• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN RESPONDEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN RESPONDEN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN UMUM

LOKASI PENELITIAN DAN RESPONDEN 1. Desa Pondok Kubang

Penelitian dilaksanakan di Desa Pondok Kubang Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah Propinsi Bengkulu, dengan luas desa 26.044 hektar. Adapun batas-batas wilayah Desa Pondok Kubang sebagai berikut: - Sebelah utara berbatasan dengan Desa Talang Boseng

- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Talang Pauh - Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sidorejo - Sebelah timur berbatasan dengan Desa Linggar Galing

Desa Pondok Kubang terletak delapan kilometer dari Ibukota Kecamatan, 50 kilometer dari Ibukota Kabupaten, dan 11 kilometer dari Ibukota Propinsi. Luas Desa Pondok Kubang adalah 26.044 hektar. Penggunaan lahan terbesar digunakan untuk ladang dan perkebunan sebesar 10.420 hektar. Perkebunan banyak ditanami karet dan kelapa sawit, hal ini sesuai dengan potensi pekerjaan penduduk Desa Pondok Kubang, sekitar 767 orang pekerjaannya adalah petani. Hal ini menunjukkan sebagian besar penduduk Desa Pondok Kubang masih menggantungkan kebutuhan hidupnya pada usaha sektor pertanian. Lahan persawahan baik itu menggunakan pengairan setengah teknis maupun tadah hujan menggunakan luas sebesar 175 hektar.

Desa Pondok Kubang dihuni oleh beragam etnis. Kehidupan sosial budaya merupakan asimilasi dari beragam etnis yang ada. Terdapat tiga etnis yang cukup dominan di desa ini, yakni Jawa, Rejang dan Ketahun. Etnis Jawa merupakan kaum pendatang, mereka didatangkan dari tanah Jawa melalui program Transmigrasi bedol desa dan sukarela sekitar tahun 1970 sampai dengan 1980-an. Budaya dan adat istiadat masih tetap dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Jawa masih menjadi bahasa pergaulan sehari-hari di antara komunitas mereka.

Berdasarkan data monografi Desa Pondok Kubang, jumlah penduduk tercatat berjumlah 2.169 jiwa, dengan perinciann 1.009 jiwa laki-laki dan 1.160 jiwa perempuan. Jumlah total kepala keluarga yang ada di Desa Pondok Kubang

(2)

pada saat ini mencatat 586 kepala keluarga ( KK), dimana sebagian besar dari penduduk tersebut bermata pencahariannya adalah petani. Poenduduk yang bermata pencaharian di luar sektor pertanian seperti PNS, dagang, dan lain-lain jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di sektor pertanian.

Sarana dan prasarana Desa Pondok Kubang cukup memadai dan sudah sering digunakan oleh masyarakat desa untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari termasuk dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan desa. Prasarana transportasi yang ada di Desa Pondok Kubang adalah berupa jalan aspal yang setiap hari digunakan untuk melaksanakan kegiatan perekonomian dan mobilitas penduduk. Kelancaran arus transportasi sangat mempengaruhi arus pemasaran hasil produksi.

Gambar 2. Kantor Desa Pondok Kubang 2. BRDP di Desa Pondok Kubang

Program BRDP mulai ada di Desa Pondok Kubang pada tanggal 17 November 2003 dengan kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Tim BRDP Kabupaten Bengkulu Tengah dan selanjutnya diawali dengan kegiatan Participatory Rural Appraisal (PRA). Inti dari PRA adalah menghasilkan RKD (Rencana Kegiatan Desa). Rencana kegiatan desa ada dua komponen yang dapat ditindaklanjuti oleh program BRDP yaitu Revolving Found (Dana Bergulir) dan Infrastruktur desa.

Pada tahap-tahap awal BRDP masuk ke Desa Pondok Kubang, pada umumnya warga tidak mengetahui apa itu BRDP. Warga pedesaan menganggap

(3)

BRDP hanyalah sebagai lembaga yang akan menyalurkan bantuan cuma-cuma kepada mereka, bahkan ada sebagian masyarakat yang menganggap BRDP tak lain dan tak bukan adalah sebuah organisasi politik yang memiliki tujuan-tujuan tertentu. Banyak masyarakat yang enggan masuk program BRDP karena khawatir akan terkait dengan partai politik ataupun sejenisnya, sehingga dapat merugikan mereka kelak di kemudian hari. Program yang baru ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat diterima oleh warga yang memiliki tingkat pengetahuan dan pendidikan yang relatif rendah.

