• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN CAPAIAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH LAPORAN CAPAIAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2016"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM

1. Kedudukan Organisasi

Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada tanggal 24 Januari 2007 menyampaikan Rencana Aksi Nasional (RAN) untuk mengurangi resiko bencana. Selanjutnya, pada tanggal 26 April 2007 disahkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Kedua perangkat hukum tersebut di atas merupakan komitmen pemerintah untuk mengurangi resiko bencana dan membangun masyarakat yang tanggap dan tangguh dalam menghadapi ancaman bencana. Selain itu, keduanya juga merupakan landasan hukum terbentuknya lembaga penanggulangan bencana baik ditingkat pusat maupun tingkat daerah.

Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Utara Nomor 79 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Fungsi dan Uraian Serta Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara telah disahkan pada tanggal 7 Nopember 2016, dimana PERDA ini merupakan dasar hukum terbentuknya lembaga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara yang akan melaksanakan Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk mengurangi resiko bencana dan membangun masyarakat yang tanggap dan tangguh dalam menghadapi ancaman bencana khususnya di daerah Kabupaten Luwu Utara.

2. Tugas Pokok dan Fungsi

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BPBD 1) Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara mempunyai tugas berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Luwu Utara No. 79 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas serta Tata Cara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara yaitu sebagai berikut :

 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana,

(2)

merata.

 Menetapkan standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana

 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana.

 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang.

 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari APBD, APBN dan sumber pendapatan sah lainnya.

 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

2) Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam menjalankan tugasnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah memiliki fungsi:

 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien; dan

 Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menjalankan fungsi :

 Koordinasi penanggulangan bencana;

 Komando penanggulangan bencana; dan

 Pelaksana penanggulangan bencana.

ketiga fungsi tersebut dijabarkan kedalam kegiatan strategis dalam penanggulangan bencana. Fungsi Koordinasi penanggulangan bencana dilaksanakan melalui dengan lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, lembaga usaha, lembaga internasional dan/atau pihak lain yang dipandang perlu pada tahap prabencana dan pascabencana. Fungsi

(3)

terkena bencana melalui pengerahan Sumber Daya Manusia, peralatan, dan logistik dari BPBD dan instansi terkait serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana. Fungsi

pelaksana terkait dengan kondisi pasca bencana yang dilaksanakan

secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah, dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana; kebjakan pembangunan nasional, serta selaras dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Struktur Organisasi BPBD

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara, struktur organisasi dan Sumber Daya Manusia yang dimiliki dapat dilihat pada Bagan berikut ini :

(4)

KAB. LUWU UTARA

2.2 Uraian Tugas dan fungsi

Uraian Tugas dan Fungsi masing-masing dapat dilihat sebagai berikut : 2.2.1. Kepala Badan

Kepala Badan dijabat secara rangkap (ex-officio) oleh Sekretaris Daerah dan Bertanggung jawab langsung kepada Bupati.

Tugas Pokok :

Merumuskan Konsep Sasaran , mengkoordinasikan,

menyelenggarakan, membina dan mengarahakn, mengevaluasi serta Melaporkan hasil pelaksanaan Tugas BPBD

KEPALA BADAN

SEKRETARIS DAERAH (EX OFICIO)

UNSUR PENGARAH KEPALA PELAKSANA

SEKRETARIAT

SUB. BAG. PROG. DAN PER-UU SUB. BAG. KEPEG & KEU SUB. BAG. UMUM & RT

BIDANG PENCEGAHAN DAN

KESIAPSIAGAAN BID. KEDARURATAN & LOGISTIK BID. REHAB. REKON

SUB. BIDANG PENCEGAHAN & KESIAPSIAGAAN SUB. BIDANG PEMADAM

KEBAKARAN

SUB. BIDANGPENYELAMATAN, EVAKUASI & PENANGANAN PENGUNGSI

SUB. BIDANG SARPRAS.&LOG.

SUB BID. REHABILITASI SUB BID. REKONSTRUKSI

S A T G A S KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

1. Instansi 2. Profesional /

(5)

a. Perumusan kebijakan badan; b. Penyusunan Rencana Strategis;

c. Penyelenggaraan Pelayanan Umum di BPBD;

d. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, Pengawasan program dan kegiatan BPBD; dan

e. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan BPBD 2.2.2. Unsur Pengarah

Tugas Pokok :

Memberikan masukan dan saran kepada kepala badan dalam penanggulangan bencana

Fungsi :

a. Perumusan konsep kebijakan penanggulangan bencana; b. Pemantauan; dan

c. Evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana 2.2.3. Kepala Pelaksana

Tugas Pokok :

Melaksanakan penanggulangan bencana secara integrasi meliputi pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.

Fungsi :

d. Pengkoordinasian penyelengaraan penanggulangan bencana; e. Pengkomandoan penyelenggaraan penanggulangan bencana;

dan

f. Pelaksanaan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana 2.2.4. Sekretariat Unsur Pelaksana

Tugas Pokok :

Unsur pelaksana adalah membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumberdaya serta kerjasama.

(6)

a. Mengkoordinasikan,sinkronisasi,dan integrasi program perencanaan dan perumusan kebijakan di lingkungan Badan; b. Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum

dan peraturan perundang-undangan, organisasi, tatalaksana, peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah penanggulangan bencana;

d. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi Unsur Pengarah penanggulangan bencana;

e. Pengumpulan data dan Informasi kebencanaan dan

f. Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan penanggulangan bencana.

2.2.3. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Tugas Pokok

Menyiapkan bahan standarisasi penanganan bencana, peta rawan bencana dan informasi dini gejala bencana serta penanganan kebakaran.

Fungsi :

a. Pelaksanaan pembinaan terhadap langkah pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana;

b. Pemantauan,penetapan,mengkonfirmasikan peta rawan dan penanggulangan bencana; dan

c. Pelaksanaan tugas di bidang pencegahan,kesiapsiagaan dan penanganan kebakaran.

2.2.5. Sub Bidang Pencegahan & Kesiapsiagaan Tugas Pokok :

Menyiapkan bahan standarisasi penanganan bencana,peta rawan bencana dan informasi dini gejala bencana serta penanganan kebakaran.

(7)

a. Pelaksanaan pembinaan terhadap langkah pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana;

b. Pemantauan,penetapan,mengkonfirmasikan peta rawan dan penanggulangan bencana;dan

c. Pelaksanaan tugas di bidang pencegahan,kesiapsiagaan dan penanganan kebakaran.

