• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KOPERASI DALAM MENGATUR CASH FLOW PARA SANTRI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN KOPERASI DALAM MENGATUR CASH FLOW PARA SANTRI SKRIPSI"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

Kecamatan Demak Kabupaten Demak Tahun 2011/ 2012)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

Dalam Ilmu Ekonomi Islam

Oleh

TRISNO EKO RIYANTO 072411081

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp. : 4 (empat) eks Hal : Naskah Skripsi

An. Sdr Trisno Eko Riyanto Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan melakukan perbaikan seperlunya bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudara:

Nama : Trisno Eko Riyanto NIM : 072411081

Jurusan : Ekonomi Islam

Judul : PERAN KOPERASI DALAM MENGATUR CASH FLOW PARA SANTRI. (Studi Kasus Di Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak)

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera di munaqosahkan.

Demikian harap menjadikan maklum Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Djohan Masruhan, MM H. Ahmad Furqon, LC, MA.

NIP. 19510510 198203 1 002 NIP. 19751218 200501 1 002

KEMENTRIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS SYARI’AH

Jl. Prof. Dr. Hamka Telp./Fax. (024) 7601291. 7615387 Semarang 50185

(3)
(4)

ABSTRAK

Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama memenuhi satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama melakukan usaha,koperasi mempunyai tujuan yang utama ialah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota-anggotanya. Dan mengenai koperasi sangat berkaitan dengan ekonomi, mengingat ekonomi sering kali belum mampu memberikan jawaban-jawaban yang memuaskan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam menganalisis dan membangun koperasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di Pondok Pesantren At-Taslim, yang diteliti adalah pondok pesantren At-Taslim. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang meneliti obyek di lapangan untuk mendapatkan data dan gambaran yang jelas dan konkrit tentang hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang di teliti. Dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif analisis yaitu sebuah metode analisis dengan mendiskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat, dengan teknik pengumpulan data, interview, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim adalah ikut serta dalam pendidika manajemen keuangan para santri, hal tersebut sesuai dengan tujuan dari didirikannya pondok pesantren At-Taslim yaitu mendidik para santri dengan ilmu agama dan juga ilmu perekonomian. Diberikannya fasilitas pembiayaan diluar konsumtif bagi para santri, pembiayaan ini diberikan apabila ada kekurangan atau keterlambatan pemberian/pengiriman uang dari orang tua. Pengabilan simpanan dengan syarat menunjukkan kartu tanda anggota pondok pesantren dan pengurus koperasi menanyakan buat keperluan apa uang tersebut, apabila untuk berfoya-foya atau untuk hal yang penting maka koperasi tidak akan mencairkan uangnya. Pemberian/pengiriman uang dari orang tua untuk santri langsung masuk ketabungan, hal tersebut dilakukan agar orang tua tidak kecolongan dalam mentasarubkannya. Pengelolaan simpanan para santri menjadi satu dengan simpanan yang lainnya untuk di putar. Pemberian hibah dari koperasi langsung di masuk ketabungan, untuk pengambilannya terserah para santri mau di ambil kapan, dan untuk menjaga keuangan para santri agar tidak boros.

(5)

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, Penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 30 Desember 2011 Deklarator,

Trisno Eko Riyanto Nim. 072411081

(6)

MOTTO





















































Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah: 2)

(7)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayah dan Ibunda tercinta (Sururi, dan Hidayah Dien Fatimah) yang telah memberikan segalanya bagi penulis, terima kasih atas segala kasih sayang serta do’anya dengan tulus ikhlas untuk kesuksesan putranya. Tiada yang dapat penulis perbuat untuk membalas kebaikan mereka. Hanya sekuntum do’a yang dapat penulis berikan. Jazakumullah khoirukum khoirol jaza,’ semoga Allah SWT. membalas amal kebaikan mereka dengan balasan yang berlipat ganda, Amin.

2. Adik-adikku tercinta Tri Wahyuni dan Robbiatus Shofiyah, yang menjadi penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi dan menjalani hidup ini. 3. Para Guru dan Dosen yang senantiasa selalu penulis harapkan barokah

ilmunya.

4. Sahabat-sahabat dan teman-teman Prodi Ekonomi Islam angkatan 2007, khususnya paket EIB’07 (Ekonomi Islam kelas B angkatan 2007) yang selalu berbagi dalam suka maupun duka.

5. Teman dekatku yang selalu mensuport serta membantuku.

6. Almamater dan Pengelola Prodi Ekonomi Islam Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang.

7. Kepada semua pihak yang telah bersedia dengan tulus ikhlas mendo’akan dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, semoga Allah SWT selalu memberi limpahan rahmat dan hidayah serta kesabaran dan ketabahan kepada semua dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyanyang, yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

PERAN KOPERASI DALAM MENGATUR CASH FLOW PARA

SANTRI(Studi Kasus di Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak), dengan baik dan lancar, Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat dan para pengikut beliau.

Kepada semua pihak yang membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya bisa menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinginya, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang 2. Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang.

3. Dr. Ali Murtadlo, M.Ag selaku Kajur Ekonomi Islam, serta Bapak Nur Fatoni, M.Ag selaku Sekjur Ekonomi Islam.

4. Drs. H. Djohan Masruhan, MM, selaku Dosen Pembimbing I, serta H. Ahmad Furqon, LC, MA, selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Segenap civitas akademika Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, para dosen, karyawan beserta staf-stafnya.

6. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah membesarkan penulis, atas segala kasih sayang serta do’anya dengan tulus ikhlas untuk kesuksesan putranya. 7. Semua sahabat dan teman-temanku yang tidak dapat penulis sebutkan

satu-persatu, terima kasih atas dukungan dan motivasinya.

8. Pihak Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi ini.

(9)

9. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi ini.

Teriring do’a semoga Allah SWT membalas kebaikan amal semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, dan mudah–mudahan apa yang penulis tuangkan dalam skripsi ini dapat menambah informasi dan bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 30 Desember 2011 Penulis

Trisno Eko Riyanto

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN ABSTRAK ... iv

HALAMAN DEKLARASI ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Permasalahan ... 8 C. Tujuan Penelitian ... 8 D. Manfaat Penelitian ... 9 E. Tinjauan Pustaka ... 9 F. Metode Penelitian ... 12 G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II : KETENTUAN UMUM TENTANG KOPERASI DAN CASH FLOW A. Koperasi ... 18

1. Pengertian Koperasi Secara Umum ... 18

2. Asas, Landasan, Fungsi, Tujuan, Prinsip, dan Manajemen Koperasi ... 19

3. Landasan Hukum Islam Tentang Koperasi ... 26

(11)

