• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI USAHA, KOMPETENSI WIRAUSAHA DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA UMKM Baso Aci di Cikarang Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI USAHA, KOMPETENSI WIRAUSAHA DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA UMKM Baso Aci di Cikarang Utara"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI USAHA, KOMPETENSI WIRAUSAHA DAN

ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN

USAHA

UMKM Baso Aci di Cikarang

Utara

Rasi Lestari1, Indra Permana2

Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial, Universitas Pelita Bangsa Email : rasilestari2015@gmail.com1,indra

ABSTRAK

Suatu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi usaha, kompetensi wirausaha dan orientasi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha, apakah pengaruh motivasi usaha, kompetensi dan orientasi kewirausahaan bisa merubah pikiran konsumen untuk membeli produk Baso Aci di Cikarang Utara. Metode yang di gunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik analisis regresi linear berganda. tantangan persaingan yang semakin tajam pada era globalisasi menuntut peningkatan kualitas profesi dan efisiensi secara terus menerus.Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan, Beberapa hasil penelitian dan literatur kewirausahaan menunjukan bahwa orientasi kewirausahaan menunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan lebih signifikan, sampel penelitian ini dengan menggunakan sempel jenuh yaitu teknik pengambilan dimana seluruh populasi dijadikan sampel

Kata Kunci : Motivasi usaha, kompetensi wirausaha,orientasi kewirausahaan, keberhasilan

(2)

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the effect of business motivation, entrepreneurial competence and entrepreneurial orientation on business success, whether the influence of

business motivation, entrepreneurship competence and orientation can change the minds of

consumers to buy Baso Aci In Cikarang Utara. The method used is a quantitative method with multiple linear regression analysis techniques. the increasingly sharp competition challenges in the globalization era require continuous improvement in the quality of the profession and

efficiency, motivation is the giving of a driving force that creates the excitement of one's work,

so that they want to work together to work effectively and integrated with all the power and efforts to achieve satisfaction, some of the results of research and entrepreneurial literature show that orientation entrepreneurship shows that entrepreneurship orientation is more

significant, The sample of this research is using saturated sample, which is a sampling

technique where the entire population is sampled.

Keywords: business motivation, entrepreneurial competence, entrepreneurial orientation, business success

1. PENDAHULUAN

Tantangan persaingan yang semakin tajam pada era globalisasi menuntut peningkatan kualitas profesi dan efisiensi secara terus menerus, sehingga kemampuan daya saing usaha bisa lebih kompetetif. Era globalisasi mengubah hakekat kerja dari amatiran menuju kepada profesionalisasi di segala bidang dan aspek kehidupan. Termasuk di dalam perubahan global adalah industri kecil. Sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat global, pengelolaan industri

kecil juga dituntut

profesionalismenya,motivasi usaha

motivasi usaha melalui motif, harapan, insentif, laba, kebebasan, impian personal dan kemandirian berpengaruh terhadap

kemampuan usaha berbanding lurus

(positif) sehingga semakin tinggi motivasi usaha akan diikuti tinggi kemampuan usaha.

Pengusaha kecil yang profesional bukan sekedar melakukan usaha sebagai alat untuk mengindari kejenuhan saja akan tetapi melakukan usaha ke arah budidaya yang dinamis dan menuntut penguraan ilmu pengetahuan dan teknologi, produktifitas yang tinggi dan kualitas karja yang mampu

meningkatkan daya saing usahanya.

Keberhasilan organisasi sangatlah

tergantung pada efektivitas pemanfaatan sumber daya yang dimilikiya antara lain:

manusia, modal (uang), bahan baku, mesin, dan metode yang akhir-akirir ini lebih mengarah kepada prkembangan teknologi' Sumber daya organisasi tersebut lebih dikenal dengan lima M (5 M): man, money,

material, machine, dan method

(Dharmestha dan Sukotjo, 1993:14)'

Kewirausahaan adalah kemampuan

kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan. Beberapa literatur manajemen memberikan tiga landasan dimensi-dimensi dari kecenderungan organisasional untuk proses manajemen kewirausahaan, yakni kemampuan inovasi, kemampuan mengambil risiko, dan sifat

proaktif (Weerawerdeena,

2003).pemasaran entrepreneurial

merupakan sebuah konsep yang terpadu diera penuh perubahan seperti sekarang ini.

Pemasaran entrepreneurial sendiri

didefinisikan oleh Morris dan Lewis (2002) sebagai sebuah aktifitas mengidentifikasi secara proaktif upaya mencapai dan

mempertahankan pelanggan yang

memberikan keuntungan melalui

pendekatan yang inovatif terhadap

manajemen risiko, efektifitas sumber daya, dan pengembangan nilai.