Rincian Tugas

a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan berdasarkan langkah-langkah operasional Bidang dan evaluasi tahun sebelumnya agar tercipta kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas;

b. Membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan agar tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;

c. Melaksanakan kegiatan pencegahan penanggulangan bencana meliputi identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana untuk mengurangi dan menghilangkan resiko bencana

d. Melaksanakan mitigasi melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana;

e. Memberikan peringatan dini kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat secara langsung atau melalui media;

f. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam rangkah pencegahan dan mitigasi pada tahap bencana;

g. Melaksanakan hubungan kerja dengan instansi dan lembaga terkait dibidang pencegahan dan mitigasi pada prabencana; h. Menyusun persyaratan standar teknis pencegahan dan mitigasi

bencana berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan untuk pedoman penanggulangan bencana;

(8)

penanggulangan bencana untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, kemampuan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana;

j. Memantau, mengevaluasi dan analisis laporan tentang pelaksanaan pencegahan dan mitigasi penanggulangan bencana pada prabencana;

k. Membuat laporan pencegahan penanggulangan bencana secara bulanan, triwulan dan tahunan serta pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan kegiatan yang telah dilakukakan dan sesuai dengan sumber data yang ada agar dipergunakan sebagai bahan masukan atasan; dan

l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun secara tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

2.2.6. Bidang Kedaruratan dan Logistik Tugas Pokok :

Menyusun dan menetapkan prosedur penanganan darurat penyelamatan, evakuasi, penanganan pengungsi, sarana dan prasarana darurat serta logistik korban bencana.

Fungsi :

a. Penyusunan dan penetapan prosedur penanganan bencana; b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan

bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh;

c. Penanganan darurat untuk penyelamatan dan evakuasi korban bencana;

d. Pemberian bimbingan dan pelayanan pengungsi terhadap korban bencana;

e. Pemberian bantuan sarana, prasarana dan logistik terhadap korban bencana; dan

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah kabupaten.

(9)

a. Merencanakan langkah-langkah operasional Bidang Kedaruratan dan Logistik berdasarkan rencana kerja badan dan kegiatan tahun sebelumnya dan sumber data yang ada untuk digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan;

b. Membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa hasil kerja bawahan dan menyediakan pelaksanaan tugas bawahan agar tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;

c. Menyusun kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan tenaga logistik untuk mengurangi dampak bencana;

d. Mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi evakuasi korban, penyelamatan nyawa dan harta korban, pemenuhan kebutuhan dasar, pengurusan pengungsi serta pemulihan darurat untuk kemudahan akses pengerahan sumber daya manusia,peralatan,logistic dan lain-lain;

e. Membantu komandan kedaruratan dalam mengelola sumber daya yang diserahkan oleh sector/lembaga terkait dalam rangka tanggap darurat bencana;

f. Mengkoordinir penentuan status keadaan darurat bencana pada saat tanggap darurat untuk kemudahan akses pengerahan sumber daya manusia,peralatan,logistic,dan lain-lain;

g. Melaksanakan hubungan kerja dengan instansi dan lembaga terkait di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat,penanganan pengungsi dan dukungan tenaga dan logistic agar keterpaduan penanggulangan bencana;

h. Memantau,mengevaluasi dan menganalisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di badan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat,penanganan pengungsi dan dukungan tenaga logistic;

(10)

lokasi kejadian bencana,penyebab bencana,cakupan wilayah dampak bencana,penyebab kejadian bencana dan lain-lain menjadi bahan masukan bagi atasan;dan

j. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh atasan baik secara lisan maupun secara tertulis sesuai tugas dan fungsinya agar tercapai kelancaran dalam pelaksanaan tugas.

2.2.7. Sub Bidang Sarana dan Prasarana Darurat dan Logistik Tugas pokok :

Memfasilitasi penyediaan kebutuhan sarana dan prasana serta logistik korban bencana dengan tepat dan cepat, efektif dan efisien serta terkoordinasi

Fungsi :

a. Pemberian bantuan sarana,prasarana dan logistik terhadap korban bencana;dan

b. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Uraian tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan berdasarkan langkah-langkah operasional bidang dan hasil evaluasi tahun sebelumnya agar tercipta kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas;

b. Membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan agar tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;

c. Menyusun kebutuhan logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana;

d. Melaksanakan pengarahan logistik dan instansi/lembaga dan masyarakat meliputi permintaan, penerimaan dan penggunaan untuk melakukan tanggap darurat;

e. Melaksanakan hubungan kerja dengan instansi dan lembaga terkait dalam rangka penyediaan logistik dan peralatan untuk melakukan tanggap darurat;

(11)

pelaksanaan kebijakan di bidang logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana;

g. Membuat laporan penerimaan dan penggunaan logistik pada saat tanggap darurat secara bulanan, triwulan, tahunan serta pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dan disesuaikan dengan sumber data yang ada agar dipergunakan sebagai bahan masukan atasan;

h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun secara tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

2.2.8. Sub Bidang Penyelamatan, Evakuasi dan Penanganan Pengungsi Tugas pokok :

Menginventarisir korban bencana untuk menyelamatkan dan mengevakuasi serta penanganan pengungsi secara tepat dan cepat serta efektif dan efisien.

Fungsi :

a. Penanganan darurat untuk penyelamatan dan evakuasi korban bencana

b. Pemberian bimbingan terhadap korban bencana; dan c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan Uraian tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan berdasarkan langkah-langkah operasional bidang dan hasil evaluasi tahun sebelumnya agar tercipta kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas;

b. Membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan agar tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;

c. Melaksanakan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat yang meliputi evakuasi korban, penyelamatan nyawa dan harta korban, pemenuhan kebutuhan dasar, pengurusan pengungsi serta pemulihan prasarana dan sarana;

(12)

daya yang diserahkan sektor/lembaga terkait dalam rangka tanggap darurat bencana;

e. Menyiapkan bahan pertimbangan kepada bupati dalam menentukan status keadaan daerah sesuai dengan tingkatan bencana;

f. Melaksanakan hubungan kerja dengan instansi dan lembaga terkait di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi agar tercipta keterpaduan penanggulangan bencana;

g. Memantau,mengevaluasi dan menganalisis laporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi;

h. Membuat laporan situasi kejadian bencana meliputi waktu dan lokasi kejadian bencana,penyebab bencana,cakupan wilayah dampak bencana,penyebab kejadian bencana dan lain-lain untuk menjadi bahan masukan bagi atasan;dan

i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun secara tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

2.2.9. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Tugas pokok :

Melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana kebutuhan korban bencana dan masyarakat pada umumnya.

Fungsi :

a. Penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan rehabilitasi dan rekonstruksi korban bencana;

b. Pemberian bantuan rehabilitasi secara adil dan setara terhadap korban bencana;

c. Penyelengaraan rekonstruksi terhadap daerah yang terkena bencana ;dan

(13)

Pelaksana Badan. Uraian tugas :

a. Merencanakan langkah-langkah operasional Bidang Kedaruratan dan Logistik berdasarrkan rencana kerja Badan dan kegiatan tahun sebelumnya dan sumber data yang ada untuk digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan;

b. Membagi tugas,memberi petunjuk, memeriksa hasil kerja bawahan menyediakan pelaksanaan tugas bawahan agar tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;

c. Menyusun kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat,penanganan pengungsi dan dukungan tenaga logistik untuk mengurangi dampak bencana;

d. Mengkoordinasi dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi evakuasi korban,penyelamatan nyawa dan harta korban,pemenuhan kebutuhan dasar,pngurusan pengungsi serta pemulihan darurat prasarana dan sarana;

e. Membantu komandan darurat dalam mengelola sumber daya yang diserahkan sektor/lembaga terkait dalam rangka tnggap darurat bencana;

f. Mengkoordinir penentuan status keadaan darurat bencana pada saat tanggap darurat untuk kemudahan akses pegerahan sumber daya manusia,peralatan,logistikdan lain-lain;

g. Melaksanakan hubungan kerja dengan instansi dan lembaga terkait di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan tenaga logistik agar keterpaduan penanggulangan bencana;

h. Memantau,mengevaluasi dan menganalisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat,penanganan pengungsi dan dukungan tenaga dan logistik;

(14)

lokasi kejadian bencana, penyebab bencna,cakupan wilayah dampak bencana,penyebab kejadian bencana dan lain-lain untuk menjadi bahan masukan bagi atasan;dan

j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun secara tertulis sesuai tugas dan fungsinya agar tercapai kelancaran dalam pelaksanaan tugas.

