• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: anak, anamnesis, pemeriksaan, antropometri dan imunisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: anak, anamnesis, pemeriksaan, antropometri dan imunisasi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pemeriksaan Tumbuh Kembang Anak dan Imunisasi

Heribertus Edo Tigit

Mahasiswa Kedokteran Universitas Krida Wacana, NIM: 102011350, Semester 3, email: edotigit@ymail.com

Abstrak

Penanganan pasien dewasa dan anak berbeda baik itu dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan terapi. Pada pasien anak (khususnya bayi dan balita) selain keluhan penyakit perlu ditekankan pada tumbuh kembangnya. Secara aloanamnesis harus didapatkan data lengkap dari anak tersebut. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi pemeriksaan fisik untuk bayi dan balita, dimana salah satu

tahapanya adalah antropometri, yaitu penilaian tumbuh kembang anak secara fisik. Diperlukan juga terapi berupa imunisasi untuk melindungi anak dari penyakit

infeksi.

Kata kunci: anak, anamnesis, pemeriksaan, antropometri dan imunisasi Abstrac

Treatment of adult patients and children are different both from the history, physical examination, investigation and treatment. In pediatric patients (especially infants and toddlers) in addition to complaints of disease should be emphasized on growth. In aloanamnesis had obtained complete data from the child. Physical examination is divided into physical examinations for infants and toddlers, where one stage is antopometri, namely the assessment of physical development of the child. Therapy is also needed in the form of immunization to protect children from infectious

diseases.

Keywords: children, history, examination, anthropometry and immunization

Pendahuluan

Peristiwa tumbuh kembang pada anak meliputi seluruh proses kejadian sejak terjadi pembuahan sampai masa dewasa. Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dalam memaksimalkan tumbah kembang

(2)

antopometri dan melindungi anak dari penyakit infeksi dengan imunisasi. Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas anamnesis, pemeriksaan dan penetalaksanaan yang bertujuan untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak.

Pembahasan 1. Anamnesis

Anmnesis merupakan wawancara yang seksama terhadap pasien atau keluarga dekatnya mengenai masalah yang menyebabkan pasien mendatangi pusat

pelayanan keesehatan. Perpaduan keahlian mewawancarai dan pengetahuan yang mendalam tentang gejala (simptom) dan tada (sign) dari suatu penyakit akan memberikan hasil yang memuaskan dalam menentikan diagnosis kemungkinan sehingga membantu dalam menentukan langkah pemeriksaan selanjutnya. 1 Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan

Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap

pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan

menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.

Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk

menceritakan permasalahnnya. Anamnesis yang didapat dari informasi orag lain ini disebut Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek sehari-hari anamnesis dilakukan bersama-sama auto dan alloanamnesis. 1

Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas, keluahan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat obstri dan ginekologi (khusus wanita). Riwayat penyakit dalam keluarga, anamnesis susunan sistem dan anamnesis

pribadi (meliputi keadaan sosial ekonomi, budaya, kebiasaaan, obat-obatan dan ingkungan). 1

Identitas anak meliputi nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua atau anggota keluarga terdekat sebagai penanggung jawab, alamat, pendidikan orang tua , pekerjaan orang tua, suku bangsa dan agama. Identitas perlu ditanyakan untuk memeastikanbayi dan balita adalah sebagai berikut:2-4

(3)

Merupakan faktor yang penting untuk mengetahui perkembangan anak. Anamnesis harus menyangkut faktor risiko untuk terjadinya gangguan perkembangan fisik dan mental anak, termasuk faktor risiko untuk bota, tuli, palsi serebralis, dll. Anamnesis juga menyangkut penyakit keturunan dan apakah ada perkawinan antar keluarga. 2-4

b. Kelahiran prematur

Harus dibedakan antara bayi prematur (SMK = Sesuai Masa Kehamilan) dan bayi dimatur (KMK = Kecil Masa Kehamilan) dimana telah terjadi retradasi pertumbuhan intrauterin.