B. Al- Wadi’ah ... 32

1. Pengertian Al-Wadi’ah ... 32

2. Dasar Hukum Al-Wadi’ah ... 35

3. Rukun dan Syarat Al-Wadi’ah ... 36

4. Hukum Menerima Benda Titipan ... 36

C. Koperasi Pondok Pesanteren ... 37

1. Kolektifitas Pondok Pesantren ... 37

2. Bidang Usaha Koperasi Pondok Pesantren ... 45

D. Sisa Hasil Usaha ... 46

1. Pengertian Sisa Hasil Usaha ... 46

2. Pembagian Sisa Hasil Usaha ... 46

E. Cash Flow ... 48

1. Pengertian Cash Flow ... 48

2. Keterbatasan Cash Flow ... 49

3. Manfaat Cash Flow ... 50

4. Langkah-Langkah Penyusunan Cash Flow ... 50

F. Kewajiban dan Hak Anggota Koperasi ... 51

1. Kewajiban Anggota Koperasi... 51

2. Hak Anggota Koperasi ... 51

BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Letak Geografis Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim... 53

B. Sejarah Berdirinya Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim . 53 C. Organisasi dan Manajemen Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim ... 55

1. Keanggotaan ... 55

2. Pengurus, Pengawas dan Penasehat ... 55

D. Unit-Unit Usaha... 55

1. Unit Simpan Pinjam Syari’ah ... 55

2. Unit Usaha Warung Telkom ... 56

(12)

4. Unit Usaha Grosir ... 56 5. Unit Usaha Bengkel dan Sparepart ... 57 6. Unit Usaha Warung Serba Ada LPNU (WASERDA

LPNU)………... 57

7. Unit Usaha Depo Isi Ulang Air Minum (DAMIU

QIA)... 57

E. Perkembangan Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim ... 58

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Terhadap Peran Koperasi Dalam Mengatur Cash Flow Para Santri (Studi Kasus Di Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten

Demak).. ... 60 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 64 B. Saran-saran ... 65 C. Penutup ... 65 DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Akta Pendirian Koperasi.

Lampiran 2 : Struktur Organisasi Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim. Lampiran 3 : Nama Anggota Dan SHU Simpanan Anggota Koperasi Pondok

Pesantren At-Taslim.

Lampiran 4 : Surat Perjanjian Akad Pinjaman Dan Akad Nadzar.

Lampiran 5 : Neraca Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Tahun 2007-2010. Lampiran 6 : Laporan Rugi/Laba Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Tahun

2007-2010.

Lampiran 7 : Daftar Perincian SHU Koperasi Pondok Pesantren At-Taslim Tahun 2007-2010.

(14)

MOTO

1. Berlomba-lombalah untuk mencari ilmu, jangan harta yang kita cari, karena ilmulah yang akan mengatur kita, sedangkan harta kitalah yang mengatur. 2. Jadilah orang yang baik, dan jangan jadi orang yang sekedar kelihatan baik. 3. Teruslah berusaha untuk mencapai cita-cita, pantang menyerah, semangat dan

janganlah mudah putus asa.

4. Tiada pernah suatu kejadian menimpa tanpa ada pelajaran yang dapat kita ambil darinya.

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pondok Pesantren (Ponpes) adalah salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, keberadaan dan perannya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa telah diakui oleh masyarakat. Dalam perkembangannya Pondok Pesantren berfungsi sebagai pusat bimbingan dan pengajaran ilmu-ilmu agama Islam (tafaqquh fi al din) yang telah banyak melahirkan ulama, tokoh masyarakat dan mubaligh. Seiring dengan laju pembangunan dan tuntutan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Ponpes telah melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan peran dan sekaligus memberdayakan potensinya bagi kemaslahatan lingkungannya. Salah satu bentuk adaptasi nyata yang telah dilaksanakan adalah pendirian koperasi di lingkungan Ponpes dan dikenal dengan sebutan koperasi pondok pesantren (Kopontren).

Keberadaan gerakan koperasi di kalangan pesantren sebenarnya bukanlah cerita baru, sebab pendiri koperasi pertama di bumi Nusantara adalah Patih Wiriatmadja, seorang muslim yang sadar dan menggunakan dana masjid untuk menggerakan usaha simpan pinjam dalam menolong jama’ah yang membutuhkan dana. Tumbuhnya gerakan koperasi di kalangan santri merupakan salah satu bentuk perwujudan dari konsep ta‟awun (saling

(16)

menolong), ukhuwah (persaudaraan), tholabul ilmi (menuntut ilmu) dan berbagai aspek ajaran Islam lainnya.1

Koperasi adalah suatu bentuk kerjasama dalam lapangan perekonomian. Kerjasama ini diadakan oleh orang-orang yang memiliki kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka. Orang-orang ini bersama-sama mengusahakan kebutuhan sehari-sehari, yang mereka butuhkan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerjasama yang akan berlangsung terus, oleh sebab itu dibentuklah suatu perkumpulan sebagai bentuk kerjasama itu.2

Bentuk kerjasama tersebut untuk mewujudkan pembangunan Nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Pembangunan tersebut merupakan bentuk pembangunan manusia seutuhnya yang dilakukan bersama-sama bertujuan untuk mewujudkan Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini, koperasi harus menjadi tulang punggung dan wadah bagi perekonomian rakyat.

Kebijaksanaan Pemerintah tersebut sesuai dengan isi UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Di dalam penjelasan UUD 1945 tersebut diungkapkan bahwa membangun usaha yang sesuai adalah koperasi.3 Oleh karena itu, peran koperasi menjadi penting berkaitan dengan pelaksanaan tujuan di atas. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang

1

Azra Azyumardi, Pesantren, Kontinuitas dan Perubahan, dalam Bilik-bilik Pesantren :

Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: paramadina, 1997, h. 1.

2

Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Jakarta: PT. Rineka cipta, 2007, h. 1.

3

(17)

dapat mengumpulkan dan membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya.

Ninik Widiyanti berpendapat bahwa koperasi bersifat terbuka untuk umum. Setiap orang tanpa memandang golongan, aliran, kepercayaan atau agama orang itu, dapat diterima sebagai anggota koperasi. Koperasi memang merupakan salah satu wadah persatuan orang-orang yang miskin dan lemah ekonominya, untuk bekerjasama memperbaiki nasib dan meningkatkan taraf hidup mereka.4

Pernyataan ini sesuai dengan asas usaha koperasi pondok pesantren yang notabennya koperasi yang berlandaskan syari’ah Islam yakni; berdasarkan konsep gotong royong, dan tidak dimonopoli oleh salah satu orang pemilik modal. Begitu pula dalam hal keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang diderita harus dibagi secara sama rata dan proporsional.

