• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam pembentukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam pembentukan"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam pembentukan kepribadian anak. Sejak kecil anak sudah mendapat pendidikan dari kedua orang tuanya melalui keteladanan dan kebiasaan hidup sehari-hari dalam keluarga. Baik tidaknya keteladanan yang diberikan dan bagaimana kebiasaan hidup orang tua sehari-hari dalam keluarga akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Keteladanan dan kebiasaan yang ditampilkan orang tua dalam bersikap dan berperilaku tidak terlepas dari perhatian dan pengamatan anak. Meniru kebiasaan hidup orang tua adalah suatu hal yang sering anak lakukan, karena memang pada masa perkembangannya, anak selalu ingin menuruti apa yang orang tua lakukan.1

Dalam keluarga, orang tua bertanggung jawab memberikan pendidikan kepada anaknya dengan pendidikan yang baik berdasarkan nilai-nilai akhlak dan spiritual yang luhur.2 Mendidik untuk mempersiapkan anak agar mereka dapat mempergunakan tenaga dan bakatnya dengan baik, sehingga mencapai kehidupan sempurna di masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan mencakup pendidikan akal, kewarganegaraan, jasmaniyah, akhlak, dan kemasyarakatan.3

1

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak dalam Keluarga Sebuah Perspektif Pendidikan Islam (Jakarta: Rineka cipta), 24-25.

2

Ibid., 31. 3

Basuki dan Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam (Ponorogo:STAIN Po Press, 2007), 8.

(2)

Al-Qur’an mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan anak di dalam keluarga. Institusi keluarga dipandang sebagai gerbang awal dan paling urgen untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan agama pada anak. Untuk menunjukkan kepedulian itu dan urgensi sebagai institusi pendidikan, maka fungsi anak dalam keluarga digambarkan al-Qur’an secara variatif, tidak tunggal, dan penuh makna. Variasi fungsi ini menunjukkan betapa urgennya pendidikan agama bagi anak di dalam keluarga. Keluarga yang telah dikaruniai anak bertanggung jawab terhadap anak sebagai penerus generasi (dhurriyyat), generasi yang ditinggalkan tidak boleh menjadi generasi yang lemah (di’âfa). Disamping itu, kehadiran anak di dalam keluarga tidak pula boleh menjadi penyebab terganggunya orang tua dalam menjalankan ajaran agama. Nilai-nilai pendidikan agama yang diperoleh dalam keluarga merupakan basis dan filter terhadap nilai yang diperoleh di luar institusi keluarga. Penanaman nilai pendidikan agama ini merupakan fondasi yang sangat fundamental untuk mewujudkan masyarakat yang beradab.4 Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ayat 9:

|

·÷‚u‹ø9uρ šÏ%©!$# öθs9 (#θä.ts? ôÏΒ óΟÎγÏù=yz Zπ−ƒÍh‘èŒ $¸≈yèÅÊ (#θèù%s{ öΝÎγøŠn=tæ (#θà)−Gu‹ù=sù ©!$# (#θä9θà)u‹ø9uρ Z ωöθs% #´‰ƒÏ‰y™ ∩∪

Artinya:”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (QS.an-Nisa’: 9)

(3)

Dalam mentransformasikan sebuah nilai, al-Qur’an sering menampilkan sosok seorang tokoh sebagai teladan bagi umat Islam, seperti sosok Luqman yang menjadi pemimpin bijak bagi keluarga dan anak-anaknya.5 Luqman memulai nasehatnya dengan menekankan perlunya menghindari syirik atau menyekutukan Allah. Larangan ini sekaligus mengandung pengajaran tentang wujud dan keesaan Tuhan. Bahwa redaksi pesannya berbentuk larangan, jangan mempersekutukan Allah untuk menekan perlunya meninggalkan sesuatu yang buruk sebelum melaksanakan yang baik.6

Rangkaian ayat-ayat berbicara tentang Luqman dan nasihatnya yang diawali dengan anugerah hikmah kepada Luqman yang di ungkapkan dalam ayat 13 merupakan pembahasan kedua dari pembahasan surat Luqman yang masih terkait dengan pembahasan pertama, yaitu persoalan akidah. Pesan Luqman sendiri pada intinya adalah pesan akidah yang memiliki beberapa konsekuensi. Di antaranya berbakti kepada kedua orang tua sebagai bukti rasa syukur atas kasih sayang dan pengorbanan mereka merupakan tuntutan atas akidah yang benar kepada Allah swt. Senantiasa merasakan kehadiran dan pengawasan Allah dalam setiap langkah dan perbuatan merupakan aktualisasi dari keyakinan akan sifat Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Mendengar dan Maha Mengawasi. Serta menjalankan aktifitas amar ma’ruf dan nahi munkar yang disertai dengan sikap sabar dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan merupakan bukti

5 Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi (Ponorogo:STAIN Po Press, 2007), 111.

6 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Vol.11 (Jakarta: Lentera Hati,2003), 127.

(4)

kekuatan iman di dalam hati, hingga pada pesan untuk senantiasa bersikap tawadu’ dan tidak sombong, baik dalam bersikap maupun dalam berbicara. Semuanya tidak lepas dari ikatan dan tuntutan akidah yang benar.

Luqman adalah seorang budak hitam dari Habasyah. Keberadaannya sebagai orang kulit hitam tidak menurunkan nilai dirinya. Luqman berkulit hitam, namun putih hatinya, itulah sesungguhnya yang dicari. Ciri fisik Luqman yang lain adalah berbibir tebal, tapi dari kedua bibir tersebut justru menjadi sumber hikmah laksana kitab yang menyimpan lembaran-lembaran hikmah yang sangat banyak dan layak diikuti oleh semua orang tua tanpa terkecuali dalam menyelenggarakan pendidikan dalam keluarga.7

Dari pertimbangan tersebut di atas, maka sangat penting kiranya bagi kita untuk mengkaji lebih dalam surat Luqman yang telah memberikan dasar pendidikan anak dalam keluarga lewat seorang tokoh bernama Luqman al-Hakim. Tertarik dengan kenyataan inilah penulis meneliti dalam bentuk skripsi dengan judul “PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA PERSPEKTIF AL-QUR’AN SURAT LUQMAN “

B. Fokus Penelitian

Dengan melihat latar belakang masalah di atas, peneliti menentukan batasan penelitian yang di fokuskan pada Pendidikan Anak Dalam Keluarga yang didasarkan pada al-Qur’an Surat Luqman. Pembatasan masalah dalam penelitian

(5)

ini dikarenakan isi kandungan surat Luqman tidak hanya terbatas pada pendidikan anak dalam keluarga, tetapi juga membahas masalah-masalah lain yang tidak termasuk dalam area penelitian ini.

C. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan pokok masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep interaksi antara anak dan orang tua perspektif al-Qur’an surat Luqman?

2. Bagaimana metode pendidikan anak dalam keluarga perspektif al-Qur’an surat Luqman?

3. Bagaimana materi pengajaran anak perspektif al-Qur’an surat Luqman?

D. Tujuan Kajian

Adapun tujuan kajian yang hendak dilakukan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan bagaimana konsep interaksi antara anak dan orang tua perspektif al-Qur’an surat Luqman

2. Untuk menjelaskan bagaimana metode pendidikan anak dalam keluarga perspektif al-Qur’an surat Luqman

3. Untuk menjelaskan materi pengajaran anak dan cara mengajarkannya perspektif al-Qur’an surat Luqman

(6)

E. Manfaat Kajian 1. Secara teoritis

Kajian skripsi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan sekaligus dapat dijadikan sumbangan pemikiran yang memperluas wawasan tentang kajian pendidikan anak dalam keluarga perspektif al-Qur’an surat Luqman. Kaitannya dengan dunia pendidikan, penting artinya untuk menanamkan pendidikan dalam keluarga untuk mempersiapkan anak menghadapi masa depannya.

2. Secara praktis

Kajian skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orang tua untuk menumbuhkan kesadaran perlunya menanamkan pendidikan pada anak sejak dalam keluarga karena keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.

Bagi penulis, kajian skripsi ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan untuk mengemban tugas kependidikan di masa depan.

F. Telaah Pustaka

Di antara karya tulis yang telah membahas tentang Pendidikan Anak dalam Keluarga dan Pendidikan dalam Al-Qur’an antara lain:

Pertama, penelitian yang telah dilakukan oleh Mariyani dengan judul "Urgensi Keteladanan Orang Tua dalam Pembentukan Kepribadian Anak Usia

(7)

Remaja”.8 Dalam karya tulis ini dijelaskan mengenai perlunya memberikan keteladanan bagi orang tua agar anak mencapai keberhasilannya mempersiapkan dan membentuk moral keagamaan yang baik serta anak dapat tumbuh dan berkembang ketakwaannya kepada Allah Swt.

Kedua, penelitian yang telah dialkukan oleh Suyatno dengan judul “Perspektif al-Qur’an Tentang Jiwa Manusia dan Implikasinya Pada Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam”.9 Dalam karya tulis ini dijelaskan mengenai implikasi jiwa manusia menurut al-Qur’an pada metode pengajaran PAI terletak pada keharusan bagi pendidik untuk memilih metode yang tepat sesuai karaktetistik anak didiknya.

