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan. Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang kepada nasabah (Catatan 6).

Selama fasilitas kredit belum dilunasi, tanpa persetujuan tertulis dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Perusahaan tidak diperkenankan melakukan tindakan sebagai berikut: memindahtangankan barang jaminan, melunasi hutang Perusahaan kepada pemilik/pemegang saham, membagikan dividen lebih besar 50% dari laba 1 (satu) tahun sebelumnya, mengambil bagian dividen atau modal untuk kepentingan di luar usaha dan kepentingan pribadi serta tidak diperkenankan untuk melakukan perubahan pengurus dan pemegang saham yang mewakili saham dan pengurus dari PT Bank Pan Indonesia Tbk.

Sampai dengan akhir Desember 2006 telah terjadi 2 (dua) kali perubahan atas fasilitas kredit yang diberikan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berdasarkan Perjanjian Kredit Modal Kerja No. JCCO.VI/007/PK-KMK/2006 tanggal 27 Januari 2006 sebagai berikut:

1. Addendum I tanggal 2 Oktober 2006 mengenai perubahan provisi kredit;

Pihak bank melalui Surat Pemberitahuan Tingkat Suku Bunga dan Provisi Fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) Executing No.CBC.OTO/88/2006 tanggal 20 September 2006, telah menyetujui penurunan provisi penarikan menjadi sebesar 0,5% terhitung sejak tanggal 20 September 2006 (dimana sebelumnya sebesar 0,75%).

2. Addendum II tanggal 17 Oktober 2006 mengenai perpanjangan dan perubahan syarat fasilitas kredit;

Pihak bank melalui Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK) No.CBC.OTO/105/2006 tanggal 13 Oktober 2006, telah menyetujui perpanjangan perjanjian kredit sehingga masa berlaku perjanjian maksimum selama 4,5 tahun sampai dengan tanggal 26 Juli 2010 termasuk masa penarikan kredit selama 1,5 tahun.

Perjanjian Kredit Modal Kerja (PKMK) di atas pertama kali dibuat di hadapan N.M.Dipo Nusantara Pua Upa,S.H., notaris di Jakarta dengan Akta No.4 tanggal 27 Januari 2006.

Dengan demikian berdasarkan Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK) No.CBC.OTO/105/2006 terdapat perubahan beberapa ketentuan perjanjian kredit sebagai berikut:

1. Jangka waktu fasilitas kredit;

Sebelumnya 4 (empat) tahun terhitung sejak tanggal 27 Januari 2006 sampai dengan 26 Januari 2010 termasuk 1 (satu) tahun masa penarikan kredit menjadi 4,5 tahun terhitung sejak tanggal 27 Januari 2006 sampai dengan 26 Juli 2010 termasuk 1,5 tahun masa penarikan kredit.

2. Provisi, commitment fee dan biaya administrasi;

Sebelumnya provisi sebesar 0,75% dari nilai pencairan menjadi 0,5% dari nilai pencairan dan akan dibebankan pada saat setiap penarikan/pencairan.

Berdasarkan surat No.CBC.OTO/159/2006 tertanggal 20 Nopember 2006, tingkat bunga per tahun untuk kendaraan (mobil) dengan jangka waktu 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun masing-masing sebesar 15%, 15,25% dan 15,50%. Sedangkan tingkat bunga per tahun untuk alat berat dengan jangka waktu 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun masing-masing sebesar 15,50%, 15,75% dan 16%. Perubahan suku bunga tersebut berlaku untuk pencairan terhitung sejak tanggal 22 Nopember 2006.

(28)

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Pihak hubungan istimewa

PT Multi Artha Guna 1,269,071,451 1,077,068,911

Sub jumlah 1,269,071,451 1,077,068,911 Pihak ketiga 492,279,831 0 Sub jumlah 492,279,831 0 Jumlah 1,761,351,282 1,077,068,911 15. HUTANG LAIN-LAIN 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 Rp Rp Pihak ketiga

