• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN ADRT LAMA BARU ARGUMEN. BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN Pasal 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN ADRT LAMA BARU ARGUMEN. BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN Pasal 1"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN ADRT

LAMA

BARU

ARGUMEN

BAB I. KETENTUAN UMUM

NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN

BAB I

PASAL 1

NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

1.1.Nama asosiasi ini adalah ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA selanjutnya disingkat APJII.

1.2. APJII ini didirikan di Jakarta pada tanggal 15-05-1996 (limabelas Mei seribu sembilanratus sembilanpuluh enam) untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

1.3.Asosiasi ini berkedudukan di Jakarta, dengan perwakilan-perwakilan di tempat lain yang dianggap perlu di kemudian hari.

Pasal 1

1.Nama asosiasi ini adalah ASOSIASI

PENGELOLA JARINGAN

INTERNET

INDONESIA

selanjutnya

disingkat APJII

2.APJII ini didirikan di Jakarta pada tanggal

15-05-1996 (lima belas mei seribu sembilan

ratus sembilan puluh enam) untuk jangka

waktu yang tidak ditentukan.

3.Asosiasi ini berkedudukan hukum di Jakarta.

Perubahan ketentuan nama adalah sebagai

bentuk tranformasi APJII, di mana

anggotanya saat ini telah berkembang yaitu

Penyelenggara

jaringan

dan

non

penyelenggara jaringan.

Makna diaturnya kedudukan asosiasi

dalah merujuk pada kedudukan hokum.

Sehingga, perubahan dilakukan sifatnya

mempertegas kedudukan hokum asosiasi.

PASAL 2

AZAS DAN LANDASAN

2.1.APJII berazaskan Pancasila 2.2.APJII berlandaskan:

a)Undang-Undang Dasar 1945 (seribu sembilanratus empatpuluh lima) sebagai landasan konstitusional.

b)Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga APJII sebagai landasan operasional.

2.3.APJII tidak berpolitik, tidak berafiliasi dengan golongan atau partai politik dan bersifat tidak

Asas dan landasan dilakukan perubahan,

dalam rangka penyempurnaan, tanpa

mengurangi substansi filosofis asas dan

landasan APJII. Ketentuan ini dalam

Rancangan AD yang baru diletakan dalam

BAB III.

(2)

mencari keuntungan material (nirlaba). PASAL 3

MAKSUD DAN TUJUAN

Asosiasi ini mempunyai maksud dan tujuan di bidang: SOSIAL.

PASAL 4 KEGIATAN

APJII mempunyai kegiatan:

4.1.Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya.

4.2.Melindungi kepentingan para anggota dalam menjalankan usahanya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4.3.Menyelenggarakan komunikasi dan konsultasi antaranggota, antara anggota dengan Pemerintah dan antara anggota dengan asosiasi/organisasi semitra di dalam dan di luar negeri serta dunia usaha pada umumnya.

4.4.Menyelenggarakan hubungan dengan badan perekonomian dan badan-badan lain yang berkaitan dengan dan bermanfaat bagi APJII, baik nasional maupun Internasional.

4.5.Menjadi mitra Pemerintah dalam membangun sarana informasi dan komunikasi Nasional dan Internasional, sehingga seluruh sumber daya yang ada dapat digerakkan secara terpadu, efisien dan efektif.

(3)

BAB II

LAMBANG

PASAL 5

KRITERIA DAN SYARAT KEANGGOTAAN

18.1.Anggota APJII terdiri atas: a)Anggota

b)Anggota Kehormatan

18.2.Yang dimaksud dengan Anggota adalah badan usaha yang bergerak di bidang penyelenggaraan jasa internet dan memiliki usaha resmi yang sah sebagaimana diatur dalam peraturan dan Undang-Undang Republik Indonesia diwakili oleh Pemilik atau Direkturnya. 18.3.Yang dimaksudkan dengan Anggota Kehormatan adalah pribadi/perorangan, pejabat pemerintah, organisasi/badan/institusi yang dianggap mampu memajukan APJII dan memajukan industri internet berdasarkan kriteria-kriteria yang diatur kemudian di dalam Anggaran Rumah Tangga.

PASAL 6

PENGESAHAN ANGGOTA

6.1.Calon Anggota mengajukan permohonan menjadi anggota kepada Dewan Pengurus dan/atau melalui Pengurus Perwakilan APJII setempat.

6.2.Keanggotaan calon anggota disahkan oleh Dewan Pengurus.

6.3.Tata cara keanggotaan diatur lebih lanjut di dalam Anggaran Rumah Tangga.

PASAL 7

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA 7.1.Anggota mempunyai hak bicara, hak suara, hak memilih dan hak dipilih.

Setalah mengatur mengenai nama dan

kedudukan, maka pada bab II diatur

mengenai lambang. Hal ini karena

lambang APJI adalah sudah didaftarkan

HaKI, maka penting memasukannya dalam

bab II. Ada pun BAB II AD lama

mengenai keanggotaan, secara materiil

dilihat dari hal yang diatur, lebih tepat

diatur dalam ART.

Keanggotaan ini dalam Rancangan AD

yang baru diataur dalam BAB IX. Materi

yang diatur lebih bersifat fundamen, yaitu

siapa anggota APJII. Selebihnya mengenai

hal seperti yang diatur dalam AD lama,

diatur dalam ART.

(4)

7.2.Anggota Kehormatan hanya mempunyai hak bicara.

7.3.Anggota dapat memperoleh bantuan dan perlindungan dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya sesuai dengan hukum yang berlaku dan sebatas ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

7.4.Anggota berhak mengikuti setiap Rapat Anggota sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

7.5.Anggota diwajibkan menjunjung tinggi, memelihara dan mentaati ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Rapat Anggota yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

7.6.Anggota wajib turut memperjuangkan tercapainya tujuan APJII.

7.7. Hak dan kewajiban lainnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan kelengkapan penjelasan lainnya.

PASAL 8

PEMBERHENTIAN ANGGOTA

Setiap Anggota dapat berhenti dan/atau diberhentikan menjadi anggota:

8.1.Menyatakan berhenti dan mengundurkan diri dari keanggotaan APJII.

8.2.Karena ijin usahanya dicabut oleh Pemerintah atau dinyatakan pailit/likuidasi berdasarkan Keputusan Pengadilan.

8.3.Karena merugikan atau mencemarkan nama baik APJII atau tidak memenuhi kewajiban lainnya sebagai anggota atau tidak lagi memenuhi persyaratan keanggotaan.

8.4.Anggota yang tidak memenuhi ketentuan ayat 3 Pasal ini, khususnya kewajiban iuran IP, ASN, Domain dan Keanggotaan, baik seluruh maupun

(5)

sebagian, maka anggota tersebut tidak diperkenankan menjadi anggota kembali dan kehilangan hak atas jasa Pelayanan/Layanan APJII, kecuali telah menyelesaikan seluruh kewajibannya.

8.5.Ketentuan-ketentuan lain diatur kemudian di dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB III. ORGANISASI

ASAS DAN SIFAT

BAB III

PASAL 9

STRUKTUR DAN PERANGKAT APJII

9.1.Perangkat APJII terdiri dari: a)Musyawarah Nasional;

b)Musyawarah Nasional Luar Biasa; c)Rapat Kerja Nasional.