Pada permulaanya kita mengenal 3 (tiga) jenis bentuk koperasi yang didasarkan pada bidang-bidang usahanya, yaitu koperasi konsumsi, koperasi produksi, dan koperasi kredit. Selanjutnya terjadi perkembangan usaha yang juga memerlukan perkembangan struktur organisasi, sehingga penjenisan koperasi seperti di atas terasa kurang tepat dan perlu dikembangkan pula. Perkembangan usaha koperasi berlangsung serba cepat dan luas mengikuti kemajuan ekonomi dan tingkat kepentingan/ kebutuhan para anggotanya, ini

4

(18)

berarti bahwa usaha-usaha dan pelayanan-pelayanannya telah meningkat, walaupun demikian gerak organisasinya tetap bertahan dengan kuat pada sendi-sendi yang khas, yaitu: Mengutamakan kesejahteraan para anggotanya

dengan gerakan cepat dan tepat.5

Sehubungan dengan perkembangan-perkembangan seperti diatas maka untuk mengusahakan pengelompokan yang lebih jelas tentang fungsi-fungsi koperasi menurut jenis dan berbagai bidang usahanya, orang-orang banyak tertarik untuk membagi koperasi sebagai berikut:6 Pertama berdasarkan fungsi usahanya (koperasi konsumsi, koperasi produksi, koperasi kredit, koperasi jasa, dan lain-lain), Kedua berdasarkan kelompok orang-orang yang secara homogen mempunyai kelompok yang sama (koperasi pegawai negeri, koperasi ABRI, PEPABRI, koperasi nelayan, koperasi petani, koperasi pelajar/ mahasiswa, koperasi pesantren, dan lain-lain, Ketiga berdasarkan jenis barang yang diolah atau dijadikan objek kegiatan (koperasi kopra, koperasi batik, koperasi garam rakyat, koperasi tembakau, koperasi perikanan/ peternakan, dan lain-lain).

Selanjutnya untuk mendukung terwujudnya iklim yang sehat (kondusif) dalam pengembangan perkoperasian, pemerintah juga telah mengeluarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1999 tentang pelarangan monopoli dan praktek persaingan yang tidak sehat. Disamping itu juga didukung dengan berbagai peraturan, antara lain Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi, Peraturan

5

G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: PT. Rineka cipta, 2005, h. 1.

6

(19)

Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang modal penyertaan pada koperasi. Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut diharapkan koperasi dapat berkembang seperti badan usaha yang lain.7

Selain Peraturan Pemerintah tersebut, untuk memacu pemerataan dan memperluas kesempatan berusaha melalui koperasi, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden No. 18 tahun 1998 tentang peningkatan pembinaan dan pengembangan perkoperasian. Inti dari kebijakan tersebut adalah masyarakat akan memiliki kemudahan dan kebebasan untuk mendirikan dan mengembangkan koperasi sesuai dengan potensi, keinginan dan kemampuannya dalam mengelola potensi ekonomi. Tentu saja setiap koperasi yang didirikan harus tetap dalam koridor yang menerapkan asas, prinsip dan semangat murni yang dianut dan dikembangkan oleh koperasi. Dengan kondisi ini diharapkan akan tumbuh koperasi-koperasi sejati (genuine co-operatives) bukan koperasi yang direkayasa (pseudo cooperatives) oleh pemerintah atau siapapun.8

Dalam GBHN 1988 juga menyatakan bahwa koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat perlu terus didorong pengembangannya dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi. Koperasi harus dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi rakyat yang mandiri, yang pertumbuhannya berakar di dalam masyarakat. Untuk itu perlu lebih ditingkatkan kesadaran, kegairahan

7

Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Koperasi Pondok Pesantren, Jakarta: Deartemen

Agama RI, 2003, h. 1.

8

Hendrojogi, Koperasi Asas-asas, Teori Dan Praktik,Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 342

(20)

dan kemampuan masyarakat luas untuk berkoperasi, antara lain melalui pendidikan, penyuluhan dan pembinaan pengelolaan koperasi.9

Asumsi manusia rasional merupakan dasar dari pemikiran ekonomi, sehingga setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia yang rasional akan berprinsip pada prinsip ekonomi yaitu menggunakan sumber yang terbatas untuk mencapai hasil yang maksimal. Untuk terlaksananya proses ekonomi dalam sebuah koperasi yang baik maka faktor lain yang sangat menentukan adalah terciptanya suatu koperasi dengan pengelolaan organisasi yang lebih efektif.

Terutama dalam koperasi pesantren perlu adanya pengelolaan yang baik, yang mana dalam kegiatan ekonomi ini santri ikut serta dalam mengelola proses ekonomi yang sedang berlangsung. Koperasi pondok pesantren ini memberikan arahan bagi santri dalam kegiatan ekonomi dan kegiatan itu dijadikan sebagai media pendidikan bagi para santri, tujuannya untuk memberikan arahan bagi santri tentang cara memilih berbagai alternatif yang dapat memuaskan kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Yang mana dengan adanya koperasi pesantren kebutuhan santri dapat terpenuhi dan koperasi pondok pesantren menyediakan apa yang santri butuhkan tetapi bukan hanya pihak pesantren saja, koperasi pesantren ini juga memberikan kebebasan kepada masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan kebutuhan mereka.

9

(21)

Bila suatu koperasi mempunyai keunggulan dalam menawarkan produk kepada anggotanya dibanding dengan nonkoperasi maka dengan sendirinya anggota akan bertransaksi dengan koperasi. Demikian halnya dengan koperasi pondok pesantren, jika koperasi pondok pesantren mempunyai keunggulan dalam menawarkan alternatif investasi kepada investor, maka investor akan menanamkan dananya kepada koperasi pondok pesantren. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa anggota dan masyarakat dapat dianggap sebagai konsumen potensial atau investor potensial yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh unit usaha dalam rangka hubungan bisnis.10

Dari jenisnya koperasi pondok pesantren At-Taslim termasuk jenis koperasi fungsional karena usaha yang di geluti adalah jasa simpan pinjam, anggotanya terdiri dari santri, alumni dan masyarakat di sekitar pondok pesantren. Penelitian ini akan membahas tentang peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri.

Karena dulu pernah ada kejadian seorang santri kehilangan uang, untuk mencegah kejadian tersebut terjadi kembali koperasi bekerja sama dengan pengurus pondok pesantren untuk mewajibkan para santri menyimpan uangnya di koperasi, hal tersebut dilakukan agar keamanan uang para santri dapat terjamin, sebab hampir seluruh santri sekolahnya tidak di dalam lingkungan pondok pesantren tapi sekolahnya diluar lingkungan pondok pesantren, kalau di simpan di kamar takutnya nanti bisa hilang atau dicuri orang, dan menurut ibu Hidayah Dien Fatimah pengurus Koperasi Pegawai

10

(22)

Negeri Kecamatan Guntur berpendapat bahwa pendapatan sisa hasil usaha itu tergantung pada setoran awalnya, apabila setoran awalnya besar maka pendapatan sisa hasil usahanya juga besar dan sebaliknya apabila setoran awalnya kecil maka pendapatan sisa hasil usahanya juga kecil.

