• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Ujian Masuk Jalur Mandiri UNAIR Lancar dan Aman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pelaksanaan Ujian Masuk Jalur Mandiri UNAIR Lancar dan Aman"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pelaksanaan Ujian Masuk Jalur

Mandiri UNAIR Lancar dan Aman

UNAIR NEWS – Pelaksanaan ujian masuk Universitas Airlangga

(UNAIR) melalui Jalur Mandiri pada hari Minggu (24/7) kemarin berjalan lancar dan tidak ada kendala apapun. Test tertulis jalur mandiri UNAIR ini diikuti oleh 10.941 peserta. Rinciannya 5.443 peserta pendaftar di program studi jurusan IPA, sedangkan 5.498 pendaftar untuk prodi jurusan IPS. Materi yang diujikan juga relatif sama dengan tes SBM-PTN (Seleksi Bersama Masuk PTN), yaitu potensi akademik dan prestasi akademik.

Karena banyaknya peserta maka hingga harus diselenggarakan di berbagai tempat. Selain menyita ruang-ruang kelas dan aula di kampus A, B dan C UNAIR, juga meluber keluar kampus. Misalnya di kampus Institut Teknologi Adi Tama Surabaya (ITATS), serta sejumlah sekolah menengah atas di Surabaya, diantaranya SMA Negeri VI Jl. Pemuda Kota Surabaya.

Diantara kendala ringan yang dijumpai, antaralain akses jalan yang menuju ke lokasi tes terjadi hambatan, yaitu padat merayap. Namun tidak sampai terjadi kemacetan. Diperkirakan karena hambatan di perjalanan itu hingga beberapa peserta menjadi terlambat masuk ke ruang ujian. Bahkan ada peserta yang bingung dan belum menemukan tempat dimana ia akan mengerjakan soal-soal tes, karena peserta ini mengaku belum melihat lokasi tesnya.

“Bersyukur anak kami masih di sekitar kampus B ini,” kata ayah peserta tes asal Pasuruan itu.

Laporan yang masuk ke Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR dari sejumlah kepala ruangan penyelenggara tes, dikabarkan bahwa penyelenggaraan ujian tulis jalur mandiri UNAIR ini tidak ditemukan kendala berarti. Bahkan juga tidak

(2)

dijumpai adanya praktik kotor perjokian. Diperkirakan ini juga akibat suksesnya dari pengacakan signal seluler yang dilakukan panitia.

”Persaingan untuk bisa lolos test di jalur ini memang sangat ketat, tetapi perlu disyukuri bahwa pelaksanaan ujian tertulis kemarin berjalan lancar dan aman,” kata Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR Drs. Suko Widodo, M.Si.

Seperti diketahui, kebijaksanaan Universitas Airlangga tahun akademik 2016-2017 ini menerima mahasiswa baru 5.205 untuk program jenjang S-1. Sedangkan komposisinya, dari jalur SNM-PTN menerima sebesar 40% dari kuota penerimaan, jalur SBM-SNM-PTN menerima 30%, dan dari jalur Mandiri menerima 30% dari kuota penerimaan. Ini belum termasuk penerimaan jenjang vokasi (Diploma).

“Jadi dari 10.941 peserta tes jalur mandiri ini akan diterima sebanyak 1.870 peserta atau mencapai 17% dari total peserta tes,” demikian penjelasan Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh Nasih, SE., MT., Ak., MCA., seperti dikutip media massa.

Dalam pelaksanaan ujian masuk jalur mandiri ini UNAIR kemarin sudah bekerjasama dengan beberapa pihak, misalnya dengan kepolisian untuk memberikan pengamanan kepada peserta dan atau keluarga yang mengantarnya. Selain itu juga pengaturan lalulintas, khususnya pada titik-titik yang rawan macet. (*) Penulis: Bambang Bes

(3)

Peringatan Hari Anak Nasional

UNAIR NEWS – 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional di

Indonesia. Sejumlah acara dilaksanakan di seluruh nusantara. Tak mau ketinggalan, Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak (IKGA) FKG UNAIR bekerjasama dengan Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) melaksanakan bakti sosial.