9.2.Struktur APJII terdiri dari: a)Dewan Pengawas;

b)Dewan Pengurus;

c)Pengurus Perwakilan Wilayah; d)Badan Pelaksana Harian.

9.3.APJII mempunyai landasan-landasan organisasi dengan tingkat kekuatan yang berurutan sebagai berikut:

a)Undang-Undang Dasar 1945 (seribu sembilanratus empatpuluh lima) Negara Republik Indonesia beserta ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang bersumber padanya. b)Ketetapan-Ketetapan Musyawarah Nasional. c)Anggaran Dasar.

d)Anggaran Rumah Tangga.

e)Keputusan-Keputusan Rapat Kerja Nasional. f)Keputusan-Keputusan Dewan Pengawas. g)Keputusan-Keputusan Dewan Pengurus.

Suatu perangkat organisasi APJII berwenang

Pasal 3

APJII berasaskan Pancasila

Pasal 4

1. APJII adalah sebuah organisasi nirlaba

berbadan hukum bertujuan menciptakan tata

kelola

Internet

yang

kondusif

untuk

mendorong perkembangkan dan pertumbuhan

Industri

Internet

di

Indonesia

dengan

mengedepankan kepentingan Nasional.

2. APJII adalah Perkumpulan yang bersifat

sosial, mandiri dan terbuka serta tidak

berpolitik

dan

tidak

berafiliasi

dengan

golongan atau partai politik.

BAB III dalam Rancangan AD baru

mengatur mengenai asas dan sifat. Hal

yang diatur merupakan semangat dari

APJII itu sendiri.

Ketentuan mengenai Organisasi (struktur

dan

perangkat

APJII)

dilakukan

perubahan dan penyempurnaan. Dalam

AD lama, aturan mengenai struktur

organisasi (kepengurusan APJII) dijadikan

satu dengan Perangkat APJII (forum

pertemuan). Sehingga terkesan tumpang

tindih dalam pengaturannya. Antarta

Perangkat dan Struktur adalah hal yang

berbeda, sehingga seharusnya memang

diatur dalam BAB yang berbeda. Hal yang

diatur dalam ‘perangkat APJII’ pun,

sebenarnya adalah 'forum pertemuan

APJII, yang seharusnya diatur dalam ART.

Sehingga, dalam BAB III AD lama,

dilakukan

pemisahan

antara

forum

pertemuan dengan struktur APJII.

(6)

menilai dan membatalkan suatu landasan organisasi yang dibuat oleh suatu perangkat organisasi APJII yang lebih rendah tingkat kedudukannya, apabila landasan tersebut ternyata bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.

PASAL 10

MUSYAWARAH NASIONAL/MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA

10.1.Musyawarah Nasional adalah kekuasaan tertinggi di dalam tubuh APJII.

10.2.Musyawarah Nasional diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun.

10.3.Musyawarah Nasional dihadiri oleh Peserta Utama yang terdiri dariAnggota dan Peserta Peninjau yang terdiri dari Anggota Kehormatan dan Undangan lainnya.

10.4.Musyawarah Nasional dilaksanakan oleh Dewan Pengurus yang sedang dalam masa kerjanya.

10.5.Musyawarah Nasional berwenang untuk: a)Menetapkan dan mensahkan penyempurnaan atau perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dan/atau mengamanatkan untuk menetapkan penyempurnaan atau perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. b)Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggungjawaban atas pelaksanaan kerja, keuangan dan perbendaharaan dari Dewan Pengurus serta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari Dewan Pengurus selama masa kepengurusannya.

c)Memilih dan menetapkan formatur untuk mengangkat Dewan Pengurus APJII.

d)Menetapkan garis besar program kerja APJII untuk masa 3 (tiga) tahun yang akan datang.

(7)

e)Mengeluarkan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan organisasi dan masalah-masalah penting lainnya yang dipandang perlu oleh Musyawarah Nasional dan belum tercakup dalam butir (a), (b), (c) dan (d) tersebut di atas.

10.6.Musyawarah Nasional Luar Biasa adalah Musyawarah Nasional yangdapat diselenggarakan apabila ada hal-hal mendesak yang memerlukan keputusan setingkat Musyawarah Nasional dan diselenggarakan atas permintaan tertulis dari: a)Dewan Pengawas; atau

b)Dewan Pengurus; atau

c)Sejumlah Anggota sekurang-kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah anggota yang terdaftar.

PASAL 11

RAPAT KERJA NASIONAL

11.1.Rapat Kerja Nasional diselenggarakan 1 (satu) kali dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. 11.2.Rapat Kerja Nasional diselenggarakan oleh Dewan Pengurus.

11.3.Rapat Kerja Nasional berwenang untuk: a)Melakukan evaluasi terhadap kebijaksanaan pelaksanaan Program Kerja dan Kegiatan APJII sesuai amanat Musyawarah Nasional.

b)Menilai dan menetapkan penyempurnaan atas pelaksanaan rencana kerja yang dijabarkan dalam Program Kerja.

c)Menilai dan mengusulkan penyempurnaan dan/atau penelitian lebih lanjut atas laporan kerja, keuangan dan perbendaharaan yang diajukan oleh Dewan Pengurus.

d)Membantu Dewan Pengurus untuk memutuskan hal-hal yang tidak dapat diputuskannya sendiri, dan hasilnya dipertanggungjawabkan kepada Musyawarah Nasional.

(8)

Pengawas.

PASAL12 DEWAN PENGAWAS

12.1.Dewan Pengawas adalah perangkat organisasi yang berfungsi mengawasi pelaksanaan hasil Musyawarah Nasional oleh Dewan Pengurus.

12.2.Dewan Pengawas merupakan perwakilan anggota yang terdiri dari 7 (tujuh) anggota Dewan dan dipilih oleh Musyawarah Nasional.

12.3.Dewan Pengawas terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil Ketua, 1 (satu) orang Sekretaris, dan Anggota Dewan Pengawas yang penetapannya ditentukan oleh Anggota Dewan Pengawas.

12.4.Dalam hal Dewan Pengurus tidak menjalankan fungsinya, Dewan Pengawas dapat mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa untuk pembentukan Dewan Pengurus Baru. 12.5.Dewan Pengawas mengesahkan Program Kerja Tahunan dan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Tahunan APJII (APPA) yang disusun oleh Dewan Pengurus.

12.6.Anggota Dewan Pengawas tidak dapat merangkap sebagai anggota Dewan Pengurus. 12.7.Paling sedikit sekali dalam 3 (tiga) bulan Dewan Pengawas mengadakan pertemuan dengan Dewan Pengurus.

12.8.Dewan Pengawas dapat melakukan pengawasan dengan mengadakan pemeriksaan sewaktu-waktu terhadap dokumen APJII yang dibuat oleh Dewan Pengurus.

12.9.Dewan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Musyawarah Nasional dengan masa jabatan yang sama dengan masa jabatan Dewan Pengurus.