2.2.10. Sub Bidang Rekonstruksi Tugas pokok :

Menyusun rencana dan penyelenggaraan rekonstruksi terhadap daerah yang terkena bencana.

Fungsi :

a. Penyelenggaraan rekonstruksi terhadap daerah yang terkena bencana;dan

b. Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh pimpinan. Uraian tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bidang rekonstruksi berdasarkan langka-langkah yang operasional kesekretariatan dan hasil evaluasi tahun sebelumnya agar tercipta kelancaran dan pelaksanaan tugas:

b. Membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan agar tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;

c. Menyusun kebutuhan rekonstruksi dengan memperhatikan standar konstruksi bangunan, kondisi sosial, adat istiadat, budaya lokal dan ekonomi;

d. Menetapkan prioritas kegiatan rekonstruksi berdasarkan pada analisis kerusakan dan kerugian;

e. Mengkoordinasi dan melaksanakan rekonstruksi pada wilayah pasca bencana yang meliputi kegiatan perbaikan lingkungan daerah bencana,perbaikan prasarana dan sarana umum, pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat dan lain-lain

(15)

sosial dan budaya masyarakat pada wilayah pasca bencana f. Melaksanakan hubungan kerja dengan instansi dan lembaga

terkait dalam rangka rekonstruksi penanggulangan bencana pasca bencana;

g. Memantau mengevaluasi dan menganalisis pelaporan tentang pelaksanaan rekonstruksi penanggulangan bencana pada wilayah pasca bencana;

h. Melaporkan penyelenggaraan rekonstruksi penanggulangan bencana pada saat pasca bencana secara bulanan dan tahunan serta hasil pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan untuk dipergunakan sebagai bahan masukan atasan; dan

i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun secara tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

2.2.11. Sub Bidang Rehabilitasi Tugas pokok :

Menyusun rencana program rehabilitasi dan fasilitas pemberian bantuan secara adil dan setara terhadap korban bencana

Fungsi :

a. Pemberian bantuan rehabilitasi secara adil dan serta terhadap korban bencana;dan

b. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan.

Uraian tugas :

a. Menyusun rencana kegiatan sub. Bidang Rehabilitasi berdasarkan langkah-langkah operasional bidang hasil evaluasi tahun sebelumnya agar tercipta kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas ;

b. Membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan agar tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;

(16)

memperhatikan standar konstruksi bangunan, kondisi sosial, adat istiadat, budaya lokal dan ekonomi;

d. Menetapkan prioritas kegiatan rehabilitasi berdasarkan pada analisis kerusakan dan kerugian

e. Mengkoordinasikan dan melaksanakan rehabilitasi pada wilayah pasca bencana yang meliputi kegiatan perbaikan lingkungan daerah bencana, perbaikan prasarana dan sarana umum, pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat dan lain-lain untuk normalisasi semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat;

f. Melaksanakan hubungan kerja dan instansi dan lembaga terkait dalam rangka rehabilitasi penanggulangan bencana pada pasca bencana.

g. Memantau mengevaluasi dan menganalisis pelaporan tentang pelaksanaan rehabilitasi penanggulangan bencana pada pasca bencana;

h. Melaporkan penyelenggaraan rehabilitasi penanggulangan bencana pada saat pasca bencana rehabilitasi secara bulanan, triwulan dan tahunan serta hasil pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan untuk dipergunakan sebagai bahan masukan atasan;

i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun secara tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk kelancaran peaksanaan tugas.

2.2.12. Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan Tugas Pokok

Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan mempuunyai tugas pengelolaan urusan keuangan dan kepegawaian administrasi baik rutin maupun dana dekonsentrasi.

(17)

a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Kepegawaian dan keuangan berdasarkan langkah-langkah operasional kesekretariatan dan hasil evaluasi tahun sebelumnya agar tercipta kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas;

b. Menyusun rencana kerja Sub Bagian Keuangan berdasarkan langkah-langkah operasional kesekretariatan dan hasil evaluasi tahun sebelumnya agar tercipta kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas;

c. Membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan agar tercapai efektivitas pelaksanaan tugas;

d. Menyusun dan/atau mengoreksi rencana anggaran pendapatan dan belanja badan agar terwujud pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel;

e. Mengontrol pengumpulan dan pelaporan data dalam rangka penyusunan DUK, Pengusulan Karpeg, Karis/Kartu, Askes, Taspen dan Bapertarum agar tersedia data usulan yang valid; f. Menyusun dan/atau mengoreksi bahan usul kenaikan pangkat

dan kenaikan gaji berkala pegawai sesuai periode yang telah ditetapkan agar kenaikan pangkat dan gaji berkala dilakukan tepat waktu;

g. Mengontrol dan merekapitulasi daftar hadir pegawai sesuai data absensi harian agar tersedia data bagi pembinaan dan disiplin pegawai;

h. Melakukan penyusunan dan pengusulan kebutuhan diklat pegawai baik diklat struktural, teknis maupun fungsional agar pengusulan tepat waktu dan dijadikan sebagai data masukan kebutuhan diklat lebih lanjut;

i. Meneliti dan mengkaji anggaran penerimaan dan pendataan sesuai rencana strategi Badan agar terwujud pencapaian penerimaan sesuai target;

(18)

tahunan agar tersedia data pertanggungjawaban keuangan yang akurat;

k. Memverifikasi anggaran penerimaan dan pengeluaran dinas sesuai dengan data keuangan yang ada agar terwujud pengelolaan keuangan yang akuntabel;

l. Melakukan konsultasi pelaksanaan kegiatan dengan unit/instansi atau lembaga terkait untuk mendapatkan masukan dalam kelancaran pelaksanaan tugas;

m. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan bulanan, triwulan dan tahunan serta pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan untuk digunakan sebagai bahan masukan atasan; dan

n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun tertulis sesuai dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

2.2.13. Sub Bagian Program dan Perundang-Undangan Tugas Pokok

Melakukan penyusunan program pengumpulan bahan peraturan perundang-undangan

Rincian Tugas

a. Menyusun rencana kegiatan Sub bagian Program, Data dan Evaluasi berdasarkan langkah-langkah operasional kesekretariatan dan hasil evaluasi tahun sebelumnya agar tercipta kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas;

b. Membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan agar tercapai efektivitas pelaksanaan tugas;

c. Megatur pelaksanaan kegiatan penyiapan bahan penyusunan dan penjabaran program agar tersusun program dan kegiatan yang akomodatif;