Bertempat di Gran City Mall Surabaya, Departemen IKGA FKG UNAIR berpartisipasi dalam acara “Kampung Anak Negeri 2016”. Dalam acara yang mengusung tema “Anak Indonesia, cerdas dan Peduli” ini, tim IKGA yang terdiri dari staff pengajar dan mahasiswa Program Spesialis Kedokteran Gigi Anak melaksanakan bakti sosial berupa penyuluhan dan pemeriksaan gigi pada ratusan anak yang hadir.

Kegiatan promotif kesehatan gigi anak juga dilakukan oleh Ikatan Dokter Gigi Anak (IDGAI) Pengurus Daerah DKI Jakarta yang puncaknya peringatan dilakukan di Balai Kota DKI Jakarta. Dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, hari anak nasional dirayakan dalam bentuk pemecahan rekor MURI, berupa pemeriksaan dan pelatihan menyikat gigi dengan

disclosing agent terbanyak di Indonesia. Kehadiran Gubernur

yang akrab dipanggil Ahok tersebut memberikan dukungan yang signifikan terhadap upaya peningkatan kesehatan gigi anak.

(4)

Salah satu stand Bertempat di Gran City Mall Surabaya, Departemen IKGA FKG UNAIR berpartisipasi dalam acara “Kampung Anak Negeri 2016” (Foto: Humas FKG)

Ketua pengurus pusat IDGAI yang sekaligus Kepala Departemen IKGA FKG UNAIR, Udijanto Tedjosasongko, Ph.D, Sp.KGA(K), ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dan menjelaskan bahwa keseluruhan program ini adalah dalam rangka menyongsong “Indonesia Bebas Karies tahun 2030”. Kegiatan nasional yang dilaksanakan oleh IDGAI PengDa DKI Jakarta tersebut menjadi penyemangat dan pemicu kegiatan senada di seluruh Indonesia. “Serangkaian acara ke depan sudah dipersiapkan, di antaranya pemeriksaan dan perawatan pencegahan gigi pada ribuan anak di Banyuwangi pada bulan Oktober mendatang” . (*)

Penulis: HumasFKG

(5)

Menjadi Teman Hidup sekaligus

Partner di Meja Operasi

UNAIR NEWS – Berjodoh dengan rekan seprofesi? Mungkin tak

pernah terbayangkan sebelumnya dalam benak pasangan Dini Heryani, dr., Sp.BS dan Taufiq Fatchur Rochman, dr., Sp.BS. Gara-gara terjebak cinta lokasi, dinamika kehidupan dua sejoli ini menjadi lebih berwarna. Salah satunya, adalah upaya menjaga profesionalisme.

Keduanya adalah lulusan berprestasi pada prodi spesialis satu Ilmu Bedah Saraf, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga. Pasangan yang menikah pada 10 Juni 2011 ini juga baru dilantik menjadi dokter spesialis bedah saraf pada pelantikan dokter spesialis di Aula FK UNAIR, Rabu (20/7).

Dini meraih juara II oral presentation pada acara PIT PERSPEBSI (Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia) tahun 2014 di Palembang. Sementara, Taufiq meraih juara best poster pada acara Asian Congress of Neurological Surgeons (ACNS) di FK UNAIR pada Maret 2016 lalu.

Pencapaian ini tentu tidak mudah. Mengingat keduanya adalah rekan seprofesi dan sama-sama mencintai bidang ilmu bedah saraf yang dikenal sebagai salah satu cabang ilmu kedokteran yang rumit.

Pertemuan keduanya berawal sejak sama-sama mengikuti kegiatan mata kuliah dasar umum FK UNAIR tahun 2011. Seiring waktu berjalan, kedekatan emosional keduanya tumbuh karena sering berinteraksi dalam menyelesaikan tugas perkuliahan. Pada akhirnya, mereka memutuskan menikah setelah enam bulan berkenalan.

“Saat itu ndak kepengin menunda-nunda karena takut nanti berubah pikiran. Apalagi setelah ini kegiatan perkuliahan kami cukup padat,” ungkap Taufiq.

(6)

Kedua sejoli ini menyadari konsekuensi pasca pernikahan. Mengatur ritme keseharian sebagai residen bedah saraf tentu bukan perkara mudah. Mengingat karakter pekerjaan yang cukup dinamis, dan menyita banyak waktu.