Ketiga, Penelitian yang telah dilakukan oleh Sholikhatun dengan judul “Asal-Usul Kejadian Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Nilai-Nilai Pendidikan yang Terkandung di Dalamnya”.10 Dalam karya tulis ini dijelaskan tentang nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam asal-usul kejadian manusia. Nilai-nilai tersebut adalah nilai etika sosial, nilai kebenaran ilmu dalam Islam, nilai estetika dan nilai agama.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Rofiq Muslimin dengan judul “ Konsep Metode Pendidikan Tauhid Nabi Ibrahim Dalam Surat Al-An’am Ayat

8

Mariyani, Urgensi Keteladanan Orang Tua dalam Pembentukan Kepribadian Anak Usia Remaja. (Skripsi STAIN Ponorogo, 2003 ).

9

Suyatno, Perspektif al-Qur’an Tentang Jiwa Manusia dan Implikasinya Pada Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam.( Skripsi STAIN Ponorogo, 2003 ).

10

Sholikhatun, Asal-Usul Kejadian Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Nilai-Nilai Pendidikan yang Terkandung di Dalamnya ( Skripsi STAIN Ponorogo, 2009 ).

(8)

76-79 (Pendapat Mufassir Tentang Pendidikan Tauhid Anak)”.11 Dalam karya tulis ini dijelaskan karakteristik pendidikan tauhid Nabi Ibrahim yang disampaikan dengan menggunakan kata-kata Matsal dan dengan kisah-kisah. Metode pendidikan tauhid yang diberikan Nabi Ibrahim dalam menyampaikan pendidikan kepada kaumnya adalah dengan cara bertahap, sindiran yang baik, serta menggunakan metode ceramah.

Penelitian yang pertama, membahas tentang pentingnya keteladanan orang tua dalam pembentukan moral serta keberhasilannya menjadi insan yang bertakwa kepada Allah Swt. Penelitian kedua, membahas tentang keharusan pendidik menggunakan metode yang tepat sesuai dengan karakteristik anak didiknya sehingga tjuan pembelajaran tercapai. Penelitian ketiga, menjelaskan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam asusul manusia menurut al-Qur’an yang berarti juga membantah teori evolusi dari Darwin. Penelitian yang keempat, menjelaskan tentang metode pendidikan tauhid untuk anak dalam surat al-An’am ayat 76-79. Bahwasanya pendidikan tauhid pada anak bisa diajarkan dengan cara bertahap, sindiran yang baik, serta dengan ceramah.

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwasanya belum ada karya tulis berupa skripsi yang mengangkat Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Al-Qur’an Surat Luqman.

11

Rofiq Muslimin, Konsep Metode Pendidikan Tauhid Nabi Ibrahim Dalam Surat Al-An’am Ayat 76-79 (Pendapat Mufassir Tentang Pendidikan Tauhid Anak) Skripsi STAIN Ponorogo, 2004.

(9)

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian pustaka (library research) atau kajian pustaka. Maksudnya adalah penelitian yang didasarkan pada data-data yang ada dalam perpustakaan.

Adapun pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan Tafsir Maudhu’i yakni membahas ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan. Semua ayat yang berkaitan dengan tema dihimpun. Kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai aspek yang terkait dengannya seperti asbabun nuzul, kosa kata dan lain sebagainya.12

Mohammad Nur Hakim menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh sebagaimana yang ditawarkan oleh al-Farmawi sebagai berikut:

a. Menghimpun ayat-ayat yang berkenaan dengan tema dalam satu surat. Dalam hal ini, adalah himpunan ayat dari surat Luqman berdasarkan tema yang akan di bahas.

b. Meneliti dengan cermat setiap kata atau kalimat yang ada khususnya yang menjadi fokus

c. Mengkaji isinya dari berbagai sudut pandang, dan berdasarkan pendapat para ahli baik yang klasik maupun yang kontemporer.13

12 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 151.

13

(10)

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan berasal dari berbagai literatur kepustakaan, majalah, koran, dan data-data lain yang mempunyai relevansi dengan masalah yang dibahas yaitu Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Al-Qur’an Surat Luqman. Data dalam penelitian ini akan menggunakan dua sumber data yaitu primer dan sekunder.

a. Sumber data primer adalah pokok yang berkaitan dengan penelitian ini ialah : Al-Qur’an Surat Luqman.

b. Sumber data sekunder adalah sumber-sumber dari buku-buku, kitab, dokumen, majalah yang berhubungan dengan Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Al-Qur’an Surat Luqman. Di antaranya:

1) Abdul Mustaqim. Menjadi Orang Tua Bijak Solusi Kreatif Menangani Pelbagai Masalah Pada Anak. Bandung: Al-Bayan PT Mizan Pustaka, 2005

2) Abdullah Al-Gamidi. Namanya Luqman Al-Hakim. Jogjakarta: DIVA Press, 2008

3) Abdullah Nasih Ulwan. Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, terj. Saifullah Kamalie et.al. Semarang: Asy-Syifa’, 1981

4) Ahmad Munir. Tafsir Tarbawi Mengungkap Pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2007

5) Ahmad Musthafa Al-Maraghi. Tafsir al-Maraghi, terj. Bahrun Abu Bakar et.al. Semarang: PT.Karya Toha Putra, 1992

(11)

6) Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994

7) M.Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an Vol.11. Jakarta: Lentera Hati, 2003

8) Maimunah Hasan. PAUD Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: DIVA Press, 2009

9) Nashruddin Baidan. Metodologi Penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005

10) Rohimin. Tafsir Tarbawi. Bengkulu: Nusa Media dan STAIN Bengkulu Press, 2008

11) Said Agil Husin Al-Munawar. Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani Dalam Sistem Pendidikan Islam. Ciputat: Ciputat Press, 2003

12) Syaiful Bahri Djamarah. Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta, 2004

13) Yunus Hanis Syam. Qur’anic Quotient Membangun Generasi Qur’ani Yang Mandiri. Yogyakarta: Progressif Books, 2006

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan :

(12)

a. Teknik Membaca (Literer)

Teknik membaca ialah penulis mengumpulkan data yang akan dianalisis dengan cara membaca literature (buku) yang ada relevansinya dengan penelitian.

b. Teknik Dokumenter

Teknik dokumenter ialah mengumpulkan data dari setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau sebuah lembaga untuk keperluan sebuah peristiwa.14 Dalam hal ini penulis mengumpulkan data penunjang melihat beberapa dokumen seperti jurnal, majalah dan lain sebagainya yang ada relevansinya dengan penelitian.

4. Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis pemikiran deduktif. Dengan deduksi kita berangkat dari pengetahuan bersifat umum dan dengan bertitik tolak pada pengetahuan yang umum kita hendak menilai suatu kejadian khusus.15Dalam hal ini penulis menganalisa pendapat para mufassir dalam menafsirkan surat Luqman, kemudian pendapatnya dihubungkan dengan teori-teori pendidikan anak dalam keluarga dari buku-buku penunjang.

14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta,2002), 206. 15 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi,2004), 47.

(13)

H. Sistematika Pembahasan

Agar lebih mudah dalam skripsi ini, maka penulis akan membagi lima bab dan beberapa sub bab yang secara garis besarnya dapat penulis gambarkan sebagai berikut.

Bab satu, merupakan pola dasar yang memberikan gambaran secara umum dari seluruh skripsi ini, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan kajian, manfaat kajian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab dua, berupa kajian teori tentang pendidikan anak dalam keluarga meliputi pengertian keluarga, pola interaksi anak dan orang tua dalam keluarga, metode pendidikan anak dalam keluarga dan materi pengajaran anak.

Bab tiga, berupa penyajian data yang meliputi konsep interaksi anak dan orang tua dalam keluarga, metode pendidikan anak dan materi pengajaran anak perspektif al-Qur’an surat Luqman.

Bab empat, merupakan analisa pembahasan konsep interaksi anak dan orang tua, metode pendidikan anak dan materi pengajaran anak perspektif al-Qur’an Surat Luqman.

Bab lima, berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis dan saran berhubungan dengan pendidikan anak dalam keluarga perspektif al-Qur’an surat Luqman.

(14)

BAB II

PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA PERSPEKTIF

AL-QUR’AN SURAT LUQMAN

A. Konsep Interaksi Anak dan Orang Tua Perspektif Al-Qur’an Surat Luqman Allah memerintahkan manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya dan berlaku lemah lembut kepadanya, serta menaati keduanya, selain dalam kemaksiatan kepada Allah, dan menjalin hubungan dengan keduanya, bahkan sekalipun keduanya kafir.16 Demikian ayat-ayat dari surat Luqman yang menjelaskan tentang konsep interaksi anak dan orang tua dalam keluarga.

a. Firman Allah dalam surat Luqman ayat 14:

$uΖøŠ¢¹uρuρ z≈|¡ΣM}$# ϵ÷ƒy‰Ï9≡uθÎ/ çµ÷Fn=uΗxq …絕Βé& $—Ζ÷δuρ 4’n?tã 9÷δuρ …çµè=≈|ÁÏùuρ ’Îû È÷tΒ%tæ Èβr& öà6ô©$# ’Í< y7÷ƒy‰Ï9≡uθÎ9uρ ¥’n<Î) 玍ÅÁyϑø9$#

∩⊇⊆∪

“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS.Luqman: 14)

16

Abdullah al-Ghamidi, Namanya Luqman al-Hakim,terj.Imam Khoiri (Yogyakarta: Diva Press, 2008), 138.

