PENGARUH MOTIVASI USAHA, KOMPETENSI WIRAUSAHA DAN
ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN
USAHA
UMKM Baso Aci di Cikarang
Utara
Rasi Lestari1, Indra Permana2
Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial, Universitas Pelita Bangsa Email : rasilestari2015@gmail.com1,indra
ABSTRAK
Suatu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi usaha, kompetensi wirausaha dan orientasi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha, apakah pengaruh motivasi usaha, kompetensi dan orientasi kewirausahaan bisa merubah pikiran konsumen untuk membeli produk Baso Aci di Cikarang Utara. Metode yang di gunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik analisis regresi linear berganda. tantangan persaingan yang semakin tajam pada era globalisasi menuntut peningkatan kualitas profesi dan efisiensi secara terus menerus.Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan, Beberapa hasil penelitian dan literatur kewirausahaan menunjukan bahwa orientasi kewirausahaan menunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan lebih signifikan, sampel penelitian ini dengan menggunakan sempel jenuh yaitu teknik pengambilan dimana seluruh populasi dijadikan sampel
Kata Kunci : Motivasi usaha, kompetensi wirausaha,orientasi kewirausahaan, keberhasilan
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the effect of business motivation, entrepreneurial competence and entrepreneurial orientation on business success, whether the influence of
business motivation, entrepreneurship competence and orientation can change the minds of
consumers to buy Baso Aci In Cikarang Utara. The method used is a quantitative method with multiple linear regression analysis techniques. the increasingly sharp competition challenges in the globalization era require continuous improvement in the quality of the profession and
efficiency, motivation is the giving of a driving force that creates the excitement of one's work,
so that they want to work together to work effectively and integrated with all the power and efforts to achieve satisfaction, some of the results of research and entrepreneurial literature show that orientation entrepreneurship shows that entrepreneurship orientation is more
significant, The sample of this research is using saturated sample, which is a sampling
technique where the entire population is sampled.
Keywords: business motivation, entrepreneurial competence, entrepreneurial orientation, business success
1. PENDAHULUAN
Tantangan persaingan yang semakin tajam pada era globalisasi menuntut peningkatan kualitas profesi dan efisiensi secara terus menerus, sehingga kemampuan daya saing usaha bisa lebih kompetetif. Era globalisasi mengubah hakekat kerja dari amatiran menuju kepada profesionalisasi di segala bidang dan aspek kehidupan. Termasuk di dalam perubahan global adalah industri kecil. Sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat global, pengelolaan industri
kecil juga dituntut
profesionalismenya,motivasi usaha
motivasi usaha melalui motif, harapan, insentif, laba, kebebasan, impian personal dan kemandirian berpengaruh terhadap
kemampuan usaha berbanding lurus
(positif) sehingga semakin tinggi motivasi usaha akan diikuti tinggi kemampuan usaha.
Pengusaha kecil yang profesional bukan sekedar melakukan usaha sebagai alat untuk mengindari kejenuhan saja akan tetapi melakukan usaha ke arah budidaya yang dinamis dan menuntut penguraan ilmu pengetahuan dan teknologi, produktifitas yang tinggi dan kualitas karja yang mampu
meningkatkan daya saing usahanya.
Keberhasilan organisasi sangatlah
tergantung pada efektivitas pemanfaatan sumber daya yang dimilikiya antara lain:
manusia, modal (uang), bahan baku, mesin, dan metode yang akhir-akirir ini lebih mengarah kepada prkembangan teknologi' Sumber daya organisasi tersebut lebih dikenal dengan lima M (5 M): man, money,
material, machine, dan method
(Dharmestha dan Sukotjo, 1993:14)'
Kewirausahaan adalah kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan. Beberapa literatur manajemen memberikan tiga landasan dimensi-dimensi dari kecenderungan organisasional untuk proses manajemen kewirausahaan, yakni kemampuan inovasi, kemampuan mengambil risiko, dan sifat
proaktif (Weerawerdeena,
2003).pemasaran entrepreneurial
merupakan sebuah konsep yang terpadu diera penuh perubahan seperti sekarang ini.
Pemasaran entrepreneurial sendiri
didefinisikan oleh Morris dan Lewis (2002) sebagai sebuah aktifitas mengidentifikasi secara proaktif upaya mencapai dan
mempertahankan pelanggan yang
memberikan keuntungan melalui
pendekatan yang inovatif terhadap
manajemen risiko, efektifitas sumber daya, dan pengembangan nilai.