“Belum lagi kalau ketemu jadwal operasi yang panjang dan melelahkan, seperti operasi tumor atau vaskuler yang bisa memakan waktu sampai 15 jam di ruang operasi,” ungkap Dini. Awalnya, keputusan keduanya untuk menikah sempat mendapat respon kurang baik dari orang sekitar. Tak jarang pula yang meragukan keberlangsungan hubungan seprofesi ini. ”Teman-teman sempat merasa skeptis. Nanti gimana keluarganya kalau dua-duanya sama-sama sibuk begitu. Namun terlepas dari itu kami mantapkan hati, bismillah saja, dinikmati, dijalani. Alhamdulillah sampai sekarang fine-fine aja,” ungkap Dini.

Dinamika rumah tangga memang tak selalu mulus. Keduanya pun mengakui kehidupan awal pernikahan tak mudah dijalani. Selain sebagaimana umumnya pasutri yang saling mempelajari karakter personal masing-masing, mereka juga harus menyesuaikan jadwal pekerjaan mereka.

“Pernah juga beberapa kali dipertemukan pada jadwal operasi yang sama. Kalau sudah begini seringkali orang tua atau mertua ikut bantu temani anak kami di rumah,” ungkap perempuan lulusan program studi S-1 Pendidikan Dokter di FK Universitas Mulawarman itu.

Bahkan, dalam beberapa kesempatan keduanya seringkali berdiskusi ‘sengit’ seputar pekerjaan. Malah tak jarang diskusi pun terbawa sampai ke rumah. “Awal-awal suka begitu. Kalau ada masalah di tempat kerjaan dan harus didiskusikan seringkali lanjut sampai di rumah. Tapi lama-lama kami menyadari bahwa hal itu tidak baik. Urusan pekerjaan harus selesai di tempat kerja. Dan ketika sudah di rumah, perhatian tercurahkan untuk keluarga,” ungkap Taufiq menimpali.

(7)

saling jujur dan tidak menunda-nunda atau menyembunyikan permasalahan. “Ketika ada masalah, kami berusaha agar tidak sampai berlarut-larut. Harus segera terselesaikan tidak lebih dari sehari. Ini penting bagi kami untuk menjaga mood,” ungkap perempuan kelahiran Tarakan, 28 Oktober 1982 itu.

Meskipun keduanya sama-sama mencintai bidang pekerjaan yang sama, keluarga tetaplah prioritas. Keduanya tetap membagi waktu bersama putri kecilnya yang bernama Andita Syifa Rahima. Selain bersama anak semata wayangnya, Dini dan Taufiq juga memiliki waktu berdua. “Kalau lagi luang, kita suka nonton film action, atau mancing biasanya,” jawab Dini. “Kalau istri paling demen basket, atau kalau nggak, cukup istirahat aja di rumah. Capek,” ujar suami menimpali sambil berkelakar.

‘Karakter’ dokter bedah

Sebagai perempuan, mengemban profesi sebagai dokter bedah saraf bukan hal mudah, bahkan profesi satu ini belum banyak dilirik kaum perempuan. Dalam praktiknya, ketika sudah menghadapi pasien di meja operasi, profesionalitas tidak saja menuntut penguasaan teknik operasi tapi juga kesiapan fisik yang senantiasa prima. Mengingat seringkali yang dihadapi adalah kasus rumit dan butuh konsentrasi tinggi.

“Sementara kondisi fisik wanita dan pria saja sudah berbeda, ini yang seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Karena saya menyukai hal-hal yang mendetil, maka saya bisa menikmati pekerjaan ini,” ungkap Dini.

Bagi Taufiq, setiap bidang pekerjaan apapun punya risiko masing-masing. Tinggal bagaimana cara mengelola hati dan pola komunikasi dengan pasangan. Yang pasti, inilah salah satu alasan mengapa pria kelahiran Surabaya, 5 Desember 1983 itu mengagumi sosok istrinya. Karakter dokter bedah yang menuntut keberanian, ketekunan termasuk hal-hal yang serba pasti, pada akhirnya mempengaruhi perspektifnya dalam menilai sosok istri sebagai perempuan tangguh.

(8)

Di ujung obrolan ringan, keduanya mengungkapkan akan berencana kembali ke Samarinda tempat asal sang istri yang kini tengah hamil 3 bulan.

Kisah cinta lokasi dengan teman seangkatan sekaligus selinier dengan profesi seperti yang dialami Taufiq dan Dini bisa terbilang cukup unik. Tak jarang kemudian kisah mereka menginspirasi sejumlah pasangan dari kalangan sejawat sendiri. “Yang mulanya skeptis melihat hubungan kami, sekarang sudah berpandangan berbeda. Jauh lebih bisa menerima. Semua kembali ke niat aja,” pungkas Dini. (*)

Penulis: Sefya Hayu I. Editor: Defrina Sukma S.