(9)

12.10.Anggota Dewan Pengawas paruh waktu berdasarkan kebutuhan mendesak karena halangan Anggota Dewan Pengawas melanjutkan sisa akhir masa jabatan, maka Rapat Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas dapat menentukan pengganti untuk disahkan oleh Dewan Pengawas yang diatur oleh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan memiliki fungsi yang sama dengan Anggota Dewan Pengawas.

PASAL 13 DEWAN PENGURUS

13.1.Dewan Pengurus dipilih melalui mekanisme formatur.

13.2.Dewan Pengurus terdiri dari: 1 (satu) orang Ketua Umum, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Wakil Ketua, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Sekretaris, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Bendahara, dan beberapa Kepala Bidang sesuai kebutuhan.

13.3.Dewan Pengurus berfungsi:

a)Melaksanakan ketetapan-ketetapan perangkat APJII yang menjadi kewenangannya.

b)Menerbitkan surat keputusan kolegial APJII yang bersifat operasional, tata laksana yang merupakan hasil penjabaran pelaksanaan sesuai dengan perangkat Perkumpulan dan keputusan rapat anggota lainnya seperti APJII Open Policy Meeting, Rapat Dewan Pengurus, dan Rapat-rapat lainnya.

c)Menyusun Rencana Program Kerja Tahunan dan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran APJII (APPA) yang merupakan jabaran Kebijakan Organisasi yang disahkan oleh Dewan Pengawas. d)Menjalankan dan mengkoordinasikan pelaksanaan Program Kerja termasuk Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran yang telah

(10)

disahkan oleh Dewan Pengawas.

e)Mewakili APJII di tingkat Nasional dan Internasional.

f)Mewakili APJII dalam tindakan hukum.

13.4.Dewan Pengurus berhak atas perwakilan penandatangan keluar-masuk dana APJII, termasuk perbankan guna pengendalian anggaran.

13.5.Dewan Pengurus mempertanggungjawabkan pelaksanaan fungsinya kepada Musyawarah Nasional pada akhir masa jabatannya atau bilamana Musyawarah Nasional menghendakinya. 13.6.Masa jabatan Dewan Pengurus berikut perangkat Pengurus lainnya yang diangkat oleh Dewan Pengurus adalah 3 (tiga) tahun.

13.7.Pemilihan Dewan Pengurus dilakukan dalam Musyawarah Nasional.

13.8.Dewan Pengurus dapat mendelegasikan sebagian dari kewajiban dan wewenangnya kepada Badan Pelaksana Harian atau kepada seseorang atau kelompok orang, namun hal itu tidak dapat mengurangi ruang lingkup tanggung jawab Dewan Pengurus sebagaimana mestinya. 13.9.Pendelegasian kewenangan Dewan Pengurus untuk mewakili APJII dalam melakukan tindakan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.3 huruf (f) di atas, dilakukan sekurang-kurangnya oleh: 1 (satu) orang Ketua Umum, 1 (satu) orang Wakil Ketua Umum, 1 (satu) orang Bendahara, dan Ketua Bidang yang berkaitan. 13.10.Anggota Dewan Pengurus paruh waktu berdasarkan kebutuhan mendesak karena halangan Anggota Dewan Pengurus melanjutkan sisa akhir masa jabatan atau diperlukan penambahan Anggota Dewan Pengurus, maka Rapat Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas dapat menentukan pengganti atau penambahan untuk disahkan oleh Dewan Pengawas yang diatur oleh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

(11)

Tangga dan memiliki fungsi yang sama dengan Anggota Dewan Pengurus.

PASAL 14

PENGURUS PERWAKILAN WILAYAH DAN/ATAU DAERAH

14.1.Pengurus Perwakilan Wilayah dan/atau Daerah adalah perwakilan Dewan Pengurus Perkumpulan di wilayah dan/atau daerah yang strukturnya setingkat dengan Ketua Bidang pada kepengurusan dan didukung sekurang-kurangnya 3 (tiga) Anggota PJI.

14.2.Pengurus Perwakilan Wilayah dan/atau Daerah sekurang-kurangnya terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Bendahara, dan 1 (satu) orang Sekretaris.

14.3.Pengurus Perwakilan Wilayah dan/atau Daerah diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Pengurus melalui Surat Keputusan Dewan Pengurus dengan memperhatikan aspirasi dari wilayah.

14.4.Segala kegiatan dan operasional Pengurus Perwakilan Wilayah dan/atau Daerah harus selaras dengan Program Kerja dan wajib tunduk pada Struktur dan Perangkat APJII sebagimana tercantum dalam Pasal 9 Anggaran Dasar ini. 14.5.Masa kerja kepengurusan perwakilan Wilayah dan/atau Daerah ditentukan selama 3 (tiga) tahun sejak Surat Keputusan Pengangkatan oleh Dewan Pengurus APJII.

14.6.Setiap cabang Penyelenggara Jasa Internet (PJI) yang akan bergabung dengan Pengurus Perwakilan Wilayah dan/atau Daerah, diwajibkan melampirkan surat persetujuan dari PJI Pusat. 14.7.Pengurus Perwakilan Wilayah diperbolehkan mempersiapkan Pengurus PerwakilanDaerah yang untuk selanjutnya diajukan pembentukan ke Dewan Pengurus.

(12)

14.8.Pengurus Perwakilan Wilayah dan/atau Daerah wajib memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Dewan Pengurus secara periodik selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sekali.

14.9.Pengurusn Perwakilan Wilayah dan/atau Daerah berhak mendapatkan bantuan operasional yang disepakati dan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas.

PASAL 15

BADAN PELAKSANA HARIAN

15.1.Badan Pelaksana Harian dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Pengurus. 15.2.Merupakan badan pelaksana operasional APJII, yang berfungsi:

a)Menyelenggarakan pelaksanaan teknis harian tugas kepengurusan APJII.

b)Menjaga kesinambungan jalannya tugas-tugas administrasi organisasi APJII dari suatu masa kepengurusan ke masa kepengurusan berikutnya. c)Menyelenggarakan Layanan Internet Resources.

d)Mengelola dan mengembangkan layanan Indonesia Internet eXchange.

15.3.Badan Pelaksana Harian terdiri dari tenaga-tenaga yang bekerja penuh bagi APJII dan dibayar oleh APJII berdasarkan surat perjanjian kerja.

15.4.Tugas dan tanggungjawabnya diatur kemudian di dalam Anggaran Rumah Tangga. 15.5.Bilamana Badan Pelaksana Harian belum terbentuk, maka tugas-tugas Badan Pelaksana Harian dilaksanakan oleh Dewan Pengurus.

PASAL 16

(13)

LEMBAGA LAIN

16.1.Diluar perangkat dan struktur organisasi APJII yang disebutkan dalam Pasal 9Anggaran Dasar ini, APJII dapat membentuk sebuah badan hukum dengan kepemilikan mayoritas penuh bersama dengan kepemilikan lain dimiliki (diwakili) Dewan Pengawas sebagai ex-officio APJII. Badan hukum ini nantinya dapat membentuk badan hukum atau lembaga lain, bersama-sama dengan pihak lain untuk memenuhi misi, tujuan, maupun tugas pokoknya.