Titipan setoran nasabah 6,333,641,408 5,191,809,606

Pengembalian potongan premi asuransi kepada dealer 2,591,017,535 1,216,882,999

Hutang dividen 45,839,136 33,933,485

Uang dalam perjalanan 0 487,000,000

Lain-lain 4,153,255,788 205,164,877

Jumlah 13,123,753,867 7,134,790,967

16. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Pihak hubungan istimewa

Bunga obligasi 2,450,000,000 2,107,000,000

Bunga pinjaman 18,200,842 0

Sub jumlah 2,468,200,842 2,107,000,000

Pihak ketiga

Kewajiban imbalan pasca kerja (Catatan 34) 2,023,842,873 1,820,468,965

Bunga obligasi 364,583,333 926,333,334 Bunga pinjaman 474,059,506 95,833,333 Jasa profesi 0 79,230,061 Barang cetakan 89,633,324 105,749,991 Bonus 2,112,776,639 250,000,000 Lain-lain 0 59,420,000 Sub jumlah 5,064,895,675 3,337,035,684 Jumlah 7,533,096,517 5,444,035,684

(29)

17. PENDAPATAN DITANGGUHKAN - Bersih

Merupakan sewa diterima dimuka atas transaksi sewa menyewa biasa(operating lease) antara Perusahaan dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk (pihak hubungan istimewa) berupa bangunan rukan di Permata Hijau untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun sejak 19 April 2000 sampai dengan 19 April 2010. Pembayaran atas transaksi sewa menyewa ini dibagi dalam 2 (dua) tahap yaitu pada tahun 2000 dan 2005 masing-masing sebesar Rp 3.000.000.000 (Catatan 29).

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Sewa diterima dimuka 3,000,000,000 3,000,000,000

Dikurangi: Amortisasi sewa diterima dimuka (1,200,000,000) (600,000,000)

Jumlah 1,800,000,000 2,400,000,000

Sewa diterima dimuka yang diakui sebagai pendapatan sewa guna usaha - operating lease pada tahun 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp 150.000.000 (Catatan 29).

18. HUTANG PAJAK 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 Rp Rp PPN keluaran 57,698,277 68,861,503 Pajak penghasilan Pasal 21 95,024,511 104,701,349 Pasal 23 25,615,110 (15,869,052) Pasal 25 0 1,070,780,092 Pasal 29 1,778,185,938 2,259,525,980 Jumlah 1,956,523,836 3,487,999,872 Perusahaan telah melunasi hutang PPh pasal 29 untuk tahun 2005 dan tahun 2006 masing-masing sebesar Rp 2.662.565.150 pada tanggal 24 Maret 2006 dan Rp 5.491.729.153 pada tanggal 23 Maret 2007.

19. HUTANG OBLIGASI

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Nilai Nominal

Obligasi dalam mata uang Rupiah

Pihak hubungan istimewa 157,000,000,000 183,000,000,000

Pihak ketiga 68,000,000,000 117,000,000,000

Dikurangi : beban emisi obligasi - setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 5.812.250.507

tahun 2007 dan Rp 4.178.145.555 tahun 2006 (1,442,039,914) (3,076,144,866)

(30)

Rincian beban emisi obligasi dan akumulasi amortisasi terkait tersebut di atas adalah sebagai berikut:

31 Mar. 2007 31 Mar. 2006

Rp Rp

Beban emisi obligasi dalam mata uang Rupiah 7,254,290,421 7,254,290,421 Dikurangi : akumulasi amortisasi beban emisi obligasi

(termasuk amortisasi yang dibebankan selama tahun berjalan masing-masing sebesar Rp 293.996.946 dan Rp 465.790.884 pada tahun 2007 dan 2006)

(5,812,250,507)

(4,178,145,555)

Jumlah - bersih 1,442,039,914 3,076,144,866

Berdasarkan Surat Pernyataan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. S-2740/PM/2003 tanggal 10 Nopember 2003, Perusahaan telah menerbitkan "Obligasi Clipan Finance Indonesia I Tahun 2003" dengan nilai nominal Rp 150.000.000.000 yang akan jatuh tempo dalam waktu 5 (lima) tahun sampai dengan tanggal 19 Nopember 2008 dan dikenakan tingkat bunga tetap sebesar 14% per tahun yang akan dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan.

Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi. Pembayaran bunga obligasi pertama dilakukan pada tanggal 19 Februari 2004, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir akan dilakukan pada tanggal 19 Nopember 2008. Obligasi ini akan jatuh tempo pada tanggal 19 Nopember 2008 yang merupakan Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi.

