• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kesehatan Reproduksi a. Pengertian

Kesehatan reproduksi menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman (Rejeki, 2008).

Menurut Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, 1994 Kesehatan Reproduksi adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi (Admin, 2008).

Menurut FCI, 2000, kesehatan reproduksi remaja didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan terbebas dari kehamilan yang tak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, serta semua bentuk kekerasan dan pemaksaan seksual (Rohmawati, 2008).

7

b. Organ Reproduksi

(2)

Kata ” reproduksi ” tersusun dari dua kata yakni kata ” re ” bermakna kembali dan kata ” produksi ” bermakna perangkat / alat yang digunakan untuk membuat generasi / keturunan (Yuntaq, 2009).

1). Organ Reproduksi perempuan

a). Organ Reproduksi Eksternal Perempuan (1). Mons Veneris

Bagian yang menonjol di atas simfisis dan pada perempuan dewasa ditutup oleh rambut kemaluan. Berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran.

(2). Klitoris

Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada laki–laki. Mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf, sehingga sangat sensitf pada saat hubungan seks.

(3). Labia Mayora (bibir besar)

Berasal dari mons veneris bentuknya lonjong menjurus ke bawah dan bersatu di bagian bawah. Bagian luar labia mayor terdiri dari kulit berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar keringat, bagian dalamnya tidak berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung saraf sehingga sensitif saat berhubungan seks. Berfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan seksual.

8

(3)

Merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora. Bagian depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan seks bertambah. Labia ini analog dengan kulit skrotum pada laki – laki. Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.

(5). Vestibulum

Bagian kelamin ini dibatasi oleh kedua labia kanan – kiri dan bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia minora. Pada bagian vestibulum terdapat muara vagina (liang senggama), saluran kencing, kelenjar bartholini, dan kelenjar skene. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan apabila ada rangsangan seksual yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama.

(6). Himen (selaput dara)

Merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar. Pada umumnya himen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar endometrium (lapisan dalam rahim). Pada saat hubungan seks pertama himen akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan himen merupakan tonjolan kecil yang disebut karunkule mirtiformis.

(4)

b). Organ Reproduksi Internal Perempuan (1). Vagina

saluran musculo-membranasea (selaput otot) yang menghubungkan rahim dengan saluran luar, bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan otot sfingter ani (otot dubur) sehingga dapat dikendalikan dan dilatih. Dinding depan vagina berukuran 9 cm dan dinding belakangnya 11 cm. Berfungsi sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai sarana hubungan seksual, saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi.

(2). Rahim (uterus)

Bentuk rahim seperti buah pir, dengan berat sekitar 30 gr. Terletak di panggul kecil diantara rektum (bagian usus sebelum dubur) dan di depannya terletak kandung kemih. Ruang rahim berbentuk segitiga, dengan bagian besarnya diatas. Bagian-bagian dari rahim (uterus) yaitu servik uteri, korpus uteri, fundus uteri. Secara histologis uterus dibagi menjadi tiga bagian yaitu : endometrium yaitu lapisan uterus yang paling dalam yang tiap bulan lepas sebagai darah menstruasi, miometrum yaitu lapisan tengah lapisan ini terdiri dari otot polos, dan perimetrium merupakan lapisan luar yang terdiri dari jaringan ikat. Fungsi rahim adalah tempat bersarangnya atau tumbuhnya janin di dalam rahim, janin makan melalui plasenta yang melekat pada dinding rahim,

(5)

tempat pembuatan hormon misal HCG (Human Chorionic Gonadotropin).

(3). Tuba Fallopii

Tuba fallopii berasal dari ujung ligamentum latum berjalan kearah lateral, dengan panjang sekitar 12 cm. Saluran ini bukan merupakan saluran lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakannya menjadi empat bagian. Di ujungnya terbuka dan mempunyai fibriae, sehingga dapat menangkap ovum saat terjadi pelepasan ovum (telur). Saluran telur ini merupakan saluran hasil konsepsi menuju rahim. Berfungsi sebagai saluran yang membawa ovum yang dilepaskan ovarium ke dalam uterus, tempat terjadinya fertilisasi, fimbria mengangkat ovum yang keluar dari ovarium.