Komponen utama BRDP adalah kegiatan desa yang dilaksanakan melalui partisipasi warga. Berdasarkan hasil musyawarah pengurus desa, pemuka adat, fasilitator BRDP dan warga Desa Pondok Kubang maka dibentuklah suatu organisasi unit Pengelola Keuangan Desa pada tanggal 17 November 2003 yang kemudian diberi nama UPKD Mitra Usaha Bersama dengan tujuan untuk membantu warga yang memerlukan modal sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga desa. UPKD ini merupakan asset desa dan milik anggota UPKD yang AD/ART pengurus dan aturan lainnya merupakan aspirasi warga melalui rapat desa.

Pemilihan Desa Pondok Kubang sebagai salah satu desa sasaran BRDP dilakukan dengan dua metode pemilihan pada tiga tahap. Metode pertama adalah seleksi yang didasarkan pada data sekunder profil Desa Pondok Kubang dan keberadaan proyek; sedangkan metode kedua adalah survey verifikasi yang mana proses seleksi didasarkan pada verifikasi data sekunder dan data primer hasil survai. Proses yang menggunakan dua metode tersebut dilakukan dalam tiga tahap seleksi yang masing-masing tahap menggunakan indikator yang berbeda sesuai dengan metode yang digunakan.

Tahap pertama adalah review data sekunder Desa Pondok Kubang yang dipandang potensial untuk menerima program BRDP. Indikator yang dilihat adalah lokasi desa Pondok Kubang, jumlah kepala keluarga dan keberadaan proyek sejenis BRDP di Desa Pondok Kubang. Tahap kedua adalah pemilihan Desa Pondok Kubang berdasarkan indikator sebaran geografis. Indikator utama yang digunakan dalam seleksi tahap kedua ini adalah sebaran desa dan posisi

(4)

geografis Desa Pondok Kubang yang telah diperoleh dari survai. Pada tahap ketiga adalah proses penilaian kelayakan berdasar data hasil survai, yaitu verifikasi data sekunder tentang profil desa dan data primer tentang tingkat kemiskinan di desa Pondok Kubang. Indikator utama yang digunakan pada seleksi tahap ketiga adalah tingkat kemiskinan dan potensi yang dimiliki desa Pondok Kubang.

Ada beberapa indikator yang dijadikan parameter untuk melakukan penilaian terhadap kegiatan BRDP antara lain:

1. Kinerja lembaga pembiayaan UPKD, baik dari aspek sumber daya manusia (pengurus), kinerja operasional (manajemen), pelayanan nasabah, jumlah dana yang tersalur, dan tingkat pengembalian

2. Kinerja fasilitator, baik pelayanan dan fasilitasi kepada masyarakat maupun kepada UPKD

3. Ruang lingkup peranan fasilitator di lapangan, antara lain persiapan, perencanaan, pengawasan pelaksanaan, pemantauan, pekerjaan administrasi dan pelatihan.

4. Pencapaian program BRDP, yang meliputi adopsi/replikasi teknologi pertanian dan usaha ekonomi produktif, pembangunan sarana/prasarana desa, dan penguatan kelembagaan dan dukungan pelaksanaan di tingkat masyarakat desa.

Program pembangunan desa sebagaimana diharapkan akan terwujud sedapat mungkin dilakukan atas pilihan masyarakat sendiri. Dengan demikian perwujudan komponen kegiatan BRDP akan dilakukan atas kehendak dari warga. Komponen-komponen yang ada direncanakan berjalan secara seiring dan saling mendukung. Dengan kata lain, pembangunan desa sebagai satu program akan didukung oleh komponen-komponen kegiatan yang disediakan oleh BRDP. Salah satu indikator untuk pelaksanaan perbaikan prasarana desa adalah adanya indikasi bahwa warga melaksanakan atau warga dapat mengelola kegiatan ekonomi melalui UPKD.