Transfer of Knowledge di FKG

dari Profesor Bedah Mulut

Jepang

UNAIR NEWS – Untuk kesekian kalinya, Fakultas Kedokteran Gigi

(FKG) melaksanakan program Visting Professor. Sejak tanggal 15 hingga 22 Juli, Prof. Norifumi Nakamura, DDS Ph.D mengunjungi Universitas Airlangga untuk terjun langsung dalam tri darma perguruan tinggi.

Dalam kunjungannya, Professor ilmu bedah mulut ini memberikan kuliah tamu mulai dari jenjang S1, S2 hingga S3. Selain itu, Nishimura yang fasih berbahasa Indonesia juga memberikan pembimbingan langsung dan konsultasi penelitian pada mahasiswa program S2 dan S3. Tidak hanya itu, penyuka masakan Indonesia ini juga terlibat langsung dalam bakti sosial operasi bibir sumbing bersama tim bedah mulut FKG UNAIR di Kupang, Nusa

(9)

Tenggara Timur. Pada kesempatan itu, dia melakukan transfer of knowledge dan berbagi pengalaman dengan seluruh tim.

Dalam wawancara, Nishimura mengungkapkan, kemampuan berpikir mahasiswa dan dokter gigi Indonesia dapat disejajarkan dengan mahasiswa dan dokter gigi di Jepang. Secara mendalam dia menyarankan agar Indonesia lebih memiliki data kasus atau penelitian yang tersimpan lebih baik. Sehingga, transfer of knowledge dari generasi ke generasi selanjutnya dapat dijalankan dengan baik. Pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia pun dapat berjalan lebih baik lagi. (*)

Penulis: Humas FKG Editor: Rio F. Rachman

FEB UNAIR Tuan Rumah

Halal-Bihalal IAI Jatim

UNAIR NEWS – Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Cabang Jawa Timur

menyelenggarakan silaturahmi Halal Bihalal dalam rangkaian pasca Hari Raya 1437-H. Pertemuan yang dihadiri hampir seratusan akuntan di Jatim itu dilaksanakan di Aula KRT Fadjar Notonegoro, lantai II gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga, Jumat (22/07) kemarin.

Ketua IAI Cabang Jawa Timur Prof. Dr. Tjiptohadi Sawarjuwono, M.Ec.,Ak.,CPA.,CA., dalam sambutannya menyatakan senang dan terima kasih atas keperdulian para anggota untuk menghadiri acara silaturahmi anggota IAI Jatim ini, sebab dari kegiatan semacam inilah akan menambah keakraban diantara anggota.

Hal yang senada juga disampaikan oleh Prof. Dr. Dian Agustia, SE., Ak., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)

(10)

Universitas Airlangga, sekaligus sebagai tuan-rumah, juga menyampaikan rasa senang dan terima kasihnya kepada para anggota IAI yang perduli untuk bersilaturahmi.

Baginya, kesempatan silaturahmi untuk saling maaf memaafkan diantara para anggota suatu organisasi ini, selayak untuk diprioritaskan. Karenanya harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan keakraban. Bahkan kesempatan seperti ini, menurut Prof. Dian Agustia yang juga menjabat Ketua Kompartemen Akuntan Pendidik (KAP) IAI Jawa Timur ini, diharapkan silaturahmi itu tidak hanya terjadi setahun sekali sehabis Lebaran.

“Silaturahmi hendaknya terus terjalin setiap saat, tidak hanya setiap sehabis Lebaran,” kata Guru Besar bidang Akuntansi pada FEB UNAIR ini.

Pada kesempatan ini juga diisi ceramah agama yang disampaikan oleh Dr. K.H. Imam Mawardi, MA. Dalam ceramahnya antara lain menguraikan tentang implementasi makna puasa Ramadhan bagi muslim dan muslimah. Selain itu juga disinggung makna “menghormati” orang yang berpuasa, sebagaimana yang sempat menjadi permasalahan dalam Ramadhan yang baru lalu terkait kebijakan terhadap jam operasional restoran/depot, tempat hiburan, dsb.