(19)

penyusunan database dan statistik badan;

f. Memberi layanan informasi/humas dan protokol kepada masyarakat/pihak terkait secara transparan dan akurat untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

g. Melakukan penyusunan laporan penanggulangan bencana, pengawasan melekat, budaya kerja dan laporan kinerja baik LAKIP, LKPJ, LPPD dan laporan lainnya;

h. kinerja dinas sebagai bahan pertanggungjawaban dan masukan bagi atasan;

i. Melakukan konsultasi pelaksanaan kegiatan dengan

unit/instansi atau lembaga terkait untuk mendapatkan masukan dalam kelancaran pelaksanaan tugas;

j. Membuat laporan bulanan, triwulan dan tahunan serta Melaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan sumber ata yang ada dan berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan agar dipergunakan sebagai bahan masukan atasan; dan

k. Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara lisan maupun secara tertulis dan fungsinya untuk

kelancaran pelaksanaan tugas. 2.2.14. Sub Bagian Umum dan Rumah Tangga

Tugas Pokok

Melakukan pengelolaan administrasi umum, urusan surat menyurat, kearsipan, pengelolaan perlengkapan dan rumah tangga serta pertokoleran di Lingkungan Unsur Pelaksana BPBD Kabupaten.

Rincian Tugas

a. Membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil kerja bawahan agar tercapai efektivitas pelaksanaan tugas;

b. Melaksanakan kegiatan pengelolaan naskah dinas yang masuk dan keluar agar terarah dan terkendali;

(20)

sesuai ketentuan untuk pemenuhan kebutuhan PNS dan pihak terkait terhadap bahan pustaka dinas;

d. Melaksanakan kegiatan urusan rumah tangga dalam menata maupun membersihkan ruangan agar terasa nyaman dalam melaksanakan tugas;

e. Mengatur dan melaksanakan kegiatan pengamanan kantor pada jam dinas maupun diluar jam dinas agar terjamin keamanan sarana dan prasarana gedung kantor;

f. Melaksanakan pengelolaan perlengkapan kantor untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;

g. Melakukan konsultasi pelaksanaan tugas dengan unit/instansi atau lembaga terkait untuk mendapatkan masukan dalam kelancaran pelaksanaan tugas;

h. Membuat laporan waskat, budaya kerja, bulanan, triwulan dan tahunan serta pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dan sesuai dengan sumber data yang ada dipergunakan sebagai bahan masukan atasan; dan i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan

baik secara lisan maupun secara tertulis sesuai tugas dan

fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas. 3. Sumber Daya Manusia yang dimiliki berdasarkan Kualifikasi Pendidikan, Pangkat

dan Golongan, Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara sebanyak 39 (Tiga Puluh Sembilan) orang. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan, Jumlah Pejabat Struktural Dan Fungsional dapat kita lihat pada tabel berikut :

(21)

Jumlah Pegawai berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

I Pasca Sarjana :

1 S2 Ilmu Pemerintahan 1 Orang

2 S2 Manajemen 2 Orang 3 S2 Teknik 1 Orang 4 S2 Agama 1 Orang Jumlah 5 Orang II Srata Satu 1 S1 Teknik 5 Orang 2 S1 Hukum 3 Orang

3 S1 Ilmu Sosial 2 Orang

4 S1 Administrasi 1 Orang

5 S1 Ilmu Pemerintahan 1 Orang

6 S1 Ekonomi 4 Orang

7 S1 Pertanian 1 Orang

8 S1 Kehutanan 1 Orang

9 S1 Pendidikan 1 Orang

Jumlah 19 Orang

III SMA 15 Orang

39 Orang

No. Kualifikasi Pendidikan Jumlah

Jumlah Total (I+II+III)

Tabel 2

Jumlah Pegawai berdasarkan Pangkat dan Golongan

No. Pangkat Golongan

1 Pembina Utama Madya IVc 1 Orang

2 Pembina IVa 3 Orang

3 Penata Tk. I IIId 5 Orang

4 Penata IIIc 5 Orang

5 Penata Muda Tk. I IIIb 4 Orang

6 Penata Muda IIIa 5 Orang

7 Pengatur IIc 3 Orang

8 Pengatur Muda Tk. I IIb 10 Orang Jumlah

(22)

Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Struktural dan Fungsional

No. Jabatan Struktural

1. Pejabat Struktural Eselon II 1 Orang 2. Pejabat Struktural Eselon III 4 Orang 3. Pejabat Struktural Eselon IV 9 Orang 14 Orang

Jumlah

Jumlah B. MAKSUD DAN TUJUAN

Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999, azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi ; azas kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas keterbukaan, azas proporsionalitas, azas akuntabilitas. Azas akuntabilitas berarti bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan dituangkan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini.

Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 sebagai dasar dan petunjuk teknis penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah juga mewajibkan instansi pemerintah mulai dari pejabat eselon II ke atas untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan penjelasan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategik yang dirumuskan sebelumnya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah memiliki dua fungsi utama sekaligus yaitu :

Pertama, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan sarana bagi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders (Bupati, DPRD dan masyarakat).

Kedua, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan sarana evaluasi atas

pencapaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa datang. Dua fungsi utama tersebut

(23)

Kinerja Instansi Pemerintah oleh setiap Instansi Pemerintah.

Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara Tahun 2016 mencakup hal-hal berikut ini :

Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2016 sebagai sarana pertanggungjawaban Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 2016.

Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan Laporan Instansi Pemerintah 2016 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara bagi upaya perbaikan kinerja di masa mendatang. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara dapat ditingkatkan secara berkelanjutan

Dengan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini, diharapkan dapat memberikan gambaran kepada semua pihak yang berkepentingan mengenai kinerja yang telah dicapai dalam Tahun 2016. Selanjutnya dapat diharapkan adanya masukan-masukan sebagai umpan balik yang bermanfaat dan alternatif pemecahan masalah-masalah yang dihadapi yang semuanya mengarah pada peningkatan kinerja yang pada gilirannya mencapai pelayanan umum yang optimal kepada masyarakat melalui pelaksanaan otonomi daerah yang konstitusional. Akuntabilitas Kinerja Manajemen Kinerja

L A K I P

(24)

Pada dasarnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara selama Tahun 2016. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja dimasa datang.

Uraian singkat masing-masing bab adalah sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan secara singkat profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara dan menjabarkan maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 ini.

2. BAB II PERENCANAAN KINERJA

Menjelaskan muatan rencana strategik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara untuk periode 2016-2021 dan rencana kinerja Tahun 2016. 3. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Menjelaskan analisis kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategik untuk Tahun 2016.

4. BAB IV PENUTUP

Menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2016 ini dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja dimasa datang.

(25)

PERENCANAAN KINERJA

Sebagai sebuah instansi sektor Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara mempunyai Rencana Strategik yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu untuk Tahun 2016-2021 dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana strategik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara mencakup visi, misi, tujuan, sasaran serta cara pencapaian tujuan dan sasaran tersebut akan diuraikan dalam bab ini, kemudian sasaran yang ingin dicapai dalam Tahun 2016 akan dijelaskan dalam rencana kinerja (performance plan) Tahun 2016.