Pada bayi prematur, karena dia lahir lebih cepat dari kelahiran normal, maka harus diperhitungakn pertumbuhan intrauterin yang tidak sempat dilalui tersebut. Contoh, bayi ahir 3 bulan prematur (umur kehamilan 6 bulan), tidak dapat dibandingkan dengan bayi usia 6 bulan, maka yang dilakuakn adalah pemeriksaan bayi berusia 3 bulan. 2-4

c. Anamnesis harus menyangkut faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak.

Misalnya untuk meneliti perkembangan motorik pada anak, harus ditanyakan berat badanya, karena erat hubungannya dengan perkembangan motorik tersebut. Untuk menanyakan kemampuan menolong sendiri, misalnya makan, berpakaian dll. Harus pula ditanyakan apakah ibunya memberikan kesempatan pada anak untuk belajar itu. 2-4

d. Penyakit-penyakt yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi.

e. Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak.

Merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan pada ibunya pada saat kali datang. Anamnesis yang teliti tentang milestone perkembangan anak, dapat mengetahui tingkat perkembangan anak tersebut. 2-4

f. Pola perkembangan anak dalam keluarga.

Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainya, karena ada kalanya perkembangan motorik dalam keluarga tersebut dapat lebih capat/lambat, demikian pula dengan perkembangan bicara atau kemampuan mengontrol buang air

besar/kecinya. 2-4

Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah tumbuh kembang seorang anak berjalan normal atau tidak, baik dari segi medis maupun statistik. Anak yang sehat akan menunjukan tumbuh kembang yang optimal, apabila diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial yang adekuat. 2-4

(4)

Proses tumbuh kembang merupakan proses yang bersinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak. Untuk mengetahui tumbh kembang anak, terutama pertumbuhan fisiknya digunakan parameter-parameter terrtentu yang akan dibahas berikut. 2-4

Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan fisik bayi

Pemeriksaan fisik pada bayi, merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit. Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri serta mencari kelainan pada bayi. Adapun petneriksaan fisik yang dapat dilakukan pada bayi antara lain sebagai berikut:2-5

- Hitung frekuensi napas. Pemeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dengan menghitung rata-rata pernapasan dalam satu menit. Pemeriksaan ini dikatakan normal pada bayi baru lahir apabila frekuensinya antara 30-60 kali per menit, tanpa adanya retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi, tetapi apabila bayi dalam keadaan lahir kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu, kemungkinan terdapat adanya retraksi dada ringan. Jika pernapasan berhenti beberapa detik secara periodik, maka masih dikatakan dalam batas normal. 2-5 - Lakukan inspeksi pada warna bayi . Pemeriksaan ini berfungsi untuk

inengetahui apakah ada warna pucat, ikterus, sianosis sentral, atau tanda lainnya. Bayi dalam keadaan aterm umumnya lebih pucat dibandingkan bayi dalam keadaan preterm, mengingat kondisi kulitnya lebih tebal. 2-5

- Hitung denyut jantung bayi dengan menggunakan stetoskop. Pemeriksaan denyut jantung untuk menilai apakah bayi mengalami gangguan vang

menyebabkan jantung dalam keadaan tidak normal, seperti suhu tubuh yang tidak normal, perdarahan, atau gangguan napas. Pemeriksaan denyut jantung ini

dikatakan normal apabila frekuensinya antara 100-160 kali per menit, dalam keadaan normal apabila di atas 60 kali per menit dalam jangka waktu yang relatif pendek, beberapa kali per hari, dan terjadi selama beberapa hari pertama jika bayi mengalami distres. 2-5

- Ukur suhu aksila. Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksila untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan hipo atau hipertermi. Dalam kondisi normal suhu bayi antara 36,5-37,5 derajat celcius. 2-5

(5)