“Setelah kita diuji untuk melaksanakan puasa dengan menahan lapar dan dahaga serta mengendalikan hawa nafsu satu bulan lamanya, sepantasnyalah kita menjadi fitri (bersih, suci). Akan semakin sempurna jika setelah itu ditambahi dengan saling maaf memaafkan diantara kita,” katanya.

Seusai ceramah dan doa kemudian dilanjutkan dengan berjabat-jabatan tangan diantara semua anggota Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Cabang Jawa Timur yang hadir, dan dilanjutkan dengan jamuan bersama. (*)

(11)

Ika Prastiani Tak Berjuang

Sendiri Untuk Jadi Wisudawan

Terbaik

UNAIR NEWS – Mengangkat judul penelitian “Hubungan Antara

Lingkungan Fisik, Kimia, Sosial Budaya dengan Kepadatan Jentik (Studi di Wilayah Kec. Gunung Anyar Kota Surabaya)”, mengantarkan Ika Prastiani menjadi wisudawan terbaik S1 FKM Universitas Airlangga. Perempuan kelahiran Surabaya, 3 Oktober 1994 ini mengaku tertarik dengan penelitian ini karena sebagai mahasiswa yang terjun di dunia kesehatan, baginya penting untuk meneliti lebih jauh tentang kejadian DBD.

“Indonesia sendiri memiliki risiko tinggi terhadap penularan penyakit DBD, karena virus dan nyamuk sebagai vektor penularnya telah tersebar di seluruh wilayah mulai pedesaan hingga perkotaan, baik di permukiman dan tempat umum. Untuk itu saya tertarik meneliti hubungan antara faktor lingkungan dengan kepadatan jentik yang dapat berpotensi menyebabkan penyakit DBD,” terangnya.

Anak pertama dari dua bersaudara ini menuturkan, selama menempuh pendidikan S1 di FKM UNAIR, tak terlalu aktif di organisasi. Meski demikian, ia bukanlah tipikal mahasiswa kuliah-pulang kuliah-pulang. Baginya, apapun tanggungjawab yang dipilih nanti tidak boleh dilakukan setengah-setengah, apalagi sampai lalai melupakan tanggungjawabnya. Sebagai mahasiswa ia lebih mengutamakan serius kuliah dan hanya mengikuti beberapa organisasi.

”Walaupun saya tak banyak mengikuti organisasi namun juga rajin mengikuti workshop dan kegiatan kepanitian atau

(12)

event-event karena sifatnya tidak terikat, dan saya tetap bisa

mendapat pengalaman dan manfaat melalui kegiatan kepanitian tersebut,” terangnya.

Penggemar novel dan menonton film ini juga tidak menyangka dirinya terpilih menjadi wisudawan terbaik. Sebab ia menilai rekan seperjuangannya ketika kuliah banyak yang punya kemampuan lebih darinya.

“Sebenarnya saya tidak menyangka kenapa saya terpilih jadi wisudawan terbaik? Karena saya pribadi merupakan saksi bahwa sebenarnya teman-teman seangkatan yang lain banyak yang lebih hebat dibandingkan saya,” imbuhnya.

Bagi Ika, membuat keluarga bangga memang motivasinya. Karenanya ia terus berusaha sebaik mungkin melakukan berbagai hal. Baginya, perlu banyak usaha dan kerja keras yang harus dilakukan, tapi keyakinannya bahwa usaha tidak ada yang mengkhianati hasil.

“Jadi, kalau kita menginginkan sesuatu maka kita harus benar-benar berusaha mencapainya, intinya hanya fokus. Tapi saya tidak berjuang sendiri, namun juga doa orang tua, doa keluarga dan dukungan teman-teman,” pungkasnya. (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila.

Resign dari GM, Alumni UNAIR

Kembangkan Bisnis Kopi Luwak

(13)

Cikole

UNAIR NEWS – Lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas

Airlangga pada tahun 1988, Sugeng Pujiono kini lebih dikenal sebagai pengusaha “Kopi Luwak Cikole”. Pria berusia 53 tahun lalu tersebut, resign dari jabatannya sebagi General Manager PT. Sanbe Farma dan PT. Caprifarmindo Labs di tahun 2013 demi fokus dalam usaha kopi luwak yang ia rintis sejak tahun 2012. Usaha Sugeng boleh dikata tidak berjalan mulus. Awalnya, ia memulai usaha tersebut dengan budidaya 10 ekor luwak. Untuk bisa mendapatkan biji kopi luwak berkualitas, Sugeng melakukan banyak eksperimen dengan mengatur pola makanan juga pola hidup luwak yang dibudidayakannya. Menurut Sugeng, hal tersebut mempengaruhi metabolisme dalam tubuh luwak dalam menghasilkan biji kopi luwak yang berkualitas.

