• Tidak ada hasil yang ditemukan

yang baik dimana menitik beratkan pada siswa agar ditanamkannya nilai Kesadaran Nasional guna memperbaiki generasi yang akan datang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "yang baik dimana menitik beratkan pada siswa agar ditanamkannya nilai Kesadaran Nasional guna memperbaiki generasi yang akan datang."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

99 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL JIGSAW SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

RASMILYA

Guru SMP NEGERI 5 kota Tebing Tinggi Email : rasmilya@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar PKn dengan menggunakan model jigsaw di kelas IX SMP Negeri 5 Tebing Tinggi. . Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis dan Mc.Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IX.3 SMP Negeri 5 yang berjumlah 40 siswa, Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan dokumentasi dengan tujuan untuk mengamati dan mengetahui kegiatan belajar mengajar di kelas, praktikum, satuan pelajaran dan lembar kegiatan siswa yang digunakan sekolah. Model belajar Jigsaw yang diterapkan ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn khususnya pada siswa kelas IX.3 semester I di SMP Negeri 5 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2010/2011 yakni mengalami peningkatan dari siklus ke siklus, pada awal siklus diperoleh : 57,95 siklus 1 : 74,54, dan menjadi 83,40 pada siklus ke 2.

Kata Kunci : Hasil Belajar,PKN, dan Jigsaw PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Untuk kelangsungan hidup yang lestari dan satu bangsa sebesar bangsa Indonesia, pendidikan sekarang ini harus mampu sekurang-kurangnya membuat setiap manusia Indonesia menerima dalam kata dan perbuatan bahwa berpikir bukanlah satu kejahatan, tantangan hidup masa-masa mendatang adalah sedemikian rupa, sehingga hanya bangsa yang mampu berpikir yang masih dapat bertahan sedemikian rupa juga dengan perlunya Kesadaran dalam diri seseorang agar terciptanya moral yang baik yang sesuai dengan Pancasila serta UUD 1945.

Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai pendidik

yang baik dimana menitik beratkan pada siswa agar ditanamkannya nilai Kesadaran Nasional guna memperbaiki generasi yang akan datang.

Identifikasi masalah

Berdasarkan pada masalah yang dihadapi siswa di kelas yang berhubungan dengan rendahnya motivasi, situasi belajar, emosi dan cara belajar siswa maka peneliti dapat simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar seseorang adalah :

a. Keadaan pribadi (individu) orang tersebut yang meliputi kemampuan, kehendak umum, emosi dan alat indera kesemuanya ini penulis disebut faktor internal.

(2)

100 b. Faktor eksternal yang meliputi

materi bahan yang dipelajari, tujuan dan motivasi, situasi dan cara belajar atau metode belajar.

Bila kedua faktor itu (internal dan eksternal) telah dipersiapkan dan berlangsung dengan baik, maka akan membawa keberhasilan belajar yang baik pula.

Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul di atas penulis mengadakan penelitian yang menitik beratkan pada seberapa masalah antara lain:

1. Apakah peranan model belajar Jigsaw mampu membantu siswa meningkatkan hasil prestasi belajar siswa kelas IX pada pelajaran PKn di SMP Negeri 5 Tebing Tinggi Kota Tebing Tinggi ?

2. Apakah siswa dapat menerangkan model belajar Jigsaw pada pelaksanaan belajar mengajar di kelas IX SMP Negeri 5 Tebing Tinggi ?

3. Bagaimanakah nilai rata-rata siswa kelas IX SMP Negeri 5 Tebing Tinggi sesudah menerapkan model belajar Jigsaw ?

4. Apakah siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami pokok bahasan yang disampaikan oleh guru ?

KAJIAN PUSTAKA

Membahas Keanekaragaman Budaya

Daerah Merupakan Unsur

Kebudayaan Nasional

Mengapa terjadi keanekaragaman kebudayaan dalam negara Indonesia ? Tentu saja karena adanya faktor-faktor yang melatar belakangnya. Faktor-faktor yang melatar belakangi keanekaragaman tersebut bersumber dari hal-hal berikut :

1. Banyaknya suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia 2. Setiap suku bangsa merasa

terikat pada wilayah tertentu 3. Latar belakang sejarah,

kunjungan berbagai suku bangsa di dunia ke berbagai wilayah Indonesia untuk menetap di berbagai pulau di Indonesia.