- Kaji postur dan gerakan. Pemeriksaan ini untuk menilai ada atau tidaknya epistotonus/hiperekstensi tubuh yang berlebihan dengan kepala dan tumit ke belakang, tubuh melengkung ke depan, adanya kejang/ spasme, serta tremor. Pemeriksaan postur dalam keadaan normal apabila dalam keadaan istirahat kepalan tangan longgar dengan lengan panggul dan lutut semi fleksi. Selanjutnya pada bayi berat kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu

ekstremitasnya dalam keadaan sedikit ekstensi. Apabila bayi letak sungsang, di dalam kandungan bayi akan mengalami fleksi penuh pada sendi panggul atau lutut/sendi lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa mencapai mulut. Selanjutnya gerakan ekstremitas bayi harusnya terjadi secara spontan dan simetris disertai dengan gerakan sendi penuh dan pada bayi normal dapat sedikit gemetar. 2-5 - Periksa tonus atau kesadaran bayi. Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat adanya letargi, yaitu penurunan kesadaran di mana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan, ada tidaknya tones otot yang lemah, mudah terangsang,

mengantuk, aktivitas berkurang, dan sadar (tidur yang dalam tidak merespons terhadap rangsangan). Pemeriksaan ini dalam keadaan normal dengan tingkat kesadaran mulai dari diam hingga sadar penuh serta bayi dapat dibangunkan jika sedang tidur atau dalam keadaan diam. 2-5

- Pemeriksaan ekstremitas. Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas abnormal, asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal (menghadap ke dalam atau ke luar garis tangan), serta menilai kondisi jari kaki, yaitu jumlahnya berlebih atau saling melekat. 2-5

- Pemeriksaan kulit. Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat ada atau

tidaknya kemerahan pada kulit atau pembengkakan, postula (kulit melepult), luka atau trauma, bercak atau tanda abnormal pada kulit, elastisitas kulit, serta ada tidaknya main popok (bercak merah terang dikulit daerah popok pada bokong). Pemeriksaan ini normal apabila tanda seperti eritema toksikum(titik merah dan pusat putih kecil pada muka, tubuh, dan punggung) pada hari kedua atau selanjutnya, kulit tubuh yang terkelupas pada hari pertama. 2-5

Pemeriksaan kepala dan leher . Pemeriksaan bagian kepala yang dapat diperiksa antara lain sebagai berikut: 2-5

· Pemeriksaan rambut dengan menilai jumlah dan warna, adanya lanugo terutama pada daerah bahu dan punggung.

· Pemeriksaan wajah dan tengkorak, dapat dilihat adanya maulage, yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir untuk dilihat asimetris atau tidak. Ada tidaknya caput succedaneum (edema pada kulit kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas, serta menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari). Adanya cephal hematom terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum,

(6)

menyeberangi sutura,dan apabila menyeberangi sutura akan mengalami fraktur tulang tengkorak yang akan hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan. Adanya perdarahan yang terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak, batasnya tidak tegas, sehingga bentuk kepala tampak asimetris. Selanjutnya diraba untuk menilai adanya fluktuasi dan edema.

Pemeriksaan selanjutnya adalah menilai fontanella dengan cara melakukan palpasi menggunakan jari tangan, kemudian fontanel posterior dapat dilihat proses

penutupannya setelah usia 2 bulan, dan fontanel anterior menutup saat usia 12-18 bulan.

· Pemeriksaan mata untuk menilai adanya strabismus atau tidak, yaitu

koordinasi gerakan mata yang belum sempurna. Cara memeriksanya adalah dengan menggoyangkan kepala secara perlahan-lahan, sehingga mata bayi akan terbuka, kemudian baru diperiksa. Apabila ditemukan jarang berkedip atau sensitivitas terhadap cahaya berkurang, maka kemungkinan mengalami kebutaan. Apabila ditemukan adanya epicantus melebar, maka kemungkinan anak mengalami sindrom down. Pada glaukoma kongenital, dapat terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital dapat dideteksi apabila terlihat pupil yang

berwarna putih. Apabila ada trauma pada mata maka dapat terjadi edema palpebra, perdarahan konjungtiva, retina, dan lain-lain.Pemeriksaan telinga dapat dilakukan untuk menilai adanya gangguan pendengaran. Dilakukan dengan membunyikan bel atau suara jika terjadi refleks terkejut, apabila tidak terjadi refleks, maka

kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran.Pemeriksaan hidung dapat dilakukan dengan cara melihat pola pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut, maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping hidung akan menujukkan gangguan pada paru, lubang hidung kadang-kadang banyak mukosa. Apabila sekret

mukopurulen dan berdarah, perlu dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain.