(4). Indung Telur (ovarium)

Terletak antara rahim dan diding panggul, dan digantung ke rahim oleh ligamentum ovarii proprium dan ke diding panggul oleh ligamentum nifudibulo-pelvikum. Indung telur merupakan sumber hormon wanita yang paling utama. Saat lahir bayi perempuan mempunyai sel telur 750.000, umur 6-15 tahun sebanyak 439.000, umur 16-25 tahun sebanyak 159.000, umur 26-35 tahun sebanyak 59.000, umur 35-45 tahun sebanyak 34.000, dan masa menopause semua telur menghilang. Berfungsi memproduksi ovum (sel telur),

(6)

sebagai organ yang menghasilkan hormon (estrogen dan progesteron).

(5). Parametrium (penyangga rahim)

Merupakan lipatan peritonium dengan berbagai penebalan, yang menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan atasnya mengandung tuba fallopii dan ikut serta menyangga indung telur. Bagian ini sensitif terhadap infeksi sehingga mengganggu fungsinya. Berfungsi untuk mengikat atau menahan organ-organ reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak bergerak dan berhubungan dengan organ sekitarnya. (Manuaba, 1999).

c. Menstruasi

Adalah perdarahan dari uterus yang keluar melalui vagina selama 5-7 hari, dan terjadi setiap 22 atau 35 hari. Yang merangsang menimbulkan menstruasi adalah hormon FSH dan LH, prolaktin dari daerah otak dan hormon estrogen serta progesteron dari sel telur yang dalam keseimbangannya menyebabkan selaput lendir rahim tumbuh dan apabila sudah ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi hormon estrogen dan progesteron menurun terjadilah pelepasan selaput lendir dengan perdarahan terjadilah menstruasi (Yuntaq3, 2009).

Pada tiap siklus dikenal tiga masa utama, yaitu :

(7)

1). Masa haid, berlangsung selama 2-8 hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum).

2). Masa proliferasi, sampai hari ke-14. Pada waktu itu endometrium tmbuh kembali, disebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara hari ke-12 dan ke-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.

3). Masa sekresi, ketika itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Di bawah pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke arah sel- sel desisua, terutama yang berada diseputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.

d. Penyakit Menular Seksual

Adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Akan beresiko tinggi apabila dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Baik laki-laki maupun perempuan bisa beresiko tertular penyakit kelamin. Perempuan beresiko lebih besar tertular karena bentuk alat reproduksinya lebih rentan terhadap PMS. 50% dari perempuan yang tertular PMS tidak tahu bahwa ia sudah tertular (Rejeki, 2008).

PMS tidak dapat dicegah hanya dengan :

13

(8)

2). Minum jamu tradisional.

3). Minum obat antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seksual. PMS yang umum terdapat di Indonesia adalah :

1). Gonorrea

Kuman penyebabnya yaitu Neisseria Gonnorrhoeae. Tanda-tandanya : nyeri pada saat kencing, merah, bengkak dan bernanah pada alat kelamin. Komplikasi yang timbul adalah infeksi radang panggul, mandul, menimbulkan kebutaan pada bayi yang dilahirkan. Pemeriksaan yaitu dengan pewarnaan gram (Rejeki, 2008).

2). Chlamidia

Disebabkan oleh bakteri Chlamydia Trachomatis. Gejala yang ditimbulkan : cairan vagina encer berwarna putih kekuningan, nyeri di rongga panggul, perdarahan setelah hubungan seksual. Komplikasi yang mungkin terjadi : biasanya menyertai gonore, penyakit radang panggul, kemandulan akibat perlekatan pada saluran falopian, infeksi mata pada bayi baru lahir, memudahkan penularan infeksi HIV (Rejeki, 2008).

14

3). Sifilis

Kuman penyebabnya adalah Treponema Palidum. Sekitar 6–12 minggu setelah hubungan seks muncul bercak merah pada tubuh yang dapat hilang sendiri tanpa disadari. Komplikasi pada wanita hamil antara lain : dapat melahirkan dengan kecacatan fisik seperti kerusakan kulit, limpa, hati dan keterbelakangan mental (Rejeki, 2008).

(9)

4). Trikomonasiasis

Disebabkan oleh protozoa Trichomonas Vaginalis. Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain : keluar cairan vagina encer berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk, sekitar kemaluan bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman. Komplikasi yang bisa terjadi : lecet sekitar kemaluan, bayi lahir prematur, memudahkan penularan infeksi HIV (Rejeki, 2008).

