• Tidak ada hasil yang ditemukan

Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelin (GA3) dan Pengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Palem Raja (Roystonea regia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelin (GA3) dan Pengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Palem Raja (Roystonea regia)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Dora Fatma Nurshanti, Hal; 71 – 77 71

Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelin (GA

3

) dan

Pengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Palem Raja (Roystonea regia)

Oleh: Dora Fatma Nurshanti

Abstract

This research aim to to know influence of regulator Iihat vitamin grow acid of giberelin to germination of king palm seed (Regia Roystonea). This Research is executed in garden attempt of Faculty Of Agriculture University of Baturaja Jl. A. Yani km.8, execution time of executed in November 2006 up to January 2007.Metode used at this research use Random Device of compiled Group at random by 5 restating and 5 treatment. Peubah perceived is time growed sprout, high of sprout, presentase grow sprout, amount of root length and roots. Result of this research indicate that perendaman of king palm seed [at] acid of giberellin with concentration 75 ppm yield growth of length grow on and amount of king palm seed roots of dengannilai compared to highest of other treatment.

Key words: Sour of giberelin, perendaman, king palm seed

PENDAHULUAN

Palem Raja (Roystonea regia) merupakan tanaman yang berbatang tunggal dan tegak

lurus. Ramping, anggun dan gagah kesan yang diberikan palem raja, sehingga banyak orang

yang menyukai dan menanamnya sebagai penghias taman di perumahan, perkantoran maupun

di tempat-tempat hiburan, hal inilah yang menyebabkan pohon palem mempunyai nilai

ekonomis yang tinggi (Anonim, 1995).

Pohon palem raja mempunyai sifat kehidupan yang soliter (tidak mempunyai rumpun,

oleh sebab itu perbanyakkannya hanya melalui cara generatif yaitu perbanyakan melalui biji

(Anonim, 1995). Perbanyakan cara genegetatif yaitu melalui biji tanaman banyak menghadapi

kendala, salah satu kendalanya adalah sifat permeabilitas kulit biji tanaman sehingga

menyebabkan adanya sifat dormansi pada biji. Dormansi adalah keadaan dimana sebuah biji

dikatakan hidup tetapi tidak dapat berkecambah. Hal ini disebabkan oleh faktor - faktor dalam

biji itu sendiri, kemungkinan kulit biji yang kedap air dan udara atau karena adanya zat

penghambat perkecambahan (Redaksi Rineka Cipta, 1992).

Keadaan dormansi pada benih apabila dipandang dari segi ekonomis tidak

menguntungkan, oleh karena itu diperlukan cara untuk dapat mempersingkat dormansi

tersebut. Pemecahan dormansi dan penciptaan lingkungan yang ideal sangat diperlukan oleh

benih untuk memulai suatu perkecambahan. Berbagai perlakuan dapat diberikan pada biji,

baik mekanis maupun kimia (Sutopo, 1993).

Penggunaan hormon tumbuh dapat digunakan untuk menambah kadar hormon yang

telah ada dan juga untuk meningkatkan daya kecambah benih(Redaksi Rineka Cipta, 1992).

Selanjutnya ditambahkan oleh Prawinata et al., (1998), perkecambahan sebagian benih

dorman dapat didorong dengan memberikan zat pengatur tumbuh seperti Asam Giberelin.

(2)

Dora Fatma Nurshanti, Hal; 71 – 77 72

Hasil penelitian Nurshanti (1997), bahwa perendaman benih palem botol (Mascarena sp)

dalam asam giberelin dengan kepekatan 50 ppm air dapat mempercepat perkecambahan benih

palem botol.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut diatas dan dalam upaya untuk memperbaiki budidaya

tanaman palem raja, maka perlu dilakukan penelitian tentang zat pengatur tumbuh asam

giberelin dan pengaruhnya terhadap perkecambahan benih palem raja, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengkaji tentang zat pengatur tumbuh asam giberelin dan pengaruhnya

terhadap perkecambahan benih palem raja (Roystonea regia).

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Baturaja

yang terletak Kabupaten OKU. Penelitian ini berlangsung dari Bulan November 2006 sampai

dengan Bulan Januari 2007.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih palem raja, pasir, tanah,

air panas, larutan asam giberelin (GA

3

), Furadan 3G. Alat-alat yang digunakan adlah Neraca

Analitik Tipe 240-9082 Model Precisah, mistar, Hygrometer, handsprayer 1000 ml, gelas

ukur, thermometer (Celcius), ember, papan nama, keranjang plastik ukuran 50 x 36 cm, karton

dan alat-alat tulis.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima perlakuan

dan lima ulangan. Setiap perlakuan terdiri dari lima tanaman contoh.