· Pemeriksaan mulut dapat dilakukan dengan melihat adanya kista yang ada pada mukosa mulut. Pemeriksaan lidah dapat dinilai melalui warna dan kemampuan refleks mengisap. Apabila ditemukan lidah yang menjulur keluar, dapat dilihat adanya kemungkinan kecacatan kongenital. Adanya bercak pada mukosa mulut, palatum, dan pipi bisanya disebut sebagai monilia albicans, gusi juga perlu diperiksa untuk menilai adanya pigmen pada gigi, apakah terjadi penumpukan pigmen yang tidak sempurna.

· Pemeriksaan leher dapat dilakukan dengan melihat pergerakan, apabila terjadi keterbatasan dalam pergerakannya, maka kemungkinan terjadi kelainan pada tulang leher, misalnya kelainan tiroid, hemangioma, dan lain-lain.Pemeriksaan Abdomen dan Punggung. Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi untuk melihat bentuk dari abdomen, apabila didapatkan abdomen membuncit dapat diduga kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali atau cairan

(7)

di dalam rongga perut. Pada perabaan, hati biasanya teraba 2 sampai 3 cm di bawah arkus kosta kanan, limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri. Pada palpasi ginjal dapat dilakukan dengan pengaturan posisi telentang dan tungkai bayi dilipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut. Bagian-bagian ginjal dapat diraba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis. Untuk menilai daerah punggung atau tulang belakang, cara pemeriksaannya adalah dengan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap. Raba sepanjang tulang belakang untuk mencari ada atau tidaknya kelainan seperti spina bifida atau mielomeningeal (defek tulang punggung, sehingga medula spinalis dan selaput otak menonjol).Pengukuran antropometri. Antropometri menurut Hinchiliff (1999) adalah pengukuran tubuh manusia dan bagian-bagiannya dengan maksud untuk membandingkan dan

menentukan norma-norma untuk jenis kelamin,usia, berat badan, suku bangsa dll. Antropometri dilakukan pada anak-anak untuk menilai tumbuh kembang anak sehingga dapat ditentukan apakah tumbuh kembang anak berjalan normal atau tidak. Ketepatan dan ketelitian pengukuran sangat penting dalam menilai

pertumbuhan secara benar. Kesalahan atau kelalaian dalam cara pengukuran akan mempengaruhi hasil pengamatan. 2,3,5

Pada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran antropometri seperti berat badan, dimana berat badan yang normal adalah sekitar 2.500-3.500 gram, apabila

ditemukan berat badan kurang Bari 2.500 gram, maka dapat dikatakan bayi memiliki berat badan lahir rendah (BBLR). Akan tetapi, apabila ditemukan bavi dengan berat badan lahir lebih dari 3.500 gram, maka bayi dimasukkan dalam kelompok makrosomia. Pengukuran antropometri lainnya adalah pengukuran panjang badan secara normal, panjang badan bayi baru lahir adalah 45-50 cm, pengukuran lingkar kepala normalnya adalah 33-35 cm, pengukuran lingkar dada normalnya adalah 30-33 cm. Apabila ditemukan diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada, maka bayi mengalami hidrosefalus dan apabila diameter kepala lebih kecil 3 cm dari lingkar dada, maka bayi tersebut mengalami mikrosefalus. 2-5 Pemeriksaan fisik anak balita

Pemeriksaan umum meliputi status kesadaran,status gizi,tanda vital dan lain-lain, berikut adalah pemeriksaan fisik untuk anak balita: 2-5

- Pemeriksaan kesadaran

Tujuan pemeriksaan ini adalah menilai status kesadaran anak.nilai kesadaran meliputi dua jenis yaitu kesadaran kualitatif dan kesadaran kuantitatif. Kesadaran kualitatif meliputi beberapa tingkat kesadaran yaitu: komposmetis, apatis,

(8)

somnolen, sopor, koma, delirium; sedangkan untuk kesadaran kuantitatif penilaian diukur melalui penilaian skala koma ( glasgow )yang dinyatakan dengan gcs

( glasgow coma scale ).

- Pemeriksaan status gizi

Pemeriksaan ini dilakukan degan cara seperti memeriksa atropometik, meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar lengan atas.