Atas dasar pertimbangan yang telah dikemukanan di atas, maka peneliti memberi judul “Peran Koperasi Dalam Mengatur Cash Flow Para Santri” (Studi Kasus di Koperasi Pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak).

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka permasalaha yang akan diteliti adalah:

Bagaimana peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka tujuan yang yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui bagaimana peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak.

(23)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:

1. Bagi koperasi pondok pesantren di kabupaten Demak

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai saran dan pertimbangan bagi pengurus koperasi pondok pesantren dalam menarik minat anggota untuk menabung dan pemberian sisa hasil usaha (SHU) demi tercapainya tujuan koperasi yang bersangkutan.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan akan dapat menambah pengetahuan atau cakrawala berfikir dalam hal wawasan dibidang ekonomi dan perkoperasian, khususnya koperasi pondok pesantren serta sebagai ajang ilmiah untuk menerapkan berbagai teori yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktek di lapangan.

3. Bagi pembaca dan almamater

Hasil penelitian ini semoga bermanfaat bagi pembaca dalam rangka pemenuhan informasi dan referensi atau bahan kajian dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya perkoperasian pondok pesantren.

E. Telaah Pustaka

Telah menjadi sebuah ketentuan di dunia akademis, bahwa tidak ada satupun bentuk karya seseorang yang terputus dari usaha intelektual yang dilakukan generasi sebelumnya, yang ada adalah kesinambungan pemikiran

(24)

dan kemudian dilakukan perubahan yang signifikan. Penulisan ini juga merupakan mata rantai dari karya-karya ilmiah yang lahir sebelumnya. Namun sejauh informasi yang penulis ketahui penelaahan terhadap masalah yang penulis angkat belum pernah penulis temui.

Hal tersebut tercermin dalam hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan penelitian ini, antara lain skripsi-skripsi yang ada kaitannya dengan tema skripsi penulis diantaranya adalah:

1. Skripsi yang yang ditulis oleh Agus Taufik Ismail yaitu “ pengaruh partisipasi anggota tehadap sisa hasil usaha di Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (KPRI) Tumbal Kecamatan Ciamis

Kabupaten Ciamis” dalam skripsi ini Menunjukkan adanya pengaruh

yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti. Pengujian dengan menggunakan analisis ratio, analisis regresi sederhana dengan uji koefisien korelasi dan uji koefisien determinasi.11

2. Skripsi yang disusun oleh Reni Anggraeni yaitu “ Manfaat Pengelolaan Koperasi Pesantren Sebagai Media Pendidikan Ekonomi Para Santri (Studi Komparatif di Koperasi Pondok Pesantren Assalam Sukabumi)” dalam skripsi ini dijelaskan tentang Pengelolaan Koperasi Pesantren sangat bermanfaat dan melatih tanggung jawab santri terhadap suatu pekerjaan, Minat santri dalam mengelola koperasi pesantren sangat baik

11

Agus Taufik Ismail, Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha di Koperasi

Pegawai Negeri Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas

(25)

dan pengelolaan koperasi pesantren yang berkualitas dapat menambah media pendidikan bagi para santri.12

3. Thesis yang disusun oleh Nur Azizah yaitu “ Pengaruh Modal Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada KPRI Al-Ikhlas MAN

Semarang “ dalam skripsi ini dijelaskan bahwa modal secara nyata

berpengaruh positif terhadap peningkatan perolehan SHU KPRI Al-Ikhlas MAN I Semarang dengan menggunakan analisis regresi di peroleh thitung sebesar 3,514 > ttabel (2,00) dengan probabilitas 0,001 < 0,05 yang berarti ada pengaruh positif perkembangan modal terhadap peningkatan perolehan SHU anggota KPRI Al Ikhlas MAN I Semarang.13

4. Skripsi yang disusun oleh Galih Tri Purnomo yaitu “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Di Surakarta” dalam skripsi ini disimpulkan bahwa modal sendiri mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap besarnya SHU yang diperoleh KPRI, diketahui nilai t statistik variabel modal sendiri sebesar 2,037214. Modal luar mempunyai pengaruh yang negatif terhadap besarnya SHU yang diperoleh KPRI, diketahui nilai t statistik variabel modal luar sebesar -5,385923. Jumlah anggota tidak mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya SHU yang diperoleh KPRI. Volume usaha mempunyai pengaruh yang positif

12

Reni Anggraeni yaitu, Manfaat Pengelolaan Koperasi Pesantren Sebagai Media Pendidikan Ekonomi Para Santri (Studi Komparatif di Koperasi Pondok Pesantren Assalam

Sukabumi), Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008

13

Nur Azizah yaitu, Pengaruh Modal Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada

(26)

terhadap besarnya SHU yang diperoleh KPRI, diketahui nilai t statistik variabel volume usaha sebesar 4,632199.14

Dari penelaahan di atas, maka dapat jelaslah pokok permasalahan yang akan penulis kaji dalam penulisan skripsi ini berbeda dengan penulisan atau penelitian sebelumnya, karena dalam penelitian ini penulis mencoba meneliti peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak.

F. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan suatu metode guna memperoleh data-data tertentu sebagai suatu cara pendekatan ilmiah agar diperoleh suatu hasil yang baik, sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode sebagai berikut :

1. Jenis penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang meneliti obyek di lapangan untuk mendapatkan data dan gambaran yang jelas dan konkrit tentang hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.15

14

Galih Tri Purnomo yaitu , Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Di Surakarta, Skripsi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret, 2009

15

(27)

Dalam penelitian ini penulis akan meneliti tentang peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak.

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud memahami fenomena-fenomena yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.16

2. Sumber data

Adapun sumber data dalam penelitian ini, adalah : a. Sumber data primer

Yaitu sumber data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertama.17 Data yang penulis butuhkan adalah data yang terkait dengan peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak, data ini penulis uraikan di bab III. Data primer ini sangat menentukan pembahasan skripsi ini adapun data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa informasi dari pengurus koperasi dan anggota koperasi pondok pesantren At-Taslim.

16

Anselm Straus, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Surabaya: PT Bina Ilmu offset, 1997, h. 11

19 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995, h. 84

(28)

b. Sumber data sekunder

Yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.18 Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat berupa dokumen yang ada pada koperasi pondok pesantren At-Taslim.

c. Pengumpulan data

Agar diperoleh data yang valid, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1) Wawancara (Interview)

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksikaan mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai.19 Wawancara ini dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak.