Taraf Kepekatan asam giberelin (F) yang digunakan adalah sebagai berikut :

F0 = Tanpa asam giberlein

F1 = 25 ppm

F2 = 50 ppm

F3 = 75 ppm

F4 = 100 ppm

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pada penelitian perendaman benih palem raja, diketahui perendaman pada asam

giberellin dapat menghasilkan pertumbuhan dan kecambah palem raja yang baik. Pemberian

asam giberellin berpengaruh terutama pada pemberian 50 ppm.

(3)

Dora Fatma Nurshanti, Hal; 71 – 77 73 Tabel 2.

Hasil Analisis Keragman Terhadap Parameter yang Diamati

No. Parameter yang diamati F-Hitung KK (%)

1 Waktu tumbuh kecambah (hari) 0,40 tn 7,90

2 Tinggi kecambah (cm) 0,68 tn 6

3 Panjang akar (cm) 41 * 10

4 Jumlah akar (helai) 3,17 * 11

5 Persentase kecambah hidup (%) 15,75 tn 32

F-Tabel = 4,05 Keterangan : * = berpengaruh nyata

tn = berpengaruh tidak nyata

Waktu Tumbuh Kecambah (hari)

Data pengaruh perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap waktu

tumbuh kecambah (hari) tertera pada Lampiran 2a. Sedangkan hasil analisis keragaman

perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap waktu tumbuh

kecambah tertera pada Lampiran 2b. Pengaruh perlakuan perendaman benih palem raja pada

asam giberelin terhadap waktu tumbuh kecambah berdasarkan hasil analisis keragaman

menunjukkan pengaruh tidak nyata, nilai rata-rata waktu tumbuh tunas dapat dilihat pada

Gambar 1.

0 2 4 6 8 10 F0 F1 F2 F3 F4 Perlakuan Waktu Tumbuh Kecambah (hari) Gambar 1.

Pengaruh Perendaman Benih Palem Raja pada Asam GiberelinTerhadap Waktu Tumbuh Kecambah (hari)

Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa meskipun hasil analisis keragaman

berpengaruh tidak nyata, tetapi pada perlakuan F3 kecambah lebih cepat tumbuh yaitu 5,8 hari

apabila dibandingkan dengan perlakuan F0, F1, F2 dan F4.

Tinggi Kecambah (cm)

Data pengaruh perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap tinggi

kecambah tertera pada Lampiran 3a. Sedangkan hasil analisis keragaman perlakuan

perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap tinggi kecambah tertera pada

(4)

Dora Fatma Nurshanti, Hal; 71 – 77 74

Lampiran 3b. Pengaruh perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap

tinggi kecambah berdasarkan hasil analisis keragaman menunjukkan pengaruh tidak nyata,

nilai rata-rata waktu tumbuh tunas dapat dilihat pada Gambar 2.

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 F0 F1 F2 F3 F4 Perlakuan Tinggi Kecambah (cm) Gambar 2.

Pengaruh Perendaman Benih Palem Raja pada Asam Giberelin Terhadap Tinggi Kecambah (cm)

Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa meskipun hasil analisis keragaman

menunjukkan pengaruh yang tidak nyata, perlakuan F3 menunjukkan kecambah yang lebih

tinggi yaitu 2,85 cm apabila dibandingkan dengan tinggi kecambah pada perlakuan F0, F1, F2,

F4.

Persentase Kecambah Hidup (%)

Data pengaruh perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap persentase

kecambah hidup tertera pada Lampiran 6a. Sedangkan hasil analisis keragaman perlakuan

perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap persentase kecambah hidup tertera

pada Lampiran 6b. Pengaruh perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin

terhadap persentase kecambah hidup berdasarkan hasil analisis keragaman menunjukkan

pengaruh tidak nyata, nilai rata-rata jumlah daun dapat dilihat pada Gambar 4.

0 5 10 15 20 25 30 35 Persentase Kecambah Hidup (%) F0 F1 F2 F3 F4 Perlakuan Gambar 3.

Pengaruh Perendaman Benih Palem Raja pada Asam Giberelin Terhadap Persentase Kecambah Hidup (%)

(5)

Dora Fatma Nurshanti, Hal; 71 – 77 75

Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa meskipun hasil analisis keragaman

menunjukkan pengaruh yang tidak nyata, perlakuan F3 menunjukkan persentase kecambah

hidup yang lebih tinggi yaitu 32 % apabila dibandingkan dengan persentase kecambah hidup

pada perlakuan F0, F1, F2, F4.