(3)

2

Jika melihat tabel sektor

kuliner, mode dan kerajinan

merupakan penyumbang terbesar Nilai Tambah Bruto (NTB) secara nasional. Tercatat pada tahun 2013 sektor kuliner menyumbang sebesar 208,632.8 milyar rupiah dari total

641,815.6 milyar rupiah Nilai

Tambah Bruto (NTB). Sedangkan untuk sektor mode menyumbang sebesar 181,570.3 milyar rupiah dari total Nilai Tambah Bruto (NTB) di tahun yang sama. Sedangkan sektor ketiga adalah kerajinan. Hal ini dikarenakan kayanya sumber daya yang ada di Indonesia untuk dijadikan suatu produk yang lebih bermanfaat. Tercatat pada tahun 2013, sektor

kerajinan menyumbang sebesar

92,650.9 milyar rupiah dari total Nilai Tambah Bruto. Nilai ini mengalami peningkatan yang signifikan karena mengalami kenaikkan sebesar 8,428 milyar rupiah pada tahun sebelumnya yaitu 2012. Ketiga sektor yang cukup menonjol tersebut diharapkan mampu meningkatkan pendapatan nasional

setiap tahunnya. Selain dapat

meningkatkan pendapatan nasional,

ekonomi kreatif juga mampu

menyerap tenaga kerja. Tercatat pada tahun 2013 sebanyak 11.872.428 pekerja terserap dari usaha ekonomi

kreatif. Jumlah ini mengalami

peningkatan sebesar 0,62% dari tahun 2012.

Usaha kecil diwarnai oleh

karakteristik lemahnya kemampuan para pelaku usaha kecil dalam

melakukan scanning atas lingkungan

internal dan eksternal, kelemahan

dalam perumusan strategi dan

seringkali keputusan yang diambil berdasarkan intuisi dari pemilik usaha. Tambunan (dalam Sugidarma,

2004) mengungkapkan bahwa

keberhasilan usaha kecil dapat diukur oleh dengan indikator ketahanan usaha, pertumbuhan tenaga kerja, dan pertumbuhan penjualan. Ketahanan usaha menunjukkan berapa lama

suatu usaha bisa bertahan (survival)

sebagai salah satu faktor ukuran

kesuksesan usaha kecil. Berdasarkan

latar belakang di atas, peneliti memilih untuk meneliti sesuatu yang

berbeda dari yang lain, atau

menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan.

Keberhasilan usaha

Untuk mengevaluasi secara empiris keberhasilan usaha milik perempuan, kami melakukan secara mendalam analisis dua puluh lima usaha. Studi ini dilakukan di tiga negara bagian yang berbeda di India yaitu Maharashtra, Uttar Pradesh, Gujarat, dan Wilayah Nasional - Delhi1. Daerah ini memberikan konteks penelitian yang sangat baik karena tingginya jumlah pengusaha perempuan di Indonesia daerah dan keragaman di dalam dan di seluruh negara bagian ini. Pemilihan kasus kami mengikuti kualitatif prinsip pengambilan sampel yang bertujuan, yang memungkinkan analis konten untuk memilih unit investigasi yang

relevan dengan penelitian

(Krippendorff, 2004).

Menurut Waridah (1992:15)

dalam Lindrayanti (2003):

“Keberhasilan usaha yaitu adanya peningkatan kegiatan usaha yang dicapai oleh para pengusaha industri kecil, baik dari segi peningkatan laba

yang dihasilkan dicapai oleh

pengusaha dalam kurun waktu

(4)

Menurut Hari Lubis dikutip

oleh Panigoro (1983) dalam

Lindrayanti (2003) “keberhasilan usaha adalah sebagai suatu prestasi yang berhasil diraih oleh suatu perusahaan dari satu periade ke periode berikutnya”. Menurut Daulay dan Ramadini (2013: 3), keberhasilan usaha merupakan suatu

keadaan yang menggambarkan

keadaan lebih baik daripada

sebelumnya. Menurut Ranto (2007) dalam Daulay dan Ramadini (2013:

3), keberhasilan berwirausaha

tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh

dengan berbagai cara sehingga

menghasilkan nilai tambah.

Kepercayaan Publik

Kepercayaan publik adalah kepercayaan ditempatkan oleh grup atau seseorang di lembaga atau sistem

masyarakat. Bisa juga begitu

digambarkan sebagai “yakin bahwa Anda akan diperlakukan secara memadai ketika Anda membutuhkan perawatan kesehatan ”(Straten et al., 2002).Kepercayaan publik adalah sikap umum Kedua jenis kepercayaan

saling terkait,setidaknya dalam

jangka panjang (Parker dan Parker, 1993). Kepercayaan publik masuk

sebagian dipengaruhi oleh

pengalaman orang-orang dalam

kontak dengan perwakilan lembaga atau sistem dan sebagian dipengaruhi oleh gambar media (Mechanic and Schlesinger, 1996).Dari definisi yang tersebut telah disimpulkan bahwa kepercayaan adalah satu keinginan atau keyakinan mitra pertukaran untuk menjaga sebuah hubungan

jangka yang panjang untuk

menghasilkan kerja yang positif (Crosby et al., 2000) dalam (Yulianto dan Waluyo, 2004:349). Ada dua

konseptualisasi yang dominan

mengenai rasa percaya yaitu:

1) Rasa percayaan sebagai aspek afeksi ataupun aspek kognisi

2) Rasa percayaan sebagai

aspek konasi afeksi

berkaitan dengan suatu perasaan dan emosi.

Perluasan Produk

Menurut Marks dan Rahardja

(2012), tarif impor minuman

beralkohol merupakan tarif impor yang paling tinggi di Indonesia yang dapat mencapai 150 persen dari harga aslinya. Tetapi impor minuman beralkohol tetap dilakukan akibat permintaan yang tinggi terhadap impor hal ini terkait dengan persepsi para pengelola hotel dan restoran

yang tetap memilih minuman

beralkohol impor untuk dijual karena dianggap memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan minuman beralkohol produksi lokal (Oka Suryawardani et al, 2014).