4. Lingkungan alam yang berbeda-beda

Mengapa demikian ? Karena setiap kebudayaan mempunyai unsur-unsur yang menunjukkan ciri khas dan kebudayaan daerah masing-masing. Keanekaragaman budaya bangsa Indonesia dapat kita lihat dari beberapa hal seperti Suku bangsa yang ada, jenis tari daerah, alat musik, lagu serta bahasa daerahnya.

Mengembangkan Kesadaran

Membina dan Melestarikan Budaya Daerah dan Nasional

Kita bisa memulai dari hal yang paling sederhana sekali sampai ke masalah yang lebih besar dan kompleks untuk mengembangkan kesadaran membina dan melestarikan budaya daerah dan nasional.

(3)

101 Kesadaran itu berupa hal-hal seperti

berikut:

1. Sadar bahwa budaya nasional dan budaya daerah hanya bisa bertahan, berkembang, dan lestari jika kita sendiri yang melakukannya.

2. Sadar bahwa budaya daerah merupakan akar dan budaya nasional.

3. Sadar sedalam-dalamnya bahwa budaya daerah merupakan milik bersama bangsa.

4. Sadar bahwa sumber ciri khas bangsa Indonesia adalah budaya daerah dan budaya nasional.

5. Sadar bahwa budaya daerah dan budaya nasional merupakan daya tarik wisatawan mancanegara. 6. Sadar bahwa budaya daerah

dan budaya nasional dapat digeser kedudukannya oleh budaya asing yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa kita.

Jigsaw

Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain.

METODOLOGI PENELITIAN Obyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 5 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2010/2011 pada siswa kelas IX.3 semester I tepat pada bulan Agustus sampai bulan September Tahun 2010 dengan jumlah siswa sebanyak 40 anak. Dalam Rancangan penelitian ini penyusun akan membahas secara singkat tentang obyek penelitian, pendekatan, pengumpulan data, analisis data.

Populasi dan Sampel

Sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SMP Negeri 5 Tebing Tinggi secara keseluruhan berjumlah 260 siswa. Jika populasi yang akan diteliti jumlahnya besar atau terlalu banyak, maka perlu diambil sampelnya, hal ini akan membawa pembahasannya sesuai dengan kemampuan dan biaya yang tersedia. Pembahasan

Siklus I

Pada kegiatan yang dilaksanakan disiklus I dirasakan banyak kendala kendala yang didapati oleh peneliti. Kendala kendala yang dilihat tersebut diantaranya :

1. Guru merasa kaku dan canggung sehingga dalam memberikan instruksi kurang tegas, gerak kurang leluasa.Hal tersebut dikarenakan kehadiran kolaborator dan keterikatan pada model pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

(4)

102

2. Kurangnya intermezo untuk memecahkan kekakuan siswa dan mengatasi situasi jam terakhir terutama menjelang berakhirnya jam pelajaran. Rencana Perbaikan

Guru mencoba menerapkan kembali perencanaan pada pertemuan 1 dengan lebih baik karena dirasakan kinerja guru belum optimal dan rencana tindakan belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik.

Siklus II

Pada siklus II segala permasalahan yang terdapat di siklus I berpedomankan rencana perbaikan yang dibuat pada siklus I maka tidak terjadi lagi hal serupa pada siklus I. Pada siklus II terjadi peningkatan yang positif dengan menggunakan model jigsaw jika debandingkan dengan yang terjadi pada siklus I.Model jigsaw yang diterapkan ternyata dapat meningkatkan hasil pelajaran PKn siswa kelas IX.3 di SMP negeri 5 kota Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2010 / 2011

PENUTUP Simpulan

Setelah melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas, maka penelitian yang berjudul : “Model Belajar Jigsaw Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran PKn

Dengan Pokok Bahasan Kesadaran Terhadap Siswa Kelas IX Semester I Di SMP Negeri 5 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2010/2011” dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Bahwa prestasi belajar PKn siswa kelas IX.3 yang aktif mengikuti kegiatan belajar dengan menggunakan Model Belajar Jigsaw di SMP Negeri 5 Tebing Tinggi mengalami peningkatan dari siklus ke siklus, pada awal siklus diperoleh : 57,95 siklus 1 : 74,54, dan menjadi 83,40 pada siklus ke 2.