5). Kutil kelamin

Disebabkan oleh Human Papiloma Virus. Gejala yang ditimbulkan : tonjolan kulit seperti kutil besar disekitar alat kelamin (seperti jengger ayam) (Rejeki, 2008).

6). HIV-AIDS

HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyebabkan AIDS. Hampir tidak ada gejala yang muncul pada awal terinfeksi HIV. Tetapi ketika berkembang menjadi AIDS, maka orang tersebut perlahan-lahan akan kehilangan kekebalan tubuhnya sehingga mudah terserang penyakit dan tubuh akan melemah. Tes HIV (ELISA dua kali) perlu disertai konseling sebelum dan sesudah tes dilakukan.

a). HIV dapat ditularkan dengan cara :

15

(1). Hubungan seksual tanpa pelindung dengan Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA).

(10)

(2). Menggunakan benda tajam yang terkontaminasi oleh virus HIV, misalnya jarum suntik pada pengguna dan pecandu narkoba, alat pembuat tatto dan alat tindik.

(3). Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV. (4). Dari ibu ODHA kepada bayi yang dikandung dan disusuinya. b). HIV tidak dapat ditularkan kepada orang lain melalui :

(1). Bersalaman atau berpelukan.

(2). Makanan dari piring yang pernah digunakan ODHA. (3). Batuk atau bersin ODHA.

(4). Gigitan nyamuk.

(5). Berenang ditempat berenang yang sama dengan ODHA.

(6). Mengunjungi ODHA dirumah atau dirumah sakit (Rejeki, 2008).

16

2. Remaja

a. Pengertian

Menurut WHO (World Health Organization) remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada

(11)

orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja (Admin, 2008).

Masa Remaja atau Masa Adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang di tandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Moersintowarti, 2002).

Untuk mengetahui lebih lanjut, Peneliti akan mencoba menguraikan definisi remaja yang berkaitan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan. b. Tahap Perkembangan Remaja

Dalam proses penyesuaian diri terhadap kedewasaan ada 2 tahap perkembangan remaja yaitu :

1) Remaja awal

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis, disebut remaja awal adalah usia 12-15 tahun.

17

2) Remaja Media

Yaitu usia 15-19 tahun pada tahap ini remaja membutuhkan kawan-kawan, ia senang kalau banyak teman-teman yang menyukainya. Selain itu

(12)

ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak harus memilih yang mana, peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis dan sebagainya.

3) Remaja Akhir

Yaitu berusia 19-21 tahun. Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa ditandai dengan 4 pencapaian yaitu :

a). Minat yang mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b). Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain sedalam pengalaman-pengalaman baru.

c). Egosentrisme (terlalu memusatkan pada diri sendiri dengan keseimbangan antara kepentingan dir sendiri dan orang lain.

18

d). Tumbuh dinding memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public), (Sarwono, 2002).

3. Cara Merawat Organ Reproduksi Eksternal Remaja Putri

Seharusnya, merawat organ intim tanpa kuman dilakukan sehari-hari mulai bangun tidur dan mandi pagi. Beberapa cara merawat organ reproduksi remaja putri yaitu sebagai berikut :

a. Daerah di sekitar vagina harus dibersihkan dengan sabun. Membersihkan organ intim wanita tidak perlu sampai kebagian dalamnya, cukup pada bagian luar permukaan vagina saja (Ariev, 2008).

b. Mengeringkan daerah di sekitar vagina sebelum berpakaian. Sebab, tidak dikeringkan, akan menyebabkan celana dalam yang dipakai menjadi basah

(13)

dan lembab. Selain tidak nyaman dipakai, celana basah dan lembab berpotensi mengundang bakteri dan jamur (Ariev, 2008).

c. Tidak dianjurkan menaburkan bedak di vagina dan daerah sekitarnya. karena ada kemungkinan bedak tersebut akan mengumpul di sela-sela lipatan vagina yang sulit terjangkau tangan untuk dibersihkan dan akan mengundang kuman (Ariev, 2008).

d. Disediakan celana dalam ganti didalam tas kemanapun pergi, hal ini menghindari kemungkinan celana dalam kita basah (Ariev, 2008).

e. Pakailah celana dalam dari bahan katun, karena dapat menyerap keringat dengan sempurna (Ariev, 2008).