A. RENCANA STRATEGIK

1. Pernyataan Visi dan Misi

Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah ditetapkan dengan mengacu pada Visi Pemerintah Kabupaten Luwu Utara yaitu “Luwu Utara yang Religius dengan Pembangunan yang Berkualitas dan Merata Berlandaskan Kearifan Lokal”, yang memuat makna :

Luwu Utara yang Religius : dapat dimaknakan sebagai masyarakat yang sangat memegang teguh, menjunjung tinggi tunduk dan patuh pada nilai-nilai agama. Pembangunan yang Berkualitas dan Merata : dapat diartikan sebagai tekad yang kuat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang semakin membaik dari waktu k waktu, pelayanan publik yang sanggup menjangkau seluruh warga, dn pembangunan yang lebih merata di seluruh wilayah kecamatan.

Berlandaskan Kearifan Lokal : lebih dimaksudkan sebagai penegasan bahwa pembangunan yang dilaksanakan di Kab. Luwu Utara senantiasa berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan dan kearifan yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Kab. Luwu Utara.

Berdasarkan visi tersebut, maka ditetapkanlah misi Bupati dan Wakil Bupati Luwu Utara yang terkait dengan Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Derah Kab. Luwu adalah misi ketujuh yaitu : Mewujudkan Ketertiban Umum dan

(26)

visidan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Luwu Utara sebagai berikut :

VISI Terwujudnya Penanggulangan Bencana yang Cepat,

Tanggap , Terpadu, Menyeluruh dan Berkeadilan

MISI

1. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan Menyeluruh 2. Membangun Sistem Penanggulangan Bencana yang

handal

3. Melindungi Kabupaten Luwu Utara dari ancaman bencana, melalui pengurangan Resiko Bencana

2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara

Tujuan dan sasaran pembangunan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara yang akan dicapai dalam 5 (lima) Tahun mendatang dirumuskan berdasarkan Visi dan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara Tahun 2016-2021.

2.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Mewujudkan Misi satu

Dalam mewujudkan Misi satu : Menyelenggarakan Penanggulangan Bencana Secara Terencana, Terpadu, Terkoordinasi dan Menyeluruh; maka tujuan dan sasaran pembangunan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara yang akan dicapai dalam 5 (lima) Tahun mendatang adalah sebagai berikut:

Tujuan :

 Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur pemerintah dan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana

Dengan sasaran :

 Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan aparatur dan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana

(27)

2.2. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Mewujudkan Misi Kedua

Dalam mewujudkan Misi Kedua : Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal; maka tujuan dan sasaran pembangunan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara yang akan dicapai dalam 5 (lima) Tahun mendatang adalah sebagai berikut:

Tujuan:

Peningkatan penanganan bencana serta peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana

Dengan sasaran :

 Tersedianya standar operasional penanggulangan bencana

 Terpenuhinya kebutuhan dasar korban bencana alam dan kebakaran 2.3. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Mewujudkan Misi Ketiga

Dalam mewujudkan Misi Ketiga: Melindungi kabupaten luwu utara dari ancaman bencana melalui pengurangan resiko bencana; maka tujuan dan sasaran pembangunan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara yang akan dicapai dalam 5 (lima) Tahun mendatang adalah sebagai berikut:

Tujuan :

Peningkatan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana Dengan sasaran :

 Meningkatnya Kawasan Pasca bencana yang direhabilitasi dan direkonstruksi

3. Tujuan, Sasaran Strategik dan Strategi Pencapaian

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara menetapkan tujuan Strategik berdasarkan Visi, Misi dan faktor-faktor kunci keberhasilan. Sasaran-sasaran Strategik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategik organisasi dirumuskan untuk masing-masing tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari misi dan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 1 (satu) sampai

(28)

depan yang dicapai dalam kurun waktu tertentu.

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan dicapai atau dihasilkan secara nyata dalam kurun waktu bulanan, semesteran atau tahunan. Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis Instansi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara.

Sesuai maksud di atas, ditetapkan tujuan dan sasaran Strategi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara termasuk cara untuk mencapai tujuan dan sasaran dimaksud adalah sebagai berikut :

Rencana Strategi (RENSTRA) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara ini disusun untuk periode tahun 2011-2015 dengan catatan dapat disempurnakan setiap periode 1 tahun. Hal ini dilakukan mengingat perubahan lingkungan strategi yang mungkin terjadi dan memberikan peluang munculnya pemikiran-pemikiran yang lebih maju yang belum terakomodasi secara eksplisit saat ini

B. RENCANA KINERJA TAHUN 2016

Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategik Badan Penanggulangan Bencana Daerah, telah disusun suatu Rencana Kinerja (performance plan) setiap tahunnya. Rencana Kinerja ini merupakan penjabaran target kinerja yang harus dicapai dalam satu tahun pelaksanaan. Target kinerja ini menunjukkan nilai kuantitatif yang melekat pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran strategik maupun tingkat kegiatan dan merupakan pembanding bagi proses pengukuran keberhasilan organisasi yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan.

Target ditetapkan untuk setiap indikator kinerja, baik untuk indikator tingkat sasaran maupun indikator kinerja (input, output dan outcome) yang ada ditingkat kegiatan. Ikhtisar rencana kinerja ditingkat sasaran beserta realisasinya pada Tahun 2015 dapat dilihat dalam lampiran.

1. Program

Sebagai tindak lanjut dari Indikator Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara yang ditetapkan berdasarkan Tujuan dan Sasaran pada RPJMD Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, ditetapkan rencana program dan

(29)

diantaranya adalah program pengentasan kemiskinan sebagai berikut : - Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Program Peningkatan Disiplin aparatur

- Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya aparatur

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

- Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan - Program Pengembangan Data/Informasi

- Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

- Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran - Program Perencanaan Pembangunan Daerah

- Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam - Program Pengendalian Banjir

2. Kegiatan dan Indikator Kinerja

Indikator Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara ditetapkan dengan mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Pemerintah Kabupaten Luwu Utara 2016-2021 yang menggambarkan target capaian kinerja per-tahun.

Dengan capaian kinerja per-tahun secara akumulatif akan memberi konstribusi terhadap capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dalam setiap tahun berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan utamanya pada aspek kebijakan dan program. Indikator Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara sebagaimana yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Luwu Utara dapat dilihat pada Tabel berikut :

(30)

INDIKATOR KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA

NO.