16.2.Pembentukan badan hukum atau lembaga ini harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

16.3.Pembentukan badan hukum atau lembaga di tingkat Nasional maupun Internasional harus melalui persetujuan dan disahkan oleh Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa.

16.4.Pimpinan badan hukum atau lembaga diangkat oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Pengurus.

16.5.Masa jabatan pengurus badan hukum atau lembaga tidak tergantung dari masa jabatan Dewan Pengurus APJII.

16.6.Dewan Pengurus, Dewan Pengawas, maupun pimpinan badan hukum atau lembaga yang diangkat harus mematuhi dan memenuhi hal berikut:

a)Badan Hukum atau lembaga lain tidak bersaing dengan usaha Anggota;

b)Tidak mengubah kepemilikan badan hukum atau lembaga yang dibentuk APJII ke pribadi, pihak lain atau lembaga lain;

c)Menggunakan badan hukum atau lembaga yang dibentuk APJII untuk kepentingan di luar organisasi;

(14)

organisasi maupun badan hukum atau lembaga yang dibentuk APJII.

BAB IV.

PENDELEGASIAN (MANDATORY) SUMBER DAYA INTERNET

BAB IV

VISI, MISI DAN PEDOMAN KEGIATAN

PASAL 17 IP DAN ASN

17.1. APJII bekerja sama dengan badan-badan dunia yang mengelola Internet Protocol (IP) Address dan Autonomous System Number (ASN)

17.2. APJII menerima mandat sebagai National Internet Registry (NIR) dari badan sumber daya internet dunia untuk mendistribusikan IP Address dan ASN bagi masyarakat pengguna internet di Indonesia.

PASAL 18

DOMAIN NAME SYSTEM (DNS)

18.1. APJII wajib bekerja sama dengan badan-badan dunia yang mengelola Domain Name System.

18.2. Ruang lingkup kerja sama meliputi pengelolaan generic Top Level Domain (gTLD), country code Top Level Domain (ccTLD), dan electronic numbering (ENUM) mapping.

Pasal 5

APJII mempunyai visi menjadi asosiasi yang

berperan secara aktif dalam membangun dan

mengembangkan tatakelola Internet Indonesia.

Pasal 6

APJII mempunyai Misi:

1. Membangun dan mengembangkan Internet

di Indonesia.

2. Mengelola Sumber Daya Internet untuk

masyarakat Indonesia.

3. Meningkatkan potensi sumber daya manusia

dalam bidang teknologi Internet.

4. Membantu anggota dalam mengembangkan

industri Internet.

Pasal 7

1. Dalam melaksanakan kegiatannya untuk

mewujudkan visi dan misi, APJII berpedoman

pada:

a.

Pembinaan

dan

pengembangan

rasa

kesatuan dan persatuan di antara para

anggotanya.

b. Penyelenggaraan hubungan komunikasi dan

konsultasi antar anggota, antara anggota

dengan Pemerintah dan antara anggota dengan

asosiasi/organisasi semitra di dalam dan di luar

Setelah aturan mengenai Asas dan

Landasan, maka hal selanjutnya yang

diatur adalah Visi, Misi dan Pedoman

Kegiatan. Dalam AD lama tidak pernah

diatur mengenai Visi dan Misi, sehingga

layakanya sebuah asosiasi, maka perlu

adanya visi dan misi. Pedoman kegiatan

yang diatur dalam Rancangan AD baru

adalah penyempurnaan AD lama yaitu dari

PASAL 3

mengeni

MAKSUD DAN TUJUAN

serta

PASAL 4

mengenai

KEGIATAN.

Ketentuan BAB IV tentang Penedelegasian Sumber Daya Internet dilakukan perubahan dan penyempurnaan dalam BAB X Rancangan AD Baru.

(15)

negeri serta dunia usaha pada umumnya, yang

dapat memberikan kemanfaatan bagi APJII

secara holistik.

c. Kegiatan yang bersifat Penelitian dan

pengembangan (

research and development

)

dalam rangka memajukan ekosistem Internet

Indonesia.

d. Peran aktif melindungi kepentingan para

anggota dalam menjalankan usahanya sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku.

e. Hubungan kemitraan dengan Pemerintah

dalam membangun sarana informasi dan

komunikasi

Nasional

dan

Internasional,

sehingga seluruh sumber daya yang ada dapat

digerakkan secara terpadu, efisien dan efektif.

2. Pedoman kegiatan dalam ayat (1) menjadi

landasan bagi Dewan Pengurus dan Pengurus

Perwakilan dalam membuat program kerja.

BAB V.

REGISTRY

LANDASAN HUKUM DAN HIRARKI

BAB V

PERATURAN APJII

PASAL 19 KELEMBAGAAN

19.1. Dalam melaksanakan Pasal 17 dan Pasal 18 Anggaran Dasar ini, akan dibentuk suatu badan oleh Anggota/APJII yang berada di bawah Pengurus Pusat.

19.2. Badan pengelolaan sumber daya internet sebagaimana yang disebut pada ayat 1 Pasal ini disebut Indonesia Network Information Center (IDNIC). Pengaturan lebih lanjuta akan diuraikan dalam

Pasal 8

APJII berlandasan hukum:

1. Undang-Undang Dasar 1945 (seribu

sembilan ratus empat puluh lima) sebagai

landasan konstitusional.

2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga APJII sebagai landasan operasional.

3. Peraturan dan Keputusan Asosiasi yang

mempunyai kekuatan hukum mengikat bagi

anggota.

APJII sejak dibentuknya hingga saat ini,

belum mempunyai landasa hokum (selain

AD/ART)

untuk

dapat

menjalakan

organisasinya.

Selayakanya

sebuah

asosiasi yang tumbuh dan berkembang di

dalam

Negara

hokum,

maka

sudah

selayaknya juga APJII dalam menjalakan

roda

organisasi

melandaskan

pada

peraturan-pertauran dalam Asosiasi. Oleh

karena dalam AD lama tidak pernah

diatur, maka penting untuk mengaturnya

(16)

Anggaran Rumah Tangga APJII. PASAL 20

LAYANAN LAINNYA

20.1. Layanan APJII lainnya meliputi tapi tidak terbatas pada pelatihan (training), seminar, security monitoring and response.

20.2. Hal-hal yang lebih rinci akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga atau keputusan Dewan Pengurus.

Pasal 9

Jenis dan hirarki Peraturan dan Keputusan

Internal APJII terdiri atas:

a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga.

b. Ketetapan Musyawarah Nasional.

c. Peraturan Asosiasi

d. Peraturan Internal Dewan Pengawas.

e. Keputusan Dewan Pengawas

f. Keputusan Ketua Umum.

g. Keputusan Ketua Pengurus Perwakilan

dalam Rancangan AD Baru.

Ketentuan mengenai kelembagaan dan

layanan lainnya dalam BAB V AD lama,

dilakukan perubahan dan penyempurnaan.

Layanan IDNIC dalam Rancangan AD

Baru diletakan dalam bidang Dewan

Pengurus.