Efisiensi Produk

Pengertian efisiensi dalam

produksi, bahwa efisiensi

perbandingan output dan input

berhubungan tercapainya dengan output maksimum dengan sejumlah input, artinya jika ratio output besar, maka efisiensi dikatakan semakin tinggi.Efisiensi merupakan tindakan

memaksimalkan hasil dengan

menggunakan modal (tenaga kerja, material dan alat) yang minimal (Stoner, 1995). Efisiensi merupakan antara rasio input dan output, dan antara perbandingan masukan dan

(5)

pengeluaran. Apa saja yang dimaksudkan dengan serta bagaimana angka perbandingan tersebut yang diperoleh, akan tergantung tujuan dari penggunaan tolok ukur tersebut.

Selain itu efisiensi merupakan

perbandingan antara masukan dengan

pengeluaran usaha peningkatan

efisiensi umumnya dihubungkan

dengan biaya yang lebih kecil untuk memperoleh suatu hasil tertentu, atau dengan biaya tertentu diperoleh hasil yang lebih banyak. Hal ini berarti menekan pemborosan hingga sekecil mungkin. Farrel dalam Susantun

(2000) membedakan efisiensi

menjadi tiga yaitu;

(1) Efisiensi Teknik,

(2) Efisiensi alokatif dengan efisiensi harga, dan

(3) Efisiensi Ekonomi.

Timmer dalam Susantun

(2000) mendefinisikan

efisiensi teknik sebagai ratio input yang benar digunakan dengan output tersedia.

Motivasi Usaha

Menurut Sunyoto (2012) bahwa motivasi adalah perangsang

suatu keinginan (want) daya

penggerak dan kemauan bekerja seseorang, setiap motif tertentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Motivasi merupakan hubungan Antara sistematik suatu respons atau suatu himpunan respon dan keadaan dorongan yang tertentu terdiri dari

motif,laba,insentif,harapan,kebebasa n, impian personal dan kemandirian (Saiman, 2011; Fahmi, 2014;Hendro, 2011; Alma, 2013; Rusdiana, 2013).

Pengendalian Diri

Pengendalian Diri yaitu sejauh mana seseorang yakin bahwa mereka menguasai nasibnya, atau keyakinan seseorang dapat mengendalikan diri sendiri atas peristiwa, kejadian yang dihadapi atau yang mempengaruhi dirinya, Sarwoko (2011) menemukan bahwa mahasiswa yang latar belakang keluarganya memiliki usaha ternyata memiliki niat kewirausahaan

yang lebih besar dibandingkan

mahasiswa yang keluarganya tidak memiliki usaha. Rasyid (2015)

menyatakan bahwa pengalaman

orang tua ialah dorongan berupa

pendapat terhadap sesuatu

berdasarkan pengetahuan dan

pengalaman yang dimilikinya yang berguna untuk memberikan masukan sehingga nanti dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Suharti & Sirine (2011) menyatakan lingkungan keluarga

berpengaruh positif signifikan

terhadap niat kewirausahaan.

Semakin kondusif lingkungan

keluarga disekitarnya maka akan semakin mendorong seseorang untuk berpengaruh signifikan terhadap niat

berwirausaha. Semakin kondusif

lingkungan keluarga disekitarnya maka akan semakin mendorong seseorang untuk menjadi seorang

wirausaha. Apabila lingkungan

keluarga mendukung maka seseorang akan semakin tinggi niatnya untuk menjadi wirausaha.

1.1.2.2Kemampuan usaha

Kemampuan dihasilkan dari proses belajar yang menghasilkan learning outcome (hasil belajar) yang meliputi tiga domain, yaitu:

(a) cognitive/pengetahuan (b) affective/sikap dan

(6)

(c) psychomotor (Grounlund 1977).

Inovasi Produk

Inovasi produk

berkaitan erat dengan peluncuran produk.Salah satu bentuk dari inovasi produk adalah adanya produk baru. Produk baru merupakan produk

orisinil,produk yang telah

disempurnakan, produk yang

dimodifikasi dan merek baru yang dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan (Haryono dan marniyati,2017).

Pengambilan resiko

Keberanian untuk mendapatkan

risiko yang menjadi nilai

kewirausahaan adalah pengambilan

risiko yang penuh dengan

perhitungan dan realistis (Suryana, 2013). Keberanian dalam mengambil risiko terdapat beberapa hal yang mempengaruhi seperti yang telah diungkapkan oleh (Suryana, 2013)

bahwa keberanian dalam

menanggung risiko sangat tergantung pada : daya tarik pada alternatif, mempersiapkan mengalami kerugian, kemungkinan relatif untuk sukses dan gagal, Delmar dalam (Bezzina, 2010).

Orientasi Kewirausahaan

Orientasi kewirausahaan

adalah orientasi perusahaan yang memiliki prinsip pada upaya untuk

mengidentifikasi dan

mengeksploitasi kesempatan

(Lumpkin dan Dess,

1996).McDougall dan Oviatt (2000)

mendefinisikan orientasi

kewirausahaan sebagai kombinasi

perilaku inovatif, proaktif dan

pengambilan risiko yang

dimaksudkan untuk menciptakan

nilai dalam organisasi.