(15)

Ayat ini menggambarkan nuansa pengorbanan yang agung. Seorang ibu dengan tabiatnya harus menanggung beban yang lebih berat dan lebih kompleks. Namun, ia tetap menanggungnya dengan dengan senang hati dan cinta yang lebih dalam, lembut dan halus.17 Sebab-sebab diperintahkan berbuat baik kepada ibu antara lain karena ibu telah mengandung seorang anak sampai ia dilahirkan, selama masa mengandung itu ibu menahan dengan sabar penderitaan yang cukup berat, mulai pada bulan-bulan pertama, kemudian kandungan itu semakin lama semakin lemah, sampai ia melahirkan.

Kemudian Allah memerintahkan manusia agar selalu bersyukur menerima nikmat-nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada mereka setiap saat. Allah juga memerintahkan untuk bersyukur kepada ibu-bapak karena ibu-bapak itulah yang membesarkan, memelihara dan mendidik serta bertanggung jawab atas diri mereka, sejak dalam kandungan sampai pada saat mereka sanggup berdiri sendiri. Dengan perkataan lain dapat diungkapkan bahwa nikmat yang paling besar yang diterima oleh seorang manusia adalah nikmat dari Allah, kemudian nikmat yang diterima dari ibu

17 Sayyid Qutb, Tafsir Fi Dzilalil Qur’an terj. As’ad Yasin et. al. (Jakarta: Gema Insani, 2004), 174.

(16)

bapaknya. Itulah sebenarnya Allah Swt meletakkan kewajiban berbuat baik kepada kedua orang ibu bapak, sesudah kewajiban beribadat kepada-Nya.18

b. Firman Allah dalam surat Luqman ayat 15:

βÎ)uρ š‚#y‰yγ≈y_ #’n?tã βr& š‚͍ô±è@ ’Î1 $tΒ }§øŠs9 y7s9 ϵÎ/ ÖΝù=Ïæ Ÿξsù $yϑßγ÷èÏÜè? ( $yϑßγö6Ïm$|¹uρ ’Îû $u‹÷Ρ‘‰9$# $]ùρã÷ètΒ ( ôìÎ7¨?$#uρ Ÿ≅‹Î6y™ ôtΒ z>$tΡr& ¥’n<Î) 4 ¢ΟèO ¥’n<Î) öΝä3ãèÅ_ötΒ Νà6ã∞Îm;tΡé'sù $yϑÎ/ óΟçFΖä. tβθè=yϑ÷ès?

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali Ku, Kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”(QS.Luqman: 15)

Menurut suatu riwayat, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Sa’ad bin Abi Waqqas. Sehubungan dengan hal ini sahabat Sa’ad bin Abi Waqqas telah menceritakan, ketika aku masuk Islam, ibuku bersumpah bahwa ia tidak mau makan dan minum. Lalu pada hari pertama aku membujuknya supaya mau makan dan minum, akan tetapi ia menolak dan tetap pada pendiriannya. Pada hari yang kedua, aku membujuknya pula, tetapi masih tetap menolak. Sehingga hari ketiga aku membujuknya lagi, dan ia masih juga menolak, maka aku berkata, “Demi Allah seandainya engkau

18

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid 3 (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1988), 640-641.

(17)

mempunyai seratus nyawa niscaya semua itu akan keluar dan aku tidak akan meninggalkan agamaku ini”. Dan ketika ibuku melihat bahwasanya diriku benar-benar tidak mau mengikuti kehendaknya, akhirnya ia mau makan.19

Hubungan anak dan orang tua tidak selamanya harmonis, karena adanya perbedaan keyakinan atau perbedaan yang lainnya. Sewaktu-waktu orang tua akan memaksa anaknya untuk mengubah keyakinannya. Misalnya memaksa anaknya berbuat syirik, padahal perbuatan syirik merupakan dosa yang sangat besar.

Jika demikian, maka kita tidak wajib menaatinya, sebagaimana sikap Sa’ad bin Abi Waqqas ketika dipaksa ibunya untuk meninggalkan agama Islam. Namun cara menolaknya harus dengan cara yang sangat baik, sehingga tidak menyakiti hati orang tua. Misalnya dengan memberikan pengertian mana yang buruk dan mana yang baik, dengan dalil-dalil al-Qur’an dan as-Sunnah serta alasan yang rasional, sehingga memahami mengapa anaknya berpegang teguh pada keyakinannya.20

Wasiat bagi anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya muncul berulang-ulang dalam al-Qur’an yang mulia. Namun, wasiat orang tua tentang anaknya sangat sedikit. Kalaupun ada, kebanyakan dalam tema kasih

19Ahmad Musthafa al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi terj. Bahrun Abu Bakar et.al. (Semarang: Karya Toha Putra, 1992), 156.

20Sa’ad Abdul Wahid, Tafsir Al-Hidayah Ayat-Ayat Aqidah Jilid I (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2003), 113.

(18)

sayang. Karena fitrah itu sendiri telah menjamin pengasuhan orang tua terhadap anak-anaknya. Jadi fitrah selalu mendorong seseorang agar mengasuh generasi baru yang tumbuh untuk menjamin penerusan kehidupan manusia di bumi ini sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah.21 Diantaranya kewajiban ayah kepada anaknya memberi nasehat dan pelajaran, sehingga anak-anaknya itu dapat menempuh jalan yang benar, dan menjauhkan mereka dari kesesatan.

B. Metode Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Al-Qur’an Surat Luqman

Metode yang digunakan Luqman dalam menyampaikan pendidikan pada anaknya adalah dengan metode ma’uizah, metode yang penting dalam pendidikan, pembentukan keimanan, mempersiapkan moral, spiritual dan sosial anak. Sebab, nasehat dapat membukakan mata anak-anak pada hakekat sesuatu, mendorongnya menuju situasi luhur, dan menghiasinya dengan akhlak yang mulia serta membekalinya dengan prinsip Islam.22 Ayat al-Qur’an dalam surat Luqman yang menjelaskan metode ma’uizah adalah firman Allah dalam Surat Luqman ayat 13:

ø

ŒÎ)uρ tΑ$s% ß≈yϑø)ä9 ϵÏΖö/eω uθèδuρ …çµÝàÏètƒ ¢o_ç6≈tƒ Ÿω õ8Ύô³è@ «!$$Î/ ( āχÎ) x8÷ŽÅe³9$# íΟù=Ýàs9 ÒΟŠÏàtã ∩⊇⊂∪

21 Sayyid Qutb, Tafsir Fi Dzilalil Qur’an..., 174.

22 Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, terj. Saifullah Kamalie et.al.(Semarang: Asy-Syifa’, 1981), 64.

(19)

“Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Al-wa’zu adalah nasehat yang mengandung unsur targhib (memberikan kabar gembira) dan tarhib (memberikan ancaman). Nasehat mendorong kepada semangat, motivasi, dan dorongan untuk melakukan kebaikan, sementara penyebutan tentang konsekuensi itu menunjukkan peringatan sebuah akibat buruk.23 Penyebutan kata ini sesudah kata “ dia berkata” untuk memberi gambaran tentang bagaimana perkataan itu beliau sampaikan, yakni tidak membentak, tetapi penuh kasih sayang sebagaimana difahami dari panggilan mesranya kepada anak.24

Penyebutan dengan istilah “Yâ bunayya” berarti “anakku” bukan berarti bahwa anak itu masih kecil, namun ungkapan ini untuk menunjukkan ungkapan kasih sayang dan kelembutan kepada seorang anak. Di mata ayah, seorang anak selalu saja lebih kecil, lebih sedikit pengalamannya, dan selalu membutuhkan nasehat dari kedua orang tuanya.25 Kata ini juga menggambarkan pemungilan. Pemungilan tersebut mengisyaratkan kasih sayang. Dari sini kita

23 Ghamidi, Namanya Luqman...,111.

24 Shihab, Tafsir al-Misbah Vol 11..., 126-127. 25 Ghamidi, Namanya Luqman..., 112.

(20)

dapat berkata bahwa ayat di atas memberi isyarat bahwa mendidik hendaknya didasari oleh rasa kasih sayang kepada anak didik.26

Ma’uizah hendaknya disampaikan dengan baik sebab ia baru dapat mengenai sasaran bila ucapan yang disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan keteladanan dari yang menyampaikannya. Di sisi lain, karena ma’uizah biasanya bertujuan mencegah sasaran dari sesuatu yang kurang baik, dan ini dapat mengandung emosi, baik dari yang menyampaikan, lebih-lebih yang menerimanya, maka ma’uizah adalah sangat perlu untuk mengingatkan kebaikannya itu.27

C. Materi Pengajaran Anak Perspektif Al-Qur’an Surat Luqman 1. Larangan berbuat syirik

Berinteraksi dengan makhluk berdasar apa yang dianugerahkan Allah kepada mereka berupa kekuatan, kemampuan dan sebab-sebab lain tidak termasuk syirik. Tetapi, ketika kita meminta salah satu dari mereka sesuatu yang mereka tidak memiliki kemampuan, baik secara syara’ maupun kekuatan lainnya maka itu syirik.28 Di antara ayat al-Qur’an dalam surat Luqman yang menyebutkan larangan syirik adalah :

a. Firman Allah dalam surat Luqman ayat 13:

26 Shihab, Tafsir al-Misbah Vol 11..., 127. 27 Ibid Vol 7., 386-388.

(21)

ø

ŒÎ)uρ tΑ$s% ß≈yϑø)ä9 ϵÏΖö/eω uθèδuρ …çµÝàÏètƒ ¢o_ç6≈tƒ Ÿω õ8Ύô³è@ «!$$Î/ ( āχÎ) x8÷ŽÅe³9$# íΟù=Ýàs9 ÒΟŠÏàtã ∩⊇⊂∪

“Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(QS.Luqman: 13)

Luqman memulai nasehatnya dengan menekankan perlunya menghindari syirik atau mempersekutukan Allah. Larangan ini sekaligus mengandung pengajaran tentang wujud dan keesaan Allah. Bahwa redaksi pesannya berbentuk larangan, jangan mempersekutukan Allah untuk menekan perlunya meninggalkan sesuatu yang buruk sebelum melaksanakan yang baik.29

Luqman sangat sayang dan mencintai puteranya, karena itulah ia menasehatinya agar bertauhid kepada Allah dan meninggalkan perbuatan syirik, sebab syirik merupakan perbuatan dosa yang paling besar. Hikmah yang dikaruniakan kepadanya, diajarkan kepada puteranya. Luqman mengajak puteranya untuk membebaskan diri dari segala macam kemusyrikan, sebab kemusyrikan merupakan perbuatan dosa yang sangat berbahaya.30

29 Shihab, Tafsir al-Misbah Vol 11..., 127. 30 Wahid, Tafsir al-Hidayah..., 107-108.

(22)

Mempersekutukan Allah dikatakan kedzaliman, karena perbuatan itu berarti menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, yait menyamakan sesuatu yang melimpahkan nikmat dan karunia dengan sesuatu yang tidak sanggup memberikan nikmat dan karunia itu. Dalam hal ini menyamakan Allah Swt. sebagai sumber nikmat dan karunia dengan patung-patung yang tidak dapat berbuat sesuatupun. Dikatakan bahwa perbuatan itu adalah kezaliman yang besar, karena yang disamakan itu ialah Allah pencipta dan penguasa semesta alam, yang seharusnya semua makhluk mengabdi dan menghambakan diri kepada-Nya.31

Perbuatan syirik inilah yang pertama kali diberantas oleh Rasulullah saw. Maka ketika beliau berhasil merebut kembali kota Makkah, yang pertama kali diperintahkan adalah merobohkan dan menghancurkan semua berhala dan segala macam patung yang menjadi sesembahan orang musyrikin, yang ditempatkan di sekitar Ka’bah. Sebab sebenarnya syirik itulah kebatilan yang mengotori akidah.32

b. Firman Allah dalam surat Luqman ayat 20:

ó

Οs9r& (#÷ρts? ¨βr& ©!$# t¤‚y™ Νä3s9 $¨Β ’Îû ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# $tΒuρ ’Îû ÇÚö‘F{$# x3t7ó™r&uρ öΝä3ø‹n=tæ …çµyϑyèÏΡ ZοtÎγ≈sß ZπuΖÏÛ$t/uρ 3 zÏΒuρ Ĩ$¨Ζ9$# tΒ ãΑω≈pgä† †Îû «!$# ΎötóÎ/ 5Οù=Ïæ Ÿωuρ “W‰èδ Ÿωuρ 5=≈tGÏ. 9ŽÏΖ•Β 31

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid 3..., 635.

32

(23)

“Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah Telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan” (QS.Luqman: 20)

Ayat ini menerangkan bahwa orang kafir tidak dapat diharapkan lagi iman mereka, karena sangat ingkar dan fikiran mereka telah ditutupi oleh taklid buta kepada nenek moyang mereka, karena itu mereka tidak lagi menghiraukan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka. Dalam ayat ini juga diterangkan bahwa orang-orang musyrik itu tetap mengikuti agama nenek moyang mereka, walaupun orang-orang tua mereka itu tidak berpengetahuan dan tidak pernah mendapat petunjuk. Hal ini menunjukkan bahwa dalam hal kepercayaan, mereka tidak dapat lagi menggunakan akal pikiran, tetapi mereka telah diperbudak oleh hawa nafsu. Hawa nafsu yang demikian ini dihembuskan dan ditanamkan oleh setan ke dalam hati orang-kafir, sehingga mereka tidak akan dapat melihat kebenaran. Akibat dari tindakan mereka itu, ialah mereka akan terjerumus ke dalam azab neraka di akhirat nanti.33

Hal di atas dinilai masih berhubungan dengan nasehat Luqman. Beliau menasehati anaknya agar beribadah, tunduk dan patuh kepada

(24)

Allah, karena semua akan kembali kepada-Nya. Segala nikmat bersumber dari-Nya. Karena itu, seseorang tidak boleh angkuh dan sombong, tidak juga menyebut-nyebut kelebihan-kelebihan yang diperolehnya, karena Allah dapat saja mencabut darinya dan memberi kepada siapa saja yang dia hina dan dia lecehkan. Dia yang menundukkan dan menganugerahkan kepada kamu semua itu, berkuasa mencabut semua atau sebagian dari nikmat-nikmat itu. Karena itu janganlah angkuh, jangan juga melampaui batas, apalagi mempersekutukan Allah dan menyembah selain-Nya.34

c. Firman Allah dalam surat Luqman ayat 22:

tΒuρ öΝÎ=ó¡ç„ ÿ…çµyγô_uρ ’n<Î) «!$# uθèδuρ ÖÅ¡øtèΧ Ï‰s)sù y7|¡ôϑtGó™$# Íοuρöãèø9$$Î/ 4’s+øOâθø9$# 3 ’n<Î)uρ «!$# èπt7É)≈tã Í‘θãΒW{$# ∩⊄⊄∪

“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan Hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan” (QS.Luqman: 22)

Ayat ini merupakan perumpamaan keadaan seseorang yang beriman. Betapapun sulitnya keadaan, dia tidak akan jatuh binasa karena dia berpegang kukuh pada seutas tali yang juga amat kukuh. Demikian juga seorang mukmin yang terjerumus masuk ke dalam kesulitan. Memang dia

(25)

turun atau terjatuh, tetapi sebentar lagi dia akan ke atas membawa air kehidupan yang bermanfaat untuk dirinya dan orang lain.35

Demikianlah balasan bagi seorang mukmin yang menyembah kepada Allah, sedang ia dalam keadaan hina dan merendahkan diri di hadapan-Nya yang disertai dengan perbuatan baik dalam beramal, yaitu dengan mengerjakan ketaatan dan meninggalkan perbuatan maksiat dan munkar. Maka sesungguhnya berarti ia telah bergantung kepada sarana yang paling kuat yang dapat mengantarkannya kepada ridha Allah dan kecintaan-Nya serta pahala yang baik atas amal saleh yang dikerjakannya.36 Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa semua makhluk kembali kepada Allah saja. Karena itu, Dialah sendiri yang memberikan penghargaan yang baik kepada orang yang bertawakkal itu dengan memberikan pembalasan yang baik pula.37

d. Firman Allah dalam surat Luqman ayat 23-24:

tΒuρ txx. Ÿξsù šΡâ“øts† ÿ…çνãøä. 4 $uΖø‹s9Î) öΝßγãèÅ_ötΒ Νßγã∞Îm7t⊥ãΖsù $yϑÎ/ (#þθè=ÏΗxå 4 ¨βÎ) ©!$# 7ΛÎ=tæ ÏN#x‹Î/ Í‘ρ߉÷Á9$# ∩⊄⊂∪ öΝßγãèÏnFyϑçΡ Wξ‹Î=s% §ΝèO öΝè䔍sÜôÒtΡ 4’n<Î) >U#x‹tã 7áŠÎ=xî ∩⊄⊆∪

“Dan barangsiapa kafir Maka kekafirannya itu janganlah

menyedihkanmu. Hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu kami beritakan kepada mereka apa yang Telah mereka kerjakan. Sesungguhnya

35Ibid., 146.

36 Al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi jilid 21..., 170. 37 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya..., 652.