- Pemeriksaan nadi

Pemeriksaan denyut nadi dilakukan pada saat keadaan tidur/ istirahat, dengan menghitung menggunakan arloji atau stopwatch dan dicatat.

- Pemeriksaan tekanan darah

Tujuannya adalah menilai adanya kelainan pada gangguan sistem kardiovaskuler. Pemeriksaan dilakukan dengan prosedur palpasi dan auskultasi dengan alat sphygmomanometer dan stetoskop.

- Pemeriksaan pernapasan

Tujuan pemerisaan pernafasan untuk menilai frekuensi pernafasan,irama,kedalam dan tipe/polapernafasan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan arloji untuk

menghitung frekuensinya.

- Pemeriksaan suhu

Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan termometer suhu tubuh di beberapa tempat yaitu di oral, rektal dan aksila.

- Pemeriksaan kulit,kuku,rambut,kelenjar getah bening

Pemeriksaan kulit dilakukan untuk menilai warna, adanya sianosis, ikterus, ekzema, pucat, purpura ,makula ,papula ,vesikula ,pustula ,ulkus ,turgor kulit. Pemeriksaan kuku dilakukan dengan mengadakan inspeksi terhadap warna, bentuk dan

(9)

kelebatan, distribusi dan karakteristik dari rambut. Pemeriksaan kelenjar getah bening dilakukan dengan cara mempalpasi pada daerah leher/inguinal dan daerah lain yang kelenjar getah beningnya dapat diraba.

- Pemeriksaan kepala dan leher

Pemeriksaan meliputi pemeriksaan kepala secara umum yaitu wajah, mata, telinga, hidung, mulut, faring, laring dan leher.

,

- Pemeriksaan dada

Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan payudarap, paru dan jantung

- Pemeriksaan abdomen

pemeriksaan ini dilakukan dengan cara inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi

- Pemeriksaan genetalia

Pemeriksaan pada laki-laki dengan cara memperhatikan ukuran, bentuk penis, testis serta kelainan yang ada. Sementara pemeriksaan pada perempuan dengan cara memperhatikan adanya epispadia, tanda-tanda seksual sekunder, payudara dan lainnya.

- Pemeriksaan tulang belakang dan ekstremitas

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara inspeksi terhadap adanya kelainan tulang belakang seperti lordosis, kifosis, skoliosis, serta perasaan nyeri tulang belakang

- Pemeriksaan neurologis

Pemeriksaaan ini meliputi inspeksi, pemeriksaan reflek , pemeriksaan tanda maningeal dan pemeriksaan kekuatan dan tonus otot.

Referensi

Dokumen terkait

Secara literal Enterprise Architecture Planning atau EAP adalah suatu metode pendekatan perencanaan kualitas data yang beorientasi pada kebutuhan bisnis serta

Di sana jelas­jelas ada banyak gadis lain yang lebih memesona, ter tawa, berlenggak­lenggok memenuhi keriuhan aula dansa, tergoda oleh hiruk­pikuk kalangan atas yang

Evaluasi terhadap kualitas pelayanan PT Askes (Persero) dapat dilakukan dengan menggunakan lima dimensi kualitas yang terdiri dari keandalan layanan Askes (realibility),

Ruang lingkupnya adalah pasien pada fase terminal yaitu pasien dalam kondisi sakit yang menurut ilmu kedokteran pada saat ini memiliki prognosis yang menuju proses

| R8b/ R9a R9b JUDUL PETA ORIENTASI WILAYAH PERENCANAAN I ORIENTASI WILAYAH PERENCANAAN II ORIENTASI WILAYAH PERENCANAAN III PERKIRAAN KEDALAMAN AIR PETA GEOLOGI WILAYAH

Kajian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan merupakan kombinasi antara varietas yang terdiri dari varietas adapatif rawa lebak: Inpari 30

memiliki hubungan yang signifikan dengan perceived classroom goals structure dan dari hasil multiple regression analysis didapatkan bahwa tipe persepsi classroom

Penerimaan masyarakat dalam mengadopsi SSW pada level statik (penerimaan masyarakat dalam menggunakan aplikasi “Surabaya Single Window” untuk. melihat atau mencari informasi