INDIKATOR

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN

2016 2017 2018 2019 2020 2021 1. Jumlah Korban Bencana yang

ditangani 12.129 KK 5.000 KK 12.000 KK 12.000 KK 12.000 KK 12.000 KK 2. Jumlah Waktu yang dibutuhkan dalam penanganan Tanggap Darurat

3 Hari 3 Hari 2 Hari 2 Hari 1 Hari 1 Hari

3. Jumlah Saraana dan Prasarana Penanggulangan Bencana 10 Jenis/ 35 Unit 10 Jenis/ 36 Unit 10 Jenis/ 41 Unit 10 Jenis/ 41 Unit 10 Jenis/ 51 Unit 10 Jenis/ 56 Unit 4. Jumlah Standar Operasional Prosedur Penanggulangan Bencana yang dibuat 60% 50% 40% 30% 20% 10% 5. Jumlah Kebutuhan Dasar Korban Bencana Alam yang dipenuhi

9 Jenis 10 Jenis 10 Jenis 10 Jenis 10 Jenis 10 Jenis

6. Jumlah Kawasan yang direhabilitasi dan direkonstruksi 20 Desa/ 25 KM 20 Desa/ 25 KM 20 Desa/ 25 KM 20 Desa/ 25 KM 20 Desa/ 25 KM 20 Desa/ 25 KM

(31)

AKUNTABILITAS KINERJA

Dalam dokumen Renstra BPBD 2016-2021 Pemerintah Kabupaten Luwu Utara Tahun, 2016 adalah tahun Pertama pelaksanaan Renstra dan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan penanggulangan Bencana daerah Kab. Luwu Utara. Pengukuran capaian kinerja tahun 2016 didasarkan dengan indikator kinerja masing-masing sasaran sesuai dengan Renstra SKPD berupa Outcome dan Output.

A. Capaian Kinerja Organisasi 3.1 Pengukuran Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran yang akan dikinerjakan adalah indikator masing-masing sasaran untuk setiap Misi yang ada dalam dokumen Renstra SKPD. Indikator sasaran tersebut berupa outcome dan Output yang merupakan indikator kinerja utama SKPD yang melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka mendukung pencapaian keberhasilan sasaran. Pencapaian kinerja IKU PBPBD Kabupaten Luwu Utara secara ringkas digambarkan sebagai berikut:

INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN (%)

Jumlah Korban Bencana yang

ditangani KK 12.129 15.784 130

Jumlah Waktu yang dibutuhkan dalam

penanganan Tanggap Darurat

Hari 3 3 100

Jumlah Sarana dan Prasarana

Penanggulangan Bencana Jenis/Unit 10/35 - 0 Ratio Penurunan Resiko

Bencana % 60 60 100

Jumlah Kebutuhan Dasar Korban Bencana Alam yang dipenuhi

Jenis 9 9 100

Jumlah Kawasan yang direhabilitasi dan direkonstruksi

Desa/KM 20/25 25/49 125/196 Pencapaian masing–masing Indikator sasaran dapat uraikan sebagai berikut :

(32)

Misi

1 Terencana,Terpadu, Terkoordinasi dan Menyeluruh Menyelenggarakan Penanggulangan Bencana Secara

Dalam mewujudkan misi tersebut maka pada tahun 2016 Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara menetapkan 2 Sasaran yang terdiri dari 2 Indikator Kinerja Utama. Setiap 1 sasaran terdiri dari 1 Indikator Kinerja Utama.

Capaian dari sasaran dan indikator kinerja utama tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Sasaran 1 : Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan aparatur dan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana

Analisis pencapaian Sasaran 1 : Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan aparatur dan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)

Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan aparatur dan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam penanganan bencana Hari 3 3 100

Rata – rata capaian kinerja 100

Berdasarkan indikator kinerja tersebut di atas yang mendukung sasaran strategis ini, telah memenuhi target kinerja yaitu dengan capaian 100 persen.

(33)

tahun terakhir.

Indikator Kinerja Capaian Kinerja

2015 2016

Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam penanganan

bencana 3 hari 3 hari

Jika dilihat capaian kinerja tahun ini dengan dengan tahun lalu, maka capaian kinerja indikator pada Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan aparatur dan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana ini tetap sama. Hal ini disebabkan Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam menangani bencana adalah bervariasi sesuai dengan jenis bencana yang terjadi. Seperti bencana kebakaran dan Angin puting Beliung dapat ditangani pada saat terjadi dalam

waktu 1 s.d. 2 hari, sedangkan bencana banjir dan longsor dapat ditangani 1 s.d. 3 hari tergantung tingkat dan volume korban yang terdampak bencana

dilapangan, disebabkan tim harus melakukan assessment di lokasi bencana sehingga dapat mempengaruhi ketepatan waktu dalam assessment dan penanganannya.

c. Perbandingan kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.

Indikator Kinerja Satuan

Kondisi kinerja target jangka menengah Rata-rata realisasi sampai dengan tahun ini Capaian (%)

Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam

penanganan bencana Hari 1 0,33 33 Jika melihat perbandingan rata-rata realisasi indikator kinerja sampai dengan tahun 2016 terhadap target kinerja jangka menengah yang terdapat dalam Renstra BPBD Kabupaten luwu utara, maka diharapkan setiap tahunnya dapat dicapai 100 persen.

(34)

kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.

Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan aparatur dan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja utama yaitu : Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam penanganan bencana Indikator Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam penanganan bencana terealisasi yaitu 3 hari dari target 3 hari maka dapat disimpulkan bahwa meskipun jenis bencana yang terjadi diluwu utara bervariasi namun dapat diusahakan penanganannya maksimal 3 hari setelah kejadian bencana. Hal ini dapat dicapai berkat adanya koordinasi antar instansi terkait yang semakin baik ditunjang dengan dibentuknya Tim Reaksi Cepat Penanggualnagn Bencana sejak Tahun 2013 lalu.

e. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya.

Anggaran yang direncanakan pada penetapan kinerja/ perjanjian kinerja tahun 2016 untuk pencapaian sasaran Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan aparatur dan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana adalah sebesar Rp. 2.173.366.510,- dari anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp. 2.158.135.050,- atau 99,29% dengan rata-rata capaian kinerja 96,14 %, sehingga terjadi efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp. 15.231.460,- atau 0,7%

f. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian sasaran Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan aparatur dan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana adalah sebanyak 2 program dan 4 kegiatan, yaitu: program Pengembangan Data/Informasi dengan 1 kegiatan, Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan dengan 3 kegiatan.

Sasaran 2 : Tersedianya sarana dan prasarana penanggulangan bencana

Analisis pencapaian Sasaran 2 : Tersedianya sarana dan prasarana penanggulangan bencana, dapat dijelaskan sebagai berikut :

(35)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) Tersedianya sarana dan prasarana penanggulangan bencana Jumlah sarana dan prasarana Penanggulangan Bencana Jenis/ Unit 10/35 - 0

Rata – rata capaian kinerja 0

Berdasarkan indikator kinerja tersebut di atas yang mendukung sasaran strategis ini, tidak memenuhi target kinerja yaitu dengan capaian 0 persen.

Untuk tahun 2016 pengadaan sarana dan prasarana penanggulan bencana tidak dianggarkan pada ABBD, namun BPBD tetap menetapkan target karena seperti tahun-tahun sebelumnya selalu mendapat bantuan peralatan dari BNPB. R.I. tetapi s.d. berakhirnya tahun anggaran 2016 BPBD Kab. Luwu Utara tidak masuk dalam daftar penerima bantuan peralatan dari BNPB. R.I. sehingga target yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai.

b. Perbandingan antara capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.