2
Jika melihat tabel sektor
kuliner, mode dan kerajinan
merupakan penyumbang terbesar Nilai Tambah Bruto (NTB) secara nasional. Tercatat pada tahun 2013 sektor kuliner menyumbang sebesar 208,632.8 milyar rupiah dari total
641,815.6 milyar rupiah Nilai
Tambah Bruto (NTB). Sedangkan untuk sektor mode menyumbang sebesar 181,570.3 milyar rupiah dari total Nilai Tambah Bruto (NTB) di tahun yang sama. Sedangkan sektor ketiga adalah kerajinan. Hal ini dikarenakan kayanya sumber daya yang ada di Indonesia untuk dijadikan suatu produk yang lebih bermanfaat. Tercatat pada tahun 2013, sektor
kerajinan menyumbang sebesar
92,650.9 milyar rupiah dari total Nilai Tambah Bruto. Nilai ini mengalami peningkatan yang signifikan karena mengalami kenaikkan sebesar 8,428 milyar rupiah pada tahun sebelumnya yaitu 2012. Ketiga sektor yang cukup menonjol tersebut diharapkan mampu meningkatkan pendapatan nasional
setiap tahunnya. Selain dapat
meningkatkan pendapatan nasional,
ekonomi kreatif juga mampu
menyerap tenaga kerja. Tercatat pada tahun 2013 sebanyak 11.872.428 pekerja terserap dari usaha ekonomi
kreatif. Jumlah ini mengalami
peningkatan sebesar 0,62% dari tahun 2012.
Usaha kecil diwarnai oleh
karakteristik lemahnya kemampuan para pelaku usaha kecil dalam
melakukan scanning atas lingkungan
internal dan eksternal, kelemahan
dalam perumusan strategi dan
seringkali keputusan yang diambil berdasarkan intuisi dari pemilik usaha. Tambunan (dalam Sugidarma,
2004) mengungkapkan bahwa
keberhasilan usaha kecil dapat diukur oleh dengan indikator ketahanan usaha, pertumbuhan tenaga kerja, dan pertumbuhan penjualan. Ketahanan usaha menunjukkan berapa lama
suatu usaha bisa bertahan (survival)
sebagai salah satu faktor ukuran
kesuksesan usaha kecil. Berdasarkan
latar belakang di atas, peneliti memilih untuk meneliti sesuatu yang
berbeda dari yang lain, atau
menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan.
Keberhasilan usaha
Untuk mengevaluasi secara empiris keberhasilan usaha milik perempuan, kami melakukan secara mendalam analisis dua puluh lima usaha. Studi ini dilakukan di tiga negara bagian yang berbeda di India yaitu Maharashtra, Uttar Pradesh, Gujarat, dan Wilayah Nasional - Delhi1. Daerah ini memberikan konteks penelitian yang sangat baik karena tingginya jumlah pengusaha perempuan di Indonesia daerah dan keragaman di dalam dan di seluruh negara bagian ini. Pemilihan kasus kami mengikuti kualitatif prinsip pengambilan sampel yang bertujuan, yang memungkinkan analis konten untuk memilih unit investigasi yang
relevan dengan penelitian
(Krippendorff, 2004).
Menurut Waridah (1992:15)
dalam Lindrayanti (2003):
“Keberhasilan usaha yaitu adanya peningkatan kegiatan usaha yang dicapai oleh para pengusaha industri kecil, baik dari segi peningkatan laba
yang dihasilkan dicapai oleh
pengusaha dalam kurun waktu
Menurut Hari Lubis dikutip
oleh Panigoro (1983) dalam
Lindrayanti (2003) “keberhasilan usaha adalah sebagai suatu prestasi yang berhasil diraih oleh suatu perusahaan dari satu periade ke periode berikutnya”. Menurut Daulay dan Ramadini (2013: 3), keberhasilan usaha merupakan suatu
keadaan yang menggambarkan
keadaan lebih baik daripada
sebelumnya. Menurut Ranto (2007) dalam Daulay dan Ramadini (2013:
3), keberhasilan berwirausaha
tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh
dengan berbagai cara sehingga
menghasilkan nilai tambah.
Kepercayaan Publik
Kepercayaan publik adalah kepercayaan ditempatkan oleh grup atau seseorang di lembaga atau sistem
masyarakat. Bisa juga begitu
digambarkan sebagai “yakin bahwa Anda akan diperlakukan secara memadai ketika Anda membutuhkan perawatan kesehatan ”(Straten et al., 2002).Kepercayaan publik adalah sikap umum Kedua jenis kepercayaan
saling terkait,setidaknya dalam
jangka panjang (Parker dan Parker, 1993). Kepercayaan publik masuk
sebagian dipengaruhi oleh
pengalaman orang-orang dalam
kontak dengan perwakilan lembaga atau sistem dan sebagian dipengaruhi oleh gambar media (Mechanic and Schlesinger, 1996).Dari definisi yang tersebut telah disimpulkan bahwa kepercayaan adalah satu keinginan atau keyakinan mitra pertukaran untuk menjaga sebuah hubungan
jangka yang panjang untuk
menghasilkan kerja yang positif (Crosby et al., 2000) dalam (Yulianto dan Waluyo, 2004:349). Ada dua
konseptualisasi yang dominan
mengenai rasa percaya yaitu:
1) Rasa percayaan sebagai aspek afeksi ataupun aspek kognisi
2) Rasa percayaan sebagai
aspek konasi afeksi
berkaitan dengan suatu perasaan dan emosi.