(26)

Allah Maha mengetahui segala isi hati.Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, Kemudian kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras” (QS.Luqman: 23-24)

Ayat di atas menjelaskan tentang orang kafir yaitu orang yang menutupi kebenaran dan keesaan Allah, tidak menyerahkan wajahnya kepada-Nya, maka sesungguhnya dia benar-benar tidak memiliki pegangan. Maka janganlah kamu sekalian bersedih atas kekafirannya, karena Allah lah yang akan memberi balasan setimpal atas kekafirannya. Pengetahuan-Nya menyangkut hal itu serupa dengan pengetahuan-Nya tentang amal-amal lahiriyah yang nampak di permukaan. Tidak perlu tergesa-gesa meminta dijatuhkannya hukuman atas mereka, karana Allah telah menyiapkan bagi mereka siksa yang keras.38

Ayat di atas juga merupakan hiburan bagi Nabi saw. dan para sahabat yang telah disedihkan oleh sikap dan tingkah laku orang-orang musyrik kepada mereka, seakan-akan ayat ini mengatakan : “Hai Nabi, janganlah engkau bersedih hati lantaran kekafiran mereka. Karena tugasmu hanya menyampaikan kepada mereka, bukan untuk menjadikan mereka beriman. Mereka semua akan kembali kepada Allah pada Allah pada hari kiamat, lalu dikabarkan kepada mereka segala yang pernah mereka perbuat selama hidup di dunia. Kami akan mengadakan penilaian terhadapnya dan

(27)

memberikan penilaian yang adil, karena Allah mengetahui semua yang terkandung di dalam hati manusia.39

Syirik merupakan pemutusan hubungan antara Allah dan hamba-Nya. Karena itu, tidak ada harapan bagi mereka untuk mendapatkan pengampunan-Nya. Apabila mereka meninggalkan dunia ini dalam keadaan musyrik dan terputus hubungannya dengan Allah, Tuhan Semesta Alam. Tidaklah seseorang mempersekutukan Allah dengan sesuatu dan tetap dalam kemusyrikan ini hingga meninggal dunia, sedang di hadapannya terbentang bukti-bukti tauhid di alam semesta dan di alam petunjuk yang dibawa Rasul. Sesungguhnya seseorang hanya berbuat demikian apabila jiwanya sudah rusak dan tidak dapat diperbaiki, atau menyelewengkan fitrahnya yang telah diberi kebebasan oleh Allah. Tidak ada yang berbuat demikian kecuali orang yang menjatuhkan dirinya ke tingkatan paling rendah, dan telah menyiapkan dirinya untuk hidup di dalam neraka.40

2. Selalu Taqwa Kepada Allah Swt.

Allah adalah al-Khabĭr, karena tidak tersembunyi bagi-Nya hal-hal yang sangat dalam dan yang disembunyikan, serta tidak terjadi sesuatu pun dalam kerajaan-Nya di bumi dan di langit kecuali diketahui-Nya.41 Untuk

39 Departemen Agama, al-Qur’an dan Tafsirnya..., 652-653. 40 Qutbh, Tafsir Fi Dzilalil Qur’an..., 385.

(28)

itulah kita harus senantiasa merasa dalam pengawasan-Nya. Di antara ayat-ayat al-Qur’an dalam surat Luqman yang membahas tentang hal tersebut adalah:

a. Firman Allah dalam surat Luqman ayat 16:

¢

o_ç6≈tƒ !$pκ¨ΞÎ) βÎ) à7s? tΑ$s)÷WÏΒ 7π¬6ym ôÏiΒ 5ΑyŠöyz ä3tFsù ’Îû >οt÷‚|¹ ÷ρr& ’Îû ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# ÷ρr& ’Îû ÇÚö‘F{$# ÏNù'tƒ $pκÍ5 ª!$# 4 ¨βÎ) ©!$# ì#‹ÏÜs9 ׎Î7yz

∩⊇∉∪

“Luqman berkata: "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui”.(QS.Luqman: 16)

Luqman mewasiatkan kepada anak-anaknya agar selalu waspada terhadap rayuan yang telah mengajak dan mempengaruhi manusia melakukan perbuatan dosa. Apa yang dilakukan manusia, sejak dari yang besar sampai yang sekecil-kecilnya, yang nampak dan yang tidak tampak, pasti diketahui Allah. Karena itu Allah pasti akan memberikan pembalasan yang setimpal dengan perbuatan manusia itu. Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu yang tidak ada sekalipun luput dari pengetahuan-Nya.42

(29)

Ketika menafsirkan Khardal, Muhammad Quraish Shihab mengutip penjelasan dalam Tafsir al-Muntakhab yang melukiskan biji tersebut. Di sana dinyatakan bahwa satu kilogram biji Khardal terdiri atas 913.000 butir. Dengan demikian, berat satu butir biji khardal hanya sekitar satu per seribu gram, atau 1mg, dan merupakan biji-bijian teringan yang diketahui ummat manusia sampai sekarang. Oleh karena itu, biji ini sering digunakan oleh al-Qur’an untuk menunjuk sesuatu yang sangat kecil dan halus.43

Kata takun disertai dengan fa’. Tambahan ini mamberikan fungsi penyatuan (ijtimâ’) yang memberikan makna berhubungan dan berurutan. Artinya, jika kesalahan itu sangat kecil dan tersembunyi di tempat yang tak terjangkau, seperti di relung-relung padang pasir, langit, atau perut bumi, semua itu tidak tersembunyi dari pengetahuan Allah. Niscaya Allah akan menghisab dan memberikan balasannya di hari kiamat.44

Pada akhirnya tidak keliru jika dikatakan bahwa Allah mempunyai sifat Lathĭf, karena Dia selalu menghendaki untuk makhluk-Nya, kemaslahatan dan kemudahan lagi menyiapkan sarana dan pra sarana guna kemudahan meraihnya. Dia yang bergegas menyingkirkan kegelisahan pada saat terjadinya cobaan, serta melimpahkan anugerah

43 Shihab, Tafsir al-Misbah Vol 11..., 134. 44 Ghamidi, Namanya Luqman..., 170.

(30)

sebelum terbetik dalam benak. Dalam konteks ayat ini, agaknya perintah berbuat baik, apalagi kepada orang tua yang berbeda agama, merupakan salah satu luthf Allah Swt. Karena betapapun perbedaan antara anak dan ibu bapak, pasti hubungan darah yang terjalin antara mereka tetap berbekas di hati masing-masing.45

b. Firman Allah dalam surat Luqman ayat 29:

ó

Οs9r& ts? ¨βr& ©!$# ßkÏ9θムŸ≅ø‹©9$# ’Îû Í‘$yγ¨Ψ9$# ßkÏ9θãƒuρ u‘$yγ¨Ψ9$# †Îû È≅øŠ©9$# t¤‚y™uρ }§ôϑ¤±9$# tyϑs)ø9$#uρ @≅ä. ü“̍øgs† #’n<Î) 9≅y_r& ‘wΚ|¡•Β āχr&uρ ©!$# $yϑÎ/ tβθè=yϑ÷ès? ׎Î7yz ∩⊄∪

“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS.Luqman: 29)

Kalimat ilâ ajalin musamman, selain bermakna ketentuan waktu perjalanannya di alam raya ini, dapat juga berarti bahwa perjalanannya seperti itu akan berlanjut hingga waktu yang ditentukan. Menjelang kiamat, matahari tidak akan terbit dari sebelah timur. Kecepatannya akan berkurang dan akan terjadi tabrakan dengan benda-benda angkasa lain,

(31)

sehingga tibalah waktu yang ditentukan Allah untuk kehancuran alam, lalu kebangkitan manusia dari kuburnya.46

Pada akhir ayat ini Allah Swt. menyatakan bahwa Dia mengetahui segala perbuatan hamba-Nya yang telah dikerjakannya, baik perbuatan baik, maupun perbuatan buruk. Tidak ada yang luput dari pengetahuan-Nya, karena itu Dia akan memberinya pembalasan yang adil.47

3. Perintah menegakkan shalat

Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap masalah shalat dan memerintahkan agar pemeluknya sungguh-sungguh mendirikannya. Sebaliknya, Islam memberikan peringatan yang keras kepada mereka yang meninggalkan shalat. Demikian tegasnya perintah ini karena shalat memiliki urgensi yang sangat tinggi dan mulia karena ia adalah rukun Islam yang paling mulia setelah syahadat.48

Dalam memelihara shalat dan melaksanakannya secara terus menerus, banyak sekali ayat al-Qur’an yang memerintahkan agar kita memelihara shalat di segala kondisi. Di antara ayat al-Qur’an dalam surat Luqman yang memerintahkan memelihara shalat adalah:

46 Ibid., 153-154.

47 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid 3..., 661-662. 48 Ghamidi, Namanya Luqman..., 179.

(32)

a. Firman Allah dalam surat Luqman ayat 17: ¢o_ç6≈tƒ ÉΟÏ%r& nο4θn=¢Á9$# öãΒù&uρ Å∃ρã÷èyϑø9$$Î/ tµ÷Ρ$#uρ Çtã ̍s3Ζßϑø9$# ÷ŽÉ9ô¹$#uρ 4’n?tã !$tΒ y7t/$|¹r& ( ¨βÎ) y7Ï9≡sŒ ôÏΒ ÇΠ÷“tã Í‘θãΒW{$#

∩⊇∠∪

“Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.(QS.Luqman: 17)

Setelah Luqman memerintahkan anaknya mengesakan Allah, hal wajib bagi setiap mukallaf, yang juga mengandung larangan berbuat syirik dan mengingatkan akan kesempurnaan ilmu dan kekuasaan Allah di mana tiada sesuatu pun di dunia ini yang tersembunyi bagi-Nya, kemudian Luqman memerintahkan anaknya agar mendirikan shalat sebagai ibadah yang sempurna.49

Shalat adalah tiang agama yang agung. Siapa yang mendirikan shalat berarti mendirikan agama dan yang meninggalkannya berarti meruntuhkan agama dan akan menderita kerugian, dunia dan akhirat. Shalat adalah amal perbuatan yang pertama kali akan dihisab di hari kiamat. Jika amalam shalat seseorang diterima, maka itu menjadi pertanda