Sedangankan

Layanan

Laiannya

lebih

dipertegas

tanpa

mengurangi semangat dari APJII.

BAB VI.

KEUANGAN DAN PERBENDAHARAAN

LAYANAN

BAB VI

PASAL 21 PERBENDAHARAAN

Perbendaharaan APJII terdiri dari:

21.1. Uang tunai, saldo bank dan surat-surat berharga lainnya.

21.2. Barang bergerak maupun tidak bergerak yang terdaftar dan tercatat sebagai milik APJII.

21.3. Hutang-piutang.

21.4. Segala aset yang sah yang dikelola oleh APJII.

PASAL 22 SUMBER KEUANGAN

Keuangan APJII berasal dari: 22.1. Uang Pangkal anggota.

Pasal 10

1. Dalam melaksanakan kegiatannya, APJII

memberikan layanan IIX dan Layanan IDNIC

serta Layanan Sertifikasi dan Training.

2. Layanan APJII lainnya meliputi namun

tidak

terbatas

pada

seminar,

security

monitoring and response

.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai layanan

Asosiasi diatur dalam Anggaran Rumah

Tangga.

Ketentuan dalam Rancangan AD Baru ini,

merupakan

penyempurnaan

dari

ketentuan Pasal 20 AD Lama tentang

layanan lainnya.

Ketentuan Keuangan dan Perbendaharaan

diatur dalam BAB XI Rancangan AD Baru.

(17)

22.2. Uang Iuran anggota.

22.3. Uang Iuran penggunaan layanan.

22.4. Uang hasil kegiatan APJII secara langsung dan tidak langsung.

22.5. Uang sumbangan yang tidak mengikat dan sah.

22.6. Uang hasil penjualan barang bergerak maupun tidak bergerak secara sah.

BAB VII. PENUTUP

BAB VII

PERWAKILAN

PASAL 23

PERUBAHAN/PENYEMPURNAAN ANGGARAN DASAR DAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA

23.1. Perubahan dan penyempurnaan Anggaran Dasar APJII untuk pertama kalinya dilakukan atas keputusan Musyawarah Nasional III yang dimuat dalam akta yang dibuat oleh DARBI, Sarjana Hukum, pada waktu itu Notaris di Jakarta pada tanggal 27-05-2002 (duapuluh tujuh Mei duaribu dua) Nomor 115, kemudian Perubahan dan Penyempurnaan Anggaran Dasar APJII untuk kedua kalinya dilakukan atas keputusan Musyawaarah Nasional APJII IV yang dimuat dalam akta yang dibuat oleh DARBI, Sarjana Hukum, pada waktu itu Notaris di Jakarta, tanggal 03-05-2005 (tiga Mei duaribu lima) Nomor 3, selanjutnya perubahan dan penyempurnaan ketiga kalinya dilakukan atas keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa APJII pada tanggal 25-01-2006 (duapuluh lima

Pasal 11

1. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi,

APJII dapat membentuk perwakilan di wilayah

Indonesia.

2. Perwakilan APJII di wilayah Indonesia

berkedudukan hukum di Ibu Kota Propinsi.

3. Wilayah sebagaimana dimaksud dalam ayat

(2) terdiri dari satu atau lebih dari satu

Propinsi.

4. Bagi anggota yang berkedudukan di

Propinsi yang belum ada pengurusnya,

menjadi tanggungjawab dari pengurus di

wilayah terdekat.

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai Perwakilan

diatur lebih lanjut dalam Peraturan Asosiasi.

Ketentuan Perwakilan dalam Rancangan

AD Baru ini merupakan pemisahan dan

penyempurnaan dari Pasal 1 ayat (1.3)

Yang

menyebutkan

“Asosiasi

ini

berkedudukan

di

Jakarta,

dengan

perwakilan-perwakilan di tempat lain yang

dianggap perlu di kemudian hari”. Dengan

diatur dalam BAB yang terpisah, maka

akan

mempertegas

legitimasi

dari

Perwakilan APJII.

(18)

Januari duaribu enam), yang dimuat dalam akta yang dibuat di hadapan saya, Notaris, tertanggal 22-07-2009 (duapuluh dua Juli duaribu sembilan) Nomor 08 dan perubahan dan penyempurnaan keempat serta terakhir kalinya dilakukan atas Keputusan Musyawarah Nasional VI APJII pada tanggal 24-07-2009 (duapuluh empat Juli duaribu sembilan).

23.2. Selanjutnya perubahan dan penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional dan/atau Musyawarah Nasional Luar Biasa dengan quorum 2/3 (dua per tiga).

PASAL 24

PENGGABUNGAN DAN PEMBUBARAN ASOSIASI

24.1. APJII hanya dapat melakukan penggabungan dan dibubarkan melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa yang diselenggarakan khusus untuk keperluan tersebut dengan quorum ¾ (tiga per empat).

24.2. Hal-hal yang menyangkut penggabungan dan pembubaran tersebut akan diatur lebih lanjut di dalam Anggaran Rumah Tangga.

PASAL 25

PERATURAN PELAKSANAAN

25.1. Pelaksanaan lebih lanjut atas ketentuan-ketentuan di dalam Anggaran Dasar ini diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga.

(19)

25.2. Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Dasar maupun Anggaran Rumah Tangga akan diatur kemudian oleh Dewan Pengurus melalui ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan yang mengacu pada ketentuan-ketentuan di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII

HIRARKI DAN STRUKTUR ASOSIASI

Bagian Kesatu

Hirarki

Pasal 12

1. Hirarki struktur APJII adalah sebagai

berikut:

a. Musyawarah Nasional Anggota

b. APJII

c. Perwakilan

Bagan Hirarki

Ketentuan mengenai Hirarki dan Struktur

Asosiasi,

merupakan

pemisahan

dan

penyempurnaan dari ketentuan PASAL 9

mengenai

STRUKTUR

DAN

PERANGKAT APJII. Dalam BAB VIII ini

mempertegas hirarki strurur APJII, dan

mengatur struktur organisasi APJII yang

terdiri dari Dewan Pengawas, Dewan

Pengurus dan Perwakilan.

Hal yang diatur dalam BAB ini pun, tidak

jauh berbeda dengan ketentuan stritur

yang lama. Hanya saja lebih dipertegas

adanya bidang-bidang yang ada dalam

Dewan Pengurus.

Ketentuan mengenai Pengurus Perwakilan

dan Badan Pelaksana Harian dalam

Rancangan AD Baru ini lebih bersifat

fundamen, di mana selebihnya akan lebih

tepat dan juah lebih fleksibel untuk diatur

dalam Peraturan Asosiasi.

Dalam BAB ini juga diatur mengenai

Musyawarah Nasional

Anggota

APJII

(20)

2. Struktur Organisasi APJII adalah sebagai

berikut:

a. Dewan Pengawas

b. Dewan Pengurus

c. Badan Pelaksana Harian

Bagan Struktur Organisasi APJII

Pembentukan Badan Hukum dan lembaga

lain, yang sebelumnya diatur dalam Pasal

16 AD Lama.

Bagian Kedua

Dewan Pengawas (

Board of Trustee

)

Paragarf 1

Struktur Dewan Pengawas

Pasal 13

1. Dewan Pengawas (

Board of Trustee

)

merupakan perwakilan anggota yang terdiri

dari 7 (tujuh) anggota dan dipilih dalam

Musyawarah Nasional.