Perluasan Produk
Menurut Marks dan Rahardja
(2012), tarif impor minuman
beralkohol merupakan tarif impor yang paling tinggi di Indonesia yang dapat mencapai 150 persen dari harga aslinya. Tetapi impor minuman beralkohol tetap dilakukan akibat permintaan yang tinggi terhadap impor hal ini terkait dengan persepsi para pengelola hotel dan restoran
yang tetap memilih minuman
beralkohol impor untuk dijual karena dianggap memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan minuman beralkohol produksi lokal (Oka Suryawardani et al, 2014).
Efisiensi Produk
Pengertian efisiensi dalam
produksi, bahwa efisiensi
perbandingan output dan input
berhubungan tercapainya dengan output maksimum dengan sejumlah input, artinya jika ratio output besar, maka efisiensi dikatakan semakin tinggi.Efisiensi merupakan tindakan
memaksimalkan hasil dengan
menggunakan modal (tenaga kerja, material dan alat) yang minimal (Stoner, 1995). Efisiensi merupakan antara rasio input dan output, dan antara perbandingan masukan dan
pengeluaran. Apa saja yang dimaksudkan dengan serta bagaimana angka perbandingan tersebut yang diperoleh, akan tergantung tujuan dari penggunaan tolok ukur tersebut.
Selain itu efisiensi merupakan
perbandingan antara masukan dengan
pengeluaran usaha peningkatan
efisiensi umumnya dihubungkan
dengan biaya yang lebih kecil untuk memperoleh suatu hasil tertentu, atau dengan biaya tertentu diperoleh hasil yang lebih banyak. Hal ini berarti menekan pemborosan hingga sekecil mungkin. Farrel dalam Susantun
(2000) membedakan efisiensi
menjadi tiga yaitu;
(1) Efisiensi Teknik,
(2) Efisiensi alokatif dengan efisiensi harga, dan
(3) Efisiensi Ekonomi.
Timmer dalam Susantun
(2000) mendefinisikan
efisiensi teknik sebagai ratio input yang benar digunakan dengan output tersedia.
Motivasi Usaha
Menurut Sunyoto (2012) bahwa motivasi adalah perangsang
suatu keinginan (want) daya
penggerak dan kemauan bekerja seseorang, setiap motif tertentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Motivasi merupakan hubungan Antara sistematik suatu respons atau suatu himpunan respon dan keadaan dorongan yang tertentu terdiri dari
motif,laba,insentif,harapan,kebebasa n, impian personal dan kemandirian (Saiman, 2011; Fahmi, 2014;Hendro, 2011; Alma, 2013; Rusdiana, 2013).
Pengendalian Diri
Pengendalian Diri yaitu sejauh mana seseorang yakin bahwa mereka menguasai nasibnya, atau keyakinan seseorang dapat mengendalikan diri sendiri atas peristiwa, kejadian yang dihadapi atau yang mempengaruhi dirinya, Sarwoko (2011) menemukan bahwa mahasiswa yang latar belakang keluarganya memiliki usaha ternyata memiliki niat kewirausahaan
yang lebih besar dibandingkan
mahasiswa yang keluarganya tidak memiliki usaha. Rasyid (2015)
menyatakan bahwa pengalaman
orang tua ialah dorongan berupa
pendapat terhadap sesuatu
berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang dimilikinya yang berguna untuk memberikan masukan sehingga nanti dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Suharti & Sirine (2011) menyatakan lingkungan keluarga
berpengaruh positif signifikan
terhadap niat kewirausahaan.
Semakin kondusif lingkungan
keluarga disekitarnya maka akan semakin mendorong seseorang untuk berpengaruh signifikan terhadap niat
berwirausaha. Semakin kondusif
lingkungan keluarga disekitarnya maka akan semakin mendorong seseorang untuk menjadi seorang
wirausaha. Apabila lingkungan
keluarga mendukung maka seseorang akan semakin tinggi niatnya untuk menjadi wirausaha.
1.1.2.2Kemampuan usaha
Kemampuan dihasilkan dari proses belajar yang menghasilkan learning outcome (hasil belajar) yang meliputi tiga domain, yaitu:
(a) cognitive/pengetahuan (b) affective/sikap dan
(c) psychomotor (Grounlund 1977).
Inovasi Produk
Inovasi produk
berkaitan erat dengan peluncuran produk.Salah satu bentuk dari inovasi produk adalah adanya produk baru. Produk baru merupakan produk
orisinil,produk yang telah
disempurnakan, produk yang
dimodifikasi dan merek baru yang dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan (Haryono dan marniyati,2017).
Pengambilan resiko
Keberanian untuk mendapatkan
risiko yang menjadi nilai
kewirausahaan adalah pengambilan
risiko yang penuh dengan
perhitungan dan realistis (Suryana, 2013). Keberanian dalam mengambil risiko terdapat beberapa hal yang mempengaruhi seperti yang telah diungkapkan oleh (Suryana, 2013)
bahwa keberanian dalam
menanggung risiko sangat tergantung pada : daya tarik pada alternatif, mempersiapkan mengalami kerugian, kemungkinan relatif untuk sukses dan gagal, Delmar dalam (Bezzina, 2010).