2) Observasi

Observasi peneliti gunakan untuk melakukan pengamatan dan penyelidikan terhadap obyek sebagai instrumen penelitian

18

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung, Alfa Beta, cv, 2011, h. 225

19

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologi ke Arah

(29)

untuk mendapatkan data yang akurat.20 Adapun alat pengumpulan datanya disebut panduan observasi, yang digunakan untuk mendapatkan data hasil pengamatan baik terhadap benda, kondisi, situasi, kegiatan, proses, penampilan atau tingkah laku yang ada di koperasi pondok pesantren At-Taslim.21

3) Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.22 Dokumentasi ini digunakan untuk menggali data tentang laporan keuangan, laporan pembagian sisa hasil usaha, data jumlah anggota, akta pendirian, anggaran dasar, surat perjanjian akad pinjaman dan akad nadzar koperasi pondok pesantren At-Taslim.

3. Analisis data

Secara garis besar, analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yakni sebuah metode analisis dengan mendeskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu bersifat factual secara sistematis dan akurat.23 Deskriptif analisis yaitu mendeskripsikan pelaksanaan, dalam hal ini difokuskan pada peran

20

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998, h. 204

21

Sanapiah Faisal, Format-format penelitian sosial, Dasar-dasar dan aplikasi, Jakarta, CV. Rajawali, 1992, h. 136

22

Suharsimi Arikunto, Op. cit, h. 135

23

(30)

koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim, analisis ini akan digunakan pada bab IV.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapat gambaran yang mudah dimengerti, maka sebelum memasuki materi permasalahan, terlebih dahulu akan penulis uraikan tentang sistematika penulisan yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: PEMBAHASAN UMUM TENTANG KOPERASI

Bab ini akan membahas tentang pengertian koperasi, koperasi dalam teori islam dan teori umum, koperasi pondok pesantren, sisa hasil usaha, cash flow, serta hak dan kewajiban anggota koperasi. BAB III: GAMBARAN UMUM TENTANG OBJEK PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum koperasi pondok pesantren At-Taslim, meliputi sejarah koperasi, letak geografis koperasi, pengurus koperasi, dan struktur organisasi di koperasi pondok pesantren At-Taslim.

(31)

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai Analisis terhadap peran koperasi dalam mengatur cash flow para santri di koperasi pondok pesantren At-Taslim Desa Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak.

BAB V : PENUTUP

(32)

BAB II

PEMBAHASAN UMUM TENTANG KOPERASI

A. Koperasi

1. Pengertian Koperasi secara umum

Secara harfiah kata “koperasi” berasal dari : cooperation (latin), atau cooperation, atau co-operatie (belanda), dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai: bekerja bersama, atau bekerja sama, atau kerjasama, merupakan koperasi.24

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian bahwa pengertian koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.25

Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah menciptakan kesejahteraan para anggotanya. Ini dapat dicapai dengan menyediakan barang dan jasa yang mereka butuhkan dengan harga murah, menyediakan fasilitas produksi atau menyediakan dana untuk pinjaman dengan bunga yang sangat rendah.26 Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dan ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

24

Sudarsono dan Edilius, Koperasi Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: PT. Renika Cipta, 2005, h. 1.

25

G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005, h. 10

26

(33)

masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.

2. Asas, Landasan, Fungsi, Tujuan, Prinsip, dan Manajemen Koperasi a. Asas Koperasi

Menurut Undang-Undang No.25/1992, pasal 2 menetapkan bahwa kekeluargaan sebagai asas koperasi, hal tersebut sejalan dengan penegasan ayat 1 pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya.27

Hal tersebut juga menurut pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila bahwa manusia Indonesia memang mengakui kodrat kemanusiaannya sebagai mahluk pribadi yang mempunyai potensi, inisiatif, daya kreasi yang harus dikembangkan secara selaras, serasi, dan seimbang di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kesadaran mengenai kodrat manusia seperti itu, maka setiap manusia Indonesia percaya bahwa dirinya tidak akan dapat berkembang dengan baik bila ia tidak bekerja sama dengan anggota masyarakat lainnya.

Kesadaran seperti itulah yang kemudian mendorong tumbuhnya sikap mental yang mengarah kepada semangat kekeluaegaan. Dengan diangkatnya semangat kekeluargaan sebagai asas koperasi, maka ia diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran pada masing-masung orang yang terlibat dalam organisasi koperasi, untuk senantiasa bekerja sama

27

(34)

dengan anggota-anggota koperasi lainnya dengan rasa setia kawan yang tinggi.28

Rasa setia kawan yang tinggi sangatlah penting artinya bagi perkembangan usaha koperasi, sebab hal tersebut akan mendorong setiap anggota koperasi untuk merasa sebagai satu keluarga besar yang senasib dan sepenanggungan dalam memenuhi kebutuhan hajat hidupnya.

Dalam pengembangan koperasi rasa setia kawan tersebut harus didukung oleh unsur penting lainnya, yaitu adanya kesadaran akan harga diri dan kepercayaan pada diri sendiri, ketiga unsur itu, rasa setia kawan, kesadaran akan harga diri dan kepercayaan pada diri diharapkan akan saling memperkuat setiap anggota koperasi dalam melakukan usaha untuk meningkatkan kemakmuran bersama.29

b. Landasan Koperasi

Sesuai dengan Bab II UU No. 25/1992 tentang pokok-pokok perkoperasian, mengemukakan bahwa landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila, landasan Struktural: UUD 1945 dan landasan geraknya: Pasal 33 ayat (1) UUD 1945, beserta penjelasannya, landasan mentalnya: Setia kawan dan kesadaran berpribadi.30

Menurut Panji Anaroga dan Nanik Widiyanti, landasan koperasi merupakan suatu dasar tempat berpijak yang memungkinkan koperasi tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang dalam pelaksanaan 28 Ibid. h. 46 29 Ibid. h. 47 30 Ibid. h. 43

(35)

usaha untuk mencapai tujuan dan cita-cita. Koperasi mempunyai tiga landasan yaitu sebagai berikut:

1) Landasan idiil koperasi berupa pancasila

2) Landasan Struktural koperasi UUD 1945 dan landasan geraknya pasal 33 ayat UUD 1945 beserta penjelasannya

3) Landasan mentalnya koperasi setia kawan dan kesadaran berpribadi. Setiakawan merupakan landasan untuk bekerjasama berdasarkan pada azaz kekeluargaan sedangkan kesadaran pribadi mempunyai harga diri pada diri sendiri.31

c. Fungsi Koperasi

Fungsi-fungsi koperasi Indonesia tidak dapat dipisahkan dari situasi dan kondisi, dari latar belakang budaya serta latar belakang sejarah dan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia yaitu:

1) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia dibidang ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup dan kedudukan ekonominya serata melaksanakan pasal 33 UUD 1945 serta penjelasannya.

2) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia untuk mewujudkan demokrasi ekonomi nasional Indonesia.

31

(36)

3) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai gerakan masyarakat untuk mensukseskan pembangunan nasional Indonesia serta menjamin hari esok yang sejahtera dan bahagia.

4) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai soko guru ekonomi nasional Indonesia yang menjamin kemajuan serta kemakmuran bersama rakyat Indonesia.