2. Bahwa dengan diadakannya pembelajaran dengan menggunakan model belajar Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 5 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2010-2011.

Saran-saran

1. Agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal khususnya pada mata pelajaran PKn maka dalam pelajarannya penulis menggunakan Model Belajar Jigsaw pada siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 5 Tebing Tinggi.

2. Guru hendaknya menciptakan situasi kelas menjadi hidup yang dapat memberikan motivasi kepada anak didik yang mengarah kepada cara belajar aktif.

(5)

103 3. Dalam mengajar PKn usaha

selalu menggunakan situasi yang ada pada masyarakat, hal ini menambah lebih mendalam dalam mendalami pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. 4. Dengan pemberian tugas

diharapkan mampu

meningkatkan aktifitas belajar siswa sehingga disarankan bahwa dengan menggunakan Model Belajar Jigsaw maka siswa makin sering belajar, maka diharapkan hasil belajarnya akan meningkat. 5. Sebagai pendidik yang dinamis,

keharusan baginya selalu mengikuti kemajuan dan perkembangan jaman terutama di bidang pembaharuan dalam pendidikan. Oleh sebab itu guru dituntut mengembangkan alat-alat dan metode-metode pendidikan yang lebih relevan dan konsisten pada tujuan pendidikan.

RUJUKAN

Ahmad, Abu, H, 1989, Pengantar Metode Didaktik, CV. Armico, Bandung.

Bachtiar, Harsya W, 1984, Media Pendidikan, Rajawali, Bandung.

GBHN, 1993, Garis-Garis Besar Haluan Negara, Arkola, Surabaya.

Hadi. Sutrisno, 1987, Statistik II, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta. Hamalik, Oemar, 1994, Media

Pendidikan, Citra Aditya Bakti, Bandung.

H.R.L. Zainuddin, 1978, Media Dalam Pembelajaran, Pusat Sumber Belajar, Jakarta. Moeliono, Anton Menggunakan,

1980, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka, Jakarta.

Nawawi, Hadiri, H, 1993. Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjahmada Universitas Press, Yogyakarta.

Surakhmad, Winarno, 1985, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tersito, Bandung __________, 1992, Media Pendidikan, Alumni Bandung. Sumaatmaja, Nursid, 1980, Metodologi Pengajaran PPKN, Alumni Bandung. Sumaatmaja, Nursid, 1984,

Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Alumni. Bandung.

(6)

104 Sardiman, A. Menggunakan. 1992,

Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, Rajawali Press. Bandung.

Walgito, Bimo, 1982. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu informasi tentang kesehatan gigi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan yang tidak bisa dipisahkan dan penting dalam menunjang kualitas

Menurunnya keputusan pembelian ulang tersebut memiliki gap dengan suasana toko dan harga yang seharusnya dapat meningkatkan keputusan pembelian ulang konsumen

Berdasarkan penelitian di atas, maka dibuatlah sistem pendukung keputusan yang diharapkan berfungsi untuk membantu pihak JSC (Jakarta Smart City) untuk melakukan

perubahan keempat ini adalah Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden

International Business & Marketing Management – Victoria University of Wellington. Marketing Management

An online resource bank and community forum where teachers can access thousands of Cambridge support resources, exchange lesson ideas and materials, and join subject-specific

Dan semoga setelah apa yang kita dapat atau kita ketahui dari pembelajaran ini dapat membantu kita dan menjadikan kita seorang yang dapat berfikir dan bertindak dengan benar

Dengan  demikian,  otonomi  perguruan  tinggi  melalui  PTN  badan  hukum