(33)

bahwa hisabnya akan dijalani dengan mudah. Jika ditolak, maka hisab setelahnya akan berlangsung dengan berat dan sulit.50

Luqman juga memerintahkan untuk mengerjakan shalat dengan sempurna sesuai dengan cara yang diridhai. Karena di dalam shalat itu terkandung ridha Allah, sebab orang yang mengerjakannya berarti menghadap dan tunduk kepada-Nya. Di dalam shalat terkandung pula hikmah lainnya, yaitu dapat mencegah orang yang bersangkutan dari perbuatan keji dan mungkar. Maka apabila seseorang menunaikan shalat dengan sempurna, niscaya bersihlah jiwanya dan berserah diri pada-Nya, baik dalam keadaan suka maupun duka.51

b. Firman Allah dalam surat Luqman ayat 4-5:

tÏ%©!$# tβθßϑ‹É)ムnο4θn=¢Á9$# tβθè?÷σãƒuρ nο4θx.¨“9$# Νèδuρ ÍοtÅzFψ$$Î/ öΝèδ tβθãΖÏ%θム∩⊆∪ y7Í×‾≈s9'ρé&

4

’n?tã “W‰èδ ÏiΒ öΝÎγÎn/§‘ ( y7Í×‾≈s9'ρé&uρ ãΝèδ tβθßsÎ=øßϑø9$# ∩∈∪

“ (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat.Mereka Itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung” (QS.Luqman: 4-5)

50 Ibid., 179.

51

(34)

Ayat di atas menerangkan dari sifat-sifat para al-muhsinĭn yaitu orang-orang yang melaksanakan shalat secara bersinambung dan dengan baik serta benar sesuai dengan syarat-syarat, rukun dan sunnah-sunnahnya, yang menandai hubungan baiknya dengan Allah dan menunaikan zakat secara sempurna yakni menyisihkan sebagian dari harta benda mereka untuk disalurkan kepada siapapun yang butuh, sebagai pertanda keharmonisan interaksinya dengan masyarakat.52

Hidayah yang ada di sini adalah kesucian jiwa mereka, dan kesediaannya menampung kebenaran. Ini mengantar mereka sadar akan kelemahan mereka serta kebutuhannya akan bimbingan yang berada di luar diri mereka. Dari sini lahir kepercayaan tentang adanya wujud gaib yang dapat membantu, dan ini berakhir dengan keyakinan tentang wujud Allah Swt. serta bimbingan-Nya.53

c. Firman Allah dalam surat Luqman ayat 8-9:

¨

βÎ) šÏ%©!$# (#θãΖtΒ#u (#θè=Ïϑtãuρ ÏM≈ysÎ=≈¢Á9$# öΝçλm; àM≈¨Ζy_ ËΛÏè¨Ζ9$# ∩∇∪

tÏ$Î#≈yz

$pκŽÏù ( y‰ôãuρ «!$# $y)ym 4 uθèδuρ Ⓝ͓yèø9$# ãΛÅ6ptø:$#

∩∪

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka syurga-syurga yang penuh kenikmatan.. Kekal mereka

52

Shihab, Tafsir al-Misbah..., 111-112.

53

(35)

di dalamnya; sebagai janji Allah yang benar. dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS.Luqman: 8-9)

Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah Swt. membenarkan para Rasul yang diutus itu sebagai utusan Allah, baik yang terdapat dalam kitab-Nya, maupun yang disampaikan oleh Rasul, menghentikan semua yang dilarangnya, tidak mendengarkan bunyi-bunyian yang dapat merusak iman, mengurangi ketaatan dan membawa ke jalan yang menjurus kepada perbuatan jahat, maka bagi orang-orang itu disediakan surga yang penuh dengan kenikmatan.54

Sebagaimana kebiasaan al-Qur’an menggandengkan hal-hal yang serasi atau sama sekali bertolak belakang, maka di sini diutarakan janji ganjaran yang menanti manusia yang patuh kepada Allah Swt. Allah menjanjikan surga dengan segala kenikmatannya, di sana mereka tinggal dengan penuh kebahagiaan dalam keadaan kekal. Ini adalah janji Allah yang benar yang tidak mungkin dipungkiri-Nya sehingga pasti sesuai dengan kenyataan. Karena Allah yang menjanjikan itu adalah Maha Kaya dan Dialah Yang Maha Perkasa, sehingga tidak ada yang dapat menghalangi kehendak-Nya, lagi Maha Bijaksana dalam segala firman dan perbuatan-Nya.55

54

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid 3..., 627. 55 Shihab, Tafsir al-Misbah..., 117.

(36)

Tanda bukti iman yang paling tinggi ialah memelihara shalat lima waktu. Betapapun seseorang mengakui dirinya sebagai orang Islam, kalau shalat lima waktunya tidak terpelihara dengan baik, belumlah dapat dikatakan bahwa orang itu beriman. Sebab iman kepada Tuhan membawa akibat yang wajar bagi khusu’nya hati. Kalau seruan shalat tidak diperhatikan dan diperdulikan, tanda hati tidak khusyu’, tandanya iman tidak ada.56

4. Amar ma’ruf nahi munkar

Amar adalah satu jenis kata di mana bisa dibagi menjadi kata perintah (amr) dan larangan (nahy). Amr adalah pernyataan yang menuntut ketaatan orang yang diperintah. Nahy adalah pernyataan yang menuntut seseorang agar meninggalkan perbuatan. Ma’rūf adalah kata yang pengertiannya mencakup semua bentuk ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah dan memberikan kebaikan kepada sesama manusia. Munkar adalah lawan ma’rūf yakni semua yang dipandang buruk oleh syara’, diharamkan,atau dimakruhkan. 57 Firman Allah dalam surat Luqman ayat 17:

¢

o_ç6≈tƒ ÉΟÏ%r& nο4θn=¢Á9$# öãΒù&uρ Å∃ρã÷èyϑø9$$Î/ tµ÷Ρ$#uρ Çtã ̍s3Ζßϑø9$# ÷ŽÉ9ô¹$#uρ 4’n?tã !$tΒ y7t/$|¹r& ( ¨βÎ) y7Ï9≡sŒ ôÏΒ ÇΠ÷“tã Í‘θãΒW{$# ∩⊇∠∪

56 Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz II (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1983), 331.

57

(37)

“Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.(QS.Luqman:17)

Sesudah Luqman memerintahkan kepada anaknya untuk menyempurnakan dirinya demi memenuhi hak Allah yang dibebankan kepada dirinya, lalu dia memerintahkan kepada anaknya supaya menyempurnakan pula terhadap orang lain. Luqman memerintahkan kepada anaknya supaya menyuruh orang lain membersihkan dirinya sebatas kemampuannya supaya jiwanya menjadi suci dan demi mencapai keberuntungan. Luqman juga memerintahkan anaknya supaya mencegah orang lain dari semua perbuatan durhaka kepada Allah dan dari mengerjakan larangan-larangan-Nya yang membinasakan pelakunya.58

Menyuruh mengerjakan ma’rūf, mengandung pesan untuk mengerjakannya, karena tidaklah wajar menyuruh sebelum diri sendiri mengerjakannya. Demikian juga melarang kemungkaran, menuntut agar yang melarang terlebih dahulu mencegah dirinya. Itu agaknya yang menjadi sebab Luqman tidak memerintahkan anaknya melaksanakan ma’rūf dan menjauhi munkar, tetapi memerintahkan, menyuruh dan mencegah.59

Ayat tersebut mencakup tiga unsur: perintah menegakkan shalat, memerintahkan yang ma’rūf , nahy munkar, dan bersabar. Ketiga hal tersebut

58

Al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi Jilid 21..., 159.

59

(38)

telah mencakup kebahagiaan dunia dan akhirat sebab pada hakikatnya telah mencakup kesempurnaan, penyempurnaan, dan representasi seluruh kebaikan dan jalan kemuliaan. Kesempurnaan diri yang paling utama, selanjutnya penyempurnaan terhadap orang lain. Siapapun yang telah secara pribadi dapat menyempurnakan orang lain, maka ia telah mencapai derajat kemuliaan yang tinggi, dimana tidak seorang pun yang akan mampu meraihnya kecuali orang yang berbahagia karena mendapat pertolongan Allah.60

5. Pendidikan Akhlak

Islam datang untuk memberi kebahagiaan kepada manusia selama berpegang dan mengikuti ajaran-ajaran dan tuntunan-Nya, serta mengikuti petunjuk-Nya. Di antara ajaran Islam adalah ajaran akhlak yang mulia yang mengandung manfaat dan kemuliaan yang agung. Islam tidak hanya menganjurkan akhlak yang mulia, tetapi juga melarang akhlak yang tercela, memperingatkan agar jangan sampai terjerumus ke dalamnya, dan memerintahkan menjauhinya. 61Firman Allah dalam al-Qur’an surat Luqman 18 dan 19:

a. Firman Allah dalam surat Luqman ayat 18:

Ÿωuρ öÏiè|Áè? š‚£‰s{ Ĩ$¨Ζ=Ï9 Ÿωuρ Ä·ôϑs? ’Îû ÇÚö‘F{$# $—mttΒ ( ¨βÎ) ©!$# Ÿω =Ïtä† ¨≅ä. 5Α$tFøƒèΧ 9‘θã‚sù 60

Ghamidi, Namanya Luqman..., 251-252.