Obligasi ini dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang lancar yang diberikan oleh Perusahaan untuk kepentingan pemegang obligasi dalam jumlah tidak kurang dari 100% dari jumlah pokok obligasi yang terhutang. Apabila nilai jaminan tersebut kurang dari 100% dari jumlah pokok obligasi yang terhutang, maka Perusahaan wajib menambah jaminan dengan menggunakan cash collateral yang ditempatkan pada instrumen yang disepakati oleh Wali Amanat dan Perusahaan.

Berdasarkan hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia dalam laporannya No.623/PEF-Dir/X/2003 tanggal 17 Oktober 2003, Obligasi Clipan Finance Indonesia I Tahun 2003 memperoleh peringkat idBBB- (triple B minus; Stable Outlook). Obligasi Clipan Finance Indonesia I Tahun 2003 ini telah dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya mulai tanggal 20 Nopember 2003 sesuai Surat Persetujuan Bursa Efek Surabaya No.JKT-027/LIST-EMITEN/BES/XI/2003 tanggal 19 Nopember 2003. Berdasarkan hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh PT Kasnic Credit Rating Indonesia dalam laporannya No.15A/KCRI/X/2004 tanggal 20 Oktober 2004, No.247/KCRI/X/2005 tanggal 14 Nopember 2005 dan No. 163/Kasnic/RD/6/2006 tanggal 8 Juni 2006, Obligasi Clipan Finance Indonesia I Tahun 2003 memperoleh peringkat A (Single A).

Pada bulan Desember 2004, Perusahaan kembali menawarkan kepada masyarakat Obligasi Clipan Finance Indonesia II Tahun 2004 melalui Bursa Efek Surabaya dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 200.000.000.000 yang terbagi atas:

Seri A : Jangka waktu 370 (tiga ratus tujuh puluh) hari dengan tingkat bunga tetap 10% per tahun sebesar Rp 50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah)

Seri B : Jangka waktu 2 (dua) tahun dengan tingkat bunga tetap 11,50% per tahun sebesar Rp 75.000.000.000 (tujuh puluh lima miliar rupiah)

Seri C : Jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan tingkat bunga tetap 12,50% per tahun sebesar Rp 75.000.000.000 (tujuh puluh lima miliar rupiah)

Obligasi ini ditawarkan 100% dari jumlah pokok dan bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan, sesuai dengan pembayaran masing-masing bunga. Pembayaran bunga pertama dilakukan pada tanggal 17 Maret 2005 dan pembayaran bunga terakhir telah dilakukan pada tanggal 27 Desember 2005 untuk Seri A, tanggal 17 Desember 2006 untuk Seri B dan akan dilakukan pada tanggal 17 Desember 2007 untuk Seri C yang merupakan tanggal pelunasan pokok obligasi.

Obligasi Clipan Finance Indonesia II Tahun 2004 ini telah dinyatakan efektif berdasarkan Surat Pernyataan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. S-3674/PM/2004 tanggal 8 Desember 2004 dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya pada tanggal 20 Desember 2004 sesuai Surat Persetujuan Bursa Efek Surabaya No. JKT-045/LIST-EMITEN/BES/XII/2004 tanggal 16 Desember 2004.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir yang dilihat dari tingkat pendidikan antara lulusan

Kelebihan model pembelajaran berbasis proyek untuk materi teks hasil observasi bahwa model pembelajaran tersebut siswa dituntun untuk berpikir kritis dengan

Temuan berpengaruh negatif antara pembiayaan bank syariah terhadap pertumbuhan ekonomi terjadi karena pada lag 5 market share perbankan syariah juga memiliki koefisien

Dalam pelaksanaan observasi dalam PPL I ini, nilai tambah yang diperoleh mahasiswa ialah ilmu pengetahuan, pengalaman dan teknik-teknik mengajar yang baik dan

pada varietas Jawa dan Brebes merupakan SYSV dan merupakan satu spesies yang sama dengan SYSV isolat lain (isolat SYSV dari Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam)

seperti pada masyarakat di dalam organisasi PSHT yang menganggap bahwa, perempuan yang menekuni dunia olahraga bela diri PSHT adalah perempuan yang cenderung berbeda

Terimakasih telah bersedia meluangkan waktu dan menjadi pembimbing bagi penulis dengan penuh kesabaran, pengertian dan semangat memberikan masukan, arahan, saran dan kritikan