Indikator Kinerja Capaian Kinerja

2015 2016

Jumlah sarana dan prasarana Penanggulangan

Bencana /223 Unit 73 Jenis -

Jika dilihat capaian kinerja tahun ini dengan smpai dengan tahun lalu, maka capaian kinerja indikator Tersedianya sarana dan prasarana penanggulangan bencana ini tidak dapat direalisasikan. Namun dapat kami informasikan bahwa s.d. tahun 2015 jumlah sarana dan prasarana penanggulangan bencana yang dimiliki oleh BPBD Kab. Luwu Utara baik melalui APBD maupun bantuan dari BNPB sebanyak 73 Jenis 223 Unit.

(36)

yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.

Indikator Kinerja Satuan

Kondisi kinerja target jangka menengah Rata-rata realisasi sampai dengan tahun ini Capaian (%)

Jumlah sarana dan prasarana

Penanggulangan Bencana Jenis/ Unit 60/265 0 0 Jika melihat perbandingan rata-rata realisasi indikator kinerja sampai dengan tahun 2016 terhadap target kinerja jangka menengah yang terdapat dalam Renstra BPBD Kabupaten luwu utara, maka diharapkan mulai tahun 2017 target yang telah ditetapkan dapat sampai dengan 5 tahun kedepan dapat dipenuhi berdasarkan target yang telah ditetapkan dalam Renstra SKPD.

d. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.

Tersedianya sarana dan prasarana penanggulangan bencana terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja utama yaitu : Jumlah sarana dan prasarana Penanggulangan Bencana. Indikator Jumlah sarana dan prasarana Penanggulangan Bencana tidak dapat direalisasikan. Hali disebabkan pengadaan sarana dan prasarana

penanggulangan bencana tidak dianggarakan dalam APBD karena setiap tahunnya BPBD selalu mendapatkan bantuan peralatan dari BNPB. R.I. tetapi s.d.

berakhirnya tahun anggaran 2016 BPBD Kab. Luwu Utara tidak masuk dalam daftar penerima bantuan peralatan dari BNPB R.I.

e. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya

Anggaran yang direncanakan pada penetapan kinerja/ perjanjian kinerja tahun 2016 untuk pencapaian sasaran Tersedianya sarana dan prasarana penanggulangan bencana tidak ada sehingga tidak terjadi efisiensi anggaran sesuai yang diharapkan.

(37)

pencapaian pernyataan kinerja.

Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian sasaran Tersedianya sarana dan prasarana penanggulangan bencana untuk tahun 2016 tidak ada.

2. Capaian Kinerja Misi 2

Misi

2 Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal

Dalam mewujudkan misi tersebut maka pada tahun 2016 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara menetapkan 2 Sasaran yang terdiri dari 2 Indikator Kinerja Utama. Setiap 1 sasaran terdiri dari 1 Indikator Kinerja Utama. Capaian dari sasaran dan indikator kinerja utama tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Sasaran 1 : Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal

Analisis pencapaian Sasaran 1 : Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)

Tersedianya Standar Operasional Penanggulangan Bencana Ratio Penurunan Resiko Bencana % 60 60 100

Rata – rata capaian kinerja 100

Berdasarkan indikator kinerja tersebut di atas yang mendukung sasaran strategis ini, telah memenuhi target kinerja yaitu dengan capaian 100 persen.

Ratio Penurunan Resiko Bencana dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini disebabkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Luwu Utara memfokuskan seluruh kegiatan untuk pengurangan resiko bencana ditambah kapasitas sumberdaya manusia yang dimiliki sudah dapat memahami tugas dan pokok masing-masing.

(38)

yang siap siaga 24 jam, sehingga setiap terjadi bencana Tim TRC langsung turun kelapangan untuk meninjau dan melakukan assessment untuk kemudian dapat diketahui tindakan apa yang harus dilakukan tehadap dampak yang terjadi akibat bencana.

b. Perbandingan antara capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.

Indikator Kinerja Capaian Kinerja

2015 2016

Ratio Penurunan Resiko Bencana 70 60 Jika dilihat capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu, maka capaian kinerja indikator Tersedianya Standar Operasional Penanggulangan Bencana ini dapat direalisasikan. Ratio Penurunan Resiko Bencana dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan, hal ini disebabkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Luwu Utara memfokuskan seluruh kegiatan untuk pengurangan resiko

bencana ditambah kapasitas sumberdaya manusia yang dimiliki sudah dapat memahami tugas dan pokok masing-masing.

c. Perbandingan kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.

Indikator Kinerja Satuan

Kondisi kinerja target jangka menengah Rata-rata realisasi sampai dengan tahun ini Capaian (%)

Ratio Penurunan Resiko

Bencana % 10 10 100

Jika melihat perbandingan rata-rata realisasi indikator kinerja sampai dengan tahun 2016 terhadap target kinerja jangka menengah yang terdapat dalam Renstra BPBD Kabupaten luwu utara telah mencapai taget yang telah ditetapkan dan diharapkan sampai dengan 5 tahun kedepan Ratio Penurunan Resiko Bencana dapat diturunkan 10% setiap tahunnya.

(39)

kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.

Tersedianya Standar Operasional Penanggulangan Bencana terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja utama yaitu : Ratio Penurunan Resiko Bencana. Indikator Ratio Penurunan Resiko Bencana dapat direalisasikan 100%. Hal disebabkan Pada BPBD Kab. Luwu Utara terdapat Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana yang siap siaga 24 jam, sehingga setiap terjadi bencana Tim TRC langsung turun kelapangan untuk meninjau dan melakukan assessment untuk kemudian dapat diketahui tindakan apa yang harus dilakukan tehadap dampak yang terjadi akibat bencana dan juga didukung oleh sarana dan prasarana penanggulangan bencana yang telah dimiliki oleh BPBD Kab. Luwu Utara

e. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya

Anggaran yang direncanakan pada penetapan kinerja/ perjanjian kinerja tahun 2016 untuk pencapaian sasaran Tersedianya Standar Operasional Penanggulangan Bencana adalah sebesar Rp. 1.651.072.500,- dari anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp. 1.630.997.650,- atau 98,78% dengan rata-rata

capaian kinerja 98,38 %. Adapun Efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp. 20.174.850,- atau 1,22%

g. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian sasaran Tersedianya Standar Operasional Penanggulangan Bencana adalah sebanyak 4 program dan 5 kegiatan, yaitu: Program Pengembangan Data/Informasi dengan 1 kegiatan, Program Pelayanan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 1 kegiatan, Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan dengan 2 kegiatan dan Program Pengendalian Banjir 1 kegiatan.

Sasaran 2 : Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Korban Bencana Alam

Analisis pencapaian Sasaran 2 : Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Korban Bencana Alam, dapat dijelaskan sebagai berikut :

(40)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%) Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Korban Bencana Alam Jumlah Kebutuhan dasar korban bencana alam dan kebakaran yang dipenuhi Jenis 9 9 100

Rata – rata capaian kinerja 100

Berdasarkan indikator kinerja tersebut di atas yang mendukung sasaran strategis ini, telah memenuhi target kinerja yaitu dengan capaian 100 persen.

b. Perbandingan antara capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.