Panjang Akar (cm)

Data pengaruh perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap panjang akar

tertera pada Lampiran 7a. Sedangkan hasil analisis keragaman perlakuan perendaman benih

palem raja pada asam giberelin terhadap panjang akar tertera pada Lampiran 7b. Pengaruh

perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap panjang akar

berdasarkan hasil analisis keragaman dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.

Pengaruh Perlakuan Terhadap Panjang Akar (cm)

Perlakuan Rata-rata panjang akar

F0 F1 F2 F3 F4 1,2 a 2,2 b 2,4 bc 3 d 2,8 cd BNJ 0,05 0,4

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf-huruf yang sama

berarti berbeda tidak nyatapada taraf uji beda nyata jujur 0,05.

Perlakuan F3 terhadap panjang akar berbeda tidak nyata terhadap perlakuan F4, tetapi

berbeda nyata terhadap perlakuan F2, F1 dan F0. Perlakuan F4 dan F2 menunjukan pengaruh

yang tidak nyata.

Jumlah Akar (helai)

Data pengaruh perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap jumlah akar

tertera pada Lampiran 7a. Sedangkan hasil analisis keragaman perlakuan perendaman benih

palem raja pada asam giberelin terhadap jumlah akar tertera pada Lampiran 7b. Pengaruh

perlakuan perendaman benih palem raja pada asam giberelin terhadap jumlah akar berdasarkan

hasil analisis keragaman dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.

Pengaruh perlakuan terhadap jumlah akar (cm)

Perlakuan Rata-rata jumlah akar

F0 F1 F2 F3 F4 6,4 a 6,7 ab 6,9 ab 8,4 c 7,4 bc BNJ 0,05 1,3

(6)

Dora Fatma Nurshanti, Hal; 71 – 77 76

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf-huruf yang sama berarti

Berbeda tidak nyatapada taraf uji beda nyata jujur 0,05.

Perlakuan F3 terhadap jumlah akar berbeda tidak nyata terhadap perlakuan F4, tetapi

berbeda nyata terhadap perlakuan F2, F1 dan F0. Perlakuan F4, F2 dan F1 menunjukan

pengaruh yang tidak nyata.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis peubah yang diamati terhadap pengaruh perendaman benih

palem raja pada asam giberelin memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap waktu

tumbuh kecambah, tinggi kecambah dan persentase tumbuh kecambah. Benih palem raja yang

direndamkan pada larutan asam giberelin tidak memberikan pengaruh, hal ini dapat terjadi

akibat faktor internal tanaman (ukuran benih, berat benih dan tingkat kemasakan benih) serta

faktor eksternal (kelembaban, sinar matahari). Perlakuan F3 memberikan perbedaan yang

nyata terhadap perlakuan yang lain pada pengamatan peubah :panjang akar dan jumlah akar.

Pada kepekatan 75 ppm GA

3

sudah dapat dimanfaatkan oleh benih untuk memacu enzim

alpha amylase dibandingkan dengan tingkat kepekatan yang lain. Pada tingkat kepekatan 25

ppm, 50 ppm dan kontrol (tanpa GA

3

), belum mencukupi kebutuhan benih palem raja untuk

memulai proses perkecambahan. Pada tingkat kepekatan 100 ppm GA

3

sudah mencapai

tingkat jenuh untuk kebutuhan benih memulai proses perkecambahan.

Menurut Prawinata et al., (1981), perkecambahan sebagia benih dorman dapat dipercepat

dengan memberikan zat pengatur tumbuh seperti asam giberelin. Sejalan dengan Kusumo

(1986), penggunaan hormon tumbuh dapat digunakan untuk menambah kadar hormon yang

telah ada, juga untuk meningkatkan daya kecambah benih.

Hasil dari analisis sidik ragam menunjukan bahwa pada peubah jumlah akar dan panjang

akar menunjukan pengaruh yang nyata, pada peubah waktu tumbuh kecambah, tinggi

kecambah dan persentase tumbuh kecambah menunjukn pengaruh yang tidak nyata. Asam

giberelin yang digunakan hanya mempercepat kerja enzim alpha amylase dan bukan untuk

meningkatkan pertumbuhan. Asam giberelin dapat menggiatkan enzim hidrolitik. Bila

diperhatikan pengaruh asam giberelin dapat langsung terlihat pada proses pengaktifan enzim

(Gardner et al., 1991).