Orientasi Kewirausahaan
Orientasi kewirausahaan
adalah orientasi perusahaan yang memiliki prinsip pada upaya untuk
mengidentifikasi dan
mengeksploitasi kesempatan
(Lumpkin dan Dess,
1996).McDougall dan Oviatt (2000)
mendefinisikan orientasi
kewirausahaan sebagai kombinasi
perilaku inovatif, proaktif dan
pengambilan risiko yang
dimaksudkan untuk menciptakan
nilai dalam organisasi.
Orientasi kewirausahaan
adalah perilaku wirausahawan
dalam mengelola usahanya. Untuk mengukur orientasi kewirausahaan
(entrepreneurial orientation)
digunakan indikator yang
dikembangkan dari penelitian Lee dan Tsang (2001:599) yang terdiri dari:
1.Tidak puas bila yang dinginkan
belum diperoleh (Need for
Achievment).
2.Terus berusaha orang lain
mengatakan tidak mungkin (Need for Achievment).
3.Terus bekerja sampai mencapai tujuan yang diinginkan.
4.Apa yang dicapai adalah hasil kerja keras (Internal Locus of Control).
5. Untung atau ruginya usaha ditentukan oleh diri sendiri (Internal Locus of Control). 6. Mampu menguasai diri (Internal Locus of Control).
7. Orang lain banyak yang dapat
bekerja sebaik saya (Self
Reliance).
8. Suka mengambil keputusan sendiri (Self Reliance).
9. Saya lebih suka melibatkan teman (Self Reliance).
10.Suka berjumpa dengan orang baru (Extroversion).
11.Berinisiatif untuk memulai
pembicaraan (Extroversion) 12. Menyukai banyak kesibukan (Extroversion)
Hipotesis Penelitian
Hipotesis 1 : Diduga bahwa
Motivasi Usaha berpengaruh
Hipotesis 2 : Diduga bahwa Kompetensi wirausaha berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.
Hipotesis 3 : Diduga bahwa
Orientasi kewirausahaan tidak
berpengaruh terhadap keberhasilan usaha
III METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk dalam
jenis penelitian Kuantitatif.
Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kuantitatif. Dalam riset pendekatan kuantitatif, data yang di perlukan ialah data dalam bentuk kualitas yang di wakili dengan angka (Suworno 2012:32). Teori yang digunakan dalam penelitian kuantitatif akan
mengidentifikasi hubungan antar
variable. Hubungan antar variable bersifat hiporesis (prasetyo dan jannah 2011:76). Dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui
hubungan pengaruh motivasi
usaha,kompetensi wirausaha dan
orientasi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012: 31), deskripsi operasional variabel adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan di pelajari sehingga menjadi variabel yang dapat di ukur.
Variabel yang terdapat dalam
penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel berikut. Dalam penelitian ini variabel bebas terdiri dari motivasi
usaha (X1) kompetensi wirausaha (X2) dan orientasi kewirausahaan (X3). Sedangkan variabel terikat
merupakan variabel yang di
pengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat yaitu keberhasilan usaha (Y).
Populasi dan Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah penjual Baso Aci di wilayah cikarang utara, sehingga pengambilan sampel penelitian ini dengan metode yaitu dengan menggunakan sempel
jenuh dimana seluruh populasi
dijadikan sampel,dimana jumlah
semple sama dengan populasi,
alasannya karena total sampling yang jumlah populasinya 70 sehingga seluruh populasi dijadikan sample penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
1. Observasi 2.Data Kuesioner 3.Studi Kepustakaan 4.Wawancara
Metode Analisis Data
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Regresi Linear Berganda, maka beberapa metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Uji Validitas dan Uji Reabilitas
a. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya kuesioner yang di lakukan. Kuesioner akan di katakana valid jika pertanyaan pada
mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh koesioner tersebut
Rumus : rxy= (∑ 𝒙𝒚).(∑ 𝒙).(∑ 𝒚) √(𝒏(∑ 𝒙𝟐) − (∑ 𝒙)𝟐|𝒏(∑ 𝒚𝟐) − (∑ 𝒚)𝟐) Keterangan : rxy = Koefisien korelas i n = Jumlah responden x = Jumlah skor suatu item y = Jumlah skor total item Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu alat yang di gunakan untuk mengukur koesioner yang merupakan indikator dari variabel penelitian. Koesioner akan di katakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghodzali dalam anonym, 2010).