61

(39)

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai” (QS.Luqman: 18)

Ayat ini berkaitan dengan nasehat Luqman yang berkaitan dengan akhlak dan sopan santun berinteraksi dengan sesama manusia. Materi pelajaran akidah, beliau selingi dengan materi pelajaran akhlak, bukan saja agar peserta didik tidak jenuh dengan satu materi tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa ajaran akidah dan akhlak merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.62

Allah tidak mencintai orang yang sombong, karena orang yang sombong merasa mempunyai kelebihan dari orang lain, sehingga memandang orang lain lebih rendah, maka apabila melakukan kesalahan amat sulit diluruskan, dan tidak mau menerima nasehat.63

Sombong adalah sifat Sang Khaliq, sehingga tidak layak makhluk-Nya memilikinya. Jalan terbaik manusia adalah memahami hakikat diri dan hal-hal lain berdasar pengetahuannya, sehingga dia akan menyadari bahwa sesuatu yang dia sombongkan ternyata tidak kekal dan

62

Shihab, Tafsir al-Misbah..., 139.

63

(40)

mudah lenyap. Keadilan Allah berlaku bagi seluruh hamba-Nya dengan berbagai ukuran yang kadang tidak bisa kita pahami.64

b. Firman Allah dalam surat Luqman ayat 19:

ô

‰ÅÁø%$#uρ ’Îû šÍ‹ô±tΒ ôÙàÒøî$#uρ ÏΒ y7Ï?öθ|¹ 4 ¨βÎ) ts3Ρr& ÏN≡uθô¹F{$# ßNöθ|Ás9 ΎÏϑptø:$# ∩⊇∪

“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai” (QS.Luqman: 19) Ayat ini menerangkan hendaklah bersikap sederhana dalam berjalan, yakni tidak terlalu lambat dan juga tidak terlalu cepat, akan tetapi berjalanlah dengan wajar tanpa dibuat-buat dan juga tanpa pamer menonjolkan sikap rendah diri.65 Juga anjuran untuk lemah lembut dalam berbicara sehingga orang yang melihat merasa senang dan tenteram hatinya. Berbicara dengan sikap keras, angkuh dan sombong itu dilarang Allah karena pembicaraan yang semacam itu tidak enak didengar, menyakitkan hati dan telinga, seperti tidak enaknya suara keledai.66

Wasiat agar merendahkan suara adalah dalil yang jelas berupa dalamnya hikmah yang dimiliki orang yang memberikan wasiat. Sebab, siapa yang meninggikan suara, berarti telah dikuasai oleh rasa emosi. Dorongan emosionalnya lebih kuat daripada kendali rasional. Oleh karena itu, ketika seseorang meninggikan suara berarti ia sedang

64

Ghamidi, Namanya Luqman..., 255.

65

Al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi Jilid 21..., 162.

66

(41)

mengekspresikan fanatisme dan kekakuan. Sebaliknya, ketika dia berbicara dengan tenang berarti hatinya tenang, pikirannya terkendali, mampu berpikir rasional, dan memahami akibat yang timbul dari perbuatan yang dia lakukan.67 Luqman menasehati anaknya supaya berlaku sederhana, baik dalam berjalan, berbicara maupun dalam bersikap, sebab berlaku secara berlebihan menimbulkan kesan sombong. Sedangkan berlaku sederhana adalah bagian dari akhlak karimah yang harus dimiliki oleh setiap muslim.68

Demikian Luqman al-Hakim mengakhiri nasehat yang mencakup pokok-pokok tuntunan agama. Di sana ada akidah, syariat dan akhlak, tiga unsur ajaran al-Qur’an. Di sana ada akhlak terhadap Allah, terhadap pihak lain dan terhadap diri sendiri. Ada juga perintah moderasi yang merupakan ciri dari segala macam kebajikan, serta perintah bersabar, yang merupakan syarat mutlak meraih sukses, duniawi dan ukhrawi.69

67

Ghamidi, Namanya Luqman..., 281.

68

Wahid, Tafsir al-Hidayah..., 122.

69

(42)

BAB III

PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA

A. Pengertian Keluarga

Keluarga dimulai dari dua sosok manusia, yakni seorang suami dan seorang isteri. Mereka berdua merupakan batu permata bagi pembentukan sebuah mahligai keluarga. Mereka merupakan tanah tempat tumbuh, berkembang dan berbuah pohon keluarga. Kalau tanahnya bagus, tentu pohon yang disitu akan tumbuh, berkembang dan berbuah bagus pula.70

Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan hubungan sosial. Keluarga dalam dimensi hubungan darah merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan lainnya. Berdasarkan dimensi hubungan darah ini, keluarga dapat dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti. Sedangkan dalam dimensi sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya, walaupun di antara mereka tidak terdapat hubungan darah.71

Keluarga adalah sekolah tempat putra-putri bangsa belajar. Dari keluarga mereka dapat mengetahui sifat-sifat yang mulia seperti kesetiaan, rahmah, kasih

70 M.Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim (Yogyakarta: Pustaka

al-Kautsar, 2000), 95. 71

Moh.Shohib, Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. (Jakarta: Rineka Cipta,2000), 17.

(43)

sayang dan sebagainya. Dari kehidupan keluarga suami dan istri memperoleh sifat keberanian yang berasal dari pembelaan untuk melindungi keluarga. Dari unit kecil ini nantinya akan menjadi modal besar bagi keberlangsungan suatu bangsa dan masyarakat.72

B. Pola Interaksi Anak dan Orang Tua dalam Keluarga

Kehadiran keluarga sebagai komunitas masyarakat terkecil memiliki arti penting dan strategis dalam pembangunan komunitas masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu, kehidupan keluarga yang harmonis perlu dibangun di atas dasar sistem interaksi yang kondusif. Pendidikan dasar yang baik harus diberikan kepada anggota keluarga sedini mungkin dalam upaya memerankan fungsi pendidikan dalam keluarga, yaitu menumbuhkembangkan potensi laten anak, sebagai wahana untuk mentransfer nilai-nilai dan sebagai agen transformasi kebudayaan.73 Dengan demikian, untuk mengoptimalkan peran keluarga perlu diperhatikan adanya interaksi yang baik antara orang tua sebagai subyek pendidikan dan anak sebagai obyek pendidikan.

1. Interaksi antara Ayah, Ibu dan Anak

Orang tua yang baik adalah ayah ibu yang pandai menjadi sahabat sekaligus sebagai teladan bagi anaknya sendiri. Karena sikap bersahabat

72

Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi Mengungkap Pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan. (Ponorogo : STAIN Ponorogo Press,2007), 105.

73

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. (Jakarta:Rineka Cipta,2004), 49.

(44)

dengan anak mempunyai peranan besar dalam mempengaruhi jiwanya. Sebagai sahabat, tentu saja orang tua harus menyediakan waktu untuk anak. Menemani anak dalam suka dan duka, memilihkan teman yang baik untuk anak dan bukan memilih teman sesuka hatinya tanpa petunjuk bagaimana cara memilih teman yang baik.74

Perkembangan kepribadian anak yang positif dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah pola komunikasi orang tua terhadap anaknya. Bagaimana cara orang tua berkomunikasi dengan anaknya menentukan cara anak berkomunikasi dengan lingkungannya. Jika pola komunikasi orang tua buruk, maka dampak negatif akan dirasakan oleh anaknya. Di antaranya mendorong munculnya kepribadian antisosial dan minder pada anak.75

Keluarga sebagai satuan unit sosial terkecil merupakan lingkungan pendidikan yang paling utama dan pertama. Pendidikan yang diberikan orang tua seharusnya memberikan dasar bagi pendidikan, proses sosialisasi, dan kehidupan anak di masyarakat. Orang tua memegang peranan dalam membentuk sistem interaksi yang intim dan berlangsung lama yang ditandai oleh loyalitas pribadi, cinta kasih, dan hubungan yang penuh kasih sayang. Terbentuknya kepribadian dan kreativitas anak merupakan modal bagi

74 Djamarah, Pola Komunikasi..., 55.

75

Savitri Ramadhani, The Art of Positive Communicating Mengasah Potensi dan Kepribadian Pada Anak Melalui Komunikasi Positif (Yogyakarta: Bookmarks, 2008), 12.

(45)

penyesuaian diri anak dan lingkungannya serta memberikan dampak bagi kesejahteraan keluarga secara menyeluruh.76

2. Interaksi antara Ayah dan Anak

Seorang ayah dianggap sebagai kepala keluarga yang diharapkan mempunyai sifat-sifat kepemimpinan yang mantap. Sesuai dengan ajaran-ajaran tradisional, maka seorang pemimpin harus dapat memberikan teladan yang baik (ing ngarso sung tulodo), memberikan semangat sehingga pengikut itu kreatif (ing madyo mangun karso), dan membimbing (tut wuri handayani). Sebagai seorang pemimpin di rumah tangga, maka seorang ayah harus mengerti serta memahami kepentingan-kepentingan dari keluarga yang dipimpinnya.77

Secara tradisional ayah adalah sosok yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan materi anak, yakni menanggung pendidikan, memberi lingkungan yang baik dan lain-lain. Lewat ayah, anak belajar memahami konsep kerja keras dan keuletan. Ayah adalah peletak kebijakan, pengambil keputusan, sekaligus pemandu bagi anak-anak. 78

Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola kepemimpinan. Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola

76

Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini,(Yogyakarta: Diva Press, 2009), 24-25.