19

f. Menghindari pemakaian celana dalam dari bahan satin ataupun bahan sintetik lainnya, justru menyebabkan organ intim menjadi panas dan lembab (Ariev, 2008).

g. Ganti pembalut saat haid setiap mandi dan selesai buang air kecil (Ariev, 2008).

h. Dianjurkan untuk mengganti pembalut 4-5 kali sehari disaat darah haid sedang banyak-banyaknya (Ariev, 2008).

i. Membersihkan vagina dengan air sebaiknya dilakukan dengan menggunakan shower toilet. Semprotlah pemukaan luar vagina dengan pelan dan menggosoknya dengan tangan (Ariev, 2008).

j. Gantilah celana dalam sekurang-kurangnya dua sampai tiga kali sehari (Law, 2007).

(14)

l. Sebaiknya tidak mengenakan celana terlalu ketat, berbahan nilon, jins, dan kulit (Law, 2007).

m. Saat cebok setelah BAB / BAK, bilas dari arah depan ke belakang. Hal ini untuk menghindari terbawanya kuman dari anus ke vagina (Law, 2007). n. Memotong / mencukur rambut kemaluan sebelum panjang secara teratur (Ixan

CS, 2008).

20

o. Memakai handuk khusus untuk mengeringkan daerah kemaluan (Dhey, 2007). p. Apabila kita menggunakan WC umum, sebaiknya sebelum duduk siram dulu

WC tersebut (di-flushing) terlebih dahulu baru kemudian kita gunakan (dr. Inong, 2007).

4. Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Peningkatan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penciuman, penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Pada dasarnya manusia melewati dengan dua cara sehingga dalam otaknya ada bayangan, mengetahui lewat indera (perceive) dan mengetahui lewat akal (conscive). Pengetahuan yang diperoleh lewat indera disebut terapan (perception) dan yang diperoleh lewat akal disebut pengertian

(15)

(conception). Pengetahuan persepsi mengacu pada hal-hal konkrit, sedangkan pengetahuan konsepsi mengacu pada hal-hal abstrak (Notoatmodjo, 2003). b. Pentingnya Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sama penting dalam membentuk tindakan seseorang ( over behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,2007).

21

c. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi merupakan sarana pentig dalam melakukan praktik perawatan organ reproduksi eksternal perempuan. Pengetahuan yang mencakup domain kognitif mencakup 6 tingkatan (Notoatmodjo,2003).

1). Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yamg dipelajari atau rangsangan yang diterima, oleh karena itu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

2). Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat diinterpretasikan materi tersebut dengan benar.

(16)

3). Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dalam keadaan yang nyata.

22

4). Analisis (analysis)

Yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5). Sintesis (sinthesis)

Yaitu menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi-formulasi yang telah ada.

6). Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Penilaian ini ditentukan untuk suatu kriteria yang ditentukan atau menggunakan materi yang ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan enam tingkatan diatas.

(17)

Pengetahuan seseorang termasuk pengetahuan mengenai kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Irmayanti (2007) pengetahuan secara tidak langsung dipengaruhi oleh faktor demografi seperti pendidikan, paparan media massa, ekonomi, hubungan sosial, pengalaman dan akses layanan kesehatan.

1). Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon sesuatu yang datang dari luar orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.

23

2). Paparan media massa (akses informasi)

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, audio, majalah, pamflet dan lain-lain), akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media.

3). Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan yang termasuk kebutuhan sekunder.

(18)

4). Hubungan sosial (lingkungan sosial budaya)

Manusia adalah makhluk sosial dimana kehidupan berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi.

24

5). Pengalaman

Pengalaman individu tentang berbagai hal bisa, diperoleh dari tingkat kehidupan dalam proses perkembangannya, misal sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik misalnya seminar.

6). Akses layanan kesehatan

Mudah atau sulit mengakses layanan kesehatan tentunya akan berpengaruh terhadap pengetahuan dalam hal kesehatan

5. Praktik atau Tindakan (practice)

Suatu sikap optimis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas (Notoatmodjo, 2007).

Praktik ini mepunyai beberapa tingkatan : a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya. b. Responsi Terpimpin (guide response)

(19)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua. Misalnya, seseorang ibu dapat memasak dengan benar, mulai dari cara mencuci dan memotong-motongnya, lamanya memasak, menutup pancinya dan sebagainya.