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Asumsi Statistik
Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2020
Keterangan Total
Kuesioner yang disebar 70
Kuesioner yang tidak kembali 0
Kuesioner yang kembali 70
Kuesioner yang tidak dapat diolah 0
Kuesioner yang dapat diolah 70
Tingkat respon kuesioner 100%
Tingkat respon kuesioner yang diolah 100%
Tabel 4.14
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 70
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.71552255 Most Extreme Differences Absolute .089 Positive .089 Negative -.057 Test Statistic .089 Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Keberhasilan Usaha (Y) Pernyataan R Hitung R Tabel Keputusan
1 0,536 0,2352 Valid 2 0,634 0,2352 Valid 3 0,694 0,2352 Valid 4 0,636 0,2352 Valid 5 0,706 0,2352 Valid 6 0,637 0,2352 Valid 7 0,580 0,2352 Valid 8 0,757 0,2352 Valid 9 0,625 0,2352 Valid 10 0,644 0,2352 Valid
Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2020
Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Usaha (X1)
Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2020 Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items .781 10
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas Keberhasilan Usaha (Y)
Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2020 Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items .842 10
Pada grafik P-Plot
terlihat data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal maka variabel dependen Y memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinieritas di
dalam model regresi adalah dengan melihat nilai toleransi
dan Variance Inflation Factor
(VIF). Apanila nilai Toleransi ˃
0,100 dan nilai VIF ˂ 10,00, maka dapat disimpulkan tidak
ada multikolinieritas antar
variabel bebas dalam model regresi. Adapun hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat sebagai berikut:
Berdasarkan tabel di atas terlihat hasil
perhitungan nilai setiap Tolerance
variabel bebas atau independent
motivasi usaha (X1) dengan nilai
Tolerance > 0,100 yaitu 0,533 serta
nilai VIF < yaitu 1,878, kompetensi
wirausaha (X2) dengan nilai
Tolerance > 0,100 yaitu 0,459 serta
nilai VIF < 10,00 yaitu 2,180,
orientasi kewirausahaan (X3) dengan
nilai Tolerance > 0,100 yaitu 0,540
serta nilai VIF < 10.00 yaitu 1,851 jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel
bebas atau independent terhadap
dependent dalam model regresi ini.
Gambar 4.1
Grafik Normal P-Plot Tabel 4.15
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standard ized Coeffici ents T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolera nce VIF 1 (Constant) 2.327 3.421 .680 .499 Motivasi Usaha .588 .110 .540 5.337 .000 .533 1.87 8 Kompetensi Wirausaha .245 .120 .224 2.052 .044 .459 2.18 0 Orientasi Kewirausahaan .115 .086 .134 1.332 .187 .540 1.85 1 a. Dependent Variable: Keberhasilah Usaha
Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2020
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot
Berdasarkan hasil perhitungan
di atas dengan jelas menunjukan
semua variabel independen
mempunyai nilai sig ˃ 0,05. Jadi tidak
ada variabel independen yang
signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dari nilai sig pada tiap-tiap variabel independen seluruhnya diatas 0,05. Jadi dapat di simpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
Berdasarkan keputusan hasil uji
analisis linear sederhana yang
terdapat pada tabel diatas, uji analisis
linear sederhana telah
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dengan tingkat kesalahan 5%
yaitu sebesar 1,99601 Berdasarkan nilai t hitung dan t tabel:
1. Rumusan Hipotesis
H1 :Motivasi Usaha secara parsial berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.
H2 :Kompetensi wirausaha secara
parsial berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha.
H3 :Orientasi Kewirausahaan secara
parsial berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha
2. Tabel distribusi t dicari pada a= 10% : 2= 5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df= n- k-1= 70- 2- 1= 67) n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen. Dengan pengujian 2 sisi (signifikasi= 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel adalah sebesar .
3. Kriteria pengujian:
Jika nilai t hitung ˃ t tabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terkait.
Jika nilai t hitung ˂ t tabel maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terkait.
Tabel 4.19
Perbandingan T Hitung dan T Tabel
Pengujian Hipotesis:
1. Pengujian Hipotesis Pertama
(H1)
Diketahui nilai sig untuk
pengaruh motivasi usaha (X1)
terhadap keberhasilan usaha (Y) adalah sebesar 0,000 <
0,05 dan nilai t hitung 5,337 ˂
t tabel 1,99601 sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0
diterima yang berarti terdapat berpengaruh signifikan secara individual atau parsial antara
motivasi usaha (X1) terhadap
keberhasilan usaha (Y). Tabel 4.16
Hasil Uji Heterokedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.304 1.988 3.170 .003 Motivasi Usaha .134 .073 .333 1.831 .073 Kompeten Wirausaha -.150 .071 -.383 -2.106 .040 Orientasi Kewirausahaan -.113 .053 -.381 -2.143 .037 a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2020
Tabel 4.18 Hasil Uji Analisis Linear Sederhana
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.327 3.421 .680 .499 Motivasi Usaha .588 .110 .540 5.337 .000 Kompetensi Wirausaha .245 .120 .224 2.052 .044 Orientasi Kewirausahaan .115 .086 .134 1.332 .187
a. Dependent Variable: Keberhasilah Usaha ,Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2020
Variabel t hitung t tabel Keterangan
X1 5,337 1,99601 H0 diterima
X2 2.052 1,99601 H0 diterima
2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
Diketahui sig untuk pengaruh
kompetensi wirausaha (X2) terhadap
keberhasilan usaha (Y) adalah sebesar 0,044 ˂ 0,05 dan nilai t hitung 2,052
˃ t tabel 1,99601 sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima yang berarti terdapat pengaruh signifikan secara individu atau parsial antara
variabel kompetensi wirausaha (X2)
terhadap keberhasilan usaha (Y).