Dalam menjalankan bisnisnya, tidak jarang Sugeng menjumpai banyak penolakan terhadap produk kopi luwak miliknya. Terutama, harga kopi luwak yang memang melambung tinggi. Namun dengan terus memperbaiki kualitas kopi luwak miliknya, Sugeng mulai meraih banyak kepercayaan dari penikmat kopi.

“Masih jarangnya studi mengenai hewan luwak, membuat saya tertantang untuk terus mempelajari hewan asli Indonesia tersebut. Di samping itu, sedikitnya produsen kopi luwak dan penikmat kopi luwak di Indonesia membuat saya termotivasi mengembangkan usaha ini,” ujar usai mengisi Seminar di FKH Unair pada Kamis (14/7).

Kerja keras yang diawali Sugeng dengan 10 ekor luwak tersebut, kini berkembang dengan jumlah sekitar 250 ekor luwak. Di atas lahan di kampung Babakan, Desa Cikole, Lembang Bandung, Sugeng kini memiliki pusat penangkaran dan rumah produksi kopi luwak yang satu-satunya diakui oleh pemerintah Indonesia.

Di Desa Cikole tersebut, disamping menjual produk kopi luwak, pengunjung bisa menikmati secara langsung suasana pegunungan

(14)

disana. Selain itu, ada pula breeding farm luwak yang bisa menjadi sarana edukasi bagi pengunjung. Adanya paket tour and

destination semakin memanjakan pengunjung yang justru banyak

berdatangan dari mancanegara. Tercatat, lebih dari 55 negara yang pernah datang ke kedai, workshop, dan penangkaran luwak milik Sugeng.

“Kendala yang bermunculan seperti keluarnya protes keras tentang tuduhan eksploitasi terhadap luwak,” ujar Sugeng.

Sugeng dengan tegas menolak tuduhan tersebut, sekaligus menunjukkan bahwa usahanya tidak menyiksa luwak. Sugeng memperhatikan pola makanan dan menjaga pola hidup luwak-luwak miliknya. Namun seiring berjalannya waktu, protes itupun terbantahkan.

Keputusan Sugeng untuk resign dari posisi general manager dan mengelola kopi luwak adalah langkah besar yang dibuatnya untuk menantang dirinya sendiri dalam berpikir berbeda dan berani mengambil resiko.

“Dunia entrepreneurship yang saya geluti saat ini membuat saya menjadi pribadi yang memiliki nilai berbeda. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan saya menghadapi tantangan dalam memperoleh peluang dan menerima resiko,” kata Sugeng.

Tidak puas dengan bisnis kopi luwak, Sugeng kini merambah dunia kuliner dengan membangun sebuah kafe dan resto bernama “Kangen Lembur Cikole” yang masih satu lokasi dengan pusat penangkaran luwak miliknya.

“Saya berharap seluruh civitas akademika UNAIR memiliki jiwa entrepreneurship. Karena hal ini akan membuat mereka berani untuk menjadi seseorang yang berbeda, dan terbiasa menciptakan peluang dan berpikir inovatif. Yang terpenting adalah jangan hanya menunggu peluang, jadilah orang yang menciptakan peluang,” kata Sugeng.

(15)

produk kesehatan hewan, yakni PT. ISSU Medika Veterindo yang dimulainya sejak tahun 2013. Menurutnya, PT.ISSU tidak hanya sekedar rumah produksi melainkan sebagai sarana edukasi. Hingga saat ini, tidak sedikit para akademisi yang datang untuk melihat proses produksi di PT.ISSU. (*)

Penulis : Okky Putri

Editor : Binti Q. Masruroh

Rangkuman Berita UNAIR di

Media (22/7)