Orientasi kewirausahaan

adalah perilaku wirausahawan

dalam mengelola usahanya. Untuk mengukur orientasi kewirausahaan

(entrepreneurial orientation)

digunakan indikator yang

dikembangkan dari penelitian Lee dan Tsang (2001:599) yang terdiri dari:

1.Tidak puas bila yang dinginkan

belum diperoleh (Need for

Achievment).

2.Terus berusaha orang lain

mengatakan tidak mungkin (Need for Achievment).

3.Terus bekerja sampai mencapai tujuan yang diinginkan.

4.Apa yang dicapai adalah hasil kerja keras (Internal Locus of Control).

5. Untung atau ruginya usaha ditentukan oleh diri sendiri (Internal Locus of Control). 6. Mampu menguasai diri (Internal Locus of Control).

7. Orang lain banyak yang dapat

bekerja sebaik saya (Self

Reliance).

8. Suka mengambil keputusan sendiri (Self Reliance).

9. Saya lebih suka melibatkan teman (Self Reliance).

10.Suka berjumpa dengan orang baru (Extroversion).

11.Berinisiatif untuk memulai

pembicaraan (Extroversion) 12. Menyukai banyak kesibukan (Extroversion)

Hipotesis Penelitian

Hipotesis 1 : Diduga bahwa

Motivasi Usaha berpengaruh

(7)

Hipotesis 2 : Diduga bahwa Kompetensi wirausaha berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.

Hipotesis 3 : Diduga bahwa

Orientasi kewirausahaan tidak

berpengaruh terhadap keberhasilan usaha

III METODE PENELITIAN

Jenis penelitian

Penelitian ini termasuk dalam

jenis penelitian Kuantitatif.

Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kuantitatif. Dalam riset pendekatan kuantitatif, data yang di perlukan ialah data dalam bentuk kualitas yang di wakili dengan angka (Suworno 2012:32). Teori yang digunakan dalam penelitian kuantitatif akan

mengidentifikasi hubungan antar

variable. Hubungan antar variable bersifat hiporesis (prasetyo dan jannah 2011:76). Dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui

hubungan pengaruh motivasi

usaha,kompetensi wirausaha dan

orientasi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 31), deskripsi operasional variabel adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan di pelajari sehingga menjadi variabel yang dapat di ukur.

Variabel yang terdapat dalam

penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel berikut. Dalam penelitian ini variabel bebas terdiri dari motivasi

usaha (X1) kompetensi wirausaha (X2) dan orientasi kewirausahaan (X3). Sedangkan variabel terikat

merupakan variabel yang di

pengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat yaitu keberhasilan usaha (Y).

Populasi dan Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah penjual Baso Aci di wilayah cikarang utara, sehingga pengambilan sampel penelitian ini dengan metode yaitu dengan menggunakan sempel

jenuh dimana seluruh populasi

dijadikan sampel,dimana jumlah

semple sama dengan populasi,

alasannya karena total sampling yang jumlah populasinya 70 sehingga seluruh populasi dijadikan sample penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

1. Observasi 2.Data Kuesioner 3.Studi Kepustakaan 4.Wawancara

Metode Analisis Data

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Regresi Linear Berganda, maka beberapa metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Uji Validitas dan Uji Reabilitas

a. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya kuesioner yang di lakukan. Kuesioner akan di katakana valid jika pertanyaan pada

(8)

mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh koesioner tersebut

Rumus : rxy= (∑ 𝒙𝒚).(∑ 𝒙).(∑ 𝒚) √(𝒏(∑ 𝒙𝟐) − (∑ 𝒙)𝟐|𝒏(∑ 𝒚𝟐) − (∑ 𝒚)𝟐) Keterangan : rxy = Koefisien korelas i n = Jumlah responden x = Jumlah skor suatu item y = Jumlah skor total item Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu alat yang di gunakan untuk mengukur koesioner yang merupakan indikator dari variabel penelitian. Koesioner akan di katakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghodzali dalam anonym, 2010).

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Statistik

Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2020

Keterangan Total

Kuesioner yang disebar 70

Kuesioner yang tidak kembali 0

Kuesioner yang kembali 70

Kuesioner yang tidak dapat diolah 0

Kuesioner yang dapat diolah 70

Tingkat respon kuesioner 100%

Tingkat respon kuesioner yang diolah 100%

Tabel 4.14

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 70

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.71552255 Most Extreme Differences Absolute .089 Positive .089 Negative -.057 Test Statistic .089 Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Keberhasilan Usaha (Y) Pernyataan R Hitung R Tabel Keputusan

1 0,536 0,2352 Valid 2 0,634 0,2352 Valid 3 0,694 0,2352 Valid 4 0,636 0,2352 Valid 5 0,706 0,2352 Valid 6 0,637 0,2352 Valid 7 0,580 0,2352 Valid 8 0,757 0,2352 Valid 9 0,625 0,2352 Valid 10 0,644 0,2352 Valid

Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2020

Tabel 4.11

Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Usaha (X1)

Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2020 Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .781 10

Tabel 4.10

Hasil Uji Reliabilitas Keberhasilan Usaha (Y)

Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2020 Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items .842 10

(9)