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
(H3)
Diketahui sig untuk pengaruh
orientasi kewirausahaan (X3)
terhadap keberhasilan usaha (Y) sebesar 0,187 < 0,05 dan nilai t hitung 1,332 < t tabel 1,99601 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti terdapat pengaruh signifikan secara individu atau parsial antara variabel orientasi
kewirausahaan (X3) terhadap
keberhasilan usaha (Y).
Hasil perhitungan yang
diperoleh koefisien dertiminasi
sebesar 0,640. Hal ini
menandakan 64,0% motivasi usaha,kompetensi wirausaha dan
orientasi kewirausahaan
berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha sedangkan yang tersisa 36,0% dipengaruhi
oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
PEMBAHASAN
Pengaruh Motivasi Usaha (X1) Terhadap Keberhasilan Usaha (Y) Baso Aci Di Cikarang Utara
Hasil pengujian realiabiliras
menunjukan bahwa nilai Cronbac’h
Alpha dari variabel motivasi usaha
(X1) lebih besar dari 0,60 yang berarti
bahwa kuesioner yang merupakan indikator dari variabel motivasi usaha
(X1) Reliabel atau handal. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian yang telah dilakukan
dimana koefisiensi (r) Alpha hitung
variabel motivasi usaha (X1) lebih
besar dibandingkan dengan kriteria yang dipersyaratkan atau nilai kritis
(Role Of Tumb) sebesar 0,60.
Cronbach Alpha motivasi usaha (X1)
sebesar 0,781.
Hasil uji persamaan regresi linier berganda menunjukan nilai sig untuk
motivasi usaha (X1) adalah sebesar
0,000 < 0,05 maka dari itu hipotesis diterima artinya variabel motivasi
usaha (X1) berpengaruh signifikan
terhadap keberhasilan usaha (Y). Pendapat ini terbukti dalam uji
hipotesis yang didapatkan thitung 5,337
> ttabel 1,99601 maka dari itu hipotesis
diterima. Hal ini berarti gaya kepemimpinan otoriter berpengaruh
signifikan terhadap keberhasilan
usaha.
Pengaruh Kompetensi Wirausaha (X2)
Terhadap Keberhasilan Usaha (Y) Baso Aci Di Cikarang Utara
Hasil pengujian Realibilitas
menunjukan bahwa nilai Cronbac’h
Alhpa dari variabel kompetensi
wirausaha (X2) lebih besar dari 0,60
yang berarti bahwa kuesioner yang
Tabel 4.20
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .800a .640 .624 2.777 a. Predictors: (Constant), Orientasi Kewirausahaan, Motivasi Usaha, Kompetensi Wirausaha b. Dependent Variable: Keberhasilah Usaha Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2020
merupakan indikator dari variabel
kompetensi wirausaha (X2) Reliabel
atau handal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian yang telah dilakukan dimana koefisiensi (r)
Alpha hitung variabel kompetensi
wirausaha (X2) lebih besar
dibandingkan dengan kriteria yang
dipersyaratkan atau nilai kritis (Role
Of Tumb) sebesar 0,60. Cronbach
Alpha kompetensi wirausaha (X2)
sebesar 0,774.
Hasil uji persamaan
regresi linier berganda
menunjukan nilai sig untuk
kompetensi wirausaha (X2)
adalah sebesar 0,044 ˂ 0,05 maka
dari itu hipotesis diterima,
artinya variabel kompetensi
wirausaha (X2) berpengeruh
signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y). Pendapat ini terbukti
dalam uji hipotesis yang
didapatkan thitung 2,052 ˃ ttabel
1,99601 maka dari itu hipotesis diterima. Hal ini berarti motivasi usaha berpengaruh signifikan terhadap kepuasan usaha Baso Aci Di Cikarang Utara.
Pengaruh Orientasi
kewirausahaan (X3) Terhadap Keberhasilan Usaha (Y)Baso Aci Di Cikarang Utara
Hasil pengujian Realibilitas
menunjukan bahwa nilai Cronbac’h
Alhpa dari variabel orientasi
kewirausahaan (X3) lebih besar dari
0,60 yang berarti bahwa kuesioner
yang merupakan indikator dari
variabel orientasi kewirausaan (X3)
Reliabel atau handal. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil pengujian yang telah dilakukan dimana koefisiensi (r)
Alpha hitung variabel orientasi
kewirausahaan (X3) lebih besar
dibandingkan dengan kriteria yang
dipersyaratkan atau nilai kritis (Role
Of Tumb) sebesar 0,60. Cronbach
Alpha kompetensi wirausaha (X3)
sebesar 0,832 .