5) Koperasi Indonesia harus berfungsi sebagai alat pemersatu rakyat Indonesia yang miskin dan lemah ekonominya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945.32

d. Tujuan Koperasi

Menurut UU No. 25 tahun 1992 koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945.33

e. Prinsip Koperasi

Menurut UU No. 25 Tahun 1992, prinsip koperasi meliputi: (1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, (2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis, (3) Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, (4) Pemberian

32

Ibid. h. 48-49

33

(37)

balas jasa yang terbatas pada modal, (5) Kemandirian, (6) Pendidikan koperasi, (7) Kerjasama antar koperasi.34

f. Manajemen Koperasi

Manajemen adalah suatu rangkaian tindakan sistematik untuk mengendalikan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Fungsi manajemen menurut George R. Terry adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan (planning)

Fungsi ini mengidentifikasi bahwa dalam pengelolaan perlu ada perencanaan yang cermat untuk dapat mencapai target yang ditentukan, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek yaitu pembuatan program-program kegiatan serta sarana yang diperlukan. 2) Pengorganisasian (organizing)

Fungsi ini memfokuskan pada cara agar target yang dicanangkan dapat dilaksanakan, yaitu dengan menggunakan wadah/perangkat organisasi yang inti seperti:

a) Membentuk suatu sistem kerja terpadu yang terdiri atas berbagai lapisan atau kelompok dan jenis tugas yang diperlukan.

b) Memperhatikan rentang kendali.

c) Terjaminnya sinkronisasi dari tiap bagian atau kelompok lapisan kerja guna mencapai sasaran yang ditetapkan.

34

(38)

3) Pelaksanaan (actuating)

Suatu gagasan atau konsep, meskipun telah tersedia wadah yang berupa organisasi dengan uraian tugas dan hirarkinya belum akan berjalan aktif tanpa dicetuskan mengenai pelaksanaan dari tugas dalam organisasi tersebut, Terry menyebutkan actuating means move to action.

4) Pengawasan (controlling)

Untuk meyakinkan para pemilik perusahaan, dalam hal ini para anggota koperasi, maka rapat anggota perlu membentuk suatu badan di luar pengurus yang bertugas memantau atau meneliti tentang pelaksanaan kebijakan yang ditugaskan kepada pengurus.

Prinsip controlling ini harus dijabarkan dalam organisasi koperasi. Selain controlling tersebut dilakukan oleh pengawas, pengurus wajib menciptakan suatu sistem pengendali atau bisa disebut build in control, sistem kerja yang mengandung build in

control ini perlu dijabarkan dalam organisasi.35

Dalam pengelolaan koperasi perlu adanya manajemen koperasi yang sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi manajemen koperasi yang terdiri atas fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan, dan fungsi pengawasan. Kemudian dalam garis besarnya fungsi manajemen koperasi dapat dibedakan atas:

35

Titik Sartika Partomo, Ekonomi Dan Koperasi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004, cet 2. h. 66

(39)

a) Manajemen operasi

Manajemen operasi adalah salah satu aspek dari manajemen koperasi yang memusatkan perhatianya terhadap pengelolaan variabel-variabel kunci yang menentukan tercapainya efisiensi dan efektifitas kegiatan utama koperasi secara optimal.36

b) Manajemen keuangan

Pusat perhatian manajemen keuangan adalah terhadap pengelolaan berebagai aspek keuangan suatu usaha sebagai salah satu sumber daya strategis untuk menjalankan usaha, maka masalah pengelolaan keuangan ini sangatlah penting bagi kelangsungan hidup koperasi.37 c) Manajemen keuangan

Pada hakikatnya manajemen keuangan adalah mengupayakan tercapainya keseimbangan antara kebutuhan dana dan penggunaannya. Pengertian seimbang dalam hal ini adalah keseimbangan antara sisi aktiva dengan pasiva di neraca, dengan keseimbangan tersebut maka koperasi dapat di katakana sehat dilihat dari segi liquiditas, solvabilitas,

dan rentabilitas.38

Liquiditas adalah kemampuan untuk menyediakan dana dalam jumlah yang cukup untuk membiayai semua transaksi usaha koperasi. Solvabilitas adalah kemampuan dalam memenuhi semua kewajiban keuangan kepada pihak ketiga, baik utang jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan rentabilitas adalah kemampuan dalam

36

Revrisond Baswir, Op.cit. h. 194

37

Ibid. h. 195

38

(40)

menghasilkan keuntungan, baik dengan menggunakan dana eksternal maupun dengan menggunakan dana internal.39

d) Manajemen pemasaran

Manajemen pemasaran adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan koperasi untuk menimbulkan permintaan terhadap barang dan jasa yang di hasilkan.40

3. Ladasan Hukum Islam Tentang Koperasi

a. Koperasi Melalui Pendekatan Sistem Syari’ah

1) Sistem ekonomi Islam yang integral dan merupakan suatu kumpulan dari barang-barang atau bagian-bagian yang bekerja secara bersama-sama sebagai suatu keseluruhan, seperti firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 208 yang bunyinya:

                         

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 208) 2) Bagian dari nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam yang mengatur

bidang perekonomian umat yang tidak terpisahkan dari aspek-aspek lain dari keseluruhan ajaran Islam yang komprehensif dan integral, seperti firman Allah SWT dalam surat al-Maidah ayat 3 yang bunyinya: 39 Ibid. h. 197 40 Ibid. h. 202

(41)

                   

Artinya: pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. (QS. Al-Maidah: 3)

b. Tujuan Sistem Koperasi Syariah

1) Mensejahterakan Ekonomi Anggota sesuai norma dan moral Islam, sesuai firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 168 yang bunyinya:                           

Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu

mengikuti langkah-langkah syaitan; karena

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata

bagimu. (QS. Al-Baqarah: 168)41

Dan surat al-Maidah ayat 87-88 yang berbunyi:

                                                  

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (QS. Al-Maidah: 87-88)

41

Http//bmt-syari’ah, blogspot. Com/2009/II/ landasan - dasar - system - koperasi- syari’ah. h. 1

(42)

Dan juga surat Al-Jumuah ayat 10 yang bunyinya:                          

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S Al-Jumuah: 13)

2) Persaudaraan dan Keadilan Bersama, sesuai firman Allah SWT dalam surat al-Hujarat ayat 13 yang berbunyi:

                                   

Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujarat: 13)

3) Distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata dan Agama Islam mentolerir kesenjangan kekayaan dan penghasilan karena manusia tidak sama dalam hal karakter, kemampuan, kesungguhan dan bakat. Perbedaan diatas tersebut merupakan penyebab perbedaan dalam pendapatan dan kekayaan. Hal ini dapat terlihat pada Al Qur’an surat al-An’am ayat 165 yang bunyinya:                                    

(43)

Artinya: Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujarat: 165)

4) Kebebasan pribadi dalam kemaslahatan sosial yang didasarkan pada pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk kepada Allah, hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an surat Ar Ra’d ayat 36 yang bunyinya:

                         

Artinya: Katakanlah "Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk

menyembah Allah dan tidak mempersekutukan

sesuatupun dengan Dia. hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali" (Q.S Ar Ra’d: 36).

c. Kaidah Ushul Fiqih Yang Dipakai

1) Kemaslahatan masyarakat lebih besar harus didahulukan dari pada kemaslahatan individu yang lebih sempit.