(5)

BRDP sejauh ini dinilai sudah mampu memberikan manfaat bagi desa Pondok Kubang. Namun demikian terdapat variasi opini manfaat program yang dirasakan baik pada tingkat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

3. UPKD Mitra Usaha Bersama Di Desa Pondok Kubang

Komponen kegiatan BRDP yang digunakan sebagai acuan pemilihan desa Pondok Kubang dan acuan pengembangan program adalah kinerja kelembagaan di tingkat desa (UPKD) atau kegiatan PKD dan UPKD yang dinilai sebagai pusat pengembangan program di tingkat desa. Pelaksanaan kegiatan BRDP dilakukan setelah melalui penilaian terhadap kinerja UPKD. Dalam praktek desain program yang bersifat partisipatif (open menu) akan dilaksanakan warga dengan pembiayaan UPKD setelah melalui penilaian oleh tim verifikasi (POKJA) desa. Dengan demikian proyek mempunyai kepentingan agar UPKD mempunyai kinerja yang bagus sebagai cermin keberhasilan program di tingkat desa.

Gambar 3. Kantor UPKD Mitra Usaha Bersama

Untuk menjalankan kegiatan UPKD Mitra Usaha Bersama, berdasarkan hasil musyawarah pengurus desa, pemuka adat, dan warga desa Pondok Kubang maka dibentuklah suatu kepengurusan UPKD Mitra Usaha Bersama. Pengurus terpilih yaitu Firda Ihsan sebagai ketua, Ahmad Soleh sebagai bendahara, Susilawati sebagai sekretaris, POKJA adalah Sriwijaya (mantan kepala desa), dengan anggota : Suwardono dan Edhi Wagimin (Pendamping BRDP). Selama

(6)

UPKD berdiri setiap tahun diadakan rapat anggota tahunan (RAT) dan sampai saat ini pengurus UPKD belum ada yang diganti.

Adapun rincian tugas pengurus UPKD adalah sebagai berikut:

1. Ketua adalah anggota yang dipilih masyarakat yang bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan yang dijalankan UPKD

2. Sekretaris adalah anggota yang melaksanakan pencatatan administrasi, pembukuan, penerimaan dan pengeluaran dana

3. Bendahara adalah anggota yang mengelola kas, menerima dan mengeluarkan dana

4. Pembentukan Kelompok Kerja/POKJA adalah anggota yang bertugas untuk menilai/verifikasi proposal yang diajukan oleh nasabah UPKD 5. Fasilitator adalah tim yang mengawasi jalannya kegiatan UPKD.

Pembentukan dan pengembangan UPKD dilakukan dengan suatu asumsi bahwa warga (desa) seharusnya mempunyai kemampuan untuk mengelola pembangunannya sendiri. Merujuk pada sejarah struktur organisasi kegiatan desa, dari LKMD menjadi UPKD, maka suatu ciri lain melekat pada desain pengembangan UPKD yang diarahkan untuk sedapat mungkin terbebas dari campur tangan pemerintah. Dengan kata lain, pembangunan benar-benar dilakukan oleh warga, untuk warga, dan atas pilihan warga sendiri.

Bagaimanapun, fungsi UPKD sebagai lembaga keuangan sebenarnya hanya bertindak sebagai faktor pendukung dalam pembangunan desa. Keberhasilan BRDP salah satunya tetap ditentukan oleh kemampuan warga dalam merencanakan kegiatannya sendiri. Dalam pelaksanaannya, untuk mendukung proses ini ada suatu komponen pengembangan kapasitas (capacity building) desa yang diwujudkan dalam bentuk penyediaan fasilitator desa. Fasilitator desa mempunyai tugas yang mencakup sosialisasi maksud dan tujuan serta pengelolaan PKD kepada kelompok sasaran, memotivasi warga agar berperan serta pada program BRDP.

(7)

3.1. Pengurus Unit Pengelola Keuangan Desa (UPKD)

Organisasi di tingkat desa merupakan ujung tombak proyek, karena institusi yang dibentuk dari, oleh dan untuk warga ini merupakan pelaksana dari proyek. Pergantian pengurus UPKD dimungkinkan dan ditempuh melalui mekanisme musyawarah desa. Berikut adalah uraian tugas dan tanggung jawab dari pengurus UPKD Mitra Usaha Bersama:

Tahap Persiapan

a. Mengikuti kegiatan dan melakukan sosialisasi yang berkaitan dengan PKD b. Membuka rekening pada bank terdekat

c. Menyusun rencana usaha UPKD (RUUPKD) yang menjadi acuan bagi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kemajuan UPKD. Tata cara penyusunan RUUPKD mengacu pada buku panduan pengelolaan UPKD. d. UPKD bersama-sama dengan tim verifikasi desa dan dapat dibantu oleh

nara sumber lain yang diperlukan, menyeleksi proposal yang diajukan masyarakat, kemudian mengajukannya ke Pimpro/Pimbagpro Kabupaten. e. Bersama-sama dengan PP dan fasilitator, melakukan survey rumah tangga

sebagai salah satu bahan verifikasi proposal.

f. Bersama Kepala Desa dan Tim Verifikasi, UPKD masing-masing desa menyelenggarakan musyawarah untuk menetapkan prioritas proposal yang lulus verifikasi dan selanjutnya dituangkan dalam Berita Acara Musyawarah Desa yang ditandatangani oleh ketua POKJA dan diketahui oleh Kepala Desa.

Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan AD/ART dan RUUPKD.

b. Berdasarkan Berita Acara Musyawarah Desa, menyusun dan menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Dana (SP2D) dan Berita Acara Penarikan/Penggunaan Dana (BAPPD).

(8)

d. Menyalurkan dana kepada calon penerima dana/peminjam yang lulus verifikasi

e. Menyusun dan melaporkan kemajuan pelaksanaan setiap bulannya dan memberikan umpan balik kepada Pimpro/Pimbagpro Kabupaten dan Kepala Desa sehingga kemajuan pelaksanaan kegiatan dapat dievaluasi dan diawasi.

f. Bertanggungjawab dalam hal pengelolaan keuangan dan fisik PKD g. Mencatat dan mendokumentasikan data PKD

h. Memberikan bantuan teknis kepada masyarakat (pembukuan, pelaporan, pengembalian pinjaman)

Tahap Evaluasi dan Pengembangan Berkelanjutan

a. Mempertanggungjawabkan penggunaan keseluruhan dana kepada masyarakat dan Pimbagpro Kabupaten melalui laporan bulanan penggunaan keseluruhan dana (LPKD) yang ditandatangani oleh ketua UPKD.

b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan PKD

c. Khusus bagi kegiatan sarana/prasarana desa, membuat dan menandatangani surat pernyataan penyelesaian pekerjaaan proyek (SP4) d. Melakukan evaluasi atas RUUPKD dengan pelaksanaan kegiatan UPKD

pada periode yang bersangkutan. Hasil evaluasi ini menjadi bahan penyusunan RUUPKD periode selanjutnya.

e. Bersama-sama dengan membentuk tim pemeliharaan yang bertanggung jawab untuk mengkoordinir masyarakat dalam melakukan pemeliharaan sarana/prasarana desa.

3.2. Tim Verifikasi Desa/Pokja Desa

Tim verifikasi Desa Pondok Kubang dibentuk melalui musyawarah desa yang pengurusannya dipilih dari dan oleh warga. Kriteria tim verifikasi adalah:

(9)

b. Berdomisili di desa yang bersangkutan c. Minimal berpendidikan SLTP atau sederajat

d. Perempuan atau laki-laki dan diterima oleh masyarakat e. Bersedia untuk mengikuti kegiatan proyek

f. Memahami administrasi/analisa kelayakan kredit secara sederhana

Adapun tugas dan tanggung jawab dari Tim verifikasi UPKD Mitra usaha Bersama (POKJA) di Desa Pondok Kubang, adalah sebagai berikut:

a. Menilai proposal yang diajukan oleh warga desa setempat b. Melakukan pengawasan terhadap fisik maupun keuangan UPKD

c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengawasan kepada warga melalui forum musyawarah

3.3. Aktivitas Usaha UPKD Mitra Usaha Bersama

Dana UPKD berasal dari dana proyek BRDP, dana bergulir, simpanan masyarakat (pokok + wajib). Dana ini diajukan untuk kegiatan ekonomi anggota UPKD Mitra Usaha Bersama. Jumlah dana keseluruhan yang telah digulirkan kepada anggota sebesar Rp. 200 juta yang terdiri dari dana bergulir dan dana sarana/prasarana desa. Kegiatan masyarakat desa untuk meningkatkan taraf hidupnya antara lain kegiatan usaha dibidang pertukangan,industri rumah tangga, jasa, pertanian dan perkebunan. Perguliran dana proyek BRDP kepada Desa Pondok Kubang dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Jumlah dana dan peminjam dana bergulir di UPKD Mitra Usaha Bersama menurut tahapannya tahun 2004-2005