Tahap Ketiga Tembus Seribu Pendaftar

Kesempatan bagi siswa untuk bersaing mendapatkan bangku perguran tinggi negeri (PTN) semakin sempit. Bahkan, di beberapa PTN, pendaftaran jalur mandiri sudah berakhir. Pendaftaran Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) jalur mandiri Universitas Airlangga telah ditutup pekan lalu. Total ada 10.491 pendaftar PPMB jalur mandiri. Perinciannya, 5.443 pendafaftar prodi IPA dan 5.498 pendaftar prodi IPS. Rektor UNAIR, Prof. Moh. Nasih menjelaskan, 10.941 pendaftar jalur mandiri mengikuti seleksi pada 24 Juli. Seleksi jalur mandiri berupa tes tulis yang mencakup kemampuan bidang dan tes potensi akademik. Tes ini bertujuan untuk memprediksi potensi dan kemampuan calon mahasiswa baru.

Jawa Pos, 22 Juli 2016 halaman 34 Gugah Kepercayaan Diri Masyarakat

Sejumlah kawasan di Surabaya kembali diperindah dan diperbaiki jelang dijadikannya lokasi itu sebagai tujuan Prepcom III for

(16)

UN Habitat pada 25-27 Juli 2016 mendatang. Pakar sosial

ekonomi Universitas Airlangga, Nisful Laila, S.E., Mcom, mengatakan, upaya pemkot Surabaya menjadi tujuan internasional merupakan hal yang patut diapresiasi. Untuk mempersiapkannya, diadakan program pembersihan dan memperbaiki kondisi Surabaya. Hal inilah yang bisa meningkatkan kepercayaan diri warga di perkampungan yang ada di Surabaya.

Surya, 22 Juli 2016 halaman 13

Harus Bicara Pencegahan Kekerasan Seks

Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual yang diajukan DPD RI tak lepas dari masukan akademisi. DPD RI menerima masukan ini pada uji sahih yang dilakukan serentak di tiga perguruan tinggi, salah satunya di UNAIR. Beberapa akademisi hadir, seperti Prof. Emy Susanti, pakar sosiologi gender, Toetik Rahayuningsih, pakar hukum pidana dari Universitas Airlangga. Anggota DPD RI, Hardi S Hood berharap masukan yang diterima dari akademisi bisa memperkuat draft RUU dan tahun ini sudah rampung. Selanjutnya, bisa diadopsi dan disosialisasikan pemerintah.

Surya, 22 Juli 2016 halaman 16

Penulis :Afifah Nurrosyidah Editor : Dilan Salsabila

UNAIR Ambil Bagian dalam

Pertemuan UN Habitat di

(17)

Surabaya

UNAIR NEWS – Kota Surabaya mendapat kehormatan untuk menjadi

tuan rumah acara Third Preparatory Committee (Prepcomm III) United Nations Human Settlements Programme (UN Habitat) selama tiga hari pada tanggal 25 – 27 Juli 2016. Pada waktu-waktu tersebut, sekitar 2.460 peserta dari 136 negara dating ke Surabaya untuk sama-sama bertukar pikiran mengenai kota layak huni.

Konferensi tersebut merupakan sebuah forum bagi negara-negara yang memiliki kepedulian akan permasalahan perkotaan. Pada tahun 1976 UN Habitat I dilaksanakan di Vancouver, Kanada. Pada tahun 1976 UN Habitat II dilaksanakan di Istanbu,l Turki. Sebagai bagian dari Surabaya dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Airlangga ikut ambil peran dalam gelaran Prepcomm III UN Habitat. Di UNAIR, pada Kamis (28/7) pukul 09.00 – 12.00, menggelar seminar mengenai kota layak huni. Seminar diselenggarakan di dua fakultas, yakni Fakultas Hukum (FH), serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), pada waktu yang bersamaan.

Di FH UNAIR, seminar yang diselenggarakan bertema ‘Social Cohesion and Equity – Livable Cities and Urban Land’. Diskusi akan dilaksanakan di ruang 303 Boedi Soesetya, FH UNAIR. Di FEB UNAIR, akan diselenggarakan seminar dan pameran foto bertema ‘Urban Government and Municipal Finance’.

Menurut Wadek III FEB UNAIR Nisful Laila, S.E., M.Com, selaku koordinator acara UN Habitat di UNAIR, acara seminar telah dipersiapkan dengan lancar. “Karena ini seminar seperti biasa, maka kami sudah mempersiapkan semuanya,” tutur Nisful.