Hasil uji persamaan regresi linier berganda menunjukan nilai sig
untuk orientasi kewirausahaan (X3)
adalah sebesar 0,187 ˂ 0,05 maka dari itu hipotesis diterima, artinya variabel
orientasi kewirausahaan (X3)
berpengeruh signifikan terhadap
keberhasilan usaha (Y). Pendapat ini terbukti dalam uji hipotesis yang
didapatkan thitung1,332 ˃ ttabel 1,99601
maka dari itu hipotesis diterima. Hal
ini berarti motivasi usaha
berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan usaha Baso Aci Di
Cikarang Utara.
Pengaruh Terhadap
Keberhasilan Usaha (Y) Baso Aci Di Cikarang Utara
Hasil pengujian
realiabiliras menunjukan bahwa
nilai Cronbac’h Alpha dari
variabel keberhasilan usaha (Y) lebih besar dari 0,60 yang berarti
bahwa kuesioner yang
merupakan indikator dari
variabel kepuasan kerja (Y)
Reliabel atau handal. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian yang telah dilakukan
dimana koefisiensi (r) Alpha
hitung variabel keberhasilan
usaha (Y) lebih besar
dibandingkan dengan kriteria yang dipersyaratkan atau nilai
kritis (Role Of Tumb) sebesar
0,60. Cronbac’h Alpha
keberhasilan usaha (Y) sebesar 0,42.
Kesimpulan
Berdasarkan keputusan hasil penelitian dan pembahasan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel pengaruh motivasi usaha
(X1) nilai thitung 5,337 sementara nilai
ttabel pada tabel distribusi 5% sebesar
1,99601. Maka thitung 5,337 > ttabel
1,99601 hal ini berarti variabel
motivasi usaha (X1) berpengaruh
terhadap keberhasilan usaha (Y). Hal ini diperkuat dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 artinya variabel
motivasi usaha (X1) berpengaruh
signifikan terhadap keberhasilan
usaha (Y).
2. Variabel pengaruh kompetensi
wirausaha (X2) nilai thitung 2.052
sementara nilai ttabel pada tabel
distribusi 5% sebesar 1,99601. Maka thitung 2.052 ˃ ttabel 1,99601 hal ini
berarti variabel kompetensi
wirausaha (X2) berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha (Y). Hal ini diperkuat dengan nilai signifikan sebesar 0,044<0,05 artinya variabel
kompetensi wirausaha (X2)
berpengaruh signifikan terhadap
keberhasilan usaha (Y).
3. Variabel pengaruh orientasi
kewirausahaan (X3) nilai thitung 1,332
sementara nilai ttabel pada tabel
deseminasi 5% sebesar 1,99601.
Maka thitung 1,332 < ttabel 1,99601 hal
ini berarti variabel orientasi
kewirausahaan (X3) berpengaruh
terhadap keberhasilan usaha (Y). Hal ini diperkuat dengan nilai signifikan sebesar 0,187>0,05 artinya variabel
orientasi kewirausahaan (X3)
berpengaruh signifikan terhadap
keberhasilan usaha (Y).
2 Saran
Keputusan dari hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang telah ditentukan,berikut adalah beberapa saran diharapkan mendapat masukan dan pertimbangan didalam
motivasi usaha,kompetensi
wirausahaan dan orientasi
kewirausahaan sehingga dapat
membantu untuk meningkatkan
keberhasilan usaha terhadap penjual Baso Aci di Cikarang Utara secara seluruh, yaitu:
1. Bagi Pengusaha
Jika Anda adalah seorang pengusaha, penulis disarankan untuk melakukannya dengan sangat baik, bila diperlu jalankan dengan sangat
sempurna.maksud penulis,jalankan
dengan penuh keteladanan,semangat dan pemimpin yang berkualitas.jika anda memaksa bawahan atau pekerja untuk melakukan sesuatu sekarang juga dengan sempurna,lakukanlah suatu hal oleh anda terlabih dahulu didepan mereka semuanya. Sama seperti hal seorang komandan yang
berlari terlebih dulu sebelum
menyuruh pegawai berlari. Penulis yakin tidak akan bisa atau tidak mau kecuali anda seorang TNI. Jika anda tidak bisa melakukan keteladanan dengan sempurna maka lebih baik tinggalkan sikap pengusaha Anda. Jika kamu sebagai korban
(aliran usaha), pesan penulis
bersabarlah. Jika kuat dan berani, ajukan keberatan tentang sikap tersebut. Diskusikan dan temukan jalan keluarnya sehingga dapat menyelesaikan masalah. Jika tidak kuat dan berani bersabar dengan tekanan tidak lebih baik, tetapi berjuang setengah-setengahpun sama buruknya. Jika dapat terhindar dan keluarlah lebih secepat mungkin dari masalah tersebut.