Pada grafik P-Plot

terlihat data menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal maka variabel dependen Y memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinieritas di

dalam model regresi adalah dengan melihat nilai toleransi

dan Variance Inflation Factor

(VIF). Apanila nilai Toleransi ˃

0,100 dan nilai VIF ˂ 10,00, maka dapat disimpulkan tidak

ada multikolinieritas antar

variabel bebas dalam model regresi. Adapun hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat sebagai berikut:

Berdasarkan tabel di atas terlihat hasil

perhitungan nilai setiap Tolerance

variabel bebas atau independent

motivasi usaha (X1) dengan nilai

Tolerance > 0,100 yaitu 0,533 serta

nilai VIF < yaitu 1,878, kompetensi

wirausaha (X2) dengan nilai

Tolerance > 0,100 yaitu 0,459 serta

nilai VIF < 10,00 yaitu 2,180,

orientasi kewirausahaan (X3) dengan

nilai Tolerance > 0,100 yaitu 0,540

serta nilai VIF < 10.00 yaitu 1,851 jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel

bebas atau independent terhadap

dependent dalam model regresi ini.

Gambar 4.1

Grafik Normal P-Plot Tabel 4.15

Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standard ized Coeffici ents T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolera nce VIF 1 (Constant) 2.327 3.421 .680 .499 Motivasi Usaha .588 .110 .540 5.337 .000 .533 1.87 8 Kompetensi Wirausaha .245 .120 .224 2.052 .044 .459 2.18 0 Orientasi Kewirausahaan .115 .086 .134 1.332 .187 .540 1.85 1 a. Dependent Variable: Keberhasilah Usaha

Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2020

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot

(10)

Berdasarkan hasil perhitungan

di atas dengan jelas menunjukan

semua variabel independen

mempunyai nilai sig ˃ 0,05. Jadi tidak

ada variabel independen yang

signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dari nilai sig pada tiap-tiap variabel independen seluruhnya diatas 0,05. Jadi dapat di simpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.

Berdasarkan keputusan hasil uji

analisis linear sederhana yang

terdapat pada tabel diatas, uji analisis

linear sederhana telah

membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dengan tingkat kesalahan 5%

yaitu sebesar 1,99601 Berdasarkan nilai t hitung dan t tabel:

1. Rumusan Hipotesis

H1 :Motivasi Usaha secara parsial berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.

H2 :Kompetensi wirausaha secara

parsial berpengaruh terhadap

keberhasilan usaha.

H3 :Orientasi Kewirausahaan secara

parsial berpengaruh terhadap

keberhasilan usaha

2. Tabel distribusi t dicari pada a= 10% : 2= 5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df= n- k-1= 70- 2- 1= 67) n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen. Dengan pengujian 2 sisi (signifikasi= 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel adalah sebesar .

3. Kriteria pengujian:

Jika nilai t hitung ˃ t tabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terkait.

Jika nilai t hitung ˂ t tabel maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terkait.

Tabel 4.19

Perbandingan T Hitung dan T Tabel

Pengujian Hipotesis:

1. Pengujian Hipotesis Pertama

(H1)

Diketahui nilai sig untuk

pengaruh motivasi usaha (X1)

terhadap keberhasilan usaha (Y) adalah sebesar 0,000 <

0,05 dan nilai t hitung 5,337 ˂

t tabel 1,99601 sehingga dapat

disimpulkan bahwa H0

diterima yang berarti terdapat berpengaruh signifikan secara individual atau parsial antara

motivasi usaha (X1) terhadap

keberhasilan usaha (Y). Tabel 4.16

Hasil Uji Heterokedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.304 1.988 3.170 .003 Motivasi Usaha .134 .073 .333 1.831 .073 Kompeten Wirausaha -.150 .071 -.383 -2.106 .040 Orientasi Kewirausahaan -.113 .053 -.381 -2.143 .037 a. Dependent Variable: RES2

Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2020

Tabel 4.18 Hasil Uji Analisis Linear Sederhana

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.327 3.421 .680 .499 Motivasi Usaha .588 .110 .540 5.337 .000 Kompetensi Wirausaha .245 .120 .224 2.052 .044 Orientasi Kewirausahaan .115 .086 .134 1.332 .187

a. Dependent Variable: Keberhasilah Usaha ,Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2020

Variabel t hitung t tabel Keterangan

X1 5,337 1,99601 H0 diterima

X2 2.052 1,99601 H0 diterima

(11)

2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Diketahui sig untuk pengaruh

kompetensi wirausaha (X2) terhadap

keberhasilan usaha (Y) adalah sebesar 0,044 ˂ 0,05 dan nilai t hitung 2,052

˃ t tabel 1,99601 sehingga dapat

disimpulkan bahwa H0 diterima yang berarti terdapat pengaruh signifikan secara individu atau parsial antara

variabel kompetensi wirausaha (X2)

terhadap keberhasilan usaha (Y).

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

(H3)

Diketahui sig untuk pengaruh

orientasi kewirausahaan (X3)

terhadap keberhasilan usaha (Y) sebesar 0,187 < 0,05 dan nilai t hitung 1,332 < t tabel 1,99601 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti terdapat pengaruh signifikan secara individu atau parsial antara variabel orientasi

kewirausahaan (X3) terhadap

keberhasilan usaha (Y).