Nisful menambahkan, kedua seminar tersebut terbuka untuk umum. Jadi, seluruh sivitas akademika atau pun masyarakat umum bisa menambah pengetahuan seputar kota layak huni melalui seminar tersebut.

(18)

Ditemui pada kesempatan lain, Rektor UNAIR Prof. Nasih berharap agar pelaksanaan acara Prepcomm III UN Habitat di UNAIR dapat berjalan dengan lancar dan tanpa halangan. (*)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Nuri Hermawan

Gemar

Bermusik,

Menang

Kompetisi di Jepang

UNAIR NEWS – Bermusik sudah menjadi kesenangan Farah

Nurfadhilla Yuantari sejak masih kecil. Tak heran, hobi tersebutlah yang lantas mengantarkannya menjadi wisudawan berprestasi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga. Diantara deretan prestasi yang telah ia raih, Farah pernah meraih juara I Asian Beat Band Competition yang berlangsung di Tokyo, Jepang, tahun 2014 silam.

“Musik adalah salah satu passion hidup saya sejak kecil. Selain ingin terus belajar dan mengejar karir sebagai dokter hewan, saya juga ingin terus berkarya dalam bidang musik. Sehingga saya termotivasi untuk menjalani keduanya dengan segala suka duka dan tantangannya,” ujar gadis yang pernah meraih juara The Best Vocalist Asian Beat Band Competition diadakan di Jakarta pada 2013 silam.

Baginya, bermusik bukan sekadar kegembiraan memainkan alat-alat musik semata. Namun, ada banyak pelajaran hidup yang ditemui Farah dalam bermusik. “Dalam bermusik, saya bisa lebih belajar banyak tentang tanggungjawab, pendewasaan diri, dan kekeluargaan dengan partner band saya,” ujar gadis yang memiliki menyanyi, mendengarkan musik dan membuat lagu.

(19)

Semangat berkegiatan di bidang musik tak lantas membuat Farah absen dengan kuliahnya. Terbukti, pada wisuda periode Juli 2016, Farah dinyatakan lulus dengan indeks prestasi kumulatif sebesar 3,47.

“Meskipun aktif berkegiatan musik, namun sebisa mungkin saya membagi waktu antara kuliah dan musik dengan seimbang. Saat sedang tidak ada perkuliahan atau tugas kuliah, saya berusaha fokus dan total pada urusan musik yang saya kerjakan. Begitu juga sebaliknya,” kata Farah yang merupakan vokalis grup musik Rock X ini.

Meskipun telah resmi menyandang gelar sarjana kedokteran hewan, predikat itu tak menyurutkan Farah untuk terus bergelut di bidang musik. Meski demikian, saat ini, gadis asal Sidoarjo ini berencana untuk menjadi dokter hewan praktisi.

“ S a y a b e r e n c a n a m e n j a d i d o k t e r h e w a n p r a k t i s i d a n berwirausaha, serta mencari beasiswa untuk melanjutkan S-2 di luar negeri sambil terus bermusik,” pungkasnya. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S.

Referensi

Dokumen terkait

Menjadi program studi unggulan dalam mengembangkan, meneliti, dan memiliki keterampilan dalam mengembangkan, meneliti, dan memiliki keterampilan rekayasa di bidang Sistem Informasi

Tabel 12 Hasil uji mann – whitney nilai post test tingkat pengetahuan dan sikap kelompok yang tidak diberi dan diberi ceramah.. Tabel 13 Hasil uji mann - whitney

identifikasi melalui suara echolokai juga dapat membedakan jenis kelamin dari jenis yang sama pada empat jenis yang diamati yaitu R..

Zerreden kürreye kadar herşeyin sahibi olan Allah, sevdiği kullarına mal, mülk değil ahlak ve şeref vermiştir.. İşte insanoğlunun en hayırlı

digunakan dalam proses penanganan keluhan. Bengkel Clink perlu meningkatkan.. upaya sosialisasi prosedur pelayanan, meningkatkan kecepatan dan memberi kemudahan dalam

Sesuai dengan pendapat (Harta et al., 2014) bahwa pembelajaran menggunakan modul mampu meningkatkan aktivitas dan minat siswa dalam pembelajaran. Hasil deskripsi

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Perkembangan Sel Betina adala Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Perkembangan Sel Betina adala untuk memlelajari perkembangan katak

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan harga jual perumahan dengan menggunakan metode backpropagation jaringan syaraf tiruan, yaitu