Kompetensi wirausaha lebih memperhatikan karakteristik bagi
seseorang sehingga pegawai
mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya merasa lebih baik
dalam berkerja dan lingkungan kerja yang baik berpengaruh pada tingkat kepuasan keberhasilan usaha. untuk
orientasi kewirausahaan dalam
prilaku wirausahawan dalam
mengelola usahanya pihak
perusahaan dapat lebih
memperhatikan hubungan dengan pegawai hubungan yang positif dan melakukan pemeriksaan yang lebih baik lagi sehingga pegawai berkerja secara nyaman dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Audita Nuvriasari. 2015. Peran
Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan dan Strategi
Bersaing Terhadap
Peningkatan Kinerja UKM.
Jurnal Ekonomi dan
Keuangan Volume 19, Nomor
2, Juni 2015 : Halaman 241 –
259, Diakses 20 November 2019.
Aurilia Triani Aryaningtyas,
Dukungan Akademik: Moderasi Hubungan Kepribadian Proaktif Terhadap Niat Kewirausahaan Mahasiswa, p-ISSN: 0854-1442 (Print) e-ISSN: 2503-4464 (Online)
Albela Mayarani Puspita1 & Ari
Pradhanawati2, Pengaruh
Kompensasi Dan Hubungan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Studi Pada
Rumah Makan Soto
Bangkong, Jl. Brigjen
Katamso 1, Semarang)
Chamdan Purnama. Motivasi Usaha
dan Kemampuan Usaha
dalam Meningkatkan
Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi pada Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur )
Jurnal Akuntansi Riset
1SSN : 2086 -2563 Diakses 4 Desember 2019.
Cynthia Vanessa Djodjobo1 Hendra
N. Tawas2, Pengaruh
Orientasi Kewirausahaan,
Inovasi Produk, Dan
Keunggulan Bersaing
Terhadap Kinerja Pemasaran Usaha Nasi Kuning Di Kota
Manado ISSN 2303-1174
Cynthia V. Djodjobo., H.N. Tawas. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan. Drs P, Abas Sunarya,M.Si,Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bekasi,AMIK Raharja Tanggerang,persalinan – vol 2 No 2 – Oktober 2011 ISSN: 2086 – 8189.
Dwi Gemina, Endang Silaningsih,
dan Erni Yuningsih. 2016.
Pengaruh Motivasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha dengan Kemampuan Usaha sebagai Variabel Mediasi
pada Industri Kecil
Menengah Makanan Ringan
Priangan Timur-Indonesia.
Jurnal Manajemen Teknologi
Volume 15, No 3, juni 2016. Halaman 297-323. Diakses 7 November 2019.
________________________________
_______________ 2016.
Pengaruh Motivasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha dengan Kemampuan Usaha sebagai Variabel Mediasi
pada Industri Kecil
Priangan Timur-Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi
Volume 15, No 3, juni 2016. Halaman 297-323. Diakses 7 November 2019.
Evelien van der Schee, Peter P. Groenewegen and Roland D.
Friele NIVEL – Netherlands
Institute for Health Services
Research, Utrecht, The
NetherlandsPublic trust in health care: a performance
indicator?Vol. 20.
Galuh Oktavia DS. dan Eny
Trimeiningrum, Pengaruh
Percaya Diri Dan Keberanian Mengambil Risiko Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Umkm Makanan Ringan Di
Kota Semarang, JEMAP :
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi dan Perpajakan
ISSN : | Vol. 1 | No. 1 |
April 2018.
Maria, Pampa Kumalaningrum. 2011.
Pengaruh Orientasi
Kewirausahaan Terhadap
Profitabilitas UKM Dengan
Orientasi Pasar Sebagai
Variabel Pemediasi. Volume
6, Nomer 2, Desember 2011. Halaman 99-112. Diakses 29 Oktober 2019.
Ramadhania, Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan dan Praktek
Kewirausahaan dalam
Menumbuhkembangkan
Perilaku Kewirausahaan
Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di Kota Padang)
Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 2, Mei 2018 ISSN 2086-5031 E-ISSN 2615-3300 DOI 10.31317
R. Jati Nurcahyo Program Studi
Perhotelan Akademi
Pariwisata BSI Yogyakarta
jati.jno@bsi.ac.id Jurnal
Khasanah Ilmu - Volume 6
No 2 – 2015 –
lppm3.bsi.ac.id/jurnal, Nanus (1992)
Rensi Mei Nandin, Dampak Usaha
Ekonomi Kreatif Terhadap
Masyarakat Desa Blawe
Kecamatan Purwoasri
Kabupaten Kediri, Kebijakan
dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016.
Realistis (Suryana, 2013). Ekonomi
kreatif,Ekonomi Baru:
mengubah ide dan
menciptakan peluang.jakarta salemba empat.
(Ghodzali dalam anonym,
2010), aplikasi analisis
multivariate dengan spss
badan penerbit