25

c. Mekanisme (mecanisme)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. Misalnya, seseoarang ibu yang sudah mengimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.

d. Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, ibu dapat memilih dan memasak makana yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana.

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik (practice) kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan (overt behavior) (Notoatmodjo, 2007).

(20)

26 Secara teori memang perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru itu mengikuti tahap-tahap yang telah disebutkan di atas, yakni melalui proses perubahan: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), praktik (practice) atau “KAP”. Beberapa penelitian telah membuktikan hal itu, namun penelitian lainnya juga membuktikan bahwa proses tersebut tidak selalu seperti teori di atas (KAP), bahkan di dalam praktik sehari-hari terjadi sebaliknya. Artinya, seseorang telah berperilaku positif, meskipun pengetahuan dan sikapnya masih negatif.

Untuk memperoleh data praktik atau perilaku yang paling akurat adalah melalui pengamatan (observasi). Namun dapat juga dilakukan melalui wawancara dengan pendekatan recall atau mengingat kembali perilaku yang telah dikakukan oleh responden beberapa waktu yang lalu (Notoatmodjo, 2007).

Adapun faktor – faktor yang merupakan penyebab perilaku dibedakan dalam tiga jenis :

a. Faktor Pendukung (predisposing)

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat adalah pengetahuan, sikap, dan praktik seseorang atau masyarakat tersebut terhadap apa yang akan dilakukan. Misalnya, dengan pengetahuan yang dimiliki siswi tentang kesehatan reproduksi maka dia akan dapat mengambil sikap mengenai apa yang harus dilakukan untuk merawat organ reproduksi eksternal.

(21)

27

Adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Misalnya, untuk merawat organ reproduksi eksternal pada remaja putri, maka diperlukan peran orang tua, guru untuk membimbing dan mengarahkan, buku atau sumber informasi lainnya mengenai tentang kesehatan reproduksi.

c. Faktor penguat (reinforsing)

Pengetahuan, sikap, dan fasilitas yang tersedia kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Dengan adanya pengalaman pribadi serta adanya pengaruh dari luar seperti teman maka akan dapat memperkuat terjadinya praktik dan berubah menjadi perilaku. Misalnya, siswi telah mengetahui tentang kesehatan reproduksi, merawat organ reproduksi tetapi mereka tidak mempraktikannya.

(22)

28 B. Kerangka Teori FAKTOR PENDUKUNG Pengetahuan FAKTOR PEMUNGKIN 1. Orang Tua 2. Guru 3. Buku

4. Sumber Informasi lain

PRAKTIK MERAWAT ORGAN REPRODUKSI FAKTOR PENGUAT 1. Pengalaman pribadi 2. Teman/orang lain

Skema 2.1 : Kerangka Teori

(23)

29

C. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Praktik perawatan organ reproduksi eksternal Pengetahuan tentang

kesehatan reproduksi

Skema 2.2 Skema Kerangka Konsep Sumber : Nursalam, 2003

D. Hipotesis Penelitian

Ada Hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan praktik perawatan organ reproduksi eksternal (studi pada siswi SMA N 2 Mranggen Kabupaten Demak).

Referensi

Dokumen terkait

Bukti-bukti tentang perkembangan Islam, adalah jejak pemukiman, benteng-benteng tradisional, bangunan kolonial yang digunakan sebagai masjid yang mungkin difungsikan

c. Mahasiswa dan Lulusan: 1) Secara kuantitatif, jumlah mahasiswa baru yang diterima Prodi PAI relatif stabil dan di atas rata-rata dibandingkan dengan jumlah

a) Mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisinya. Pemilihan obat untuk dimasukan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi secara subjektif

Perkembangan Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Ruang Notariat 1 (Lt.3, Gedung C).. Moderator: Desak Putu Dewi Kasih

Hasil yang diperoleh dari sistem ini adalah tracking panel surya single axis yang dapat tegak lurus dengan arah matahari dan mendapatkan nilai tegangan, arus dan

informan dengan menggunakan purposive adalah dengan memilih informan tergantung dengan kriteria apa yang digunakan. Sehingga kita menentukan terlebih dahulu

Dari seluruh penjelasan dan kajian di atas, dapat disimpulkan bahwa kasus Mesuji adalah satu dari sekian ribu kasus konflik pertanahan antara masyarakat dengan pengusaha yang