2. Dewan Pengawas terdiri dari satu orang

Dewan Pengawas

Dewan Pengurus

(21)

Ketua, satu orang Sekretaris dan anggota

Dewan

Pengawas

yang

penetapanya

ditentukan oleh Anggota Dewan Pengawas.

3. Dalam menjalankan fungsinya Dewan

Pengawas dapat membentuk Komisi-komisi

yang

beranggotakan

anggota

Dewan

Pengawas.

4. Bidang Komisi sebagaimana ayat 3 yang

dapat dibentuk adalah termasuk tapi tidak

terbatas pada Komisi IIX, Komisi Sertifikasi

dan Komisi IDNIC, dan Komisi Regulasi dan

Industri.

5. Anggota Dewan Pengawas tidak dapat

merangkap sebagai anggota Dewan Pengurus

6.

Dewan

Pengawas

diangkat

dan

diberhentikan melalui Musyawarah Nasional

dengan masa jabatan sama dengan Masa

Jabatan Dewan Pengurus

Paragraf 2

Fungsi, Wewenang Dan Tugas Dewan

Pengawas (

Board of Trustee

)

Pasal 14

1.

Dewan

Pengawas

adalah

perangkat

organisasi

yang

berfungsi

mengawasi

pelaksanaan hasil Musyawarah Nasional oleh

Dewan Pengurus

2. Dewan Pengawas mengesahkan program

Kerja Tahunan dan anggaran Penerimaan dan

Pengeluaran Tahunan APJII (APPA) yang

disusun oleh Dewan Pengurus,

(22)

Pleno bersama Dewan Pengurus

sekuraang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.

4.

Dewan

Pengawas

dapat

melakukan

pengawasan dengan mengadakan pemeriksaan

sewaktu-waktu terhadap dokumen APJII.

5. Dalam keadaan tertentu, karena halangan

anggota Dewan Pengawas melanjutkan tugas

sisa akhir masa jabatannya, maka Rapat

Dewan Pengawas dapat mengangkat anggota

Dewan Pengawas paruh waktu berdasarkan

urutan suara hasil Musyawarah Nasional

terakhir.

6. Keadaan tertentu sebagaimana diatur dalam

ayat (5) adalah:

a. Berhalangan tetap

b. Mengundurkan diri

c. Tidak hadir dalam rapat Dewan Pengawas

sebanyak 3 kali berturutturut

atau 5 kali dalam satu periode kepengurusan.

7. Dalam hal Dewan Pengurus tidak

menjalankan fungsinya, Dewan Pengawas

dapat mengadakan Musyawarah Nasional Luar

Biasa untuk pembentukan Dewan Pengurus

baru.

(23)

Bagian Ketiga

Dewan Pengurus (

Board of Director

)

Paragarf 1

Struktur Dewan Pengurus

Pasal 15

1. Dewan Pengurus (

Board of Director

) dipilih

melalui mekanisme Formatur.

2. Dewan Pengurus berjumlah 9 (sembilan)

orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Ketua

Umum, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang

Sekretasris, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang

bendahara, dan Ketua Bidang yang terdiri dari

Bidang IIX, Bidang Pelatihan dan Sertifikasi,

Bidang

IDNIC,

Bidang

Regulasi

dan

Advokasi, Bidang Pengembangan Industri

Internet, serta Bidang Internet Security.

Paragarf 2

Fungsi, Wewenang Dan Tugas Dewan

Pengurus (

Board of Director

)

Pasal 16

1. Dewan Pengurus berfungsi:

a)

Melaksanakan

ketetapan-ketetapan

perangkat

APJII

yang

menjadi

kewenangannya.

b) Menerbitkan Surat Keputusan APJII yang

bersifat

operasional,

tata

laksana

yang

merupakan hasil penjabaran pelaksanaan

sesuai dengan perangkat Perkumpulan dan

keputusan rapat anggota lainnya seperti APJII

Open Policy Meeting, Rapat Dewan Pengurus,

dan Rapat-rapat lainnya.

(24)

dan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran

APJII (APPA) yang disahkan oleh Dewan

Pengawas.

d)

Menjalankan

dan

mengkoordinasikan

pelaksanaan

Program

Kerja

termasuk

Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran yang

telah disahkan oleh Dewan Pengawas.

e) Mewakili APJII di tingkat Nasional dan

Internasional.

f) Mewakili APJII dalam tindakan hukum.

2. Dewan Pengurus wajib mengadakan Rapat

Pengurus bersama seluruh anggota Dewan

Pengurus sekuraang-kurangnya 1 (satu) bulan

sekali.

3. Dewan Pengurus berhak atas perwakilan

penandatangan keluar-masuk dana APJII,

termasuk

perbankan

guna

pengendalian

anggaran.

4.

Dewan

Pengurus

wajib

mempertangungjawabkan kepengurusannya

dalam Rapat Pleno bersama dengan Dewan

Pengawas sekuraangkurangnya 3 (tiga) bulan

sekali.

5. Dewan Pengurus wajib memberikan laporan

secara periodik 3 bulan sekali kepada Dewan

Pengawas.

6. Dewan Pengurus mempertanggungjawabkan

pelaksanaan fungsinya kepada Musyawarah

Nasional pada akhir masa jabatannya.

7. Pemilihan Dewan Pengurus dilakukan

dalam Musyawarah Nasional.

(25)

sebagian dari kewajiban dan wewenangnya

kepada Badan Pelaksana Harian atau kepada

seseorang atau kelompok orang, namun hal itu

tidak

dapat

mengurangi

ruang

lingkup

tanggung jawab Dewan Pengurus sebagaimana

mestinya.

9.

Pendelegasian

kewenangan

Dewan

Pengurus untuk mewakili APJII dalam

melakukan tindakan hukum sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) huruf (f) di atas,

dilakukan sekurang-kurangnya oleh 1 (satu)

orang Ketua Umum, 1 (satu) orang Bendahara,

dan Ketua Bidang yang berkaitan.

10. Anggota Dewan Pengurus paruh waktu

berdasarkan keadaan tertentu karena halangan

Anggota Dewan Pengurus melanjutkan sisa

akhir

masa

jabatan

atau

diperlukan

penambahan Anggota Dewan Pengurus, maka

Rapat Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas

dapat menentukan pengganti atau penambahan

untuk disahkan oleh Dewan Pengawas yang

diatur oleh Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga dan memiliki fungsi yang sama

dengan Anggota Dewan Pengurus.

11. Keadaan tertentu sebagaimana diatur

dalam ayat (5) adalah:

a.

Berhalangan tetap

b.

Mengundurkan diri

c.

Tidak hadir dalam rapat dewan pengurus

sebanyak 3 kali berturutturut atau 7 kali dalam

satu periode kepengurusan.

(26)

Bagian Keempat

Pengurus Perwakilan

Pasal 17

1. Pengurus Perwakilan APJII di Propinsi

adalah perwakilan APJII yang melaksanakan

program APJII.