Benih-benih yang tidak tumbuh karena adanya dormansi benih yang disebabkan dari

permukaan kulit yang berlapis-lapis, dan kulit terluarnya sangat keras menyerupai buah kelapa

tetapi ukurannya lebih kecil dengan panjang berkisr 1,4 -1,8 cm dan diameternya lebih kurang

1 cm. Menurut Gardner et al., (1991), benih pada beberapa spesies adalah dorman dan dapat

dikecambahkan melalui perlakuan-perlakuan atau mungkin akan tetap dorman walaupun

kondisi menguntungkan bagi perkecambahan, karena viabilitas (daya berkecambah) dan

germinabilitas (kemampuan berkecambah) yang berbeda 100% diantara populasi benih

sehingga perkecambahan tidak dapat berlangsung hingg masa dormansi berlalu.

Hal lain yang dapat menyebabkan benih tidak tumbuh adalah faktor cahaya. Klasifikasi

dan identifikasi kepekaan benih terhadap cahaya menurut Gardner et al., (1991) adalah

sebagai berikut : 1) Perkecambahan lebih baik dalam kondisi terang; 2) Perkecambahan lebih

baik dalam gelap; 3) Perkecambahan tidak dipengaruhi oleh kondisi gelap dan terang.

(7)

Dora Fatma Nurshanti, Hal; 71 – 77 77

Selama persemaian benih palem raja menginginkan tempat yang teduh, misalnya di

bawah pohon atau di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Cahaya yang

diperlukan untuk berkecambah hanya sebesar 20% (Anonim, 1995).

Penelitian ini dilakukan di laboratorium, sehingga sinar matahari tidak masuk secara

langsung. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan benih palem raja yang hanya

memerlukan cahaya 20% untuk dapat berkecambah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian

zat pengatur tumbuh GA

3

dengan kepekatan 75 ppm memberikan pengaruh baik terhadap

perkecambahan benih palem raja.

Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian adalah:

1. Untuk mendapatkan kecmbah yang tumbuh seragam sebaiknya waktu perendaman dengan

GA

3

ditambah menjadi 48 jam.

2. Untuk memudahkan proses penyerapan GA

3

sebaiknya waktu perendaman dengan air

panas pada suhu 70

o

C dilakukan selama 5 menit.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Kumpulan Kliping Palem. Jakarta: Pusat Informasi Pertanian Trubus

Gardner, F.P., Pearce, R.P., Mitchell, R.L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta:

Universitas Indonesia (UI Press)

Prawiranata, W.S., Harran., Tjondronegoro, P. 1981 Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.

Bogor: Departemen Botani Institut Pertanian Bogor

Redaksi Rineka Cipta. 1992. Zat Pengatur Tumbuh. Bandung.

Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Nurshanti, D. F. 1997. Perendaman Benih Palem Botol (Mascarena sp) Dengan Asam

Giberelin (GA

3

) dan Pengaruhnya Terhadap Perkecambahan. Skripsi Pada Fakultas

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran dengan menggunakan model cooperative integrated reading and composition (CIRC) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang digunakan dalam

Pemberian Vitamin E diberikan sebelum menstruasi pada siklus kedua dapat mengurangi nyeri haid, melalui hambatan terhadap biosintesis prostaglandin di mana Vitamin E akan

PERLINDUNGAN PENGGUNA DI MALAYSIA: KPDNKK SEbAGAI INSTITUSI UTAMA PERLINDUNGAN PENGGUNA DI MALAYSIA Kementerian Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Kepenggunaan (KPDNKK)

Hasil uji t tidak berpasangan hari ke-1 dan ke-7 (Tabel 3) menunjukkan nilai p = 0,348 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara penggunaan pasta

Nilai radiative forcing CO 2 dan CH 4 di atmosfer memiliki koefisien determinasi (R2) yang relatif lebih kecil, dibandingkan dengan faktor anomali suhu permukaan laut

Pada pengamatan hari ke-0 hingga hari ke-5 untuk perlakuan dengan menggunakan sedimen bakau dan sedimen rawa jumlah bakteri masih sedikit, hal ini disebabkan

Salah satu media sosial yang saat ini berperan penting bagi masyarakat adalah YouTube yang merupakan media sosial yang penting dan menjadi situs web video sharing

Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti di kelas X Multimedia SMK Negeri 1 Sukawati dan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan di kelas tersebut