Hasil perhitungan yang

diperoleh koefisien dertiminasi

sebesar 0,640. Hal ini

menandakan 64,0% motivasi usaha,kompetensi wirausaha dan

orientasi kewirausahaan

berpengaruh terhadap

keberhasilan usaha sedangkan yang tersisa 36,0% dipengaruhi

oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

PEMBAHASAN

Pengaruh Motivasi Usaha (X1) Terhadap Keberhasilan Usaha (Y) Baso Aci Di Cikarang Utara

Hasil pengujian realiabiliras

menunjukan bahwa nilai Cronbac’h

Alpha dari variabel motivasi usaha

(X1) lebih besar dari 0,60 yang berarti

bahwa kuesioner yang merupakan indikator dari variabel motivasi usaha

(X1) Reliabel atau handal. Hal

tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian yang telah dilakukan

dimana koefisiensi (r) Alpha hitung

variabel motivasi usaha (X1) lebih

besar dibandingkan dengan kriteria yang dipersyaratkan atau nilai kritis

(Role Of Tumb) sebesar 0,60.

Cronbach Alpha motivasi usaha (X1)

sebesar 0,781.

Hasil uji persamaan regresi linier berganda menunjukan nilai sig untuk

motivasi usaha (X1) adalah sebesar

0,000 < 0,05 maka dari itu hipotesis diterima artinya variabel motivasi

usaha (X1) berpengaruh signifikan

terhadap keberhasilan usaha (Y). Pendapat ini terbukti dalam uji

hipotesis yang didapatkan thitung 5,337

> ttabel 1,99601 maka dari itu hipotesis

diterima. Hal ini berarti gaya kepemimpinan otoriter berpengaruh

signifikan terhadap keberhasilan

usaha.

Pengaruh Kompetensi Wirausaha (X2)

Terhadap Keberhasilan Usaha (Y) Baso Aci Di Cikarang Utara

Hasil pengujian Realibilitas

menunjukan bahwa nilai Cronbac’h

Alhpa dari variabel kompetensi

wirausaha (X2) lebih besar dari 0,60

yang berarti bahwa kuesioner yang

Tabel 4.20

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .800a .640 .624 2.777 a. Predictors: (Constant), Orientasi Kewirausahaan, Motivasi Usaha, Kompetensi Wirausaha b. Dependent Variable: Keberhasilah Usaha Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2020

(12)

merupakan indikator dari variabel

kompetensi wirausaha (X2) Reliabel

atau handal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian yang telah dilakukan dimana koefisiensi (r)

Alpha hitung variabel kompetensi

wirausaha (X2) lebih besar

dibandingkan dengan kriteria yang

dipersyaratkan atau nilai kritis (Role

Of Tumb) sebesar 0,60. Cronbach

Alpha kompetensi wirausaha (X2)

sebesar 0,774.

Hasil uji persamaan

regresi linier berganda

menunjukan nilai sig untuk

kompetensi wirausaha (X2)

adalah sebesar 0,044 ˂ 0,05 maka

dari itu hipotesis diterima,

artinya variabel kompetensi

wirausaha (X2) berpengeruh

signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y). Pendapat ini terbukti

dalam uji hipotesis yang

didapatkan thitung 2,052 ˃ ttabel

1,99601 maka dari itu hipotesis diterima. Hal ini berarti motivasi usaha berpengaruh signifikan terhadap kepuasan usaha Baso Aci Di Cikarang Utara.

Pengaruh Orientasi

kewirausahaan (X3) Terhadap Keberhasilan Usaha (Y)Baso Aci Di Cikarang Utara

Hasil pengujian Realibilitas

menunjukan bahwa nilai Cronbac’h

Alhpa dari variabel orientasi

kewirausahaan (X3) lebih besar dari

0,60 yang berarti bahwa kuesioner

yang merupakan indikator dari

variabel orientasi kewirausaan (X3)

Reliabel atau handal. Hal tersebut

dapat dilihat dari hasil pengujian yang telah dilakukan dimana koefisiensi (r)

Alpha hitung variabel orientasi

kewirausahaan (X3) lebih besar

dibandingkan dengan kriteria yang

dipersyaratkan atau nilai kritis (Role

Of Tumb) sebesar 0,60. Cronbach

Alpha kompetensi wirausaha (X3)

sebesar 0,832 .

Hasil uji persamaan regresi linier berganda menunjukan nilai sig

untuk orientasi kewirausahaan (X3)

adalah sebesar 0,187 ˂ 0,05 maka dari itu hipotesis diterima, artinya variabel

orientasi kewirausahaan (X3)

berpengeruh signifikan terhadap

keberhasilan usaha (Y). Pendapat ini terbukti dalam uji hipotesis yang

didapatkan thitung1,332 ˃ ttabel 1,99601

maka dari itu hipotesis diterima. Hal

ini berarti motivasi usaha

berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan usaha Baso Aci Di

Cikarang Utara.