2. Pengurus Perwakilan terdiri dari 1 (satu)

orang ketua Pengurus Perwakilan, 1 (satu )

orang Sekretaris, dan 1 (satu) orang Bendahara

dan dapat membentuk bidang-bidang sesuai

dengan kebutuhan.

3. Ketua Pengurus Perwakilan dipilih, diangkat

dan

diberhentikan

melalui

musyawarah

wilayah Pengurus Perwakilan

dan ditetapkan

serta dikukuhkan oleh Ketua Umum.

4.

Ketua

Pengurus

Perwakilan

bertanggungjawab kepada Ketua Umum.

5. Sekretaris, bendahara dan koordinator

bidang diangkat dan diberhentikan oleh Ketua

Pengurus Perwakilan.

6. Segala kegiatan dan operasional Pengurus

perwakilan harus selaras dengan program kerja

dan wajib tunduk pada Landasan Hukum dan

Hirarki Peraturan serta Keputusan Internal

APJII.

7. Pengurus Perwakilan wajib memberikan

laporan pertanggung jawaban kepada Ketua

Umum secara periodik 3 (tiga) bulan sekali

8. Pengurus Perwakilan berhak mendapatkan

bantuan opersional berdasarkan Anggaran

Penerimaan dan Pengeluaran APJII (APPA).

9. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengurus

(27)

Perwakilan akan diatur dalam Peraturan

Asosiasi tentang Pengurus Perwakilan

Bagian Kelima

Badan Pelaksana Harian

Pasal 18

1. Badan Pelaksana Harian dibentuk oleh dan

bertanggung jawab kepada Dewan Pengurus.

2. Badan Pelaksana Harian merupakan badan

pelaksana operasional APJII, yang berfungsi :

a. Menyelenggarakan pelaksanaan teknis

harian tugas kepengurusan APJII.

b. Menjaga kesimambungan jalanya

tugas-tugas administrasi organisasi APJII dari suatu

masa kepengurusan ke masa kepengurusan

lainya.

3. Hak dan Kewajiban serta Tugas dan

tanggung jawab Badan Pelaksana Harian diatur

dalam Peraturan Asosiasi.

Bagian Keenam

Masa Jabatan

Pasal 19

1. Masa jabatan Dewan Pengawas dan Dewan

Pengurus adalah selama 3 tahun.

2. Masa Jabatan Pengurus Perwakilan adalah

selama 3 tahun.

3. Apabila terjadi hal seperti yang dimaksud

dalam Pasal 30 ayat (2) Anggaran Rumah

Tangga, maka masa kerja kepengurusan

Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus

diperpanjang hingga terlaksananya

4. Dewan Pengurus melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar

(28)

Bab struktur organiasi keputusan-keputusan

Musyawarah Nasional.

Bagian Ketujuh

Pembentukan Badan Hukum Dan Lembaga

Lain

Pasal 20

1. APJII dapat membentuk badan hukum dan

lembaga lain bersama dengan pihak lain, yang

mana APJII diwakili oleh Dewan Pengawas

dan/atau

Dewan

Pengurus

sebagai

EX

OFFICIO APJII.

2. Pembentukan badan hukum atau lembaga

lain ini harus sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

3. EX OFFICIO APJII yang ditugaskan

sebagamiana

diatur

dalam

ayat

(1)

bertanggung jawab kepada Dewan Pengawas

dan/atau Dewan Pengurus.

4. Masa jabatan EX OFFICIO APJII sesuai

dengan masa jabatan Dewan Pengurus APJII.

5. Kompensasi operasional menjadi hak dari

EX OFFICIO APJII, sedangkan benefit lain

menjadi hak dari APJII.

6. Dalam pembentukan badan hukum dan

lembaga lain ini, Dewan Pengawas dan/atau

Dewan

Pengurus

harus

mematuhi

dan

memenuhi hal-hal sebagai berikut:

a. Badan hukum atau lembaga lain tidak

bersaing dengan usaha anggota;

b. Tidak merubah kepemilikan badan hukum

atau lembaga yang dibentuk APJII ke pribadi,

(29)

pihak lain atau lembaga lain;

c. Menggunakan Badan Hukum atau lembaga

yang dibentuk APJII untuk kepentingan diluar

APJII;

d. Mencemarkan nama, misi, visi, dan tujuan

organisasi maupun badan hukum atau lembaga

yang dibentuk APJII

BAB IX

KEANGGOTAAN

Pasal 21

1. Keanggotaan APJII adalah:

a. Badan usaha swasta, Badan Usaha Milik

Negara (BUMN), Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Koperasi

yang telah memiliki izin Penyelenggaraan

Telekomunikasi.

b. Instansi pemerintah, Perusahaan berbadan

hukum dan organisasi berbadan hukum yang

menggunakan layanan Alamat

Protokol Internet.

c.

Perorangan dan organisasi non-badan

hukum. Keanggotaan ini

adalah Keanggotaan Profesi.# dibahas dalam

Komisi yang dibentuk setelah Munas.

2. Pengesahan calon anggota menjadi anggota

dilakukan oleh Ketua Umum Asosiasi.

3.

Ketentuan

lebih

lanjut

mengenai

Ketentuan

Keanggotaan

ini

terjadi

perubahan

substansi

yang

memang

mendasar. Perubahan ini dilakukan

sebagaimana halnya perubahan nama

APJII, yakni sebagai bentuk tranformasi

APJII, di mana anggotanya saat ini telah

berkembang

yaitu

Penyelenggara

telekomunikasi dan non penyelenggara

telekomunikasi.

Perubahan ini memang akan membuka

APJII menjadi luas anggotanya, di mana

perusahaan-perusahaan non penyelenggara

telekomunikasi akan menjadi bagian dari

keangotaan

APJII.

Keterbukaan

keanggotaan ini memang terkesan akan

merugikan

anggota

penyelenggara

Telekomunikasi

(ISP),

yang

memang

(30)

keanggotaan APJII diatur dalam Anggaran

Rumah Tangga.

sebagai anggota yang membentuk asosiasi

ini

dengan

tujuan

sebagai

wadah

memperjuangkan

kepentingan

anggota

(ISP). Bagi sebagian anggota, dengan

keterbukaan ini akan terpikir bahwa

nantinya asosiasi ini tidak lagi akan

memperjuangkan

kepentingan

anggota

(ISP). Hal tersebut sangat wajar terjadi.

Akan tetapi, yang patut di catat dan di

pahami, bahwa semangat Asosisasi ini

tidak hanya terwujudkan dalam bentuk

keanggotaan saja, tetapi dalam bentuk visi

dan misi Asosiasi. Kemudian, kedudukan

keanggotaan yang non penyelenggara

telekomunikasi, pada dasarnya masuk

hanya

karena

perusaahannya

menggunakan IP, tidak punya kepentingan

yang sangat mendasar dalam bisnis

telekomunikasi. Sehingga, keberadaannya

dalam APJII mempunyai sifat yang pasif.

Keberadaan anggota tersebut, kedepannya

hanya akan dilibatkan dalam

persoalan-persoalan yang berkaitan dengan IP saja.