2) Meskipun “menghilangkan bahaya kesukaran” dan “mendorong kemaslahatan” kedua-duanya merupakan tujuan pokok syari’ah, namun yang pertama harus lebih didahulukan.

3) Kerugian yang lebih besar tidak dapat ditimpakan untuk menghindari kerugian yang lebih sempit atau kemaslahatan yang lebih besar tidak dapat dikorbankan untuk mendapatkan kemaslahatan yang lebih kecil.42

42

(44)

4. Koperasi Dalam Teori Prinsip Syari’ah a. Pengertian Baitul Mal Wa Tamwil

Dalam prinsip syari’ah koperasi dinamakan baitul mal wa

tamwil (BMT), baitul mal wa tamwil secara harfiyah/ lughowi baitul

mal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha, dari pengertia tersebut dapat ditarik pengertian yang menyeluruh bahwa BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial.43

b. Visi Dan Misi Baitul Mal Wa Tamwil 1) Visi Baitul Mal Wa Tamwil

Mewujudkan lembaga yang profesional dan dapat meningkatkan kualitas ibadah yang mencakup aspek ritual peribadatan dan segala aspek kehidupan.

2) Misi Baitul Mal Wa Tamwil

Membangun dan mengembangkan tatanan perekonomian Indonesia dan struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran-berkemajuan, serta makmur-maju berkeadilan berlandaskan syari’ah dan ridho Allah SWT.44

c. Tujan, Prinsip dan Fungsi Baitul Mal Wa Tamwil 1) Tujuan baitul mal wa tamwil

43

Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Yogyakarta, UII Press, 2004, h. 126

44

(45)

Tujuan baitul mal wa tamwil adalah meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.45

2) Prinsip Baitul Mal Wa Tamwil

Dalam melaksanakan usahanya BMT berpegang teguh pada prinsip utama yaitu sebagai berikut:

a) Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

b) Keterpaduan, yakni menggerakan dan mengarahkan etika bisnis yang dinamis, proaktif, progresif adil dan berakhlaq mulia.

c) Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi.

d) Kebersamaan, yakni kesatuan pola piker, sikap, dan cita-cita antar semua elemen BMT.

e) Kemandirian, yakni mandiri diatas semua golongan politik.

f) Profesionalime, yakni semangat kerja yang tinggi („amalus sholihah/ahsnu amala), yakni di landasi dengan dasar keimanan. g) Istiqomah; konsisten, konsekuen, kontinuitas/ berkelajutan tanpa

henti dan tanpa pernah putus asa.46 3) Fungsi Baitul Mal Wa Tamwil

Dalam rangka untuk mencapai tujuannya, baitul mal wa tamwil berfungsi: 45 Ibid., h. 128 46 Ibid, h. 130

(46)

a) Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong dan mengembangkan kemampuan potensi ekonomi anggota. b) Meningkatkan kualitas SDM anggota.

c) Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota

d) Menjadi perantara keuangan (financial inter mediary) antara

agniya sebagai shohibul maal dengan du‟afa sebagai

mudhorib.47

d. Asas dan landasan Baitul Mal Wa Tamwil

Baitul mal wa tamwil (BMT) berasaskan pancasila dan UUD1945 serta berlandaskan prinsip syari’ah islam, keimanan, keterpaduan (kaffah), kekeluargaan/ koperasi, kebersamaan, kemandirian, serta profesionalisme.48

B. Al-Wadi’ah

1. Pengertian Al-Wadi‟ah

Secara bahasa al-wadi‟ah memiliki dua makna, yaitu memberikan harta untuk dijaganya dan penerimaannya (I‟tho‟u al-Mal Liyahfadzahu wa fi Qobulihi), menurut istilah al-wadi’ah dijelaskan oleh para ulama sebagai berikut: 47 Ibid, h. 131 48 Ibid, h. 130

(47)

a. Menurrut Malikiyah al-wadi‟ah memiliki dua arti, yang pertama ibarah perwakilan untuk pemeliharaan harta secara mujarad.49 dan yang kedua ibarah pemindahan pemeliharaan sesuatu yang dimiliki secara mujarad yang sah dipindahkan kepada penerima titipan.

b. Menurut Hanafiyah al-wadi‟ah berarti al-Ida‟ yaitu ibarah seseorang menyempurnakan harta kepada yang lain untuk dijaga secara jelas atau dilalah, dan sesuatu yang ditinggalkan pada orang terpercaya supaya dijaganya.

c. Menurut Syafi’iyah yang dimaksud dengan al-Wadi‟ah ialah akad yang dilaksanakan untuk Mengatur sesuatu yang dititipkan.

d. Menurut Hanabilah yang dimaksud dengan al-Wadi‟ah ialah titipan,perwakilan dalam pemeliharaan sesuatu secara bebas.50

Al-Wadi‟ah juga dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.51 Akad berpola

al-Wadiah di bagi menjadi dua yaitu al-Wadi‟ah yad al-amanah dan

al-Wadi‟ah yad adh-dhamanah, pada awalnya al-Wadi‟ah muncul dalam

bentuk yad al-Amanah, yang kemudian dalam perkembangannya memunculkan yadh-dhamanah (tanagn penanggung). Akad al-Wadi‟ah

yadh-dhamanah ini akhirnya banyak dipergunakan dalam aplikasi

perbankan syari’ah dalam produk-produk pendanaan.