Pengaruh Terhadap

Keberhasilan Usaha (Y) Baso Aci Di Cikarang Utara

Hasil pengujian

realiabiliras menunjukan bahwa

nilai Cronbac’h Alpha dari

variabel keberhasilan usaha (Y) lebih besar dari 0,60 yang berarti

bahwa kuesioner yang

merupakan indikator dari

variabel kepuasan kerja (Y)

Reliabel atau handal. Hal

tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian yang telah dilakukan

dimana koefisiensi (r) Alpha

hitung variabel keberhasilan

usaha (Y) lebih besar

dibandingkan dengan kriteria yang dipersyaratkan atau nilai

kritis (Role Of Tumb) sebesar

0,60. Cronbac’h Alpha

keberhasilan usaha (Y) sebesar 0,42.

Kesimpulan

Berdasarkan keputusan hasil penelitian dan pembahasan, maka

(13)

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel pengaruh motivasi usaha

(X1) nilai thitung 5,337 sementara nilai

ttabel pada tabel distribusi 5% sebesar

1,99601. Maka thitung 5,337 > ttabel

1,99601 hal ini berarti variabel

motivasi usaha (X1) berpengaruh

terhadap keberhasilan usaha (Y). Hal ini diperkuat dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 artinya variabel

motivasi usaha (X1) berpengaruh

signifikan terhadap keberhasilan

usaha (Y).

2. Variabel pengaruh kompetensi

wirausaha (X2) nilai thitung 2.052

sementara nilai ttabel pada tabel

distribusi 5% sebesar 1,99601. Maka thitung 2.052 ˃ ttabel 1,99601 hal ini

berarti variabel kompetensi

wirausaha (X2) berpengaruh terhadap

keberhasilan usaha (Y). Hal ini diperkuat dengan nilai signifikan sebesar 0,044<0,05 artinya variabel

kompetensi wirausaha (X2)

berpengaruh signifikan terhadap

keberhasilan usaha (Y).

3. Variabel pengaruh orientasi

kewirausahaan (X3) nilai thitung 1,332

sementara nilai ttabel pada tabel

deseminasi 5% sebesar 1,99601.

Maka thitung 1,332 < ttabel 1,99601 hal

ini berarti variabel orientasi

kewirausahaan (X3) berpengaruh

terhadap keberhasilan usaha (Y). Hal ini diperkuat dengan nilai signifikan sebesar 0,187>0,05 artinya variabel

orientasi kewirausahaan (X3)

berpengaruh signifikan terhadap

keberhasilan usaha (Y).

2 Saran

Keputusan dari hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang telah ditentukan,berikut adalah beberapa saran diharapkan mendapat masukan dan pertimbangan didalam

motivasi usaha,kompetensi

wirausahaan dan orientasi

kewirausahaan sehingga dapat

membantu untuk meningkatkan

keberhasilan usaha terhadap penjual Baso Aci di Cikarang Utara secara seluruh, yaitu:

1. Bagi Pengusaha

Jika Anda adalah seorang pengusaha, penulis disarankan untuk melakukannya dengan sangat baik, bila diperlu jalankan dengan sangat

sempurna.maksud penulis,jalankan

dengan penuh keteladanan,semangat dan pemimpin yang berkualitas.jika anda memaksa bawahan atau pekerja untuk melakukan sesuatu sekarang juga dengan sempurna,lakukanlah suatu hal oleh anda terlabih dahulu didepan mereka semuanya. Sama seperti hal seorang komandan yang

berlari terlebih dulu sebelum

menyuruh pegawai berlari. Penulis yakin tidak akan bisa atau tidak mau kecuali anda seorang TNI. Jika anda tidak bisa melakukan keteladanan dengan sempurna maka lebih baik tinggalkan sikap pengusaha Anda. Jika kamu sebagai korban

(aliran usaha), pesan penulis

bersabarlah. Jika kuat dan berani, ajukan keberatan tentang sikap tersebut. Diskusikan dan temukan jalan keluarnya sehingga dapat menyelesaikan masalah. Jika tidak kuat dan berani bersabar dengan tekanan tidak lebih baik, tetapi berjuang setengah-setengahpun sama buruknya. Jika dapat terhindar dan keluarlah lebih secepat mungkin dari masalah tersebut.

Kompetensi wirausaha lebih memperhatikan karakteristik bagi

seseorang sehingga pegawai

mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya merasa lebih baik

(14)

dalam berkerja dan lingkungan kerja yang baik berpengaruh pada tingkat kepuasan keberhasilan usaha. untuk

orientasi kewirausahaan dalam

prilaku wirausahawan dalam

mengelola usahanya pihak

perusahaan dapat lebih

memperhatikan hubungan dengan pegawai hubungan yang positif dan melakukan pemeriksaan yang lebih baik lagi sehingga pegawai berkerja secara nyaman dan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Audita Nuvriasari. 2015. Peran

Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan dan Strategi

Bersaing Terhadap

Peningkatan Kinerja UKM.

Jurnal Ekonomi dan

Keuangan Volume 19, Nomor

2, Juni 2015 : Halaman 241 –

259, Diakses 20 November 2019.

Aurilia Triani Aryaningtyas,

Dukungan Akademik: Moderasi Hubungan Kepribadian Proaktif Terhadap Niat Kewirausahaan Mahasiswa, p-ISSN: 0854-1442 (Print) e-ISSN: 2503-4464 (Online)

Albela Mayarani Puspita1 & Ari

Pradhanawati2, Pengaruh

Kompensasi Dan Hubungan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Studi Pada

Rumah Makan Soto

Bangkong, Jl. Brigjen

Katamso 1, Semarang)

Chamdan Purnama. Motivasi Usaha

dan Kemampuan Usaha

dalam Meningkatkan

Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi pada Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur )

Jurnal Akuntansi Riset

1SSN : 2086 -2563 Diakses 4 Desember 2019.