Uraian Bulan Jumlah Dana Jumlah Peminjam

(orang) Tahap I Tahap II Tahap III Februari 2004 Desember 2004 Juli 2005 Rp. 16.750.000 Rp. 65.750.000 Rp. 67.560.000 25 48 68 Jumlah Rp. 150.000.000 141

Sumber: Kantor UPKD Mitra Usaha Bersama, Tahun 2006

Tabel 1 memperlihatkan bahwa setiap tahap dana yang digulirkan proyek BRDP semakin meningkat. Meningkatnya dana pada setiap tahap memberikan

(10)

arti bahwa pihak UPKD telah mendapatkan kepercayaan dari proyek BRDP untuk mengelola bantuan dana program kegiatan desa.

Selain dana bergulir, UPKD Mitra Usaha Bersama juga menerima dana proyek BRDP untuk pembangunan sarana dan prasarana, yaitu sebesar Rp. 50.000.000. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah dana BRDP di UPKD Mitra Usaha Bersama menurut tahapannya tahun 2004

Uraian Bulan Jumlah Dana

Tahap I Tahap II Mei 2004 Juli 2004 Rp. 30.000.000 Rp. 20.000.000 Jumlah Rp. 50.000.000

Sumber: Kantor UPKD Mitra Usaha Bersama, Tahun 2006

Sarana/prasarana desa yang dibangun adalah jalan desa Pondok Kubang 1500 meter, dimana kegunaannya untuk mempermudah dan memperlancar memasarkan hasil-hasil pertanian dan produk pemasaran lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan selama 90 hari oleh TPSP2D (Tim Pelaksana Sarana Peningkatan Pembangunan Desa).

3.4. Desain Pinjaman UPKD dan Pengembaliannya

UPKD telah mendesain pinjaman atau kredit kepada anggota atau nasabah dengan menetapkan jumlah pinjaman kredit yang diajukan. Rata-rata pengajuan kredit maksimal Rp. 3.000.000. Jangka waktu pengajuan proposal hingga diverifikasi berkisar antara satu minggu sampai dengan satu bulan, sedangkan jangka waktu proposal setelah diverifikasi hingga pencairan berkisar antara tiga hari sampai satu bulan. Dalam pengembalian UPKD tidak memberikan masa tenggang, artinya apabila pada bulan tertentu meminjam maka pada bulan berikutnya nasabah diharuskan membayar cicilan pinjamannya.

Cara pencicilan pinjaman, UPKD menerapkan sistem bunga pinjaman dan pengembaliannya setiap bulan, hal ini dilakukan untuk mempercepat perputaran keuangan UPKD. Pengembalian dana titipan dilakukan secara rutin tiap bulan yaitu dengan membayar pokok pinjaman + bunga + simpanan wajib (Rp. 2.000/bulan). Adapun persentase pengembalian sampai dengan tahap sebelum pasca proyek BRDP adalah sebesar 100%. Kegiatan UPKD yaitu pengembalian

(11)

dana dari anggota terus digulirkan setiap bulan kepada anggota yang membutuhkan modal usaha pertanian maupun usaha lainnya. Dengan cara pengembalian setiap bulan, maka jangka waktu pelunasan pinjaman UPKD biasanya menetapkan 12 bulan hingga 24 bulan dengan tingkat bunga tetap.

Untuk pengajuan kredit kepada UPKD Mitra Usaha Bersama, anggota harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Fotocopy KTP 2. Pas photo

3. Membuat surat permohonan (blanko disiapkan UPKD). 4. Mempunyai usaha yang jelas

5. Mempunyai agunan/jaminan

6. Menandatangani surat perjanjian pemberian pinjaman 7. Angsuran pinjaman dibayar setiap pada tanggal jatuh tempo

8. Membayar biaya administrasi yaitu: Wajib (Rp. 2.000) dan pokok (Rp. 5.000)

Untuk tahap awal anggota UPKD meminjam dana bergulir sebesar Rp. 500.000 dengan waktu pengajuan usulan peminjaman permohonan sekitar satu bulan. Untuk tahap selanjutnya, masyarakat yang ingin meminjam dana bergulir akan lebih besar kesempatan yang diperoleh dan jumlah dana yang dipinjam di atas Rp. 500.000 apabila pengembalian kredit setiap bulannya lancar dalam arti tidak menunggak. Sedang dasar penetapan pinjaman adalah hasil verifikasi terhadap kelayakan usaha yang diajukan, jenis usahanya dan penilaian terhadap keadaan usaha sekarang.