77

Djamarah, Pola Komunikasi...,58.

78

(46)

komunikasi bagaimana yang akan berproses dalam kehidupan yang membentuk hubungan-hubungan tersebut. Dalam konteks pendidikan dalam keluarga, maka pola kepemimpinan orang tua dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendidikan anak. Sebab ketiga tipe kepemimpinan orang tua tersebut sudah pasti akan melahirkan pola komunikasi yang berbeda sehingga suasana kehidupan keluarga yang terbentuk pun berlainan, dalam kenyataan di masyarakat menunjukkan bahwa dalam etnik keluarga tertentu, karena cara orang tua mendidik anak-anak mereka bermacam-macam, maka lahirlah anak-anak dengan karakteristik mereka masing-masing.79

3. Interaksi antara Ibu dan Anak

Asas pertama bagi kesehatan jiwa muncul dari hubungan yang hangat, kuat, dan selalu mengikat seorang anak dengan ibunya atau dengan orang lain yang menggantikan kedudukan sang ibu yang tidak bersifat sementara.80 Ketika sang ibu tidak mampu merespon sinyal anaknya dengan tepat, sehingga sang anak tidak mendapatkan apa yang dikehendakinya, anak pun menjadi sedih. Secara normal, interaksi antara anak dan ibu memang berubah-ubah antara seimbang dan tidak. Namun anak berusaha belajar untuk

79

Djamarah, Pola Komunikasi..., 69-70.

80

(47)

bagaimana mengirim sinyal yang lebih efektif pada ibunya, sehingga apa yang diinginkannya tercapai.81

Ibu adalah figur yang sangat dekat dengan anak-anaknya. Di samping lebih dekat dengan anak-anaknya, ibu juga lebih mengenal keadaan perkembangan, pertumbuhan dan masa puber mereka sebagai masa yang paling berbahaya bagi pertumbuhan jiwa dan akhlaknya. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain bagi kaum wanita selain senantiasa memperhatikan dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam sehingga mereka mengetahui tugas dan tanggung jawab yang diembannya, termasuk dalam hal mendidik anak di dalam keluarganya agar bukan menjadi anak yang lemah.82

C. Metode Pendidikan Anak dalam Keluarga

Dalam pendidikan, orang tua memegang peranan sebagai mediator antara anak dan masyarakatnya, antara anak dengan norma-norma kehidupan, antara anak dengan orang dewasa, dan tentunya visi orang tua masing-masing. Melalui pendidikan dalam keluarga, anak akan memenuhi sifat-sifat kemanusiaannya dan dan berkembang dari insting-insting biogenetik yang primitif untuk belajar terhadap respons-respoons yang diterimanya.83

81

Savitri Ramadhani, The Art of Positive Comunicating..., 14.

82

Rafi’udin, Peran Bunda Dalam Mendidik Buah Hati Mendidik Dengan Cara Islami. (Bandung: Media Istiqomah, 2006), 2-3.

83

(48)

Mengingat begitu pentingnya peran orang tua bagi anak, maka orang tua haruslah menerapkan pendidikan dalam keluarga dengan metode-metode pendidikan yang efektif bagi perkembangan kepribadian anak di masa depan. Metode-metode yang dianggap efektif dalam pendidikan anak adalah sebagai berikut :

1. Metode Keteladanan

Pendidikan dengan teladan berarti pendidikan dengan memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berfikir, dan sebagainya. Banyak ahli pendidikan yang berpendapat bahwa pendidikan dengan teladan merupakan metode yang paling berhasil.84Keteladanan orang tua merupakan prinsip utama dalam mengasuh anak secara efektif.85Fikiran dan keyakinan kita, dibarengi dengan tindakan-tindakan yang telah menjadi kebiasaan, adalah hal yang setiap hari kita hadirkan di hadapan anak-anak. Kita adalah model dan teladan yang mereka lihat.86

Orang tua sebagai teladan harus memperlihatkan contoh yang baik kepada anak-anaknya, maka anak akan melakukan perilaku baik dan begitu pula sebaliknya. Anak usia pra sekolah sangat membutuhkan keteladanan dari orang tuanya, sebab pada masa ini merupakan masa peniruan bagi anak untuk

84

Hasyim, Cara Mendidik Anak Dalam Islam..., 91.

85

Savitri Ramadhani, The Art of Positive Communicating..., 108.

86

John K. The Miracle of Mind Power for Children Keajaiban Kekuatan Fikiran Anak (Yogyakarta:Gara Ilmu, 2008), 36-37.

(49)

mencari sosok idola yang ia inginkan.87 Keteladanan yang baik memberikan pengaruh besar terhadap jiwa anak. Sebab, anak banyak meniru kedua orang tuanya. Bahkan keduanya bisa membentuk karakter anak. Rasulullah sendiri mendorong kedua orang tua agar menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka. Terutama berkenaan dengan akhlak kejujuran di dalam bergaul dengan anak-anak.88

2. Metode Pembiasaan

Dalam pembinaan sikap, metode pembiasaan sebenarnya cukup efektif. Inti pembiasaan adalah pengulangan. Secara sosiologis, perilaku seseorang tidak lebih dari hasil pembiasaan saja.89 Anak-anak yang dibiasakan bangun pagi, akan bangun pagi sebagai suatu kebiasaan. Orang yang biasa bersih akan memiliki sikap bersih, bersih hatinya, bersih juga fikirannya. Karena melihat inilah ahli-ahli pendidikan semuanya sepakat untuk membenarkan pembiasaan sebagai salah satu upaya pendidikan yang baik dalam pembentukan manusia dewasa.90

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak kebiasaan yang berlangsung otomatis dalam bertutur kata dan bertingkah laku.

87

Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak Usia Pra Sekolah Upaya Mengefektifkan Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Keluarga (Yogyakarta: Belukar, 2006), 33-34.

88

Muhammad Suwaid, Mendidik Anak Bersama Nabi Panduan Lengkap Pendidikan Anak Disertai Teladan Kehidupan Para Salaf Terj. Salafuddin Abu Sayyid. (Solo : Pustaka Arafah, 2006), 457.

89

Suprayogo, Pendidikan Berparadigma Al-Qur’an..., 7.

90

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), 144.

(50)

kebiasaan baik itu telah dilakukannya secara turun-temurun dari generasi satu ke generasi berikutnya.91

Pendidikan dengan membentuk kebiasaan harus dilakukan secara berulang-ulang dalam arti tidak jemu. Kebiasaan yang bersifat otomatis terutama sekali perlu dipupuk dan dibina oleh orang tua, pada saat masa kanak-kanak. Sedang kebiasaan dengan pengertian pemupukan dan pembinaannya harus dilakukan setelah anak-anak mampu memahami penjelasan, terutama pada masa remaja sampai memasuki usia dewasa. Para pendidik harus mampu memberikan pengertian bahwa hidup dengan kebiasaan yang baik memang akan bersifat rutin, namun demikianlah hidup yang penuh dengan peristiwa-peristiwa yang bersifat rutin, agar mampu menghindari kebosanan dalam melaksanakannya.92

3. Metode Dialog

Dialog adalah hubungan percakapan antara seorang anak dengan orang tuanya. Metode ini merupakan suatu keharusan bagi orang tua terhadap anak-anaknya sebab dengan metode ini akan terjadi percakapan yang dinamis, lebih mudah dipahami, lebih berkesan dan orang tuanya sendiri tahu sejauh mana tingkat perkembangan pemikiran dan sikap yang dimiliki anaknya. Banyak hal sebenarnya yang bisa didialogkan antara orang tua dan anak-anaknya dan

91

Hadari Nawawi, Pendidikan Dalam islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), 216.

92

Referensi

Dokumen terkait

Orang Kelantan, walau pun yang berkelulusan PhD dari universiti di Eropah (dengan biasiswa Kerajaan Persekutuan) dan menjawat jawatan tinggi di Kementerian atau di Institusi

bahwa dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

4&lt; ◆ ◆ Kagcbkbtj ugtuh Kagcbkbtj ugtuh kagcjlagtjejhbsj lbg kagcjlagtjejhbsj lbg karukushbg kbsbibo karukushbg kbsbibo tagtbgc fdyah 0 ljkagsj tagtbgc fdyah 0 ljkagsj ◆

- Pengalaman kerja diutamakan dibidangnya - Familiar dengan bidang pemasaran property - Memiliki kemampuan negosiasi/presentasi - Networking luas, berpenampilan menarik,

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan desain catalytic converter berbahan katalis kawat stainless steel berbentuk sarang laba-laba, mendapatkan performa emisi gas buang

Zat ini diklasifikasikan sebagai sama berbahayanya dengan debu mudah terbakar oleh Standar Komunikasi Bahaya OSHA 2012 Amerika Serikat (29 CFR 1910.1200) dan Peraturan Produk

JURUSAN FISIKA FMIPA UM Hari/ Tanggal Jam ke Mata Kuliah Off Kelas/.. Angkatan

Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai penyerap pada kromatografi lapis tipis, akan tetapi yang paling umum digunakan adalah silika gel (asam silikat),