Cynthia Vanessa Djodjobo1 Hendra

N. Tawas2, Pengaruh

Orientasi Kewirausahaan,

Inovasi Produk, Dan

Keunggulan Bersaing

Terhadap Kinerja Pemasaran Usaha Nasi Kuning Di Kota

Manado ISSN 2303-1174

Cynthia V. Djodjobo., H.N. Tawas. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan. Drs P, Abas Sunarya,M.Si,Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bekasi,AMIK Raharja Tanggerang,persalinan – vol 2 No 2 – Oktober 2011 ISSN: 2086 – 8189.

Dwi Gemina, Endang Silaningsih,

dan Erni Yuningsih. 2016.

Pengaruh Motivasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha dengan Kemampuan Usaha sebagai Variabel Mediasi

pada Industri Kecil

Menengah Makanan Ringan

Priangan Timur-Indonesia.

Jurnal Manajemen Teknologi

Volume 15, No 3, juni 2016. Halaman 297-323. Diakses 7 November 2019.

________________________________

_______________ 2016.

Pengaruh Motivasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha dengan Kemampuan Usaha sebagai Variabel Mediasi

pada Industri Kecil

(15)

Priangan Timur-Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi

Volume 15, No 3, juni 2016. Halaman 297-323. Diakses 7 November 2019.

Evelien van der Schee, Peter P. Groenewegen and Roland D.

Friele NIVEL – Netherlands

Institute for Health Services

Research, Utrecht, The

NetherlandsPublic trust in health care: a performance

indicator?Vol. 20.

Galuh Oktavia DS. dan Eny

Trimeiningrum, Pengaruh

Percaya Diri Dan Keberanian Mengambil Risiko Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Umkm Makanan Ringan Di

Kota Semarang, JEMAP :

Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi dan Perpajakan

ISSN : | Vol. 1 | No. 1 |

April 2018.

Maria, Pampa Kumalaningrum. 2011.

Pengaruh Orientasi

Kewirausahaan Terhadap

Profitabilitas UKM Dengan

Orientasi Pasar Sebagai

Variabel Pemediasi. Volume

6, Nomer 2, Desember 2011. Halaman 99-112. Diakses 29 Oktober 2019.

Ramadhania, Pengaruh Pengetahuan

Kewirausahaan dan Praktek

Kewirausahaan dalam

Menumbuhkembangkan

Perilaku Kewirausahaan

Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di Kota Padang)

Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan, Volume 9, Nomor 2, Mei 2018 ISSN 2086-5031 E-ISSN 2615-3300 DOI 10.31317

R. Jati Nurcahyo Program Studi

Perhotelan Akademi

Pariwisata BSI Yogyakarta

jati.jno@bsi.ac.id Jurnal

Khasanah Ilmu - Volume 6

No 2 – 2015 –

lppm3.bsi.ac.id/jurnal, Nanus (1992)

Rensi Mei Nandin, Dampak Usaha

Ekonomi Kreatif Terhadap

Masyarakat Desa Blawe

Kecamatan Purwoasri

Kabupaten Kediri, Kebijakan

dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X Volume 4, Nomor 1, Januari-April 2016.

Realistis (Suryana, 2013). Ekonomi

kreatif,Ekonomi Baru:

mengubah ide dan

menciptakan peluang.jakarta salemba empat.

(Ghodzali dalam anonym,

2010), aplikasi analisis

multivariate dengan spss

badan penerbit

(16)
(17)

Gambar

Grafik Normal P-Plot  Tabel 4.15
Tabel 4.16  Hasil Uji Heterokedastisitas

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perannya sebagai pemimpin (leader), kepala sekolah SD Kanisius Kadirojo dan kepala sekolah SD Negeri Purwobinangun sama-sama memiliki kemampuan untuk mengembangkan

1. Kesalahan koneksi antar topik matematika Secara umum kesalahan yang dilakukan peserta didik adalah kesalahan dalam menafsirkan keterangan dari soal, kesalahan dalam

Vitamin C, vitamin E dan karoten diketahui merupakan sumber nutrisi dalam makanan yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan, namun banyak juga senyawa lain yang memiliki

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyatakan bahwa dari enam elemen dari analisis risiko pemakaian alat pelindung diri masker dan sumbat telinga pada pekerja tekstil di

Sumber : UEK-SP Sidomulyo, 2014 Tujuan didirikannya Usaha Ekonomi Kelurahan Simpan Pinjam (UEK-SP) ini adalah sebagai tindak lanjut dari kebijakan dan Program

Atribut selanjutnya adalah atribut warna memiliki skor bi sebesar (3,40), skor tersebut berbeda pada atribut rasa, aroma dan tekstur, dimana hasil skor atribut warna

Setelah diketahui persebaran sumberdaya batubara, untuk mengetahui metode penambangan dilakukan pembuatan permodelan pit dengan menggunakan software surpac , sehingga

Berdasarkan penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa dalam sistem bagi hasil itu harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu pemilik modal dan penggarap.di mana pemilik