49

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Pustaka, 2002, h. 179 50

Ibid, h. 180

51

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari‟ah Dari Teori ke Praktek, Jakarta, Gema Insani, 2009, h. 85

(48)

Secara umum al-Wadi‟ah yad amanah (tangan amanah) adalah titipan murni dari pihak penitip (muwaddi‟) yang mempunyai barang/ asset kepada pihak penyimpan (mustawda‟) yang diberi amanah/ kepercayaan, baik individu maupun badan hukum, tempat barang yang dititipkan harus dijaga dari kerusakan, kerugian, keamanan, dan keutuhannya, dan dikembalikan kapan saja penyimpan menghendaki.52 Dalam hal ini si penyimpan tidak bertanggung jawab atas segala kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada titipan selama hal itu bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan.53

Dari prinsip yad al-Amanah (tangan amanah) kemudian berkembang prinsip al-Wadi‟ah yad adh-dhamanah (tangan penanggung) yang berarti bahwa pihak penyimpan dana bertanggung jawab atas segala kerusakan atau kehilangan yang terjadi pada barang/ asset titipan,54 dan barang/ asset yang dititipkan seperti simpanan giro, tabungan, dan deposito berjangka dapat dimanfaatkan oleh pihak bank untuk kepentingan masyarakat dan kepentingan negara.55

Sebagai konsekuensinya semua keuntungan yang dihasilkan dari dana titipan tersebut menjadi milik si penerima titipan, dalam hal ini yang dimaksud si penerima titipan adalah Bank, BMT atau koperasi simpan pinjam yang menggunakan prinsip syari’ah, dan sebagai imbalannya si

52

Ascarya, Akad & Produk Bank Syari‟ah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 42

53

Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h. 180

54

Ascarya, op.cit., h. 43

55

(49)

penyimpan mendapat jaminan keamanan terhadap hartanya.56 Dan juga mendapat fasilitas-fasilitas seperti insentif atau bonus, artinya si penerima titipan tidak dilarang untuk memberikan jasa atas pemakaian uangnya berupa insentif atau bonus dengan catatan tanpa perjanjian dimuka atau terlebih dahulu baik nominal maupun persentasenya dan ini murni merupakan kebijakan Bank, BMT, atau koperasi simpan pinjam yang menggunakan prinsip syari’ah sebagai pengguna uang (dana).57

2. Dasar Hukum Al-Wadi’ah

Al-Wadi‟ah adalah amanat bagi orang yang menerima titipan dan ia wajib mengembalikannya pada waktu pemilik meminta kembali, seperti firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 58 yang bunyinya:

             

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya. (QS. an-Nisa:58).58

Dan surat al-Baqarah ayat 283 yang bunyinya:

                

Artinya: akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya. (QS Al-Baqarah: 283).59

Dan hadits nabi juga menyebutkan, diriwayatkan oleh Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda “sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan membalas khianat kepada orang

56

Muhammad Syafi’I Antonio, op.cit, h. 87

57

Kasmir, op.cit., h. 181

58

Muhammad Syafi’I Antonio, op.cit., h. 85

59

(50)

yang telah mengkhianatimu”. (HR Abu Dawud).60

Diriwayatkan juga oleh Imam Dar al-Quthni dan Aarar bin Syu’aib, dari kakeknya bahwa Nabi SAW bersabda “siapa saja yang dititipi, Ia tidak berkewajiban

menjamin”, (Riwayat Daruquthni). Dan “tidak ada kewajiban menjami

untuk orang yang diberi amanat”. (Riwayat al-Baihaqi).61

3. Rukun dan Syarat al-Wadi’ah

Menurut Hanafiyah bahwa rukun al-Wadi’ah adalah satu, yaitu ijab dan qobul, adapun yang lainnya adalah termasuk syarat dan tidak termasuk rukun. Sedangkan menurut Syafi’iyah bahwa al-Wadi’ah memiliki tiga rukun, yaitu:

a. Barang yang dititipkan, syarat pada barang yang dititipkan adalah barang atau benda itu merupakan sesuatu yang dapat dimiliki menurut syara’.

b. Yang menitipkan dan yang menerima titipan, disyaratkan pada penitip dan yang menerima titipan sudah baligh, berakal serta syarat-syarat lain yang sesuai dengan syarat-syarat berwakil.

c. Shigat ijab dan qabul al-Wadi’ah, disyaratkan pada ijab qabul ini dimengerti oleh kedua belah pihak, baik dengan jelas maupun samar.62 4. Hukum Menerima Benda Titipan

Dijelaskan oleh Sulaiman Rasyid, bahwa hukum menerima benda-benda titipan ada empat macam yaitu sunat, haram, wajib, dan makruh, secara lengkap dijelaskan sebagai berikut:

60

Muhammad Syafi’I Antonio, op.cit, h. 86

61

Hendi Suhendi, op.cit, h. 182

62

(51)

a. Sunat, disunatkan menerima titipan bagi orang yang percaya kepada dirinya bahwa dia sanggup untuk Mengatur benda-benda yang dititipkan kepadanya.

b. Wajib, diwajibkan menerima benda-benda titipan bagi seseorang yang percaya bahwa dirinya sanggup menerima dan Mengatur benda-benda tersebut, sementara tidak ada orang lain yang dapat dipercaya untuk memelihara benda-benda tersebut.

c. Haram, apabila seseorang tidak kuasa dan tidak sanggup memelihara benda-benda titipan, maka bagi orang seperti ini diharamkan menerima benda-benda titipan, sebab dengan menerima benda-benda titipan berarti memberikan kesempatan (peluang) kepada kerusakan atau hilangnya benda-benda titipan, sehingga akan menyulitkan pihak yang menitipkan.

d. Makruh, dimakruhkan menerima benda-benda titipan bagi orang yang percaya pada dirinya sendiri bahwa dia mampu Mengatur benda-benda titipan, tetapi dia kurang yakin (ragu) pada kemampuannya.63

C. Koperasi Pondok Pesantren

1. Kolektifitas pondok pesantren

Tujuan koperasi pondok pesantren yang utama adalah memenuhi kebutuhan hidup anggota-anggotanya, dengan jalan menyelenggarakan aktivitas ekonomi secara bersama-sama. Kolektifitas (kekuatan koperasi)

63

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur yang terlalu panjang membuat kerugian bagi calon nasabah karena harus menungu lebih lama lagi atau prosedur yang longgar dapat membuat lembaga keuangan

Karena besaran suhu dari sensor suhu masih berupa sinyal analog, maka sinyal ini harus diubah menjadi sinyal digital agar dapat disimpan dalam sebuah basis-data di

Pada penelitian ini penulis memilih 2 (dua) model fitur seleksi untuk meningkatkan hasil akurasi penelitian, yaitu Particle Swarm Optimization (PSO) dan Genetic

BANK berhak dengan ketentuan dan syarat-syarat yang dianggap baik oleh BANK untuk menjual dan/atau mengalihkan sebagian atau seluruh hak tagih BANK, baik pokok maupun bunga,

Sedangkan untuk pengujian struktur 6 node dapat diketahui bahwa struktur graph biasa sama struktur tree pada treemap memiliki jumlah node yang sama karena pada

32 Maka dipanggil oleh Jesus akan murid-muridnja, lalu katanja, &#34;Hatiku sangat kasihan akan orang banjak ini, karena sudah tiga hari lamanja mereka itu tinggal bersama-sama

Pada penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah faktor predisposisi (umur, pendidikan, pengetahuan, sikap dan budaya), faktor pendukung (penghasilan keluarga dan jarak

Untuk ekstraksi fitur tekstur akan didapatkan nilai dari histogram fitur yang dihasilkan dan akan dilakukan pengujian dengan kuantisasi panjang histogram, sedangkan