Setelah dana pinjaman disalurkan kepada masyarakat/anggota, UPKD mengadakan kunjungan langsung ke peminjam untuk memeriksa apakah pemanfaatan pinjaman sesuai dengan peruntukkannya atau kebutuhannya. Apabila pemanfaatan tidak sesuai dengan permohonan, maka pihak UPKD melakukan verifikasi ulang untuk menentukan tindakan penyelamatan kredit.

(12)

3.5. Pihak-pihak yang Berkepentingan (Stakeholders)

Berbagai pihak-pihak yang berkepentingan telah memberikan masukan/keterlibatan terhadap UPKD. Masukan yang pernah umumnya berasal dari manajemen proyek, aparat dan badan perwakilan desa, tokoh-tokoh informal di tingkat desa, fasilitator, PPL dan aparat kecamatan, serta beberapa dinas teknis seperti Dinas Kimpraswil dan Dinas Pertanian Kabupaten. Masukan-masukan tersebut berkaitan dengan hal manajemen dan administrasi UPKD, penyelesaian tunggakan kredit anggota, penerapan hukum adat, dan dorongan/motivasi.

Pengurus UPKD mengharapkan pula masukan/keterlibatan pihak yang selama ini belum memberikan perhatian penuh terhadap UPKD maupun belum pernah terlibat tetapi seharusnya terlibat, antara lain DPRD. Diharapkan mereka dapat merancang perda atau pengawasan terutama untuk pasca proyek.

Selanjutnya, pengurus UPKD kepada manajemen proyek dapat mempertimbangkan pemberian insentif berupa honor tetap bulanan kepada pengurus UPKD. Hal ini mengingat pekerjaan pengurus cukup menyita waktu dan mereka berhadapan dengan masyarakat banyak yang tidak semuanya memahami keberadaan UPKD itu sendiri.

Gambar

Gambar 2. Kantor Desa Pondok Kubang 2. BRDP di Desa Pondok Kubang
Gambar 3. Kantor UPKD Mitra Usaha Bersama
Tabel 2.  Jumlah dana BRDP di UPKD Mitra Usaha Bersama menurut tahapannya tahun 2004

Referensi

Dokumen terkait

Alat kelengkapan DPRD terdiri atas Pimpinan DPRD, Badan Musyawarah, Komisi, Badan LegislasI, Badan Anggaran, Badan Kehormatan dan Alat kelengkapan lain yang diperlukan

Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Dukuhrejo Tahun 2011 Masyarakat Desa Dukuhrejo beranggapan bahwa tanpa ijazah siapa pun bisa mencari nafkah dengan menebang

Yayasan Pondok Pesantren Darul Fallah telah memulai kegiatan pendidikannya sejak 46 tahun yang lalu atau tepatnya pada tahun 1963. Sejak saat itu pula Yayasan PP Darul

Pada Tahun 2000 M, Kampung Syuhada di mekarkan menjadi Desa Definitip yang memisah dari desa induk yaitu Desa Sungai Rukam, berdasarkan musyawarah masyarakat melalui

(BPD); Perangkat Desa yang meliputi Sekretaris Desa, Kepala-kepala Urusan, dan Kepala Dusun.Kepala Desa dan Aparatur desa membentuk dusun untuk menjamin pelaksanaan pemerintahan

Pada awalnya, masyarakat yang menetap di desa-desa tersebut adalah masyarakat melayu yang berasal dari daerah Sepintun, Desa Sungai Manau dan masyarakat sekitar Taman Nasional

memnbuat santri menjadi jenuh mendengar keterangan ustadz yang kurang jelas”(Wawancara pengurus Pondok Pesantren Al- Hikmah, Hery Suwasono, 01/03/2016). Disimpulkan bahwa

Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa sebagian besar (89 persen) responden menyatakan bahwa aplikasi teknologi informasi dalam implementasi cyber extension