Hal ini karena sebagai pengguna IP, maka

perlu dimintakan pendapatnya dalam

pengaturan IP.

(31)

BAB X

PENDELEGASIAN (

MANDATORY

)

SUMBER DAYA INTERNET

Pasal 22

APJII

bekerjasama

dengan

badan-badan

Nasional dan Internasional dalam tata kelola

Internet.

Pasal 23

1. APJII bekerjasama dengan badan-badan

dunia yang mengelola Internet Protocol (IP)

Address dan Autonomus System Number

(ASN).

2. APJII menerima mandat sebagai National

Internet Registry (NIR) dari badan Sumber

Daya Internet dunia untuk mendistribusikan IP

Address dan ASN bagi masyarakat pengguna

Internet di Indonesia

Pasal 24

1. APJII wajib bekerjasama dengan

badan-badan dunia yang mengelola domain Name

System.

2. Registry DNS DTD di Indonesia yang

dikelola oleh APJII adalah terbatas pada

Registry “net.id”.

3. Mengawal tata kelola cc-TLD .id dengan

berperan aktif sebagai anggota Forum Nama

Domain Internet Indonesia dan sebagai

Anggota Representasi di PANDI.

4. Menjalankan APJII sebagai registrar net.id

yang

sudah

disepakati

dengan

PANDI

Ketentuan ini dalam Rancangan AD yang

baru

dilakukan

perubahan

untuk

disesuaikan

dengan

regulasi

dari

Pemeirntah yang telah ada. Hal ini agar

jangan samapi terkesan, bahwa APJII

masing

menginginkan

mengelola

keseluruhan nama domain, yang justru hal

tersebut bertentangan dengan Peraturan

Meneteri Telekomunikasi dan Informatika

tentang Pengelolaan Nama Domain.

(32)

(Pengelola Nama Domain Internet Indonesia).

5. Mendorong agar anggota yang memenuhi

syarat yang dapat menjadi registrar nama

domain .id.

BAB XI

KEUANGAN DAN PERBENDAHARAAN

Bagian Kesatu

Perbendaharaan

Pasal 25

Perbendaharaan APJII terdiri dari:

1. Uang tunai, saldo bank dan surat-surat

berharga lainnya.

2. Barang bergerak maupun tidak bergerak

yang terdaftar dan tercatat sebagai milik APJII

3. Hutang-piutang.

4. Segala aset yang sah yang dikelola oleh

APJII.

Bagian Kedua

Sumber Keuangan

Pasal 26

Keuangan APJII berasal dari:

1. Uang Pangkal anggota.

2. Uang Iuran anggota.

3. Uang iuran IIX-APJII

4. Uang iuran IDINIC - APJII

5. Uang hasil kegiatan APJII secara langsung

dan tidak langsung.

6. Uang sumbangan yang tidak mengikat dan

sah.

7. Uang hasil penjualan barang bergerak

Ketentuan ini hanya dilakukan perubahan

tanpa menghilangkan substansi AD yang

lama.

(33)

maupun tidak bergerak secara sah.

BAB XII

PENUTUP

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 27

1. Perubahan dan penyempurnaan Anggaran

dasar APJII untuk pertama

kalinya dilakukan atas keputusan Musyawarah

Nasional III APJII yang dimuat dalam akta

yang dibuat oleh DARBI, Sarjana Hukum,

pada waktu itu Notaris di Jakarta pada tanggal

27-05-2002 (dua puluh tujuh mei dua ribu dua)

nomor

115,

kemudian

perubahan

dan

penyempurnaan Anggaran dasar APJII IV

yang dimuat dalam akta yang dibuat oleh

DARBI, Sarjana Hukum, pada waktu itu

Notaris di Jakarta, tanggal 03-05-2005 (tiga

Mei duaribu lima) nomor 3, selanjutnya

perubahan dan penyempurnaan ketiga kalinya

dilakukan

atas

keputusan

Musyawarah

Nasional Luar Biasa APJII pada tanggal

22-07-2009 (dua puluh dua juli dua ribu enam),

yang dimuat dalam akta yang dibuat dihadapan

saya, Notaris, tertanggal 22-07-2009 (dua

puluh emapt Juli dua ribu sembilan) Nomor 08

dan perubahan dan penyempurnaan keempat

serta terakhir tanggal 24-07-2009 (dua puluh

empat Juli dua ribu sembilan).

2. Selanjutnya perubahan dan penyempurnaan

Ketentuan ini belum dilakukan perubahan.

Hal ini karena berkaitan dengan

pembahasan ketentuan-ketentuan sebelum

BAB Penutup selesai terlebih dahulu.

(34)

Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga

hanya dapat dilakukan oleh musyawarah

Nasional dan/atau Musyawarah Nasional Luar

Biasa dengan kuorum 2/3 (dua per tiga).

PENGGABUNGAN DAN PEMBUBARAN

ASOSIASI

Pasal 28

1.

APJII

hanya

dapat

melakukan

penggabungan

dan

dibubarkan

melalui

Musyawarah Nasional Luar Biasa dan dihadiri

oleh sekurang kurangnya ¾ dari jumlah

keseluruhan anggota APJII yang terdaftar

dalam kepengurusan dan keputusan tersebut

disetujui oleh sekurangkurangnya ¾ dari

jumlah suara yang sah yang terdaftar dalam

Musyawarah Nasional dan/atau Musyawarah

Nasional Luar Biasa

2. Hal-hal yang menyangkut penggabungan

dan pembubaran tersebut akan diatur lebih

lanjut di dalam Anggaran Rumah Tangga.

PERATURAN PELAKSANAAN

Pasal 29

1. Pelaksanaan lebih lanjut atas

ketentuan-ketentuan di dalam Anggaran Rumah Tangga.

2. Hal-hal yang belum diatur di dalam

Anggaran Dasar maupun Anggaran Rumah

Tangga akan diatur kemudian oleh Dewan

Pengurus

melalui ketetapan-ketetapan dan

keputusan-keputusan yang mengacu pada

(35)

ketentuan-ketentuan di Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga.

Referensi

Dokumen terkait

Secara khusus, tujuan dari kajian dalam paper ini adalah untuk menganalisis dampak kebijakan pengenaan tarif impor daging sapi terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya

Konservasi energi bukan berarti bekerja tanpa menggunakan energi atau membatasi pemasokan energi, namun merupakan suatu upaya untuk mengurangi atau

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2016 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak Dalam Pemberian Layanan

Peningkatan kandungan bahan organik pada jerami jagung muda hasil fermentasi karena enzim yang terdapat pada probiotik dapat merenggangkan ikatan lignin dengan

Dari data dan permasalahan di atas, peneliti ingin mengetahui dan mengeksplorasi lebih dalam tentang pengalaman orangtua yang berasal dari keluarga miskin

Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is

Apabila dalam Rapat yang dimaksud dalam ayat 1 korum yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari kalender dan paling lambat 21 (dua

a. Penyusunan Program Kerja Tahunan OSIS. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja pengurus OSIS tengah tahunan dan tahunan. Membahas laporan pertanggungjawaban OSIS pada