Indikator Kinerja Capaian Kinerja

2015 2016

Jumlah Kebutuhan dasar korban bencana alam dan

kebakaran yang dipenuhi 9 Jenis 9 jenis Jika dilihat capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu, maka capaian kinerja indikator Jumlah Kebutuhan dasar korban bencana alam dan kebakaran yang dipenuhi ini dapat direalisasikan. Adapun jenis kebutuhan dasar yang diberikan kepada korban bencana antara lain : Air Mineral, Mie Instan, Minyak Goreng, Gula Pasir, Kopi, Susu Kaleng, Teh, Selimut dan Sarung. Selain itu ada jenis bantuan yang bersumber dari BNPB berupa Tambahan Gizi, Lauk Pauk, Paket Kesehatan Keluarga, Perlengkapan Sekolah dan Tikar.

c. Perbandingan kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.

Indikator Kinerja Satuan

Kondisi kinerja target jangka menengah Rata-rata realisasi sampai dengan tahun ini Capaian (%)

Jumlah Kebutuhan dasar korban bencana alam dan

(41)

tahun 2016 terhadap target kinerja jangka menengah yang terdapat dalam Renstra BPBD Kabupaten luwu utara telah mencapai taget yang telah ditetapkan dan diharapkan sampai dengan 5 tahun target yang telah ditetapkan tetap dapat direalisasikan.

d. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.

Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Korban Bencana Alam terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja utama yaitu : Jumlah Kebutuhan dasar korban bencana alam dan kebakaran yang dipenuhi. Indikator Jumlah Kebutuhan dasar korban bencana alam dan kebakaran yang dipenuhi dapat direalisasikan 100%. Hal ini dapat dicapai berkat adanya ketersediaan alokasi anggaran pada APBD maupun Bantuan Dana Siap Pakai (DSP) dari BNPB R.I. Jakarta untuk Kab. Luwu Utara.

e. Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya

Anggaran yang direncanakan pada penetapan kinerja/ perjanjian kinerja tahun 2016 untuk pencapaian sasaran Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Korban Bencana Alam adalah sebesar Rp. 1.061.916.500,- dari anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp. 1.047.792.750,- atau 98,67% dengan rata-rata capaian kinerja 92,35 %. Adapun Efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp. 14.123.750,- atau 1,35%.

f. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian sasaran Terpenuhinya Kebutuhan Dasar Korban Bencana Alam adalah sebanyak 1 program dan 2 kegiatan, yaitu: Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam dengan 2 kegiatan.

(42)

Misi

3 Melindungi Kabupaten Luwu Utara dari ancaman bencana, melalui pengurangan Resiko Bencana

Dalam mewujudkan misi tersebut maka pada tahun 2016 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara menetapkan 1 Sasaran dan 1 Indikator Kinerja Utama. Capaian dari sasaran dan indikator kinerja utama tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Sasaran 1 : Meningkatnya Kawasan Pasca bencana yang direhabilitasi dan direkonstruks

Analisis pencapaian Sasaran 1 : Meningkatnya Kawasan Pasca bencana yang direhabilitasi dan direkonstruks, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)

Meningkatnya Kawasan Pasca bencana yang direhabilitasi dan direkonstruksi Jumlah Kawasan Pasca bencana yang direhabilitasi dan direkonstruksi Desa 20 25 125 KM 25 52,875 211,5

Rata – rata capaian kinerja 168,25

Berdasarkan indikator kinerja tersebut di atas yang mendukung sasaran strategis ini, telah berhasil melampauai target kinerja yaitu dengan capaian 160 persen. b. Perbandingan antara capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa

tahun terakhir.

Indikator Kinerja Capaian Kinerja

2015 2016

Jumlah Kawasan Pasca bencana yang direhabilitasi dan direkonstruksi

18 Desa 25 Desa 24,65 KM 52,875 KM Jika dilihat capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu, maka capaian kinerja indikator Jumlah Kawasan Pasca bencana yang direhabilitasi dan direkonstruksi

(43)

Jumlah Kawasan Pasca bencana yang direhabilitasi dan direkonstruksi Untuk tahun 2016 sebanyak 25 Desa 52,875 KM dengan rincian yaitu : Pembangunan Tanggul sepanjang 19,650 KM, Normalisasi Sungai aepanjang 25,050KM, Pembuatan Saluran Pembuang sepanjang 6,6 KM, Bronjong 575 M dan perbaikan jalan sepanjang 1 KM. Itu artinya melebihi dari target yang telah ditetapkan yaitu 20 Desa/25 KM. Penanganan kawasan pasca bencana yang direhabilitasi dan direkonstruksi dilakukan melalui pemberian bantuan material maupun bantuan BBM (Solar). Adapun penerima bantuan material maupun BBM. Dapat dilihat pada lampiran.

c. Perbandingan kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.

Indikator Kinerja Satuan

Kondisi kinerja target jangka menengah Rata-rata realisasi sampai dengan tahun ini Capaian (%)

Jumlah Kawasan Pasca bencana yang

direhabilitasi dan direkonstruksi

Desa 120 25 20,83

KM 24,65 52,875 35,25 Jika melihat perbandingan rata-rata realisasi indikator kinerja sampai dengan tahun 2016 terhadap target kinerja jangka menengah yang terdapat dalam Renstra BPBD Kabupaten luwu utara telah melampuai traget yang telah ditetapkan dan diharapkan sampai dengan 5 tahun kedepan tetap dapat direalisasikan berdasarkan target setiap tahunnya.

d. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.

Meningkatnya Kawasan Pasca bencana yang direhabilitasi dan direkonstruksi terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja utama yaitu : Jumlah kawasan pasca bencana yang direhabilitasi dan direkonstruksi dapat direalisasikan dan melebihi target yaitu 168,25%.

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan MPD berupa ijin kepada penyidik, penuntut umum, atau hakim untuk proses peradilan menimbulkan akibat hukum, yaitu memberikan hak dan kewajiban kepada penyidik, penuntut

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hardiman, Pollatsek, dan Weil pada tahun 1986 serta hasil penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Campione

Bagi institusi kesehatan khususnya pihak manajemen Rumah Sakit Jiwa Tampan, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk dapat meningkatkan kualitas perawat

dan dukungan Pemilik E5 Kurangnya SDM bank Syariah yang berkualitas E4 Kurangnya Direksi yang kapabel E8 Kurangnya aturan internal pendukung E1 Komitmen & dukungan

Dalam Undang-undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan syariah, pasal 1 ayat 22 menjelaskan bahwa deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang

Sedangkan dari hasil pengamatan peubah pertumbuhan vegetatif lainnya, ya- itu: jumlah daun (Tabel 2), luas daun (Tabel 3), indeks luas daun (Tabel 4), luas kanopi

Asisten Penerimaan dan Sortasi Bahan Baku bertugas untuk membantu Manager Factory dalam menangani seluruh kegiatan penerimaan dan sortasi bahan baku.. Mengatur jadwal penerimaan

Sesuai dengan Peraturan Bupati Maros Nomor 7 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah Badan